Anda di halaman 1dari 41

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 25%

Date: Kamis, Agustus 12, 2021


Statistics: 2460 words Plagiarized / 10007 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP ACADEMIC BURNOUT SISWA SELAMA


MASA PANDEMIC COVID-19 KELAS XI DI SMK NEGERI 4 KOTA BENGKULU SERTA
IMPLIKASINYA PADA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING / PROPOSAL PENELITIAN
Oleh: Riki Bastian NPM: A1L017014 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Studi Bimbingan Dan Konseling
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2021
HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP ACADEMIC BURNOUT SISWA SELAMA
MASA PANDEMIC COVID-19 KELAS XI DI SMK NEGERI 4 KOTA BENGKULU SERTA
IMPLIKASINYA PADA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SKRIPSI Oleh Riki Bastian
A1L017014 Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan bidang studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Bengkulu
Menyetujui:
Pembimbing I Dr. I. Wayan Dharmayana, M. Psi. NIP. 196101231985031002 Pembimbing
II Anna Ayu Herawati, M. Pd NIP.

199203082019032013
Mengetahui: Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Dr. Hadiwinarto, M. Psi NIP.
195809131984031003 KATA PENGANTAR Puji syukur berkat rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, peneliti telah dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan Locus
Of Control Terhadap Academic Burnout Siswa Selama Masa Pandemic Covid-19 Kelas XI
Di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu Serta Implikasinya Pada Layanan Bimbingan Dan
Konseling”.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
proposal ini dapat diselesaikan dengan baik, sehingga pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada : Bapak Prof. Dr. Ridwan
Nurazi, SE, M.Sc. Ak., selaku Rektor Universitas Bengkulu. Bapak Prof. Dr. Alexon, M.Pd.,
selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Bapak Prof.
Dr. Johanes Sapri, M.Pd.,

selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu. Bapak Dr. Hadiwinarto, M.Psi., selaku Ketua Prodi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Bapak Dr. I.
Wayan Dharmayana, M. Psi., selaku dosen Pembimbing Utama yang sudah bersedia
membimbing, mengarahkan, memberikan saran serta motivasi dalam penyelesaian
proposal skripsi ini.

Ibu Anna Ayu Herawati, M.Pd., selaku Pembimbing Pendamping yang sudah bersedia
membimbing, mengarahkan, dan memberi saran serta motivasi dalam penyelesaian
proposal skripsi ini. Dosen dan para Staf yang telah banyak membantu proses
pembelajaran dan mempermudah proposal skripsi ini.

Ayah dan Ibu beserta keluarga tercinta yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan
selama proses penyusunan proposal skripsi ini. Teman-teman BK angkatan 2017 dan
semua pihak yang banyak membantu hingga sekarang. Proposal skripsi ini masih
banyak kekurangan dalam penyusunannya baik dalam hal isi, susunan kata, maupun
penulisannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan,
supaya dapat menyempurnakan penelitian pada masa mendatang.

Bengkulu, April 2021 Peneliti


DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR
GAMBAR vii DAFTAR TABEL viii BAB I 1 PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B.
Identifikasi Masalah 9 C. Pembatasan Masalah 9 D. Perumusan Masalah 9 E. Tujuan
Penelitian 10 F. Kegunaan Penelitian 10 BAB II 13 KAJIAN PUSTAKA 13 A. Academic
Burnout 13 B. Locus Of Control 21 C.

Keterkaitan antara Locus Of Control dengan Akademik Burnout 25 D. Implikasi Terhadap


Layanan Bimbingan Dan Konseling 27 E. Hasil Penelitian yang Paling Relevan 29 F.
Kerangka Berfikir 35 G. Hipotesis Penelitian 36 BAB III 37 METODE PENELITIAN 37 A.
Desain Penelitian 37 B. Tempat dan Waktu Penelitian 37 C. Populasi dan Sampel 38 1.
Populasi 38 2. Sampel 39 D. Variabel Penelitian 40 1. Variabel Terikat 40 2. Variabel
Bebas 41 E.

Teknik Pengumpulan Data 42 1. Angket Academic Burnout 43 2. Angket Locus of


Control 45 3. Uji Validitas 47 4. Uji Daya Beda 47 5. Uji Reabilitas 48 F. Teknik Analisis
Data 49 1. Uji Normalitas 49 2. Uji Linearitas 49 3. Uji Hipotesis 50 DAFTAR PUSTAKA 51
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 35
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Populasi Sampel 38 Tabel 3.2 Skala Likert 43 Tabel 3.3 Kisi-kisi
Angket 44 Tabel 3.4 Skala Likert 45 Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket 46
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Belajar merupakan pokok dari kegiatan akademik
dan dibutuhkan bagi setiap siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan
serta mengembangkan kemampuannya dalam proses pendidikan di sekolah. Agar dapat
mencapai tujuan pendidikan seperti yang tercantum di UU Nomor 20 Pasal 3 Tahun
2003 (dalam Irianto, 2011:3) tujuan pendidikan adalah untuk menumbuhkan potensi
siswa agar menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Hal ini berarti, tercapai tidaknya tujuan pendidikan
tergantung pada proses belajar siswa selaku subjek aktivitas pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, siswa menghabiskan banyak waktu untuk belajar
dengan harapan dapat memenuhi tujuan pendidikan serta meraih prestasi akademik
yang baik. Pada umumnya prestasi akademik dilihat sebagai salah satu cara terbaik
untuk menjamin kesuksesan di masa depan. Seperti yang diungkapkan Hwang (dalam
M. Y. Lee et al.,

2020:185) Alasan utama siswa sekolah menengah atas di korea belajar terlalu keras
adalah agar dapat berprestasi, ini terkait dengan kepercayaan sosial yang ada bahwa
memasuki universitas bergengsi dapat menjamin kesuksesan di masa depan. Namun,
pada prosesnya beberapa dari mereka malah mengalami kejenuhan dan stress yang
berkepanjangan terutama pada anak-anak sekolah menengah atas.

Hal ini selaras dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh J. Lee et al., (2013:1027)
Hasil penelitian ini menunjukkan anak-anak dan remaja di korea sangat rentan
mengalami academic burnout dengan tingkat ketidakefektifan dan kelelahan pada kelas
9 sampai 10.

Sebuah hasil survei lain, yang diterbitkan oleh surat kabar The China Post dari Soong
(dalam Shih, 2015:123) dalam penelitian ini menunjukkan sebanyak 2.133 siswa di
Taiwan 61,9% diantaranya bersekolah di sekolah-sekolah yang padat untuk melengkapi
pendidikan reguler mereka, 35,9% merasa lelah setelah seharian belajar, 21,9%
berpendapat sekolah adalah beban berat bagi mereka dan 19,4% lainnya merasa stress
diluar dari beban fisik dan mental mereka.

Hal ini berarti banyak siswa yang beranggapan bahwa sekolah sebagai beban berat,
hanya untuk melengkapi pendidikan formal mereka, merasa terbebani dan lelah baik
secara fisik maupun mental hal ini disebabkan oleh tingginya tuntutan studi dan
besarnya ekspektasi orang tua terhadap prestasi akademik siswa. Tekanan tuntutan
studi yang tinggi dan dorongan sosial secara berlebihan pada kenyataannya membuat
siswa menjadi tertekan secara psikologis yang mengakibatkan mereka rentan
mengalami rasa lelah atau jenuh atau yang biasa disebut academic burnout. Seperti
pendapat dari Schaufeli et al, (dalam Oyoo, Mwaura, & Kinai.,

2018:188) Academic burnout digambarkan sebagai perasaan lelah karena tuntutan studi,
bersikap acuh pada tugas-tugas akademik, dan perasaan perasaan pesismis pada tugas.
Sedangkan, Menurut Zhang, Gan & Cham (dalam Asrowi, Susilo, & Hartanto., 2020:1)
academic burnout ialah perasaan jenuh yang diakibatkan oleh tuntutan belajar, ada
perasaan sinis, bersikap menjauhi ataupun menghindari sekolah serta merasa tidak
mampu sebagai siswa.

Tuntutan studi yang tinggi sering mengakibatkan perasaan jenuh, sinis, tidak mau
bersekolah lagi, bahkan merasa tidak layak dianggap sebagai siswa hal ini biasa disebut
dengan academic burnout. Schaufeli (dalam Oyoo et al., 2020:1) academic burnout
comprises of three main sub-categories: emotional exhaustion, cynicism, and academic
inefficac.

Academic burnout sendiri dapat dibagi menjadi kelelahan emosional, sinisme, dan
ketidakefisienan akademik diakibatkan oleh perasaan lelah atau jenuh bersumber dari
tuntutan studi yang tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa kelelahan emosional merupakan
sebuah kondisi yang muncul dari tekanan akademik yang dialami siswa. Sinisme muncul
ketika siswa tidak mampu berprestasi seperti yang diharapkan, dan dengan
ketidakefektifan akademik yang muncul sebagai fase terakhir dari kelelahan akademik
mengacu pada perasaan tidak mampu serta berkurangnya rasa kompetensi yang
menyebabkan prestasi akademik rendah.

Akibatnya, secara tidak langsung mempengaruhi kualitas akademik mereka, seperti


motivasi belajar yang rendah, kemalasan yang ekstrim, rendahnya perhatian pada
pelajaran dan tugas akademik, serta rendahnya motivasi untuk berprestasi dalam bidang
akademik. Siswa yang mengalami academic burnout akan mempunyai gejala seperti
memiliki rasa malas yang tinggi, kurang antusias, bersikap acuh terhadap pelajaran,
tempramental dan pesimis.

Menurut Widari, Dharsana, & Suranata (2014:2-3) menerangkan indikasi academic


burnout pada siswa bersumber pada aspek-aspek: (1) kelelahan pada pikiran, bisa dilihat
dari kesusahan berkonsentrasi, malas mengerjakan tugas-tugas akademik, serta mudah
lupa dengan pelajaran, (2) keletihan emosional, bisa dilihat dari perasaan frustasi,
gampang tersinggung, tempramental, tertekan, gelisah, apatis, terbebani oleh pelajaran,
bosan, serta perasaan tidak mau membantu, (3) tidak mendatangkan hasil, bisa dilihat
dari kepercayaan dalam berprestasi di bidang akademik yang menurun.
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa academic burnout bisa dilihat dari beberapa
aspek diantaranya kelelahan (exhaustion), depersonalisasi (cynicism), dan menurunnya
keyakinan akademik (reduced academic efficacy). Banyak hasil penelitian dari berbagai
sumber menunjukkan bahwa burnout masih banyak terjadi seperti penelitian yang
dilakukan oleh Ishak (Cecil et al.,

2014:1) however, it is becoming increasingly evident that many students begin to


experience burnout in medical school, with prevalence rates of around 49% in medical
students in the USA and 28-61% in Australia. Maksud dari penelitian ini menunjukkan
bahwa banyak mahasiswa kedokteran mulai mengalami burnout (kelelahan) dengan
tingkat sekitar 49% di Amerika Serikat (USA) dan 28-61% di Australia.

Tidak hanya di Amerika Serikat dan Australia burnout academic juga terjadi di indonesia
seperti pada penelitian yang dilakukan Trisnawati ( (2020:58) yang dilakukan pada 60
siswa SMP Negeri 2 Pedamaran berada pada kategori tinggi (T) dengan jumlah
frekuensi 27 siswa atau dapat dipersentasekan dengan nilai 45%, pada kategori sangat
tinggi (ST) dengan jumlah frekuensi 24 siswa yang dapat dipersentasekan dengan nilai
40%, siswa yang berada pada kategori sedang (S) dengan jumlah frekuensi 6 siswa yang
dapat dipersentasekan dengan nilai 10%, pada kategori rendah (R) dengan jumlah
frekuensi 3 siswa yang dapat dipersentasekan dengan nilai 5%.

Dari penelitian ini menunjukkan sebanyak 60 siswa dari SMP Negeri 2 Pedamaran
memiliki tingkat burnout yang tinggi ini didasari dengan 24 siswa dikategorikan sangat
tinggi pada tingkat 40%, 27 siswa dikategori tinggi pada tingkat 45%, 6 siswa dikategori
sedang pada tingkat 10% dan 3 siswa dikategori rendah pada tingkat 5%. Pada
penelitian lainnya yang dilakukan oleh Herawati et al.,

(2020:46) di Universitas Bengkulu Prodi BK dengan 38 mahasiswa sebagai sampel


menjelaskan bahwa sebanyak 3 mahasiswa mengalami burnout di kategori sangat tinggi
dengan persentase 7,89%, kategori tinggi sebanyak 5 orang dengan persentase 13,16%,
kategori sedang sebanyak 13 orang dengan persentase 34,22%, kategori rendah
sebanyak 15 orang dengan persentase 39,47% dan kategori sangat rendah sebanyak 2
orang dengan persentase 5,26%.

Dari penelitian tersebut menunjukkan kasus burnout academic masih sering terjadi baik
dari kalangan mahasiswa maupun siswa tak terkecuali di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat kegiatan magang II selama 2 bulan di
kelas XI SMK Negeri 4 Kota Bengkulu dari tanggal 5 Oktober sampai dengan 5
Desember 2020 memperlihatkan bahwa academic burnout atau kelelahan akademik
juga menjadi permasalahan yang dialami oleh para siswa.
Hal ini ditandai dengan menurunnya semangat belajar, susah berkonsentrasi dalam
mengerjakan tugas, semakin banyak siswa yang tidak mengikuti jam pelajaran, tidak
mengerjakan dan memberikan respon baik saat guru memberikan tugas saat
dilakukannya pembelajaran secara daring. Menurut Yang Hj (dalam Rad et al., 2017:312)
siswa yang mengalami academic burnout menunjukkan gejala penurunan minat belajar,
kurangnya konsentrasi pada tugas kelas, partisipasi kelas yang diminimalkan, dan
ketidakmampuan dalam memperoleh pengetahuan yang dimaksudkan
(dekonseptualisasi). Slivar (dalam Lian et al.,

2014:1) berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi individu mengalami
academic burnout yaitu self-efficacy, self-image, locus of control, self-esteem, and trait-
anxiety. Ini menunjukkan bahwa faktor individu yang mempengaruhi kelelelahan atau
kejenuhan salah satunya adalah locus of control. Menurut Sardogan (dalam Fatimah et
al.,

2019:30) locus of control adalah bagian dari karakter pribadi, sehingga memiliki
kepercayaan pada kemampuan saat ini dan masa depan. Sedangkan menurut Rotter
(dalam Hartiningtyas, Purnomo, & Elmungsyah, 2016:1129) locus of control merupakan
cara pandang seseorang terhadap suatu kejadian dan apakah dia dapat mengontrol
kejadian yang menimpanya.

Locus of control adalah gambaran tentang sejauh mana seseorang yakin bahwa semua
perbuatan yang dilakukannya berperan dalam membentuk setiap kejadian yang ada
disekitarnya. Berdasarkan orientasinya locus of control dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yang berbeda yaitu Internal Locus Of Control yang meyakini bahwa semua hal yang
terjadi dalam dirinya disebabkan olehnya dan eksternal locus of control yang meyakini
adanya kekuatan dari luar dirinya yang mempengaruhi semua kejadian dalam dirinya
seperti keberuntungan dan nasib.

Maslach, Schaufeli, & Leiter (2001:410) menjelaskan burnout lebih sering terjadi pada
individu dengan external locus of control (pencapaian dan peristiwa terjadi dikarenakan
orang yang lebih berkuasa atau secara kebetulan) daripada internal locus of control
(lebih mengandalkan pada kemampuan dan usaha diri sendiri). Rotter (dalam Schultz &
Schultz, 2015:372) menyatakan bahwa locus of control dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu : internal locus of control adalah indivdu yang percaya sebuah
reinforcement atau penguatan itu berada di bawah kendali perilaku dan kemampuan
mereka sendiri dan external locus of control adalah individu yang percaya bahwa
pengaruh orang lain, nasib, atau keberuntungan mengendalikan peristiwa yang ada
disekitar mereka.
Kepercayaan individu akan kendali dirinya sendiri dalam mempengaruhi peristiwa yang
ada di sekitarnya merupakan karakteristik yang dimiliki individu dengan internal locus of
control sedangkan individu yang berkeyakinan bahwa faktor eksternal seperti pengaruh
orang lain, nasib, atau keberuntungan mengendalikan peristiwa yang ada disekitar
mereka.

Menurut Crider (dalam Widyastuti & Widyowati, 2015:86) Individu dengan locus of
control tinggi juga memiliki sifat yaitu, pekerja keras, berinisiatif tinggi, dapat
memecahkan masalah secara mandiri, berfikir efektif dan persepsi keberhasilan.
Keyakinan akan kemampuan dan usaha mendorongnya untuk bekerja keras, memiliki
inisiatif melakukan hal-hal baru secara mandiri dalam mencapai tujuannya salah satunya
di bidang akademik.

Salah satu pentingnya locus of control dalam diri siswa memiliki manfaat karena bisa
mengontrol dan memotivasi diri sendiri agar dapat menekan emosi negatif yang
disebabkan oleh tuntutan studi yang tinggi. Hal ini berarti jika semakin tinggi keyakinan
akan kemampuan usaha individu tersebut akan lebih memotivasi diri sendiri yaitu
Internal locus of control dapat mencegah kejenuhan dalam bidang akademik (academic
burnout) yang bersumber dari tuntutan studi yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang di atas dan pengamatan yang dilakukan saat kegiatan
magang II selama 2 bulan di kelas XI SMK Negeri 4 Kota Bengkulu dari tanggal 5
Oktober sampai dengan 5 Desember 2020. Penelitian ini diarahkan untuk membuktikan
adanya Peranan Locus Of Control Terhadap Academic Burnout Siswa Selama Masa
Pandemic Covid-19 Kelas XI Di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu.

Penelitian menjadi penting dikarenakan hasil dari penelitian ini dapat memberikan
implikasi bagi guru BK dalam merumuskan upaya mengembangkan internal locus of
control untuk mengurangi academic burnout yang merupakan salah satu permasalahan
dalam bidang bimbingan dan konseling. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang
di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan, sebagai
berikut : Siswa merasa lelah dan jenuh dalam belajar secara daring. Banyak siswa tidak
mengikuti kelas secara daring. Tidak memberikan respon yang baik saat guru
memberikan tugas.

Tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Pembatasan Masalah Penelitian ini
dibatasi hanya untuk mengetahui Hubungan Locus Of Control Terhadap Academic
Burnout Siswa Selama Masa Pandemic Covid-19 Kelas XI Di SMK Negeri 4 Kota
Bengkulu Serta Implikasinya Pada Layanan Bimbingan Dan Konseling.
Perumusan Masalah Bagaimana tingkat Locus Of Control siswa Selama Masa Pandemic
Covid-19 kelas XI di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu ? Bagaimana tingkat Academic
Burnout siswa Selama Masa Pandemic Covid-19 kelas XI di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu
? Bagaimana Hubungan Locus Of Control Terhadap Academic Burnout Siswa Selama
Masa Pandemic Covid-19 Kelas XI Di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu ? Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut : Untuk mendeskripsikan tingkat Locus Of Control siswa Selama Masa Pandemic
Covid-19 kelas XI di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu.

Untuk mendeskripsikan Akademik Burnout siswa Selama Masa Pandemic Covid-19 kelas
XI di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu. Untuk mendeskripsikan Hubungan Locus Of Control
Terhadap Academic Burnout Siswa Selama Masa Pandemic Covid-19 kelas XI di SMK
Negeri 4 Kota Bengkulu. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat penelitian terbagi
menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan praktis : Kegunaan secara Teoritis Hasil penelitian
ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan dalam pertumbuhan
keilmuan bidang bimbingan dan konseling, terutama yang berkaitan dengan academic
burnout pada siswa.

Selain itu, bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya pada kajian
yang sama namun dalam ruang lingkup yang lebih luas serta mendalam. Kegunaan
Praktis Bagi Siwa Diharapkan dari penelitian ini siswa dapat memahami bahwa kelelahan
dalam akademi dapat membawa dampak negatif dan mereka bisa mengontrol serta
memotivasi diri sendiri agar dapat menekan emosi negatif yang disebabkan oleh
tuntutan studi yang tinggi agar tidak mengalami academic burnout Bagi Sekolah Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menentukan
model pembelajaran untuk meningkatkan locus of control dalam menurunkan tingkat
kelelahan siswa pada bidang akademik.

Bagi Bimbingan dan Konseling di sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan Bimbingan dan konselling
disekolah serta membantu guru dalam mengurangi salah satu faktor penyebab dari
academic burnout. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan serta dapat membantu peneliti apabila nanti menjadi guru
BK untuk meningkatkan locus of control dan mengurangi academic burnout di kalangan
siswa.

Bagi Penelitian Selanjutnya Dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian


berikutnya pada kajian yang sama namun dalam ruang lingkup yang lebih luas serta
mendalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA Academic Burnout Pengertian Academic Burnout Burnout atau
kejenuhan merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh siswa. Menurut Gold
& Roth (1993:41) Burnout is a syndrome which emanates from an individual’s
perceptions of unmet needs and unfulfilled expectations.

Burnout adalah sindrom yang berasal dari persepsi individu tentang kebutuhan dan
harapan yang tidak terpenuhi.. Sedangkan, menurut Leiter & Maslach (1988:297)
Burnout di definisikan sebagai sindrom dari kelelahan secara emosional, depersonalisasi
dan penurunan rasa pencapaian pribadi yang terjadi pada individu dalam kapasitas
tertentu. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Rad et al.,

(dalam Orpina & Prahara, 2019:120) yang mendefinisikan academic burnout sebagai
perasaan yang tidak diinginkan dan perasaan tidak efisien yang muncul akibat
kurangnya minat seseorang dalam memenuhi tugas, rendahnya motivasi, dan kelelahan
karena persyaratan pendidikan. Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa academic burnout merupakan suatu kejadian psikologis berupa presepsi individu
dan harapan yang tidak terpenuhi dan dirasakan oleh individu dalam lingkungan
akademik.

Hal ini ditandai dengan individu yang merasa lelah (exhaustion) akibat tuntutan studi,
apatis dan sinis (cynicism), serta kurangnya minat dalam mengerjakan tugas sehingga
menimbulkan penurunan dalam prestasi dibidang akademik (reduced efficacy). Gejala
Academic burnout Dikarenakan banyaknya tuntutan dari lingkungan maupun dalam
bidang akademik siswa atau individu akan mengalami kelelahan atau burnout.

hal ini dapat dilihat dengan gejala-gejala yang muncul pada penderita burnout.
Menurut Rosyid (1996:20-21) ada beberapa gejala yang ditimbulkan dari academic
burnout pertama, penderita burnout mengalami kelelahan fIsik. Mereka kekurangan
energi dan merasa lelah sepanjang waktu.

Ditambah lagi mereka melaporkan adanya keluhan-keluhan fisik seperti: serangan sakit
kepala, mual, susah tidur, dan mengalami perubahan kebiasaan makan (kehilangan
nafsu makan). Kedua, mereka mengalami kelelahan emosional. Depresi, perasaan tidak
berdaya, merasa terperangkap di dalam pekerjaannya. Gejala ketiga, orang-orang yang
menderita academic burnout sering menunjukkan kelelahan sikap atau mental (mental
or attitudinal exhaustion).

Menurut Freudenberger & Richelson (dalam Khairani & Ifdil, 2015:212) menyatakan
bahwa terdapat 11 gejala pada penderita burnout antara lain : a) Kelelahan yang
merupakan proses kehilangan energi disertai keletihan. b) Lari dari kenyataan,
merupakan alat untuk menyangkal penderitaan yang dialami. c) Kebosanan dan sinisme.
Penderita merasa tidak tertarik akan kegiatan yang dikerjakannya, bahkan timbul rasa
bosan dan pesimis akan bidang pekerjaan tersebut. d) Emosional.

hal ini dikarenakan karena selama ini individu mampu mengerjakan pekerjaannya
dengan cepat. dengan menurunnya kemampuan mengerjakan pekerjaan secara cepat,
akan menimbulkan gelombang emosional pada diri individu. e) Merasa yakin akan
kemampuan dirinya, selalu menganggap dirinya sebagai yang terbaik. f) Merasa tidak
dihargai. g) Disorientasi. h) Masalah psikosomatis.

i) Curiga tanpa alasan yang jelas. j) Depresi. k) Penyangkalan kenyataan akan keadaan
dirinya sendiri. Dari uraian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak
gejala-gejala dari academic burnout antara lain, mengalami kelelahan fisik maupun
emosional seperti sakit kepala, mual, susah tidur, depresi, lari dari kenyataan maupun
kebosanan, mengalami disoerientasi, sinisme, curiga tanpa alasan yang jelas, mengalami
masalah psikosomatis dan penyangkalan kenyataan tentang keadaan dirinya sendiri.

Dimensi Academic Burnout Maslach & Leiter (1997:17-18) menjelaskan bahwa dimensi
burnout dapat dibagi menjadi : Emotional Exhaustion (kelelahan emosional) adalah
respons terhadap tekanan yang disebabkan oleh tuntutan pekerjaan. Ketika individu
merasa lelah, mereka merasakan banyak hal baik dari fisik, mental dan emosional.
Cynicism (Sinisme) Berhubungan erat dengan sinisme dan cenderung menarik diri dari
lingkungan.

Ketika individu merasa sinis, mereka akan bersikap dingin dan menjauh dari orang-
orang di sekitar mereka serta pekerjaanya untuk meminimalkan keterbilitannya di
lingkungan. Hal ini dikarenakan, depersonalisasi (sinisme) merupakan upaya melindungi
diri dari rasa lelah dan kecewa. Individu akan merasa lebih aman ketika berikap acuh
terutama pada hal-hal terkait dengan masa depan atau menganggap semua yang
dikerjakanya tidak akan berhasil sesuai keinginannya. Hal negatif seperti ini dapat
berdampak buruk bagi efisiensi mereka dalam perkerjaan.

Ineffectiveness (ketidakefektifan) Individu berhubungan dengan penurunan kemampuan


diri, motivasi kerja dan efisiensi kerja. Hal ini dikarenakan, individu memiliki sikap yang
rendah terhadap penghargaan diri dan kurangnya sikap percaya diri. Individu dengan
prestasi pribadi yang rendah cenderung merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri,
pekerjaan, dan bahkan kehidupan mereka.

Sedangkan, menurut Schaufeli (dalam Aro et al., 2009:48) school-related exhaustion can
be defined as school-related feelings of strain, particularly chronic fatigue resulting from
overtaxing schoolwork. School related cynicism, in turn, is manifested in an indifferent or
a distal attitude toward schoolwork in general, a loss of interest in one’s academic work,
and not seeing it as meaningful.

Lack of school-related efficacy refers to diminished feelings of competence as well as


less successful achievement, and to lack of accomplishment both in one’s schoolwork
and in school as a whole. Kelelahan yang berhubungan dengan sekolah dapat
didefinisikan sebagai perasaan tegang yang berhubungan dengan sekolah, terutama
kelelahan kronis akibat terlalu membebani tugas sekolah.

Sinisme terkait sekolah, pada gilirannya, dimanifestasikan dalam sikap acuh tak acuh
atau distal terhadap tugas sekolah secara umum, hilangnya minat pada pekerjaan
akademis seseorang, dan tidak melihatnya sebagai sesuatu yang bermakna. Kurangnya
kemanjuran yang berhubungan dengan sekolah mengacu pada perasaan yang
berkurang dari kompetensi serta prestasi yang kurang berhasil, dan kurangnya
pencapaian baik dalam tugas sekolah seseorang dan di sekolah secara keseluruhan Dari
penjabaran beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa dimensi
dari academic burnout.

Peneliti menggunakan dimensi academic burnout dari Maslach & Leiter sebagai dasar
dalam membuat alat ukur skala pada penelitian ini, antara lain : Kelelahan emosional
(Emotional Exhaustion) Mengacu kepada kelelahan dikarenakan tuntutan studi maupun
pekerjaan yang berlebihan. Hal ini membuat individu akan merasakan banyak hal baik
secara fisik, mental maupun emosional.

Secara fisik ditandai dengan mudah lelah, pusing, dan nyeri dibagian perut. Secara
mental ditandai dengan rasa gagal, kurang bahagia, merasa tidak berharga, dan lain-
lain. Sementara secara emosional ditandai dengan perasaan bosan, marah, tertekan,
sedih, dan lain-lain.

Hal ini akan mengakibatkan individu tidak melanjutkan kegiatannnya dengan baik.
Sinisme (cynicism) Mengacu kepada sikap dingin, acuh, tidak peduli serta menarik diri
dari lingkungan sekitar maupun sekolah sebagai bentuk perlindungan diri dari rasa
kecewa, lelah, dan tekanan akan tuntutan dari sekolah atau lingkungan dapat berupa
tugas sekolah atau pekerjaan yang memberatkan individu tersebut.

Ketidakefektifan (Ineffectiveness) Mengacu kepada perasaan tidak mampu yang


disebabkan oleh rendahnya pengharagaan diri dan kepercayaan diri. Hal ini ditandai
dengan menurunnya kemampuan diri, motivasi dan efisiensi yang mengakibatkan
turunnya prestasi individu. Faktor Penyebab Academic Burnout Maslach, Schaufeli, &
Leiter (2001:410-416) menjelaskan bahwa penyebab utama Burnout itu dapat dibagi
menjadi dua yaitu : Faktor Situasional yang menjadi penyebab terjadinya burnout adalah
kondisi lingkungan kerja yang kurang baik yerdiri atas 6 bagian, yaitu: Workload (beban
kerja), beban kerja yang melebihi batas kemampuan individu dapat menimbulkan
kejenuhan dan rasa lelah yang berkepanjangan.

Control (pengawasan), konflik anatara individu dengan pengawas dapat menyebabkan


burnout. Reward (penghargaan), penghargaan merupakan sebuah upaya untuk
memberikan hadiah kepada individu dalam melaksanakan tugasnya dengan baik jika
penghargaan tersebut tidak diberikan pada waktunya hal ini akan mengakibatkan
burnout dikarenakan kejenuhan yang menumpuk dalam diri individu tersebut.

Community (komunitas), Kurangnya dukungan sosial dari lingkungan (komunitas) dapat


menyebabkan terjadinya burnout yang berujung pada kurangnya prestasi pribadi.
Fairness (keadilan), kurangnya sifat membeda-bedakan antara individu atau rasa
ketidakadilan di lingkungan kerja dapat menyebabkan burnout. Values (nilai), Karena
kesenjangan antara nilai pribadi dan nilai lingkungan dapat menyebabkan kelelahan
kerja.

Faktor individu yang menimbulkan burnout ialah: Ciri kepribadian, yang meliputi levels
of hardiness, locus of control, coping styles, serta self-esteem. Ciri demografi, yang
meliputi umur, jenis kelamin, kedudukan, serta tingkatan pendidikan. Perilaku individu
terhadap pekerjaan. Sedangkan, menurut Slivar (dalam Lian et al.,

2014:1) berpendapat faktor utama yang berada dalam individu yang mempengaruhi
academic burnout yaitu, self-efficacy (efikasi diri), self-image (citra diri), locus of control,
self-esteem (Harga diri), dan trait-anxiety (Ganguan kecemasan). Walburg (2014:30) juga
menambahkan beberapa faktor yang terkait dengan burnout di sekolah, antara lain: (1)
lingkungan sekolah, seperti tekanan sekolah, kelompok teman sebaya, keterlibatan
dalam sekolah, dan penyesuaian pendekatan akademik.

(2) aspek internal, Seperti ciri kepribadian, perbedaan kognitif, dan keyakinan inti (core
belief). Dari penjabaran beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada beragam
faktor penyebab academic burnout yang meliputi faktor internal dan internal antara lain
: faktor ekternal meliputi, tuntutan kerja maupun studi, penghargaan, pengawasan, nilai-
nilai dan lingkungan sekitar.

Sedangkan, faktor internal meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, self-efficacy
(efikasi diri) , self-esteem (Harga diri), locus of control, dan trait-anxiety (ganguan
kecemasan). Namun, peneliti tertarik untuk melihat lebih lanjut mengenai hubungan
dari dalam diri individu (faktor internal) yang berupa locus of control, karena locus of
control dipandang sebagai salah satu aspek penting dalam pembentukan kepribadian
yang dapat mempengaruhi kecenderungan untuk mengalami emosi di bidang akademik
yang berupa kejenuhan (burnout).

Locus Of Control Konsep Locus of Control Konsep Locus of control yang diungkapkan
oleh Rotter (dalam Hartiningtyas, Purnomo, & Elmungsyah, 2016:1129) adalah cara
pandang seorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat mengendalikan peristiwa
yang terjadi padanya atau tidak. Locus of control menggambarkan tentang sejauh mana
individu memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan
hasil atau akibatnya (outcome).

Sedangkan, menurut Larsen & Buss (2008:404) locus of control adalah konsep yang
menggambarkan tentang pandangan individu mengenai tanggung jawabnya atas
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dan mengacu pada apakah orang cenderung
menempatkan tanggung jawab itu secara internal, di dalam diri mereka sendiri, atau
secara eksternal, dalam takdir, keberuntungan, atau kesempatan Hal serupa juga
dinyatakan oleh Purnomo & Lestari (2010:148) bahwa individu dengan internal locus of
control beranggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, baik peristiwa,
nasib atau takdir itu disebabkan oleh kendali dirinya.

Sedangkan, individu dengan external locus of control cenderung beranggapan segala


peristiwa, takdir dan nasib disebabkan karena kendali dari luar atau faktor eksternal.
Individu tidak memiliki kendali atas keadaan dan kondisi yang terjadi di sekitarnya.
Berdasarkan penjabaran dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa locus of
control merupakan suatu konsep yang mengacu pada cara pandang individu yang
percaya akan segala bentuk peristiwa, kejadian, keberuntungan, nasib atau takdir itu
dipengaruhi oleh kendali dalam dirinya sendiri (internal locus of control) atau karena
kendali dari faktor di luar dirinya (external locus of control).

Jenis Locus of Control Rotter (dalam Schultz & Schultz, 2015:372) menyatakan bahwa
locus of control dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu : Internal locus of control
adalah indivdu yang percaya sebuah reinforcement atau penguatan itu berada di bawah
kendali perilaku dan kemampuan mereka sendiri. External locus of control adalah
individu yang percaya bahwa pengaruh orang lain, nasib, atau keberuntungan
mengendalikan hadiah yang mereka terima.

Mereka yakin bahwa mereka tidak berdaya sehubungan dengan kekuatan luar.
Sedangkan, Larsen & Buss (2008:406) memiliki pendapat lain yaitu individu yang
memiliki kecenderungan internal locus of control yang tinggi percaya bahwa hasil
bergantung terutama pada upaya pribadi mereka sendiri, sedangkan individu yang
memiliki locus of control yang lebih eksternal percaya bahwa hasil sangat bergantung
pada kekuatan di luar kendali pribadi mereka.

Sukisno (2014:184) menambahkan locus of control merupakan kepercayaan individu


pada peristiwa, nasib, keberuntungan, dan takdir yang dapat terjadi karena faktor
kendali kendali dirinya sendiri (internal locus of control) atau karena kendali dari faktor
di luar dirinya (external locus of control). Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa locus of control dapat dibedakan menjadi dua yaitu individu
dengan internal locus of control semua persitiwa, nasib keberuntungan dan takdir itu
terjadi bergantung pada upaya dan kemampuan pribadi individu itu sendiri serta
individu dengan external locus of control percaya bahwa pengaruh orang lain, nasib,
atau keberuntungan mengendalikan hasil yang akan mereka dapat dalam suatu
peristiwa.

Aspek-aspek Locus of Control Pada mulanya Rotter (dalam Vijayashree &


Jagdischchandra, 2011:194) memiliki pandangan bahwa locus of control itu bersifat
undimensional atau satu dimensi (internal ke eksternal). Namun, pada tahun 1973
Levenson (dalam Zawawi & Hamaideh, 2009) mengembangkan alternatif model dari
locus of control dan membaginya menjadi tiga dimensi independen: Internality, Chance,
dan Powerful Others serta berpendapat bahwa pada dasarnya individu dapat
memunculkan setiap dimensi dari locus of control pada waktu yang bersamaan.

Levenson (dalam Bentang, 2012:26) menjelaskan lebih lanjut bahwa individu yang
memiliki orientasi ke arah internal locus of control atau yang biasa disebut internalisasi
(internality) akan memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua kejadian atau peristiwa
yang terjadi pada dirinya ditentukan oleh usaha dan kemampuannya sendiri.
Sedangkan, individu yang memiliki orientasi pada locus of control eksternal dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu individu yang meyakini bahwa kehidupan
dan peristiwa yang mereka alami ditentukan oleh orang-orang yang lebih berkuasa
yang berada disekitarnya (powerful other) dan individu yang meyakini bahwa kehidupan
serta peristiwa yang mereka alami ditentukan oleh takdir, nasib keberuntungan serta
adanya kesempatan (change).

Dari penjabaran beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
dimensi dari locus of control. Peneliti menggunakan aspek locus of control yang
dikembangkan oleh Levenson sebagai dasar dalam membuat alat ukur skala locus of
control pada penelitian ini, antara lain : Internality (Internalisasi) Individu memiliki
keyakinan yang kuat bahwa semua kejadian atau peristiwa yang terjadi pada dirinya
ditentukan oleh usaha dan kemampuannya sendiri.
Powerful Other (Kekuataan Orang lain) Individu yang meyakini bahwa kehidupan dan
peristiwa yang mereka alami ditentukan oleh orang-orang yang lebih berkuasa yang
berada disekitarnya. Change (Kesempatan) Individu yang meyakini bahwa kehidupan
serta peristiwa yang mereka alami ditentukan oleh takdir, nasib, keberuntungan serta
adanya kesempatan.

Keterkaitan antara Locus Of Control dengan Academic Burnout Yang (dalam Orpina &
Prahara, 2019:120) berpendapat academic burnout dapat diartikan sebagai stress, beban
pikiran ataupun faktor lainnya yang disebabkan oleh proses pembelajaran yang diikuti.
Sehingga, menimbulkan keadaan kelelahan emosional, kecenderungan untuk
depersonalisasi, dan perasaan untuk berprestasi yang rendah.

Academic Burnout merupakan sebuah perasaan jenuh pada siswa yang ditimbulkan dari
banyaknya tekanan dan tuntutan akademik dan ditandai dengan perasaan lelah, jenuh,
sikap sinis serta apatis. Academic burnout ini rentan terjadi di kalangan remaja yang
berada ditingkat pendidikan menengah atas (SMA/SMK). Hal ini disebabkan oleh
tingginya harapan orang tua, hubungan antar siswa, banyaknya tuntutan tugas dan jam
belajar yang padat.

Siswa dengan academic burnout ini akan mengalami penurunan motivasi, minat
mengerjakan tugas dan prestasi dalam bidang akademik. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi academic burnout dalam diri siswa dan dapat dibagi menjadi 2 seperti
yang disebutkan Maslach, Schaufeli, & Leiter (2001:407-411) yaitu faktor situasional
meliputi karakteristik pekerjaan (keterampilan, tugas, dan umpan balik), karakteristik
jabatan, dan karakteristik organisasi.

Faktor individual, karakteristik demografik (jenis kelamin, suku, umur, status perkawinan,
latar belakang pendidikan), karakeristik kepribadian (self concept yang rendah,
kemampuan mengendalikan emosi yang rendah, locus of control, introvert, self-effcacy)
dan sikap kerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi academic burnout adalah
locus of control hal ini menjadi bukti bahwa adanya keterkaitan antara.

locus of control dengan academic burnout. locus of control sendiri merupakan cara
pandang individu bahwa semua hasil baik kesuksesan, kegagalan atau segala sesuatu
yang terjadi dalam dirinya adalah hasil dari prilaku dan kendali individu tersebut.

Adapun salah satu dari dampak yang ditimbulkan pada individu dengan locus of control
adalah memiliki wawasan yang luas, aktif, pekerja keras dan keinginan untuk lebih
berprestasi dibidang akademik. Hal ini menyebabkan individu mampu menganalisis
situasi dengan lebih baik serta cermat terhadap lingkungan akademik yang
memungkinkan individu untuk merespons tuntutan akademik secara lebih baik dan
mengurangi penyebab terjadinya burnout academic.

Implikasi Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Fenomena pandemi Covid-19


pada saat ini telah semakin mewabah dan mempengaruhi berbagai bidang kehidupan
salah satunya bidang pendidikan. Ini ditandai dengan diberlakukannya program
pembelajaran secara daring atau online learning pada siswa. Hal ini menimbulkan
banyak dari kalangan siswa mengalami academic burnout atau individu mengalami
kelelahan secara emosional, fisik maupun spiritual menurut Maslach dan Leiter (dalam
Satriyo & Survival, 2014:53).

Hal ini disebabkan karena beratnya tuntutan akdemik yang dibebankan kepada siswa
sebagai contoh jam pembelajaran yang terlalu padat, banyaknya tugas yang diberikan
serta semakin sedikitnya waktu untuk istirahat. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi academic burnout menurut Slivar (dalam Lian et al., 2014:1) the main
individual factors that affect academic burnout are individual trait-related factors,
factors, such as self-efficacy, self-image, locus of control, self- esteem, and trait-anxiety.

Faktor individu utama yang mempengaruhi kelelahan akademik adalah faktor-faktor


yang berhubungan dengan sifat individu, faktor-faktor, seperti efikasi diri, citra diri,
locus of control, harga diri, dan sifat-kecemasan. Ini menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi academic burnout salah satunya locus of control. Rotter (dalam
Hartiningtyas, Purnomo, & Elmungsyah, 2016:1129) menjelaskan bahwa locus of control
merupakan cara pandang individu terhadap semua persitiwa disekitarnya baik
kesuksesan maupun kegagalan adalah hasil dari prilaku dan kendali mereka sendiri.

Pada dasarnya locus of control sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksternal
locus of control dan internal locus of control. internal locus of control merupakan
kepercayaan dari individu bahwa semua kejadian dalam hidupnya adalah hasil dari
prilaku maupun kendali mereka sendiri. Rotter (dalam Atmojo, Tagela, & Windrawanto,
2015:157) menjelaskan individu dengan kecenderungan locus of control memiliki
karakteristik kendali yang baik atas perilakunya sendiri, mampu mempengaruhi orang
lain, percaya bahwa usahanya sendiri dapat berhasil, dan secara aktif mencari informasi
serta pengetahuan tentang situasi saat ini. Ini menyebabkan individu dengan locus of
control cenderung dapat lebih bisa bertahan dari academic burnout.

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki tugas untuk memberikan layanan


bimbingan serta konseling pada siswa disekolah. Salah satunya untuk mencegah dan
mengatasi academic burnout yang saat ini kian rentan terjadi pada siswa. Maka,
diperlukan implikasi pada layanan bimbingan dan konseling terkait dengan hasil
penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai gambaran guru BK agar dapat menyusun
serta melaksanakan program layanan yang berorientasi pada kebutuhan siswa seperti
melalui layanan informasi yang memberikan pemahaman tentang pentingnya memiliki
kepribadian positif agar siswa dapat menjadi pribadi yang lebih mengandalkan diri
sendiri, aktif, pekerja keras, serta berfikir kreatif dan layanan bimbingan kelompok
dengan topik tugas yang membahas hal-hal yang dapat menumbuh kembangkan
kepribadian positif dalam diri siswa agar dapat lebih mampu menganalisis situasi
dengan lebih baik serta cermat terhadap lingkungan akademik yang memungkinkan
individu untuk merespons tuntutan akademik secara lebih baik dan mengurangi
penyebab terjadinya burnout academic.

Hasil Penelitian yang Paling Relevan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lismatusadiah
& Marjohan (2021:1) yang berjudul “Relationship of Locus of Control with Academic
Stress Student of SMA Negeri 7 Padang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan positif yang signifikan antara locus of control dengan stress akademik, yang
berarti bahwa semakin tinggi internal locus of control maka stres akademik akan
semakin rendah. Penelitian ini menjadi relevan karena membahas tentang locus of
control sebagai variabel bebasnya.

Perbedaannya dari penelitian ini adalah variabel terikatnya yang menggunakan Stress
Akademik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Orpina & Prahara (2019) yang berjudul
“Self-Efficacy dan Burnout Akademik pada Mahasiswa yang Bekerja”. Adanya korelasi ini
membuktikan bahwa self-efficacy berpengaruh penting terhadap burnout akademik
mahasiswa yang bekerja.

Hal ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu semakin tinggi self-
efficacy siswa maka semakin rendah burnout akademik pada siswa yang bekerja.
Sebaliknya, semakin rendah academic self-efficacy maka semakin rendah academic
burnout yang dimiliki mahasiswa yang bekerja. Penelitian ini menjadi relevan karena
membahas tentang academic burnout sebagai variabel terikatnya.

Perbedaannya dari penelitian ini adalah variabel bebasnya yang menggunakan self-
efficacy. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diyanti & Chairani (2012:15) yang berjudul
“Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai”. Dengan
hasil penelitian terdapat hubungan antara locus of control dengan resiliensi pada remaja
yang orang tuanya bercerai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat internal
locus of control remaja yang memiliki orang tua yang bercerai maka semakin baik
resiliensi yang dimiliki oleh remaja tersebut dan sebaliknya semakin tinggil eksternal
locus of control yang dimiliki oleh remaja maka semakin buruk resiliensi yang dimiliki
remaja dalam menghadapi perceraian orang tua.

Penelitian ini menjadi relevan dikarenakan sama-sama mengambil locus of control


sebagai variabel bebas. Namun, hal yang membedakanya dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah variabel terikat Resiliensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Arlinkasari & Akmal (2017:98) yang berjudul “Hubungan antara School Engagement,
Academic Self-Efficacy dan Academic Burnout pada Mahasiswa”.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara school
engagement, academic self efficacy dan academic burnout pada mahasiswa yang
berkolerasi negatif. Penelitian ini menjadi relevan karena sama-sama mengambil
academic burnout sebagai variabel terikat. Sedangkan, perbedaan dengan penelitian
yang akan diteliti terletak pada variabel bebasnya yang menggunakan school
engagement dan academic self efficacy.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dasi, Miarsyah, & Rusdi (2019:20) yang berjudul
“Hubungan Antara Locus of Control dan Personal Responsibility dengan Intention to Act
Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
locus of control dan personal responsibility mempunyai hubungan positif yang
signifikan dengan intention to act siswa XI MIPA di SMAN 8 Kota Makassar. Penelitian
ini menjadi relevan karena sama-sama mengambil locus of control sebagai variabel
bebas.

Namun, perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel terikatnya
yaitu Intention to Act. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yu, Chae & Chang (2016:1)
yang berjudul “The Relationship Among Self-Efficacy, Perfectionism And Academic
Burnout In Medical School Students”. Hasil penelitian ini menunjukkan Academic
burnout had correlation with socially-prescribed perfectionism.

It had negative correlation with academic self-efficacy. Socially-prescribed perfectionism


and academic self-efficacy had 54% explanatory power for academic burnout. Academic
burnout memiliki tingkat kolerasi yang negatif terhadap perfeksionisme dan self efikasi
dengan tingkat kekuatan penjelas sebesar 54%. Penelitian ini menjadi relevan
dikarenakan sama-sama menggunakan academic burnout sebagai variabel terikat.

Namun, memiliki perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah self efikasi dan
perfeksionisme sebagai variabel bebas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aghajari et
al., (2018:1) yang berjudul “The Relationship Between Quality Of Learning Experiences
And Academic Burnout Among Nursing Students Of Shahid Beheshti University Of
Medical Sciences In 2015”. The results showed a significant negative correlation between
the quality of learning experiences and academic burnout (r = -0.18; p: 0.006).

Hasil penelitian menunjukkan adanya kolerasi negatif antara kualitas pengalaman


belajar dengan academic burnout (r = -0.18; p: 0.006). Penelitian ini menjadi relevan
karena sama-sama menggunakan academic burnout sebagai variabel terikat. Namun,
memiliki perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah tempat dilakukannya
penelitian serta kualitas pengalaman belajar (quality of learning experiences) sebagai
variabel bebas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soleh, Burhani, & Atmasari (2020:114) yang
berjudul “Hubungan antara Locus of Control dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Psikologi IAIN Kediri”. Terdapat hubungan yang negatif antara locus of
control dengan prokastinasi akademik mahasiswa psikologi IAIN Kediri, yang
menunjukkan bahwa semakin rendah Locus of Control maka semakin tinggi prokastinasi
akademik mahasiswa psikologi IAIN Kediri.

Penelitian ini menjadi relevan karena sama-sama menggunakan locus of control sebagai
variabel bebas. Namun, memiliki perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah
prokastinasi akademik sebagai variabel terikat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Transiana et al.,

(2021:1) yang berjudul “Pengaruh Academic Stress, Achievement Motivation, dan


Perceived Social Support terhadap Academic Burnout Siswa SMK”. Hasil penelitian ini
menunjukkan ada pengaruh antara academic stress, achievement motivation, dan
perceived social support secara simultan terhadap academic burnout dengan
sumbangan sebesar 29,7%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian.

Penelitian ini menjadi relevan karena sama-sama menggunakan academic burnout


sebagai variabel terikat. Namun, memiliki perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan
adalah academic stress, achievement motivation, dan perceived social support sebagai
variabel bebas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnomo et al.,

(2020:1) yang berjudul “The Relationship Between Smartphone Addiction, Academic


Burnout And Academic Procrastination Among University Students During Online
Learning”. Hasil menunjukkan Value of 0.171, insignificant simultaneous relationship
between smartphone addiction, academic burnout, and procrastination among
Guidance and Counseling Students of Semarang State University. Nilai 0.171
menunjukkan hubungan simultan tidak signifikan antara kecanduan ponsel cerdas,
kelelahan akademik, dan penundaan di kalangan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini menjadi relevan karena sama-sama
menggunakan academic burnout sebagai salah satu variabel yang diteliti.

Namun, memiliki perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah tempat
dilakukannya penelitian serta Smartphone Addiction dan Academic Procrastination
sebagai variabel lainnya serta. Kerangka Berfikir Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2013:60)
mengemukakan bahwa kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Gambar 2.1

menunjukkan kerangka berfikir locus of control sebagai variabel X dan academic


burnout variabel Y. Apabila tingkat hubungan locus of control pada siswa termasuk
dalam kategori tinggi, maka academic burnout akan memiliki kecendrungan katergori
yang rendah. Begitupun sebaliknya jika intensitas academic burnout memiliki
kencenderungan kategori yang tinggi maka tingkat hubungan locus of control akan
rendah.

Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah dapat mendeskripsikan hubungan antara
Locus Of Control siswa masa pandemic Covid-19 kelas XI di SMK Negeri 4 Kota
Bengkulu dengan Academic Burnout Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Locus Of Control siswa masa
pandemic Covid-19 kelas XI di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu dengan Academic Burnout.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Locus Of Control siswa masa pandemic
Covid-19 kelas XI di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu dengan Academic Burnout.
BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian
ini adalah penelitian korelasional dengan metode kuantitatif. Sugiyono (2013:8)
menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan filsafat positivisme, cenderung digunakan untuk meneliti populasi maupun
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena hasil dari penelitian berupa data
numerik yang dianalisis menggunakan analisis statistik dengan tujuan mendapatkan
bukti adanya hubungan antara variabel, besar kecilnya tingkat hubungan dan
memperoleh kejelasan hubungan secara signifikan antara variabel saling berhubungan
atau sebagai bentuk hubungan sebab akibat yang dapat dideskripsikan.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu
pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Populasi dan Sampel Populasi Sugiyono
(2013:80) berpendapat populasi merupakan wilayah umum yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya.

Sedangkan, menurut Hasnunidah (2017:64) populasi adalah sekelompok individu yang


berperan sebagai objek dan sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian. Jadi, Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI di SMK 4 Kota Bengkulu. Tabel 3.1 No Kelas Jumlah 1 XI PKPI 1 28 2 XI PKPI 2
29 3 XI PKPI 3 22 4 XI TKRO 1 27 5 XI TKRO 2 25 6 XI TBO 1 32 7 XI TBO 2 33 8 XI
TBO 3 25 9 XI TBSM 1 33 10 XI TBSM 2 32 11 XI TKI 1 25 12 XI TKI 2 27 13 XI RPL 1 25
14 XI RPL 2 26 Jumlah 389 Sampel Sugiyono (2015:86) menjelaskan jika populasi
terlalu besar dan peneliti tidak dapat memahami semua informasi dalam populasi
karena keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diperoleh dari populasi tersebut.

Sedangkan, menurut Hasnunidah (2017:65) Sampel merupakan bagian dari populasi


yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Hal ini berarti sampel
merupakan bagian yang diambil dari populasi dan digunakan untuk memahami
informasi yang ada dalam populasi tersebut. Pada penelitian ini, penentuan jumlah
sampel menggunakan rumus Isaac dan Michael (dalam Sugiyono, 2013:86) : ??= ??
2 .??.??.?? ?? 2 . ??-1 + ?? 2 .??.?? Dengan keterangan sebagai berikut :
S = Jumlah sampel ?? 2 = Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan
tingkat kesalahan.

Untuk derajat kebebasan 1 dan tingkat kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. N = Peluang benar
(0,5) Q = Peluang salah (0,5) P = Jumlah populasi d = perbedaan antara rata-rata
populasi dengan rata-rata sampel (sampling error/tingkat kepresisian sampel) = 5% =
0,05 Berdasarkan rumus Isaac dan Michael serta tingkat kesalahan yang dipilih adalah
5% diperoleh hasil 194 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Adapun
penentuan sampel atau teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik proporsional random sampling.

Priyono (2008:107) menjelaskan teknik proporsional random sampling cara pengambilan


sampel dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memperhatikan
strata dalam populasi tersebut.. Hal ini memberikan kesempatan pada setiap subjek
untuk menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
menginput nomor absen setiap kelas ke dalam laptop.

Lalu, dilakukan pemilihan sampel secara acak dengan bantuan program aplikasi dalam
laptop agar lebih efisien dari segi waktu.
Variabel Penelitian Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah Academic
Burnout Definisi Konseptual Academic Burnout merupakan suatu kejadian psikologis
dimana individu merasa lelah, apatis, sinis, serta kurangnya motivasi belajar yang
diakibatkan oleh banyaknya aktivitas dan tuntutan dalam tugas akademik.

Definisi Operasional Academic Burnout merupakan reaksi negatif dari individu atas
ketidakmampuannya dalam memenuhi tuntutan – tuntutan studi akademiknya, yang
bersumber dari terlalu banyaknya aktivitas belajar mengajar yang diikuti individu
maupun hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan akademik. Academic Burnout
dapat dilihat dari aspek gejalanya dan digunakan sebagai indikator yang akan diteliti
yaitu: Kelelahan (Exhaustion), Depersonalization (depersonalisasi/sinisme), dan
Penurunan keyakinan akademik (Reduced academic efficacy).

Intrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat Academic Burnout pada penelitian
ini adalah angket (kuisioner) dengan pengambilan data menggunakan skala model likert
yang terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai
(SK), Tidak Sesuai (ST) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Variabel Bebas Variabel bebas
pada penelitian ini adalah Locus of Control Definisi Konseptual Locus of Control
merupakan tingkat kepercayaan individu akan semua kejadian baik kesuksesaan,
kegagalan, maupun peristiwa yang terjadi disekitarnya adalah hasil dari kendali dalam
dirinya sendiri (internal locus of control) atau karena kendali dari faktor di luar dirinya
(external locus of control).

Definisi Operasional Locus of Control merupakan keyakinan bahwa hasil dari interaksi
antara individu dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dapat
dikendalikan sesuai dengan prilaku, kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya
individu itu sendiri. Adapun locus of control dapat dilihat dari aspek individu tersebut
yang terdiri dari Internality (Internalisasi), Powerful Other (kekuatan lain) serta Change
(kesempatan) .

Intrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat locus of control pada penelitian ini
adalah angket (kuisioner) dengan pengambilan data menggunakan skala model likert
yang terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai
(SK), Tidak Sesuai (ST) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan angket (kuesioner) yang dinilai
relevan dan tepat sehingga memungkinkan untuk memperoleh data peranan Internal
Locus Of Control terhadap Academic Burnout yang objektif dan akurat.

Angket Academic Burnout Angket Academic Burnout dirancang dengan tujuan untuk
menghitung tingkat Academic Burnout pada subjek penelitian. Adapun Untuk
mengukur variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan alternatif 5
pilihan jawaban dan memberikan skor pada setiap alternattif jawaban tersebut seperti
pada tabel berikut ini : Tabel 3.2

Skala Likert Alternatif Jawaban Skor Favourable (+) Unfavourable (-) Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2 Kurang Sesuai 3 3 Tidak Sesuai 2 4 Sangat Tidak Sesuai 1 5 Instrumen
Penelitian Academic Burnout secara operasional diukur menggunakan skala Academic
Burnout dengan skala model Likert yang bertujuan untuk mengetahui tingkat Academic
Burnout yang dirasakan pada siswa.

Academic Burnout pada siswa dapat dilihat dari beberapa aspek gejala yang digunakan
sebagai indikator yang diteliti seperti yang ditampilkan pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-kisi
Angket Academic Burnout Variabel Indikator Kisi-kisi Nomor Item Jumlah item + -
Academic Burnout Kelelahan emosional (Emotional Exhaustion) Mudah menyerah 1 2 16
Mudah merasa lelah 3, 4 5,6 Sulit berkonsentrasi 7 8 Mudah marah 9,10 11, 12
Depresi 13, 14 15, 16 Sinisme (Cynicism) Memiliki sifat sinis 17,18 19,20 17
Kecemasan 21 22 Keterpaksaan 23 24 Mulai mempertanyakan manfaat belajar bagi
dirinya 25 26 Merasa bosan dengan kegiatan akademik 27 28 Hilangnya motivasi
untuk belajar 29 30, 31 Tidak mampu bersosialisasi dengan baik 32 33
Ketidakefektifan (Ineffectiveness) Tidak puas dengan prestasi yang diraih 34 35 17
Merasa tidak dihargai 36,37 38 Selalu merasa tidak mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapi 39 40 Merasa tidak memiliki manfaat bagi lingkungan sekitar 41 42,43
Merasa tidak kompeten 44 45 Hilangnya semangat belajar 46,47 48 Jenuh dalam
belajar 49 50 Jumlah 50 Angket Locus of Control Angket Locus of Control dirancang
dengan tujuan untuk menghitung tingkat Locus of Control pada siswa.

Adapun untuk mengukur variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan
alternatif 5 pilihan jawaban dan memberikan skor pada setiap alternatif jawaban
tersebut sama seperti pada tabel berikut ini : Tabel 3.4 Skala Likert Alternatif Jawaban
Skor Favourable (+) Unfavourable (-) Sangat Sesuai 5 1 Sesuai 4 2 Kurang Sesuai 3 3
Tidak Sesuai 2 4 Sangat Tidak Sesuai 1 5 Instrumen Penelitian Locus of Control secara
operasional diukur menggunakan skala Locus of Control dengan skala model Likert
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat Locus of Control yang dimiliki pada siswa.

Locus of Control dapat dilihat dari beberapa aspek karakteristik yang ada pada siswa
dan dapat digunakan sebagai indikator untuk menghitung tingkat Locus of Control
seperti yang ditampilkan pada tabel 3.5 Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Locus of Control
Variabel Indikator Kisi-kisi Nomor Item Jumlah item + - Locus of Control Internal
(Internality) Percaya pada kemampuan diri sendiri 1,2,4 3,5, 6 20 Percaya pada usaha
sendiri 7,8,9 10,11 Pekerja keras 12,13 14,15, 16 Dapat mempengaruhi orang lain
17,18 19,20 Kekuatan orang lain (Powerful Other) Mudah terpengaruh orang lain
21,22,23, 24,25 26,27, 28, 29,30, 10 Kesempatan (Change) Percaya pada nasib
31,32,33, 34,35,36, 10 Percaya pada keberuntungan 37,38 39,40 Jumlah 40 Uji
Validitas Uji Validitas Sugiyono (2013:121) merupakan ukuran yang digunakan untuk
menunjukkan ketepatan antara data yang terdapat dalam obyek penelitian dengan data
yang disampaikan oleh peneliti.

Hal ini berarti data yang valid adalah data yang disampaikan oleh peneliti sejalan
dengan yang terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan validitas
content (isi). Sugiyono (2013:123) mengemukakan bahwa validitas content (isi)
dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat mewakili seluruh aspek
yang akan diukur dengan meyertakan beberapa ahli untuk memeriksa dan
mengevaluasinya.

Hal ini berarti bahwa akan ada beberapa ahli yang memeriksa dan mengevaluasi
instrumen yang biasa disebut sebagai tim validator. Uji Daya Beda Azwar (dalam Khalif
& Abdurrohim, 2019:246) Uji daya beda adalah sejauh mana item mampu membedakan
antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut
yang diukur. Yang berarti daya beda adalah sejauh mana item dapat membedakan
kemampuan responden dengan baik.

Item yang baik haruslah item yang dapat membedakan kemampuan responden.
Sebaliknya, item yang jelek adalah item yang tidak dapat membedakan kemampuan
responden. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik korelasi pearson
product moment dengan bantuan program aplikasi Statistical packages for social scince
(SPSS). Uji Reabilitas Sugiyono (2013:130) menjelaskan reabilitas merupakan sesuatu
yang dinilai konstan atau stabil dari waktu ke waktu.

Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel saat alat ukur tersebut dapat digunakan untuk
mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan hasil data yang sama baik diwaktu
yang sama maupun dengan waktu yang berbeda. Pada penelitian ini untuk melakukan
uji reabilitas peneliti menggunakan perhitungan stastistik dengan bantuan program
aplikasi Statistical packages for social scince (SPSS) dan rumus Cronbach’s Alpha dengan
keterangan sebagai berikut : ?? 11 = ?? ??-1 - 1- ? ?? ?? 2 ?? ?? 2 Dengan keterangan
sebagai berikut : ?? 11 : Koefisien reabilitas tes n : Banyak pertanyaan ? ?? ?? 2 : Jumlah
varian butir st2 ?? ?? 2 : varian total uji hipotesis Budiastuti & Bandur (2018:211) dalam
bukunya menjelaskan bahwa dalam melakukan uji reabilitas alat ukur dapat dikatakan
realiabel jika rentang nilai koefisien alpa berada diantara di atas 0,7 sebagai reabilitas
yang dapat diterima, 0,8 reabilitas yang baik, 0,9 reabilitas yang sangat baik dan 1
rebilitas sempurna.
Sedangkan, jika nilai koefisien alpa berada dibawah 0,7 berarti tidak memiliki reliabilitas.
Teknik Analisis Data Uji Normalitas Herawati (2016:3) menjelaskan bahwa pada dasarnya
uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang di dapat peneliti
merupakan data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Untuk itu, mengetahui normal tidaknya sebuah data yang ada pada penelitian sangatlah
penting dan dapat dilihat melalui nilai signifikansinya. Dengan rentang nilai signifikasi di
atas 0,05 (P > 0,05), maka data berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 (P < 0,05), maka data berdistribusi tidak normal.

Pada penelitian ini uji normalitas peneliti menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov


dengan bantuan program aplikasi Statistical packages for social scince (SPSS) pada
laptop. Uji Linearitas Ghozali (dalam Purwanto, 2019:33) menjelaskan bahwa uji linearitas
digunakan untuk melihat apakah antara variabel memiliki hubungan yang linier secara
signifikan atau tidak.

Pada penelitian ini uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji Deviation From
Linearity dengan bantuan program aplikasi Statistical packages for social scince (SPSS)
pada laptop. Dengan nilai sig (signifikansi) sebagai penentu antar variabel dapat
dikatakan linear atau tidak. Jika, nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan tidak linear.
Sedangkan, bila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka dikatakan linear.

Uji Hipotesis Sugiyono (2013:64) menjelaskan bahwa hipotesis merupakan sebuah


jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
tersebut telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jenis dari hipotesis pada
penelitian ini adalah hipotesis asosiatif dimana hipotesis ini menunjukkan dugaan
adanya hubungan antar variabel (Sugiyono, 2013:69).

Untuk mengetahui hipotesis dari penelitian akan diterima atau tidak, maka dilakukanlah
uji hipotesis dengan rumus analisis regresi tunggal dan bantuan program aplikasi
Statistical packages for social scince (SPSS) pada laptop.
DAFTAR PUSTAKA Aghajari, Z., Loghmani, L., Ilkhani, M., Talebi, A., Ashktorab, T.,
Ahmadi, M., & Borhani, F. (2018).

The relationship between The Relationship Between Quality Of Learning Experiences


And Academic Burnout Among Nursing Students Of Shahid Beheshti University Of
Medical Sciences In 2015. Electronic Journal of General Medicine, 15(6), 1–10. Arlinkasari,
F., & Akmal, S. Z. (2017). Hubungan antara School Engagement, Academic Self-Efficacy
dan Academic Burnout pada Mahasiswa. Humanitas, 1(2), 81–102. Aro, K. S., Kiuru, N.,
Leskinen, E.,

& Nurmi, J. E. (2009). School Burnout Inventory (SBI) Reliability and Validity. European
Journal of Psychological Assessment, 25(1), 48–57. Asrowi, Susilo, A. ., & Hartanto, A. P.
(2020). Academic Burnout Pada Peserta Didik Terdampak Covid-19. G-COUNS: Jurnal
Bimbingan Dan Konseling, 5(1), 123–130. Atmojo, A. S., Tagela, U., & Windrawanto, Y.
(2015). Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dengan Perilaku Bullying. Jurnal
Ilmiah Pendidikan & Pembelajaraan, 3(2), 155–163.

Bentang, T. (2012). Hubungan Antara Locus Of Control Dengan Prokrastinasi Akademik


Siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga. Budiastuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas dan Reliabilitas Penelitian Dengan
Analisis NVIVO, SPSS, dan AMOS. Jakarta: Mitra Wacana Media. Cecil, J., McHale, C.,
Hart, J., & Laidlaw, A. (2014). Behaviour and burnout in medical students. Medical
Education Online, 19(1), 1–9. Dasi, A. A., Miarsyah, M.,

& Rusdi, R. (2019). Hubungan Antara Locus of Control dan Personal Responsibility
dengan Intention to Act Siswa. IJEEM?: Indonesian Journal of Environmental Education
and Management, 4(1), 11–22. Diyanti, S., & Chairani, L. (2012). Locus Of Control dan
Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai. Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, 8(1), 15–20. Fatimah, S., Suherman, M. M.,

Rohaeti, E. E., Duntari, R. A. A., & Hidayat, R. (2019). Hubungan Internal Locus of Control
Dengan Stres Akademik Siswa Sman 2 Cimahi. Psikodidaktika: Jurnal Ilmu Pendidikan,
Psikologi, Bimbingan Dan Konseling, 4(1), 27–35. Gold, Y., & Roth, R. A. (1993). Teachers
Managing Stress & Preventing Burnout. London: The Falmer press. Hartiningtyas, L.,
Purnomo, & Elmungsyah, H. (2016).

Hubungan Antara Self Regulated Learning Dan Locus of Control Internal Dengan
Kematangan Vokasional Siswa Smk. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 1(6), 1127–1136. Hasnunidah, N. (2017). Metodologi Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Media Akademik. Herawati, A. A., Afriyati, V., Habibah, S., &
Pratiwi, C. (2020).

Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Blended Learning untuk


Mengurangi Burnout Belajar Pada Perkuliahan Bimbingan dan Konseling Keluarga di
Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Bengkulu. Educational Guidance and
Counseling Development Jounal, 3(2), 40–48. Herawati, L. (2016). Uji Normalitas Data
Kesehatan Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Poltekkes Jogja Press. Irianto, A. (2011).
Pendidikan Sebagai Investasi dalam Pembangunan Suatu Bangsa.

Jakarta?: Kencana. Khairani, Y., & Ifdil, I. (2015). Konsep Burnout pada Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling. Konselor, 4(4), 208–214. Khalif, A., & Abdurrohim, A. (2019).
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kebahagiaan Pada Narapidana Di Lapas
Perempuan Kelas II A Semarang. Psisula: Prosiding Berkala Psikologi, 1, 240–253. Larsen,
R. J., & Buss, D. M. (2008). Personity Psychology?: Domains of Knowledge about Human
Nature. New York?: McGraw-Hill. Lee, J., Puig, A., Lea, E., & Lee, S.

M. (2013). Age-Related Differences In Academic Burnout Of Korean Adolescents. Journal


of Adolescence, 50(4), 274–283. Lee, M. Y., Lee, M. K., Lee, M. J., & Lee, S. M. (2020).
Academic Burnout Profiles and Motivation Styles Among Korean High School Students.
Japanese Psychological Research, 62(3), 184–195. Leiter, M. P., & Maslach, C. (1988). The
Impact Of Interpersonal Environment On Burnout And Organizational Commitment.

Journal of Organizational Behavior, 9(4), 297–308. Lian, P., Sun, Y., Ji, Z., Li, H., & Peng, J.
(2014). Moving away from exhaustion: How core self-evaluations influence academic
burnout. PLoS ONE, 9(1), 1–5. Lismatusadiah, & Marjohan. (2021). Relationship of Locus
of Control with Academic Stress Student of SMA Negeri 7 Padang Universitas Negeri
Padang. Neo Konselling, 3(1), 127–133. Maslach, C.,

& Leiter, M. P. (1997). The Truth About Burnout: How Organizations Cause Personal
Stress and What to Do About It. San Francisco: Jossey-Bass. Maslach, C., Schaufeli, W. B.,
& Leiter, M. P. (2001). Job Burnout. Annual Reviews of Psychology, 52, 397–422. Orpina,
S., & Prahara, S. A. (2019). Self-Efficacy dan Burnout Akademik pada Mahasiswa yang
Bekerja. Indonesian Journal of Educational Counseling, 3(2), 119–130. Oyoo, S. A.,
Mwaura, P. M.,

& Kinai, T. (2018). Academic Resilience As A Predictor Of Academic Burnout Among


Form Four Students In Homa-Bay County, Kenya. International Journal of Education and
Research, 6(3), 187–200. Oyoo, S., Mwaura, P., Kinai, T., & Mutua, J. (2020). Academic
Burnout and Academic Achievement among Secondary School Students in Kenya.
Education Research International, 2020, 1–6. Priyono. (2008).
Metode Penelitian Kuantitatif. Jawa Timur: Zifatama Publishing. Purnomo, A. W. A.,
Wibowo, A. E., Kurniawan, K., & Setyorini, S. (2020). The Relationship between
Smartphone Addiction, Academic Burnout and Academic Procrastination among
University Students During Online Learning. Psikopedagogia: Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, 9(2), 81–86. Purnomo, R., & Lestari, S. (2010).

Pengaruh Kepribadian, Self-Efficacy, Dan Locus of Control Terhadap Persepsi Kinerja


Usaha Skala Kecil Dan Menengah. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 17(2), 144–160.
Purwanto. (2019). Analisis Korelasi Dan Regresi Linier Dengan Spss 21 (Panduan Praktis
untuk Penelitian Ekonomi Syariah). Purworejo: StaiaPress. Rad, M., Shomoossi, N.,
Rakhshani, M. H., & Sabzevari, M. T. (2017). Psychological Capital and Academic Burnout
in Students of Clinical Majors in Iran.

Acta Facultatis Medicae Naissensis, 34(4), 311–319. Rosyid, H. F. (1996). Burnout:


Penghambat Produktivitas Yang Perlu Dicermati. Buletin Psikologi, 4(1), 19–25. Satriyo,
M., & Survival. (2014). Strees Kerja Terhadap Burnout Serta Implikasinya Pada Kinerja.
Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 3, 52–63. Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2015).
Theories of Personalitiy. Boston?: Cengage Learning. Shih, S. S. (2015).

An Investigation Into Academic Burnout Among Taiwanese Adolescents From The Self-
Determination Theory Perspective. Social Psychology of Education, 18(1), 201–219.
Soleh, M., Burhani, M. I., & Atmasari, L. (2020). Hubungan antara Locus of Control
dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Psikologi IAIN Kediri. Jurnal Happiness,
4(2), 104–115. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015).

Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung:


Alfabeta. Sukisno. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Klarifikasi Nilai dan Locus Of
Control Terhadap Kemampuan Berpendapat Mahasiswa. Jurnal Varidika, 26(2), 182–193.
Transiana, E. ka, Ainy, N. ur, Nawangsari, F., & Nurdibyanandaru, D. (2021).

Pengaruh Academic Stress , Achievement Motivation , dan Perceived Social Support


terhadap Academic Burnout Siswa SMK. BRPKM: Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan
Mental, 1(1), 435–447. Trisnawati, F. (2020). Gambaran Perilaku Burnout Di SMP Negeri 2
Pedamaran. Jurnal Wahana Konseling, 3(1), 53–62. Vijayashree, L., & Jagdischchandra, M.
(2011). Locus of control and job satisfaction: PSU employees.

Serbian Journal of Management, 6(2), 193–203. Walburg, V. (2014). Burnout Among


High School Students: A Literature Review. Children and Youth Services Review, 42, 28–
33. Widari, N. K., Dharsana, I. K., & Suranata, K. (2014). Penerapan Teori Konseling
Rasional Emotif Behavioral Dengan Teknik Relaksasi Untuk Menurunkan Kejenuhan
Belajar Siswa Kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Singaraja.

E-Journal Undiksa, 2(1), 1–11. Widyastuti, N., & Widyowati, A. (2015). Hubungan Antara
Locus of Control Internal Dengan Kematangan Karir Pada Siswa Smk N 1 Bantul.
Humanitas, 12(2), 82–89. Yu, J. H., Chae, S. J., & Chang, K. H. (2016). The Relationship
Among Self-Efficacy, Perfectionism And Academic Burnout In Medical School Students.
Korean Journal of Medical Education, 28(1), 49–55. Zawawi, J.

A., & Hamaideh, S. H. (2009). Depressive Symptoms and Their Correlates with Locus of
Control and Satisfaction with Life among Jordanian College Students. Europe’s Journal
of Psychology, 5(4), 71–103.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - repository.upi.edu › 38248 › 1
<1% - www.academia.edu › 30096055 › kegiatan_pendukung_docx
1% - core.ac.uk › download › pdf
<1% - www.hopewellstudios.com › terbaik-contoh-kata
<1% - digilibadmin.unismuh.ac.id › upload › 1587-Full_Text
<1% - repository.unib.ac.id › 8202 › 1
<1% - repository.unib.ac.id › 8496 › 1
<1% - eprints.ums.ac.id › 29059/1/03_HALAMAN_DEPAN
<1% - repositori.uin-alauddin.ac.id › 15665 › 1
<1% - eprints.walisongo.ac.id › 8502 › 1
<1% - repository.radenintan.ac.id › 797 › 1
<1% - www.sopasti.com › contoh-kata-pengantar-laporan
<1% - 123dok.com › document › ynn3nmky-daftar-isi-daftar
<1% - journal.trunojoyo.ac.id › personifikasi › article
<1% - eprints.ums.ac.id › 47853 › 5
<1% - 123dok.com › document › nzw98ogy-pengaruh
<1% - m.brilio.net › creator › 4-penyebab-rendahnya
<1% - id.quora.com › Apakah-prestasi-akademik-sama
<1% - difarepositories.uin-suka.ac.id › 35 › 2
<1% - www.bangizaltoy.com › 2018 › 11
<1% - repository.unair.ac.id › 101532/5/5
<1% - 2020:1 ) academic burnout comprises of three main sub-categories emotional
exhaustion, cynicism, and academic inefficacy.
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 4706 › 3
<1% - ruas.ub.ac.id › index › ruas
<1% - lib.unnes.ac.id › 32751/1/1301414112
<1% - repository.setiabudi.ac.id › 3664 › 1
<1% - repository.unair.ac.id › 68392 › 3
<1% - www.tandfonline.com › doi › full
<1% - www.tandfonline.com › doi › pdf
<1% - jurnal.konselingindonesia.com › index › jkp
<1% - www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id › jkgt › article
<1% - ojs.serambimekkah.ac.id › serambi-akademika › article
<1% - difarepositories.uin-suka.ac.id › 24 › 2
<1% - sinta.unud.ac.id › uploads › dokumen_dir
<1% - library.binus.ac.id › eColls › eThesisdoc
<1% - mpsi.umm.ac.id › files › file
<1% - text-id.123dok.com › document › myj7ep82y-alat-ukur
<1% - sites.google.com › training › pengembangan-diri
<1% - eprints.ums.ac.id › 32443 › 2
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 31631 › 3
<1% - repository.unib.ac.id › 8883 › 1
<1% - www.academia.edu › 9773212 › permasalahan_konselor
<1% - 123dok.com › document › zpnod00y-penguasaan
<1% - bdkjakarta.kemenag.go.id › berita › efektivitas
<1% - id.theasianparent.com › anak-malas-mengerjakan-pr
<1% - www.kosngosan.com › contoh-batasan-penelitian
<1% - ejournal.unib.ac.id › index › triadik
<1% - nasional.tempo.co › read › 1381272
<1% - www.academia.edu › 3252097 › PENGARUH_INTERNAL_LOCUS
<1% - noawicks.blogspot.com › 2021 › 05
<1% - blog.unnes.ac.id › cara-memperluas-wawasan-dan-pengetahuan
<1% - 123dok.com › document › qo18v40z-qur-dan-dalam-al
<1% - text-id.123dok.com › document › y969ojry-faktor
<1% - staff.unila.ac.id › syarifdahlan › 2011/11/08
<1% - www.academia.edu › 31928537
<1% - www.psychologymania.com › 2013 › 04
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 4582 › 3
<1% - repository.unpas.ac.id › 43464 › 3
<1% - www.lib.ui.ac.id › naskahringkas › 2016-03
<1% - kumparan.com › temali › mengenali-burnout-syndrom
<1% - journal.ugm.ac.id › buletinpsikologi › article
1% - digilib.uinsby.ac.id › 299 › 5
<1% - www.researchgate.net › publication › 318423894
<1% - neo.ppj.unp.ac.id › index › neo
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 5567 › 3
<1% - www.cermati.com › artikel › 25-kata-kata-motivasi
<1% - jurnalposmedia.com › overthinking-dan-dampak-buruknya
<1% - eprints.ums.ac.id › 26320 › 3
<1% - www.researchgate.net › profile › Rita-Zukauskiene
<1% - www.researchgate.net › profile › Jari-Erik-Nurmi
<1% - ms.sainte-anastasie.org › articles › psicologia
<1% - www.academia.edu › 29003636 › PTS_Kepala_Sekolah
<1% - repository.poltekkes-tjk.ac.id › 1058 › 6
<1% - skripsipekanbaru.wordpress.com › 2013/04/29 › contoh
<1% - hal ini akan mengakibatkan individu tidak melanjutkan kegiatan dengan baik.
<1% - lib.unnes.ac.id › 40623 › 1
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 3716 › 3
<1% - www.academia.edu › 37288027
<1% - ojs.uph.edu › index › DIL
<1% - sefmimijuliati.wordpress.com › 2011/10/26
<1% - : faktor eksternal meliputi, tuntutan kerja maupun studi, penghargaan,
pengawasan, nilai-nilai dan lingkungan sekitar.
<1% - digilib.unisayogya.ac.id › 4617 › 1
<1% - 123dok.com › document › yd8m8d6q-deskriptif-mengenai
<1% - konsultasiskripsi.com › 2021/08/08 › locus-of
1% - journal.um.ac.id › index › jptpp
<1% - etheses.uin-malang.ac.id › 2105/6/07410069_Bab_2
<1% - jurnal.stmik-mi.ac.id › index › jcb
<1% - repository.unpar.ac.id › bitstream › handle
<1% - etheses.uin-malang.ac.id › 2220/6/08410036_Bab_2
<1% - nikmahrochmawati.blogspot.com › 2017 › 12
<1% - journal.iain-manado.ac.id › index › JIVA
<1% - mm.feb.unair.ac.id › kemahasiswaan › artikel
<1% - journal.stieamkop.ac.id › index › yume
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/9350/2
1% - www.universitaspsikologi.com › 2020 › 04
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/9556/2
<1% - 123dok.com › document › zg659enq-tinjuan-pustaka
<1% - www.academia.edu › 36437559
<1% - 123dok.com › document › q2375opz-bab-tinjauan-umum
<1% - repository.unisma.ac.id › bitstream › handle
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 4582 › 2
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/16729/2
<1% - dari perilaku dan kendali individu tersebut.
<1% - www.researchgate.net › journal › EMPATI-Jurnal
<1% - conference.um.ac.id › index › bk2
<1% - www.researchgate.net › profile › Irma-Paskahwati
<1% - repository.unissula.ac.id › 8553 › 4
<1% - repository.unusa.ac.id › 5613 › 1
<1% - journals.plos.org › plosone › article
<1% - www.researchgate.net › publication › 268296937_Self
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/2298/4
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 721 › 3
<1% - dheashrn.wordpress.com › 2015/05/30 › dampak-layanan
<1% - www.academia.edu › 33167927 › Makalah_Layanan
<1% - text-id.123dok.com › document › lzgrjlk8q-hasil
<1% - eprints.mercubuana-yogya.ac.id › 7186 › 1
<1% - www.academia.edu › 4966854 › Peranan_Internal_Locus
<1% - 123dok.com › document › q5rd7ljz-penutup-berdasarkan
<1% - penelitianilmiah.com › hipotesis-penelitian
<1% - www.academia.edu › 7483348 › PERAN_CONSCIENTIOUSNESS
1% - ejournal.uin-suska.ac.id › index › psikologi
<1% - www.academia.edu › 42182654 › Pengaruh_Partisipasi
<1% - repository.radenintan.ac.id › 2027 › 5
<1% - www.researchgate.net › publication › 329287719_PERAN
<1% - www.researchgate.net › publication › 323803756
<1% - repository.unpas.ac.id › 30363 › 6
<1% - repository.unpad.ac.id › frontdoor › index
<1% - 123dok.com › document › qv8edp0z-bab-ii-kajian-teori
<1% - eprints.perbanas.ac.id › 4522 › 7
<1% - www.e-sciencecentral.org › articles › SC000013258
<1% - scholar.unand.ac.id › 18670 › 2
<1% - www.researchgate.net › publication › 229685724
<1% - www.ejgm.co.uk › article › the-relationship-between
<1% - repositori.uin-alauddin.ac.id › 3292 › 1
<1% - www.academia.edu › 16589807 › MENEMUKAN_MASALAH
<1% - 123dok.com › document › zk0r138y-bab-ii-tinjauan
<1% - of control maka semakin tinggi prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi iain
kediri.
<1% - namun, memiliki perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah
prokrastinasi akademik sebagai variabel terikat.
1% - e-journal.unair.ac.id › BRPKM › article
<1% - www.researchgate.net › publication › 353213057
<1% - www.researchgate.net › publication › 319454973
<1% - journal.uad.ac.id › index › PSIKOPEDAGOGIA
<1% - ahdfauzibatubara.blogspot.com › 2016 › 08
<1% - www.coursehero.com › file › p4b5bor
<1% - 123dok.com › document › lzgg8kvz-pengaruh-perputaran
<1% - lambitu.wordpress.com › 2009/10/28 › hubungan-antara
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 660 › 4
<1% - anapangesti.blogspot.com › 2016 › 07
<1% - repository.unpas.ac.id › 30086 › 5
<1% - insanpelajar.com › data-kualitatif-dan-kuantitatif
<1% - eprints.umm.ac.id › 37820 › 3
<1% - repository.unpas.ac.id › 30184 › 7
<1% - eprints.ums.ac.id › 73310/5/05
<1% - www.academia.edu › 21021244 › Proposal_Skripsi
<1% - www.academia.edu › 31651140 › PROPOSAL_EKSPERIMEN
<1% - afidburhanuddin.wordpress.com › 2013/09/24
<1% - etheses.iainkediri.ac.id › 1274/4/931338115 bab3
<1% - putratok.wordpress.com › 12 › 16
<1% - eprints.walisongo.ac.id › 5946 › 4
<1% - www.coursehero.com › file › 90776612
<1% - etheses.iainponorogo.ac.id › 2756 › 5
<1% - file.upi.edu › Direktori › DUAL-MODES
<1% - repository.unpas.ac.id › 30689 › 5
<1% - bk.ppj.unp.ac.id › index › aiptekin
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 8412 › 3
<1% - ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id › index › JPSB
<1% - dikendalikan sesuai dengan perilaku, kemampuan, minat dan usaha yang
dimilikinya individu itu sendiri.
<1% - www.academia.edu › 30298564 › ANALISIS_PENGARUH
<1% - www.researchgate.net › publication › 327773954
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 407 › 7
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 34603 › 1
<1% - 123dok.com › document › z1338p3q-pikir-peserta-didik
<1% - etheses.uin-malang.ac.id › 2105/2/07410069_Pendahuluan
<1% - eprints.ums.ac.id › 30147 › 4
<1% - farismuhamad.wordpress.com › 2020/01/28 › soal-dan
<1% - etheses.uin-malang.ac.id › 2250/7/07410057_Bab_3
<1% - www.lontar.ui.ac.id › file
<1% - afidburhanuddin.wordpress.com › 2013/05/21
<1% - www.academia.edu › 35148935
<1% - eprints.undip.ac.id › 48218 › 6
<1% - menyertakan beberapa ahli untuk memeriksa dan mengevaluasinya.
<1% - text-id.123dok.com › document › 1y96dg7vy-uji-validi
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/13226/3
<1% - e-journals.unmul.ac.id › index › psikoneo
<1% - 123dok.com › document › 7qv84lz5-analisis-faktor
<1% - statistik-kesehatan.blogspot.com › 2011 › 03
<1% - download.garuda.ristekdikti.go.id › article
<1% - discourse.cornerstone.co.uk › pGFNjsvP_rumus-uji-validitas
<1% - sedangkan, jika nilai koefisien alpha berada dibawah 0,7 berarti tidak memiliki
reliabilitas.
<1% - eprints.umm.ac.id › 60091 › 4
<1% - www.en.globalstatistik.com › simulasi-data
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/20898/3
<1% - lib.ui.ac.id › file
<1% - alisadikinwear.wordpress.com › 2017/01/25 › analisis
<1% - jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id › index › jirm
<1% - www.academia.edu › 36008649 › rangkuman_bab_2_3_dan
<1% - publons.com › journal › 77119
<1% - repository.maranatha.edu › 24298
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 528
<1% - www.cambridge.org › core › journals
<1% - academic-accelerator.com › Journal-Abbreviation › kr
<1% - sinta.ristekbrin.go.id › journals › detail
<1% - ejournal.uin-suska.ac.id › index › EGCDJ
<1% - dan konseling universitas bengkulu. educational guidance and counseling
development journal, 3 2 , 40 48. herawati, l. 2016 .
<1% - jurnal.unissula.ac.id › index › psisula
<1% - research.utwente.nl › en › publications
<1% - journals.sagepub.com › doi › 10
<1% - www.mindgarden.com › 117-maslach-burnout-inventory-mbi
<1% - onlinelibrary.wiley.com › doi › 10
<1% - eric.ed.gov
<1% - www.scirp.org › reference › ReferencesPapers
<1% - ijec.ejournal.id › index › counseling
<1% - www.ku.ac.ke › schools › education
<1% - www.semanticscholar.org › paper › ANALISIS-KORELASI
<1% - www.ncbi.nlm.nih.gov › pmc › articles
<1% - www.researchgate.net › publication › 270597435_An
<1% - repositori.uin-alauddin.ac.id › 12366 › 1
<1% - www.scirp.org › reference › referencespapers
<1% - doaj.org › article › 3a1886d7421f4335ba58ab9d20713cfa
<1% - www.researchgate.net › publication › 345845330_The
<1% - e-journal undiksha, 2 1 , 1 11. widyastuti, n.,
<1% - kjme.kr › upload › pdf

Anda mungkin juga menyukai