Anda di halaman 1dari 33

i

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….........................................................................................1
B. Rumusan Masalah…....................................................................................1
C. Tujuan….......................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. KonsepPhilosophyTheory............................................................................3
B. Konsep Grand theory...................................................................................9
1) Pengelompokan Grand theory......................................................................11
1. Pengelompokan Grand theorymenurut Alligood….................................11
2. Pengelompokan Grand theorymenurut Melanie......................................26
BAB III PENUTUP
A. Simpulan…...................................................................................................28
B. Saran…..........................................................................................................28
Daftar Pustaka...................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu dan praktik keperawatan adalah dua hal yang sangat perlu dikembangkan
oleh perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang professional.
Perawat yang berada pada tingkat praktisi, peneliti atau pendidik atau pada posisi
lain diharapkan untuk dapat mengembangkan usaha penerapan teori keperawatan
yang sudah ada ke dalam praktik keperawatan yang baik dan benar. Teori
keperawatan yang telah ada sebenarnya dapat membantu mengarahkan praktik
keperawatan menuju asuhan keperawatan yang lebih baik.
Teori keperawatan merupakan suatu teori yang berkembang yang didasarkan
pada pengetahuan ilmu keperawatan. Perkembangan pada teori keperawatan
merupakan aspek yang signifikan pada evolusi ilmiah dan batu loncatan dari ilmu
keperawatan.
Alligood & Tomey (2014) menjelaskan bahwa teori muncul atas usaha
individual dari para pemimpin keperawatan. Perkembangan teori muncul sebagai
produk dari ilmu professional dan proses pertumbuhan dari pemimpin
keperawatan, administrator, pendidik, dan praktisioner yang telah mendapat
pendidikan tinggi dan melihat keterbatasan dari disiplin ilmu lain. Dalam
membuat suatu teori mereka mempunyai filosofi atau falsafah sebagai pedoman
untuk mengkaji tentang penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas,
serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu berdasarkan pada alasan logis
daripada metode empiris dengan cara menganalisis suatu fenomena keperawatan
secara rasional dan logis.
B. RumusanMasalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep philosophy nursing serta konsep yang
termasuk dalam philosophynursing?
2. Apakah yang dimaksud dengan konsep grand theory serta teori yang
termasuk dalam konsep grandtheory?

1
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep Philosophy nursing serta konsep yang termasuk
dalam philosophy nursing.
2. Untuk memahami konsep Grand theory serta konsep yang termasuk dalam
konsep Grandtheory.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil
makna dari filosofi teori keperawatan agar dapat menerapkan pada praktik
keperawatan baik dalam ruang lingkup pendidikan, pelayanan dan penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep PhilosophyNursing
Falsafah keperawatan (Philosophy Nursing) adalah pandangan dasar
tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar
dalam praktik keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan. Falsafah keperawatan mengkaji penyebab
dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran
sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Philosophy Nursing merupakan karya awal yang mendahului era teori yang
berkonstribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan untuk
disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional yang mengarah
kepada pemahaman teoritis baru. Adapun beberapa teori yang tergolong
Philosophy Nursing :
1) Florence Nightingale : ModernNursing.
Filosofi Florence Nightingale sangat dipengaruhi oleh pandangan tentang
interaksi pasien dan lingkungannya yaitu lingkungan fisik, lingkungan psikologis
dan lingkungan sosial. Ia melihat penyakit sebagai proses perbaikan
(reparative proses). Manipulasi dari lingkungan eskternal dapat membantu proses
perbaikan kesehatanklien.
2) Jean Watson : Philosophy and Science ofCaring.
Falsafah keperawatan menurut Jean Watson adalah human care is the heart of
nursing, yaitu:
a. Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi
bahwa human science and human care merupakan domain utama dalam
mencapai tujuan keperawatan. Science keperawatan berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humanities dan
kiat/art (Watson,1985).

3
b. Berfokus pada harga diri individu (menghargai kelebihan dan kekurangan
klien)
c. Manusia adalah unik (memiliki respon yang berbeda-beda terhadap kondisi
sakit)
d. Memandang manusia sebagai aspek yangutuh
e. Memandang klien sebagai subjek dan bukan sebagaiobjek.
3) Marylin Anne Ray : Theory of Bureaucraticcaring.
Falsafah keperawatan menurut Marylin Anne Ray adalah Theory of
Bureaucratic Caring:
a. Caring
Sebagai gambaran yang komplek, terhadap kondisi transkultural,
berhubungan dengan proses mencakup etika dan spiritual yang berhubungan
dengan budi dan perilaku yang baik yang didasarkan atas kasih sayang
sebagai respon terhadap suatu kebutuhan, penderitaan dan keadaanlain.
b. Spiritual
Dalam konteks Spiritual dibutuhkan kreativitas dan pilihan dalam konteks
komunitas. Contoh; seorang perawat tidak berhak memaksakan suatu
kepercayaan tetapi hanya menjadi fasilitator terhadap hal-hal yang terkait
dengan masalah spiritualetik.
c. Pendidikan
Program pendidikan formal dan informal dengan menggunakan media
audiovisual sebagai sumber informasi dan melalui bentuk-bentuk lain
pengajaran yang berhubungan dengan caring.
d. Physical
Faktor fisik sangat berpengaruh terhadap biologis dan mental karena
pikiran & tubuh merupakan suatu kesatuan yang salingmempengaruhi.
e. Sosial Budaya
Contoh sosial budaya adalah etnik, budaya, struktur keluarga, hubungan
antara teman dan keluarga, komunikasi, interaksi sosial, dukungan.

4
f. Legal
Berhubungan dengan tanggung jawab dan tanggung gugat yang selalu
berhubungan dengan aturan dan prinsip hokum. Contoh prosedur tindakan,
inform consent, privasi dan hal-hal yang terkait dengan keadaan malpraktek
yang menjadi tanggung gugat terhadap klien, keluarga dan tenaga professional
g. Teknologi
Dalam perawatan menggunakan teknologi modern seperti penggunaan
mesin untuk diagnostik test, terapi dan penggunaan komputer dalam
pendokumentasian
h. Ekonomi
Caring berhubungan dengan faktor keuangan, sistem asuransi, sebagai
penunjang.
i. Politik.
Sebagai kekuatan yang mempengaruhi perawat dalam pengambilan
keputusan dan bagaimana perawat melakukan pelayanan kesehatan.
4) Patricia Benner : From Novice to Expert: Excellence and Power in Clinical
NursingPractice.
Falsafah keperawatan menurut Patricia Benner yaitu From Novice To Expert :
Excellence And Power In Clinical Nursing Practice. Teori “From Novice To
Expert” yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari “Model
Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From
Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan
profesi meliputi:
a. Novice
Adalah perawat yang belum memiliki latar belakang pengalaman klinik. Level
ini paling cocok disematkan kepada mahasiswa keperawatan yang akan memasuki
dunia klinik, akan tetapi Patricia Benner menambahkan perawat senior yang
masuk ke lingkungan/ setting yang sama sekali baru juga dapat dikategorikan ke
dalamlevelini. Perawatpada levelpemulaperlu untukselaludiarahkandan

5
diberi petunjuk yang jelas (tidak konteksual, akan tetapi dapat langsung
diinterpretasi secara tekstual).
b. Advance Beginner
Pada level ini perawat telah memiliki pengalaman klinik dan mampu
menangkap makna dari aspek aspek dalam suatu situasi keperawatan. Pada tahap
ini perawat masih memerlukan bimbingan dan arahan secara kontinyu karena
belum mampu memandang situasi secara luas dan holistik. Perawal masih merasa
bahwa situasi klinik dan berbagai kasus pasien adalah sebuah tantangan yang
harus dilalui, dan belum memandang dari sisi kebutuhan pasien. Meskipun
demikian mereka masih sangat membutuhkan bantuan dari senior. Level ini
paling sesuai untuk fresh graduatedNers.
c. Competent
Pada level ini perawat telah mampu memilah dan memilih aspek mana dari
suatu situasi keperawatan yang benar benar penting dan kurang perlu
dipertimbangkan lebih lanjut. Kriteria utama dari level ini adalah perawat harus
mampu membuat perencanaan dan memprediksikan hal hal apa yang mungkin
terjadi selanjutnya. Keterbatasan dari level ini adalah perawat masih memandang
suatu situasi pasien secara parsial sehingga tindakannya pun kurang dapat
menyentuh setiap dimensi pasien sebagai individu yang holistik.
d. Proficient
Pada level ini perawat dapat memandang situasi secara holistik, tidak hanya
per aspek dari situasi tersebut. Perawat mampu bertindak bagi pasien tanpa
terlebih dahulu melalui tahapan tahapan penetapan tujuan dan penyusunan
rencana tindakan. Pada level ini juga perawat telah lebih banyak berinteraksi
dengna pasien dankeluarganya.
e. Expert
Pada level ini perawat telah dapat menentukan inti masalah yang dialami oleh
pasien dan segera mengetahu intervensi apa yang paling tepat diberikan tanpa
harus melalui serangkaian tahap berpikir analitis. Secara intuitif perawat expert
dapat menentukan masalah dan tindakan tanpa dibingungkan dengan berbagai

6
alternatif. Pengalaman dan pengetahuan yang bersinergi dengan baik telah
membentuk naluri dan intuisinya sehingga dapat memandang pasien secara
keseluruhan dalam waktu yang singkat.
Menurut Benner, secara umum konsep teori keperawatan didasarkan atas
etika keperawatan yang berhubungan dengan pasien secara keseluruhan yang
disebut denagn pendekatan interpretative. Kekuatan utama dari keperawatan
adalah jenis perawatan yang berhubungan dengan masalah mental pasien, stress
dan emosi serta praktik klinis.
5) Karl Martinsen : Philosophy ofCaring.
Filosofi Keperawatan Kari Marie Martinsen yang terkenal adalah Philosophy
of Caring. Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan
oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan
etika keperawatan. Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah
manusia tidak dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam i solasi dari
l ingkungannya. Manusia dan l ingkungan merupakan suatu perangkat
yang menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan bersifatunik.
6) Katie Erickson : Theory of CaritativeCaring
Falsafah keperawatan menurut Kety Ericson adalah Theory of Caritative
Caring:
a. Caritas
Mengandung makna; cinta dan kemurahan hati. Caritas merupakan motif
dasar dari ilmu caring, artinya bahwa keyakinan, harapan dan cinta dicapai
dengan perantaraan caring melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan
(playing), dan pembelajaran
b. CaringCommunion
Caring comunion mengandung konteks pengertian dari caring dan menjadi
struktur yang menentukan realitas caring. Caring comunion terdiri dari
intensitas dan vitalitas; kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan,
kejujuran dan toleransi. Dalam caring comunion memungkinkan hubungan
antara seseorang dengan orang lain dimana individu memiliki perasaan bahwa

7
suatu saat dia bisa saja mengalami keadaan yang sama dengan orang lain.
Caring comunion adalah apa yang menyatukan dan mengikat individu/manusia
tersebut sehingga membuat caring itu berarti
c. Tindakan caring
Erikson mengatakan bahwa tindakan caring merupakan suatu seni/cara
menjadikan sesuatu yang kurang spesial menjadi sangat special.
d. Etika CaritativeCaring
Etika caritative caring terdiri dari etika caring itu sendiri yang ditetapkan
oleh motif caritas. Etika caring menitik beratkan pada hubungan dasar
antara pasien dan perawat, dimana saat perawat menemui pasien memenuhi
batasan-batasan etika yang jelas. Dalam hal ini, kita akan berkorban sesuatu
dari diri kita demi orang lain.
e. Martabat
Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan martabat pasien.
Ada dua jenis martabat, yaitu martabat yang mutlak dan martabat yang
relatif. Martabat yang relatif dipengaruhi/dapat diperoleh dari budaya.
f. Menerima panggilan/undangan/invitasi
Perawat datang mengunjungi pasien dan memberikan tindakan
perawatan atas permintaan atau undangan dari pasien/keluarga sendiri.
Dalam hal ini, perawat berusaha memberikan yang terbaik dengan
memenuhi kebutuhan dasarpasien.
g. Penderitaan
Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan, dan
kehidupan. Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit dimana
pasien mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.
Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana kadang pasien
mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan, kurang
dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas,
adanya kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa. Hal tersebut
menimbulkan penderitaan dalam kehidupanpasien

8
h. Penderitaanmanusia
Pasien dalam hal ini manusia yang mengalami penderitaan. Keadaan
yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami sakit dimana pada saat
itu ia memikul penderitaan
i. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi merupakan suatu bentuk drama dari penderitaan dimana
seseorang yang menderita ingin memastikan penderitaan yang dialaminya
dan diberi kesempatan dan mencapai rekonsoliasi atau kedamaian.
j. Budaya caring
Budaya caring merupakan konsep dimana Erikson menggunakan
lingkungan berdasar pada elemen budaya sebagai tradisi, ritual dan nilai-
nilai dasar. Budaya yang berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos. Bila
suatu comunion muncul berdasarkan etos, budaya menjadi lebih menarik.
Budaya caring menunjukkan sikap tanggap terhadap manusia, martabat
dan kesuciannya dalam membentuk tujuancommunion.
B. Konsep GrandTheory
Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang
didapatkan dari model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut
dan preposisi tersebut nyata dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau
lebih. Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang
luas,kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-
konsep umum yang relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya dan
hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Grand Theory menegaskan fokus
global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan
keperawatan yang berbedaterhadap sebuah fenomena keperawatan (Faweett &
DeSanto-Madeya,2012). Grand Theory merupakan level kedua dari teori
keperawatan. Namun grand theory memberikan latar belakang dalam
pengembangan praktek keperawatan karena grand theory berusaha menjelaskan
dan memaparkan aspek pengalaman dan responmanusia dengan sangat
komperhensif (McEwen & Wills,2011). Grand theory merupakan teori yang

9
cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang
mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara
dalam melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan
teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).
Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang
dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur
beberapa informasi dan mengidentifikasi konsep atau point penting serta
menghubungkannya dengan praktik keperawatan. Manfaat grand theory adalah
sebagai alternatif panduan untuk praktik selain tradisi/intuisi, kerangka kerja
untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur kurikulum, dan
bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(McKenna,1997).
Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif sehingga sulit
untuk mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory lebih mudah
dijadikan dasar untuk perkembangan dari middle range theory dan teori praktis
yang lebih spesifik.
Grand theory mempunyai beberapa kriteria atau penciri yang
membedakannya dengan level teori lainnya, menurut McEwen & Wills
(2011) dan Alligood (2013) grand theory mempunyai scope atau ruang lingkup
yang luas, karena grand theory memiliki sudut pandang yang umum dan
komperhensif yang memperhatikan seluruh aspek dan respon manusia. Kriteria
kedua, grand theory memiliki tingkat abstraksi yang cukup besar sehingga kurang
mampu diterapkan langsung pada penelitian. Kriteria selanjutnya, grand theory
masih general dan belum terfokus pada area yang spesifik pada salah satu respon
manusia. Kriiteria berikutnya, grand theory tidak dapat langsung digunakan dalam
uji empiris, hal ini dikarenakan grand theory masih memiliki konsep yang sangat
abstrak sehingga tidak dapat disusun ke dalam definisioperasional.
Berdasarkan sebab inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting
sebagai pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk
ilmu pengetahuan keperawatan (Peterson & Bredow, 2004).

10
I. Pengelompokan Grand Theory
Terdapat perbedaan dalam pengelompokkan grand theory. Alligood
(2013) mengelompokan grand theory berdasarkan scope atau ruang lingkup teori,
yaitu Conceptual model theory dan nursing theory. Pengelompokan yang berbeda
dipaparkan oleh McEwen & Wills (2011) yang mengelompokkan grand theory
berdasarkan paradigma keperawatan, dengan analisa akan lebih memudahkan
perawat untuk mencari dan memahami grand theory sesuai sudut pandang dan
kebutuhan.
1. Pengelompokan Grand Theory menurut Alligood
Alligood (2013) membagi grand theory berdasarkan cakupan atau scope atau
ruang lingkup dari teori. Conceptual model theory dan nursing theory
menjadi pengelompokkan dari grand theory berdasarkan tingkat keabtrakkan
dari masing- masing teori dan ruang lingkup fenomena atau spesifikasi dari teori
tersebut. Berikut ini teori yang termasuk dalam grand theory menurut Alligood:
1) Conceptual ModelTheory
a. The Conservation Model : Myra EstrinLevine
Model Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan
adaptasi dan pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi.
Model ini memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan
respon-respon di tingkatan yang organismik. Perawat memenuhi sasaran dari
model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas sosial dan pribadi
(Levine, 1967 dalam Tomey & Alligood, 2006). Walaupun konservasi adalah
fundamental terhadap hasil-hasil yang diharapkan ketika model itu digunakan.
Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi, dan
konservasi.
b. Unitary Human Being : Martha E.Roger
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung. Berdasarkan pada kerangka konsep yang
dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :

11
1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu
dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-
sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu
pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan
terlihat saat bagiannya tidakdijumpai.
2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari semua hal.
3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti
yang diharapkansemula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yanginovatif
5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak,
membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari
seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan
menerima dan mempertimbangkan luasnyadunia.
Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan
oleh Martha E Roger :
1. Sumber energy
2. Keterbukaan
3. Pola-polaperilaku
4. Ukuran – ukuran 4dimensi.
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah
manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi,
individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan
menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini
individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasiasumsi-asumsi

12
utama Martha E Roger. Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan
berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk
menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan
perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homodinamik
yang kemudian di kemukakannya. Teori menyatakan bahwa dalam
keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani manusia,
yaitu :
1. Integritas (Integrality) adalah proses berhubungan yang menguntungkan
antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
2. Resonansi (Resonancy) adalah prinsip ini membicarakan tentang alam dan
perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat
dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan
perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih
tinggi pada gelombangperubahan
3. Helicy adalah prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan
hubungan manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif,
ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan
lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan,
merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan
menyatakanritmitasi.
c. Self-care dificit Theory of Nursing : Dorothea E. Orem
Salah satu model konseptual model keperawatan teori Orem ini adalah
kemampuan seseorang untuk merawat diri sendiri sehingga tercapai
kemandirian untuk memepertahankan kesehatan. Orem dalam teori sistem
keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care
klien dapat di penuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Apabila ada self-
care dificit yaitu defisit antara apa yang bisa di lakukan dan apa yang perlu di
lakukan untuk mempertahankan fungsi optimum disinilah keperawatan
diperlukan. Teori self-care berprinsip pada usaha menolong atau membantu

13
pasien individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan selt-care
yang memerlukan kemandirian dan ambulansi yang terkontrol serta
penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas- aktivitas, perawat
dan klien melakukan tindakan care baik maupun perawat mempunyai peran
yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan untuk melakukan tindakan
self-care terapeutik yang di perluka berorientasi secara eksternal atau internal
tapi tidak bisa melakukannya tanpabantuan.
d. Interacting systems Framework and Middle range theory of goal
attainment : ImogeneKing
Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan
sebagai berikut:
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka).
Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception),
diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development),
citra diri (body image), ruang (space), dan waktu(time).
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan
sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran danstress.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan
aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah
organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan
pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam
pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamisyang

14
ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu
dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku.
Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu
pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif
terhadap lingkungan.
e. System model : BettyNeuman
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis
pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem
pasien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989)

1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut :

15
1) Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan
berhubungan dengan lingkungan internal (misalnya : respons
autoimmune)
2) Stressor interpersonal : terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih
yang memiliki pengaruh pada system, (misalnya : ekspektasiperan)
3) Stressor ekstrapersonal : terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga dari pada stressor interpersonal, (misalnya : sosial
politik).
2. Garis pertahanan danperlawanan
1) Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan
suatu keadaan stabil untuk individu. Garis pertahanan normal jika garis
pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secaraadekuat.
2) Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau
perlindungan pada sistem daristressor.
3) Sedangkan garis perlawanan merupakan serangkaian lingkaran putus-
putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini
melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari
stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of
defense).
3. Tingkatanpencegahan
1) Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan
perubahan gayahidup.
2) Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah
ada gejala daristressor.
3) Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas
sistem pasien secara optimal. Pencegahan tersier cenderung untuk
kembali pada pencegahanprimer.
4. Sistem pasien

16
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka
dan dinamis. Pasien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok,
komunitas atau sosial issue. Pasien sebagai suatu sistem memberikan arti
bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistemtersebut.
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar
yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik,
seperti genetik.
6. Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dantertier.
7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi
yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadapstressor.
f. Adapatation Models : Sister CallistaRoy
Teori keperawatan menurut Royadalah:
1. Manusia Sebagai System Adaptive.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistim yang dapat
menyesuaikan diri (adaptive system ). Sebagai sistim yang dapat
menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik (bio, psicho,
Sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai Input, Control, Proses
Feedback, dan Output.
1) Input (Stimulus)
Manusia sebagai suatu sistim dapat menyesuaikan diri dengan
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri
individu itu sendiri
2) Mekanisme Koping.

17
a. Tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk
upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan
diri.
b. Ada 2 (dua) Mekanisme koping, yaitu :
 Mekanisme koping bawaan, yaitu ditentukan oleh sifat genetic
yang dimiliki
 Mekanisme koping yang dipelajari, yaitu dikembangkan
melalui strategi pembelajaran atau pengalaman-pengalaman
yang ditemui selama menjalanikehidupan.
c. Ada 2 (dua) Respon Adaptasi:
 Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan
itegritas dalam batasan yang sesuai dengan tujuan “human
system”.
 Respon maladaptif, yaitu segala sesuatu yang tidak
memberikan kontribusi yang sesuai dengan tujuan “human
system.
3) Output
Respon-respon yang adaptive mempertahankan atau meningkatkan
intergritas, sedangkan respon maladaptive dapat mengganggu integritas.
Melalui proses feedback, respon-respon itu selanjutnya akan menjadi
input (masukan) kembali pada manusia sebagai suatu sistem. Koping yang
tidak konstruktif atau tidak efektif berdampak terhadap respon sakit
(maladaptife). Jika pasien masuk pada zona maladaptive maka pasien
mempunyai masalah keperawatanadaptasi
4) Subsistem Regulator danKognator
 Subsistem Regulator adalah gambaran respon yang kaitannya
dengan perubahan pada sistim saraf, kimia tubuh, dan organ
endokrin, dan merupakan mekanisme kerja utama yang berespon
dan beradaptasi terhadap stimuluslingkungan.

18
 Subsistem Kognator adalah gambaran respon yang kaitannya
dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnnya
persepsi, proses informasi, pembelajaran, membuat alasan dan
emosional.
Respon-respon susbsistem tersebut semua dapat terlihat pada empat
perubahan yang ada pada manusia sebagai sistim adaptive yaitu : fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan Interdependensi.
1) Perubahan FungsiFisiologis
Adanya perubahan fisik akan menimbulkan adaptasi fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan. Contoh: Keseimbangan cairan dan
elektrolit, fungsi endokrin (kelenjar adrenal bagian korteks
mensekresikan kortisol atau glukokortikoid, bagian medulla
mengeluarkan epenefrin dan non epinefrin), sirkulasi danoksigen.
2) Perubahan konsepdiri
Adalah keyakinan perasaan akan diri sendiri yang mencakup persepsi,
perilaku dan respon. Adanya perubahan fisik akan mempengaruhi
pandangan dan persepsi terhadap dirinya. Contoh : Gangguan Citra diri,
harga diri rendah.
3) Perubahan fungsiperan
Ketidakseimbangan akan mempengaruhi fungsi dan peranseseorang.
Contoh : peran yang berbeda, konflik peran, kegagalan peran.
4) Perubahan Interdependensi
Ketidakmampuan seseorang untuk mengintergrasikan masing-masing
komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Contoh : kecemasan
berpisah.

Gambar 1: Skema Manusia Sebagai Sistem Adaptive

19
Input Proses kontrol Output
Efektor

Stimuli internal dan external Tkt. Adaptasi


Fokal Kontextual Residual Mekanisme koping
Fs. Fisiologi Respons : Adaptif Maladap
Regulator Kognator
Konsep Diri Fs. Peran

Interdependen

Umpan Balik

Sumber : Tomey and Alligood. 2013. Nursing theories, utilization and


application. Mosby : Elsevier
2. Stimulus.
 Stimuluis Internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh manusia
berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian dan Proses
stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh
individu.
 Stimulus External dapat berupa fisik, kimiawi, maupun psikologis
yang diterima individu sebagaiancaman.
Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis stimulus,
antara lain:
1) StimulusFokal
Stimulus yang secara langsung dapat menyebabkan keadaan sakit dan
ketidakseimbangan yang dialami saat ini. Contoh : kuman penyebab infeksi
2) StimulusKontektual.
Stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi)
seperti keadaan tidak sehat, dan tidak terlihat langsung pada saat ini,
misalnya penurunan daya tahantubuh.

20
3) StimulusResidual
Sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi
terjadinya keadaan tidak sehat (faktor predisposisi), sehingga terjadi kondisi
Fokal, mis ; persepsi pasien tentang penyakit, gaya hidup, dan fungsi peran.
3. TingkatAdaptasi
Tingkat adaptasi merupakan kondisi dari proses hidup yang tergambar
dalam 3 (tiga kategori), yaitu 1) integrasi, 2) kompensasi, dan 3) kompromi.
Tingkat adaptasi seseorang adalah perubahan yang konstan yang terbentuk
dari stimulus.
4. Sehat-Sakit (Adaptive danMaladaptif)
Adaptasi yang tidak memerlukan energi dari koping yang tidak efektif
dan memungkinkan manusia berespon terhadap stimulus yanglain.
g. Behavioral System Model : Dorothy E.Johnson
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di
lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam
mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya. Sebagai
suatu system, didalamnya terdapat komponen subsystem yang membentuk
system tersebut, diantaranya komponen subsystem yang membentuk system
perilaku menurut Johnson adalah :
1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai
kesenangan dalam pencapaian pengakuan darilingkungan.
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui
keterampilan yangkreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan
dan berbagai ancaman yang ada dilingkungan.

21
4. Eliminasi, merupakan bentuk pengelauran segala sesuatu dari sampah
atau barang yang tidak berguna secarabiologis
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan
dicintai.
6. Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan
tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan
penyesuaian dalam kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan
hidup.
Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk system perilaku
dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.
Berdasarkan subsystem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system
perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan
dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai
pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalam
hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan
terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian
dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang
mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan
lingkungan.
2) NursingTheory
a. Nursing as Caring: A model for Transforming Practice : Anne Boykin &
Savina O. Schoenhofer
Teori keperawatan sebagai caring Anne Boykin dan Savina O
Schoenhofer adalah teori yang mengungkapkan bahwah keperawatan
merupakan caring yang merupakan sebuah general yang menjadi gambaran
praktik ilmu keperawatan (Parker, 2007). Premis dasar dari Teori Anne ini
adalah semua manusia memiliki caring. Caring merupakan sebuah proses.
Setiap orang, sepanjang hidupnya bertumbuh dan mengeskpreskikan caring
(Boykin dan Schoenhofer, 2013). Dengan melihat hal tersebut, fokus dari
keperawatan adalah manusia hidup dan bertumbuh dalam caring(Parker,

22
2007). Teori perawat sebagai caring memiliki enam asumsi yang merupakan
nilai yang disediakan untuk mengerti dan memahami arti dari keperawatan.
Asumsi tersebut adalah sebagai berikut ((Boykin dan Schoenhofer, 2013).
1. Manusia adalah caring karena memiliki sisi baik sebagaimanusia.
2. Manusia adalah caring dari waktu ke waktu.
3. Manusia adalah satu kesatuan yang utuh dalam satu waktu.
4. Kemanusian merupakan dasar dari hidupcaring.
5. Sisi Kemanusian manusia meningkat ketika berpartisipasi memelihara
hubungan yang saling caring dengan oranglain.
6. Keperawatan merupakan disiplin ilmu dan sebuahprofesi.
b. Human Becoming : Rosemarie RizzoParse
Teori Keperawatan Menjadi Manusia adalah model yang berfokus pada
kualitas hidup pasien dan melihat pasien bukan sebagai aspek yang berbeda
dari keseluruhan, tetapi sebagai pribadi. Hal ini berbeda daripada banyak
teori-teori keperawatan lainnya, dan memungkinkan perawat untuk
melakukan apa yang begitu banyak dari mereka pergi ke bidang keperawatan
untuk membantu orang. Model keperawatan mendefinisikan orang sebagai
bersikap terbuka yang lebih baik dan berbeda dari penjumlahan bagian-
bagiannya. Lingkungan adalah segalanya dalam pribadi dan
pengalamannya. Lingkungan tidak terlepas dari orang tersebut, serta
pelengkap dan berkembang dengan orang tersebut. Kesehatan adalah proses
yang terbuka dan menjadi, dan melibatkan sintesis nilai-nilai. Keperawatan
digambarkan sebagai ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan
badan abstrak pengetahuan untuk membantu orang. Teori Human Becoming
ini memiliki 3 prinsip yaitu:
1) Structuring meaning multidimentinally is cocreating reality throughthe
languaging of valueing and imaging.
Dinyatakan dalam prinsip pertama human becoming, yang menyatakan
bahwa "yang berarti Penataan adalah pencitraan dan nilai languaging" (Parse,
2007, p. 309). Prinsip ini berarti bahwa orang coparticipate dalam

23
menciptakan apa yang nyata bagi mereka melalui ekspresi diri dalam hidup
nilai-nilai mereka dengan cara yangdipilih.
2) Cocreatingrhythmicity
Dinyatakan dalam prinsip kedua humanbecoming, yang menyatakan
bahwa "Konfigurasi pola ritmis yang berkaitan adalah mengungkapkan-
menyembunyikan dan memungkinkan-membatasi menghubungkan-
memisahkan" (Parse, 2007, p. 309). Prinsip ini berarti bahwa kesatuan
kehidupan meliputi berlawanan jelas dalam pola berirama berhubungan. Ini
berarti bahwa dalam hidup saat-demi-saat yang menunjukkan dan tidak
menunjukkan diri sebagai peluang dan keterbatasan muncul dalam bergerak
dengan dan terpisah dari orang lain.
3) Cotranscending
Dinyatakan dalam prinsip ketiga human becoming, yang menyatakan
bahwa "Cotranscending dengan possibles adalah cara yang unik dalam
powering dan transformasi" (Parse, 2007, hal. 309). Powering adalah proses
ritmik secara terus menerus.irama ini berarti mendorong, menahan,membuat
tekanan, kapan dirubah, kadang berupa konflik. Tranforming adalah manusia
bergerak menuju gambaran hidup yang baik
c. Culture Care Theory of Diversity and Universality : Madeleine Leininger
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan faktor budaya dan asuhanyang
mempengaruhi kesehatan, kesakitan dan kematian manusia sebagai upaya
untuk meningkatkan dan memajukan praktek keperawatan. Tujuan paling
utama dari teori ini adalah memberikan asuhan yang sesuai dengan budaya,
gaya hidup maupun nilai-nilai yang dipercaya oleh klien (Parker, 2001).
d. Health Promotion Model : Nola J.Pender
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan
interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam
berbagai dimensiModel ini menggabungkan dua teori yaitu dari teori Nilai
Pengharapan (Expectancy-Value) dan Teori Pembelajaran sosial (Social
Cognitive Theory)

24
e. Modeling and Role-Modeling : Helen C. Erikson, Evelyn M. Tomlin,
Mary Ann P.Swain
Modeling adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia pasien
dari perspektif klien, untuk membangun sebuah “model” dari pandangan
dunia klien. Role modeling didasarkan pada asumsi bahwa semua manusia
ingin berinteraksi dengan orang lain, mereka ingin memainkan peran yang
telah ditentukan dalam masyarakt. Role modeling menggunakan klien secara
umum untuk merencanakan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan, perkembangan, dan penyembuhan klien. Role modeling
membutuhkan tujuan yang membangun kepercayaan, meningkatkan orientasi
positif dan sense of control, menyatakan kekuatan dan menetapkan tujuan
timbal balik spesifik. Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu
mendapatkan kesehatan holistic yangberkualitas.
Konsep utama dalam Modeling and Role-Modeling ini berhubungan
dengan pemikiran dasar dan kepercayaan filosofis yang berkenaan dengan
kemiripan manusia, perbedaan manusia satu sama lain, dan apa yang harus
dilakukan perawat. Konsep-konsep yang berhubungan dengan bagaimana
kemiripan manusia mencakup holisme, mind-body connection, kebutuhan
dasar termasuk kebutuhan affiliasi individual, dan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan seumur hidup. Konsep yang merefleksikan bagaimana
manusia berbeda satu sama lain mencakup : anugerah genetik, main-body
relationship adaptasi, dan selfcare.
f. Symphonological Bioethical Theory : Gladys L. Husted and James H.
Husted
Symphonologi adalah pembelajaran tentang kesepakatan dan bagian –
bagian yang penting untuk terjadinya kesepakatan. Dalam pelayanan
kesehatan Symphonologi dapat berarti kesepakatan antara tenaga medis
dengan pasien. Pengembangan teori ini berawal untuk membangun praktek
berdasarkan kesepakatan dengan membuat model yang menjelaskan langkah
yang benar untuk tenaga medis dan pasien. Nama teori ini berasal dariYunani

25
yaitu Symphoni yang berarti kesepakatan. Symphonologi dapat
dikalsifikasikan dalam Grand Theory karena lingkupnya yang luas. Husted
membuat Teori Symphonologi tidak hanya dari perkembangan yang alami
dalam pekerjaan tetapi juga karena kebutuhan dalam pedoman utama yang
berhubungan dengan permasalahan etik dalam perawatan kesehatan.Husted
menyebutkan ada 2 elemen penting dalam teorinya yaitu :
1) Hak
Menurut Husted hak adalah elemen penting dalam etik. Symphonologi
menjadikan hak sebagai konsep utama. Hak adalah hasil dari kesepakatan
implisit antara makhluk - makhluk rasional, dibuat dan diselenggarakan
berdasarkan rasionalitas mereka, tidak mendapatkan tindakan dari satu sama
lain, atau untuk menempatkan satu sama lain dalam keadaan apapun kecuali
melalui persetujuan sukarela.
2) Standar Bioethical
Kebaikan adalah standar etik dari sebuah praktik kesehatan. Kesepakatan
antara hubungan pelayanan kesehatan perawat dengan pasien berlandaskan
kebaikan. Berdasarkan asas kebaikan tersebut maka standar biethical
mempunyai cabang yaitu otonomy, freedom, objectivity, beneficence, self-
assertion, dan fidelity.
3) Keyakinan
2. Pengelompokan Grand Theory menurutMelanie
Melanie membagi grand theory ke dalam tiga kategori. Pembagian
ini berdasarkan paragigma atau sudut pandang keperawatan. Pembagian ini
dipilih untuk mempermudah dalam mempelajari teori karena teori telah
dikelompokan sesuai area atau kekhususannya. Pengelompokkan teori menurut
paradigma yang dipilih adalah teori Wills (2002) yang membagi grand theory
menjadi human need theory, interactive theory dan unitaryprocess.
1) Grand theory based on human needtheory
a. The Principles and Practice of Nursing : VirginiaHenderson
b. Patient-Centered Approaches to Nursing : Faye G.Abdellah

26
c. Self-care dificit Theory of Nursing : Dorothea E. Orem
d. Behavioral System Model : Dorothy E.Johnson
e. System model : Betty Neuman
2) Grand theory based on interactivetheory
a. The Conservation Model : Myra Estrin Levine
b. The Intersystem Model : Barbara M.Artinian
c. ModelingandRole-Modeling:HelenC.Erikson,EvelynM.Tomlin,
Mary Ann P.Swain
d. Model of Nursing Based on Activities of Living : Roper, Logan and
Tierney
e. Interacting systems Framework and Middle range theory of goal
attainment : ImogeneKing
f. Adapatation Models : Sister CallistaRoy
3) Grand theory based on unitaryprocess
a. Human Becoming : Rosemarie RizzoParse
b. Health as Expanding Consciousness : Margaret A.Newman
c. The Science of Unitary and Irreducible Human Beings : MarthaRogers

27
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori mengenai konsep
Philosophy Nursing dan konsep Grand Theory beserta teori yang termasuk
didalamnya terdapat tujuan yang diarahkan untuk perawat supaya bisa
menerapkan konsep philosophy ini di kehidupan nyata. Di dalam konsep
Philosophy yang di bahas terdapat beberapa teori antara lain ada teori yang di
kemukakan oleh Florene Nightingale yang menjelaskan modern Nursing yang
mengatakan bahwa modern nursing dipengaruhi oleh pandangan intrerasksi
pasien dan lingkungan yaitu lingkungan fisik, lingkunganpsikologi dan
lingkungan sosial. Menurut Jean Watson yang menjelaskan Philosophy and
Science of Caring adalah human care is the heart of nursing yang terbagi menjadi
keperawatan sebagai sains merupakan dominan utama untuk mencapai tujuan
keperawatan kemudian ada berfokus pada harga diri individu ada manusia adalah
unit ,memandang manusia sebagai aspek yang utuh, memandang klien sebagai
subjek bukan sebagaiobjek.
Berbeda dengan konsep Philosophy, konsep Grand theory merupakan konsep
– konsep umum yang relatif abstrak, sulit dibuat definisi operasional dan tidak
dapat diuji secara empiris selain itu grand theory merupakan teori ke dua dari
teori keperawatan karena teori ini berusaha menjelaskan dan memaparkan aspek
pengalaman dan respon manusia dengansangat komperhensif. Biarpun teori ini
sangat abstrak dan sulit tetapi teori ini sangat mudah dijadikan dasar untuk
melakukan perkembangan ilmukeperawatan.
B. Saran

Dari makalah yang kami buat, kami menyarankan kepada penulis selanjutnya
untuk menambahkan teori lain selain teori yang ada diatas yang bertujuan untuk
menambah ilmu yang ada dan sebagai ajuan yang lebih lengap untuk melengkapi

28
tugas ini, apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat
membantu dalam memperbaiki makalah ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, MR. 2014. Nursing Theorists and Their Work (ed.8).


Asmadi. 2008. Konsep dasar Keperawatan, EGC, Jakarta.
Kozier, B, et al. (1995). Fundamental of nursing concepts, process and practice (fifth
edition). California : Eddison Wasley Publishing Company.
Leininger, M and McFarland, M.R, 2002, Transcultural Nursing ; Concepts,
Theories, Research and Practice, McGraw-Hill Companies, USA

30

Anda mungkin juga menyukai