Kelas: XII AK 2 Kutipan Novel: Kekalahan Kerajaan Malaka
Kutipan Novel Sejarah Struktur
Malaka merupakan salah satu pusat perdagangan rempah
di Asia yang sangat besar dan ramai. Kapal-kapal perdagangan dari Gujarat, Bengali, Persia, dan Negara lainnya berdatangan ke Malaka untuk berdagang. Hal tersebut menjadikan kerajaan Malaka semakin makmur dan berkembang. Namun, hal tersebut pula yang Orientasi menyebabkan negara lain tertarik dengan potensi yang dapat dihasilkan oleh jalur perdagangan Malaka. Salah satu negara yang tertarik adalah Portugis. Maka Portugis pun merencanakan dan melakukan ekspedisi laut menuju Malaka.
Kedatangan Portugis ke wilayah Malaka langsung
menimbulkan kecurigaan rakyat Malaka. Hal tersebut dikarenakan mereka datang berbondong-bondong atas nama negaranya, bukan atas nama perseorangan seperti Pengungkapan Peristiwa pedagang lainnya. Pedagang tidak mungkin membawa armada sebesar dan sekokoh itu untuk melakukan transaksi jual beli di tanah nusantara.
Kapal-kapal yang berdatangan pun bukan kapal
sembarangan apalagi kapal dagang. Kapal yang mereka bawa ke perwira Malaka merupakan kapal perang yang diperlengkapi dengan meriam-meriam besar yang siap untuk ditembakkan kapan saja.Armada Portugis yang datang pertama kalinya di perairan Malaka dipimpin Menuju Konflik oleh Diego Lopez de Sequcira. Mereka datang dengan alasan untuk berdagang ,bahkan pimpinan mereka pun datang meminta izin kepada Sultan Mahmud Syah. Namun permintaan tersebut ditolak karena rakyat dan Sultan Mahmud Syah telah mengetahui tujuan sebenarnya dari Portugis. Yakni, untuk menguasai jalur perdagangan di perairan Malaka. Akhirnya, rakyat Malaka yang curiga segera menyerang armada Portugis. Kemudian, serangan tersebut dijadikan alasan oleh Albuquerque, pemimpin pasukan Portugis, untuk mengadakan serangan balasan. Perang Puncak Konflik berlangsung dengan cukup lama, sangat dahsyat dan menelan banyak korban di kedua belah pihak.
Pertempuran demi pertempuran dilalui dan pada
akhirnya Kerajaan Malaka tidak mampu menahan serangan Portugis yang bertubi-tubi. Sayangnya kerajaan Resolusi dan rakyat Malaka tidak dapat berkutik karena harus menghadapi persenjataan Portugis yang jauh lebih modern.
Pada akhirnya Malaka berhasil ditaklukkan oleh Portugis
pada tahun 1511. Sultan Malaka terpaksa melarikan diri ke Pulau Bintan. Meskipun begitu, perlawanan rakyat Koda Malaka tidak berhenti disana saja. Perlawanan rakyat terus berjalan meskipun dalam skala kecil dan bersifat local saja.