Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
(UNPAM)
SK MENDIKNAS No. 136/D/0/2001
Jl. Surya kencana No. 1 Pamulang barat, Tangerang Selatan, Banten. Telp. (021) 7412566
Fax. (021) 7412491

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


TAHUN AKADEMIK 2020-2021

Mata Kuliah : HUKUM TATA NEGARA Hari/Tanggal :


Fakultas ./ Prodi : Ilmu Hukum Waktu : 90 menit
Semester : 2 (dua) Shift :
Dosen : SITI CHADIJAH, S.H.,M.H Ruang :
Sifat Ujian : Online

Petunjuk mengerjakan :

- Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!


- Pada tiap-tiap nomor minimal memberikan pendapat/analisa/kesimpulan sendiri (tidak hanya
copaste artikel atau sumber lainnya) minimal 175 kata
- Gunakan Times New Roman 12, spasi 1,15, dan ketentuan lainnya bebas asal format rapih

1. Apakah menurut anda di Indonesia hukum determinan (menentukan) atas politik atau
politik determinan atas hukum? Jelaskan dengan memberikan contoh konkritnya
2. Mengapa perlu upaya penguatan fungsi DPD (Dewan Perwakilan Daerah)?
3. Bagaimana harmonisasi hubungan KY (Komisi Yudisial) dan MA (Mahkamah Agung)
agar fungsi pengawasan lebih baik serta peradilan bersih akan tercipta?
4. Bagaimana pendapat anda terkait KY yang sudah tidak berwenang untuk mengawasi
Hakim Konstitusi?
5. Berdasarkan data pada Mahkamah Konstitusi (MK), sejak UU MD3 Tahun 2014
diundangkan hingga putusan terakhir MK pada Februari 2018, setidaknya ada 24
permohonan judicial review yang diajukan ke MK. Dari jumlah tersebut, ada yang
dikabulkan oleh MK, salah satunya sebagai berikut :
Perkara Nomor 76/PUU-XII/2014 yang diajukan oleh Supriyadi Widodo Eddyono dkk.
Ini terkait isu MKD, khususnya tentang pemanggilan anggota DPR yang harus
mendapatkan persetujuan tertulis Presiden dan tanpa harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari MKD, yang diatur dalam Pasal 224 Ayat (5), dan Pasal  245 Ayat (1).
Pasal tersebut dinyatakan oleh MK bertentangan dengan UUD 1945 serta tidak
mempunyai kekuatan mengikat.
Bagaimana pendapat saudara terkait Putusan MK yang tidak dijadikan
pertimbangan dalam perubahan UU MD3 tersebut?

6. “DPR berhak menjalankan fungsi pengawasan terhadap KPK. Namun, fungsi


pengawasan tersebut tidak dapat dilakukan melalui mekanisme hak angket dan tidak
terkait dengan proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan”.

Bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan di atas?

--------------------------------------------------GOOD LUCK-----------------------------------------------------------

“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan
menemui-Nya”. (QS Al-Insyiqaq : 6)
JAWABAN
1). Satjipto Rahardjo mengemukakan bahwa jika kita melihat hubungan antara politik dan
hukum, politik memiliki konsentrasi energi yang lebih besar ,sehingga hukum selalu berada pada
posisi yang lemah politik sangat menentukan pekerjaannya hukum maka dari itu politik dan
hukum berkesinambungan karena:

-hukum merupakan produk politik

-hukum merupakan suatu alat politik,dimana penguasa dapat mewujudkan kebijakannya.

-jika sudah menjadi hukum maka politik tunduk pada hukum.

Contoh;

- yaitu pada pasal 7 UUD 1945 menyatakan presiden dan wakil presiden memegang jabatan
selama 5 tahun, sesudahnya dapat dipilih dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa
jabatan,jika para elit politik bersatu maka pasal ini bisa diubah isinya,seperti beberapa waktu lalu
ada rumor presiden 3 periode,yang pastinya akan mengubah pasal 7 UUD 1945 ini.

-yang lainnya adalah peristiwa pencopotan pegawai kpk yang gagal dalam tes TWK,banyak dari
pegawai tersebut yang berdedikasi bagi bangsa ini,dan yang terbaru adalah pegawai yang di
pecat sedang mengusut kasus harun masiku yang katanya ada di Indonesia,karena mereka
dilepastugaskan sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan tugas tersebut,apan ini sebuah
konspirasi? Saya sendiri mempunyai pemikiran tersebut karena ketika di tanyai di acara tv mata
nazwa bahkan pemimpin dan wakil pemimpin kpk tersebut tidak mengetahui siapa yang
membuat soal TWK,apa isi soal dari TWK,dan atas perintah siapa.sehingga banyak karyawan
yang berdedikasi ini dipecat,atau mungkin ada ikut campur dari seseorang/oknum yang lebih
berkuasa sehingga kasus yang seharusnya bisa di usut tuntas seakan-akan menghilang dari bumi?

2).karena ada banyak banyak hal antara lain adalah, kewenangannya di bidang legislasi yang
hanya sebatas mengusulkan dan membahas akan tetapi tidak ikut dalam pengambilan
keputusan,dalam bidang pengawasan DPD hanya sebatas memberikan masukan kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan,tidak adanya ketentuan yang mengatur hak DPD untuk meminta
keterangan kepada pejabat negara,pejabat pemerintahan dan lainnya seperti yang diterima oleh
DPR,padahal DPD dipilih langsung oleh masyarakat yang seharusnya aspirasi masyarakat dapat
tersampaikan di rapat negara,padahal ekspektasi masyarakat sangat besar kepada DPD yang
merupakan wakil rakyat yang seharusnya paham apa yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini,
ini yang menyebabkan ekspektasi bahwa wakil rakyat tidak menyelsaikan tugasnya,padahal
dalam kenyataannya DPD kurang mempunyai kekuatan supaya aspirasi masyarakat di dengar
oleh pemerintah.
3). Agar fungsi pengawasan dan peradilannya lebih baik mahkamah agung dan komisi yudisial
sebaiknya melakukan pertemuan untuk membahas batasan-batsan tehnis yudisial dan perilaku
hakim agar tidak terjadi perbedaan tafsir terkait dengan kewenangan antara mahkamah agung
dan komisi yudisial, dalam pengawasan dan penegakan etika hakim. Agar terciptanya hubungan
yang harmonis antara mahkamah agung dan komisi yudisial sehingga dapat menjalannkan tugas
dan wewenangnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
keputusan bersama yang di buat oleh kedua lembaga tersebut. karena untuk saat ini masyarakat
masih kurang puas dengan kinerja hakim,karena masih adanya oknum yang menggunakan
kekuasaannya untuk membantu mengurangi masa tahanan kepada koruptor ataupun tersanggka
kasus karena diberikan sejumlah uang(di suap), yang menurut saya dan masyarakat Indonesia,
bahwa hakim tidak megerjakan tugas nya sesuai hukum.

4). Masih banyak perdebatan yang ada menyangkut masalah ini Karena hal ini dsapat kita lihat
dari dua pihak yang berbeda. jika kita lihat dari segi KY maka MK perlu diawasi supaya tidak
terjadi kasusu yang sama pada tahun 2013 silam dimana ketua mk saat itu yaitu akil mochtar
yang tertangkap menerima suap oleh pihak pihak yang berperkara dalam sengketa pemilihan
kepala daerah(PILKADA) gununng mas Kalimantan tengah, sehingga di butuhkan pengawas
agar hal seperti ini yang menyalahgunakan kekuasaan tidak terjadi lagi.

Disisi lain banyak pihak yang tidak ingin KY sebagai pengawas MK, dikarenakan jika MK
diawasi oleh KY maka kewenangan MK sebagai pemutus sengketa kewenangan lembaga negara
menjadi terganggu dan tidak dapat bersikap imprasial(tidak memihak/netral). Khususnya, jika
ada sengketa kewenangan antara KY dan lembaga lain.

5). permohonan provisi Pemohon ditolak dan permohonan pengujian formil Pemohon
tidak dapat diterima. Sementara uji materiil dikabulkan sebagian, di antaranya Pasal 71
huruf c, asal 166 ayat (2), Pasal 250 ayat (1), dan Pasal 277 ayat (1) UU 17/2014 beralasan
menurut hukum.

Maaf sebelumnya karena saya kurang memahami masalah ini,namun dari apa yang saya baca
mengenai masalah ini saya merasa apa yang di lakukan mk sudah benar, akan tetapi untuk
permohonan provisi dan pengujian formil yang di tolak pasti sudah banyak pertimbangan yang
dilkukan oleh mk sehingga mendapat kesimpulan tersebut,saya tidak berani banyak berkomentar
karena kurang paham.

6). . “DPR berhak menjalankan fungsi pengawasan terhadap KPK. Namun, fungsi
pengawasan tersebut tidak dapat dilakukan melalui mekanisme hak angket dan tidak
terkait dengan proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan”.

Saya tidak setuju dengan hal ini karena menurut saya hal ini akan melemahkan KPK walaupun
proses penytelidikan,penyidikan,dan penuntutan tidak diawasi oleh DPR. KPK dimata
masyarakat adalah sahabat yang sepak terjang dan kinerjanya disukai masyarakat,dan dibenci
oleh korbannya, dan sejauh yang kita tahu banyak korban kinerja KPK ini berasal dari DPR,jika
DPR memiliki hak untuk mengawasi KPK bisa-bisa KPK diubah secara perlahan tapi pasti
karena merupakan pedang bermata dua bagi DPR, dan saya takutkan adalah ketika KPK ingin
menanggkap petinggi DPR bisa terjadi penghilangan kasus, yang membuat KPK hanya sebagai
pedang untuk melawan tapi tidak bisa melawan pengawasnya.

Anda mungkin juga menyukai