Anda di halaman 1dari 16

PEMBENTUKAN PERADILAN yang urgent untuk dilakukan.

Banyak ahli
KHUSUS PEMILIHAN UMUM yang menyarankan agar Bawaslu
(PEMILU) DI INDONESIA ditransformasi menjadi Peradilan Pemilu,
Lara Rukmala namun banyak pula yang berpendapat
bahwa Bawaslu tetap pada posisinya.
PK Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Konsep peradilan khusus Pemilu yang
Universitas Lambung Mangkurat diterapkan oleh negara lain dapat menjadi
Banjarmasin referensi dalam merancang bagaimana
konsep Peradilan Pemilu yang ideal untuk
diterapkan di Indonesia.Kata Kunci:
ABSTRAK
Peradilan Khusus Pemilu, Bawaslu,
Tujuan dari penulisan skripsi ini ialah Pengawasan.
untuki meneliti bagaimanakah urgensi A. Latar Belakang Masalah
dibentuknya Peradilan Khusus Pemilu, Pemilihan Umum dalam negara
disamping telah banyaknya lembaga demokrasi, menjadi salah satu pilar yang
khusus yang bergerak dalam ranah pemilu. cukup penting dari proses akumulasi cita-
Jenis penelitian yang penulis gunakan cita masyarakat. Pemilu merupakan sebuah
ialah penelitian hukum normatif. tata cara berdemokrasi guna memilih siapa
Penelitian yang akan dilakukan dalam yang akan menjadi pimpinan. Pemilu
penulisan ini bersifat preskriptif, yaitu merupakan sebuah prosedur pergantian
penelitian yang bertujuan memberikan atau perputaran kekuasaan yang paling
masukan atas rencana tertentu. Tipe adil, apabila dibandingkan dengan cara-
penelitian menggunakan pendekatan cara yang lainnya. Maka tentu, Pemilu
istatutory approach, pendekatan koseptual, merupakan pilar yang utama dari sebuah
dan pendekatani perbandingan hukum. demokrasi.1
Hasil penelitian skripsi ini Pemilihan umum tersesbut
menjelaskan bahwa: Pertama, Melalui diselenggarakan oleh beberapa lembaga
Undang-Undang Pemilu, Bawaslu dimana salah satu lembaga yang
memiliki tugas dan kewenangan sebagai menjalankan fungsi pengawasan yakni
Pengawas seta sebagai Penyelesai Badan Pengaweas Pemilu atau biasa
pelanggaran dan sengketa/ adjudikasi disebut denganiBawaslu. iBawaslu sendiri
Pemilu. Dengan tugas dan kewenangan terbentuk bukan dalam satu atau dua
untuk mencegah sekaligus untuk tahun, jauh sebelum itu lahir lembaga
menyelesaikan, tentu tidak mencerminkan khusus pengawasan pemilu yang disebut
Asas Pemilu Profesional, karena penilaian dengan Paniitia Pengawas
Bawaslu pada saat mengawas tentu akan PelaksananiPemilu (PanwaslakiPemilu).
berpengaruh kepada putusannya saat Lalu bertransformasi menjadi Panitia
menjalankan fungsi peradilan. Dua iPengawas iPemilu (Panwaslu ) dan pada
kewenangan yang seharusnya dijalankan akhirnya menjadi Badan Pengawas
dua institusi akan mempengaruhi kinerja iPemilu (Bawaslu) yang dikenal dewasa
dan professionalitas Bawaslu dalam ini.
menjalankan tugas dan kewenangannya.
1
Kedua, Pembentukan peradilan khusus Nur Hidayat S. 2011. Restorasi Penyelenggaraan
Pemilihan Umum di Indonesia. Yogyakarta: Fajar
pemilu di Indonesia salah satu wacana Media Press, hlm. 1.

1
Peranan Bawaslu sebagai lembaga berpeluang memicu terjadinya konflik
pengawas saat ini dalam konteks tata cara kepentingan. Bawaslu sebagai pengawas
pengawasan dan tahapan penyelesaian Pemilu tentu memiliki penilaian tersendiri
pelanggaran serta sengketa Pemilu, dalam permasalahan yang terjadi sebelum,
Bawaslui mempunyai peranan yang begitu saat dan sesudah Pemilu. Namun di sisi
krusial karena memiliki kewenangan untuk lain Bawaslu juga berwenang mengadili
menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran kasus yang terjadi dalam proses Pemilu.
pada ipemilu (electoral malfunction) dan Tentu hal ini dapat mempengaruhi satu
sengketa prosses ipemilu (electoral sama lain antara peran sebagai pengawas
dispute). Sedangkan penyelesaian sengketa dan lembaga peradilan.n
hasil pemilui merupakan kewenangan yang Perselisihan yang terjadi dalam
dimiliki oleh MK. Saat memutus sengketa pemilui merupakan salah satu jenis dari
proses, keputusan iBawaslu bersifat final beberapa permasalahan yang akan terjadi
dan mengikat, kecuali untuk 3 (tiga) isu: dalam ipemilu. Pada tahun 2019, MK
verifikasi partai politik peserta ipemilu; menerima 470 sengketa perkara PHPU.
penetapan daftar calon tetap; dan Secara rinci, 215 permohonan PHPU
penetapan pasangan calon.2 diajukan pada tingkatan Pemilihan
Apabila diteliti dari kewenangan dan Legislatif DPRD Kab/Kotta, sebanyak 110
tugasnya, Bawaslu memiliki “Mahkota permohonan pada tingkat DPRD Prov,
Kembar” yakni sebagai lembaga pengawas sebanyak 71 permohonan pada tingkat
sekaligus sebagai lembaga yang DPR RI, sebanyak 11 kasus pada tingkat
menyelesaikan pelanggaran dan DPD, serta 1 permohonan pada tingkat
sengketa/adjudikasi ipemilu. Dalam hal ini pemilihan pres dan wapres. Terdapat
lembaga iBawaslu melakukan peran sebanyak 62 pemohonan PHPU yang tidak
seolah-olah sebagai penyidik, penuntut dapat teridentifikasi tingkat pemilihannya.
sekaligus sebagai hakim yang memutus Selanjutnya pada tahun 2014, MK
dengan melakukan proses adjudikasi. menerima permohonan sebanyak 767
Pencampuran kewenangan kuasi yudisial sengketa legislatif. 735 perkara diajukan
ini sangatlah rawan akan conflict of oleh parpol dan sebanyak 32 permohonan
interest, abuse of power serta subjektifitas diajukan calon anggota DPD. Apabila
dari Bawaslui karena memiliki peranan dibandingkan dengan kewenangan utama
ganda sebagai pengawas juga sebagai yang seharusnya dimiliki MK yaitu
pemutus pelanggaran/sengketa.3 menguji konstitusionalitas sebuah
Dikarenakan memiliki kewenangan iundang-ndang, maka dapat dikatakan
dan tugas yang idealnya dilaksanakan oleh kewenangan MK untuk memutus PHPU
dua institusi berbeda, yakni sebagai jauh lebih banyak dimohonkan.4
peangawas sekaligus sebagiai pemutus Sejauh ini, pengujian UU terhadap
pelanggaran dan sengketa Pemilu, maka UUD yang diterima MK berjumlah hanya
sebanyak 1523 permohonan semenjak
2
Mirza Satria Buana. “Menimbang Lembaga
Peradilan Khusus Pemilu: Studi Perbandingan
4
Hukum Tata Negara, dalam Prosiding Konferensi R. Fauzi Zuhri, Happy A. Suntrisno Putra,
Hukum Tata Negara (KHTN) Ke-5 (2018)” iAnwar Noris. Lembaga Penyelesaian Sengketa
https://linktr.ee/mirzabuana.lectures di akses 21 juli Pemilihan Umum Yang Ideal di Indonesia. Diversi
2020. Hlm. 87. Jurnal Hukum, Volome 6, Nomor 1, Tahun 2020.
3
Ibid, hlm. 88. hlm. 74-75.

2
2003-2019. Sehingga diketahui, C. Tujuani dan Kegunaani Penelitian
sebenarnya telah terjadi sebuah pergeseran 1. Untuki imengetahui model
fungsi, dimana kewenangan utama MK pengawasan sekaligus
kini ialah memutus PHPU dan bukan penyelesaian
menguji konstitusionalitas iundang- pelanggaran/sengketa di Bawaslu
undnag, karena meskipun pemilu telah sesuai dengan prinsip pemilu
dilaksanakan 5 tahun sekali, namun jumlah yakni professional.
perkara PHPU jauh lebih banyak apabila 2. Untuk mengetahui bagaimana
dibandingkan perkara lainnya.5 proyeksi ius constituendum
Salah satu bentuk dari solusi Bawaslu sebagai lembaga
permasalahan diatas ialah dengan penyelesaian pelanggaran dan
dibentuknya peradilan khusus pemilu sengketa pemilu.
dimana hal ini merupakan bagian dari
amanati beberapa putusan yang dikeuarkan Sedangkan kegunaan yang diharapkan
diantaranya:
oleh MK, salah satunya Putusan iMK
No.97/PUU-XI/2013, yang isinya agar 1. Bagi Masyarakat Luas
segera dibentuk sebuah Badan Peradilan Sebagai bahan informasi
Khusus iPemilu. Selanjutnya Putusan mengenaii kedudukan peradilan
tersebut termanifestasi dalam UU No. khusus pemilu dan penyelesaian
10/2016 Pasal 157 iayat (1). Untuk sengketa pemilu dalam peradilan
selanjutnya, yang secara eksplisit khusus pemillu di Indonesia.
dikatakan dalam iPasal 157 iayat (2), 2. Bagi Akademisi
bahwa peradilan khusus dibentuk sebelum Sebagai bahan pengetahuan dalam
dilaksanakannya Pemilihan 2024. meneliti mengenai kedudukan
Adapun urgensi dibentuknya peradilan peradiilan khusus pemilu dan
khusus ini yakni untuk memenuhi semua penyelesaian sengketa pemilu
tuntutaan perkembangan akan keadilan dalam peradillan khusus pemilu di
yang semakin lama semakin kompleks Indonesia.
sehingga mewujudkan integritas dengan 3. Bagi Mahasswa
menegakkan hukum pemilu; selanjutnya, Sebagai bahan informasi dan
untuk menangani segala perkara yang menambah ilmu hukum khususnya
terjadi yang berkaitan dengan pemilu kedudukan peradilan khusus
secara cepat dan sederhana. pemilu
B. Perumusan Masalah D. Metode Penelitian
1. Apakah model pengawasan Metode ipenelitian yang penulis
sekaligus penyelesaian gunakan adalah normatif atau
pelanggaran/sengketa di Bawaslu penelitian kepustakaan.
telah sesuai dengan prinsip pemilu
yakni professional? TINJAUAN PUSTAKA
2. Bagaimana proyeksi ius A. Lembaga Penyelenggara Pemilu
constituendum Bawaslu sebagai Pemilu yang merupakan
lembaga penyelesaian pelanggaran manifestasi kedaulatan rakyat,
dan sengketa pemilu? seyogyanya dapat membuat
5
Ibid. Hlm. 74-75 pemerintah dan seluruh masyarakat

3
bekerjasama dalam menciptakan dengan yang dimaksud konstitusi
pemilu yang sehat. Di sisi lain, demi mengejawantahkan tujuan dari
pemerintah telah mengamandatkan diadakannya Pemilu. Pasal 2 UU
proses Pemilu kepada lembaga- Pemilu menyatakan iPemilu
lembaga yang dibentuk dan diberikan dilaksanakan berdasarkan asas
tugas serta kewenangannya masing- LUBERJURDIL yang merupakan
masing. Lembaga-lembaga inilah yang singkatan dari Langsung, Umum,
menentukan pelaksanaan Pemilu Bebas, rRahasia, Jujur dan aAdil.
dijalankan sebagaimana mestinya. Selain itu, penyelenggara Pemilu
Berdasarkan UU No.7/2017 Pasal wajib melaksanakan Pemilu
1 angka 1, Pemilu adalah sarana berdasarkan prinsip-prinsip yang
kedaullatan rakyatt untuk memilih sebagaimana dimaksud, yakni:
anggota: DPR, DPD, Pres-Wapres, Mandirii; Jujur; aAdil; Berkepastian
dan untuk memilik anggota DPRD, Hukum; Tertiib; Terbuka;
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Proporsional; Profesioal; Akuntabel
Selanjutnya Pasal 1 angka 2 UU Efektif; serta Efesien.
pemilu menyatakan, pemilu Pengawasan demokrasi tentu
dilaksanakan oleh penyelenggaran tidak terlepas dari sumbangsih
Pemilu, yakni diantaranya: Komisi Pengawas Pemilu. Awal berdirinya
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Bawaslu dilatar-belakangi adanyaa
Pemilu, dan Dewan Kehormatan krisis kepercayaan pada pelaksanaan
Penyelenggara Pemilu. pemilu. Krisis kepercayaan inilah
Bawaslu merupaan lembaga yang mulai dikooptasi kekuatan rezim
pengawas, penyididk sekaligus penguasa sejak tahun 1971. Mulai
penuntut pada kasus muncul aspirasi dan komentar dari
pelanggaran/sengketa Pemilu. Hal masyrakat karena diduga banyak
inilah yang selanjutnya menjadi terjadi manipulasi yang dilakukan
permasalahan yang harus segera petugas. Krisis kepercayaan tersebut
ditemukan solusinya. berlanjut hingga Pemilu pada tahun
Tak dapat dibayangkan Pemilu 1977 dimana adanya kecurangan serta
tanpa adanya pengawas. Sulit pelanggaran yang jauh lebih masif.
terwujud Pemilu yang bersih, jujur, Kritik datang dari parpol PPP dan PDI
dan bermartabat. Dapat dilihat yang meminta pemerintah agar
sekarang, adanya pengawas pemilu meningkatkan kualitas pemilu 1982
saja, masih terjadi pelanggaran, dengan memperbaiki undang-udnang.7
apalagi tanpa Pengawas Pemilu. Jika Barulah pada 1982, pengawas
dilihat dari filosofinya, sebenarnya pemilu dibentuk dengan nama Panitia
pengawasan dilakukan agar Pengawas Pelaksanaan Pemilu
pelasanaan tahapan-tahapan Pemilu (Panwaslak Pemilu). Panwaslak
berjalan sesuai dengan sebagaimana merupakan penyempurna dan bagian
mestinya berdasarkan peruu-an.6 7
Reyn Gloria. 2020. Sekilas Sejarah Bawaslu Dari
Setiap pelaksanaan Pemilu harus Awal Terbentuk. Sumber;
mencerminkan prinsip-prinsip sesuai https://www.bawaslu.go.id/id/berita/sekilas-
sejarah-bawaslu-dari-awal-terbentuk. Diakses pada
6
Ibid, hlm. 231. tanggal 30/01/2021.

4
dari Lembaga Pemilihan Umum yang diharapkan dapat membuat arah
pada saat itu lembaga tersebut bagian Pemilu sesuai dengan peraturan dan
dari Kemendagri. Di era reformasi, tujuan utama dari Pemilu.
tuntutan penyelenggara pemilu Perjalananan Bawaslu menunjukkan
bersifat mandiri tanpa dibayangi posisi Bawaslu yang spesial dan
penguasa yang semakin kuat. menjadi sebuah lembaga yang dapat
Selanjutnya dibentyk lembaga meningkatkan kualitas pelaksanaan
penyelenggara pemilu bersifat Pemilu di Indonesia yang merupakan
independen dan disebut dengan KPU. salah satu wujud besar dari
Seiring nama yang berubah dari pelaksanaan demokrasi. Terobosan
Panwaslak ke Panwaslu menjadi baru terus dibuat pada pelaksanaan
Bawaslu, kantor lembaga pengawas Pemilu setiap periode, termasuk
demokrasi ini juga turut pindah. adanya wacana akan dibentuknya
Dalam buku Kepemimpinan Peradilan Khusus Pemilu, hal ini tidak
Pengawasan Pemilu Sebuah Sketa lain salah satu ikhtiar agar
karangan Nur Hidayat Sardini pelaksanaan Pemilu menjadi lebih
disebutkan, semula kantor Bawaslu baik lagi.
berada di Lantai 2 Gedung KPU, yang B. Keadilan Pemilu (Electoral Justice)
pindah ke Jln Proklamasi Jakarta, dan Konstitusi telah menjamin dalam
akhirnya di Jln MH. Thamrin No 14 UUD 1945 bahwa Setiap warga
Jakarta Pusat. Meskipun, Bawaslu negara Indonesia meiliki hak
pada tingkat daerah pembentukannya berpolitik yg mana berhak
masih merupakan kewenangan KPU.8 berpartisipasi dalam politik termasuk
Sampai pada keputusan MK atas hak untuk dipilih, memilih ataupun
judicial review, yang dilakukan oleh tidak memilih sama sekali. Salah satu
Bawaslu atas UU No.22 Tahun 2007, media yg dapat digunakan untuk
diputuskan kewenangan sepenuhnya menggunakan hak politik ialah dengan
pengawas pemilu menjadi milik berpartisipasi dalam proses
Bawaslu, begitu pula dalam hal pelaksanaan Pemilu.
rekruitment anggota pengawas pemilu. Apabila hak berpolitik setiap
Setelah 12 Tahun berdiri, lembaga ini warga negara tidak dapat dipenuhi,
mengalami banyak perkembangan maka diartikan warga negara tidak
khususnya dalam hal kewenangannya. mendapatkan keadilan. Dalam dunia
Hingga kini penguatan terhadap perpolitikan dikenal sebuah wadah
lembaga pengawas pemilu itupun untuk menaungi warga yang merasa
semakin terjadi, setidaknya Bawaslu hak politiknya tidak dipenuhi
hingga tingkat kab/kota telah berubah Melalui UU Nomor 12 Tahun
statusnya dari adhoc menjadi 2005 Tentang Pengesahan
permanen. 9
Internationali Covenanti Oni Civili
Dilihat dari jejak rekam and iPolitical Right, maka Negara
perjalanan Bawaslu dari masa kemasa beserta hukum internasional telah
tersebut yang terus diperkuat, melindungi hak berpartisipasi dalam
8 politik demi terciptanya keadilan
Ibid.
9
Ibid. dalam Pemilu (Electoral Justice).

5
Asal mula sebuah istilah keadilan sengketa. Maka penyelesaiannya harus
pemilu berasal dari judul buku efektif, efesien serta putusan yang
“Electoral Justice”. Prinsip keadilan dikeluarkan bbersifat finall dan
pemilu adalah menjamin kemurnian mengikat. Salah satu permasalahannya
hak politik warga. Keadilan dalam adalah, waktu penyelesaian sengketa
pemilu akan terwujud apabila harus diselesaikan dengan secepat-
mekanismenya mampu menjamin cepatnya karena harus mengikuti
kemurnian hak politik warga negara.10 tahapan Pemilu yang tetap berjalan.
Permasalahan yang terjadi pada Ketika terjadi permasalahan,
setiap tahapan Pemilu tidak dapat di maka sistem ikeadilan iPemilu harus
hindari dan selalu beragam setiap bisa menyelesaikan dan memulihkan
periodenya. Sistem keadilan pemilu kerugian yang dialami warga. Dalam
harus berjalan secara efektif dan perspektif HAM, keberadaan sistem
menunjukkan adanya independensi keadilan pemilu tidak hanya terbatas
serta imparsialitas guna mewujudkan untuk sekedar menyelesaikan sengketa
keeadilan, transpraransi, keseteraan dalam iPemilu saja, melainkan untuk
dan inklusiivitas. Selain itu keadilan melindungi hak politik warga.
pemilu juga menjamin dan menjaga Melainkan hak-hak sipil yang terkait
kemurnian hak pilih warga negara hak seperti kebebasan mengeluarkan
pilih, menjadi instrumen yang penting pendapat, kebebasan iberserikat, ihak
dalam menegakkan hukum dan atas iinformasi, atau hak untuk
menjamin agar pelaksanaan pemilu menyampaikan keluhan.12
sesuai dengan mekanisme hukum. Sistem keadilan pemilu dapat
Keadilan pemilu mencakup cara disebut sebagai instrumen penting
dan mekanisme yang tersedia pada dalam penegakkan hukum dan
suatu negara tertentu, komunitas lokal menjamin penerapan prinsip
atau tingkat regional atau internasional demokrasi melalui pelaksanaan
untuk menjamin setiap tindakan, Pemiluisebagaimana yang dicita-
prosedur dan keputusan pemilu sesuai. citakan.13
Paling penting ialah melindungi Sistem keadilan pemilu perlu
dan/atau memulihkan hak pilih. mengikuti norma dan nilai tertentu
Terakhir, keadilan pemilu harus agar proses pemilu dapat berkalan
membuka sebuah akses yang hak secara kredibel serta mempunyai
pilihnya dilanggar untuk mengajukan legitimasi yang kuat. Sistem keadilan
pengaduan, mengikuti persidangan pemilu harus berjalan secara efektif,
serta mendapatkan sebuah putusan.11 serta menunjukkan independensi dan
Meskipun pelaksanaan ipemilu imparsialitas guna mewujudkan
dilaksanakan setiap 5 tahun sekali
namun permaslahan yang terjadi
memiliki potensi menimbulkan sebuah 12
Fritz Edward Siregar. 2018. Menuju Peradilan
10
Ramlan Surbakti (“et. al”). Keadilan pemilu: Pemilu. Jakarta: Themis Publishing. Hlm. 66.
Ringkasan Buku Acuan International IDEA. 2011. 13
International IDEA Institute For Democracy And
Artikel Dalam “Jurnal Pemilu dan Demokrasi”. Electoral Assistance. (2006). Keadilan Pemilu:
Vol. hlm. 84. Ringkasan Buku Acuan International IDEA.
11
Ibid, hlm. 84. Jakarta: Indonesia Printer. Hlm. 5.

6
keadilan, transparansi, aksebilitas, pemiluu. Kehadiran Bawaslu
serta kesetaraan dan inklusivitas.14 berfungsi sebagai pengawasan dan
Hakim PTUN Irvan Mawardi, kontribusi penegakan hukum dalam
membeberkan sebanyak 4 indikator penyelenggaraan pemilu agar lebih
terpenuhinya keadilan dalam iPemilu profesional.
terutama pada proses penegakkan Keberadaan Bawaslu yang
hukum. Salah satunya ialah adanya berhasil dipertahankan dan diperkuat
kesetaraan bagi seluruh elemen yang dalam tatanan sejarah kepemiluan
terlibat. Indikator kedua, dapat sejatinya tidak menjadiikan Bawaslu
dirasakannya kepastian hukum dalam sebagai lembaga yang diandalkan
tiap tahap dan proses penyelesaian. sepenuhnya. Bahkan dengan adanya
Selanjutnya, imparsialitas wajib maksud memperkuat kedudukan
ditekankan ditengah sisstem pemilu yg Bawaslu malah menambah
semakin terbuka. Indikator terakhir permasalahan menjadi semakin
yaitu kontestasi yang bebas dan adil.15 kompleks.
Dalam hal ini keadilan pemilu Penguatan ikewenangan tersebut
melindungi dan menjamin tentu membuka kemungkinan akan
terpenuhinya hak berpolitik setiap memicu munculnya permasalahan jika
warna negara baik itu sebagai pihak dikaji lebih kompherensif. Masalah
yang memilih, pihak yang dipilih pertama mengenai dualisme fungsi
maupun setiap individu yang termasuk Pengawas Pemilu, yakni sebagai
kedalam perangkat atau institusi yang selain sebagai lembaga ipengawasan
bertugas melaksanaanPemilu. juga merangkap sebagai iperadilan.
Terpenuhinya prinsip Permasalahan selanjutnya, struktur
penyelenggaraan Pemilu serta kelembagaani dimana terdapat
bagaimana evaluasi dan terobosan multilisme dalam perkara pemilu,
pemerintah demi memperbaiki meliputi Bawaslu, PTUN, DKPP, dan
kualitas Pemilu dalam setiap MK. Problematika yang melingkupi
periodenya. tidak hanya sebatas kerancuan pada
masing-masing kewenangannya saja,
C. Konsep Peradilan Khusus Pemilu namun juga logika administrasi
Untuk mengawasi jalannya dengan KPU.16
pemilu, UU No.15 Tahun 2011 Hulu penyelesaian perkara
menetapkan Bawaslu sebagai lembaga Pemilu, kewenangannya secara
pengawas pemilu. Pembentukan iparsial diemban oleh dua lembaga
Bawaslu pada dasarnya merupakan yaitu Bawaslu dan MK. Lembaga-
jawaban ketika kelembagaan dan lembaga tersebut memiliki distribusi
birokrasi pemerintah tidak lagi efesien kewenangan berbeda yang berkaitan
dalam memenuhi kebutuhan dengan penyelesaian sengketa pemilu.
masyarakat dalam kaitannya dengan 16
Nurul Ula Ulya dan Fazal Akmal Musyarri.
14
Ibid. Evaluasi Yuridis Sistem Penyelesaian Sengketa
15
Cindy. Indikator Keadilan Pemilu Terpenuhi. Pemilihan Umum Dan Ius Constituendum
https://www.medcom.id/pilkada/news-pilkada/zNA Peradilan Khusus Pemilihan Umum. 2019. Artikel
YlqwN-indikator-keadilan-pemilu-terpenuhi, dalam “Jurnal Hukum Justitia Et Pax”. No. 35. Vol.
Diakses pada tanggal 28/01/2021. 35. Desember, hlm. 157.

7
Dimana iBawaslu menangani putusan Bawaslu justru tidak benar-
perselisihan proses ipemilu, dan MK benar bersifat final dan mengikat.
berwenang menyelesaikan PHPU.17 Karena apabila para pihak tidak
Pola yang digunakan saat ini menerima putusan Bawaslu, masih
cenderung memposisikan Bawaslu dimungkinkan “upaya hukum” dengan
sebagai lembaga peradilan tingkat mengajukan gugatan ke PTUN untuk
pertama dan MK sebagai lembaga perkara tertentu. Dari konstruksi
peradilan tingkat akhir. Padahal, tersebut terdaoat inkonsistensi sifat
kedua lembaga tersebut mempunyai putusan dari Bawaslu.20
kewenangan yang parsial dan hukum Untuk itu, kedepannya akan lebih
acara yang tentu beda, serta bukan baik jika dibuat peradilan khusus
bentuk struktural kelembagaan dalam pemilu, yang kewenangannya tidak
atap yang sama. Di dalam konteks hanya menyelesaikan sengketa
penyelesaian PHPU sebagai kewenangan penyelenggara pemilu,
kewenangan dari MK, yang menjadi akan tetapi menyelesaikan semua
objek perselisihannya ialah Keputusan perkara hukum, baik administratif,
KPU yang secara normatif bukan pidana maupun sengketa hasil yang
termasuk Keputusan TUN sehingga termasuk dalam semua tahapan-
tidak dapat diajukan dan diproses di tahapan penyelenggaraan pemilu.
PTUN. Konstitusionalitas Peranan Bawaslu sebagai
kewenangan menyelesaikan PHPU lembaga quasi peradilan pada
oleh MK sebatas pada poporsionalitas kenyataannya tidak menunjukan
perolehan hasil suara.18 efektivitas dalam penyelesaian
Bawaslu bukan lembaga peradilan sengketa pemilu. Diperlukan evaluasi
atau lembaga yang memiliki dan rekonstruksi menyeluruh terhadao
kewenangan quasi yudisial. Tak peran Bawaslu dalam
jarang putusannya tidak dipatuhi oleh penyelenggaraan Pemilu yang
pihak yang bersengketa. Peran demokratis. 21

Bawaslu terhalang dengan adanya Peradilan khusus pemilu tidak


konstelasi politik serta kewenangan hanya diberikan tugas untuk
lembaga dari Bawaslu yang perlu menyelenggarakan dan mengurus
diperkuat sehingga terkesan proses pemilu, namun juga menangani
putusannya rekomendasi semata serta gugatan dan mengeluarkan putusan
peranannya tidak lebih seperti wasit, akhir. Penerapan model dseperti ini
pelapor ataupun sekedar tukang pos harus dipertimbangkan secara matang
dari aduan-aduan yang dimohonkan karena adanya arisiko penyalahgunaan
oleh masyarakat.19 wewenang, terutama apabila
Pasal 469 undang-undang a qou keputusan yang dibuat tidak dapat
tegas menyatakan bahwa sifatnya dibanding. Kemungkinan
adalah final imengikat. Meskipun penyalahgunaan wewenang akan lebih
putusan merupakan hasil adjudikasi, besar jika hanya ada satu lembaga
17
otoritas yang ditunjuk untuk
Ibid, hlm. 157.
18
Ibid, hlm. 158. 20
Ibid, hlm. 162.
19
Ibid, hlm. 159. 21
Fritz Edward Siregar. Op.cit., hlm 64

8
menyelenggarakan Pemilu sekaligus warga yang merasa tidak mendapatkan
menyelesaikan sengketa yang muncul keadilan atas hak politiknya. Tugas
dalam pemilu; dalam hal ini dan kewenangan Bawaslu yang
penyelenggara pemilu bertindak sebenarnya menutup celah-celah yang
sebagai hakim bagi pihak yang berpotensi menimbulkan atau
bersengketa.22 menyelesaikan permasalahan tersebut.
Yang menjadi perhatian Bawaslui sebagai yang mengawas
selanjutnya ialah DKPP dimana tugas dan menyelesaikan pelanggaran
dan wewenangnya berkaitan dengan sengketa/adjudikasi iPemilu,
pejabat penyelenggara pemilu baik berdampak pada kewenagannya yang
KPU maupun Bawaslu, objek yang menjadikan Bawaslu dijuluki
menjadi wewenang DKPP hanya memiliki “Mahkota Kembar”. Tugas
terbatas pada perilaku petugas dan kewenangan tersebut idealnya
pennyelenggara pemilu. Biasanya dilaksanakan oleh institusi yagn
perkara yang ditangani DKPP ialah berbeda. Penulis menilai bahwa
pelanggaran etika oleh petugas Bawaslu telah keluar dari koridornya.
penyelenggara pemilu. Dengan adanya Sesuai dengan namanya Badan
peradilan Khusus Pemilu, posisi Pengawas Pemilu sudah seharusnya
DKPP tidak perlu dikhawatirkan. Bawaslu memperkuat citra dari
Karena pada dasarnya tugas dan pengawasan saja dan tidak perlu
kewenangan DKPP sudah strategis memasuki ranah lain.
dan kuat sehingga meskipun peradilan Kendala yang dihadapi dengan
khusus Pemilu lahir, DKPP akan tetap adanya kewenangan kembar tersebut
pada tempatnya. ialah Bawaslu cukup kewalahan dalam
menjalankan fungsinya. Dimana
PEMBAHASAN Bawaslu menjadi polisi saat
A. Prinsip Pemilu Profesional, Dalam menjalankan tugas sebagai penyidik,
Pengawasan Dan Penyelesaian dan berperan sebagai jaksa saat
Pelanggaran Dan Sengketa Pemilu menuntut, serta menjadi hakim saat
di Bawaslu melakukan proses adjudikasi.
Objek penting dari penelitian ini Dalam proses penyelenggaraan
terletak pada tugas dan kewenangan Pemilu, khususunya penyelesaian
yang diberikan kepada Bawaslu. perkara pemilihan seringkali
Meski pemerintah telah melibatkan banyak instansi sehingga
memaksimalkan upaya pencegahan menimbulkan permasalahan tumpang
permasalahan yang terjadi, namun tindih kewenangan bahkan tumpang
tetap saja celah-celah permasalahan tindih keputusan antar instansi.
dan kecurangan dapat terjadi. Dimulai dari penyelesaian tindak
Permasalahan yang timbul pun pidana Pemilu di Peradilan Umum,
beragam mulai dari peserta parpol, sengketa administrasi dan TUN di
penyelenggara dan lembaga lainnya PTUN dan sengketa terbaru setiap
yang terkait, peraturan Pemilu, bahkan periode penyelenggaraan Pemilu.
Tercapainya keadilan Pemilu
22
Ibid. Hlm. 34. tidak lepas dari proses

9
penyelenggaraan yang sesuai dengan atas kejadian pelanggaran. Padahal
ketentuan hukum, salah satu cerminan lembaga ini juga menyidangkan kasus
dipenuhinya keadilan ipemilu tersebut. Tentu penilaiannya akan
dibuktikan dengan Pemilui yang mempengaruhi putusannya. Kedua,
berpedoman pada prinsip-prinsip bawaslu sebagai lembaga iperadilan
penyelenggaraan Pemilu. yang menangani pelanggaran-
Bawaslu sebagai lembaga yang pelanggarani administrassi, tentu
menjalankan fungsi pengawasan menambah panjang proses
sudah seharusnya mengerti dalam administrasi pemilu. Ketika prinsip
menjalankan keseluruhan prinsip penyelenggaraan iPemilu tidak
Pemilu tersebut. Namun apabila dijalankan maka cita-cita menegakkan
dilihat dari tugas dan wewenang yang hukum pemilu dan mencapai keadilan
dimiliki, bawaslu tidak mencerminkan Pemilu akan sukar terwujud.
salah satu prinsio pemilu yaitu Menjalankan proses pelaksanaan
profesional. Undang-undang pemilu Pemilu, diperlukan adanya
mengalami beberapa kali perubahan pengetahuan teknikal dalam berbagai
dalam kaitannya dengan bawaslu, polemik yang ada dalam dunia
yakni selain kelembagaannya yang kepemiluan. Instansi terkait
semakin dikuatkan, fungsi Bawaslu penyelenggara Pemilu pun dituntut
juga turut diperkuat. Jika sebelumnya memiliki kompetensi dan
Bawaslu dapat melakukan profesionalisme. Hal ini tidak hanya
pengawasan, kini Bawaslu dapat berlaku pada penyelenggara pemilu,
mengeluarkan putusan atas suatu namun juga berlaku terhadap lembaga
pelanggaran administratif. Alasan penyelesaian pelanggaran/sengketa
dibalik adanya perubahan-perubahan Pemilu. Profesionalisme diperlukan
terhadap Bawaslu tidak lain demi oleh setiap lembaga yang terlibat
memaksimalkan fungsi serta dalam Pemilu. Beberapa indikator
kewenangan Bawaslu, namun apabila kunci dari profesionalisme
dikaitkan dengan prinsip diantaranya diukur dari pengalaman,
penyelenggaraan Pemilu maka kepakaran, objektifitas, efesiensi,
Bawaslu sama sekali tidak akurasi, komitmen dan efektifitas.
mencerminkan prinsip Profesional. Prinsip pemilu yang satu dengan
Bagaimana bisa dikatakan lainnya saling berhugngan, ketika satu
Profesional dalam menjalankan prinsip penyelenggaraan tidak dapat
fungsinya, saat: Pertama, bawaslu dijalankan, maka prinsip lainnya tidak
harus menjalankan dua fungsi yang akan dapat dijalankan dengan baik.
harusnya dilakukan oleh instansi yang Menjalankan Pemilu berdasarkan
berbeda. Bahkan dengan penambahan prinsip profesionali iberarti
tugas dan kewenangan baru Bawaslu melaksanakan seluruh tugas dan
akan kesulitan dalam menjalankannya. kewenangan berdasarkan pada
Bawaslu menjalankan fungsi-fungsi keahlian mengelola iPemilu.
peradilan, tetapi pada saat yang sama Profesionalism dalam manajemen
juga menjalankan fungsi pengawasan. Pemilui memerlukan akurasi,
Bawaslui temtu memiliki penilaian implementasi berorientasi layanan

10
prosedur pemilihan oleh staf sesuai jaksa, maka ketika terjadi pelanggaran
dengan keterampilan keahlian. atau tindak pidana Pemilu, lembaga
Penyelenggara iPemilu professional ini hanya bisa melaporkan dan
akan meningkatkan kepercayaan memberi rekomendasi semata. Secara
publik, karena penyelenggaraan logis dapat dikatakan bahwa Bawaslu
Pemilu dapat terlasana sebagaimana dan jajarannya dalam melakukan
mestinya. Maka, peningkatan capacity penegakan hukum sebenarnya tidak
bulding untuk penyelenggaraan memiliki kewenangan apa-apa.
iPemilu sangatlah penting. Karena Berdasarkan permasalahan yang
Pemilui merupakan pelaksanaan semakin kompleks karena peran
demokrasi yang mestinya dilakukan Bawaslu, maka Pembentukan
oleh penyelenggara yang ahli, terlatih peradilan khusus Pemilu merupakan
dan berdedikasi tinggi selain itu satu-satunya cara yang dapat
prinsip akuntabilitasi memiliki diwujudkan, tidak hanya terkait
sejumlah efek positif yaitu membantu prinsip profesionalitasnya saja namun
penyelenggara Pemilui untuk juga menjadikan marwah Bawaslu
melakukan transparansi dan sebagai lembaga terpenting dalam
mempromosikan pemerintahan yang pelaksanaan Pemilu di Indonesia.
baik, serta mendapat kepercayaan dari Tegaknya keadilan dan hukum pemilu
pemangku kepentingan. Kurangnya di Indonesia tentu juga mencerminkan
mekanisme akuntabilitas yang tepat pelaksanaan pemilu yang demoktratis.
bisa menyebabkan tuduhan
transparansi dan operasional buruk.23 B. Ius Constituendum Bawaslu
Persoalan utama pada Sebagai Penyelesaian Pelanggaran
pengawasan Pemilui ialah penegakan dan Sengketa Pemilu
hukumnya, namun walaupun secara Pembentukan peradilan khusus
resmi ditunjuk Undang-Undang, akan Pemilu memerlukan perencanaan
tetapi secara kelembagaan, Bawaslu matang dan tepat sasaran. Dibutuhkan
seringkali ditempatkan dalam posisi kajian mendalam bagaimana proyeksi
serba dilematis. Di satu sisi, lembaga bawaslu. Berdasarkan
ekspektasi masyarakat sangat besar perundang-undangan yang ada,
terhadap peran lembaga ini dalam masalah-masalah hukum Pemilu di
mengawal berbagai tahapan Pemilu, Indonesia dapat dibagi dalam 6
namun, di sisi lain, keterbatasan kategori, yaitu;
kewenangan yang dimiliki membuat 1) Pelanggaran administrasi Pemilu;
lembaga pengawas tidak dapat 2) Tindaki pidanai iPemilu;
berfungsi sebagaimana yang 3) Sengketa Pemilu;
diharapkan. Selain itu, masyarakat 4) Sengketa TUN Pemilu;
juga harus memahami bahwa Bawaslu 5) Pelanggaran kode etik
bukanlah penyidik seperti polisi atau penyelenggara iPemilu,;
6) PHPU.
23
Joni Shandra. 2018. “Integritas Penyelenggara
Pemilu”. https://www.hariankepri.com/opini- Terhadap berbagai masalah
integritas-penyelenggara-pemilu/. Diakses 19 maret hukum di atas, juga diatur mekanisme
2020.

11
penyelesaiannya. Dimana, setiap Brazil. Brazil adalah negara Amerika
masalah hukum memiliki Latin dengan penduduk terbesar kedua
mekanismenya sendiri dengan setelah Amerika Serikat. Sistem
keterlibatan lembaga penyelesaian penanganan sengketa pemilu di Brazil
yang berbeda. termasuk sistem paling efektif di
Beberapa permasalahan diatas dunia. Hal ini terlihat melalui
diselesaikan oleh lembaga berwenang ketentuan-ketentuan yang diatur
yang telah diatur oleh uu. Lembaga- secara tegas, baik dalam Konstitusi
lembaga tersebut sudah seharusnya maupun undang-undangnya.
memiliki hubungan yang sub- Keanggotaan Superior Electoral
koordinatif antara satu sama lain. Court (SEC), terdiri dari 7 hakim
Demi menghindari ketumpang yang diangkat melalui pemilihan
tindihan kewenangan. Namun secara rahasia dan penunjukan oleh
keberadaan lembaga-lembaga terkait Presiden.24
juga masih perlu dikoreksi dan diuji Dalam hal ini, SEC berkedudukan
dalam melaksanakan permasalahan di ibukota negara dan memiliki
Pemilu. yurisdiksi di seluruh wilayah negara
Negara yang menerapkan sistem Brazil. Ketua dan Wakil Ketua SEC
peradilan kuhsus Pemilu, memiliki dipilih dari hakim-hakim MA Federal
perbedaan dalam penerapan dan Corregidor Electoral-nya diantara
konsepnya. Hal tersebut disesuaikan para hakim pengadilan Tinggi. Untuk
dengan kultur sistem ketatanegaraan mempertahankan karakter non-politis,
dalam setiap Negara. Selain menelaah para hakim menjabat selama jangka
penerapan konsep peradilan Pemilu di waktu 2 tahun, dan tidak dapat
negara lain. Indikator penting lainnya menjabat lebih dari 2 periode berturut-
yang harus diperhatikan ialah dengan turut. Sejak dibentuk pada tahun 1932,
menganalisisi model-model sistem SEC memiliki wewenang yang luas,
penyelesaian permasalahan Pemilu. mencakup keseluruhan aspek pemilu
Sebelum berangkat lebih jauh, dan parpol.
alangkah baiknya jika melihat bentuk Selain Brazil, negara yang
peradilan khusus pemilu di negara- menggunakan sistem penyelesaian
negarai yang telah menerapkan sengketa pemilu melalui Lembaga non
peradilan khusus pemilu. Dengan ini peradilan salah satunya adalah
kita dapat membandingkan konsep Thailand yang merupakan negara
seperti apakah nantinya yang dapat bersistem pemerintahan monarki
diterapkan di Indonesia. Selain itu konstitusional. Dengan mengadopsi
dengan melihat lebih seksama demokrasi dalam sistem
keefektivitasan penerapannya, pemerintahannya, Raja diposisikan
diharapkan dapat menjadi langkah sebagai kepala negara yang
yang sukses dalam membentuk melaksanakan kekuasaan legislatif
peradilan khusus pemilu yang ideal. 24
R. Fauzi Zuhri Pradika, Happy Anugraha
Salah satu negara yang Sutrisno Putra, Anwar Noris. Lembaga
Penyeesaian Sengjeta Pemilu Yang Ideal di
menerapkan peradilan khusus adalah Indonesia. 2020. Artikel dalam “Diversi Jurnal
Hukum”. No. 1. Vol. 6. hlm. 84.

12
melalui parlemen, kekuasaan eksekutif advokat berpengalaman sebagai
melalui kabinet, dan kekuasaan hakimnya tanpa ada upaya hukum.
yudisial melalui pengadilan. Dalam Sebagian besar negara-negara yang
konteks penangangan sengketa memiliki Pengadilan khusus pemilu
pemilu, Komisi Pemilu Thailand berada di Amerika Latin sperti
Election Commission of Thailand Mexico (The Electoral Tribunal of the
(ECT) diberi kewenangan oleh Federal Judiciary), Brazil (The
Konstitusi Thailand untuk Supreme Electoral Court), Panama
menyelesaikan gugatan atau (Electoral Tribunal), Guatemala
keberatan. Sistem penanganan (Electoral Tribunal), Bolivia
keberatan di Thailand berbeda dengan (Electoral National Court), Uruguay
negara kebanyakan, karena ECTlah (Electoral Court), Peru (National Jury
yang mempunyai fungsi lembaga of Election).27
penanganan keberatan.25 Jika dilihat dari kultur dan
ECT diberi hak oleh uu untuk kebutuhan, konsep yang diterapkan di
menjalankan kewenangan yang luas Brazil dan Thailand lebih cocok
untuk penyelidikan, penanganan dan diterapkan untuk sistem di Indonesia.
menjatuhkan penalti berat untuk Selain itu sistem di Brazil termasuk
menghukum para pelanggar ketentuan sistem yang paling efektif di dunia
berdasar titik berat yang jika dilihat dari konstitusi dan
dipertahankan terus menerus untuk undang-undang serta ketentuan
mencegah adanya jual beli suara. lainnya.
Meskipun memiliki kewenangan Mengingat status a qou saat ini,
khusus untuk menjadi wasit dan penyelesaian pelanggaran/sengketa
menangani kasus pelanggaran pemilu, Pemilu di Indonesia masih jauh dari
ECT tidak dapat menangani kata ideal, dibuktikan dengan adanya
permasalahan pidana pemilu, karena sejumlah permasalahan. Seperti
kasus pidana tetap diserahkan pada tumpang tindih kewenangan dan
pengadilan.26 peraturan, konflik kepentingan bahkan
Pengadilan Pemilu Inggris yang kerancuan lembaga yang menangani
diatur dalam Representation of People permasalahan dalam Pemilu.
Act 1983, dibentuk hanya jika ada Wacana pembentukan Peradilan
gugatan hasil pemilu dan berakhir Khusus Pemilu menjadi hal yang
ketika saat keluar putusan pengadilan, sangat urgent direalisasikan. Sejumlah
hingga sifatnya ad hoc. Untuk peraturan mengamanatkan untuk
sengketa pemilu legislatif, pengadilan dibentuknya peradilan Khusus Pemilu,
pemilu dibentuk di tingkat pertama salah satunya pasal 157 ayat 2 UU
dan pengadilan tinggi jika terdapat No.10 Tahun 2016 yang
proses banding. Sementara untuk mengamanatkan bahwa badan
menangani sengketa local election, peradilan khusus dibentuk sebelum
pengadilan pemilu dibentuk oleh pelaksanaan Pemilihan serentak
pengadilan negeri dengan menunjuk nasional.
25
Ibid. Hlm. 85.
26
Ibid. 27
Ibid.

13
Konsep peradilan Khusus Pemilu perjalanannya, sehingga posisi DKPP
di Indonesia menurut penulis nantinya tidak akan tergeser karena badan
berdiri mandiri dengan posisi dibawah peradilan khusus Pemilu juga dapat
koordinasi MA. Peradilan ini nantinya dipergunakan sebagai tempat untuk
dapat menyelesaikian setiap menangani pelanggaran kode etik
permasalahan pemilu. penyelenggara Pemilu oleh DKPP dan
Pertama, permasalahan pidana, penanganan pelanggaran kode etik
pengadilan ini nantinya akan hakim pengadilan khusus pemilihan
memeriksa segala tindak pidana oleh KY.
pemilu. Kedua, administrasi dan TUN, Seiring dibentuknya peradilan
perlu diatur mendetail mengenai khusus Pemilu, wacana meniadakan
kewenangan menyidangkan sentra gakkumdu juga akan terealisasi,
pelanggaran administrasi pemilihan karena penyidik (polisi) dan penuntut
berdsasarkan uu tentang tata cara, (jaksa) menjadi satu bagian dengna
prosedur dan mekanisme dalam Bawaslu. Dengan Bawaslu yang
pelaksanaan pemilu. Dalam sengketa mengawasi pemilu bahkan perlu
TUN, permasalahan yang ditangani diupayakan untuk menjadi penyidik
antara peserta pemilu dengan KPU. serta penuntut tindak pidana pemilu,
Ketiga, permaslahan sengketa hasil. tentu menempatkan penyidik dari
pengadilan ini akan menangani kepolisian dan penuntut dari kejaksaan
perselisihan antara KPU dan calon untuk diperbantukan ke Bawaslu
kepala daerah mengenai penetapan dalam waktu tertentu, seperti halnya
perolehan hasil suara. penyidik dan penuntut di KPK.
Terkait dengan perekrutan hakim- Penulis berharap dengan hadirnya
hakimnya dilaksanakan sesuai dengan Pembentukan peradilan khusus pemilu
syarat-syarat yang telah tertulis dalam dapat memenuhi hak politik setiap
Undnag-undang. Peradilan khusus ini warga negara. Tegaknya hukum
bersifat permanen sehingga akan lebih pemilu dan keadilan pemilu juga
baik berada di ibu kota propinsi. penulis harapkan menjadi citra
Karena bersifat permanen, maka pelaksanaan pemilu yang demoktratis,
peradilan ini dapat menyelesaikan sehingga nantinya prestasi Indonesia
permasalahan Pemilu maupun dalam menjalankan pemilu yang
pemilihan. Diperlukan perencanaan demokratis dan berkeadilan dapat
yang tepat terutama hukum acaranya. menjadi inspirasi bagi Negara lain.
Posisi bawaslu setelah
dibentuknya peradilan khusus pemilu PENUTUP
tentunya akan terus dipertahankan A. Kesimpulan
dengan kewenangannya yang berfokus 1. Melalui UU Tentang Pemilu,
pada bidang pengawasan bahkan Bawaslu memiliki tugas dan
diupayakan sebagai penyididk serta kewenangan sebagai Pengawas
penuntut permasalahan pemilu. seta sebagai penyelesai
Mengenai DKPP, lain halnya dengan pelanggaran sengketa/adjudikasi
Bawaslu keberadaan DKPP tidak Pemilu. Dengan tugas dan
banyak menuai polemik dalam kewenangan mencegah sekaligus

14
menyelesaikan, tentu tidak yang dijalankan oleh dua lembaga
mencerminkan Prinsip Pemilu yang berbeda.
Profesional, karena penilaian 2. Setelah dibentuknya peradilan
Bawaslu pada saat mengawas Pemilu (Ius Constituendum), perlu
tentu akan berpengaruh pada amandemen konstitusi yang
putusannya saat menjalankan mengatur mengenai peradilan
fungsi peradilan. Dua khusus Pemilu, dimana posisinya
kewenangan yang seharusnya berada dibawah koordinasi MA.
dijalankan oleh dua institusi Sedangkan kewenangan MK untuk
berbeda akan mempengaruhi memutus PHPU dihapus karena
kinerja dan professionalitas telah diakomodir oleh peradilan
Bawaslu dalam menjalankan khusus Pemilu. Bawaslu sebagai
tugas dan kewenangannya. pengawas pemilu tetap berada pada
2. Pembentukan peradilan khusus posisinya saat ini sebagai pengawas
pemilu di Indonesia merupakan pemilu dan tidak lagi berwenang
salah satu wacana yang urgent untuk melakukan penyelesaian
untuk dilakukan. Banyak ahli sengketa/adjudikasi Pemilu.
yang menyarankan agar Bawaslu
ditransformasi menjadi Peradilan DAFTAR PUSTAKA
Pemilu, namun banyak pula yang Literatur:
berpendapat bahwa Bawaslu tetap
Alfarizi, Dizar. Membangun Integrasi
pada posisinya. Konsep peradilan
Sistem Peradilan Pemilihan dan
khusus Pemilu yang diterapkan
Desain Badan Peradilan Khusus.
oleh negara lain dapat menjadi
file:///C:/Users/ACER/Downloads/1
referensi dalam merancang
52-Article%20Text-491-2-10-
bagaimana konsep Peradilan
20200316%20(1).pdf.
Pemilu di iIndonesia.
Asikin, zZainal dan Amiruddin. 2019.
Pengantar Metode Peneltian
B. Sarani
Hukum. Depok: Rajawali Pers.
1. Perlu kiranya UU No.7 Tahun 2017
Buana, Mirza Satria. Menimbang
direvisi: Pertama, dibentuknya
Lembaga PeradilannKhusus Pemilu:
Peradilan Khusus Pemilu yang
Studi Perbandingan Hukumi Tata
akan menjalankan fungsi peradilan
Negara, dalam Prosiding KHTN Ke-
yaitu menyelesaikan perkara-
5 (2018).
perkara pemilu. Kedua, tugas dan
2018.https://linktr.ee/mirzabuana.lect
kewenangan yang diberikan kepada
ures.
Bawaslu hanya berfokus pada
Mistari, Abdillah. Penegakkan Keadilan
fungsi-fungsi pengawasan agar
Dalam Pemilu Sebagai Salah Satu
Bawaslu dalam tugasnya dapat
Wujudd Ketakwaan.
menjunjung tinggi prinsip
http://makassar.bawaslu.go.id/peneg
profesionalitas, dan diharapkan
akan-keadilan-dalam-pemilu-
dapat dirasakannya keadilan
sebagai-salah-satu-
Pemilu dengan dua kewenangan
wujudketakwaan#:~:text=Keadilan

15
%20pemilu%20mencakup%20cara UU RI Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
%20dan,atau%20memulihkan Pemilihan Umum.
%20hak%20pilih%3B%20dan, Putusan MK RI Nomor 97/PUU-XI/2013
Shandra, Joni. 2018. Integritas Tentang perkara pengujian Undang-
Penyelenggaraan Pemilu. Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
https://www.hariankepri.com/opini- Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
integritas-penyelenggara-pemilu/. Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
Siregar, Fritz Edward. 2018. Menuju tentng Pemerintahan Daerah dan Undang-
Peradilan Pemilihan Umum. Jakarta: Undang Republik Indonesia Nomor 48
Themis Publishing. Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Surbakti, Ramlan (“et. al”). Keadilan Kehakiman terhadap Undang-Undang
pemilu: Ringkasan Bukuu Acuan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
International IDEA. 2011. Artikel 1945.
Dalam Jurnal Pemilu dan
Demokrasi.
Ulya, Nurul Ula dan Fazal Akmal
Musyarri. Evaluasi Yuridis Sistem
Penyelesaian Sengketa Pemilu dan
Ius Constituendum Peradilan
Khusus Pemilu. 2019. Artikel dalam
Jurnal Hukum Justitia Et Pax.
Nomor 35. Volome i35.
Peraturani Perundang-Undangani
UUD NRI Tahun 1945.
UU RI Nomor 12 Tahun 2003 Tentang
Pemilihan Umum anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
UU RI Nomor 4 Tahun 2004 perubahan
atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1970 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
UU RI Nomor 12 Tahun 2005 Tentang
Pengesahan International Covenant On
Civil and Political Right (Kovenan
Internasional Tentang Hak-hak Sipil dan
Politik).
UU RI Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum.
UU RI Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota.

16

Anda mungkin juga menyukai