Anda di halaman 1dari 16

Sejarah singkat Keluarga Silat Nasional Perisai Diri

Keluarga silat ini didirikan oleh pendekar besar yang nama beken nya adalah Pak Dirdjo atau Pakde, tgl.2
Juli 1955 awal mula silat ini diperkenalkan dihalayak ramai dengan membuka pelatihan di Jalan Wijaya
Kusuma 53 Surabaya.

Ceritera tentang tokoh pendekar besar ini sebenarnya berasal dari Yogyakarta nama lengkapnya adalah
Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo, dia dilahirkan pada tanggal 8 Januari 1913 putra dari Raden
Mas Pakoe Soedirdjo, keluarga beken dari Paku Alaman.

Pak Dirdjo ini dari kecil sudah maniac belajar pencak silat , sesudah menyelesaikan sekolahnya di H.I.K
pada umur 16 tahun dia sudah loncat pager Keraton pergi merantau untuk mencari guru pencak silat.
Pertama-tama dia pergi meguru di Pesantren Tebu Ireng dan Pak Hasan Basri di Jombang , Jawa Timur
juga dimana president RI, "Sibuta dari Gua Hantu dilahirkan, sesudah menamatkan pencak silat dan
ilmu-ilmu kanuragan dia kembali ke barat dan berhenti di kota Solo di kota ini juga berguru ilmu kepada
Pak Sayid Sahab dan untuk memarisi keahlian kanuragan kakeknya Jogosurasmo, setelah dikuasainya
enggak capek-capek juga pergi lagi merantau kepesisir pantai utara Jawa berhenti di Semarang di kota
ini Pak Dirdjo meguru pencak silat kepada pak Soegito dari aliran Setia Saudara (pecahan dari Seia Hati
Organisasi) dikota ini juga dia pergi meguru kanuragan di Pesantren Randu Gunting usai dirasakannya di
kota Semarang berangkat dia ke daerah Cirebon Jawa Barat di kota Kuningan dia banyak mempelajari
pencak aliran Jawa Barat . Tahu enggak ....apa..... maunya dia sih meguru enggak pernah bosan ?

Cita-citanya adalah ingintahu dan mencari yang baru, setelah dia menetap tinggal di Banyumas mulai
merangkum-rangkum apa yang dia kuasai untuk menjadi jurus baru, dikota ini juga dia mendirikan
perguruan yang pertama diberi nama Eko Kalbu.

Sesudah menjadi guru, perasaannya juga belum mantap dengan apa yang telah dibuatnya, pada saat itu
dia bertemu dengan pendekar Silat Kuntao bernama Yap Kie San di Parakan. Pakde diangkat anak oleh
pendekar itu dan mempelajari silatnya selama 14 tahun. Sesudah usai masa pendidikannya 1947 Pakde
balik kampung ke Yogyakarta dan saat itu semua pendekar memikirkan untuk memdirikan IPSI , di kota
ini dia mendapat kerja di P&K pada seksi pencak silat . Pada tahun 1954 dia dipindah tugaskan oleh Pak
Djumali ke Surabaya , selama beberapa tahun Pakde ber experimen utnuk memperkenalkan aliran silat
yang baru . Jika melihat kejadian kebelakang dia berguru yang paling lama dan diperlakukan sebagai
anak oleh suhu Yap Kie San.
Kedekatan hubungan bathin nya memberikan warna daya ciptanya sehingga produknya kental sekali
dengan permainan kuntaonya dari pada permainan pencak yang dikuasainya. Karena nya gaya Perisai
Diri dengan ciri teknik yang melompat-lompat dengan hindar serang berbeda dengan pencak
Jawa,Madura, Bugis ,Sunda, Bawean dan Bali atau silat Minangkabau, silat Semenanjung dan silat
Mindanao.

Itulah Perisai Diri hasil daya cipta manusia yang perpedoman Pandai Silat Tampa Sakit/Cidera.

Untuk lebih jelasnya tentang sejarah Perisai Diri silahkan baca buku saya "Pencak Silat Merentang"
semoga informa

si ini berguna.
Manfaat Berlatih Silat

Kalau orang dewasa melakukan kegiatan tentu yang pertama dan utama adalah berpikir secara logik
(nilai untung dan ruginya), nah kenapa organisasi Silat sejak jaman dulu selalu punya anggota yang
banyak ? apa manfaatnya dan apa ruginya mengikuti silat, Berikut beberapa manfaat berlatih beladiri
Silat Perisasi Diri diantaranya :

Olahraga Prestasi

Dengan menekuni secara serius maka dimungkinkan akan mencapai prestasi puncak, untuk pelajar
sudah ada wadah untuk mengukir prestasi yaitu dengan mengikuti kejuaraan silat antar pelajar atau
lebih dikenal dengan nama Pekan Olahraga Daerah (POPDA) hingga sampai pada Pekan Olahraga Pelajar
Nasional (POPNAS). Beberapa anggota PD Pekanbaru yang pernah berprestasi adalah Yulia Syafnita,
Nelmayati, Ika Solina, Dwi Gusrima Wijayanti, sedangkan yang pernah mencicipi indahnya prestasi di
luar negeri adalah Ariyanto, Deni Rio, Arizano juara di Singapore dan Malaysia. Kesemuanya pesilab tadi
hasil binaan/dilatih oleh Drs. Wibowo

Dengan belajar yang serius maka gerakan yang cepat nan efisien dapat dipakai untuk beladiri.

Beladiri,

Jelas sekali bahwa Silat PD adalah organisasi sosial Beladiri. Maka wajar kalau dengan bergabung dengan
PD maka secara otomatis kita akan dapat mempelajari teknik-teknik (jurus) beladiri Silat. Dengan teknik
yang benar maka gerakan akan halus dan efisien untuk itu tentu dapat digunakan sebagai andalan
Beladiri. Beladiri sangat penting di era modern ini mengingat bangyak kejahatan disekitar kita. Ilmu bela
diri PD dianjurkan dipakai kalau sangat terdesak sekali.
Manfaat ketiga adalah kepercayaan diri, silat Perisasi Diri memberikan pelatihan tidak hanya ilmu
membela diri saja namun menghargai orang lain adalah sangat perlu. Ketika seseorang melakukan
kegiatan apa saja dalam masyarakat (sosial) maka seseorang perlu mempunyai kepercayaan diri.
Kepercayaan diri dapat dipupuk dengan pelatihan di Perisasi Diri dengan metodenya serang hindar.
Dengan menguasi serang hindar maka seseorang kan yakin pada dirinya bahwa dapat mengindari suatu
serangan yang membahayakan dirinya.

Manfaat ke empat adalah Olahraga kesehatan, dengan berlatih secara metodis maka otot-otot semakain
kuat dan mampu bergerak dengan baik dalam waktu yang lama. Jantung, paru-paru, juga akan dalam
kondisi normal karena sering dilatih. Dengan berlatih maka pembakaran lemak akan berjalan dengan
baik hingga akhirnya badan menjadi sehat (bugar).

Manfaat ke Lima adalah berlatih berorganisasi, karena silat Perisasi Diri adalah organisasi beladiri dan
sudah berkembang hingga ke eropa bahkan semua benua di dunia ini. Maka sudah wajar kalau sebuah
organisasi besar tentu ada aturan mainnya dan aturan main itu harus dipatuhi oleh semua anggotanya.
Dengan adanya aturan itulah secara tak langsung mengajari anggotanya tahu bagimana cara
berorganisasi yang baik. Dalam berorganisasi secara langsung mempunyai teman, relasi yang banyak.
Tidak ada kata terlambat untuk berlatih bela diri, baik sudah di umur kepala 3x, 4x, 5x, Pelatih
biasanya dapat menakar seberat apa latihan yang diberikan untuk kelompok umur
tertentu, bulatkan tujuan anda berlatih beladiri, bukan jadi jagoan, tapi untuk menjadi Sehat, itu
yang utama menurut saya.

Hmmm…Silat? Bagi sebagian orang begitu mendengar kata “Silat” mungkin akan langsung
kebayang, Beladiri Melayu yang menari-nari…”kapan berantemnya woy!”. Hehehe..tiap orang
bebas beropini, tapi setidaknya sekalian saya sharing klarifikasi disini ya.. Gerakan “menari”
tersebut disebut Kembangan, merupakan suatu pengantar, pengalih perhatian
(distraction) sebelum dilancarkannya serangkaian serangan untuk melumpuhkan lawan. Dalam
prakteknya pun gerakan silat sering rada “curang” karena menyasar ke titik-titik lemah, seperti
kemaluan, mata, tenggorokan, kalau menyasar ke badan sih udah biasa.. Prinsip nya
menyelesaikan pertarungan secepat mungkin, tanpa harus mengeluarkan tenaga yang berlebihan. 
Itu teori-nyaaa…pada prakteknya..Alhamdulillah belum perlu kepakai sampai sekarang.

Saya gabung dengan Kelatnas Indonesia Perisai Diri (PD) sendiri sebetulnya juga rada-rada gak
sengaja, dimulai jaman SMP – tahun 1993, sebetulnya waktu itu pengen banget ikut
ekstrakurikuler basket – karena pengen tinggi, eh kok yah kuota mereka sudah penuh, jadilah
saya beralih ke ekskul lain, yang menurut saya rada males (pada waktu itu)..Bela Diri. Rada
males sebetulnya rada-rada trauma ikut bela diri sewaktu SD karena dipaksa. Terbayang latihan
berat dan pelatih galak.. Eniwey..setelah gabung, saya merasa ada hal yang beda, ternyata pelatih
nya gak galak..hehee..jadi walaupun latihan berat, karena pelatih baik, it doesnt matter for me. 
Adalah prinsip keluarga dalam Perisai Diri yang membuat saya merasa di-ayomi, sesuai dengan
salah satu prinsip PD dalam berlatih yaitu Asah-Asih-Asuh.

Setelah dari ikut ekskul tersebut di SMP, Alhamdulillah sewaktu di SMA ketemu lagi dengan
ekskul PD, lanjut lagi deh, kalau di SMP saya sampai tingkat ke-5 yaitu PUTIH HIJAU, maka di
SMA saya bisa sampai tingkat ke-6 HIJAU (cuma 1 tingkat, karena sempat gak naik tingkat
sewaktu ujian). Lulus SMA, ketemu lagi sama PD di Universitas Airlangga Surabaya, lagi-lagi
cuma bisa naik 1 tingkat, tingkat ke-7 yaitu HIJAU BIRU.

Setelah lulus kuliah tahun 2003, karena kesibukan kerja sebagai Auditor di sebuah KAP Big-4
(yang hobinya pulang malem), saya vakum latihan, sampai suatu masa di Juni 2014, karena
bukan lagi jadi auditor dan merasa jenuh dengan rutinitas kantor, saya kembali mencari
sebuah aktivitas baru untuk mengisi waktu, Alhamdulillah, teringat lagi sama PD, akhirnya
bulatkan tekad, pasang muka tebel, dan join lagi latihan di PLN Trunojoyo Jakarta Selatan.
Sempat terpikir bahwa awal bertemu lagi, saya akan disindir dengan pertanyaan klise “kemana,
kenapa”, tapi tidak tuh, para pelatih sangat mempersilahkan saya dengan rendah hati mengikuti
latihannya lagi, legaaa dan bangga dengan sikap mereka..Awal-awal latihan lagi pun tidak ada
kendala ingatan karena memang gerakan-gerakannya terus melekat di pikiran, walaupun 11
tahun sudah tidak mengikuti latihan, kalaupun ada kendala yah tidak lain dan tidak bukan yaitu
STAAMIIINAAA…perlu beberapa minggu agar bisa bergerak lincah lagi dengan kecepatan “1
Detik, 2 Gerak”.

Beberapa bulan latihan saya memutuskan untuk mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) yang
tertunda, karena dulu sewaktu kuliah merasa belum mampu mengemban tanggung jawab, oh
iya,,lupa bilang kalau UKT kali ini adalah untuk mendapat tingkatan Pelatih, tingkat ke-8, yaitu
BIRU. Dan syukurlah saya bisa lulus, dengan title pelatih ini, tanggung jawab menjadi lebih luas,
bukan saja berlatih, tapi juga melatih, dan mengembangkan silat PD ini secara umum. Tugas
melatih saya salurkan di almamater SMA saya, SMAN 47 Jakarta Selatan, bersama beberapa
alumni 90-an kami secara rutin berbagi tugas untuk melatih adik-adik di sekolah tersebut.
Alumni-alumni inipun rata-rata sudah vakum sekian belas tahun, dan mencari hal yang sama,
cari rutinitas baru dan menjadi sehat, karena kami sudah umur kepala 3x dan 4x.

Tujuan saya berlatih beladiri saat ini masih sama dari jaman SMP, bukaaan,,,bukaaan untuk jadi
jagoan, tapi lebih untuk kesehatan plus bonus bisa membela diri bila diperlukan. Manfaat selama
berlatih pun banyak baik Soft-skill maupun Physical advantage, Soft-skill saya belajar untuk
Tanggung Jawab, Disiplin, Kesempatan untuk Mengajar, dan dari segi physical, lumayan bisa
ngecilkan perut, dan memiliki kemampuan untuk menjaga diri, keluarga serta orang-orang
sekitar jika. Buat saya olah raga ini malah relatif lebih aman daripada olah raga permainan
(Futsal, Bulu Tangkis), karena saat latihan ritme nya lebih teratur, dan sedikit–sedikit ada latihan
pernafasan, yang sangat penting menjaga kebugaran.

Tidak ada kata terlambat untuk berlatih bela diri, baik sudah di umur kepala 3x, 4x, 5x, Pelatih
biasanya dapat menakar seberat apa latihan yang diberikan untuk kelompok umur
tertentu, bulatkan tujuan anda berlatih beladiri, bukan jadi jagoan, tapi untuk menjadi Sehat, itu
yang utama menurut saya. Jikapun anda berminat bergabung latihan bersama saya, kalau tinggal
di daerah Jakarta Selatan, khususnya Bintaro dan sekitarnya, silahkan japri, dengan senang hati
saya membantu.
Manfaat Pencak Silat Bukan Sekedar untuk Bela Diri

November 21, 2017


Saya mau ikut bela diri, lebih baik silat atau bela diri asing ya?
Anak saya mau saya ikutkan bela diri, lebih baik silat atau bela diri asing ya?
Pertanyaan tersebut beberapa kali saya dapatkan. Namun, karena saya sudah kecemplung
di dunia persilatan, tentu saja saya mengarahkannya untuk ikut silat. Arahan tersebut bukan
tanpa alasan, namun karena saya sudah merasakannya selama 20 tahun..
Saya mengikuti latihan silat sejak tahun 1997. Kala itu saya masih kelas 2 SMP. Saya
bergabung dengan Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri di Ranting
Gelanggang Generasi Muda (GGM) Bandung. Saya mengenal Perisai Diri dari kakak yang
sudah terlebih dahulu begabung.
Dalam waktu yang cukup panjang dan dengan bertambahnya usia serta berubahnya peran
dalam hidup, saya merasakan berbagai manfaat yang didapat dengan bergabung dalam
sebuah perguruan silat.
Berikut akan saya rangkum beberapa manfaat silat tersebut.
1. Silat untuk Perempuan
Laki-laki maupun perempuan sama-sama membutuhkan kemampuan bela diri. Tentu saja
yang utama untuk melindungi dirinya sendiri dan pada akhirnya bisa bermanfaat juga untuk
orang lain.

Khusus untuk perempuan, selain meningkatkan percaya diri dan kemampuan bela diri, silat
juga bermanfaat untuk kesehatan serta memudahkan seorang perempuan saat persalinan.
Saya merasakan manfaat yang begitu besar pada saat kehamilan sampai dengan
persalinan. Aktifitas di dalam silat tidak hanya terkait bela diri yang identik dengan
tendangan, pukulan, dan bantingan saja. Namun ada juga pernapasan dan senam. Saya
tidak perlu mengikuti kelas khusus ibu hamil, karena didalam silat pun sudah ada senam
yang gerakannya bisa disesuaikan dengan kondisi kehamilan.
Saat melatih anak usia dini dengan membawa anak sulung dan sedang hamil 4 bulan

Berlatih pernapasan  jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan terbawa pada saat
melahirkan. Dengan pegaturan napas yang baik kita akan menjadi lebih tenang dan dapat
mengikuti arahan dokter. Alhamdulillah, 2 kali melahirkan saya sukses lahiran normal tanpa
jahitan.

2. Silat untuk Anak-anak


Tujuan orang tua memasukan anaknya ke dalam kelompok olah raga bela diri untuk apa
sih? Beberapa kali saya bertanya dan jawabannya rata-rata menyalurkan energi berlebih
pada anaknya. Ada juga yang sengaja memasukan agar kebiasaan berbuat kasar atau
tantrum tersalurkan kedalam wadah yang lebih positif.

Bagi saya, ada yang tidak kalah penting dalam mengenalkan silat kepada anak-anak, yaitu
memperkenalkan budaya Indonesia sejak dini. Siapa lagi yang akan melestarikan silat
selain generasi penerus kita?
3. Silat untuk Pelajar
Belakangan ini begitu banyak event-event kejuaraan Pencak Silat antar pelajar SD, SMP
dan SMA. Ada yang bertaraf lokal, nasional hingga internasional. Melalui event kejuaraan
tersebut para pelajar akan lebih terfasilitasi untuk berprestasi.
Kejuaraan pencak silat juga dapat menjadi wadah untuk mengurangi kenakalan remaja.
Dari pada para pelajar terlibat aksi tawuran di luaran, lebih baik bertanding di gelanggang.
Saat mereka juara, itu adalah bonusnya.

Prestasi pelajar dalam silat pun dapat membantu mereka melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya melalui penerimaan siswa/i jalur prestasi (Japres).
Selain itu, aktifitas latihan dan sekolah yang harus bisa berjalan beriringan tanpa saling
mengganggu. Oleh karena itu seorang pelajar harus bisa mengatur waktu dengan baik.
Kedisiplinan dan sifat menghargai waktu dapat terlatih melalui silat.

4. Silat untuk Mahasiswa/i


Sudah menjadi mahasiswa/i apa masih perlu kegiatan lain selain akademik? Tentu saja
perlu. Karena segala hal dalam hidup ini harus seimbang. Jika seorang mahasiswa/i terlarut
hanya dalam kegiatan akademik, bisa-bisa depresi dan stress melanda. Bagi mahasiswa/i,
aktifitas silat difasilitasi dengan adanya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Selain berlatih,
mereka juga belajar berorganisasi.
Berbeda dengan saat masih menjadi pelajar dimana segala aktifitas mulai dari latihan
sampai dengan pertandingan ditanggung sepenuhnya oleh orang tua serta pelatih.

Menjadi anggota UKM silat berarti harus siap belajar komunikasi, bisnis, manajemen dan
kearsipan. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam menjalin hubungan dengan sesama
anggota, antar pengurus, pelatih, rektorat bahkan pihak sponsor. Ilmu bisnis didapat saat
sebuah UKM mencari dana secara mandiri dengan menggunakan modal usaha, biasanya
yang bergerak adalah bidang dana usaha. Mereka bisa berjualan produk perguruan silat
juga produk lain yang berkaitan dengan silat. Ilmu manajemen juga sangat diperlukan agar
mahasiswa/i yang aktif di UKM dapat memanage waktu dengan sebaik-baiknya dan mampu
menyelaraskan antara kuliah, tugas, berlatih dan berorganisasi.

Dalam menyimpan data dengan rapi diperlukan juga ilmu kearsipan. Bagaimana data
anggota, presensi kehadiran, materi latihan, surat menyurat, proposal dan lain sebagainya
terfolder dengan baik.
Menjadi anggota UKM silat pun memberikan peluang untuk berprestasi dan membuka
chanel untuk bisa bekerja setelah lulus kelak.

Melalui prestasi, seorang mahasiswa/i dapat mengumpulkan tiket beasiswa untuk


melanjutkan studi ke tingkat selanjutnya. Hal tersebut sudah saya rasakan sendiri. Aktif di
organisasi pada UKM Silat Perisai Diri semasa kuliah serta mengikuti berbagai kejuaraan,
memberikan peluang pada saya untuk meraih juara. Memang 10 tahun yang lalu sertifikat
juara tersebut terasa tidak ada manfaatnya. Namun tahun 2017 ternyata sertifikat juara
tersebut mengantarkan saya untuk bisa kuliah S2 melalui jalur Beasiswa Unggulan.

Dalam urusan memperoleh pekerjaan pun saya merasakan tidak begitu sulit. Karena
terbiasa berinteraksi dengan orang banyak dengan aneka ragam karakternya selama
berorganisasi di silat, saat bekerja saya bisa lebih mudah berbaur dan bekerja sama
dengan rekan lainnya. Selain itu saya juga merasa lebih siap menerima berbagai tantangan
dalam dunia kerja.

Begitu banyak bukan manfaat silat?


Silat itu tidak hanya urusan bela diri. Tapi silat pun mendukung semua bidang kehidupan
bagi banyak kalangan.
Jangan malu ikut silat, karena merupakan bagian dari pelestarian budaya bangsa.
Jangan takut ikut silat, karena dengan silat kita akan selalu bersilaturahmi.
Salam Silat
Apa Manfaat Belajar Silat ?
Oleh : Monu Katili (Pendekar Perisai Diri DKI Jakarta)
Senin, 27 October 2008
Judul di atas pernah menjadi pertanyaan yang dilontarkan seorang remaja putri kepada seorang tokoh
silat nasional kita. Saya merasa tertarik untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan tetapi baru
sekarang berhasil menyusunnya dalam bentuk artikel.

Tidak saja bagi para remaja yang sedang mengalami perubahan jasmani dan rohani yang pesat,
melainkan bagi semua golongan usia termasuk orang-orang tua, belajar silat mendatangkan manfaat
yang besar, minimal untuk memelihara kesehatan dan kesegaran jasmani.

Demikian pula dalam penggunaan dan penerapannya, beladiri tidak selalu digunakan untuk menjaga
diri dalam suatu perkelahian, karena di jaman sekarang tidak semua orang suka berkelahi. Akan
tetapi beladiri silat berguna pula untuk hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari
di rumah. Contohnya : Apabila kamu menguasai silat, kamu tidak akan terjatuh dengan parah bila
terpeleset. Mungkin saja kamu terjatuh, akan tetapi karena refleks hasil latihan sehari-hari, kamu
mampu menolong dirimu sendiri pada saat yang tepat. Berikut ini kita coba untuk menganalisa segala
manfaat belajar beladiri silat.

Silat sebagai Olahraga

Sebagai salah satu cabang olahraga pada umumnya dan beladiri khususnya, beladiri silat merupakan
rangkaian dari gerakan-gerakan badan menurut sistem dan metoda tertentu.

Telah kita ketahui bersama olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk memelihara kesehatan
jasmani. Silat sebagai salah satu alat berolahraga pun memiliki cara-cara khusus dalam membina
kesehatan jasmani. Dengan melakukan teknik tertentu, selain gerakan pemanasan pada umumnya
yang ada pada tiap cabang olahraga, silat melatih otot-otot. Demikian pula dengan cara tertentu, silat
melatihmu menjadi lebih peka pendengaran dan lebih awas penglihatan, bila dibanding dengan
cabang olah raga lain. Selanjutnya, dengan gerakan dan teknik-teknik tertentu pula kamu bisa melatih
otot-otot leher serta persendiran tubuh.

Untuk menguatkan alat-alat dalam tubuh kita, termasuk bagaimana cara menambah kesehatan
jantung dan paru-paru, kamu akan dilatih pernapasan. Jadi, khusus bagi alat-alat tubuh kita bagian
dalam, bukan hanya gerakan tubuh yang menguatkannya, melainkan (dan terutama sekali) latihan
bernapas khusus yang baik. Tentu saja hal ini dilatih secara bertahap, tetapi semakin meningkat.
Dalam silat ada tahap-tahap tertentu, di mana diajarkan hal-hal yang berhubungan dengan pernapasan
tersebut.

Pengertian tentang latihan-latihan yang dapat menguatkan otot-otot, janganlah diarti kan sebagai
latihan untuk membesarkan otot. Otot yang kuat tidaklah berarti sama dengan otot yang besar, atau
sebaliknya, otot yang besar belum bisa diartikan otot yang mengandung tenaga besar dan kuat.
Teknik-teknik tertentu di dalam beladiri silat yang melatih kecepatan dan kelincahan tubuh, jarang
sekali membuat otot seseorang menjadi bertonjolan. Bahkan, makin sempurna dan tinggi teknik silat
seseorang (termasuk ilmu pernapasan nya), makin sulit orang awam menebaknya sebagai seorang
yang ber “isi”. Selain itu, makin sulit pula orang mengira kita menguasai beladiri. Mengapa
demikian?! Justru karena otot-otot kita yang tidak tampak menonjol !

Oleh sebab itu, diharapkan kalian terutama remaja putri tidak apriori, bahwa kalau kita belajar silat
kelak jadi “kayak cowok”. Contoh remaja putri yang menguasai beladiri silat tapi tak tampak dari
luar itu, ialah Anne Rufaidah, gadis Bandung yang pernah menyandang gelar Puteri Remaja
Indonesia 1980. Ia salah seorang gadis remaja (waktu itu) yang diam-diam memiliki “kekuatan
terpendam”. Dan banyak lagi remaja putri seperti Anne yang tidak berotot layaknya binaragawan. Ia
justru nampak halus dan luwes sebagai gadis remaja biasa.

“Akh, buat apa capek-capek!” mungkin demikian pula komentar kalian, akan tetapi soal capek
kiranya apa saja yang menjadi pekerjaan kita yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan
menyebabkan kita capek secara fisik, namun tidak secara psikhis. Mengingat tujuannya yang baik,
apalagi bila dilakukan dengan gembira, soal capek dapat diatasi dan boleh diabaikan.

Silat sebagai Seni Beladiri Yang Bermutu

Pengertian seni beladiri di sini jangan diasosiasikan dengan seni tari. Walau pun antara keduanya ada
persamaan, yakni sama-sama mengandung unsur keindahan gerak dari seluruh tubuh yang harmonis.
Kesenian itu menggugah kehalusan dan kepekaan jiwa seseorang. Lalu di manakah letak seninya
Silat? Dalam silat yang nyeni bukan saja karena segi miripnya kepada Tarian (dengan adanya
kembangan), akan tetapi dilihat dari segi harmonisnya gerakan-gerakan silat itu sendiri. Keselarasan
gerakan tubuh dan anggota tubuh pesilat yang menyentuh hati si penonton, menimbulkan rasa kagum
orang yang memandang.

Hal ini dapat dilihat para rangkaian gerak yang disebut dengan JURUS dalam Pencak Silat dan
Karate (Kata). Jadi, bukan saja keluwesan geraknya yang dianggap “nyeni”, melainkan juga saat
pesilat mengerahkan tenaganya, saat ia menampilkan kelincahan dan kegesitannya. Bagaimana ia
menyesuaikan irama gerakan-gerakannya, seperti : bagaimana ia memperlambat gerakan-gerakannya
pada saat ia melakukan “sikap-sikap” tertentu, bagaimana ia mempercepat gerakan-gerakannya
waktu ia menyerang dengan tangan dan kakinya, serta bagaimana pula ia memperagakan gerakan-
gerakan menghindar dengan lincah dan ringan.

Dalam Pencak Silat, baik yang berasal dari Jawa Barat (Ibingan), Jawa Tengah maupun dari Tanah
Minang, tampak adanya penggabungan seni tari daerah masing-masing dengan tipu-tipu Pencak Silat,
sehingga kita lihat “Kembangan” atau “Ibingan” tadi agak mirip dengan tarian-tarian daerah tersebut
di atas (Ingat Jaipongan!). Konon, penyamaran beladiri silat ke dalam seni tari daerah, merupakan
suatu upaya para Pendekar di jaman penjajahan untuk melestarikan beladiri silat yang diwarisi dari
para guru dan leluhurnya.

Manakah yang disebut “Jurus” atau “Kembangan” itu? Kedua istilah itu merupakan rangkaian
gerakan-gerakan beladiri yang disusun sesuai dengan aturan dari aliran atau perguruan silat yang
menyusunnya. Di dalamnya tercakup gerakan-gerakan menyerang, menghindar maupun bersikap
sesuai dengan ajaran-ajaran perguruan silat masing-masing.
“Seni” ini bagi setiap orang tidaklah sama keindahannya, sebagaimana tidak setiap orang punya
penghargaan yang sama terhadap lagu-lagu klasik, pop, rap atau dangdut misalnya.

Silat sebagai Alat Bela Diri

Silat sebagai alat bela diri merupakan pengetahuan yang bermutu tinggi. Silat tidak terbatas, baik
dalam melakukan serangan, maupun tangkisan. Dari kepala, bahu, siku, lengan, tapak tangan, jari
tangan, punggung, pinggang, pantat, paha, lutut, tulang kering, mata kaki, tumit, jari kaki semuanya
mendapat jatah latihan secara khusus. Dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki dapat digunakan
sebagai senjata terdekat dan ampuh. Menurut para ahli, air liur dan rambut pun bisa dipakai sebagai
alat bela diri yang efektif.
Silat berusaha memenuhi tuntutan : “Menyerang semaksimal mungkin dengan resiko sekecil
mungkin bagi diri sendiri” (bandingkan dengan Ilmu Ekonomi). Singkatnya, dengan apa yang ada
kita gunakan untuk membela diri, jadi harus praktis dan ekonomis !

Seorang pesilat diajar dan dilatih menggunakan senjata. Ia harus mengerti sifat-sifat senjata yang
paling sederhana, seperti : Pisau, Pedang, Golok dan Toya (istilah silat untuk tongkat panjang yang
disesuaikan dengan tinggi pesilat). Kemudian ia pun diberi pengetahuan  tentang senjata-senjata lain.
Dari sinilah seorang pesilat mengembangkan pengetahuannya tentang senjata. Mana yang sesuai buat
dirinya, serta benda-benda apa saja yang dapat digunakan sebagai senjata saat ia terdesak. Contoh
benda-benda yang dapat digunakan sebagai senjata, adalah tas, pasir, penggaris, pensil, sapu tangan,
ikat pinggang, bahkan baju atau jacket pun atau buku dapat dipergunakan sebagai senjata “rahasia”.

Silat sebagai Alat Untuk Belajar Menguasai Diri

Umumnya, ilmu beladiri yang baik, mendidik murid-muridnya sanggup menguasai diri, menguasai
emosinya. Demikian pula silat. Tak heranlah kita membaca atau mendengar ungkapan “Kalahkan
dulu dirimu, sebelum mengalahkan orang lain” atau motto dari beladiri Kempo “Kasih sayang tanpa
kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman”. Semua itu
menunjukkan pentingnya belajar menguasai diri. Pesilat dilarang untuk bertindak sewenang-wenang.
Secara bertahap ia dilatih menguasai hawa nafsunya, karena memang yang paling sulit adalah
bagaimana mengajar seseorang mampu menguasai dirinya.

Pesilat yang baik, harus sanggup mengalah kepada lawannya yang nyata-nyata jauh lebih unggul baik
teknik dan prestasinya. Ia pantang melayani nafsunya untuk menang dengan berlaku curang! Ia harus
berani mengakui kelebihan lawan dan melihat kekurangan dirinya.
Sifat-sifat baik yang diperolehnya dalam mempelajari beladiri silat, diharapkan tidak hanya berlaku
di perguruannya saja, melainkan harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu
membentuk rasa percaya diri yang tebal dan kepribadian kuat, sehingga segala tekanan dari luar
dapat dihadapinya dengan tabah, rendah hati dan damai.

Seorang ahli beladiri yang baik memiliki perasaan yang halus dan rasa perikemanusiaan tinggi. Ia
tidak enggan untuk memaafkan seseorang yang telah mengakui dan menyadari kesalahannya.

Silat sebagai Alat Untuk Mengasah Kecerdasan


Di sekolah dasar kita diajar berhitung/matematik, di sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan
atas kita dilatih untuk berpikir lebih kritis, kemudian di perguruan tinggi kita diajar dan dilatih
tentang hubungan-hubungan dalam suatu sistem/keseluruhan. Dalam belajar Silat, kita pun diajar dan
dilatih berpikir kritis. Tetapi dengan cara yang khas silat. Kita harus memperhitungkan secara matang
gerak-gerik lawan dan menjawab serangan lawan dengan reaksi yang cepat dan tepat. Sebab bila kita
terlambat sedikit saja, akan fatal akibatnya bagi kita.

Ada beberapa persamaan antara belajar ilmu gaya dan belajar silat. Dalam silat kita memiliki rumus-
rumus tertentu untuk menghindar, menyerang atau membalas suatu serangan, sehingga gerakan kita
menjadi efektif dan efisien. Ada momen-momen dalam ilmu gaya yang dapat diterapkan dalam ilmu
silat. Misalnya, bagaimana kita dapat menghindari serangan berupa pukulan dan tendangan yang
lintasannya seperti lingkaran, sehingga kita berada di luar garis singgung lingkaran tersebut. Atau
bagaimana kita menghindari serangan yang lintasannya lurus, yakni dengan bergerak sedikit ke
samping dengan cara apa pun, sehingga serangan itu berlalu tanpa kita mengeluarkan tenaga banyak
(hukum ekonomi).

Pengertian-pengertian ilmiah semacam inilah yang membuat ilmu beladiri silat menjadi menarik
untuk dipelajari dan diselami, sebab Ilmu Silat sekaligus mengasah kecerdasan kita.

Anda mungkin juga menyukai