Anda di halaman 1dari 6

MENGIDENTIFIKASI MASALAH PELAYANAN KESEHATAN YANG BURUK

Oleh

David Setiawan

NPM:2116021038

Regular B

Identifikasi Masalah

Sebagai Tugas Sistem Politik Indonesia

Pada

Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG
Bab 1

Latar Belakang

Kebijakan menurut James E. Anderson (Irfan Islamy, 2000: 17) mendefinisikan kebijakan itu
adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
oleh seseorang pelaku sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu).

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung
(Moenir 2005:16). Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan sosial,
dan kebutuhan psikologis (Agus Sulastiyono, 2002:41).

Menurut (Robert.H.Brook, 2017:585), kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki
semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Kesehatan tidak
terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa yang sehat di mana individu dapat
bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah.

Rumusan masalah

1. Apa yang akan terjadi jika layanan kesehatan yang buruk


2. Mengapa layanan kesehatan bisa menjadi pelayanan kesehatan yang buruk
3. Bagaimana cara mengatasi layanan kesehatan yang buruk
Bab 2

Pembahasan

Kebijakan layanan kesehatan yang buruk akan menyebabkan

a. Kendala konektifitas yang menjadi penyebab utama sistem kesehatan digital


(E-Health) di Indonesia tidak berkembang, terutama di daerah-daerah terpencil
yang seharusnya butuh akses kesehatan yang sama dengan masyarakat kota.
b. Menjadi negara kepulauan, memang sangat berpengaruh besar terhadap
potensi Di sisi lain, distribusi pangan dan distribusi kesehatan banyak ekspor
Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia terkenal dengan beragam
SDA dan keindahan alam yang mampu menarik wisatawan berkunjung.
terkendala karena tidak bisa ditempuh hanya dengan jalur darat.“Apalagi
secara bisnis, rumah sakit swasta tidak serta merta ingin membangun
cabangnya di tempat terpencil. Akhirnya investor maunya investasi di daerah-
daerah yang punya impact banyak sehingga ada disparitas di sini. Ini memang
susah karena luas sekali, pemerintah pun saat ini sulit menemukan cara yang
bagus bagaimana,
c. Teknologi yang ada tak dimanfaatkan dengan baik untuk pelayanan kesehatan.
Padahal, penggima internet di Indonesia paling tinggi ketimbang negara
lain.“Saya ambil contoh tentang iWatch. iWatch kita pasang di tangan kita, itu
bisa mendeteksi kondisi jantung dan kondisi sistem tubuh lainnya. Tapi saat
berobat, kita tidak memberitahukan kepada dokter kalau kita punya rekam
manual melalui iWatch itu. Padahal kalau diberitahu, dokter bisa langsung
merekomendasikan pengobatan yang lebih tepat
2. Mengapa layanan kesehatan bisa menjadi pelayanan kesehatan yang buruk?
a. Alasan yang pertama yaitu terjadinya kesenjangan konektivitas antara kota
satu dengan kota yang lainnya, serta para investor rumah sakit baik swasta
maupun negeri hanya tertarik terhadap rumah sakit yang berada di kota kota
besar dan ramai
b. Sumber daya manusia yang tidak berkompeten yang menyebabkan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat sulit dimengerti
c. Teknologi Informasi yang belum memadai di desa desa serta kurangnya
edukasi pemanfaatan teknologi Informasi
3. Bagaimana cara mengatasinya Layanan kesehatan yang buruk

a. Meningkatkan Teknologi Informasi tentang kesehatan


b. Memberikan edukasi terhadap masyarakat di desa desa terpencil
c. Serta pemerintah harus mengeluarkan kebijakan tentang pembangunan rumah
sakit di desa
d. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
Ada banyak indikator dalam mengukur kualitas suatu pelayanan Publik dan kepuasan
merupakan salah satu indikator dalam mengukur Kualitas pelayanan. Sebelum membahas
tentang kepuasan, ada banyak Definisi tentang kualitas pelayanan. Definisi kualitas menurut
beberapa Ahli yang dikutip oleh M. Azka Nurul Fajar (2006 : 15 ) diantaranya yaitu :
a. Goetsh Davis mengartikan kualitas sebagai suatu kondisi dinamis yang Berhubungan
dengan produksi, jasa, manusia, proses dan lingkungan Yang memenuhi atau melebihi
harapan yang diinginkan.

b. Joseph M. Juran, kualitas adalah kecocokan untuk pemakaian (fitness For use).
Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan kepuasan Pelanggan.

c. W. Edward Deming, kualitas yaitu apapun yang menjadi kebutuhan Dan keinginan
konsumen.
Dari beberapa definisi kualitas yang ada diatas, dapat disimpulkan Bahwa kualitas merupakan
usaha untuk memenuhi segala sesuatu yang Berhubungan dengan produksi, jasa, manusia,
proses dan lingkungan dan Yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen baik itu berupa
barang Dan jasa yang diharapkan dapat memenuhi dan melebihi harapan dan Kepuasan
pelanggan.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan Publik, maka diperlukan
indikator untuk menentukan kualitas pelayanan Publik. Yaitu
a. Economy atau ekonomis adalah penggunaan sumberdaya yang Sesedikit mungkin
dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.
b. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya
perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam suatu penyelenggaraan
pelayanan publik.
c. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telahDitetapkan, baik itu
dalam bentuk target, sasaran jangka panjang Maupun misi organisasi.

d. Equity atau keadilan adalah pelayanan publik yang diselenggarakan Dengan


memperhatikan aspek-aspek kemerataan

Daftar Pustaka

A, Rusdiani. 2017. “Implementasi Kebijakan Publik”


http://repository.radenintan.ac.id/2100/3/BAB_2.pdf diakses melalui internet pada 8 Maret
2022

Jurnal Pseudocode, Volume IV Nomor 1, Februari 2017, ISSN 2355-5920


www.ejournal.unib.ac.id/index.php/pseudocode

Anda mungkin juga menyukai