Anda di halaman 1dari 8

Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.

p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

PENERAPAN PROGRAM REVITALISASI POSKESTREN MELALUI


PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) PADA
SANTRI/WATI DI PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIN

Ermaya Sari Bayu Ningsih1)


1)
Program Studi Ners, Institut Medika drg. Suherman, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

Corresponding author : Ermaya Sari Bayu Ningsih


E-mail : mayapendi3969@gmail.com

Diterima 11 November 2021, Disetujui 28 November 2021

ABSTRAK
Poskestren merupakan upaya meningkatkan derajat kesehatan santri dipondok pesantren dengan
mengutakan upaya promotif dan preventif dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan pengabdian
masyarakat adalah mengoptimalkan pos kesehatan pesantren untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat bagi santri di lingkungan pondok pesantren Darul Muttaqin Cibarusa-Bekasi.
Pendekatan pada pengabdian masyarakat berbasis penggerakan peran masyarakat pesantren untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dengan membentuk kegiatan pelatihan dan pendampingan
kader pos kesehatan pesantren sebanyak 15 orang dengan metode cerama, diskusi dan praktek
langsung. Hasil pengabdian masyarakat terbentuknya program pos kesehatan pesantren dengan
tahapan input, proses, output. Diharapkan dukungan dari berbagai pihak yaitu pondok pesantren,
puskesmas dan stakeholder untuk terwujudnya program pos kesehatan pesantren

Kata kunci: poskestren; perilaku; hidup; bersih; sehat

ABSTRACT
Healthcare post boarding school is efforts to improve health of students in Islamic boarding schools with
preventive and promotional efforts in clean and healthy living. The purpose of the community is to
optimize the use of healthcare post islamic boarding schools to implement clean and healthy
environment in islamic boarding schools of Darul Muttaqin Cibarusa Bekasi. Closer look at community
devotion motivation of islamic boarding schools in order to increase the role of people, attitude, behavior
by forming training activities and providing health-related assistance to health post member islamic
boarding schools with the methods of lecture as many as 15, discussion and the practice of directly. The
devotion of the public health posts boarding with input stage, process, output. The center is expected to
support from various parties and, namely, Islamic boarding schools, stakeholders to the center and a
medical post-boarding.

Keywords: poskestren; behavior; life; clean; healthy.

PENDAHULUAN dan para pemimpin serta pengelola pondok


Pondok pesantren merupakan salah pesantren, tidak saja mahir dalam aspek
satu institusi pendidikan keagamaan Islam pembangunan moral dan spiritual dengan
tertua di Indonesia. Karena itu dari sisi historis, intelektual yang bernuansa agamis, namun
pesantren tidak hanya identik dengan makna dapat pula menjadi motor penggerak, motivator
keislaman, tetapi juga mengandung makna dan inovator dalam pembangunan kesehatan,
keaslian Indonesia. Menurut Data Emis serta menjadi teladan dalam berperilaku hidup
2015/2016 dalam Fahham, 2019, jumlah bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar
pondok pesantren yang besar dan tersebar di (Kemenkes RI, 2013).
seluruh provinsi di Indonesia sebanyak 28.984 Pondok pesantren juga merupakan
pondok pesantren dengan jumlah santri salah satu lembaga pendidikan formal di
sebanyak 4.290.626. Pondok Pesantren Indonesia yang metode pembelajarannya
merupakan salah satu bentuk lembaga berbasis agama Islam. Banyaknya Pondok
Pendidikan keagamaan yang tumbuh dan pesantren di seluruh wilayah Indonesia, karena
berkembang dari oleh dan untuk masyarakat jumlahnya cukup besar mencapai 27.218
yang berperan penting dalam pengembangan lembaga. Satu pondok pesantren bisa memiliki
sumber daya manusia, diharapkan para santri 500 hingga 1000 orang santri yang akan tinggal

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 368


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

bersama selama kurun waktu tertentu. Santri upaya menumbuhkembangkan Poskestren


yang belajar di pondok pesantren memiliki (Kesehatan, 2013).
latarbelakang yang sangat bervariasi dari usia, Pada umumnya kondisi kesehatan di
sosial ekonomi, pendidikan dan perilaku. lingkungan pondok pesantren masih
Kondisi pesantren yang sebagian besar masih memerlukan perhatian dari pelbagai pihak, baik
belum memiliki fasilitas yang mencukupi dalam aspek pelayanan kesehatan, perilaku
memungkinkan munculnya banyak penyakit sehat maupun aspek kesehatan lingkungannya.
menular seperti skabies (gudig), konjungtivitis, Berikut beberapa poin permasalahan
kutu rambut, diare, dan lain sebagainya. kesehatan secara umum di pondok pesantren.
Pondok pesantren dinilai masih perlu mendapat (1) Berkaitan dengan kesehatan lingkungan: (a)
perhatian yang lebih dalam bidang kesehatan, sampah yang berserakan di lingkungan
baik berupa akses pelayanan kesehatan, pesantren (b) lantai asrama jarang dipel (c) bak
kesehatan lingkungan maupun perilaku hidup mandi jarang dikuras dan (e) kasur tidak
sehat. Berdasarkan Peraturan Menteri dijemur. (2) Bekaitan dengan masalah tingkah
Kesehatan RI No.1(2013), memberikan laku: (a) piring tidak segera dicuci sebelum dan
pedoman untuk dibentuknya POSKESTREN sesudah makan (b) sisa makanan yang
(Pos Kesehatan Pesantren) dalam upaya berserakan di asrama (c) pakaian yang sudah
meningkatkan derajat kesehatan santri di digunakan bergantungan di dalam asrama (d)
pondok pesantren dengan mengutamakan santri tidur di lantai, tanpa selimut dan alas tidur
upaya promotif dan preventif. Salah satu yang (e) ember sabun, sepatu dan sandal diletakkan
ditekankan dalam hal ini adalah Perilaku Hidup sembarangan di dalam asrama (f) bantal sering
Bersih dan Sehat atau (PHBS), sehingga dalam dipakai bersama-sama dan (g) sesudah Buang
masalah kesehatan perlu ada penanganan Air Besar (BAB) tidak cuci tangan dengan
yang serius dalam upaya mewujudkan sabun. (3) Berkaitan dengan masalah gizi: (a)
masyarakat pondok pesantren yang sehat, mie instan dijadikan makanan pokok (b) menu
untuk itu PHBS di lingkungan pondok pesantren makanan kurang bervariasi (c) santri tidak
harus diterapkan (Rahmawati, 2016). sarapan pagi (d) mengambil porsi makanan
Mengingat pondok pesantren telah yang tidak sesuai, dan (4) Berkaitan dengan
tumbuh dan berkembang hampir di seluruh masalah sarana dan prasarana: (a) ruang
daerah, maka diharapkan kegiatan ini dapat asrama tidak sesuai dengan jumlah penghuni
menyebar secara merata di seluruh Indonesia. dan (b) kurangnya tempat menjemur pakaian
Pada umumnya santri yang belajar di pondok (Muslim, 2012 dalam (A. Nur, 2015).
pesantren berusia antara 7-19 tahun, dan di Berdasarkan Keputusan Bersama
beberapa pondok pesantren lainnya Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan
menampung santri berusia dewasa. Poskestren Menteri dalam Negeri No.
merupakan bagian integral dari UKS, di mana 1067/Menkes/SKB/VIII/2002, Nomor 385
sasaran UKS adalah seluruh warga sekolah Tahun 2002 dan Nomor 37 Tahun 2002 tentang
mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah Peningkatan Kesehatan Pondok Pesantren dan
lanjutan menengah, yang meliputi sekolah Instituti Keagamaan lainnya. Selanjutnya pada
umum, keguruan, Sekolah Luar Biasa (SLB), tahun 2006 Menteri Kesehatan menetapkan
termasuk pondok pesantren, baik jalur sekolah Keputusan Menteri Kesehatan RI No
maupun luar sekolah. Bila dilihat dari sisi 867/Menkes/SK/X/2006 tentang Pedoman
kesehatan, pada umumnya kondisi kesehatan Penyelenggaraan dan Poskestren untuk
di lingkungan pondok pesantren masih mengatasi masalah-masalah penyakit yang
memerlukan perhatian dari berbagai pihak paling sering diderita oleh warga pondok
terkait, baik dalam aspek akses pelayanan pesantren, melalui wawancara yang dilakukan
kesehatan, berperilaku sehat maupun aspek diperoleh data, yaitu: scabies, diare, sesak
kesehatan lingkungannya. Salah satu upaya nafas, batuk pilek dan penyakit lainya seperti
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi gangguan pencernaan. Untuk itu, salah satu
warga pondok pesantren adalah menumbuh upaya mendekatkan pelayanan kesehatan bagi
kembangkan Poskestren, untuk memfasilitasi warga ponok pesantren adalah
para petugas dan pemangku kepentingan menumbuhkembangkan poskestren (D. Nur,
(stakeholders) terkait lainnya, perlu adanya Purqoti, & Rusiana, 2015).
pedoman praktis yang dapat dijadikan acuan Pondok Pesantren Tarbiyatul Fallah
dalam melaksanakan tugasnya. Melalui Nurul yang berada di daerah Kp Cibucil Desa
Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Sukamanah Kecamanatan Jonggol Jonggol
Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) ini, Jawa Barat, Indonesia 16830, merupakan salah
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam satu Pondok yang memiliki santri cukup banyak
pembinaan kesehatan di pondok pesantren dan dan hampir setiap tahun terjadi keluhan
kesehatan pada kulit, sehingga perlu adanya

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 369


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

upaya penanganan untuk menurunkan risiko Kerjasama terkait jumlah rujukan santri dan
terjadinya keluhan penyakit kulit. Melalui santriwati).
Revitalisasi Poskestren dan Pembinaan
mengenai PHBS akan dilakukan untuk dapat
mengupayakan kesehatan bagi masyarakat di HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan pesantren. Poskestren merupakan Pesantren Darul Muttaqin Cibarusa-Bekasi.
salah satu usaha kesehatan yang bisa Pondok pesantren menanamkan dasar-dasar
dilakukan oleh masyarakat di lingkungan agama baik yang bersifat ibadah maupun
Pesantren dengan mengutamakan pelayanan bersifat sosial, para santri dan santriwati dididik
promotif (peningkatan) dan preventif mampu memahami kitab karya khazanah
(pencegahan), dan juga dengan aspek kuratif ulama yang bersumber pada Al-Qur’an dan
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan Hadis (As-Sunnah), Ijma’ dan Qiyas. Banyak
kesehatan) dengan binaan puskesmas kita ketahui permasalahan remaja di
setempat. Tujuan Poskestren adalah untuk masyarakat salah satunya perilaku kekerasan,
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran seks bebas, NAPZA yang menjadi masalah
santri, guru, dan ustadz tentang pentingnya sehingga dengan remaja hidup dipondok dan
kesehatan, meningkatkan kesadaran untuk memahami agama mampu menghindari
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan masalah yang dihadapi remaja (Ermaya Sari
Sehat, dan meningkatkan kemauan dan Bayu Ningsih, 2018).
kemampuan untuk melindungi diri berbagai
penyakit (Ardian, 2015).
Revitalisasi Poskestren menurut
Laretna (2015) merupakan proses
pengulangan, upaya, dan usaha untuk
melaukan perbaikan kali dari kekurangan yang
ada sebelumnya dan di harapkan bisa
meningkatkan kesehatan bagi para masyarakat
atau para santri yang ada di Pesantren. Maka
dari itu program Poskestren sangat penting
guna meningkatkan kepedulian warga
pesantren akan permasalahan yang ada di
sekitar sesuai dengan permasalahan masing- Gambar 3. Akreditasi “A” Pada YPI Darul
masing pondok. (Siti Aisyah, 2017). Tujuan Muttaqin, Cibarusah-Kabupaten Bekasi
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini
bertujuan untuk mengoptimalkan pos
kesehatan pesantren untuk meningkatkan 1. INPUT (Masukan)
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi Terdapat beberapa aspek pada katagori
santri di lingkungan pondok pesantren sebagai masukan (input) dalam
pelaksanaan program pos kesehatan
METODE pesantren (POSKESTREN) di Pondok
Pendekatan pada pengabdian Pesantren Darul Muttaqin Cibarusa-Bekasi.
masyarakat berbasis penggerakan peran a. Rekrutment Kader
masyarakat pesantren untuk meningkatkan Pemilihan pengurus dan kader
pengetahuan, sikap, perilaku dengan Poskestren dilakukan secara
membentuk kegiatan pelatihan dan musyawarah mufakat, sesuai dengan
pendampingan kader pos kesehatan pesantren tata cara dan kriteria yang berlaku, yang
sebanyak 15 orang dengan metode cerama, diserahkan kepada internal pondok
diskusi dan praktek langsung. Pelaksanaan pesantren, pengajuan program pos
dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan kesehatan pesantren dengan membuat
dengan beberapa tahapan yaitu tahapan input proposal terkait kegiatan ini. Kader di
(rekrutmen kader, pemilihan sarana, dukungan pondok pesantren Darul Muttaqin akan
pendanaan dan dukungan stakeholder); dibentuk dan dilakukan pemilihan secara
tahapan proses (frekuensi pertemuan, mufakat dengan komitmen yang baik
frekuensi penyuluhan dan frekuensi penilaian); untuk calon kader. Jumlah calon kader
tahapan output (terbentuknya kader yang terdapat di pondok pesantren
poskestren, terbentuknya program poskestren adalah sebanyak lima belas orang yang
seperti Gerakan jum’at bersih, Kawasan bebas merupakan pengurus asrama di pondok
rokok, kebersihan perorangan dan Kawasan pesantren Darul Muttaqin.
bebas sampah, Adanya dana sehat dan

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 370


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

eksternal dan internal, dana eksternal


yang dihasilkan melalui bantuan dari luar
pondok pesantren antara lain dari dana
program pemerintah daerah, dana
bantuan dari institusi lainnya.
d. Dukungan Stakeholder
Dukungan dari berbagai pihak
(stakeholder) sangat diperlukan dalam
keterlaksanaannya program poskestren
dan untuk mencapai peran dan fungsi
Gambar 4. Pemilihan Kader Poskestren pos Kesehatan pesantren maka adanya
di Pondok Pesantren Darul Muttaqin langkah kerjasama dari berbagai pihak
pemerintah daerah, Puskesmas, RS dan
Ketua yang dipilih sesuai mufakat Institusi Kesehatan.
bersama adalah Azzar Nusi dan ketua 2. PROCESS (Proses)
akan mengajukan proposal untuk Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan
keterlaksanaan program poskestren di yang bersifat integratif untuk semua
pondok pesantren Darul Muttaqin. kegiatan program puskesmas, sehingga
semua staf puskesmas harus mampu
b. Pemilihan Sarana (idealnya) melaksanakannya (every body
Poskestren belum bisa diputuskan pada should do it), baik yang sasarannya individu
saat pelaksanaan pengabdian pasien maupun kelompok-kelompok
masyarakat karena yayasan belum bisa masyarakat sasaran program, dengan hal ini
mengikuti kegiatan, sehingga akan dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan
ditindak lanjuti untuk mendapatkan program poskestren harus melibatkan
dukungan. Mursyid (2003) menyatakan puskesmas yang sesuai dengan program
bahwa pelaksanaan suatu program kerjanya.
selalu membutuhkan berbagai sarana a. Frekuensi Pertemuan
dan prasarana yang mendukung Pengamdian masyarakat ini memberikan
sehingga program tersebut dapat arahan untuk melakukan kerjasama
terlaksana sesuai dengan yang telah antara pondok pesantren dengan
direncanakan (A. Nur, 2015). puskesmas setempat. Perencanaan
yang dibuat akan dilakukan sebulan
sekali yaitu antar pengurus pesantren
dengan pimpinan untuk membahas
segala sesuatu yang berhubungan
dengan perkembangan pesantren, salah
satu yang dibahas adalah masalah
kesehatan pesantren, sedangkan
pertemuan antara pihak puskesmas
dengan pesantren dari hasil kerjasama
Gambar 5. Wujud Kerjasama antara yang akan direncanakan sekali dalam
IMSD dan Ponpes darul Muttaqin. setahun yaitu pada saat kegiatan
penjaringan di awal ajaran baru. Arahan
Harapan dengan adanya kerjasama yang diberikan kepada calon kader untuk
antara Institut Medika Drg.Suherman menumbuhkan semangat, pada
yang pada saat ini sudah alih bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan
menjadi Universitas Medika Suherman oleh dosen dalam meningkatkan motivasi
dengan pondok pesantren Darul kader dalam mensukseskan program pos
Muttaqin dapat mempermudah kesehatan pesantren (poskestren) di
terbentuknya program poskestren pondok pesantren Darul Muttaqin.
tersebut.
c. Dukungan Pendanaan
Perlu dipikirkan bersama dengan akan
terbentuknya program poskestren di
pondok pesantren Darul Muttaqin
sehingga dukungan pendanaan layanan
Kesehatan poskestren. Pendanaan
poskestren dapat bersumber dari

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 371


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

c. Frekuensi Pembinaan
Pembinaan adalah suatu tindakan,
proses, hasil, atau pernyataan menjadi
lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan
adanya kemajuan, peningkatan,
pertumbuhan, evolusi atas berbagai
kemungkinan, berkembang, atau
peningkatan atas sesuatu. Ada dua
unsur dari pengertian ini yakni
pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu
tindakan, proses, atau pernyataan dari
suatu tujuan, dan ke dua pembinaan itu
Gambar 6. Pengarahan tentang Pos bisa menunjukkan kepada “perbaikan”
Kesehatan Pesantren (Poskestren) atas sesuatu (Thoha, 2003 dalam (A.
Nur, 2015). Pembinaan Poskestren
b. Frekuensi Penyuluhan dilaksanakan secara terpadu oleh
Melakukan pendekatan dengan puskesmas dan stakeholders terkait
memberikan penyuluhan merupakan lainnya yang dilakukan secara berkala,
upaya awal dalam mewujudkan baik langsung maupun tidak langsung.
terbentuknya poskestren di pondok
pesantren Darul Muttaqin. Pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh dosen
Institut Medika Drg Suherman dengan
memberikan penyuluhan dan
penempelan poster-poster disetiap titik
yang dapat dibaca dan dipahami kader.
Penyuluhan ini juga menitik beratkan
pada keaktifan kader untuk melakukan
pendekatan kepada seluruh santri dan
santriwati dalam mensukseskan program
poskestren di pondok pesantren Darul
Muttaqin Cibarusa-Bekasi.

Gambar 8. Pembinaan Kader


Poskestren Pondok Pesantren Darul
Muttaqin

Kegiatan pembinaan yang akan


dilakukan di Poskestren Pesantren Darul
Muttaqin yaitu pembinaan para kader
kesehatan dengan bimbingan dan
koordinasi dengan pihak puskesmas.
Pesantren melakukan pembinaan secara
mandiri. Sedangkan pembinaan
administrasi dan manajemen poskestren
akan dilakukan dengan dukungan
puskesmas setempat. Thoha (2003)
Gambar 7. Poster-poster Kesehatan mengatakan bahwa pembinaan tidaklah
Pengabdian Masyarakat hanya “sesuatu yang dikerjakan untuk
pencapaian keadaan organisasi yang

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 372


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

lebih baik”, melainkan merupakan suatu 2. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu


jenis proses perubahan, pembaharuan, dan penggerak masyarakat
dan penyempurnaan yang khusus dalam 3. Bersedia bekerja secara sukarela
suatu organisasi (Lilleyman, 2018). 4. Telah mengikuti pelatihan/orientasi
Kegiatan pembinaan dirasa sangat kader tentang kesehatan.
dibutuhkan mengingat tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang b. Terbentuknya Program Poskestren
untuk memperoleh pelayanan kesehatan Terbentuknya program-program yang
yang bermutu. Karena inti dari kegiatan dapat dilaksanakan oleh kader
pembinaan itu adalah menjadikan poskestren antara lain:
sasaran kegiatan pembinaan menjadi 1. Gerakan jum’at bersih
mampu tumbuh dan bertambah 2. Kawasan bebas rokok
kecakapannya, keterampilannya, dan 3. Kebersihan perorangan (personal
pengetahuannya. hygiene)
4. Kawasan bebas sampah
3. OUTPUT (Keluaran) c. Adanya Dana Sehat
a. Terbentuknya Kader Poskestren Terbentuknya dana sehat yang
Pondok pesantren yang sehat tentu saja bersumber dari swadaya pondok
tidak lepas dari peran dari seluruh warga pesantren, masyarakat, swasta/dunia
pesantren itu sendiri baik pengurus, usaha, pemerintah dan pemerintah
guru/ustadz maupun santri. daerah. Pemanfaatan dan pengelolaan
Pemberdayaan santri di pondok dana poskestren dapat dilakukan:
pesantren sebagai kader kesehatan 1. Pemanfaatan Dana
merupakan salah satu upaya yang Dana yang diperoleh Poskestren,
bertujuan untuk memfasilitasi santri digunakan untuk membiayai
untuk mengenal masalah yang ada kegiatan Poskestren, antara lain
dalam lingkungan pondok pesantren dan untuk:
melakukan upaya pencegahan serta • Biaya operasional dan
upaya memanfaatkan potensi sesuai pemeliharaan Poskestren
dengan kondisi pondok pesantren • Bantuan biaya rujukan bagi yang
(Rachmawaty et al., 2018). membutuhkan
• Biaya peningkatan kapasitas
pengelola dan kader Poskestren
• Biaya pengembangan
Poskestren.
2. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh
pengelola dan kader Poskestren.
Dana harus disimpan di tempat yang
aman. Untuk keperluan biaya rutin
disediakan kas kecil yang dipegang
oleh kader yang ditunjuk. Setiap
pemasukan dan pengeluaran harus
dicatat, dikelola dan dilaporkan
secara bertanggung jawab.
d. Kerjasama (Jumlah rujukan santri dan
santriwati)
Gambar 10. Pembentukan Calon Kader Mengembangkan jejaring kerjasama/
Poskestren Ponpes Darul Muttaqin kemitraan antara pesantren dengan
lintas sektor. Hal ini dilakukan untuk
Kader Poskestren dipilih oleh pengurus memantapkan kerja sama dengan
Poskestren dan santri pondok pesantren berbagai unsur terkait lainnya, sehingga
yang bersedia secara sukarela, mampu dapat menunjang dan mengarahkan
dan memiliki waktu untuk perannya dalam pengembangan
menyelenggarakan kegiatan Poskestren. Poskestren. Aktualisasi dari
Kriteria kader Poskestren antara lain pengembangan jejaring Poskestren,
sebagai berikut: dapat dilakukan melalui temu jejaring
1. Berasal dari santri atau alumni Poskestren, sekurang-kurangnya sekali
pondok pesantren dalam setahun. Selain untuk

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 373


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

memantapkan kerja sama, juga yang telah mendukung peneliti.


diharapkan dapat dijadikan ajang untuk
melakukan tukar-menukar pengalaman DAFTAR RUJUKAN
dan upaya pemecahan masalah yang Ardian. (2015). Revitalisasi Poskestren sebagai
dihadapi (Surur & Sholichatun, 2018). Upaya untuk Menurunkan Keleuhan
Gangguan Kulit Pada Santri di Pondok
SIMPULAN DAN SARAN As Alafiyyah. Skripsi, 1–27.
Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat, Arifin. (2018). Hubungan Personal Hygiene dan
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian
berikut: 1). Program Poskestren belum Penyakit Scabies di Pondok Pesanten
terbentuk di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Marifatul Beingin Kabupaten Ngawi.
Cibarusa-Bekasi, sehingga pembentukan Journal of Materials Processing
program Poskestren akan diajukan melalui Technology, 1(1), 1–8. Retrieved from
proposal yang ditujukan ke YPI Darul Muttaqin http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06
untuk mendapatkan persetujuan dibentuknya .001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.po
program ini, 2). Metode pengabdian wtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/1
masyarakat yang dilakukan pada pondok 0.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttp
pesantren Darul muttaqin dengan melakukan s://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.04.02
recruitment calon kader poskestren sehingga 4%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2
proposal pengajuan akan dilakukan oleh calon 019.127252%0Ahttp://dx.doi.o
kader, pelatihan dan pendampingan kader BKKBN, BPS, Kementrian Kesehatan, U.
tentang pertolongan pertama dan deteksi dini (2018). Survei Demografi dan
kesehatan dengan pemantauan tanda-tanda Kesehatan Indonesia 2017 Profinsi DKI
vital serta menilai status gizi, pelatihan dan Jakarta. 271. Retrieved from
pendampingan dalam berperilaku hidup bersih http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/s
dan sehat (PHBS) dan pelatihan dan dki/BahanAjarSDKI2007/Lainnya/Publi
pendampingandalam survei mawas diri, 3). kasi SDKI 2002-
Pelaksanaan dalam pengabdian masyarakat ini 2003/RingkasanSDKI02-03.pdf
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu Candra, & Permatasari, E. (2016). Hubungan
tahapan input (rekrutmen kader, pemilihan Personal Hygiene Dengan Kejadian
sarana, dukungan pendanaan dan dukungan Penyakit Kulit Pada Tuna Wisma Di
stakeholder); tahapan proses (frekuensi Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember.
pertemuan, frekuensi penyuluhan dan frekuensi Perpustakaan Dijital Universitas
penilaian); tahapan output (terbentuknya kader Muhammaddiyah Jember, (personal
poskestren, terbentuknya program poskestren hygiene), 1–9. Retrieved from
seperti Gerakan jum’at bersih, Kawasan bebas http://digilib.unmuhjember.ac.id/gdl.ph
rokok, kebersihan perorangan dan Kawasan p?mod=browse&op=read&id=umj-1x-
bebas sampah, Adanya dana sehat dan tiasnoraca-3497
Kerjasama terkait jumlah rujukan santri dan Ermaya Sari Bayu Ningsih, S. H. A. (2018).
santriwati). Kekerasan seksual pada anak di
Kabupaten Karawang. Jurnal Ikatan
UCAPAN TERIMAKASIH BIdan Indonesia.
Rasa syukur kehadirat Allah SWT atas Fahham, A. M. (2019). Sanitasi dan
karunia hidup, ilmu yang dianugerahkan-NYA Dampaknya bagi Kesehatan: Studi dari
sehingga penulis dapat menyelesaikan Pesantren. Aspirasi: Jurnal Masalah-
penelitian ini. Selama persiapan, pelaksanaan, Masalah Sosial, 10(1), 33–47.
penyusunan sampai penyelesaian penelitian https://doi.org/10.46807/aspirasi.v10i1.
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, 1230
arahan, dan motivasi dari berbagai pihak baik Fatmawati, T. Y. ; N. E. S. (2016). Perilaku
secara moril maupun material, terimakasih, Hidup Bersih dan Sehat Santri Pondok
penghargaan setinggi-tingginya, khususnya Pesantren AS’ AD dan Pondok
kepada kepada: Yayasan Medika Bahagia Pesantren AL HIDAYAH. Jurnal
yang telah memberikan bantuan dana yang Psikologi Jambi, 1(1), 29–35.
sudah diberikan kepada seluruh dosen untuk Ihtiaringtyas, S., Mulyaningsih, B., & Umniyati,
melakukan penelitian dan pengmas, kepada S. R. (2019). Faktor Risiko Penularan
ibu Rektor, Ketua LPMI, LPPM dan Seluruh Penyakit Skabies pada Santri di
Civitas di Universitas Medika Suherman, Pondok Pesantren An Nawawi Berjan
Terima kasih khususnya kepada responden Kecamatan Gebang Kabupaten
dan SMAN X yang telah bersedia menjadi Purworejo Jawa Tengah. Balaba:
tempat penelitian, serta suami dan keluarga Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 374


Volume 5, Nomor 1, Desember 2021.
p-ISSN : 2614-5251
e-ISSN : 2614-526X

Bersumber Binatang Banjarnegara, Sofia, D., & Widad, S. (2016). SURVEY OF


83–90. CLEAN AND HEALTHY LIFE
https://doi.org/10.22435/blb.v15i1.1784 BEHAVIOUR IN SANTRI Penelitian
Kemenkes RI. (2013). Peraturan Menteri Rahadian dalam Ikhwanudin.
Kesehatan Nomor 1 Tahun 2013 Oksitosin, III(2), 113–117.
tentang Pedoman Penyelenggaraan Supriatna, L. D., Indasah, I., & Suhita, B. M.
dan Pembinaan Pos Kesehatan (2020). Program promotif poskestren
Pesantren. Departemen Kementerian terhadap PHBS santri di pondok
Kesehatan Republik Indonesia, 1–9. pesantren. Holistik Jurnal Kesehatan,
Retrieved from 14(3), 332–337.
http://promkes.kemkes.go.id/download https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.2741
/jsc/files51071Pedoman_Penyelengga Surur, M., & Sholichatun, Y. (2018).
raan_dan_Pembinaan_Pos_Kesehata Pengembangan Panduan Konseling
n_Pesantren.pdf Psikoreligius Untuk Remaja Korban
Kesehatan, M. (2013). Pedoman Kekerasan. Jurnal Psikologi
Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Pendidikan Dan Konseling: Jurnal
Kesehatan Pesantren. Undang- Kajian Psikologi Pendidikan Dan
Undang, (163), 5–27. Retrieved from Bimbingan Konseling, 4(2), 137.
www.djpp.kemenkumham.go.id https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i2.7424
Lilleyman, J. (2018). Profil Kesehatan Tingkat, H., Phbs, P., & Yuwanto, M. A. (2005).
Indonesia. In Journal of Clinical pada santriwan di pondok pesantren
Pathology (Vol. 40). Nurul Islam Kecamatan Sumbersari
https://doi.org/10.1136/jcp.40.5.591-b Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini
Nur, A. (2015). Kajian Pelaksanaan Program menggunakan penelitian. 5(1), 339–
Pos Kesehatan (Poskestren) di Pondok 346.
Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Walisongo, D. A. N. P. (2020). Gambaran
Medan Provinsi Sumatera Utara. personal hygiene dan kejadian penyakit
Skripsi, 7–37. kulit di pesantren mathla’ul anwar dan
Nur, D., Purqoti, S., & Rusiana, H. P. (2015). pesantren walisongo. skripsi
Potensi Santri Dalam Pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(Phbs) Pada Pondok Pesantren.
Rachmawaty, F. J., Rosmelia, Rochmah, F. S.
N., & Lusiyana, N. (2018). Peran
Rekestren (Relawan Kesehatan
Pesantren) Dalam Meningkatkan
Derajat Kesehatan Pondok Pesantren.
1–6.
Rahmawati, A. P. (2016). Faktor-Faktor yang
Berpengaruh dengan Perilaku
Pencegahan Penularan HIV/AIDS
Pada Mahasiswa GAY di Kota
Semarang. Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang, (Skripsi). Retrieved from
https://lib.unnes.ac.id/28503/1/641141
2100.pdf
Rif’ah, E. (2019). Pemberdayaan Pusat
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Untuk Meningkatkan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat. Warta Pengabdian,
13.
https://doi.org/10.19184/wrtp.v13i3.118
62
Siti Aisyah. (2017). Analysis of poskestren
implementation program in facing
scabies disease at pondok pesantren
al-aziziyah west lombok province west
nusa tenggara. 13–46.

SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 375

Anda mungkin juga menyukai