Anda di halaman 1dari 20

WAKTU DALAM ASTRONOMI

(WAKTU SIDERIS DAN MATAHARI, LST, LMT, GMT, LCT, UTC)

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Astronomi
Dosen Pengampu:
Bapak Agung Mulyo Setiawan, S.Pd., M.Si
HALAMAN JUDUL

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4 Offering A
1. Anggi Aprilia Sari (200351615649)
2. Dani Krisna Mahardika (200351615687)
3. Finniatis Sholihah (200351615638)
4. Regina Nuril Khoiroh (200351615652)
5. Rizky Septiana Wulandari (200351615669)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FEBRUARI 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Astronomi yang berjudul “Sistem
Koordinat Ekliptika” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tersampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah begitu
banyak mengajarkan kebijakan dan menyebarkan ilmunya pada semua umatnya.
Makalah dengan judul “Waktu dalam Astronomi (Waktu Sideris, dan
Matahari, LST, LMT, GMT, LCT, UTC)” ini dibuat untuk memenuhi tugas dari
Bapak Agung Mulyo Setiawan, S.Pd., M.Si pada mata kuliah Astronomi Program
Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agung Mulyo Setiawan,
S.Pd., M.Si atas bimbingan dan arahannya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
dinantikan demi kebaikan makalah yang akan datang.

Malang, 23 Februari 2022


PROFIL PENYUSUN MAKALAH

Nama lengkap : Anggi Aprilia Sari

Tempat, tanggal lahir : Malang, 20 April 2001

Alamat : Gg. Rambutan No. 65, Dusun Golek Rt 6


Rw 4, Desa Karangduren, Kec. Pakisaji,
Kab. Malang

Menonton film
Cita-cita :
Guru
Hobi :

Nama lengkap : Dani Krisna Mahardika

Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 23 Maret 2001

Alamat : Lingkungan Bakalan RT 02/RW V Kelurahan


Kalongan, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan,
Jawa Tengah

Guru
Cita-cita :
Menonton film, olahraga
Hobi :

Nama lengkap : Finniatis Sholihah

Tempat, tanggal lahir : Pamekasan, 01 Agustus 2001

Alamat : Dsn. Beltok, RT 003/RW 002, Ds.


Larangan Badung, Kec. Palengaan, Kab.
Pamekasan

Pengusaha
Cita-cita :
Menonton Film
Hobi :

Nama lengkap : Regina Nuril Khoiroh

Tempat, tanggal lahir : Gresik, 07 Oktober 2002

Alamat : Jalan Santri RT 17A RW 06, Ds Bungah,


Kec. Bungah, Kabupaten Gresik

Guru, Illustrator (Art Freelancer)


Cita-cita :
Menonton Film, Menggambar
Hobi :

Nama lengkap : Rizky Septiana Wulandari

Tempat, tanggal lahir : Trenggalek, 14 September 2001

Alamat : Dusun Baran, RT 17/RW 07, Desa


Durenan, Kec. Durenan, Kab. Trenggalek

Tenaga Pengajar
Cita-cita :
Mendengarkan musik, menonton film, dan
Hobi :
membaca cerita
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
PROFIL PENYUSUN MAKALAH.......................................................................iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Waktu dalam Astronomi...........................................................................3
2.2 Macam-Macam Waktu dalam Astronomi.................................................4
2.2.1 Waktu Sideris.....................................................................................4
2.2.2 Waktu Matahari..................................................................................5
2.2.3 Local Siderial Time (LST).................................................................8
2.2.4 Local Mean Time (LMT)...................................................................8
2.2.5 Greenwich Mean Time (GMT)..........................................................9
2.2.6 Local Civil Time (LCT)...................................................................10
2.2.7 Universal Time Coordinated (UTC)................................................10
BAB III PENUTUP………..……………………………………………………..12
3.1. Kesimpulan..............................................................................................12
3.2. Saran........................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................13
GLOSARIUM........................................................................................................14
LAMPIRAN……………………………………………………………………...15
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Ilustrasi satu hari sideris.........................................................................5
Gambar 2. Ilustrasi hubungan rotasi bumi dengan waktu matahari.........................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Waktu dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa fenomena yang
berbeda, yaitu rotasi bumi, atom mekanika kuantum, dan persamaan fisika.
Waktu merupakan sistem periodik lamanya pergerakan bumi terhadap acuan
matahari atau bintang aries yang dianggap tetap. Waktu dengan acuan
bintang Aries dapat disebut sebagai waktu bintang atau sideris. Sedangkan
waktu yang mengacu pada matahari dapat disebut sebagai waktu surya atau
waktu matahari. Satu periode putar bumi sekeliling sumbunya terhadap
acuan bintang Aries ditetapkan satu hari bintang. Sedangkan satu hari surya
ditetapkan lamanya satu periode putar bumi sekeliling sumbunya terhadap
acuan matahari. Satu periode edar (revolusi) bumi sekeliling matahari
ditetapkan sebagai satu tahun surya dan waktu setempat adalah waktu
pertengahan setempat, sebagai terjemahan Local Civil Time (LCT).
Waktu merupakan konsep dasar yang berkaitan dengan terjadinya
peristiwa. Dalam hal ini, terdapat urutan yang pasti di mana dua peristiwa
secara tak serentak (non-simultan) terjadi. Oleh karena itu, di antara dua
kejadian non simultan terdapat selang interval waktu. Siang dan malam
merupakan fenomena non-simultan berulang paling banyak dan hal tersebut
dapat menunjukkan adanya selang waktu. Penyebab mendasar fenomena ini
adalah rotasi Bumi pada porosnya yang telah memberikan satuan waktu
yang paling dasar yakni hari. Hal tersebut nantinya akan menghasilkan unit
yang lebih besar seperti bulan dan tahun serta menghasilkan unit yang lebih
pendek seperti jam, menit, dan detik (Ilyas, 1999).
Beberapa pokok bahasan yang terkait dengan waktu dalam astronomi
sendiri adalah waktu sideris, waktu matahari, Local Standard Time (LST),
Local Mean Time (LMT), Greenwich Mean Time (GMT), Local Civil Time
(LCT), dan Universal Time Coordinated (UTC). Dalam makalah ini, akan
dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan waktu dalam astronomi
meliputi pokok-pokok bahasan yang telah disebutkan sebelumnya dengan

1
lebih rinci. Dikarenakan waktu juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
kita, maka diharapkan dengan pembahasan waktu dalam astronomi pada
makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca nantinya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan dengan apa yang telah penulis kemukakan dengan latar
belakang di atas, maka penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana pengertian dari waktu dalam astronomi?
2. Bagaimana definisi dari waktu sideris?
3. Bagaimana pengertian dari waktu matahari?
4. Bagaimana pengertian dari Local Standard Time (LST)?
5. Bagaimana definisi dari Local Mean Time (LMT)?
6. Bagaimana definisi dari Greenwich Mean Time (GMT)?
7. Bagaimana pengertian Local Civil Time (LCT)?
8. Bagaimana definisi Universal Time Coordinated (UTC)?

1.3. Tujuan
Sejalan dengan apa yang telah penulis kemukakan pada rumusan
masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari waktu dalam astronomi.
2. Untuk mengetahui definisi dari waktu sideris.
3. Untuk mengetahui pengertian dari waktu matahari.
4. Untuk mengetahui pengertian dari Local Standard Time (LST).
5. Untuk mengetahui definisi dari Local Mean Time (LMT).
6. Untuk mengetahui definisi dari Greenwich Mean Time (GMT).
7. Untuk mengetahui pengertian Local Civil Time (LCT).
8. Untuk mengetahui definisi Universal Time Coordinated (UTC).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Waktu dalam Astronomi


Waktu dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa fenomena yang
berbeda, yaitu rotasi bumi, atom mekanika kuantum, dan persamaan fisika.
Waktu yang didasarkan pada rotasi bumi yaitu waktu sideris dan waktu
matahari. Waktu yang didasarkan pada fenomena atom kuantum pada satuan
standar waktu yang digunakan saat ini yaitu detik. Sedangkan waktu yang
didasarkan pada persamaan fisika ini menggambarkan gerakan benda langit
melibatkan variabel waktu yang sesuai dengan waktu ideal yang berjalan
dengan kecepatan konstan, misalnya waktu ephemeris dan waktu dinamis
(Karttunen et al., 2017).
2.1.1 Rotasi Bumi
Adanya rotasi bumi dapat menyebabkan adanya perbedaan
waktu. Waktu satu kali rotasi disebut kala rotasi atau lebih sering
menyebutnya dengan satu hari. Tempat-tempat di bumi yang lebih
timur akan mengalami waktu lebih dulu daripada tempat-tempat di
sebelah baratnya. Perbedaan waktu tersebut adalah sebesar 1 jam
untuk setiap perbedaan 15 derajat bujur, atau 4 menit untuk setiap 1
derajat bujur. Perhitungan ini diperoleh dari waktu yang diperlukan
untuk sekali putaran penuh (360°) selama 24 jam.
2.1.2 Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1972 jam atom digunakan sebagai alat yang
diakui menjadi patokan keseragaman detik secara internasional. Jam
atom digunakan sebagai patokan standarisasi waktu secara
internasional, karena tingkat akurasi yang sangat baik serta tingkat
kesalahan yang kecil. Satuan waktu dalam sistem internasional atau
SI, yaitu detik, didefinisikan dengan cara yang tidak ada
hubungannya dengan fenomena langit (Karttunen et al., 2017).
Periode fenomena mekanika kuantum ini lebih stabil daripada
gerakan benda langit yang melibatkan gangguan rumit. Pada tahun

3
1967, satu detik didefinisikan sebagai 9.192.631.770 kali periode
cahaya yang dipancarkan oleh isotop cesium 133 dalam keadaan
dasarnya. Kemudian, definisi ini direvisi untuk memasukkan efek
relativistik kecil yang dihasilkan oleh medan gravitasi. Keakuratan
relatif waktu atom ini adalah sekitar .
2.1.3 Persamaan Fisika
Sebelum jam atom ada, kebutuhan akan waktu ideal yang
berjalan dengan laju konstan sempurna sesuai dengan variabel waktu
dalam persamaan mekanika Newton, yaitu waktu ephemeris
(Ephemeris Time, ET). Satuan waktu ephemeris adalah sekon
ephemeris, yaitu panjang tahun tropis 1900 dibagi 31.556.925,9747.
Pada tahun 1984 waktu ephemeris digantikan oleh waktu dinamis.
Waktu dinamis adalah skala waktu khusus yang digunakan untuk
menggambarkan gerakan benda-benda di ruang angkasa. Sistem
waktu dinamis diturunkan berdasarkan pergerakan-pergerakan Bumi,
Bulan, dan planet-planet dalam sistem matahari. Waktu dinamis
terdiri atas dua variasi yaitu waktu dinamis barisentrik (Barycentric
Dynamical Time, TDB) dan waktu dinamis terestrial (Terestrial
Dynamical Time, TDT). Sistem waktu dinamis barisentrik (TDB)
diturunkan dari pergerakan planet-planet serta bulan yang mengacu
ke barycenter (pusat massa) dari sistem matahari. TDB adalah sistem
waktu inersia (berdasarkan Hukum Newton) dan umum digunakan
dalam pendefinisian ephemeris dari sistem matahari serta navigasi
wahana angkasa. Sedangkan sistem waktu dinamis terestrial (TDT)
mengacu ke pusat massa bumi (geocenter). TDT adalah sistem
waktu kuasi-inersia dan umum digunakan dalam pengintegrasian
persamaan diferensial dari pergerakan satelit dalam mengorbit bumi.

2.2 Macam-Macam Waktu dalam Astronomi


2.2.1 Waktu Sideris
Waktu sideris merupakan jenis waktu yang didasarkan pada
peredaran semu harian bintang-bintang. Waktu sideris didefinisikan

4
sebagai jarak sudut vernal equinox (Barbieri & Bertini, 2021). Satu
hari sideris adalah waktu yang diperlukan bumi berotasi satu putaran
atau waktu yang diperlukan bintang melewati meridian di suatu
tempat ke meridian yang sama lagi. Satu hari sideris lebih pendek
sekitar 4 menit dari satu hari surya, yakni 23 jam 56 menit 4,099
detik, maka waktu inilah yang merupakan rentang waktu bintang-
bintang beredar dalam satu kali putaran. Satu hari sideris juga dapat
didefinisikan sebagai rentang waktu ketika sebuah bintang kembali
ke posisi semula pada saat akan memulai pengukuran. Satu hari
sideris ditunjukkan pada saat Bumi bergerak dari titik A ke titik B
sebagaimana ilustrasi berikut.

Gambar 1. Ilustrasi satu hari sideris


Sumber: (Karttunen et al., 2017)

2.2.2 Waktu Matahari


Waktu matahari merupakan jenis waktu yang didasarkan pada
fenomena rotasi Bumi pada sumbunya, dengan komponen gerakan di
bola langit, yaitu gerakan pada lingkaran ekliptika (Ibid, n.d). Waktu
matahari digunakan dalam semua hubungan sudut matahari yang
didasarkan pada gerakan sudut yang tampak dari matahari melintasi
langit, dengan matahari siang waktu matahari melintasi meridian
pengamat. Dua koreksi diperlukan dalam mengkonversi dari waktu
standar yakni yang pertama koreksi untuk perbedaan bujur antara
meridian pengamat dan meridian di mana waktu standar lokal
didasarkan. Sedangkan yang kedua yakni koreksi dari persamaan
waktu yang menyebabkan gangguan pada kecepatan rotasi bumi
(Scheffe 2020). Skala waktu rotasi dapat ditentukan dengan

5
menggunakan Matahari. Apabila hari matahari disebut sebagai
interval waktu antara dua transit dari Matahari berturut-turut pada
meridian situs tertentu, maka waktu matahari adalah sudut jam
Matahari ditambah 12 jam, sehingga hari matahari dimulai pada
tengah malam, bukan tengah hari. Jika waktu sidereal hanya berasal
dari rotasi Bumi, waktu matahari mencerminkan rotasi diurnal dan
revolusi tahunan. Kedua gerakan ini tidak memiliki hubungan
mendasar (selain pengaruh yang sangat kecil melalui konstanta
presesi yang di sini dapat kita abaikan). Perlu diperhatikan bahwa
Matahari tidak bergerak di sepanjang ekuator tetapi di sepanjang
ekliptika, menurut dua hukum pertama Kepler, kedua faktor tersebut
mempengaruhi durasi dan keseragaman waktu matahari. Mengenai
durasi, Matahari tampak bergerak dalam arti langsung (ke timur)
pada ekliptika kira-kira 1° setiap hari (lebih tepatnya, rata-rata
360°/365 hari 3m56s /hari) terhadap bintang-bintang tetap dan oleh
karena itu juga sehubungan dengan ekuinoks (setidaknya dalam
perkiraan ini). 3m56s ini mewakili waktu tambahan rata-rata yang
dibutuhkan Matahari untuk melewati hari berikutnya di meridian
sehubungan dengan ekuinoks. Hari matahari, rata-rata 3m56s lebih
lama dari hari sideris. Hari matahari adalah interval waktu antara dua
transit teratas berturut-turut dari Matahari sejati. Oleh karena itu,
waktu matahari sebenarnya adalah sudut jam dari Matahari yang
tampak ditambah 12 jam untuk memenuhi konvensi kontemporer
bahwa hari dimulai pada tengah malam, bukan tengah hari (Barbieri
& Bertini, 2021).
Pengukuran waktu dapat didasarkan pada rotasi Bumi,
gerakan orbit mengelilingi Matahari, atau pada jam atom. Karena
kehidupan kita sehari-hari mengikuti pergantian siang dan malam,
lebih mudah untuk mendasarkan ketepatan waktu kita pada gerakan
Matahari yang tampak daripada gerakan bintang-bintang. Sayangnya,
waktu matahari tidak mengalir dengan kecepatan konstan. Terdapat
dua alasan untuk ini. Pertama, orbit Bumi tidak persis berbentuk

6
lingkaran, melainkan berbentuk elips. Hal ini berarti kecepatan Bumi
sepanjang orbitnya tidak konstan. Bumi juga bergerak lebih cepat
ketika lebih dekat dengan Matahari, dan lebih lambat ketika lebih
jauh. Kedua, Matahari bergerak di sepanjang ekliptika, bukan
khatulistiwa. Dengan demikian kenaikan yang tepat tidak meningkat
pada tingkat yang konstan. Akibatnya, sudut jam Matahari (yang
menentukan waktu matahari) juga tumbuh dengan kecepatan yang
tidak merata. Untuk menemukan waktu matahari yang mengalir
dengan laju konstan, kita mendefinisikan matahari rata-rata fiktif,
yang bergerak di sepanjang ekuator langit dengan kecepatan sudut
konstan, membuat revolusi lengkap dalam satu tahun. Tahun yang
dimaksud di sini adalah tahun tropis, yaitu waktu yang dibutuhkan
Matahari untuk berpindah dari satu titik balik musim semi ke titik
balik musim semi berikutnya. Dalam satu tahun tropis, kenaikan
kanan Matahari meningkat tepat 24 jam (Karttunen et al., 2017).

Gambar 2. Ilustrasi hubungan rotasi bumi dengan waktu


matahari
Sumber : (Seago and Kenneth Seidelmann, 2013)

Kita dapat menentukan waktu matahari lokal berdasarkan


sudut jam Matahari. Saat Bumi bergerak mengelilingi Matahari,

7
Matahari tampak diproyeksikan dengan latar belakang bintang yang
berubah (maju melalui konstelasi zodiak). Artinya, kenaikan
Matahari ke kanan meningkat rata-rata 3m56,56 detik per hari.
Waktu Matahari untuk/berpindah dari satu lintasan meridian ke
lintasan berikutnya jauh lebih lama daripada waktu bagi sebuah
bintang untuk berpindah dari satu lintasan ke lintasan berikutnya.
Oleh karena itu, satu hari menurut Matahari lebih lama jika
dibandingkan dengan satu hari menurut bintang-bintang (satu hari
sidereal). Masalah lain dengan waktu matahari adalah bahwa
kenaikan kanan Matahari tidak berubah dengan mulus. Ini adalah
hasil dari dua alasan yang telah disebutkan sebelumnya. Karena dua
alasan tersebut, terdapat objek fiktif yang disebut Matahari rata-rata
yang bergerak di sepanjang ekuator langit dengan kecepatan yang
seragam. Waktu yang disimpan oleh matahari rata-rata disebut waktu
matahari rata-rata dan itu adalah waktu yang akan disimpan dalam
jam. Hubungan antara Matahari rata-rata dan Matahari sebenarnya
diberikan oleh besaran yang disebut persamaan waktu. Kuantitas ini
digambarkan secara grafis oleh angka terdistorsi "8" yang muncul di
area kosong pada beberapa bola dunia. Ini disebut sebagai analemma
(Kutner 2003).
2.2.3 Local Siderial Time (LST)
Local Siderial Time (LST) merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan koordinat Right Ascension (RA) atau Asensio
Rekta pada bola langit yang saat ini terletak di meridian pengamat.
Dalam LST, Hour Angle (HA) dihitung dari meridian ke barat dan
RA dihitung dari vernal equinox ke timur. Koordinat RA mengukur
posisi di sekitar ekuator bola langit (yaitu setara dengan garis bujur
di permukaan bumi) dan memiliki satuan waktu (jam, menit, detik).
LST suatu tempat bergantung pada bujur (longitude) tempat tersebut.
2.2.4 Local Mean Time (LMT)
Local Mean Time (LMT) adalah jenis waktu matahari atau
metode ketepatan waktu yang menggunakan pergerakan Matahari di

8
langit. Local Mean Time secara resmi digunakan sebagai waktu sipil
di banyak negara selama abad ke-19. Setiap kota memiliki waktu
lokal yang berbeda yang ditentukan oleh garis bujurnya,
perbedaannya sebesar 4 menit per derajat garis bujur. Hal tersebut
sama dengan jarak 50 mil atau 81 kilometer di garis lintang New
York. Sampai tahun 1960-an, seiring berkembangnya metode
transportasi dan komunikasi, penggunaan waktu LMT ini menjadi
semakin tidak praktis, sehingga akhirnya digantikan Greenwich
Mean Time (GMT) yang digunakan sebagai standar waktu dunia dan
dasar waktu sipil di seluruh dunia. Namun, LMT masih tetap
digunakan sampai saat ini oleh para astronom di seluruh dunia, untuk
mengatur waktu pengamatan mereka.
2.2.5 Greenwich Mean Time (GMT)
Greenwich Mean Time (GMT) menjadi standar waktu dunia
hingga saat ini. Awal mula penentuan standar waktu internasional
adalah saat penyelenggaraan konferensi geografi internasional pada
tahun 1881 di Venesia, Italia. Saat itu telah ditetapkan garis bujur nol
atau garis bujur utama (meridian utama) yang universal dan
penyatuan waktu standar disepakati sebagai sebuah kebutuhan
mutlak. Puncaknya pada konferensi meridian internasional 1884
yang diselenggarakan di Washington, Amerika Serikat menyepakati
tujuh resolusi. Diantaranya merupakan resolusi mengenai garis bujur
nol atau garis bujur utama tunggal untuk semua negara di dunia.
Garis bujur nol tunggal ditetapkan sebagai garis bujur yang melintasi
Royal Observatory of Greenwich, London (Inggris). Dari garis
tersebut dibentuk 180 garis bujur ke timur dan 180 garis bujur ke
barat. Dari konferensi ini juga disepakati resolusi tentang definisi
hari universal, yang dimulai tepat tengah malam sebagai pukul 00:00
dan diakhiri tepat tengah malam berikutnya sebagai pukul 24:00.
Hari universal berpatokan pada hari Matahari rata-rata (mean solar
day). Satu hari didefinisikan berumur 24 jam dengan 1 jam berumur
60 menit dan 1 menit berumur 60 detik. Sehingga dalam sehari

9
terdapat 86.400 detik. Entitas waktu universal pun terbentuk, saat itu
disebut Greenwich Mean Time (GMT). Sinkronisasinya dilakukan
dengan memanfaatkan jaringan telegraf.
2.2.6 Local Civil Time (LCT)
Local Civil Time (LCT) merupakan waktu setempat atau
waktu pertengahan setempat yang disesuaikan dengan lokasi di
sekitar bumi yang ditetapkan oleh hukum atau kebiasaan. Waktu
pertengahan atau LCT berasal dari Civil Time (CT), waktunya dapat
berupa waktu matahari semu atau waktu matahari rata-rata, serta
dihitung dalam jam, menit, dan detik matahari rata-rata dan biasanya
dibagi menjadi periode 12 jam yang dimulai secara bergantian pada
tengah malam dan siang hari setiap hari. Civil Time (CT) terkadang
disesuaikan dengan kenaikan satu detik untuk memastikan bahwa
perbedaan antara skala waktu seragam yang ditentukan oleh jam
atom tidak berbeda dari waktu rotasi bumi lebih dari 0,9 detik.
Karena Local Civil Time (LCT) dihubungkan tengah malam
sedangkan to terhitung ketika matahari merembang (Pk.12.00), maka
sering dirumuskan sebagai berikut : LCT = to + 12 Jam. Namun,
Local Civil Time (LCT) biasanya tidak digunakan karena tergantung
pada garis bujur pengamat, sebagai gantinya digunakan waktu
standar yang sama di seluruh zona waktu tertentu.
2.2.7 Universal Time Coordinated (UTC)
Universal Time Coordinated (UTC) merupakan standar
waktu yang digunakan oleh dunia dalam mengatur jam dan waktu.
Standar sebelumnya adalah Greenwich Mean Time (GMT). Pada
dasarnya, waktu UTC tidak memiliki perbedaan dengan GMT.
Hanya saja, UTC menggunakan format waktu 24 jam. hal ini berarti
tidak ada istilah “AM” atau “PM,” tidak seperti GMT Berdasarkan
format UTC, Indonesia memiliki wilayah yang terbagi ke dalam tiga
zona waktu
2.2.7.1 UTC +7 (Waktu Indonesia Bagian Barat)

10
UTC +7 memiliki makna bahwa wilayah Indonesia memiliki
perbedaan waktu tujuh jam lebih cepat dari waktu UTC.
Misal, jam 00.00 UTC sama dengan jam 07.00 WIB.
2.2.7.2 UTC +8 (Waktu Indonesia Bagian Tengah)
UTC +8 memiliki makna bahwa wilayah Indonesia memiliki
perbedaan waktu delapan jam lebih cepat dari waktu UTC.
Misal, jam 00.00 UTC sama dengan jam 08.00 WITA.
2.2.7.3 UTC +9 (Waktu Indonesia Bagian Timur)
UTC +9 memiliki makna bahwa wilayah Indonesia memiliki
perbedaan waktu sembilan jam lebih cepat dari waktu UTC.
Misal, jam 00.00 UTC sama dengan jam 09.00 WIT.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Waktu dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa fenomena yang
berbeda, yaitu rotasi bumi, atom mekanika kuantum, dan persamaan fisika.
Adanya rotasi bumi dapat menyebabkan adanya perbedaan waktu. Seiring
perubahan, digunakanlah jam atom sebagai alat yang diakui menjadi patokan
keseragaman detik secara internasional karena tingkat akurasi yang sangat
baik serta tingkat kesalahan yang kecil. Satuan waktu dalam sistem
internasional atau SI, yaitu detik, didefinisikan dengan cara yang tidak ada
hubungannya dengan fenomena langit (Karttunen et al., 2017). Periode
fenomena mekanika kuantum ini lebih stabil daripada gerakan benda langit
yang melibatkan gangguan rumit. Sebelum jam atom ada, kebutuhan akan
waktu ideal yang berjalan dengan laju konstan sempurna sesuai dengan
variabel waktu dalam persamaan mekanika Newton, yaitu waktu ephemeris.
Waktu dalam astronomi memiliki beberapa macam, diantaranya:
waktu sideris, waktu matahari, Local Standard Time (LST), Local Mean
Time (LMT), Greenwich Mean Time (GMT), Local Civil Time (LCT),
Universal Time Coordinated (UTC).

3.2. Saran
Dengan penulisan makalah ini, diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai waktu dalam astronomi
(waktu sideris dan matahari, LST, LMT, GMT, LCT, UTC. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu penulis
dalam menyusun makalah dengan lebih baik.

12
DAFTAR RUJUKAN

Barbieri, C., & Bertini, I. (2021). Fundamentals of Astronomy; Second Edition.


civil time. (n.d.) The Columbia Electronic Encyclopedia®. (2013). Retrieved
February 25 2022 from
https://encyclopedia2.thefreedictionary.com/civil+time
civil time. (n.d.) McGraw-Hill Dictionary of Scientific & Technical Terms, 6E.
(2003). Retrieved February 25 2022 from
https://encyclopedia2.thefreedictionary.com/civil+time
Konstantin Bikos. (2011). What Is Local Mean Time (LMT) Retrieved February 25
2022 from https://www.timeanddate.com/time/local-mean-time.html
Ilyas, Mohammad. 1999. Astronomy of Islamic Times for The Twenty-first
Century. Kuala Lumpur: AS Noordeen. hal. 10.
Karttunen, H., Kroger, P., Oja, H., Poutanen, M., & Donner, K. J. (2017).
Fundamental Astronomy. In Fundamental Astronomy (Sixth Edition).
Springer Berlin Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-662-53045-0
Kutner, Marc L. 2003. Astronomy A Physical Perspective.
Scheffe, Jonathan. 2020. “Solar Time and Solar Time Python Calculator Solar.”
Seago, John H., and P. Kenneth Seidelmann. 2013. “The Mean-Solar-Time Origin
of Universal Time and UTC.” Advances in the Astronautical Sciences 148:
1789–1807.

13
GLOSARIUM

Greenwich Mean Standar waktu dunia hingga saat ini.


Time (GMT)

Local Civil Time Local Civil Time (LCT) merupakan waktu setempat atau
(LCT) waktu pertengahan setempat.

Local Mean Time Local Mean Time (LMT) adalah jenis waktu matahari.
(LMT)

Local Siderial Time Istilah yang digunakan untuk menyatakan koordinat Right
(LST) Ascension (RA) atau Asensio Rekta pada bola langit yang
saat ini terletak di meridian pengamat.

Rotasi Bumi Penyebab adanya perbedaan waktu.

Universal Time Standar waktu yang digunakan oleh dunia dalam


Coordinated (UTC) mengatur jam dan waktu.

Waktu Ephemeris Waktu ideal yang berjalan dengan laju konstan sempurna
sesuai dengan variabel waktu dalam persamaan mekanika
Newton.

Waktu Sideris Waktu sideris didefinisikan sebagai jarak sudut vernal


equinox.

Waktu Matahari Waktu matahari merupakan jenis waktu yang didasarkan


pada fenomena rotasi Bumi pada sumbunya, dengan
komponen gerakan di bola langit, yaitu gerakan pada
lingkaran ekliptika.

14

Anda mungkin juga menyukai