Anda di halaman 1dari 6

KEJAKSAAN NEGERI MALANG

Jl. Simpang Panji Suroso No.5, Polowijen,


Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65126

“PRO YUSTITIA”
TANGGAPAN PENUNTUT UMUM (REPLIK)
ATAS PLEDOI (PEMBELAAN)
PENASIHAT HUKUM TERDAKWA CHALISTA SEKAR
No. Register Perkara: PDN-23/Ip.1/MLG/2021

Majelis Hakim Yang Mulia,


Saudara Penasehat Hukum yang terhormat,
Sidang Pengadilan yang kami muliakan.

Mengawali tanggapan kami atas Pledoi (pembelaan) Penasihat Hukum terdakwa


Chalista Sekar, perkenankan kami terlebih dahulu mengucapkan puji dan syukur kehadirat allah
swt oleh karena atas perkenan-NYA kita semua yang hadir dalam persidangan ini diberikan
kesehatan.
Terima kasih kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Malang, yang dengan penuh
kesabaran telah memeriksa dan mengadili perkara dalam persidangan ini serta memimpin
persidangan agar berjalan dengan baik dan tertib. Terimakasih kepada Penasihat Hukum
terdakwa Chalista Sekar yang telah gigih memperjuangkan hak-hak terdakwa dan sudah barang
tentu materi yang dibuat dalam pledoi penasihat hukum terdakwa pada hari Selasa 4 Januari
2022 itu merupakan pledoi dari sudut pandang Penasihat Hukum terdakwa. Bahwa sudah
barang tentu Pledoi (Pembelaan) tersebut tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor subjekif
serta kaca mata (sudut pandang) Penasihat Hukum terdakwa.Namun sehubungan dengan
semua itu pastinya untuk mencari suatu kepastian hukum (recht-zekenheid),  yang nantinya
akan bermuara kepada kepastian hukum yang mengandung kebenaran dan keadilan.

Pada kesempatan ini kami selaku Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini akan
mengajukan tanggapan (REPLIK) atas Nota Pembelaan /Pledoi dari Penasehat Hukum Terdakwa
yang telah dibacakan didepan persidangan tertanggal 4 Januari 2022 dengan dakwaan
melakukan Tindak Pidana Pencurian sebagaimana diatur dalam pasal 362 KUHP
Setelah kami mempelajari dan mencermati Nota Pembelaan/Pledoi saudara Penasehat
Hukum Terdakwa Chalista Sekar yang pada pokoknya dalam Nota Pembelaan tersebut,saudara
Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat :

1. Bahwa dalam surat tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, Jaksa
Penuntut Umum kurang cermat dalam mendalilkan unsur mens rea (sikap
batin) dari Terdakwa, karena Terdakwa jelas-jelas melakukan tindak pidana
pencurian didasarkan atas mens rea yang terpaksa dan bukan karena
kesengajaan/didasari alasan yang buruk. Bahwa pada nyatanya Terdakwa
melakukan pencurian tersebut karena kondisi ekonominya yang sangat
buruk, lantaran terjadi Pandemi Covid-19 dan Terdakwa harus menanggung
biaya hidup dari ibunya yang sakit-sakitan dan adiknya yang masih duduk di
bangku smp.
2. Bahwa jelas terbukti sikap batin yang dimiliki oleh Terdakwa tidaklah salah,
karena Terdakwa berusaha harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya,
dan ia berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup ibu dan adiknya,
sehingga niat Terdakwa untuk melakukan pencurian tersebut tidaklah jahat.
Maka dari itu dalam proses penegakan hukum tidak dapat mengesampingkan
mens rea atau sikap batin sebagai syarat pemberian atau penjatuhan pidana
dan mens rea haruslah dipertimbangkan

Sehingga atas mens rea Terdakwa yang tidak jahat dalam melakukan tindak
pidana Pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP,Terdakwa harus
dinyatakan memiliki alasan yang membuat Terdakwa diancam dengan hukuman
yang lebih ringan dari yang semestinya dengan segala pertimbangan. Sehingga
oleh karenanya Terdakwa harus diputus dengan penjatuhan sanksi pidana yang
lebih ringan.

Bahwa berdasarkan penilaian atas pembuktian yang telah dipaparkan di atas,


Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat Jaksa Penuntut Umum telah lalai dan
tidak cermat dalam menentukan sikap batin Terdakwa dalam tuntutannya.

Berdasarkan uraian terhadap Nota Pembelaan/Pledoi saudara Penasehat Hukum


Terdakwa,maka kami Jaksa Penuntut Umum akan mengajukan tanggapan sebagai berikut :

1. Bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak sependapat dengan saudara Penasehat


Hukum yang dalam Nota Pembelaannya menyatakan bahwa Terdakwa
melakukan tindak pidana pencurian tersebut didasarkan atas mens rea yang
Terdakwa yang tidak jahat dalam melakukan tindak pidana Pencurian
(terpaksa) dan bukan karena kesengajaan/didasari alasan yang buruk.
Dikarenakan terdakwa dalam melakukan perbuatan melawan hukum
tersebut ,ukuran sederhannya yang harusnya dipakai adalah
mengedepankan 2 (dua) faktor kehendak,yakni dimana harusnya akal bisa
membedakan  perbuatan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.serta
kehendak bisa disesuaikan dengan keinsyafan atau kesadaran terhadap
perbuatan yang boleh dan yang tidak boleh seseorang lakukan dan dalam hal
ini terdakwa pastinya telah paham dan mengerti bahwa apa yang ia lakukan
dapat dimintai pertanggungjawaban pidan,namun tanpa
mempertimbangkan atas tindakannya terdakwa tetap melakukan pencurian
tersebut. Maka, dari adanya perbuatan tindak pidana pencurian berdasarkan
pasal 362 KUHP yang dilakukan terdakwa, tentu akibatnya akan timbul suatu
pertanggungjawaban pidana dikarenakan ada kesalahan atau kejahatan
melawan hukum yang telah terdakwa dilakukan.
Sehingga pembelaan saudara Penasehat Hukum Terdakwa yang
menyatakan bahwa tindak pidana pencurian yang dilakukan Terdakwa bukan
kesengajaan dan didasari atas mens rea yang terpaksa, tidak dapat dijadikan
alasan pembenaran untuk terdakwa diberi keringanan atas hukumannya

2. Bahwa atas pendapat saudara Penasehat Hukum Terdakwa yang menilai


Jaksa Penuntut Umum telah lalai dan tidak cermat dalam menentukan sikap
batin Terdakwa dalam tuntutannya,adalah tidak berdasar karena PU telah
mencermati keseluruhan unsur-unsur dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Terdakwa,termasuk dalam memperhatikan sikap batin
Terdakwa pada saat dilakukannya kejahatannya tersebut,sehingga kami
selaku Penuntut Umum dengan tegas menyatakan bahwa perbuatan
melawan hukum oleh Terdakwa dilakukan dengan kehendak yang jahat saat
ia sedang memperbaiki AC dikamar korban, yang dengan kata lain pada saat
kondisi rumah korban sepi dan posisi Terdakwa hanya seorang diri dirumah
tersebut sehingga terbesit dalam benak dan pikiran Terdakwa untuk
mencuri,dasar tersebut dapat dilihat lagi dalam poin yang tertera dalam
surat dakwaan dan BAP terdakwa maupun saat Terdakwa dimintai
keterangannya dalam muka persidangan, dimana Terdakwa menyatakan
bahwa saat sedang memperbaiki AC di kamar korban, ia langsung melihat
sekeliling kamar tersebut dan menemukan sebuah kotak perhiasan yang
tergeletak diatas meja rias kamar tersebut,yang kemudian terdakwa
mengambil kotak perhiasan itu lalu memasukkannya kedalam tas yang ia
bawa.Jika dipahami dan dicermati lagi mengapa pada saat penghuni dirumah
korban yang tidak lain yakni ART telah pergi keluar,Terdakwa langsung
melihat sekeliling kamar tersebut,sehingga meyakinkan bahwa terdakwa
sudah mempunyai pikiran untuk mencaritahu apakah ada barang berharga
atau tidak dikamar tersebut karena apabila diperhatikan sekali lagi rumah
korban tergolong rumah mewah,jika tidak mempunyai pikiran tersebut untuk
apa terdakwa melihat sekeliling kamar tersebut padahal tugasnya hanya
memperbaiki AC yang rusak pada kamar korban.
Sehingga, perbuatan melawan hukum oleh Terdakwa dalam rumusan pasal
362 KUHP mengandung makna sebagai unsur melawan hukum yang subjektif
yakni suatu perbuatan dapat disebut melawan hukum apabila perbuatan
mengambil barang milik orang lain dengan maksud memilikinya serta
seseorang yang melakukannya sadar telah melakukan perbuatan melawan
hukum dalam hal ini telah terbukti,yang mana pencurian tersebut dilakukan
terdakwa berdasarkan dengan kehendak untuk mengambil serta memiliki
barang kepunyaan orang lain dan hal yang diuraiakan diatas sudah
memenuhi unsur melawan hukum yang dilakukan terdakwa dan ia sadar
telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Dengan demikian seluruh dalil dan permohonan yang telah diajukan Penasihat
Hukum terdakwa Chalisa Sekar tidak dapat dipertahankan dan tidak dapat
dipergunakan lagi.

Majelis Hakim Yang Mulia,


Saudara Penasehat Hukum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami muliakan.

Bahwa dengan ditanggapinya semua dalil-dalil dan alasan hukum yang diajukan
Penasihat Hukum terdakwa Chalista Sekar sebagaimana tersebut diatas maka kami Jaksa
Penuntut Umum tidak sepakat dengan Nota Pembelaan/Pledoi yang diajukan Penasihat Hukum
terdakwa,sehingga kami berpegang teguh dengan tuntutan yang telah kami bacakan dalam
muka persidangan pada tanggal 1 Februari 2022 yaitu :
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa Chalista Sekar bersalah dalam melakukan pencurian atas barang
berharga berupa perhiasan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 362KUHP.
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 5 tahun dengan
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dan denda sebesar Rp. 900,-
subsidair 3 bulan kurungan.
3. Menyatakan barang bukti berupa: Sebuah Dompet milik Terdakwa, Sebuah Handphone
genggam milik Terdakwa, Sebuah kendaraan sepeda motor milik Terdakwa, dikembalikan
kepada terdakwa.
4. Menyatakan barang bukti berupa : Sebuah Kotak Perhiasan milik Korban, Sejumlah uang
dengan nominal sebesar Rp. 5.000.000;- (lima juta rupiah), Sebuah rekaman CCTV milik
Korban tertanggal 19 November 2021, dikembalikan kepada korban.
5. Menetapkan agar membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5000,-

Demikian tanggapan atas Nota Pembelaan/Pledoi (REPLIK) Penasihat Hukum terdakwa


Chalista Sekar kami sampaikan pada hari ini 11 Februari 2022.Akhirnya pertimbangan
selanjutnya kami serahkan sepenuhnya kepada Sidang Majelis Hakum Pengadilan Negri Malang
yang memeriksa dan mengadili perkara ini.

Malang, 11 Februari 2022 


JAKSA PENUNTUT UMUM

Ainun Sabrina S.H., M.H.


Ajun Jaksa Madya Nip.198012032002121003

Salsa Shania Imada Putri S.H., M.H.


Ajun Jaksa Madya Nip.189012043212121534

Anda mungkin juga menyukai