“TAFSIR TARBAWI”
Disusun Oleh:
Kelompok 10
2021
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Bapak Ali Imron, S.Pd.I.,
M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini yang berjudul “Ayat
Tentang Media Pendidikan”. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan
kami bantuan baik berupa material maupun spiritual.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk dijadikan pedoman dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Harapan kami semoga makalah yang kami susun ini menjadi suatu ilmu
yang bermanfaat. Amin
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
I PENDAHULUAN............................................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................... 5
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 6
III PENUTUP.......................................................................................................12
Kesimpulan.................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunkan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru paling tidak
menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengeatahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pengajaran.
Alat / media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran
terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan, bahkan
adanya alat / media tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid
karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan media
pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran.
Media pembelajaran itu sendiri, sebenarnya sudah ada dan
diaplikasikan sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah adalah sosok pendidik
yang agung bagi umat manusia. Beliau dalam mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya media sebagai sarana
penyampaian materi ajarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pendidikan ?
4
2. Apa landasan media pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pendidikan
2. Untuk mengetahui landasan media pendidikan yang terdapat dalam Al-
Qur’an
5
PEMBAHASAN
BAB II
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3
6
teknologi pembelajaran memberikan penekanan pada tiga unsur utama; guru,
kapur, dan buku teks yang merupakan inti sari media pembelajaran.2
Media pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan dari beberapa
sumber saluran ke penerima pesan. Media pembelajaran meliputi berbagai
jenis, antara lain: pertama, media grafis atau media dua dimensi, seperti
gambar, foto, diagram. Kedua, media model solid atau media tiga dimensi,
diaroma, dan sebagainya. Ketiga, media proyeksi, seperti film, filmstrip, OHP.
Keempat, media informasi, computer, internet. Kelima, lingkungan.3
2
Muhammad Yaumi, Media & Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018),
hlm. 5
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), hlm. 235
7
peristiwa gagak.4 Peristiwa ini menjadi indikasi bahwa telah terjadi proses
pembelajaran yang menggunakan media belajar berupa fenomena alam,
dengan pengetahuan mengenali sifat, karakteristik dan perilaku alam.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sejak masa Nabi Adam
as (manusia pada saat awal kehadirannya) proses pembelajaran sudah
menggunakan media belajar yang telah sampai pada tahap praeksplorasi
fenomena alam, dengan pengetahuan mengenali sifat, karakteristik dan
perilaku alam.
4
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2012), hlm.97
8
kekuasaan-Nya. Dan dari situlah dapat diperoleh berbagai pengalaman
belajar.5
Pada ayat 191 mendefinisikan orang-orang yang mendalam
pemahamannya dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal,
orang-orang yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah,
hidayah dari apa yang telah diciptakan oleh Allah. Ia selalu mengingat
Allah (berdzikir) di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri,
duduk atau berbaring. Jadi dijelaskan dalam ayat ini bahwa ulul albab
yaitu orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus
mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan
kondisi.6
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah
Allah, sedangkan objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa
fenomena alam. Ini berarti pengenalan kepada Allah lebih banyak
didasarkan kepada kalbu, Sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan
akal, yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk
memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam
memikirkan Dzat Allah, karena itu dapat dipahami sabda Rasulullah Saw:
�뿰ِ ˴뿰d z˵ِ�˵ 뿰d 뿰d ��˵ � ˴ 뿰d ㌳뿰 �˵ 뿰 d 䘔
˴˵ � 䁐 - 㰍˴ ˶ 9˴ - ˴耀䁩 ˴ ˵ � 䁐 ِ 泀 䠘ِِ˶ 䠘뿰a 䠘뿰a �㰍
d˵�Τϟ�˵ -
Penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
terkadang malam terasa begitu panjang dan sebaliknya. Musim pun silih
berganti. Musim dingin, panas, gugur, dan semi. Demikian juga hujan dan
panas. Dari berbagai fenomena itulah kita diperintah untuk berpikir
mengenai berbagai gejala alam yang terjadi. Kemudian dari hasil berpikir
tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang
ada di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan.
5
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
hlm. 288
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 308
9
Rasulullah saw. ketika pertama kali menerima wahyu, beliau telah
diajarkan oleh Allah melalui malaikat Jibril mengenai strategi dan metode
pembelajaran, yang salah satunya dengan menggunakan alat atau media
belajar.
Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari makna
ini lahir beragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami,
meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca, baik teks tulis maupun
tidak tertulis. Ayat ini tidak menjelaskan obyek yang harus dibaca. Ini
berarti al-Qur’an menghendaki umat yang beriman kepadanya supaya
membaca seluruh fenomena alam ini, selama pembacaan tersebut
dilakukan “bismi Rabbik”, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan.
Obyek pembacaan bisa berupa alam semesta, tanda-tanda zaman, sejarah
maupun diri sendiri.7
Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa untuk mendapatkan
kecakapan membaca dan wawasan yang baru, maka perlu adanya strategi
atau metode khusus, yaitu proses pembacaan harus dilakukan secara
7
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudlu’l Atas Berbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1998), hlm. 433
10
berulang-ulang. Kontiunitas pembacaan haruslah tetap dalam kerangka
bismi Rabbik (Demikian pesan dari pernyataan Iqra’ wa Rabbuka al-
Akram). Selanjutnya diperoleh isyarat pula bahwa untuk memperoleh hasil
belajar/ ilmu dapat ditempuh melalui dua cara. Cara pertama yakni
pembelajaran dengan menggunakan alat atau media, dan cara kedua yakni
proses pembelajaran dengan tanpa menggunakan alat. Walaupun berbeda,
namun ke dua cara itu sama-sama bersumber dari Allah.
Telah dijelaskan pula dalam ayat ini bahwa Ϡ Ϙ (pena) adalah salah
satu alat atau media pembelajaraan, yang mana alat tersebut dapat
membantu manusia untuk memperoleh pengalaman belajar/ilmu. Lafadz
Ϡ Ϙ di sini tidak hanya dimaknai sebagai pena/pensil yang telah diketahui
manusia lain sebelumnya, akan tetapi juga termasuk dalam pengertian
berbagai alat tulis yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dalam konteks proses pembacaan dengan landasan “bismi Rabbik”,
maka landasan iman hendaknya dijadikan sebagai tumpuan utama. Dengan
begitu maka motivasi belajar akan selalu diniatkan karena mejalankan
perintah Allah (ikhlas) dan ilmu yang diperopleh senantiasa diorientasikan
kepada kemaslahatan mansia. Ilmu dan teknologi memberi banyak
manfaat dan menawarkan kenyamanan hidup, sedangkan iman
memberikan arah dan makna hidup. Perapaduan keduanya akan mengantar
manusia menempati predikat unggul, sebab hidupnya mendapat ridla Allah
dan senantiasa memberi manfaat pada orang lain.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraqi, Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir Al Maraqi Juz IV. Semarang: PT. Karya
Toha Putra
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Prenadamedia Group
13