P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penemuan studi lapangan bahwa ekspotir pemula masih banyak yang
tidak mengerti tentang risiko perdagangan internasional beserta mitigasinya. Sehingga dibutuhkan peran
perusahaan freight forwarder untuk membantu pelaksanaan pengiriman barang ekspor supaya eksportir
pemula tidak kesulitan dan mendapatkan jaminan atas pengiriman barang ekspornya. PT MSA Kargo
adalah perusahaan bergerak dibidang jasa pengiriman barang dalam-maupun luar negeri yang mempunyai
prinsip kerja move fast-move save. Bentuk perwujudan prinsip kerja tersebut adalah PT MSA Kargo
melakukan inovasi produk jasa ekspor handling dengan menambahkan analisis risiko beserta mitigasinya.
Hasil penelitian meliputi risiko yang muncul dalam pengiriman barang ekspor ada dua yaitu risiko
pembayaran dan risiko pengiriman; analisis mitigasi risiko yang dilakukan MSA dilakukan melalui empat
tahapan (identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko); mekanisme
klaim dilakukan saat eksportir melayangkan surat klaim kepada MSA yang akan diteruskan dan diurus
oleh MSA kepada pihak perusahaan asuransi sebagai penanggung. Saran dari penelitian yaitu
menambahkan konteks buyer pada analisis risiko untuk mencegah non-payment, dalam proses
komunikasi risiko hendaknya MSA lebih bisa mempengaruhi eksportir untuk melakukan cover
menyeluruh supaya MSA bisa melakukan pencegahan maksimal dan eksportir tidak rugi besar serta
kredibilitas MSA akan tetap aman dimata konsumen.
Kata Kunci : Barang Ekspor, Manajemen risiko ekspor, klaim pengiriman barang ekspor.
ABSTRACT
This research it’s based on the intern study that beginner exporters were still do not understand about
international trade risks and the mitigation. It has needed the role of freight Forwarder Company to
assist in the delivery of export goods and get a guarantee for that delivery. MSA Cargo is a company
bases in courier services for domestic and overseas, move fast-move safe is a work tenet in MSA Cargo.
MSA Cargo do some innovation in export handling services by adding a risk analysis as well as
mitigation to realize that tenet. This study told about the flow of risk management analysis and MSA
Kargo’s role in mitigating the risk and mechanism for claims if there is a loss of export shipment. This
research used descriptive-qualitative methode.The case was analysis of risk and export goods insurance
claims via air by MSA Kargo as a company with the services which designated by exporter as their tenet.
Results of this study can be concluded that the risks of export goods delivery were risk of payment and
delivery.Risk mitigation analysis conducted MSA carried out through four stages: hazard identification,
risk assessment, risk management and risk communication.The mechanism for exporter claims wasonly
there is damage or loss of export goods delivery and then will be forwarded to the MSA. Finally its will
covered by the insurance company as an insurer. The researcher gives suggestion to add context of buyer
on risk analysis to prevent non-payment, MSA Kargo should empasizes the danger that could happen if it
doesn’t mitigate early so the undesirable thing can not happen in the future.
Keywords: export goods, export risk management, export goods claims.
58
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
objek pertanggungan yang jelas. Pertumbuhan Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas,
premi maupun klaim pada lini usaha maka penelitian ini merumuskan beberapa
pengangkutan laut, rangka kapal, dan permasalahan sebagai berikut: (1) Apa saja risiko
penerbangan dan satelit di Indonesia mengalami yang muncul dalam melakukan kegiatan
pertumbuhan yang signifikan yaitu mencapai pengiriman barang ekspor? (2) Bagaimana
1394.8 % (AAUI annual report 2015, diolah). analisis mitigasi risiko yang dilakukan oleh PT
Perusahaan asuransi umum yang tercatat di MSA Kargo cabang Solo terhadap pengiriman
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per barang ekspor? (3) Bagaimana mekanisme klaim
20 desember 2015 ada 84 (delapan puluh empat) asuransi yang dilakukan PT MSA Kargo sebagai
perusahaan asuransi umum, ini menegaskan kuasa eksportir dalam proses pengiriman barang
asuransi umum di Indonesia menunjukkan ekspor?
eksistensinya dalam memerankan tugasnya Maksud kajian Strategi Analisis dan
sebagai perusahaan jasa pertanggungan kerugian. Mitigasi Risiko Pengiriman Barang Ekspor oleh
Fenomena di Indonesia pada saat ini Freight Forwarder ini adalah: (1) Untuk Untuk
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mengetahui risiko yang muncul dalam
dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah melakukan kegiatan pengiriman barang ekspor.
(UMKM) sangat berkembang dan mampu (2) Untuk mengetahui mitigasi risiko yang
bersaing dikancah internasional akan tetapi dilakukan oleh PT MSA Kargo cabang Solo
mereka masih belum sadar betul tentang terhadap pengiriman barang ekspor. (3) Untuk
kelebihan berasuransi. Banyak eksportir tidak mengetahui mekanisme klaim asuransi yang
mengetahui jika barang yang mereka kirim harus dilakukan PT MSA Kargo sebagai kuasa
di-cover dengan asuransi, seperti barang fragile eksportir dalam proses pengiriman barang
dan barang yang butuh penanganan khusus ekspor. Manfaat yang diharapkan dari kajian
sangat diperlukan perlindungan dari perusahaan Strategi Analisis dan Mitigasi Risiko Pengiriman
asuransi. Seorang eksportir yang masih baru Barang Ekspor oleh Freight Forwarder ini antara
dalam perasuransian dan ingin mengirim barang lain: (1) Diharapkan dapat menjadi referensi
dengan dijamin oleh asuransi, bisa untuk untuk melakukan analisis risiko beserta
memberi kuasa kepada perusahaan forwarder mitigasinya untuk eksportir pemula (2)
yang dipercaya untuk melakukan analisis ekspor Diharapkan dapat sebagai acuan melakukan
dan melakukan kepengurusan polis dan klaim proses klaim ekspor barang melalui udara
dengan kuasa eksportir, hal ini untuk
menghindari terjadinya kasus polis yang tidak TINJAUAN PUSTAKA
sesuai dan kasus klaim yang berbelit. Saat ini Risiko dalam Perdagangan Internasional
masih banyak dijumpai sengketa klaim asuransi Sebagaimana dinyatakan oleh Ardis-
yang dibawa ke ranah meja hijau. Secara umum Comer (1987) seperti dikutip oleh Notosusastro
pihak tertanggung yang membawa kasus (2013: 44) bahwa risiko didefinisikan sebagai
sengketa klaim asuransi sampai kepada peradilan kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak
disebabkan karena ketidaksabaran, atau tidak diinginkan yang mengakibatkan suatu kerugian.
mendapatkan toleransi, atau proses negosiasi Menurut Williams dan Heins (1967) seperti
yang sangat lama dan berbelit-belit dengan dikutip oleh Notosusastro (2013, p. 45) risiko
penanggung, atau tuntutan ganti ruginya ditolak adalah berbagai kemungkinan kejadian yang
oleh penanggung. terjadi dalam satu situasi tertentu. Sedangkan
Analisis risiko dalam melakukan Notosusasto (2013, p. 45) sendiri menyebutkan
perdagangan internasional harus diperhatikan risiko adalah sebuah batasan, risiko merupakan
dengan matang oleh eksportir dikarenakan suatu peristiwa yang terjadi, dimana kejadian
ketidakpastian akan keselamatan pengangkutan tersebut tidak dapat diduga sebelumnya yang
barang baik melalui darat, udara, dan laut. Peran menimbulkan kerugian material maupun non
perusahaan jasa forwarding sangat membantu material yang harus dihindari atau paling tidak
eksportir pemula dalam melakukan kegiatan perlu dijaga saat terjadi dampak kerugian,
ekspor dari kepengurusan dokumen, logistik, kerugiannya yang paling kecil. Djojosoedarso
serta analisis risiko eksport seperti packing (1999, p. 2) menyimpulkan bahwa risiko
barang, estimasi biaya pengangkut, lama merupakan kemungkinan tak terduga dengan
pengiriman barang, hingga risiko pengangkutan. karakteristik, (a) merupakan ketidakpastian atas
59
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
terjadinya suatu peristiwa (b) merupakan akan tetapi risiko shipment tidak bisa dilakukan
ketidakpastian yang bila terjadi akan sendiri oleh eksportir.
menimbulkan kerugian. Vaughan (1978) dikutip
oleh Darmawi (2013: 18) mengemukakan Mitigasi Risiko
beberapa definisi risiko, yaitu (a) risk is the Risiko atau kejadian yang tidak pasti
chance of loss, risiko sama dengan kans mampu menembus jauh kedalam seluruh
kerugian, (b) risk is the posibility of loss, risiko kegiatan usaha, oleh karena itu para pelaku usaha
adalah probabilitas suatu peristiwa, (c) risk is harus berusaha untuk mencegah dan atau
uncertainty, adanya risiko karena adanya berusaha menekan sekecil mungkin dampak
ketidakpastian. Berdasarkan beberapa pandangan kerugian bila risiko terjadi. Tidak sedikit pelaku
ahli dan studi literatur diatas, pengertian risiko usaha yang gagal dalam menjalankan usahanya
merupakan ketidakpastian suatu peristiwa yang dikarenakan kekurang-berhasilan mengelola
menimbulkan kerugian yang tidak dapat diduga risiko usaha atau telah mengabaikan risiko-risiko
sebelumnya. yang melekat pada sumber daya yang
dikelolanya. Risiko usaha mempunyai banya
Risiko Pada Kegiatan Ekspor aspek terkait pada sisi internal maupun eksternal
Pengertian ekspor adalah kegiatan pada suatu perusahaan usaha. Sama halnya
menjual barang/jasa dari daerah pabean sesuai dengan risiko dalam perdagangan internasional,
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pelaku usaha perdagangan internasional harus
(Purnamawati & Fatmawati, 2013, p. 12). memperhatikan betul risiko-risiko yang akan
Menurut Mankiw, et.al (2012, p. 184) ekspor ditimbulkan dan mengelolanya dengan baik
adalah barang dan jasa yang diproduksi didalam dengan melakukan mitigasi risiko secara dini.
negeri untuk dijual ke luar negeri. Dari Dalam COSO (Committee of Sponsoring
pengertian yang sudah dijelaskan, sehingga dapat Organizations of the Tread way Commission)
ditarik kesimpulan bahwa ekspor adalah kegiatan Integrated Framework 2004 mitigasi risiko
perseorangan atau badan hukum yang melakukan disebut sebagai risk response yaitu proses
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah mengidentifikasi dan mengevaluasi respons yang
pabean dengan mematuhi ketentuan yang memungkinkan terkait pada risiko yang akan
berlaku. Ekspor merupakan bagian dari dihadapi. Risk response dilakukan dengan
perdagangan internasional yang tidak lepas dari melakukan empat pendekatan untuk
risiko-risiko yang akan menimbulkan kerugian, menindaklanjuti sesuai toleransi risiko yang telah
jadi bisa disimpulkan risiko ekspor merupakan ditetapkan, yaitu dengan metode hindari (avoid),
kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak kurangi (reduce), berbagi dengan pihak ketiga
diinginkan dari kegiatan yang ditimbuklan atas (share), dan terima (accept). Darmawi (2013, p.
pengiriman barang atau jasa keluar daerah 78) mengemukakan bahwa penanganan/mitigasi
pabean yang mengakibatkan suatu kerugian. risiko dilakukan melalui dua pendekatan dasar
Menurut Tandjung (2011, pp. 65-67) yaitu pengendalian risiko (risk control) dan
risiko ekspor meliputi bonaviditas, non-payment, pembiayaan risiko (risk financing). Risk control
fluktuasi kurs, transportasi, hukum, fraudulent, dijalankan dengan metode menghindari risiko,
bencana alam/perang. Sedangkan Yusuf (2016) mengendalikan kerugian, pemisahan, kombinasi
menyatakan bahwa resiko ekspor meliputi atau pooling, dan pemindahan risiko. Risk
payment risk, production risk, delivery risk, financing dijalankan dengan metode pemindahan
foreign exchange risk. Dari penjelasan tersebut risiko melalui pembelian asuransi, melakukan
bisa disimpulkan bahwa risiko ekspor secara retensi atau menanggung risiko.
garis besar mempunyai dua risiko yaitu pada Djojosoedarso (1999, p. 1) menyebutkan
payment dan shipment. Risiko payment disini risiko harus diolah untuk dilakukan
berupa bonaviditas importir, non-payment, penanggulangan/ mitigasi atas risiko-risiko yang
fluktuasi kurs, hukum, dan fraudulant, sedangkan akan terjadi. Mitigasi yang akan dilakukan
risiko shipment berupa transportasi dan bencana didapat dengan melakukan pendekatan risiko
alam. sebagai berikut; (a) berusaha untuk
Risiko payment sangat bisa diminimalisir mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan
oleh eksportir sendiri dengan cara studi kasus tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya, (b)
dan lebih teliti dalam melakukan kontrak dagang, berusaha untuk menghindari dan menanggulangi
60
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
61
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
kebal terhadap segala tuntutan kerugian yang Chemical, Biological, Bio-Chemical and
disebabkan karena adanya dokumen-dokumen Electromagnetic Weapons Exclusion Clause
palsu. Cl.370 10/11/03
Menurut Djojosoedarso (1999, p. 189) f. Paramount War Clause
polis asuransi kargo udara adalah sertifikat g. Rusting, Oxidation and Discolouration
perjanjian atas barang-barang (bukan bagasi Exclusion Clause
penumpang), yang melindungi pemilik barang h. Sanction Limitation and Exclusion Clause
terhadap kemungkinan bahaya yang (Lma 3100)
menimbulkan kerugian atau kerusakan termasuk i. Seepage and Pollution Exclusion Clause –
yang diakibatkan karena pesawat pengangkut Nma 1685
tertimpa bahaya. Dalam asuransi angkutan udara
polis yang digunakan adalah polis gabungan Premi Asuransi
(comprehensive aircraft policy) dan biasanya Menurut Djojosoedarso (1999, p. 121)
menggunakan Llyod’s Aircraft. Menurut premi adalah pembayaran dati tertanggung
Habibah (2015, p. 4) jenis-jenis kondisi kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas
pertanggungan yang ditanggung oleh perusahaan pengalihan risiko kepada penanggung. Faktor
asuransi pada asuransi pengiriman barang dalam menentukan tarif asuransi kerugian yaitu;
melalui udara: TLO (total loss only) merupakan (a) macam barang yang diasuransi, (b) kondisi
kondisi polis ini memberikan jaminan dalam hal pertanggungannya, (c) macam alat pengangkut
barang atau objek yang dipertanggungkan barang dalam pengangkutan, (d) cara pengaturan
mengalami kerugian total, yang-berarti: barang dalam pengangkutan, (e) jangka waktu
a. Musnah atau rusak seluruhnya, tidak pertanggungan. Suyono (2007, p. 204)
berbentuk sama sekali hilang seluruhnya. menerangkan premi asuransi adalah iuran berupa
b. Hilangnya hak atau kepentingan atas barang uang yang akan dibayarkan pada waktu tertentu
tersebut. yang harus dibayarkan oleh tertangung kepada
c. Apabila biaya-biaya pemulihan atau perusahaan asuransi yang
pengembalian barang yang dipertanggungkan menpertanngungkannya. Isi perjanjian antara lain
lebih besar dari harga barang tersebut memuat :
ditempat tujuan, maka kerugian tersebut 1) Rincian barang yang dikirim, seperti jumlah
secara konstruktif dapat dikatakan kerugian koli, merek, berat, jenis barang, serta cara
total (total loss). membungkusnya.
Kondisi total loss ini dibagi dalam dua jenis, 2) Jenis angkutan. Jika dengan angkutan laut,
yaitu total loss of the goods dan total loss of the maka perlu disebutkan nama kapal, tanggal
goods following total loss of the vessel. muat, dan nomor B/L.
3) Jenis asuransi (free of particular average, all
Institue Cargo Clauses “Air” risk, special risk)
Institue Cargo Clauses “Air” adalah 4) Perjalanan dari barang (misal dari gudang
klausula yang lazim dipergunakan dalam supplier di London sampai gudang consignee
pengangkutan melalui udara (Air Cargo di Surabaya)
Insurance), klausula ini berlaku secara 5) Jumlah yang diasuransikan.
International, termasuk perusahaan asuransi di 6) Nama dan alamat yang ditanggung
Indonesia juga mempergunakan klausula ini (pemegang polis)
dalam setiap penutupan asuransi pengangkutan 7) Nama dan alamat dari perusahaan asuransi di
melalui udara, dengan klausul sebagai berikut : tempat tujuan.
a. Electrical and Mechanical Derangement 8) Jumlah sertifikat yang dibuat, dan salinan
Exclusion Clause (copy) yang teratas akan diberi cap “original”
b. Institute Cargo Clauses (Air 1.1.90 9) Tanggal dan tempat dikeluarkan, serta
(Excluding Sending by Post) (Revisied Cl.16) tandatangan yang menanggung asuransi.
c. Institute Cyber Attack Exclusion Clause – Sertifikat ini akan ditandatangani oleh
Cl.380 10/11/03 tertanggung sebelum dikirim ke perusahaan
d. Institute Radioactive Contamination asuransi. Perusahaan asuransi dapat
Exclusion Clause – 1/10/90 menyelesaikan sertifikat tersebut, dengan
e. Institute Radioactive Contamination, keterangan lebih lakjut oleh forwarder atau
62
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
EMKL bahwa tidak ada asuransi ganda. yang timbul baik dilihat dari pembuktian
terjadinya kerugian maupun tentang persya-
Klaim Asuransi ratan-persyaratan yang berhubungan dengan
Anwar (2009, p. 1) klaim adalah tuntutan pengangkutan dan tata-niaga barang-barang yang
penggantian kerugian atas timbulnya kejadian dipertanggungkan termasuk dokumen-dokumen
yang menyebabkan terjadinya kerusakan, yang mendukung besarnya nilai kerugian.
penurunan mutu, kekurangan barang-barang Adapun dokumen-dokumen pendukung klaim
yang menjadi tanggungjawab penanggung. Asuransi Pengangkutan Barang melalui laut
Penyelesaian klaim asuransi harus dilengkapi adalah :
dengan dokumen-dukumen pendukungnya untuk a. Invoice
pertimbangan penanggung dalam menentukan Dokumen yang berisikan jumlah, jenis
jumlah kompensasi kerugian yang akan dibayar. barang dan harga barang atas objek
Suyono (2007, p. 206) menerangkan dalam hal pertanggungan yang akan dikirim.
ini claimant harus menyerahkan dokumen- b. Packing List
dokumen berikut : Dokumen yang menerangkan rincian
1) Polis asuransi atau sertifikat asuransi barng per-peti/per-kolli.
2) Salinan invoice dari barang serta jumlah c. Certificate of Packing
freight yang telah dibayar. Persyaratan pembungkus yang layak
3) Laporan dari surveyor. (sufficient packing) suatu barang sudah
4) Salinan dari surat-surat klaim dan ditentukan standardnya yang bertujuan untuk
jawabannya. melindungi keselamatan barang dalam proses
5) Keterangan dari laporan kehilangan, pengangkutan yang biasa disebut Seaworthy
kekurangan, atau kerusakan. Packing, yang mengeluarkan certificate of
6) Keterangan dari bukti pembayaran dari packing ini adalah perusahaan proffesional
kerusakan atau penggantian. yang telah mengetahui metode pembungkus
7) Dokumen lain yang ada kaitannya untuk setiap barang sesuai dengan sifat dan
dehubungan dengan musibah ini. karakteristik barang yang dibungkusnya.
Pihak yang diasuransikan atau freight d. Bill of Loading (B/L) atau Air Way Bill
forwarder-nya harus mengetahui bahwa tiap (AWB)
perbaikan atau penggantian yang dilakukan harus Surat yang membuktikan bahwa barang
dapat diketahui terlebih dahulu oleh perusahaan yang tercantum dalam dokumen dan sudah
asuransi atau perwakilannya. Persetujuan juga dimuat dalam kapal.
diperlukan, bila barang tiak dapat diperbaiki e. Certificate of Origin
ditempat itu dan diperlukan untuk Suatu dokumen yang menerangkan asal
mengirimkannya kembali.Menurut Habibah negara barang yang bersangkutan.
(2015, p. 21) prosedur klaim adalah sebagai f. Bukti Kekurangan
berikut: Bukti kekurangan ini dalam pengangkutan
1) Kewajiban Tertanggung laut biasanya disebut dengan istilah Notice of
a. Tertanggung wajib mengambil langkah- Shortage(NoS) atau Certificate of Non
langkah yang wajar untuk menyelamatkan, Delivery (CoD) atau Except Bewijs (E.B.)
mencegah atau memperkecil kerugian. g. Bukti Kerusakan
b. Tertanggung wajib memberitahukan dengan Bukti kerusakan ini adalah suatu
segera kepada Penanggung, sesaat setelah pernyataan dari perusahaan pengangkutan
diketahui adanya kerugian atau kerusakan yang menerangkan bahwa barang yang
atas obyek yang dipertangkan tersebut. diserahkan mengalami kerusakan. Bukti
c. Menjamin bahwa semua hak terhadap kerusakan ini biasanya disebut Cargo
perusahaan pelayaran atau pihak ketiga Damage Report (CDR) atau Damage Cargo
lainnya telah dijalankan dengan sebaik- List (DCL) atau Claims Contatering Bewijs
baiknya. (CCB)
h. Laporan Survey
2) Dokumen Pendukung Klaim Surat pembuktian atas kekurangan atau
Dokumen pendukung klaim adalah kerusakan atas barang-barang yang
dokumen-dokumen yang ikut mendukung klaim dipertanggungkan.
63
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
64
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
65
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
Analisis data dalam penelitian kualitatif Risiko yang muncul dalam melakukan
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, kegiatan pengiriman barang ekspor
selama di lapangan, dan setelah selesai di Kegiatan perdagangan ekspor maupun
lapangan (Sugiyono, 2013, p. 89). Analisis impor mempunyai risiko yang lebih besar
kualitatif sebelum di lapangan dilakukan dibanding melakukan kegiatan perdagangan
terhadap data hasil studi pendahuluan atau data domestik. Banyak hal yang membuat risiko
sekunder yang akan dijadikan fokus penelitian, perdagangan luar negeri ini meningkat, seperti
namun seiring berjalannya penelitian fokus keadaan kahar (force majeure) yang meliputi
penelitian bersifat sementara dan akan terus peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam,
berkembang yang besar kemungkinan selama pemogokan, kebakaran, dan bencana lainnya.
penelitian dilakukan fokus penelitian akan Keadaan lain yang membuat risiko
berubah akibat dari pengaruh penemuan- perdagangan luar negeri meningkat adalah
penemuan yang ada di lapangan. Analisis selama keadaan dimana dengan adanya ASEAN
di lapangan dilakukan pada saat pengumpulan Economic Community (AEC) saat ini banyak
data berlangsung, dan setelah selesai UMKM menjadi eksportir baru yang masih
pegumpulan data dilakukan dalam periode belum mengerti sepenuhnya proses pengurusan
tertentu yang dilakukan secara interaktif dan ekspor barang dengan dampak adanya
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas discrepency document yang mana keadaan ini
sehingga datanya sudah jenuh. Metode analisis sangat fatal jika terjadi, karena perdagangan luar
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah negeri bukan hanya menghantarkan barang
metode deskriptif kualitatif model Miles and dagangan tetapi juga dokumen pendukung yang
Huberman (1984) dengan aktifitas analisis nantinya dijadikan bukti keabsahan pemindahan
datanya meliputi data reduction, data display, kepemilikan barang dari eksportir ke importir
dan conclusion. dimana jika terjadi kesalahan dokumen, kualitas
Berdasarkan penerapan diatas dapat barang tidak sesuai keinginan buyer, kedua
diketahui bahwa proses pengolahan data keadaan tersebut akan berdampak pada keadaan
penelitian deskriptif kuantitatif dimulai dengan gagal bayar.
menelaah berbagai data yang diperoleh dari Hal inilah yang membuat MSA Kargo
berbagai sumber informasi. Data yang terkumpul menyadari pentingnya peranan perusahaan jasa
melalui dokumen dan wawancara kemudian forwarding untuk melakukan identifikasi bahaya
diolah. Pengolahan data dilakukan dengan yang akan dihadapi eksportir dalam melakukan
reduksi, penyajian data, dan penarikan pengiriman barang dagangan ke negara lain. PT
kesimpulan. MSA Kargo menetapkan standar mitigasi
1) Reduksi menjadi dua subjek yaitu mitigasi risiko
Reduksi yaitu merangkum, memilih hal-hal pembayaran dan mitigasi risiko pengiriman
pokok, dan memfokuskan pada hal-hal penting barang yang harus dilakukan identifikasi dini.
yang dapat memberikan gambaran yang lebih Identifikasi risiko yang dilakukan MSA Kargo
jelas.dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan difokuskan pada risiko pengiriman barang,
pada analisis manajemen risiko yang dilakukan sedangkan untuk risiko pembayaran akan
MSA Kargo serta penanganan klaim pengiriman dilakukan hanya secara garis besarnya saja dan
barang ekspor. akan dilimpahkan sepenuhnya kepada customer,
2) Penyajian Data biasanya risiko penbayaran ini akan mengarah
Setelah direduksi, data disajikan dalam bentuk pada keadaan non-payment jika eksportir tidak
teks yang bersifat naratif. Data disajikan dengan melakukan pencegahan/ mitigasi.
mengelompokkan sesuai dengan sub bab masing Identifikasi risiko dilakukan untuk
– masing. mengidentifikasi dan menentukan status
3) Penarikan Kesimpulan pengiriman barang yang memiliki kemungkinan
Setelah menjabarkan berbagai data yang telah barang cepat rusak, barang yang dibatasi
diperoleh, peneliti membuat kesimpulan yang ekspornya, barang yang dilarang, custom
merupakan hasil dari suatu penelitian. clearance pengiriman hingga sampai ke tujuan
akhir. Identifikasi risiko dilakukan apabila:
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Eksportir belum pernah melakukan ekspor
sebelumnya.
66
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
2. Sudah pernah melakukan ekspor namun ekspor atau tidak, adanya sengketa
barang yang diekspor adalah barang yang perdagangan dengan negara tujuan atau
dibatasi ekspornya. tidak, adanya kebijakan khusus dari
3. Adanya perubahan kebijakan pemerintah negara tujuan untuk barang yang diekspor
terhadap barang ekspor. atau tidak.
4. Diketahui adanya risiko barang cepat
menyusut atau rusak. Penilaian Risiko
5. Adanya sengketa perdagangan dengan Penilaian risiko dilakukan terhadap setiap
negara tujuan. kegiatan pengiriman ekspor barang yang
6. Kebijakan pemerintah negara tujuan yang berpotensi mengalami risiko ekspor. Apabila
memberikan kebijakan khusus untuk informasi yang baru sulit diperoleh, maka
barang yang diekspor. penilaian dapat dilakukan dengan
menganalogikan pada kasus serupa, atau
Mitigasi risiko yang dilakukan oleh PT MSA mengunakan informasi lain yang dipercaya dan
Kargo cabang Solo diakui kebenarannya.
Proses Identifikasi Bahaya Hasil penilaian risiko dikelompokkan menjadi
Proses identifikasi bahaya merupakan tahap tiga tingkatan risiko, yaitu risiko rendah, risiko
pendahuluan mitigasi risiko yang dilakukan sedang dan risiko tinggi dengan ketentuan
MSA Kargo dengan maksud untuk menentukan sebagai berikut:
seberapa besar risiko yang akan dihadapi 1. Tingkat risiko rendah
eksportir dimana nantinya akan dilakukan Risiko ekspor dikatagorikan rendah apabila
pencegahan terhadap risiko tersebut. Identifikasi komoditi yang akan diekspor tidak akan
bahaya dilakukan melalui tiga tahapan yang dikenakan lartas negara tujuan, komoditi tersebut
bertujuan untuk melakukan penilaian dari bahaya adalah komoditi umum dengan tidak diperlukan
yang akan timbul. penanganan khusus, rute yang dilalui saat
Tahapan yang dimaksud sekurang-kurangnya pengiriman tidak ada kendala di port transit
antara lain: maupun port destinasi, syarat dokumen
1. Tahapan pertama yang dilakukan adalah pendukung dipenuhi oleh eksportir.
pengumpulan data meliputi; nama 2. Tingkat risiko sedang
eksportir, komoditi ekspor, negara tujuan, Risiko ekspor dikatagorikan sedang apabila
jumlah collie barang, pengiriman port to komoditi yang akan diekspor tidak akan
port, port to door, door to port, atau door dikenakan lartas negara tujuan, komoditi tersebut
to door, eksportir sebelumnya sudah adalah komoditi umum dengan diperlukan
pernah melakukan pengiriman barang penanganan khusus, rute yang dilalui saat
ekspor atau belum, term payment yang pengiriman ada kendala di port transit atau port
digunakan, incoterm yang digunakan. destinasi, syarat dokumen pendukung dipenuhi
2. Tahapan kedua adalah identifikasi oleh eksportir.
komoditi yang akan dikirim; barang 3. Tingkat risiko tinggi
ekspor merupakan komoditi yang butuh Risiko ekspor dikatagorikan tinggi apabila
penanganan khusus atau tidak, barang komoditi yang akan diekspor akan dikenakan
merupakan barang yang dibatasi lartas negara tujuan, komoditi tersebut adalah
ekspornya atau tidak. komoditi yang dibatasi ekspornya di negara
3. Tahap ketiga adalah melakukan tujuan dengan diperlukan penanganan khusus,
pengecekan regulasi terhadap barang yang rute yang dilalui saat pengiriman ada kendala di
akan diekspor dari negara eksportir port transit atau port destinasi, syarat dokumen
maupun dari negara importir; ada pendukung tidak bisa dipenuhi oleh eksportir.
perubahan kebijakan tentang barang
67
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
68
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
risiko dengan cara apapun tanpa persetujuan dari baik dari pihak forwarder maupun pihak lain
customer. yang terkait didalamnya, bentuk complain
biasanya berupa keluhan secara tertulis yang
Mekanisme klaim asuransi yang dilakukan mana membutuhkan penanganan professional
PT MSA KARGO sebagai kuasa eksportir dari forwarder.
Walaupun mitigasi risiko telah dilakukan Jenis-jenis kesalahan dalam penanganan
tetapi jika menang harus terjadi musibah maka kargo biasanya meliputi kargo kurang atau tidak
itu sudah menjadi risiko mutlak yang akan lengkap pada saat datang, kargo terbawa atau
ditanggung pelaku dalam perdagangan kelebihan pada saat diterima atau dikirim, kargo
internasional, akan tetapi adanya mitigasi ekspor tertinggal, kargo teroffload, kargo tidak terbawa
membatu meminimalisir risiko yang akan atau tidak diambil oleh pemilik atau pengurus,
diderita oleh eksportir. kargo salah label, kargo rusak, kargo hilang,
Klaim terjadi bila pelanggan yang dokumen hilang.
menggunakan jasa pengiriman tidak puas akan Mekanisme klaim bila terjadi Shortage
pelayanan atau kesalahan yang telah dilakukan Cargo (pilferage) ialah:
Gambar 2. Alur Proses Klaim dalam Kasus Kargo Hilang Sebagian pada PT MSA Kargo Cabang
Solo SBU Airfreight
Sumber: Hasil Pengamatan tahun 2016
Keterangan Gambar 2. adalah sebagai berikut: 4. MSA Kargo melakukan klaim kepada
1. Importir menghubungi eksportir dan penerbangan pengangkut kargo ekspor
menyatakan bahwa pengiriman barang dengan mengajukan surat klaim atas nama
ekspornya tidak utuh seperti yang tertera claimant dengan mengisi cargo lost and
pada invoice damage claim form, menunjukkan surat
2. Eksportir menghubungi MSA Kargo sebagai kuasa pengurusan klaim dari claimant, dan
agen yang mengurusi pengiriman barang dari menunjukkan copy airwaybill.
awal 5. Menunggu respons dari penerbangan untuk
3. MSA Kargo melakukan traking shipment melakukan pemberian kompensasi atau
untuk mengecek manifest barang pembayaran kargo hilang sebagian
(perferage)
69
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
Gambar 3. Alur Proses Klaim Barang Rusak Sebagian yang dicover Asuransi pada PT MSA Kargo
Cabang Solo SBU Airfreight
Sumber: Hasil Pengamatan tahun 2016
70
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN 2355-5807
E- ISSN 2477-3433
risiko, manajemen risiko dan terakhir Mankiw, N. G. Dkk. 2012. Pengantar Ekonomi
adalah komunikasi risiko. Makro Edisi Asia. Alih Bahasa Biro
3) Mekanisme klaim asuransi yang dilakukan Bahasa Alkemis. Jakarta: Salemba Empat.
PT MSA Kargo sebagai kuasa eksportir Martono, HK & Tjahjono E.B. (2011).
dalam proses pengiriman barang ekspor Transportasi di Perairan Berdasarkan
dilakukan dengan tahapan berikut; eksportir Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008.
melayangkan keluhan klaim kepada MSA Jakarta : Rajawali Pers.
Kargo, MSA Kargo mengurus klaim Nasution, S. (1996). Metode Research. Jakarta :
pengangkutan dengan meneruskannya ke Bumi Aksara.
pihak penanggung asuransi dan melengkapi Nitisusastro, H. M. (2013). Asuransi dan Usaha
berkas-berkas klaim, pihak asuransi Perasuransian di Indonesia. Bandung :
menindaklanjuti dan menyerahkan ganti ALFABETA.
rugi, MSA Kargo meneruskan ganti rugi ke Purnamawati A., & Fatmawati S. (2013). Dasar-
eksportir. dasar Ekspor Impor Teori, Praktik, dan
Prosedur Edidi I. Yogyakarta : UPP
STIM YKPN.
DAFTAR PUSTAKA Salim A. (2000). Asuransi dan Manajemen
Anwar, S. (2011). Klaim Resiko Dalam Sistem Resiko. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Transportasi Laut. Sanusi A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis.
[Online].Tersedia:http://www.bppk.depke Jakarta: Salemba Empat.
u.go.id/webbc/images/stories/file/2011/art Saputro F.D. (2008). Tanggung Jawab Hukum
PT Asuransi Jasa Indonesia Dalam
ikel/upload%205%20agustus%202011/S Penyelesaian Klaim Asuransi
YAIFUL%20ANWAR_Klaim%20%20R Pengangkutan Barang di Laut. Skripsi
esiko%20Dalam%20Sistem%20Transport pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret : Tidak diterbitkan
asi%20Laut.pdf. diakses 19 Februari
Sasono H.B. (2013). Manajemen Ekspor dan
2016. Perdadangan Internasional. Yogyakarta:
AAUI. (2015). Annual Report. [Online]. CV Andi Offset.
Tersedia: Sendra K. (2009). Klaim Asuransi : Gampang!.
http://aaui.or.id/index.php/about- Jakarta: Badan Mediasi Asuransi
aaui/aaui-annual-report diakses 19 Indonesia (BMAI) bersama penerbit PPM
Februari 2016. Singarimbun M. (1998). Metode Penelitian
Survey. Jakarta: LP3LS
Darmawi, H. (2013). Manajemen Risiko. Jakarta:
Subandi. 1989. Penentuan Klaim Angutan Laut.
Bumi Aksara. Jakarta: ARCAN.
Djojosoedarso, S. (1999). Prinsip-prinsip Subiyanto I. (1999). Metodologi Penelitian.
Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Salemba Empat. Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian
Fahmi, I. (2013). Manajemen Risiko: teori, Kualitatif : Dilengkapi Contoh Proposal
kasus, dan solusi. Bandung: Alfabeta. dan Laporan Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Ganie, A.J. (2011). Hukum Asuransi Indonesia. Sutopo H.B. (2000). Metode Penelitian
Jakarta: Sinar grafika. Kualitatif. Bagian II. Surakarta : UNS
Habibah, K.U. (2015). Cargo Insurance. Pres.
[Online]. Tersedia : Suyono R.P. (2007). Shipping:Pengangkutan
https://www.academia.edu/7952548/asura Intermoda Ekspor Impor Melalui Laut.
Jakarta: Penerbit PPM.
nsi_pengangkutan_barang diakses 20
Tandjung M. (2011). Aspek dan Prosedur
Februari 2016 Ekspor-Impor. Jakarta : Salemba Empat.
Mabruri, A. (2016). “Prosedur Transportasi dan Yusuf Y. (2016). “Sistem Pembayaran Ekspor”.
Penanganan Cargo Ekspor”. Makalah Makalah Pelatihan Prosedur Ekspor Plus
Pelatihan Prosedur Ekspor Plus Simulasi, Simulasi, Surakarta.
Surakarta.
71