Anda di halaman 1dari 2

1.

Karakteristik Banjir
Dalam penelitian kali ini, banjir bukan lagi merupakan bencana alam,
melainkan bencana lingkungan. Hal ini dikarenakan penyebab terjadinya banjir
bukan hanya dari faktor alam saja melainkan ada pengaruh dari aktivitas manusia di
lingkungannya. Pendapat tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Agus
Maryono (2005) bahwa ada lima faktor penting penyebab terjadinya banjir di
Indonesia yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS),
faktor kesalahan perencanaan pembangunan aliran sungai, faktor pendangkalan
sungai dan yang terakhir faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana
serta prasarana. Maka dari itu, karakteristik banjir dalam penelitian kali ini dilihat
dari kondisi drainase yang ada, kondisi sungai, intensitas hujan, dan kondisi banjir di
lokasi penelitian.
Ada dua peristiwa banjir, yang pertama banjir atau genangan yang terjadi pada
daerah yang biasanya tidak terjadi banjir dan yang kedua peristiwa banjir yang
terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit air banjirnya tidak mampu
dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dibandingkan kapasitas
pengaliran sungai yang ada (Kodatie dan Sugiyanto, 2002). Kelebihan air hujan
lokal yang menyebabkan banjir dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama telah
jenuhnya tanah di tempat tersebut dan yang kedua masih tingginya muka air di
dalam aliran sungai. Kejenuhan tersebut akan menyebabkan tingkat penyerapan
tanah (infiltrasi) menjadi rendah senhingga aliran permukaan (surface runoff)
menjadi tinggi. Tingginya aliran permukaan berlebih maka akan menyebabkan
terbentuknya banjir.
2. Penerapan SuDS pada Permukiman Padat
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan (Undang-undang Republik Indonesia
No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman). Permukiman padat adalah
kawasan permukiman yang dihuni terlalu banyak penduduk dan terjadi
ketidakseimbangan antara lahan dengan bangunan yang ada. Permukiman padat
membuat kawasan permukiman menjadi terlihat kurang tertata pola
perkembangannya (Agustin, 2017).
SuDS atau Sustainable Drainage System adalah urutan praktik pengelolaan air
(mengurangi penyebab polusi, pengurangan pencemaran, pengurangan bahan
pencemar, dan sebagainya) dan fasilitas (filter air, terasering buatan, penyimpanan
bawah tanah, taman basah, parit infiltrasi, dan kolam) yang dirancang untuk
mengalirkan air permukaan dengan cara memberikan pendekatan yang lebih
berkelanjutan daripada apa yang telah menjadi praktik konvensional melalui pipa ke
anak sungai (Scottish Environmental Protection Agency). SuDS juga diartikan
sebagai suatu sistem, biasanya pada drainase perkotaan, untuk mengurangi resiko
banjir setempat maupun kawasan. Penerapan jenis SuDS dapat dilakukan dimana
saja, bahkan ruang terkecil. Maka dari itu pada penelitian kali ini dilakukan
penerapan SuDS pada permukiman padat penduduk. Penerapan SuDS pada
penelitian kali ini juga mempertimbangkan karakteristik banjir di lokasi seperti yang
terlah dijelaskan pada poin 1 (satu) ruang lingkup materi ini.

Anda mungkin juga menyukai