Anda di halaman 1dari 33

PEDO

TOPIKAL APLIKASI FLUORIDE

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Pumice
pinset, eskavator, sonde ○ APF Gel 1,23%
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Tray APF
○ Disclosing solution ○ Dental floss
○ Bristle brush ○ Saliva ejector / suction
2. Lakukan Tell Show Do kepada pasien
3. Melakukan oral profilaksis
○ Menggunakan disclosing solution
○ Lalu gigi dibersihkan dengan pumis dan air untuk membuang plak dan debris
4. Pasien duduk dalam posisi tegak dengan kepala sedikit menunduk
5. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
6. Memilih cakupan tray yang sesuai
7. Masukkan APF gel ke dalam tray sebanyak 5ml atau 1/3 penuh kedalam setiap tray
8. Keringkan gigi dengan three-way syringe / dengan cotton roll & pellet
9. Insersikan ke dalam mulut pasien tunggu sampai 1-6 menit (+-4 menit) dan masukkan
juga saliva ejector untuk menghisap saliva yang berlebih
10. Meminta anak mengatupkan bibir atas dan bawah dengan saliva ejector di dalam mulut
11. Keluarkan perlahan tray dan saliva ejector
12. Menggunakan dental floss, APF yang masih tertinggal di dalam mulut dimasukkan ke
daerah interproksimal
13. Membuang kelebihan APF pada permukaan gigi dan jaringan dihisap dengan saliva
ejector
14. Instruksikan pasien untuk meludahkan sisa gel tanpa berkumur
15. Berikan instruksi pasca perawatan:
○ Tidak makan dan minum 30 menit-1 jam setelah perawatan
○ Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur
16. Instruksikan pasien untuk kembali ke dokter 6 bulan setelah perawatan untuk kontrol
berkala
PIT FISSURE SEALANT

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Paper pad
pinset, eskavator, sonde ○ Cement spatle
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ White stone
○ Disclosing solution ○ Low speed contra-angle
○ Bristle brush handpiece
○ Pumice ○ Articulating paper
○ Dentin conditioner ○ Dental floss
○ GIC tipe IV ○ Vaseline/cocoa butter
○ Glass/ mixing slab
2. Lakukan Tell Show Do kepada pasien
3. Melakukan oral profilaksis menggunakan disclosing solution. Lalu gigi dibersihkan
dengan pumis dan air untuk membuang plak dan debris
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Aplikasikan dentin conditioner (asam poliakrilat 10%) untuk membuang smear layer
6. Bilas gigi sampai bersih
7. Keringkan elemen gigi yang akan dilakukan sealant hingga moist
8. Persiapkan powder dan liquid GIC tipe IV di atas paper pad sesuai perbandingan
9. Manipulasi powder dan liquid dengan teknik fold and press dengan cement spatle
10. Aplikasikan GIC ke seluruh pit dan fissure dengan sonde halfmoon
11. Tunggu sampai GIC setting
12. Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper
13. Kurangi GIC yang terlalu tinggi dengan white stone
14. Memeriksa kelebihan bahan sealent pada regio interproksimal menggunakan sonde /
dental floss
15. Aplikasikan varnish/cocoa butter di atas GIC
16. Berikan instruksi pasca perawatan:
○ Tidak makan dan minum 30 menit-1 jam setelah perawatan
○ Makan dengan sisi yang tidak dilakukan perawatan
○ Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur
17. Instruksikan pasien untuk kontrol & evaluasi hasil perawatan:
○ Memeriksa kehilangan bahan sealant pada permukaan gigi
○ Memeriksa adanya void (rongga), perubahan warna atau kerusakan pada bahan
sealant
○ Memeriksa ada tidaknya karies
PULPOTOMI

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Mixing slab
pinset, eskavator, sonde ○ Paper pad
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Cement spatle
○ Disclosing solution ○ Bur preparasi: round metal
○ Bristle brush bur, pear shaped bur
○ Pumice ○ Round diamond bur
○ Povidone iodine ○ Low speed contra-angle
○ Anastesi topikal handpiece
○ Anastesi infiltrasi (jarum, ○ High speed contra-angle
syringe, ampul) handpiece
○ Formokresol / ferric sulfat ○ Articulating paper
○ Fletcher powder + Eugenol ○ Dental floss
○ Zinc fosfat ○ Irigasi: spuit & saline steril
○ Tumpatan sementara (NaCl 0.9%)
○ SSC / Policarbonat crown
2. Lakukan Tell Show Do kepada pasien
3. Melakukan oral profilaksis
○ Menggunakan disclosing solution
○ Lalu gigi dibersihkan dengan pumis dan air untuk membuang plak dan debris
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Asepsis dan antisepsis dengan povidone iodine dan cotton pellet secara memutar di
daerah kerja
6. Lakukan aplikasi anestesi topikal di daerah kerja
7. Lakukan anestesi lokal infiltrasi di mukobukal fold
8. Ekskavasi jaringan karies dengan round metal bur hingga jaringan karies bersih
9. Angkat atap kamar pulpa dengan pear shaped bur / round bur hingga bur terasa jeblos
lalu arahkan bur ke arah oklusal hingga seluruh atap kamar pulpa terangkat
10. Cek apakah masih ada atap kamar pulpa yang tertinggal dengan sonde halfmoon
11. Lakukan pembuangan jaringan pulpa dengan round metal bur lowspeed atau ekskavator
tajam hingga dasar kamar pulpa
12. Lakukan irigasi dengan saline steril (NaCl 0,9%) dan spuit irigasi
13. Lakukan kontrol perdarahan yang terjadi dengan cotton pellet yang dibasahi ferric sulfat
atau formokresol dan dimasukkan ke dalam kamar pulpa selama 5 menit hingga
terdapat titik kecoklatan / pembekuan darah di dasar kamar pulpa
14. Keringkan kamar pulpa menggunakan cotton pellet kering dan steril
15. Manipulasi semen ZOE di atas paper pad pada mixing slab dengan cement spatle dengan
perbandingan 1:1 dengan teknik rotary mixing hingga konsistensi dempul
16. Aplikasikan semen ZOE setebal 1 mm di dasar kamar pulpa dengan cement stopper
menutupi seluruh dasar kamar pulpa
17. Beri selapis tipis kapas steril
18. Tutup dengan tumpatan sementara lalu evaluasi dengan foto ro untuk memeriksa
apakah hasil hermetis
19. Jika hasil hermetis, maka bongkar / buang tumpatan sementara dengan eskavator
20. Manipulasi zinc fosfat tanpa paper pad langsung diatas mixing slab dengan cement
spatle. Dengan tehnik figure of 8 hingga konsistensi dempul
21. Aplikasikan zinc fosfat sebagai basis diatas ZOE
22. Beri selapis tipis kapas steril
23. Aplikasikan tumpatan sementara di atas kavitas dan instruksikan pasien untuk kembali
1 minggu setelahnya
24. Periksa keadaan subjektif dan obyektifnya. Jika tidak ada keluhan maka lanjutkan
dengan SCC / policarbonat crown
PULPEKTOMI VITAL

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Tumpatan sementara
pinset, eskavator, sonde ○ SSC / Polikarbonat crown
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Mixing slab
○ Disclosing solution ○ Paper pad
○ Bristle brush ○ Cement spatle
○ Pumice ○ Bur preparasi: round metal
○ Povidone iodine bur - Round diamond bur
○ Anastesi topikal ○ Low speed contra-angle
○ Anastesi infiltrasi (jarum, handpiece
syringe, ampul) ○ High speed contra-angle
○ Barbed broach handpiece
○ K-file #15-#40 ○ Articulating paper
○ Paper point ○ Dental floss
○ ChKM ○ Irigasi: spuit & saline steril
○ Fletcher powder + Eugenol (NaCl 0.9%)
○ Zinc fosfat ○ Foto ro diagnostik
2. Lakukan Tell Show Do kepada pasien
3. Melakukan oral profilaksis menggunakan disclosing solution, lalu gigi dibersihkan dengan
pumis dan air untuk membuang plak dan debris
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Asepsis dan antisepsis dengan povidone iodine dan cotton pellet secara memutar di
daerah kerja
6. Lakukan aplikasi anestesi topikal di daerah kerja
7. Lakukan anestesi lokal infiltrasi di mukobukal fold
8. Ekskavasi jaringan karies dengan round metal bur hingga jaringan karies bersih
9. Angkat atap kamar pulpa dengan pear shaped bur / round bur hingga bur terasa jeblos
lalu arahkan bur ke arah oklusal hingga seluruh atap kamar pulpa terangkat
10. Cek apakah masih ada atap kamar pulpa yang tertinggal dengan sonde halfmoon
11. Lakukan irigasi dengan saline steril (NaCl 0,9%) dan spuit irigasi
12. Lakukan penjajakan saluran akar dengan file No.8 atau No.10 (watch winding) sepanjang
panjang kerja. Lalu tentukan IF yang di konfirmasi dengan melakukan foto ro kembali
13. Lakukan ekstirpasi jaringan pulpa di saluran akar dengan barbed broach, untuk
membuang jaringan pulpa yang terinfeksi (2/3 panjang kerja)
14. Irigasi kembali saluran akar dengan saline steril (NaCl 0,9%)
15. Melakukan tahap reaming (melebarkan) saluran akar
16. Preparasi saluran akar dengan gerakan circumferential filling dengan file terkecil hingga 3
nomor di atasnya sepanjang kerja
17. Melakukan tahap file (menghaluskan) saluran akar dengan tehnik circumferential filing
naik 3 file dari IF
18. Lakukan rekapitulasi dengan IF setiap pergantian file
19. Irigasi kembali saluran akar dengan saline steril (NaCl 0,9%)
20. Keringkan saluran akar dengan paper point
21. Basahi cotton pellet dengan ChKM, lalu peras dengan cotton roll
22. Letakkan kapas yang telah dibasahi ChKM dan diperas di atas orifis / dasar kamar
pulpa
23. Aplikasikan tumpatan sementara di atas kavitas dan instruksikan pasien untuk kembali
1 minggu setelahnya

Penumpatan tetap:

24. Setelah 1 minggu, pastikan semua keluhan subjektif hilang dan pemeriksaan objektif
menunjukkan kelainan di periapical sudah sembuh
○ Menanyakan keluhan pasien
○ Memeriksa tambalan sementara masih baik
○ Melihat jaringan sekitarnya tidak ada kemerahan dan warna pucat
25. Buka tumpatan sementara dengan ekskavator atau bur metal bulat low speed
26. Ambil kapas ChKM lalu irigasi dengan saline steril (NaCl 0,9%)
27. Keringkan saluran akar dengan paper point
28. Manipulasi ZOE di atas paper pad pada mixing slab hingga konsistensi dempul
29. Pilin memanjang untuk gigi anterior, bentuk membulat untuk gigi posterior
30. Masukkan ZOE ke dalam saluran akar dan kondensasi vertikal dengan finger plugger
hingga orifis
31. Beri selapis tipis kapas steril
32. Tutup dengan tumpatan sementara lalu evaluasi dengan foto ro untuk memeriksa
apakah hasil hermetis
33. Jika hasil hermetis, maka bongkar / buang tumpatan sementara dengan eskavator
34. Manipulasi zinc fosfat tanpa paper pad langsung diatas mixing slab dengan cement
spatle. Dengan tehnik figure of 8 hingga konsistensi dempul
35. Aplikasikan zinc fosfat sebagai basis diatas ZOE
36. Beri selapis tipis kapas steril
37. Aplikasikan tumpatan sementara di atas kavitas dan instruksikan pasien untuk kembali
1 minggu setelahnya
38. Periksa keadaan subjektif dan obyektifnya. Jika tidak ada keluhan maka lanjutkan
dengan SCC / policarbonat crown
PULPEKTOMI NONVITAL

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Tumpatan sementara
pinset, eskavator, sonde ○ SSC / Policarbonat crown
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Mixing slab
○ Disclosing solution ○ Paper pad
○ Bristle brush ○ Cement spatle
○ Pumice ○ Bur preparasi: round metal
○ Povidone iodine bur - Round diamond bur
○ Anastesi topikal ○ Low speed contra-angle
○ Anastesi infiltrasi (jarum, handpiece
syringe, ampul) ○ High speed contra-angle
○ Barbed broach handpiece
○ K-file #15-#40 ○ Articulating paper
○ Paper point ○ Dental floss
○ Pasta CaOH ○ Irigasi: spuit & saline steril
○ Fletcher powder + Eugenol (NaCl 0.9%)
○ Zinc fosfat
2. Lakukan Tell Show Do kepada pasien
3. Melakukan oral profilaksis menggunakan disclosing solution, lalu gigi dibersihkan dengan
pumis dan air untuk membuang plak dan debris
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Asepsis dan antisepsis dengan povidone iodine dan cotton pellet secara memutar di
daerah kerja
6. Lakukan aplikasi anestesi topikal di daerah kerja
7. Lakukan anestesi lokal infiltrasi di mukobukal fold
8. Ekskavasi jaringan karies dengan round metal bur hingga jaringan karies bersih
9. Angkat atap kamar pulpa dengan pear shaped bur / round bur hingga bur terasa jeblos
lalu arahkan bur ke arah oklusal hingga seluruh atap kamar pulpa terangkat
10. Cek apakah masih ada atap kamar pulpa yang tertinggal dengan sonde halfmoon
11. Lakukan irigasi dengan saline steril (NaCl 0,9%) dan spuit irigasi
12. Lakukan penjajakan saluran akar dengan file No.8 atau No.10 (watch winding)
13. Lakukan ekstirpasi jaringan pulpa di saluran akar dengan barbed broach, untuk
membuang jaringan pulpa yang terinfeksi
14. Irigasi kembali saluran akar dengan saline steril (NaCl 0,9%)
15. Melakukan tahap reaming (melebarkan) saluran akar
16. Preparasi saluran akar dengan gerakan circumferential filling dengan file terkecil hingga 3
nomor di atasnya sepanjang kerja
17. Melakukan tahap file (menghaluskan) saluran akar
18. Irigasi kembali saluran akar dengan saline steril (NaCl 0,9%)
19. Keringkan saluran akar dengan paper point
20. Letakkan pasta CaOH tipe non-setting ke dalam saluran akar hingga orifis
21. Aplikasikan tumpatan sementara di atas kavitas dan instruksikan pasien untuk kembali 1
minggu setelahnya

Penumpatan tetap:

22. Setelah 1 minggu, pastikan semua keluhan subjektif hilang dan pemeriksaan objektif
menunjukkan kelainan di periapical sudah sembuh
- Menanyakan keluhan pasien
- Memeriksa tambalan sementara masih baik
- Melihat jaringan sekitarnya tidak ada kemerahan dan warna pucat
23. Buka tumpatan sementara dengan ekskavator atau bur metal bulat low speed
24. Bersihkan pasta CaOH tipe non-setting lalu irigasi dengan saline steril (NaCl 0,9%)
25. Keringkan saluran akar dengan paper point
26. Manipulasi ZOE di atas mixing slab hingga konsistensi dempul
27. Pilin memanjang untuk gigi anterior, bentuk membulat untuk gigi posterior
28. Masukkan ZOE ke dalam saluran akar dan kondensasi vertikal dengan finger plugger
hingga orifis
29. Beri selapis tipis kapas steril
30. Tutup dengan tumpatan sementara lalu evaluasi dengan foto ro untuk memeriksa
apakah hasil hermetis
31. Jika hasil hermetis, maka bongkar / buang tumpatan sementara dengan eskavator
32. Manipulasi zinc fosfat tanpa paper pad langsung diatas mixing slab dengan cement
spatle. Dengan tehnik figure of 8 hingga konsistensi dempul
33. Aplikasikan zinc fosfat sebagai basis diatas ZOE
34. Beri selapis tipis kapas steril
35. Aplikasikan tumpatan sementara di atas kavitas dan instruksikan pasien untuk kembali
1 minggu setelahnya
36. Periksa keadaan subjektif dan obyektifnya. Jika tidak ada keluhan maka lanjutkan
dengan SCC / policarbonat crown
PERIO

PEMERIKSAAN - KEDALAMAN POKET / PROBING

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
○ Cotton roll & cotton pellet
○ Probe UNC-15 / WHO
2. Posisikan pasien duduk tegak
○ RA: mulut pasien setinggi bahu operator, rahang atas 450 terhadap lantai
○ RB: mulut pasien setinggi siku operator, bidang oklusal rahang bawah sejajar
lantai
3. Posisi operator pada depan kanan pasien
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Memegang instrument dengan modified pen grasp, dengan finger rest pada gigi
berdekatan dalam satu rahang
6. Probe dimasukkan kedalam sulkus gingiva dengan tekanan ringan (0.25N), menempel
permukaan gigi, sejajar sumbu gigi, sampai menyentuh dasar poket, kemudian
digerakkan dengan cara walking stroke
7. Walking stroke dilakukan pada 6 titik yaitu, mesiofasial → midfasial → distofasial →
distolingual → midlingual → mesiolingual
8. Untuk mendeteksi bagian interdental probe harus ditempatkan miring dari kedua
permukaan baik facial maupun lingual agar dapat mengexpolrasi bagian terdalam
dibawah titik kontak
9. Kedalaman probing dicatat pada 6 sisi (distofasial, midfasial, mesiofasial, mesiolingual,
midlingual, distolingual)
10. Kedalaman probing diukur dari margin gingiva hingga dasar poket
11. Nilai kedalaman probing ditentukan berdasarkan kedalaman terbesar pada
masing-masing sisi
○ Sulkus → 2-4 mm / < 3 mm
○ Poket → 4 mm / > 3 mm
12. Tulis hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien
13. Lakukan interpretasi hasil pemeriksaan
SCALLING & ROOT PLANNING MANUAL

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Sickle scaler (supragingiva)
pinset, eskavator, sonde ○ Chisel (proksimal /
○ Cotton pellet dan cotton roll interdental)
○ Povidone iodine ○ Pasta prophylaxis / pumice
○ Chlorhexidine 0,2% ○ Rubber cup
○ Kuret gracey (subgingiva) ○ Low-speed contra-angle
○ Hoe scaler (subgingiva) handpiece
2. Posisi operator sesuai regio yang akan di kerjakan
○ Jam 12 / jam 8-9 → Anterior RA RB
○ Jam 9 → Posterior RA RB bukal kanan & RA RB palatal/lingual kiri
○ Jam 10-11 → Posterior RA RB bukal kiri & RA RB palatal/lingual kanan
3. Posisi pasien semi supine
○ RA → mulut pasien setinggi bahu operator, rahang atas 450 terhadap lantai
○ RB → mulut pasien setinggi siku operator, bidang oklusal RB sejajar lantai
4. Lakukan asepsis terlebih dahulu dengan instruksikan untuk berkumur dengan
chlorhexidine 0,2% / povidone iodine, atau oleskan povidone iodine pada cotton
roll/cotton pellet di area kerja secara sentrifugal
5. Isolasi daerah kerja dengan cotton pellet
6. Lakukan eksplorasi dengan sonde halfmoon di area servikal untuk mendeteksi kalkulus
supra dan subgingiva
7. Pegang instrument dengan modified pen grasp, dengan finger rest pada gigi berdekatan
dalam satu rahang RA → Sickle; RB → Hoe
8. Sisi tajam instrumen menghadap ke gigi
9. Angulasi alat untuk skeling dan root planning 45-90o terhadap permukaan gigi
10. Sisi tajam digerakan dengan gerakan scooping, pendek dan kuat, dan berulang-ulang ke
arah vertikal ke arah koronal atau oblique (scalling). Dan juga kearah horizontal
(rootplaning)
11. Lakukan irigasi dengan povidone iodine atau saline
12. Cek dengan sonde halfmoon atau eksplorer dan pastikan tidak ada kalkulus yang tersisa
di permukaan gigi
13. Lakukan polishing dengan rubber cup dan pasta prophylaxis dengan mengoleskan pasta
prophylaxis di seluruh permukaan gigi, lalu rubber cup digerakkan memutar di seluruh
permukaan gigi dengan low speed contra-angle handpiece untuk mencegah adanya area
tajam (retensi plak)
14. Berikan instruksi pasca perawatan:
○ - Tidak berkumur 30 menit setelah perawatan
○ - Tidak makan dan minum 30 menit - 1 jam setelah perawatan
○ - Hindari makan yang terlalu panas dan pedas
○ - Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur
○ - Tanyakan kepada pasien apakah masih ada hal yang ingin diketahui / ditanyakan
15. Instruksikan pasien untuk kembali ke dokter 7 hari setelah perawatan untuk kontrol
PROSTO
PREPARASI MAHKOTA

→ Partly veneer metal porcelain crown: shoulder (labial) chamfer (palatal)


→ All metal crown: knife / feather / shoulderless
→ All porcelain: shoulder

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Flame type / torpedo
pinset, eskavator, sonde diamond bur
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Wheel bur
○ Cavity cleanser / ChX 0,2% ○ Bur finishing: superfine
○ Retraction cord + hemostat diamond bur
agent ○ Low-speed contra-angle
○ Cord packer / plastis filling handpiece
instrumen ○ High speed contra-angle
○ Depth marker bur handpiece
○ Flat end fissure taper bur ○ Matriks band + wedge
○ Long thin bur ○ Articulating paper
2. Posisikan pasien duduk tegak
○ RA → mulut pasien setinggi bahu operator, rahang atas 450 terhadap lantai
○ RB → mulut pasien setinggi siku operator, bidang oklusal RB sejajar lantai
3. Posisi operator sesuai regio yang akan di kerjakan
○ Jam 12 / jam 8-9 → Anterior RA RB
○ Jam 9 → Posterior RA RB bukal kanan & RA RB palatal/lingual kiri
○ Jam 10-11 → Posterior RA RB bukal kiri & RA RB palatal/lingual kanan
4. Lakukan asepsis terlebih dahulu dengan instruksikan untuk berkumur dengan
chlorhexidine 0,2% / povidone iodine 1% / hidrogen peroksida 1% (H2O2) selama 15- 20
detik
5. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll / rubber dam
6. Lakukan preparasi
○ Anterior → preparasi insisal dengan flat end taper bur / wheel type (1,5-2mm)
○ Posterior → lakukan pembuatan 8 guiding groove sedalam 1,5-2mm pada oklusal
dengan flat end tapered bur lalu hubungkan groove tersebut dengan tetap
mempertahankan bentuk cusp
7. Lakukan pembuatan guiding groove dengan depth marker bur pada labial (1,5-2mm)
8. Lakukan preparasi 1/3 serviko-labial mengikuti kecembungan servikal dengan flat end
fissure taper bur (1,5-2mm)
9. Lakukan preparasi 1/3 midlabial-insisal sejajar sumbu gigi dengan flat end fissure
taperbur (1,5-2mm)
10. Lakukan preparasi proksimal dengan long thin bur / flat end fissure taper bur (matriks
band + wedge) Sampai titik kontak bebas dan konus 2-50
11. Lakukan preparasi 1/3 serviko-palatal/lingual sejajar sumbu gigi dengan torpedo / flat
end fissure taper bur (1-1,5mm)
12. Lakukan preparasi pada fossa palatal/lingual dengan flame bur. Kecondongan aksial 2- 50
kearah insisal/oklusal (sejajar mungkin untuk retensi)
13. Lakukan pembulatan sudut dengan fissure taper finishing bur
14. Lakukan evaluasi daerah undercut dengan sonde halfmoon / greenstick compound
(tepi preparasi sebatas gingiva / equigingiva)
15. Lakukan pemasangan retraction cord disekeliling gigi untuk dilakukan pencetakan

Posterior → oklusal, proksimal, bukal, palatal/lingual


Anterior → insisal, labial, proksimal, palatal/lingual

Sementasi tetap:
1. Isolasi daerah gigi yang dipreparasi / disementasi dengan cotton roll
2. Keringkan gigi
3. Lakukan manipulasi semen tetap (GIC tipe 1) sesuai dengan petunjuk pabrik (1:1) diatas
paper pad pada mixing slab dengan semen spatle dengan tehnik fold and press sampai
konsistensi pasta
4. Aplikasi semen ke fitting surface / bagian dalam MTP / GTJ dengan plastis filling instrument
5. Pasang MTP / GTJ pada gigi yang dipreparasi dengan posisi yang tepat dan tekan dengan
jari sampai kelebihan semen keluar
6. Pasien diminta untuk menggigit ringan cotton roll
7. Tunggu sampai setting
8. Bersihkan kelebihan semen dibagian servikal dengan sonde dan di bagian interdental
dengan dental floss, dan amati:
- Tidak menekan gingiva
- Tidak ada step antara crown dan gigi
- Periksa margin servikal
- Periksa proksimal
9. Cek oklusi dengan articulating paper dan pasien diminta menggigit dalam posisi oklusi
sentris, jika ada hambatan lakukan occlusal adjustment dengan finishing bur
10. Cek artikulasi dengan articulating paper dan pasien diminta menggerakkan rahang ke
kiri-kanan dan ke depan-belakang, jika ada hambatan lakukan occlusal adjustment dengan
finishing bur
11. Instruksi pasca pemasangan MTP / GTJ:
- Jangan makan dan minum minimal 30 menit sampai semen mengeras sempurna
- Jangan dipakai makan selama 1 hari, gunakan daerah yang tidak dilakukan perawatan
- Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan menggunakan dental floss, obat
kumur
- Tanyakan kepada pasien apakah masih ada hal yang ingin diketahui / ditanyakan
- Datang kembali untuk kontrol 3 hari kemudian dan 1 minggu setelah kontrol pertama
12. Kontrol:
- Menanyakan keluhan pada pasien
- Periksa daerah servikal dan sekeliling MTP / GTJ apakah ada kemerahan
- Periksa oral hygiene dengan menggunakan dental floss
- Periksa oklusi dan artikulasi dengan articulating paper
OS

DRY SOCKET

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar ○ Anestesi topikal (Benzocaine)
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Syringe anestesi
○ Chlorhexidine gluconate 0,2% ○ Ampul lidokain
○ Alvogyl / Metronidazole gel ○ Povidone iodine
2. Posisi pasien supine / rileks
○ RA → mulut pasien setinggi bahu operator, rahang atas 450 terhadap lantai
○ RB → mulut pasien setinggi siku operator, bidang oklusal RB sejajar lantai
3. Posisi operator
○ Anterior RA → samping kanan pasien
○ Posterior RA → samping depan pasien
○ Anterior RB → samping belakang
○ Posterior RB → samping depan pasien
4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Asepsis dan antisepsis dengan povidone iodine dan cotton pellet secara memutar dari
dalam ke luar di daerah kerja
6. Lakukan aplikasi anestesi topikal di daerah insersi jarum
7. Lakukan anestesi lokal infiltrasi mukobukal fold untung menganestesi n. _______
8. Cek apakah anestesi sudah bekerja dengan menjepit mukosa gingiva yang dianestesi
9. Lakukan irigasi dengan chlorhexidine gluconate 0,2% pada bagian yang mengalami dry
socket sampai jaringan nekrotik keabuan hilang, lalu bilas dengan saline
10. Aplikasikan medicated dressing (Alvogyl / metronidazole gel / oxyfresh gel) pada soket
dengan plastis filling instrument
11. Kondensasi secara vertical dan perlahan dengan cotton pellet yang dijepit pinset hingga
seluruh soket tertutup
12. Instruksikan pasien untuk menggigit tampon
13. Instruksi pasca perawatan:
○ Gigit tampon selama 30 menit - 1 jam
○ Jangan menghisap daerah yang dilakukan perawatan
○ Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari
○ Konsumsi obat sesuai aturan (antibiotic amoksisilin 500mg 3x1 selama 7 hari,
analgesic as.mef 500mg 3x1 selama 3 hari, metronidazole 500mg 3x1 selama 7 hari)
○ Tanyakan kepada pasien apakah masih ada hal yang ingin diketahui / ditanyakan
14. Instruksikan pasien untuk kembali ke dokter 2-3 hari setelah perawatan untuk
penggantian dressing
SYOK ANAFILAKTIK

1. Hentikan semua perawatan


2. Posisikan pasien pada tempat yang aman
3. Cek kesadaran
○ A → alert / aware: saat didekatkan apakah pasien sadar? Matanya terbuka /
tidak?
○ V → verbal: panggil nama pasien / pak-bu dari suara kecil sampai besar
○ P → pain: tepuk pada bahu / kepalkan tangan dan gesekkan pada sternum pasien
○ U → unresponsive
4. Aktifkan SPGDT (sistem pelayanan gawat darurat terpadu) minta perawat untuk
menelfon ambulan 118
5. Cek C-A-B
○ Circulation → lakukan palpasi arteri carotis, 2 jari dibawah angulus mandibularis,
apakah ada pulsasi / tidak
○ Airway → periksa apakah jalan nafas ada sumbatan
○ Breathing → look, feel, listen → Dekatkan telinga pada hidung dan mulut pasien,
apakah ada suara / hembusan nafas dan dada ada gerakkan naik turun
6. Posisikan pasien Trendelenburg (posisi kaki lebih tinggi dari kepala)
7. Injeksikan / administrasikan epinefrin 1:1000 sebanyak 0,3-0,5 cc intra muscular pada
muskulus deltoideus. Dapat diulang sebanyak 3x selang 5 menit
8. Pantau vital sign (Tekanan darah, Nadi, Suhu, Pernafasan)
9. Oksigen bila diperlukan (oksigen dengan nasal canule 4-6L/menit)
10. Ulang dosis epinefrin
11. Instruksikan pasien untuk melanjutkan perawatan dihari berikutnya
12. Meminta pasien untuk mengingat nama anastesi yang terakhir kali yang membuat
pasien mengalami anafilaktik (reaksi alergi)
13. Selanjutnya pastikan pasien sudah istirahat & makan yang cukup

Jika tidak ada nadi dan nafas → RJP


Jika ada nadi tidak ada nafas → rescue breathing
ANASTESI – MANDIBULAR BLOK (Fisher)

1. Siapkan alat dan bahan


○ - Alat standar: kaca mulut, ○ - Jarum 27G / 30G
pinset, eskavator, sonde ○ - Ampul lidokain
○ - Cotton roll dan cotton pellet ○ - Povidone iodine
○ - Syringe 3cc ○ - Anastesi topikal
2. Siapkan spuit dan larutan anastesi
○ Buka spuit dari bungkusnya & kencangkan hub-nya
○ Putar ampul horizontal searah jarum jam, sehingga cairan terkumpul di bawah
ampul
○ Patahkan tutup ampul dengan bungkus spuit / kasa
○ Masukkan larutan anastesi kedalam spuit dengan memiringkan ampul 45 derajat
lalu masukkan bevel jarum kedalam ampul anastesi. Lalu tarik batang spuit agar
larutan anastesi masuk kedalam spuit
○ Tutup syringe. Kemudian ketukkan spuit dalam arah vertical dengan jari agar
udara terkumpul dan keluarkan udara
3. Posisi pasien subpine / rileks
RA → mulut pasien setinggi bahu operator
RB → mulut pasien setinggi siku operator
4. Posisi operator
○ Anterior RA → samping kanan pasien
○ Posterior RA → samping depan pasien
○ Anterior RB → samping belakang
○ Posterior RB → samping depan pasien
5. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
6. Asepsis dan antisepsis dengan povidone iodine dan cotton pellet secara memutar di
daerah kerja
7. Lakukan aplikasi anestesi topikal di daerah insersi jarum
8. Palpasi linea obliqua eksterna, hingga setinggi oklusal, lalu identifikasi coronoid notch
pada margo ascendens ramus anterior (cekungan)
9. Lakukan dengan fiksasi jari
10. Insersikan jarum dari kontra lateral P1/P2 setinggi tengah kuku jari dengan bevel
menghadap tulang. Hingga bertemu tulang, lalu ubah arah jarum menjadi ipsi lateral,
sambil telusuri tulang hingga tidak terasa tulang (masuk 2/3 jarum). Kembali lagi ke
kontra lateral (agar cairan masuk ke foramen mandibularis)
11. Lakukan aspirasi, apabila negatif
12. Lakukan deposit sebanyak 1,25 cc untuk menganastesi n. alveolaris inferior
13. Tarik jarum 2-3 mm lalu aspirasi kembali, deposit 0,25 cc untuk menanastesi n.lingualis
14. Tarik mukobukal fold sampai meregang, insersikan jarum dengan bevel menghadap
tulang
15. Lakukan aspirasi, apabila negatif lakukan deposit sebanyak 0,5 ml untuk menganastesi
n.bukalis / long buccal
16. Periksa apakah anastesi sudah bekerja
17. Lanjutkan dengan tindakan yang akan dilakukan

Suturing: Simple Interrupted

1. Masukkan benang kedalam jarum jahit, lalu buat simpul agar terfiksasi dengan baik. Dan
jarum siap digunakan
2. Menggunakan kedua tangan dalam melakukan penjahitan, tangan kanan memegang
needle holder, dan tangan kiri memegang pinset anatomis / bedah
3. Jarum dipegang oleh needle holder pada 2/3 jarum
4. Ujung jarum saat memasuki jaringan lunak (flap) harus tegak lurus jaringan. 3 - 5 mm dari
tepi luka
5. Simpul dilakukan minimal 2x dan maksimal 3x, dengan 2 putaran searah jarum jam pada
simpul pertama, dan 1 putaran berlawanan arah jarum jam pada simpul kedua, serta 1
putaran searah jarum jam bila ada simpul ketiga
6. Gunting benang dengan menggunakan gunting bedah
Suturing: Figure of 8

1. Masukkan benang kedalam jarum jahit, lalu buat simpul agar terfiksasi dengan baik. Dan
jarum siap digunakan
2. Menggunakan kedua tangan dalam melakukan penjahitan, tangan kanan memegang
needle holder, dan tangan kiri memegang pinset anatomis / bedah
3. Jarum dipegang oleh needle holder pada 2/3 jarum
4. Ujung jarum saat memasuki jaringan lunak (flap) harus tegak lurus jaringan. 3 - 5 mm dari
tepi luka
5. Ujung jarum dimasukkan dari mesiobukal kearah mesiolingual ke distobukal dan
distolingual kemudian simpul dibuat di mesiobukal
EKSTRAKSI – CLOSED METHOD (Intra alveolar)

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, ○ Syringe 3cc
sonde ○ Jarum 27G / 30G - Ampul
○ Bein lidokain
○ Tang ekstraksi RA/RB ○ Povidone iodine - Tampon
○ Kuret apikal ○ Anastesi (syringe 2cc, jarum 27-
○ Cotton pellet dan cotton roll 30, ampul Lidocaine Adrenaline
○ Anestesi topikal (Benzocaine) 1:80.000)
2. Melakukan oral profilaksis
3. Posisi pasien supine / rileks
○ RA → mulut pasien setinggi bahu operator, rahang atas 450 terhadap lantai
○ RB → mulut pasien setinggi siku operator, bidang oklusal RB sejajar lantai
4. Posisi operator
○ Anterior RA → samping kanan pasien
○ Posterior RA → samping depan pasien
○ Anterior RB → samping belakang
○ Posterior RB → samping depan pasien
5. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
6. Asepsis dan antisepsis dengan povidone iodine dan cotton pellet secara memutar dari
dalam ke luar di daerah kerja
7. Siapkan spuit dan larutan anastesi
○ Buka spuit dari bungkusnya & kencangkan hub-nya
○ Putar ampul horizontal searah jarum jam, sehingga cairan terkumpul di bawah
ampul
○ Patahkan tutup ampul dengan bungkus spuit / kasa
○ Masukkan larutan anastesi kedalam spuit dengan memiringkan ampul 45 derajat
lalu masukkan bevel jarum kedalam ampul anastesi. Lalu tarik batang spuit agar
larutan anastesi masuk kedalam spuit
○ Tutup syringe. Kemudian ketukkan spuit dalam arah vertical dengan jari agar
udara terkumpul dan keluarkan udara
8. Keringkan daerah yang akan dianestesi
9. Lakukan aplikasi anestesi topikal di daerah insersi jarum 13. Retraksi mukobukal fold
10. Lakukan anestesi lokal infiltrasi mukobukal fold
○ Insersikan jarum dengan bevel menghadap tulang pada mucobuccal fold dan
lingual/interdental sedalam 2-3mm
○ Lakukan aspirasi, jika negatif
○ Deposit/deponir secara perlahan cairan anastesi 1cc di mucobuccal fold untuk
menganastesi n._____ dan 0,5cc di lingual / palatal untuk menganastesi n._____
11. Cek apakah anestesi sudah bekerja dengan menjepit mukosa gingiva yang dianestesi
12. Lepaskan perlekatan sekitar gigi dengan ekskavator (melepas biological width)
13. Lakukan elevasi gigi dengan bein
○ Insersikan blade dari bagian mesial / distal, bertumpu diatas tulang alveolar
○ Lalu di putar kearah oklusal / insisal, hingga gigi terasa terangkat
14. Adaptasi tang ekstraksi, dengan beak se apikal mungkin di gigi yang akan diekstraksi.
Adaptasi forcep: RA → pinch grasp, RB → sling grasp
15. Gerakan ke arah bukal/labial dan palatal/lingual hingga terasa longgar (yang boleh di
rotasi hanya insisif) → luksasi
16. Gerakan ke arah oklusal untuk mengekstraksi gigi
17. Evaluasi kelengkapan gigi yang dicabut dari mahkota hingga apikal pastikan tidak ada
fragmen gigi yang tertinggal
18. Lakukan kuretase apical / eskavator untuk menghilangkan jaringan granulasi + cek
tulang tajam, jika ada kurangi dengan bone file / rongeur
19. Irigasi soket dengan povidone iodine lalu saline
20. Pijat soket dan instruksikan pasien menggigit tampon selama 15-30 menit
21. Berikan instruksi pasca perawatan:
○ Tidak makan dan minum 30 menit-1 jam setelah perawatan - Tidak merokok
○ Tidak memainkan bekas pencabutan dengan lidah
○ Tidak menghisap bekas pencabutan
○ Tidak berkumur dengan keras
○ Diet makanan lunak
○ Tidak makan dan minum yang panas
○ Makan dengan sisi yang tidak dilakukan perawatan
○ Konsumsi obat sesuai aturan (antibiotic amoksisilin 500mg 3x1 selama 5 hari,
analgesic as.mef 500mg 3x1 selama 3 hari)
○ Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur
○ Tanyakan kepada pasien apakah masih ada hal yang ingin diketahui / ditanyakan
22. Instruksikan pasien untuk kembali ke dokter 7 hari setelah perawatan untuk kontrol
KONSER

TES SONDASI

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
2. Melakukan ekskavasi dengan ekskavator/sonde, menggeser sonde pada kavitas tanpa
tekanan
○ Ngilu/sakit: vitalitas +
○ Tidak peka: vitalitas –

TES KAVITAS

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
○ Round metal bur
○ Low-speed contra-angle handpiece
○ High speed contra-angle handpiece
2. Meletakkan bur round pada kavitas apakah pasien merasa linu atau tidak (tidak
dilakukan anestesi)
○ Ngilu/sakit: vitalitas +
○ Tidak peka: vitalitas –

TES TRANSLUMINASI (Fraktur)

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
○ LED
2. Gunakan cahaya LED pada gigi yang dicurigai apakah terdapat permukaan gigi yang
tidak mentransluminasikan cahaya
TES ANASTESI

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
○ Cotton pellet dan cotton roll
○ Povidone Iodine
○ Anestesi (syringe, jarum, dan ampul)
2. Lakukan asepsis pada mucobuccal fold gigi yang dicurigai dan pada antagonisnya (RA dan
RB bergantian)
3. Lakukan anestesi pada mucobuccal fold gigi yang dicurigai dan pada antagonisnya (RA
dan RB bergantian)
4. Periksa, jika rasa sakit hilang setelah di anestesi, maka nyeri berasal dari gigi tersebut

TES THERMAL DINGIN

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
○ Cotton pellet dan cotton roll
○ Chlor Etyl spray
2. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll / rubber dam
3. Keringkan gigi
4. Semprotkan CE pada cotton pellet hingga terbentuk bunga es
5. Letakan cotton pellet pada 1/3 tengah bukal/labial dengan menggunakan pinset dan
jangan sampai mengenai gusi
6. Periksa apakah ada rasa tumpul atau tidak nyeri/peka sama sekali (vitalitas -)

TES THERMAL PANAS

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde
○ Cotton pellet dan cotton roll
○ Gutta percha
○ Labu dan spirtus
2. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll / rubber dam
3. Panaskan gutta percha dengan menggunakan spirtus
4. Letakan gutta percha pada 1/3 tengah bukal/labial dengan pinset dan jangan
mengenai gusi
○ Ngilu yang cepat/tajam, atau nyeri tumpul: vitalitas +
○ Tidak peka: vitalitas –
ELECTRIC PULP TEST (EPT)

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, pinset, eskavator, sonde - Cotton pellet dan cotton roll
○ EPT
○ Pasta gigi
2. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll / rubber dam
3. Hook dipasangkan pada sudut bibir
4. Letakan EPT yang telah diberi pasta gigi di permukaan gigi
5. Nyalakan EPT, lalu nyalakan rheostat dan arus akan terus meningkat 9. Lepaskan EPT
ketika pasien sudah merasa linu
6. Evaluasi apakah pasien peka terhadap ES
○ Ngilu yang cepat/tajam, atau nyeri tumpul: vitalitas +
○ Tidak peka: vitalitas –
RESTORASI RESIN KOMPOSIT

1. Siapkan alat dan bahan


○ Alat standar: kaca mulut, ○ Bur preparasi: round metal
pinset, eskavator, sonde bur
○ Cotton pellet dan cotton roll ○ Round diamond bur
○ Cavity cleanser / ChX 0,2% ○ Round fine diamond bur
○ Etsa (Asam fosfat 37%) ○ Bur finishing: superfine
○ Bonding diamond bur
○ Composite ○ Bur poles: white stone &
○ Microbrush silicone rubber bur
○ Plastis filling instrument ○ Low-speed contra-angle
○ Matrix (Sectional, Mylar, handpiece
Celulloid) ○ High speed contra-angle
○ Wedge / Baji handpiece
○ Light curing unit ○ Articulating paper
2. Posisikan pasien duduk tegak
○ RA → mulut pasien setinggi bahu operator, rahang atas 450 terhadap lantai
○ RB → mulut pasien setinggi siku operator, bidang oklusal RB sejajar lantai
3. Posisi operator sesuai regio yang akan di kerjakan
○ Anterior RA RB → Jam 12 / jam 8-9
○ Posterior RA RB bukal kanan & RA RB palatal/lingual kiri → Jam 9
○ Posterior RA RB bukal kiri & RA RB palatal/lingual kanan → Jam 10-11
4. Lakukan asepsis terlebih dahulu dengan instruksikan untuk berkumur dengan
chlorhexidine 0,2% / povidone iodine 1% / hidrogen peroksida 1% (H2O2) selama 15- 20
detik
5. Melakukan oral profilaksis dengan pumis dan air untuk membuang plak dan debris
6. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll / rubber dam
7. Tentukan shade warna yang sesuai dengan gigi pasien
8. Ekskavasi jaringan karies dengan eskavator / round metal bur low speed hingga jaringan
karies bersih, preparasi dengan (highspeed) untuk mengambil unsupported enamel
9. Pasang matrix
10. Desinfeksi kavitas dengan Cavity cleanser / ChX 0,2% lalu keringkan
11. Aplikasikan etsa (asam fosfat 37%) selama 10-15 detik, kemudian bilas dengan air
12. Keringkan elemen gigi dengan semprotan angin tekanan ringan untuk
mempertahankan kelembapan dentin. Elemen gigi hingga terlihat chalky white
13. Aplikasikan bonding dengan microbrush dipermukaan kavitas
14. Tipiskan bonding dengan three-way syringe selama 2 detik agar terjadi penguapan
pelarut bonding
15. Light cure bahan bonding selama 10-20 detik
16. Tumpat resin komposit di kavitas dengan teknik inkremental menggunakan plastis
filling instrument (maksimal 2 mm per lapisan), dikondensasi dan dibentuk
17. Light cure resin komposit dengan light curing unit selama 20-40 detik
18. Lakukan hal tersebut hingga membentuk anatomis gigi, lalu lepaskan matriks, periksa
titik kontak dengan dental floss harus ada sedikit tahanan, lalu poles proksimal dengan
polishing strip
19. Melakukan finishing membentuk anatomi dengan super fine diamond burs
20. Melakukan pemolesan dengan menghaluskan permukaan restorasi dengan white
stone & silicone rubber burs
21. Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper
22. Kurangi resin komposit yang terlalu tinggi dengan bur finishing dan poleshing
23. Berikan instruksi pasca perawatan:
○ Tidak makan dan minum 1 jam setelah perawatan
○ Makan dengan sisi yang tidak dilakukan perawatan
○ Hindari makan minum yang berwarna
○ Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur
○ Tanyakan kepada pasien apakah masih ada hal yang ingin diketahui / ditanyakan
24. Instruksikan pasien untuk kembali ke dokter 7 hari setelah perawatan untuk kontrol
RADIOLOGI
ORTO

Analisis Sefalometri

● Titik S / Sella: berada ditengah sella tursica atau fossa pituitary


● Titik N / Nasion: berada ditengan titik pertemuan sutura frontonasalis
● Titik A: titik terdalam dari proc. Alveolaris maksila setinggi apikal gigi insisif atas
● Titik B: titik terdalam dari proc. Alveolaris mandibula setinggi apikal gigi insisif bawah

Instruksi: SNA → pake pulpen, hubungin titik S, N, A.

Interpretasi:

● SNA: Kondisi maksila terhadap basis kranii (ortognati, prognati, retrognati). SNA 82 +- 2
● SNB: Kedudukan mandibula terhadap basis kranii (ortognati/prognati/retrognati). SNB
80 +- 2
● ANB: maloklusi skeletal klas I, II atau III (SNA – SNB)
● ISN: Inklinasi insisif atas terhadap basis kranii protrusive/retrusive/normal (104+-6)
● IMP: Interpretasi insisif bawah terhadap mandibula protrusive/retrusive/normal (90+-5)

Analisis Steiner INA INB: kedudukan insisif protrusive, retrusive atau normal.

INA/INB angular: tarik garis di sumbu gigi insisif rahang atas dengan garis NA. Normal 22-24
derajat. Kalo > proklinasi, kalo < retroklinasi

INA/INB linear: jarak antara bagian labial insisif atas atau bawah terhadap garis NA. Normal 4
mm. kalo > protrusive, kalo < retroposisi

Anda mungkin juga menyukai