Anda di halaman 1dari 35

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA KERTAS KOKORU DI RA NURUL


FADILLAH KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN
AJARAN 2020/2021
Oleh :
Riri Sapitri
Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui kreativitas anak sebelum menggunakan
kertas kokoru di (2) untuk mengetahui kreativitas anak sesudah menggunakan kertas kokoru (3)
untuk mengetahui peningkatan kreatifitas anak dengan menggunakan kertas kokoru. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan teknik
analisis deskriptif kuantitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di RA Nurul
Fadillah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yang berjumlah sebanyak 16 anak. Hasil
penelitian ini adalah kreativitas anak sebelum menggunakan kertas kokoru belum berkembang
secara optimal. Kreativitas anak sesudah menggunakan kertas kokoru berkembang dengan sangat
baik. Peningkatan kreatifitas anak dengan menggunakan kertas kokoru terjadi peningkatan secara
signifikan pada tiap siklusnya dimana pada kegiatan prasiklus hanya diperoleh ketuntasan
klasikal sebesar 37,50 % dengan kriteria kurang, kemudian meningkat pada siklus I yang
mencapai 72,92 % dengan kategori cukup, kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar
95,83 % dengan kriteria baik.

1. PENDAHULUAN Dengan begitu sentralnya kedudukan


Latar Belakang manusia dalam proses pendidikan, maka
Pendidikan pada dasarnya adalah proses fungsi pendidikan terutama berkepentingan
rekayasa atau rancang bangun kepribadian mengarahkan manusia pada tujuan-tujuan
manusia, maka kedudukan manusia dalam tertentu dan menemukan tujuan hidupnya.
proses pendidikan menjadi sangat sentral. Dalam pandangan Islam tujuan hidup
Pernyataan ini mengandung dua implikasi manusia beriman adalah untuk beribadah
sekaligus, sebagaimana dikemukakan kepada Allah SWT sebagaimana tujuan
Mohammad Irfan dan Mastuki yaitu : manusia diciptakan sesuai firman-Nya
“Pertama, pendidikan perlu mempunyai berikut ini:
dasar-dasar pemikiran filosofis yang Sejalan dengan tujuan hidup umat Islam,
memberi kerangka pandang yang holistik pendidikan nasional juga mengharapkan
tentang manusia. Kedua, dalam seluruh lahirnya pribadi-pribadi yang berkualitas
prosesnya, pendidikan perlu meletakkan dan bermartabat yang memiliki keunggulan
manusia sebagai titik tolak sekaligus titik dan kecakapan hidup. Dalam Undang-
tuju dengan pandangan kemanusiaan yang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
telah dirumuskan secara folosofis”.1 Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan
bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah menjadi harapan bagi para orang tua di
suatu upaya pembinaan yang ditujukan rumah serta sekolah dan masyarakat
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia umumnya. Slameto mengemukakan bahwa :
enam tahun yang dilakukan melalui “Diantara ciri individu yang cenderung
pemberian rangsangan pendidikan untuk kreatif dapat ditandai dengan adanya hasrat
membantu pertumbuhan dan perkembangan keingintahuannya yang sangat besar
jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan terhadap sesuatu, keinginan untuk
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.2 menemukan dan meneliti, cenderung
Salah satu tujuan pendidikan nasional menyukai tugas-tugas yang diberikan,
dari sekian banyak tujuan yang ingin memiliki semangat bertanya, dan lain
dicapainya adalah membentuk manusia atau sebagainya”.4
peserta didik yang kreatif. Menurut Slameto,
Kreativitas anak juga dapat
“Kreativitas pada dasarnya merupakan salah
dikembangkan melalui kegiatan
satu ciri dimana seseorang mampu atau
bermain, dengan bermain anak dapat
menemukan sesuatu yang baru yang berguna
mengoptimalkan seluruh
melalui sesuatu yang telah ada. Sesuatu
kemampuan yang dimilikinya.
yang baru itu mungkin berupa perbuatan
Dalam kehidupan anak bermain
atau tingkah laku, suatu bangunan, atau
adalah sebuah kebutuhan. Melalui
sebuah gedung, dan lain sebagainya”.3
bermain anak dapat mengenal
Bagi seorang siswa atau dirinya sendiri, belajar mandiri,
peserta didik yang sedang meningkatkan keterampilan yang
melaksanakan tugas dan kewajiban dimilikinya, dan mengembangkan
belajar, kreativitas yang muncul dari kemampuan berfikirnya.
dalam dirinya merupakan sesuatu
Pendidikan pada anak usia
yang sangat berharga. Dalam proses
dini sangat dipengaruhi oleh
belajar dimana saat ini paradigma
pendidiknya, tetapi terkadang
pembelajaran lebih ditujukan kepada
pendidik kurang memahami tentang
keaktifan siswa dalam menemukan,
pentingnya memupuk kreativitas
mencari dan menyelesaikan kegiatan
anak sejak usia dini. Kreativitas
belajar maka sangat dituntut siswa
seorang anak tidak akan berkembang
yang memiliki potensi kreatif dari
jika lingkungan tidak mendukung.
diri sendiri. Guru hanya sebagai
Oleh karena itu, lingkungan
pembimbing dan pengarah sementara
pendidikan dalam hal ini sekolah
siswa sebagai pencetus dan penemu.
memegang peranan penting dalam
Dengan semangat dan kreativitas yang mengembangkan kreativitas anak.
tinggi tentunya prestasi belajar sebagaimana Sejalan dengan hal tersebut, M.
diharapkan akan mudah terwujud. Prestasi Yamin dan Sanan menyatakan
belajar siswa merupakan salah satu tujuan bahwa :
dan harapan setiap insan yang sedang
menjalani sebuah pendidikan dan begitupun
Permasalahan yang terjadi di kelas adalah menggunakan media yang sama
peran guru masih sangat dominan. Hal ini seperti plastisin dan kertas origami
dibuktikan dengan kegiatan utama guru di sehingga anak sudah mengetahuinya
dalam kelas hanya menyampaikan informasi yang menyebabkan kreativitasnya
yang bersifat satu arah sehingga anak kurang muncul.
cenderung menjadi pasif, sebagian besar 4. Guru kurang berinovasi dengan
guru menyandarkan pemilihan bahan menggunakan media lain selain media
ajarnya pada buku teks yang telah baku, yang sudah sering digunakan dalam
sehingga peserta didik kurang mendapat kegiatan keterampilan sebelumnya.
perspektif yang realistik dan berdaya guna Salah satu media yang dapat
bagi pemecahan masalah dalam kehidupan digunakan dalam meningkatkan
sehari-hari, adanya pengaturan tempat kreativitas anak adalah kokoru.
duduk dan penugasan yang cenderung Kokoru adalah singkatan dari Colour
mengisolasi satu anak dengan anak lainnya, Corrugated Paper artinya kertas
sehingga mempersulit komunikasi dan berwarna yang bergelombang atau
pertukaran pemikiran antar peserta didik, kertas bergelombang warna. Kokoru
sehingga melumpuhkan kreativitas anak merupakan kertas kardus yang
yang tentu juga mempengaruhi kemandirian bergelombang dengan warna coklat
anak, sebab anak yang kreatif cenderung dan memiliki warna yang menarik.
mandiri.5 Kerajinan kokoru masih
berhubungan dengan seni melipat
Berdasarkan hasil observasi
kertas hanya saja ada penambahan
dan wawancara yang telah dilakukan
pada seni menggunting. Kokoru
di RA Nurul Fadillah Kecamatan
lebih banyak proses menggulung,
Binjai Kabupaten Langkat Tahun
menggunting dan menempel. Melalui
Ajaran 2020/2021, ditemukan bahwa
kemampuan menggulung,
kreativitas anak kelompok B masih
mengunting, dan menempel kertas
rendah. Hal ini dapat terlihat ketika
kokuru maka akan muncul
anak mengerjakan tugas
kreativitas anak dalam membuat
keterampilan, seperti menganyam,
sesuatu yang berbeda dengan apa
meronce, melipat kertas origami dan
yang pernah dibuatnya melalui kertas
membuat bentuk dari plastisin,
origami.
antara lain :
Dengan begitu, perlu
1. Masih banyak anak yang mencontoh
kiranya melakukan tindakan
hasil karya yang dibuat guru dan
peningkatan kreativitas anak yang
temannya.
masih belum maksimal. Kreativitas
2. Masih banyak anak tidak berani atau
pada anak usia dini sangat penting
tidak mau mencoba menambah bentuk
ditingkatkan sebab akan menjadi
lain dari bentuk yang sudah ada.
bekal bagi mereka dalam
3. Media yang digunakan pada kegiatan
menghadapi kehidupan di masa
keterampilan anak selalu
depan. Selain itu, penggunaan kertas untuk membuat kombinasi baru,
kokoru merupakan sesuatu yang berdasarkan data, informasi, atau unsur-
belum dilakukan di sekolah tersebut unsur yang ada”.6 Menurut James J.
sehingga diyakini akan membuat Gallagher dalam Yeni Rachmawati
ketertarikan anak dan kreativitasnya mengatakan bahwa “Creativity is a mental
mampu ditingkatkan. process by which an individual crates new
ideas or products, or recombines existing
Berdasarkan kondisi yang
ideas and product, in fashion that is novel to
ada pada anak kelompok B di Nurul
him or her“ (kreativitas merupakan suatu
Fadillah Kecamatan Binjai
proses mental yang dilakukan individu
Kabupaten Langkat Tahun Ajaran
berupa gagasan ataupun produk baru, atau
2020/2021 maka akan dilakukan
mengkombinasikan antara keduanya yang
penelitian tindakan kelas untuk
pada akhirnyakan melekat pada dirinya).7
meningkatkan kreativitas anak.
Ciri-Ciri Kreativitas
Rumusan Masalah
Kreativitas pada diri anak usia
1. Bagaimana kreativitas anak sebelum
dini merupakan suatu hal yang
menggunakan kertas kokoru di kelompok
mampu menunjang aktivitas anak
B RA Nurul Fadillah Kecamatan Binjai
belajar siswa di sekolah. Oleh
Kabupaten Langkat Tahun Ajaran
karenanya, tidak semua anak yang
2020/2021 ?
beraktifitas di sekolah adalah anak
2. Bagaimana kreativitas anak sesudah
kreatif sebab ada beberapa ciri yang
menggunakan kertas kokoru di kelompok
menunjukkan bahwa anak itu
B RA Nurul Fadillah Kecamatan Binjai
memiliki kreativitas.
Kabupaten Langkat Tahun Ajaran
2020/2021 ? Adapun ciri-ciri anak kreatif menurut
3. Bagaimana peningkatan kreatifitas anak Slameto diantaranya adalah:
dengan menggunakan kertas kokoru di
1). Hasrat keingintahuan yang cukup
kelompok B RA Nurul Fadillah
besar.
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Tahun Ajaran 2020/2021 ? 2). Bersikap terbuka terhadap
pengalaman baru.
2. TINJAUAN PUSTAKA
3). Panjang akal.
Kreativitas
4). Keinginan untuk menemukan dan
Lahirnya kreativitas dalam bentuk meneliti.
gagasan maupun karya nyata pada dasarnya
5). Cenderung lebih menyukai tugas
merupakan perpaduan antara kedua belahan
yang berat dan sulit.
fungsi otak, yaitu belahan otak kanan dan
belahan otak kiri. Menurut Utami 6). Cenderung mencari jawaban yang
Munandar, kreativitas adalah “kemampuan luas dan memuaskan.
7). Memiliki dedikasi bergairah serta tersebut. Hal ini penting untuk
aktif dalam melaksanakan tugas. diperhatikan karena tingkat ketercapaian
kepuasan seseorang akan mempengaruhi
8). Berfikir fleksibel.
perkembangan sosial emosinya.
9). Menanggapi pertanyaan yang
4). Dengan kreativitas memungkinkan
diajukan serta cenderung memberi
manusia meningkatkan kualitas
jawaban lebih banyak.
hidupnya. Gagasan-gagasan baru sebagai
10). Kemampuan membuat analisis dan buah pemikiran kreatif akan sangat
sitesis. diperlukan untuk menghadapi masa
depan yang penuh tantangan.9
11). Memiliki semangat bertanya serta
meneliti. Faktor Yang Mempengaruhi
Kreativitas
12). Memiliki daya abstraksi yang cukup
baik. Pada mulanya kreativitas dipandang
sebagai faktor bawaan yang hanya
13). Memiliki latar belakang membaca
dimiliki oleh individu tertentu, namun
yang cukup luas.8
dalam perjalanan selanjutnya ditemukan
Tujuan dan Fungsi Pengembangan bahwa kreatifitas tidak dapat
Kreativitas berkembang secara otomatis tetapi
membutuhkan rangsangan dari
Pendidikan anak usia dini merupakan
lingkungan.
sarana bagi pengembangan segala
potensi yang dimiliki anak. Menurut Diantara faktor yang mempengaruhi
Utami Munandar ada alasan mengapa kreativitas belajar siswa menurut Utami
kreativitas penting untuk dikembangkan Munandar, adalah:
dalam diri anak, antara lain :
1). Usia.
1). Dengan berkreasi anak dapat
2). Tingkat pendidikan orang tua.
mewujudkan dirinya. Perwujudan diri
adalah salah satu kebutuhan pokok 3). Tersedianya fasilitas.
manusia.
4). Penggunaan waktu luang.10
2). Kemampuan berpikir kreatif dapat
Kertas Kokoru
melihat berbagai macam penyelesaian
suatu masalah. Mengekspresikan Kokoru adalah singkatan dari Colour
pikiran-pikiran yang berbeda dari orang Corrugated Paper artinya kertas berwarna
lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan yang bergelombang atau kertas
mampu melahirkan berbagai macam bergelombang warna. Menurut Reno
gagasan. Suryani, “kertas Kokoru merupakan kertas
3). Bersibuk secara kreatif akan
memberikan kepuasan kepada individu
bergelombang yang memiliki aneka 2) Kertas Kokoru yang memiliki bentuk
warna”.1 Kertas Kokoru menurut Taradipta memanjang, terdiri dari kertas Kokoru
adalah “kertas yang memiliki tekstur yang Ichi, Ichigo, Ichiro.
bergelombang dan memiliki aneka warna a) Kertas Kokoru Ichi memiliki warna-
yang mudah dikreasikan menjadi berbagai warna dasar seperti: biru, hijau, hitam,
bentuk”.12 putih, merah, oranye, gold, dan
kuning.
Menurut Ely Yuliana, kokoru adalah “kertas
b) Kertas Kokoru Ichigo memiliki warna-
tebal berwarna yang bergelombang (colour
warna pastel seperti: abu-abu, putih,
corrugated paper), dan kertas ini dapat
krem, kuning muda, hijau muda, biru
digunting, dilipat atau digulung menjadi
muda, ungu muda, dan pink.
aneka bentuk yang inginkan”.13 Kemudian
Dewi Hendraningrat menjelaskan bahawa Kertas Kokoru Ichiro memiliki warna-warna
“Kertas kokoru adalah kertas yang gelap seperti: hitam, cokelat, krem, kuning,
bergelombang seperti kardus dan memiliki hijau tua, merah, ungu tua dan biru tua.15
banyak warna yang menarik. Ada yang
Manfaat Bermain Kertas Kokoru
warna gelap, sedang atau pun terang”.14
Sebagai salah satu media
Jenis-Jenis Kertas Kokoru
pembelajaran, tentu bermain dengan
Menurut Reno Suryani ada dua bentuk dari kertas kokoru memiliki banyak
kertas Kokoru yang dapat digunakan dalam manfaat khususnya pada aspek
kegiatan bermain kertas Kokoru di TK yaitu: pengembangan seni pada anak usia
dini. Melalui bermain kertas Kokoru
1) Kertas Kokoru yang memiliki bentuk
dapat meningkatkan kreativitas anak
persegi (sebesar A4), terdiri dari kertas
pada aspek kelancaran, keluwesan,
Kokoru Hachi, Hachigo, dan Hachiro.
keaslian, dan keterperincian.
a) Kertas Kokoru Hachi memiliki warna-
Menurut Reno Suryani banyak
warna dasar seperti: biru, hijau, hitam,
kegunaan dari bermain Kokoru bagi
putih, merah, oranye, gold, dan
anak usia dini, selain mempunyai
kuning.
unsur pendidikan juga memiliki
b) Kertas Kokoru Hachigo memiliki
manfaat antara lain:
warna-warna pastel seperti: abu-abu,
putih, krem, kuning muda, hijau muda, 1) Mengembangkan keterampilan motorik
biru muda, ungu muda, dan pink. halus anak (koordinasi mata dan tangan).
c) Kertas Kokoru Hachiro memiliki 2) Dapat melatih sikap pengendalian emosi
warna-warna gelap seperti:hitam, anak dengan baik.
cokelat, krem, kuning, hijau tua, 3) Anak menuangkan kreativitasnya, karena
merah, ungu tua dan biru tua. kertas Kokoru mudah dibentuk menjadi
bentuk apapun.
1
4) Dapat melatih konsentrasi anak.
Reno Suryani, Kerajinan
Kokoru untuk Anak, (Yogyakarta:
Arcitra, 2014), hlm. 10.
5) Anak menjadi semakin termotivasi lagi Hiasi bentuk dengan tambahan mata dan
mengikuti pembelajaran tangan jika ingin menjadi suatu tokoh atau
6) Mengembangkan keterampilan seni rupa sesuai dengan kreativitas anak.18
anak.
Kelebihan dan Kekurangan Kertas
7) Mengasah memori visual anak.
Kokoru
8) Menstimulasi kemampuan mengikuti
arahan. Media kertas kokoru juga memiliki
9) Melatih persepsi spasial anak.16 kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan
kekurangan dari kertas kokoru, yaitu sebagai
Teknik Bermain Kertas Kokoru
berikut:
Menurut Reno Suryani “bermain kertas
1) Kelebihan kertas kokoru
Kokoru memiliki beberapa teknik
a) Kertas tidak mudah robek atau rusak.
pembuatannya, diantaranya: menggulung;
b) Memiliki tekstur yang unik
menggunting; dan menempel”.17
bergelombang.
Langkah-langkah Bermain Kertas c) Memiliki aneka warna yang menarik.
Kokoru d) Dapat mengasah intuisi dan imajinasi
anak.
langkah-langkah secara umum dalam
e) Dapat melatih anak berfikir kreatif.
bermain menggunakan kertas Kokoru
f) Dapat meningkatkan kemampuan
menurut Reno Suryani yaitu :
motorik halus pada anak.19
1) Siapkan alat dan bahan (kertas Kokoru, 2) Kekurangan kertas kokoru
gunting dan lem). a) Harga yang relatif mahal, sehingga
2) Potong kertas Kokoru sesuai dengan jarang digunakan oleh lembaga
kebutuhan atau model yang akan dibuat. PAUD.
3) Bentuk kertas Kokoru sesuai dengan b) Hanya memiliki dua ukuran saja.
bentuk yang akan dibuat, dengan c) Membutuhkan aksesoris tambahan,
menggulung kertas Kokoru. berupa mata boneka.20
4) Rekatkan kertas tersebut menggunakan Kerangka Berpikir
lem hingga menyerupai bentuk yang Salah satu potensi yang harus dikembangkan
ingin dibuat. Lem yang digunakan untuk pada anak usia dini adalah kreativitas
membuat kreasi kertas Kokoru ini bisa pada anak. Kreativitas anak di sekolah
menggunakan lem tembak dengan daya yang rendah menjadi tanggung jawab
rekat yang tinggi dan mudah kering, lem guru karena guru adalah sosok yang
PVAc/lem handicraft adhesive, lem UHU bertanggung jawab dalam memberikan
lem kayu, maupun lem kertas. Namun pengajaran, bimbingan, dan pengetahuan
untuk keamanan anak-anak saat kepada anak. Adapun cara yang
menggunakan lem lebih baik pilih lem dilakukan dalam mengatasi masalah
khusus untuk kerajinan karena selain rendahnya kreativitas pada anak adalah
aman digunakan juga memiliki tingkat dengan menggunakan media kertas
kerekatan tinggi. kokoru.
Penggunaan media kertas kokoru hampir Tempat dan Waktu Penelitian
sama dengan kertas origami yang akan
Penelitian ini dilakukan pada RA Nurul
melibatkan kemampuan anak
Fadillah Kecamatan Binjai Kabupaten
menggunting, menggulung, menempel
Langkat Tahun Ajaran 2020/2021.
dan membentuk. Bedanya adalah kertas
kokoru memiliki tekstur bergelombang Adapun waktu penelitian ini bulan Maret -
sehingga lebih unik dan disenangi anak Agustus 2020.
terlebih belum pernah digunakan oleh
Subjek Penelitian
guru dalam kegiatan keterampilan
membentuk. Warna kertas kokoru yang Dalam penelitian tindakan kelas tentu
beraneka ragam juga dapat membuat melibatkan orang yang menjadi target atau
motivasi anak untuk mencoba sasaran penelitian yang disebut dengan
membentuk sesuatu yang baru subjek penelitian. Oleh sebab itu, subjek
diharapkan akan muncul sehingga dalam penelitian ini adalah anak kelompok
mampu memupuk kreativitas anak dalam B di RA Nurul Fadillah Kecamatan Binjai
membentuk sesuatu sesuai dengan Kabupaten Langkat Tahun Ajaran
kreativitasnya. Penggunaan kertas kokoru 2020/2021 yang terdiri dari 16 orang anak
dalam kegiatan pembelajaran yang dengan jumlah anak perempuan sebanyak 6
dilakukan oleh guru di RA Nurul Fadillah orang anak, dan anak laki-laki sebanyak 10
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat orang anak.
belum pernah dilakukan sehingga
Sumber Data
pelaksanaan tindakan kelas nantinya
diyakini menjadi sesuatu yang sangat Sumber data dalam penelitian ini adalah
menarik bagi anak yang akan mempu orang-orang yang dapat dijadikan sumber
meningkatkan kreativitas anak yang penelitian terutama yang terlibat langsung
memang menjadi perhatian dalam duni dalam kegiatan yaitu Kepala RA, guru kelas
pendidikan anak usia dini, selain dan anak yang telah ditetapkan sebelumnya,
pengembangan berbagai potensi dan menjadi bagian dari anak yang
kemampuan lainnya. diobservasi pada tahap pratindakan. Sumber
Hipotesis data merupakan pihak yang sangat
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, menentukan keberhasilan dari sebuah
maka hipotesis tindakan yang diajukan tindakan baik secara teori maupun secara
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah aplikasi dalam kegiatan pembelajaran di
terjadi peningkatan yang signifikan pada sekolah yang menjadi tempat penelitian.
kreativitas anak dengan menggunakan media
Teknik Pengumpulan Data
kertas kokoru di RA Nurul Fadillah
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Teknik pengumpulan data yang
Tahun Ajaran 2020/2021. digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, dokumentasi dan unjuk kerja.
3. METODE PENELITIAN
1. Observasi yaitu mengamati secara kreativitas. Dalam hal ini, kegiatan

langsung segala kegiatan atau hal- anak membuat bermacam bentuk

hal yang berhubungan dengan yang dengan media yang disediakan

diteliti. Dalam hal ini peneliti (kertas kokoru) akan menjadi

melakukan pengamatan dan penilaian tersendiri untuk

pencatatan mengenai pelaksanaan menentukan tingkat kreativitas

pembelajaran di kelas dan terlibat masing-masing anak dengan cara

langsung dengan aktivitas yang menchecklist lembar penilaian yang

dilakukan oleh anak untuk telah dipersiapkan sebelumnya.

mengetahui tingkat kreativitas


A. Teknik Analisis Data
anak.
Pada penelitian tindakan kelas
2. Dokumentasi yaitu pengumpulan
ini menggunakan analisa data deskriptif
data melalui pengambilan dokumen kuantitatif. Data yang diperoleh peneliti
dikumpulkan dan dianalisis untuk
seperti data-data siswa, data guru, mengetahui target pencapaian
pembelajaran. Oleh karenanya peneliti
laporan hasil belajar anak, dan hal- akan menganalisa data dengan jalan
menganalisa peningkatan kreativitas
hal lain yang di dokumentasikan anak melalui penggunaan media kokoru
yang kemudian disimpulkan secara
melalui gambar atau foto sebagai umum sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Adapun analisa data yang
bahan kajian dalam penelitian.
digunakan adalah statistik deskriptif
3. Unjuk kerja yaitu pengumpulan kuantitatif dengan rumus sebagai
berikut :
data melalui kegiatan yang

dilakukan dengan mengamati f


P= x 100 %
n
aktivitas anak dalam melakukan
Sumber :
tugas yang berkaitan dengan
Suharsimi Arikunto (2006:81)
Keterangan: tindakan kelas yang akan dilakukan
nantinya.
P = Angka Persentase
Pelakanaan tindakan kelas
f = Frekuensi yang sedang dicari dilakukan dengan tetap menyesuaikan
persentasenya dengan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan sehari-hari sehingga tidak
n = Number of Cases (jumlah frekuensi mengganggu jadwal pelaksanaannya.
yang sedang dicari persentasenya) Sementara itu, pelaksanaan tindakan
Selanjutnya data tersebut dapat kelas dilakukan dengan melibatkan satu
diinterpretasikan ke dalam empat kelas dari dua kelas yang anak yaitu
tingkatan atau kriteria, yaitu: ditetapkan anak kelas kelompok B
sebagai objek penelitian untuk
1. Kriteria baik apabila nilai yang mendapatkan perlakuan sesuai dengan
diperoleh anak antara 80-100% perencanaan yang dibuat. Adapun anak
2. Kriteria cukup apabila nilai yang yang menjadi objek tindakan kelas
diperoleh anak antara 60-79% sebanyak 16 orang.
Pelaksanaan tindakan kelas
3. Kriteria kurang apabila nilai yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
diperoleh anak antara 30-59% kreativitas anak dengan kegiatan
4. Kriteria tidak baik apabila nilai yang merangkai, membentuk, dan menyusun
diperoleh anak antara 0-29% berbagai bentuk dengan menggunakan
media kerta kokoru sebagai media baru
yang belum pernah dilakukan oleh guru
selama ini. Diharapkan dengan adanya
4. HASIL PENELITIAN DAN
pelaksanaan tindakan tersebut terjadi
53
PEMBAHASAN
peningkatan yang lebih baik pada
A. Deskripsi Latar Penelitian
kreativitas anak.
Penelitian ini dilakukan di RA
B. Pelaksanaan Tindakan
Nurul Fadillah Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat. Sebelum Pelaksanaan tindakan
melakukan penelitian, peneliti merupakan rangkaia kegiatan yang
melakukan koordinasi dengan pihak dilakukan dalam rangka melihat
Kepala Sekolah sebagai penanggung permasalahan yang ada dengan adanya
jawab lokasi penelitian untuk upaya perbaikan dan peningkata sesuai
diperkenankan melakukan penelitian dengan apa yang diharapkan melalui
yang dimaksud. Koordinasi juga tahapan-tahapan yang direncanakan
dilakukan dengan beberapa guru untuk secara matang. Dalam pelaksanaan
mengetahui kondisi anak dengan tindakan kelas atau PTK ini, maka
berkomunikasi terkait perkembangan dilakukan sebanyak tiga tahap yaitu
yang terjadi pada anak selama ini. tindakan pada Prasiklus, Siklus I, dan
Selain itu, guru kelas diajak untuk Siklus II. Untuk mengetahui lebih lanjut
membantu dalam melaksanakan dapat dilihat dapat deskripsi berikut :
1. Prasiklus Pada saat pengamatan
yang dilakukan sebelum tindakan
Proses pembelajaran yang atau prasiklus terlihat bahwa
dilakukan di RA Nurul Fadillah tingkat kreativitas anak masih
Kecamatan Binjai Kabupaten belum maksimal yang dapat dilihat
Langkat sudah baik, hal ini bisa dari hasil unjuk kerja yang
dilihat dari kegiatan pembelajaran dilakukan masih banyak yang
yang dilakukan sudah menstimulasi belum sesuai dengan apa yang
enam aspek perkembangan yang ditugaskan, anak juga cenderung
meliputi perkembangan fisik menunggu contoh dari guru dalam
motorik, bahasa, sosial emosianal, membuat hasil karya melalui media
kognitif, seni, nilai agama dan yang tersedia. Selain itu, masih
moral. Namun untuk kegiatan seni banyak anak menyatakan tidak
atau kreativitas anak masih kurang mampu membuat satu contoh
optimal dengan penggunaan LKA bentuk hasil karya tanpa adanya
dalam pembelajarannya. Peneliti contoh terlebih dahulu, dan juga
melakukan pengamatan terhadap dalam hal menggunting dan
tingkat kreativitas anak sebagai menempel masih banyak kerja anak
langkah awal sebelum diadakan yang belum terlihat rapi sehingga
penelitian tindakan kelas. masih perlu dibantu oleh guru
Observasi pratindakan untuk merapikan dan
dilakukan pada tanggal 8 Oktober memperbaikinya.
2020, dengan menggunakan tema Penelitian Pratindakan ini
Aku Hamba Allah dengan sub tema dilakukan dengan teknik
Tubuhku. Pada tahap ini peneliti pengumpulan data yaitu observasi
dan guru melakukan bimbingan dan dan unjuk kerja. Aspek penilaian
stimulasi awal untuk mengetahui yang digunakan ketika pra tindakan
kreativitas anak sebelum tindakan. yaitu ketepatan dalam mencontoh
Kegiatan yang diberikan yaitu bentuk yang dibuat oleh guru dalam
menggunakan potongan kertas lipat kegiatan pembelajaran, kemampuan
yang diberi pola lingkaran dan juga membentuk sebuah gambar dengan
media kertas origami. Kemudian baik, dan kemampuan dalam
anak diminta untuk menggunting melipat, menggunting, serta
dan menempelkannya di sebuah menempel kertas dengan baik dan
kertas menyerupai bentuk orang, rapi.
bentuk hewan atau bentuk lainnya
sesuai imajinasi anak. Data yang Hasil observasi kreativitas
diperoleh dari pra tindakan akan anak pada Pratindakan dapat
53 dilihat pada Tabel 4.1. berikut ini:
digunakan untuk mengukur
kreativitas anak kelompok B Tabel 4.1. Kreativitas Anak
melalui kegiatan bermain media Sebelum Tindakan atau Prasiklus
kertas origami.
No Nama Anak Indikator penin
Keterangan :
BB = Belum Berkembang
Anak mampu
mencontoh MB = Mulai Berkembang
bentuk yang BSH = Berkembang Sesuai
ditampilkan Harapan
guru
BSB = Berkembang Sangat Baik
B M
B B Berdasarkan tabel di atas,
maka dapat ditetapkan akumulasi
1 Aldebaran Nabhan √ hasil observasi kreativitas anak RA
Syah Nurul Fadillah Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat sebelum
tindakan sebagaimana tabel berikut:
2 Ali Ananda Sufarto √ Tabel 4.2. Akumulasi Kreativitas
3 Alysa Fathma Arijuna √ Anak Sebelum Tindakan
4 Aura Anatasya √
f1 f2 f
5 Farhan Andreas
Indikator
Pratama No
BB MB B

6 Gusti Wandika √ 1 Anak mampu 5 6


mencontoh
7 Ibra Affan Ferdian √ bentuk yang
8 Maulana Ilyas √ ditampilkan
guru 31,25 % 37,50 % 18,7
9 Mirza Ghani Ahmad
10 Nafisa Azzuhra Ulfa √
2 Anak mampu 6 4
11 Nailah Azzahra membuat satu
contoh bentuk
12 Qori Alhabsyi √ dengan baik 37,50 % 25,00 % 25,0

13 Risky Amila
3 Anak mampu 5 4
14 Rival Alfazri √ menggulung,
menggunting,
15 Syahfa Azzahra
dan menempel
dengan rapi 31,25 % 25,00 % 25,0
16 Zidan Raziq √
Ramadhan

Jumlah 5 6 Berdasarkan tabel di atas,


terlihat bahwa pembagian
kemampuan anak atau kreativitas dengan baik
anak sebelum dilakukannya
tindakan didominasi pada dua
3 Anak mampu 4 3
aspek perkembangan yang rendah menggulung,
yaitu pada aspek belum menggunting, dan
berkembang dan pada aspek mulai menempel
berkembang meskipun pada aspek dengan rapi 25,00 % 18,75 % 43
berkembang sesuai harapan dan
berkembang sangat baik sudah
terlihat. Oleh sebab itu, maka akan
ditentukan berapa besar tingkat
Berdasarkan tabel di atas,
kreativitas pada anak sebelum
terlihat berapa besar kemampuan
tindakan untuk menjadi dasar
anak pada tiga aspek kreativitas
dalam pelaksanaan tindakan yang
anak sebelum dilakukan tindakan
akan dilakukan nantinya melalui
kelas, dan berapa besar capaian
media kertas kokoru yang belum
tindakan prasiklus.
pernah digunakan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran karena Untuk melihat kreativitas
biasanya hanya menggunakan kerta anak RA Nurul Fadillah Kecamatan
origami. Tingkat kreativitas anak Binjai Kabupaten Langkat lebih
sebelum tindakan dapat dilihat jelas sebagaimana tabel diatas,
sebagaimana tabel berikut: maka dapat dilihat pada grafik
berikut:

Tabel 4.3. Tingkat Kreativitas Anak


Sebelum Tindakan

Grafik 4.1. Kreativitas Anak


f3
No Indikator Sebelum Tindakan
BSH

1 Anak mampu 3
mencontoh
bentuk yang
ditampilkan guru 18,75 % 12,50 %

2 Anak mampu 4
membuat satu
contoh bentuk 25,00 % 12,50 %
menggunting, dan menempel
Kreativitas Anak
dengan rapi sebesar 43,75 %.
43.75%
50.00% 37.50% Jika dilihat pada hasil yang
40.00% 31.25% diperoleh terutama pada capaian
tindakan yang baru mencapai 37,50
30.00%
% dengan kriteria kurang maka
20.00% pada kondisi sebelum tindakan
10.00% dapat dinyatakan bahwa kreativitas
anak kelompok B di RA Nurul
0.00% Fadillah Kecamatan Binjai
Anak mampu mencon- Anak mampu mem- Anak mampu menggu-
toh bentuk yang di- buat satu contoh ben- lung,Kabupaten
menggunting,Langkat masih sangat
tampilkan guru tuk dengan baik perlu ditingkatkan
dan menempel dengan karena masih
rapi anak yang kurang memiliki
banyak
kreativitas. Upaya peningkatan
kreativitas anak akan dilakukan
pada tindakan pembelajaran dengan
menggunakan media kertas kokoru.
Berdasarkan grafik di atas, Diharapkan dengan penggunaan
maka tingkat kreativitas anak di RA media kertas kokoru akan mampu
Nurul Fadillah Kecamatan Binjai meningkatkan kreativitas anak
Kabupaten Langkat dapat jelaskan dalam berkreasi.
sebagai berikut:
2. Siklus I
a. Kreativitas anak pada indikator
Pelaksanaan penelitian
anak mampu mencontohkan tindakan kelas pada anak RA Nurul
Fadillah Kecamatan Binjai
bentuk yang ditampilkan guru
Kabupaten Langkat dilaksanakan
dalam 2 siklus yaitu siklus I, siklus
sebesar 31,25 %.
II. Pada setiap pelaksanaan
b. Kreativitas anak pada indikator tindakan siklus penelitian terdiri
dari 4 tahapan yaitu, perencanaan,
anak mampu membuat satu pelaksanaan, obsrevasi dan refleksi.
a. Perencanaan Siklus I
contoh bentuk dengan baik
Tahap perencanaan
sebesar 37,50 %. tindakan, peneliti membuat
persiapan pembelajaran yang
c. Kreativitas anak pada indikator akan dilakukan pada Siklus I
meliputi kegiatan sebagai
anak mampu menggulung, berikut:
1) Pembuatan Rencana menilai peningkatan

Pelaksanaan Pembelajaran kreativitas anak.

Harian (RPPH) tentang 4) Peneliti mempersiapkan

materi yang akan diajarkan alat untuk

sesuai dengan media mendokumentasikan

pembelajaran yang kegiatan yang dilakukan

digunakan, di mana anak.

kegiatan peningkatan 5) Menata lingkungan

kreativitas anak. belajar, yaitu secara

2) Menentukan bentuk media kelompok 4-5 orang anak.

apa yang dipilih dalam b. Pelaksanaan Siklus I

pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan tindakan


merupakan langkah-langkah
bermain kertas Kokoru kegiatan yang akan dilakukan
dengan menggunakan panduan
pada Siklus I. Pemilihan perencanaan yang telah dibuat
dan sesuai dengan RPPH. Pada
bentuk media
pelaksanaannya bersifat
fleksibel dan terbuka bila
memerhatikan tema yang
terjadi perubahan-perubahan.
sedang berjalan. Bentuk Adapun kegiatan yang akan
dilakukan meliputi:
media yang dipilih adalah
1) Peneliti bersama guru
membentuk kertas
kelas mengkondisikan
Kokoru.
anak untuk membuka
3) Peneliti mempersiapkan
kegiatan sebelum
lembar penilaian untuk
diadakannya kegiatan

belajar mengajar.
2) Berdoa, membuka dengan menggunakan

pelajaran. media kertas kokoru.

3) Bercakap-cakap mengenai 7) Peneliti mengamati

sesuatu yang berhubungan kegiatan anak dalam

dengan kreativitas membuat hasil karya

sehingga anak termotivasi kreatif dengan media

untuk mengikuti kegiatan kokoru selama kegiatan

pembelajaran yang akan berlangsung.

dilaksanakan. 8) Guru memberikan

4) Peneliti menjelaskan pendampingan secara

kegiatan pembelajaran khusus pada anak yang

yang akan dilakukan mengalami kesulitan

dengan penggunaan media dalam membuat hasil

kertas kokoru. karya kreatif.

5) Peneliti memberikan 9) Mengevaluasi hasil karya

contoh bentuk karya seni yang telah dibuat anak.

kreatif yang terbuat dari Guru memberikan

media kertas kokoru. penilaian dan penghargaan

6) Peneliti memberikan tugas pada hasil karya yang telah

kepada setiap anak untuk anak buat.

mampu membuat berbagai 10) Menutup kegiatan

bentuk karya seni kreatif pembelajaran, dan doa

penutup kegiatan.
c. Pengamatan Siklus I 2 Peneliti mempersiapkan berba
pertanyaan yang sesuai dengan tuju
Pada saat pengamatan pembelajaran
atau observasi kegiatan yang
dilakukan peneliti adalah
mengamati kegiatan yang 3 Peneliti melaksanakan pembelaja
dilakukan anak selama secara klasikal dan individual
mengikuti kegiatan.
Pengamatan tersebut dilakukan
dengan lembar check list. Perlu 4 Peneliti memberikan con
diketahui bahwa dalam pemanfaatan media kertas kok
pelaksanaan tindakan siklus I menjadi beberapa bentuk ka
maka peneliti sebagai guru seni
telah melaksanakan kegiatan
yang disesuikan dengan
perencanaan sebelumnya. Oleh 5 Peneliti memberikan kesempatan kep
anak untuk mengikuti instruksi g
sebab itu, dalam siklus I
membuat beberapa bentuk karya s
peneliti juga menjadi bagian dari media kertas kokoru
dari amatan oleh kolabor.
Dengan demikian, akan
dikemukakan hasil pengamatan 6 Peneliti memberikan tugas kepada an
yang dilakukan oleh peneliti untuk membuat berbagai bentuk ka
sebagai guru dan kreativitas seni dari kertas kokoru sesuai ide d
anak setelah mengikuti gagasan masing-masing
kegiatan pembelajaran.
1) Hasil pengamatan guru
7 Peneliti melakukan pengamatan terhad
Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan anak dal
hasil pengamatan yang membuat karya seni dari kertas kokoru
dilakukan guru pada tahap
siklus I, maka dapat dilihat
pada tabel berikut: 8 Peneliti membantu anak yang mengala
Tabel 4.4. Kemampuan Guru kendala dalam membuat hasil karya
Pada Siklus I

9 Peneliti meminta anak un


mengumpulkan hasil karya seni masi
Deskripsi Observasi
No masing
Kemampuan Guru

1 Peneliti menjelaskan kegiatan yang akan 10 Peneliti melakukan penilaian terhad


dilaksanakan dengan jelas hasil kerja anak secara objektif
11 Peneliti menyimpulkan kegiatan Kemampuan guru
pembelajaran yang dilakukan dan dalam melaksanakan kegiatan
menutup dengan doa pembelajaran meningkatkan
kreativitas anak pada siklus I
sebesar 72,73 % dengan
Jumlah (Skor Item x Perolehan) kriteria Cukup. Pada
pelaksanaan tindakan di siklus
Total Nilai I kemampuan guru dalam
merencanakan dan
melaksanakan kegiatan
pembelajaran sudah cukup
karena sebelum
melaksanakannya, guru
Keterangan: melakukan koordinasi dengan
SB = Sangat Baik (Skor pihak guru kelas terkait
3) pelaksanaan yang akan
B = Baik (Skor 2) dilaksanakan sehingga mudah
KB = Kurang Baik (Skor mengaplikasikannya dalam
1) kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil 2) Hasil pengamatan anak
observasi kemampuan guru
sebagaimana tabel diatas, maka Observasi pada Siklus
dapat ditentukan nilai I dilakukan secara kolaborasi.
kemampuan guru melalui Aspek yang diamati yaitu
rumus berikut: kemampuan anak dalam
mencontoh bentuk, membuatk
bentuk dengan baik, dan
mampu menggulung,
mengunting dan menempel
Keterangan: dengan baik.
P = Angka persentase Tabel 4.5. Kreativitas Anak
f = Total nilai perolehan Pada Siklus I

n = Jumlah item soal x skor No Nama Anak Indikator penin


tertinggi (11 x 3 = 33) melalui
Anak mampu An
Dengan demikian, maka mencontoh me
kemampuan guru dalam melaksanakan bentuk yang con
kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah: ditampilkan de
guru
24
P= x 100 % 24 B M B B B
33 P = x100 % B B S S B
33 H B
P=72,73 %

P = 72,73 %
1 Aldebaran BSB = Berkembang Sangat
Baik
Berdasarkan tabel di
2 Ali Ananda √
atas, maka dapat ditetapkan
akumulasi hasil observasi
3 Alysa Fathma
kreativitas anak RA Nurul
4 Aura √ Fadillah Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat pada
5 Farhan tindakan siklus I sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 4.6. Akumulasi
6 Gusti W
Kreativitas Anak Pada Siklus I
7 Ibra Affan F
f1 f2 f
8 Maulana No Indikator

9 Mirza Ghani BB MB B

10 Nafisa AU √ 1 Anak mampu 3 1


mencontoh
11 Nailah A bentuk yang
ditampilkan
guru 18,75 % 6,25 % 37,5
12 Qori A

13 Risky Amila
2 Anak mampu 2 4
membuat satu
14 Rival Alfazri √
contoh bentuk
dengan baik 12,50 % 25,00 % 37,5
15 Syahfa A

16 Zidan Raziq 3 Anak mampu 2 1


menggulung,
menggunting,
dan menempel
Jumlah 3 1 12,50 % 6,25 % 43,7
dengan rapi

Keterangan :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang Berdasarkan tabel di
BSH = Berkembang Sesuai atas, terlihat bahwa pembagian
Harapan kemampuan anak atau
kreativitas anak setelah
dilakukannya tindakan pada BSH BSB
siklus I sudah mulai bergerak
dari dua aspek perkembangan 1 Anak mampu 6 6
yaitu aspek belum berkembang mencontoh
dan aspek mulai berkembang bentuk yang
pada aspek berkembang sesuai ditampilkan guru 37,50 % 37,50 % 75
harapan dan berkembang
sangat baik sudah terlihat.
Namun demikian, tampaknya 2 Anak mampu 6 4
perkembangan peningkatan membuat satu
contoh bentuk
kreativitas anak dari pra siklus 37,50 % 25,00 % 62
dengan baik
pada siklus I masih belum
berkembang secara maksimal
sesuai dengan apa yang 3 Anak mampu 7 6
diharapkan sebelumnya menggulung,
sehingga kiranya perlu menggunting, dan
dilakukan upaya peningkatan menempel
dengan rapi 43,75 % 37,50 % 81
yang lebih baik lagi. Melalui
hasil yang diperoleh pada
siklus I tersebut, maka akan
ditentukan berapa besar tingkat
kreativitas pada anak setelah
tindakan siklus I untuk menjadi
Berdasarkan tabel di
dasar dalam pelaksanaan
atas, terlihat berapa besar
tindakan yang akan dilakukan
kemampuan anak pada tiga
berikutnya melalui media
aspek kreativitas anak setelah
kertas kokoru yang belum
dilakukan tindakan kelas pada
pernah digunakan oleh guru
siklus I, dan berapa besar
dalam melaksanakan
capaian tindakan siklus I.
pembelajaran karena biasanya
hanya menggunakan kertas Untuk melihat
origami. kreativitas anak RA Nurul
Fadillah Kecamatan Binjai
Tingkat kreativitas
Kabupaten Langkat lebih jelas
anak setelah tindakan siklus I
sebagaimana tabel diatas, maka
dapat dilihat sebagaimana tabel
dapat dilihat pada grafik
berikut:
berikut:
Tabel 4.7. Tingkat Kreativitas Anak
Pada Tindakan Siklus I
No Indikator f3
Grafik 4.2. Kreativitas Anak bentuk dengan baik sebesar
Pada Siklus I
62,50 %.

c. Kreativitas anak pada

Kreativitas Anak indikator anak mampu

menggulung, menggunting,
100.00% 81.25%
75.00% dan menempel dengan rapi
80.00% 62.50%
60.00% sebesar 81,25 %.

40.00% Jika dilihat pada hasil


20.00% yang diperoleh terutama pada
capaian tindakan yang telah
0.00% mencapai 72,92 % dengan
Anak mampu mencon- Anak mampu mem- Anak mampu menggu-
toh bentuk yang di- buat satu contoh ben- lung,kriteria cukup maka pada
menggunting,
tampilkan guru tuk dengan baik kondisi dengan
dan menempel setelah tindakan siklus
I rapi
dapat dinyatakan bahwa
kreativitas anak kelompok B di
RA Nurul Fadillah Kecamatan
Berdasarkan grafik di Binjai Kabupaten Langkat
atas, maka tingkat kreativitas sudah mulai berkembang
anak di RA Nurul Fadillah meskipun masih belum
Kecamatan Binjai Kabupaten maksimal. Upaya peningkatan
Langkat dapat jelaskan sebagai kreativitas anak akan dilakukan
berikut: pada tindakan pembelajaran
a. Kreativitas anak pada dengan menggunakan media
kertas kokoru pada siklus
indikator anak mampu berikutnya atau siklus II,
dengan harapan adanya
mencontohkan bentuk yang peningkatan kreativitas anak
karena anak melakukan
ditampilkan guru sebesar kegiatan yang hampir sama
dengan media dan kegiatan
75,00 %. yang semakin menarik bagi
anak.
b. Kreativitas anak pada
d. Refleksi Siklus I
indikator anak mampu
Data yang diperoleh
membuat satu contoh melalui pengamatan dijadikan
sebagai pedoman oleh peneliti
dan guru untuk menentukan 2) Terdapat beberapa anak
refleksi pada permasalahan
yang muncul sehingga dapat yang masih bingung
mencari solusi terbaik untuk
mengatasi permasalahan bagaimana membentuk
tersebut. Pemberian solusi
ketika pelaksanaan
tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kreativitas anak
kegiatan menggulung
kelompok B melalui kegiatan
kreasi membantuk kertas kertas menggunakan kertas
kokoru serta merencanakan
tindakan yang akan kokoru dilaksanakan.
dilaksanakan pada siklus
selanjutnya. 3) Pada siklus I ini anak
Berikut ini terdapat
beberapa evaluasi dari masih mencapai kategori
pelaksanaan siklus I yang perlu
dicari solusinya serta perlu cukup dengan jumlah nilai
adanya perbaikan untuk
rata-rata capaian 72,92 %
peningkatan pada siklus
selanjutnya, yaitu: maka masih perlu
1) Kertas Kokoru yang
peningkatan pada siklus
digunakan perlu ditambah
berikutnya karena
agar anak tetap antusias
indikator pencapaian
ketika kegiatan
minimal yang ditetapkan
menggulung kertas
sebesar 80 %.
menggunakan kertas
Dari beberapa
kokoru banyak anak
evaluasi diatas, maka peneliti
cenderung menguasai
dan guru berdiskusi untuk
kertas sehingga anak yang
mencari solusi agar kegiatan
lain kurang mendapatkan
pembelajaran pada siklus
kertas kokoru secara
berikutnya dapat berjalan
maksimal.
lancar dan dapat meningkatkan kertas lebih bervariasi agar

kreativitas anak melalui anak dapat lebih kreatif

kegiatan menggulung kertas dalam mengkreasikan

kokoru. Solusi dari kendala kertas kokoru sesuai

tersebut adalah: imajinasinya.

1) Penambahan kertas kokoru

berwarna untuk kegiatan 3. Siklus II

menggulung kertas sangat Pelaksanaan penelitian


tindakan kelas pada anak RA
perlu dilakukan agar anak Dharma Wanita Persatuan Unit
Agama Lubuk Pakam pada siklus II
tidak merasa bosan. Selain tidak jauh berbeda dengan apa yang
dilaksanakan pada siklus
itu, agar semua anak sebelumnya, hanya penambahan
beberapa hal sesuai evaluasi yang
mendapatkan jumlah telah dilaksanakan karena
tujuannya sama yaitu meningkatkan
kertas yang dibutuhkan kreativita anak melalui media
kertas kokoru.
secara merata ketika
a. Perencanaan Siklus II
membuat atau menggulung
Tahap perencanaan
kertas sesuai tindakan, peneliti membuat
persiapan pembelajaran yang
kreativitasnya masing- akan dilakukan pada Siklus II
meliputi kegiatan sebagai
masing. berikut:

2) Berdasarkan permasalahan 1) Pembuatan Rencana

diatas maka peneliti dan Pelaksanaan Pembelajaran

guru memutuskan bahwa Harian (RPPH) tentang

pada Siklus II sebaiknya materi yang akan diajarkan

kegiatan menggulung sesuai dengan media

pembelajaran yang
digunakan, di mana 5) Menata lingkungan

kegiatan peningkatan belajar, yaitu secara

kreativitas anak. kelompok 4-5 orang anak.

2) Menentukan bentuk media b. Pelaksanaan Siklus II

apa yang dipilih dalam Pelaksanaan tindakan


merupakan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan kegiatan yang akan dilakukan
dengan menggunakan panduan
bermain kertas Kokoru perencanaan yang telah dibuat
dan sesuai dengan RPPH. Pada
pada Siklus II. Pemilihan
pelaksanaannya bersifat
fleksibel dan terbuka bila
bentuk media
terjadi perubahan-perubahan.
memerhatikan tema yang Adapun kegiatan yang akan
dilakukan meliputi:
sedang berjalan. Bentuk
1) Peneliti bersama guru
media yang dipilih adalah
kelas mengkondisikan
membentuk kertas
anak untuk membuka
Kokoru.
kegiatan sebelum
3) Peneliti mempersiapkan
diadakannya kegiatan
lembar penilaian untuk
belajar mengajar.
menilai peningkatan
2) Berdoa, membuka
kreativitas anak.
pelajaran.
4) Peneliti mempersiapkan
3) Bercakap-cakap mengenai
alat untuk
sesuatu yang berhubungan
mendokumentasikan
dengan kreativitas
kegiatan yang dilakukan
sehingga anak termotivasi
anak.
untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran yang akan 8) Guru memberikan

dilaksanakan. pendampingan secara

4) Peneliti menjelaskan khusus pada anak yang

kegiatan pembelajaran mengalami kesulitan

yang akan dilakukan dalam membuat hasil

dengan penggunaan media karya kreatif.

kertas kokoru. 9) Mengevaluasi hasil karya

5) Peneliti memberikan yang telah dibuat anak.

contoh bentuk karya seni Guru memberikan

kreatif yang terbuat dari penilaian dan penghargaan

media kertas kokoru. pada hasil karya yang telah

6) Peneliti memberikan tugas anak buat.

kepada setiap anak untuk 10) Menutup kegiatan

mampu membuat berbagai pembelajaran, dan doa

bentuk karya seni kreatif penutup kegiatan.

dengan menggunakan c. Pengamatan Siklus II

media kertas kokoru. Pada saat pengamatan


atau observasi kegiatan yang
7) Peneliti mengamati dilakukan peneliti adalah
mengamati kegiatan yang
kegiatan anak dalam dilakukan anak selama
mengikuti kegiatan.
membuat hasil karya
Pengamatan tersebut dilakukan
dengan lembar check list. Perlu
kreatif dengan media
diketahui bahwa dalam
kokoru selama kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II
maka peneliti sebagai guru
berlangsung. telah melaksanakan kegiatan
yang disesuikan dengan
perencanaan sebelumnya. Oleh
sebab itu, dalam siklus II
5 Peneliti memberikan kesempatan kep
peneliti juga menjadi bagian
anak untuk mengikuti instruksi g
dari amatan oleh kolabor. membuat beberapa bentuk karya s
Dengan demikian, akan dari media kertas kokoru
dikemukakan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti
sebagai guru dan kreativitas 6 Peneliti memberikan tugas kepada an
anak setelah mengikuti untuk membuat berbagai bentuk ka
kegiatan pembelajaran. seni dari kertas kokoru sesuai ide d
1) Hasil pengamatan guru gagasan masing-masing

Untuk
mengetahui hasil 7 Peneliti melakukan pengamatan terhad
pengamatan yang aktivitas yang dilakukan anak dal
dilakukan guru pada tahap membuat karya seni dari kertas kokoru
siklus II, maka dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Kemampuan Guru 8 Peneliti membantu anak yang mengala
Pada Siklus II kendala dalam membuat hasil karya

9 Peneliti meminta anak un


Deskripsi Observasi
No mengumpulkan hasil karya seni masi
Kemampuan Guru masing

1 Peneliti menjelaskan kegiatan yang akan


dilaksanakan dengan jelas 10 Peneliti melakukan penilaian terhad
hasil kerja anak secara objektif

2 Peneliti mempersiapkan berbagai


pertanyaan yang sesuai dengan tujuan 11 Peneliti menyimpulkan kegia
pembelajaran pembelajaran yang dilakukan d
menutup dengan doa

3 Peneliti melaksanakan pembelajaran


secara klasikal dan individual Jumlah (Skor Item x Perolehan)

Total Nilai
4 Peneliti memberikan contoh
pemanfaatan media kertas kokoru
menjadi beberapa bentuk karya
seni
Keterangan:
SB = Sangat Baik (Skor melakukan koordinasi dengan
3) pihak guru kelas terkait
B = Baik (Skor 2) pelaksanaan yang akan
KB = Kurang Baik (Skor dilaksanakan sehingga mudah
1) mengaplikasikannya dalam
kegiatan pembelajaran. Selain
Berdasarkan hasil
itu, apa yang dialami pada
observasi kemampuan guru
siklus sebelumnya menjadi
sebagaimana tabel diatas, maka
patokan untuk dilakukannya
dapat ditentukan nilai
perbaikan pelaksanaan
kemampuan guru melalui
pembelajaran.
rumus berikut:
3) Hasil pengamatan anak
f
P= x 100 %
n Observasi pada Siklus
Keterangan: II dilakukan secara kolaborasi.
Aspek yang diamati yaitu
P = Angka persentase kemampuan anak dalam
f = Total nilai perolehan mencontoh bentuk, membuatk
bentuk dengan baik, dan
n = Jumlah item soal x skor mampu menggulung,
tertinggi (11 x 3 = 33) mengunting dan menempel
dengan baik.
Dengan demikian, maka
kemampuan guru dalam melaksanakan Tabel 4.9. Kreativitas Anak
kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah: Pada Siklus II
30 30 Indikator penin
P= x 100 % P = x100 %
33 melalui
33
Anak mampu An
P=90,91% mencontoh me
No Nama Anak bentuk yang con
Kemampuan guru%
P = 90,91 ditampilkan de
dalam melaksanakan kegiatan guru
pembelajaran meningkatkan B M B B B
kreativitas anak pada siklus II B B S S B
sebesar 90,91 % dengan H B
kriteria Baik. Pada pelaksanaan 1 Aldebaran √
tindakan di siklus II
kemampuan guru dalam
merencanakan dan 2 Ali Ananda √
melaksanakan kegiatan
pembelajaran sudah sangat 3 Alysa Fathma √
baik karena sebelum
melaksanakannya, guru
4 Aura Kabupaten Langkat pada
tindakan siklus II sebagaimana
5 Farhan tabel berikut:
Tabel 4.10. Akumulasi
Kreativitas Anak Pada Siklus II
6 Gusti W

7 Ibra Affan F f1 f2 f
No Indikator
8 Maulana BB MB B

9 Mirza Ghani 1 Anak mampu - -


mencontoh
10 Nafisa AU bentuk yang
ditampilkan
11 Nailah A guru 50,0

12 Qori A
2 Anak mampu - 2
13 Risky Amila membuat satu
contoh bentuk
14 Rival Alfazri dengan baik 12,50 % 43,7

15 Syahfa A
3 Anak mampu - -
16 Zidan Raziq menggulung,
menggunting,
dan menempel
Jumlah dengan rapi 56,2

Keterangan :
BB = Belum Berkembang Berdasarkan tabel di
MB = Mulai Berkembang atas, terlihat bahwa pembagian
BSH = Berkembang Sesuai kemampuan anak atau
Harapan kreativitas anak setelah
BSB = Berkembang Sangat dilakukannya tindakan pada
Baik siklus II sudah sangat baik dan
Berdasarkan tabel di beralih pada dua aspek
atas, maka dapat ditetapkan perkembangan yaitu aspek
akumulasi hasil observasi berkembang sesuai harapan
kreativitas anak RA Nurul dan aspek berkembang sangat
Fadillah Kecamatan Binjai baik. Selanjutnya, ditentukan
berapa besar tingkat kreativitas 2 Anak mampu 7 7
pada anak setelah tindakan membuat satu
siklus II untuk menjadi dasar contoh bentuk
dalam pelaksanaan tindakan dengan baik 43,75 % 43,75 % 87
yang akan dilakukan
berikutnya atau keputusan 3 Anak mampu 9 7
yang akan diambil. Jika menggulung,
pencapaian tindakan yang menggunting, dan
diperoleh mampu mencapai menempel
dengan rapi 56,25 % 43,75 % 1
indikator pencapaian yang
ditetapkan minimal sebesar 80
% maka bisa diputuskan untuk
melakukan penghentian
tindakan karena telah sesuai Berdasarkan tabel di
dengan keinginan. Namun, jika atas, terlihat berapa besar
pencapaian tindakan yang kemampuan anak pada tiga
diperoleh masih belum aspek kreativitas anak setelah
memenuhi kriteria dilakukan tindakan kelas pada
minimalyang ditetapkan maka siklus II, dan berapa besar
sangat dimungkinkan akan capaian tindakan siklus II.
dilakukan tindakan berikutnya
demi mencapai apa yang Untuk melihat
diinginkan yaitu meningkatkan kreativitas anak RA Nurul
kreativitas anak melalui media Fadillah Kecamatan Binjai
kertas kokoru. Kabupaten Langkat lebih jelas
sebagaimana tabel diatas, maka
Tingkat kreativitas dapat dilihat pada grafik
anak setelah tindakan siklus II berikut:
dapat dilihat sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 4.11. Tingkat Kreativitas
Anak Pada Tindakan Siklus II

f3
No Indikator Grafik 4.3. Kreativitas Anak
BSH Pada Siklus II

1 Anak mampu 8
mencontoh
bentuk yang 50,00 % 50,00 %
ditampilkan guru
c. Kreativitas anak pada
Kreativitas Anak

100.00% indikator
100.00% anak mampu

100.00% menggulung,
95.00% menggunting, dan
87.50%
90.00%
menempel dengan rapi
85.00%
sebesar 100 %.
80.00%
Anak mampu mencon- Anak mampu mem- Anak mampu Jika dilihat pada
menggu- hasil
toh bentuk yang di- buat satu contoh ben- yang diperoleh terutama
lung, menggunting, pada
tampilkan guru tuk dengan baik dan menempel dengan
capaianrapitindakan yang telah
mencapai 95,83 % dengan
kriteria baik maka pada kondisi
Berdasarkan grafik di setelah tindakan siklus II dapat
atas, maka tingkat kreativitas dinyatakan bahwa kreativitas
anak di RA Nurul Fadillah anak kelompok B di RA Nurul
Kecamatan Binjai Kabupaten Fadillah Kecamatan Binjai
Langkat dapat jelaskan sebagai Kabupaten Langkat sudah
berikut: berkembang maksimal.
d. Refleksi Siklus II
a. Kreativitas anak pada
Evaluasi yang
indikator anak mampu dilaksanakan tindakan yang
dilakukan pada siklus I berhasil
mencontohkan bentuk diterapkan pada pelaksanaan
siklus II adapun hasilnya
yang ditampilkan guru
sebagai berikut :
1) Penggunaan kertas kokoru
sebesar 100 %.
pada siklus II berhasil
b. Kreativitas anak pada
meningkatkan kreativitas
indikator anak mampu
anak untuk melaksanakan
membuat satu contoh
kegiatan membentuk dan
bentuk dengan baik
menggulung kertas.
sebesar 87,50 %.
2) Upaya yang dilakukan C. Deskripsi Data Dan Analisis

untuk kegiatan Pelaksanaan Tindakan

membentuk, menggulung, Pelaksanaan Penelitian


Tindakan Kelas dalam hal ini adalah
menggunting, dan upaya peningkatan kreativias anak
dengan menggunakan media kertas
menempel kertas kokoru yang diaplikasikan pada anak
kelompok B di RA Nurul Fadillah
menggunakan kertas
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat,
dilaksanakan dalam 2 tahap siklus yaitu
kokoru pada siklus II
siklus I dan siklus II. Sebelum
sangat efektif dilakukan melakukan pelaksaan siklus I dan siklus
II peneliti melakukan pra siklus untuk
karena pada pelaksanaan mengetahui kreativitas anak.
1. Prasiklus
siklus II anak-anak selesai
Pada prasiklus masih
melakukan kegiatan
banyak anak yang belum
menggulung kertas dengan menunjukkan kreativitas yang baik.
Kemampuan anak dalam
tepat waktu dan tidak menggunting, melipat dan
menempel dengan media kertas
melebihi alokasi waktu origami yang biasa dilakukan guru
belum menunjukkan peningkatan
yang disediakan. Selain kreativitas anak secara optimal
dimana masih banyak anak yang
itu, penilaian meminta bantuan guru dalam
melakukan berbagai kegiatan
perkembangan kreativitas
tersebut.
anak juga lebih detail dan Dari penilaian kreativitas
anak secara klasikal baru mencapai
mudah dilakukan. nilai rata-rata kelas sebesar 39,58 %
dan ketuntasan sebesar 40 %
sementara ketuntasan belajar
klasikal yang diharapkan mencapai
nilai sebesar 80 %. Dengan hasil
tersebut, maka akan ditindak lanjuti
dengan melakukan tindakan kelas
pada Siklus I. Adapun hasil nilai
prasiklus dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Dari data tersebut,
diketahui bahwa untuk indikator
Tabel 4.12. Nilai Rata-Rata dan penelitian pertama (rata-rata kelas)
Ketuntasan Belajar Prasiklus dan kedua (ketuntasan belajar
klasikal) masih di bawah ketentuan
No Indikator
yang ditentukan oleh peneliti yaitu
1 Rata-Rata sebesar 80 %. Dengan demikian
diperlukan perbaikan ke tahap
2 Ketuntasan Belajar Klasikal siklus selanjutnya yakni pada siklus
II. Adapun hasil belajar anak pada
2. Siklus I pelaksanaan siklus I dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Pada pelaksanaan siklus I Tabel 4.13. Nilai Rata-Rata dan
belum menunjukkan adanya hasil Ketuntasan Belajar Siklus I
yang diharapkan dari kegiatan
No Indikator
peningkatan kreativitas anak
melalui pemanfaatan media kertas 1 Rata-Rata
kokoru. Sebagian besar anak belum
2 Ketuntasan Belajar Klasikal
bisa mengikuti atau menyesuaikan
diri terhadap kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media kertas 3. Siklus II
kokoru. Suasana kelas terlihat
masih kacau, dapat dikatakan Pada pelaksanaan siklus II
belum kondusif sehingga guru sudah menunjukkan adanya hasil
harus sering melerai untuk yang diharapkan dari upaya
mengkondisikan kelas agar lebih peningkatan kreativitas anak
tenang. Pada siklus I ini rata-rata melalui media kertas kokoru. Anak
peserta didik masih belum bisa sudah bisa mengikuti atau
menggunting, menempel dan menyesuaikan diri terhadap
membentuk sesuai dengan apa yang kegiatan pembelajaran. Suasana
diharapkan. Selain itu, masih kelas terlihat lebih kondusif
banyak anak yang pasif dan tidak dibandingkan dengan siklus I.
mau berusaha sebelum dibantu oleh Sebagian besar anak sudah
guru. Kreativitas anak pada siklus I menunjukkan kreativitasnya hal ini
yang diperoleh mulai mengalami dibuktikan dengan adanya siswa
peningkatan nilai dari nilai pra yang mampu menggunting,
siklus, hal ini dapat dilihat dari menempel dan membentuk sesuai
hasil nilai evaluasi pada siklus I. dengan contoh yang diberikan guru
Nilai rata-rata keberhasilan anak dan bahkan membentuk sendiri
pada siklus I sebesar 72,91 % sesuai dengan kreativitasnya.
dengan ketuntasan belajar klasikal Nilai rata-rata hasil belajar
mencapai 73 %. sebesar 95,83 % dengan ketuntasan
klasikal sebesar 96 %. Ketuntasan
belajar secara klasikal pada siklus Kreativitas Anak Pada Tiap Siklus
II yang diperoleh mengalami
No Tahap Tingkat
peningkatan dibandingkan dengan
Pencapaian
ketuntsan belajar pada siklus I, hal
ini dapat dilihat dari hasil nilai 1 Prasiklus 37,50 %
evaluasi pada siklus II. Pada
2 Siklus I 72,92 %
pelaksanaan siklus II ketuntsan
belajar klasikal sudah mencapai 3 Siklus II 95,83 %
indikator yang diinginkan oleh
peneliti yakni dengan ketuntasan
belajar klasikal ≥ 80 %. Dengan Berdasarkan analisis yang
demikian tidak perlu dilakukan
siklus III. Adapun hasil evaluasi dilakukan oleh peneliti kreativitas anak
pada pelaksanaan siklus II, hasil
belajar dapat dilihat pada tabel mengalami peningkatan setelah
berikut:
Tabel 4.14. Nilai Rata-Rata dan pelaksanaan kegiatan membentuk,
Ketuntasan Belajar Siklus II
menggunting, menggulung dan
No Indikator
menempel menggunakan kertas kokoru
1 Rata-Rata
2 Ketuntasan Belajar Klasikal dan kegiatan menggulung kertas jarang

dilakukan di RA Nurul Fadillah


D. Pembahasan Hasil Penelitian
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Penelitian tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan sehingga menimbulkan antusiasme yang
kreativitas anak melalui kegiatan
membentuk, menggunting, menggulung tinggi dari anak dan stimulasi yang
dan menempel kertas kokoru telah
diberikan kepada anak dapat dilakukan
dilaksanakan di kelompok B RA Nurul
Fadillah Kecamatan Binjai Kabupaten secara maksimal karena stimulasi
Langkat selama 2 siklus menunjukkan
adanya peningkatan serta keberhasilan. kreativitas yang diberikan
Berikut ini merupakan rata-rata
presentase kreativitas anak sebelum menggunakan beberapa variasi.
tindakan, pelaksanaan siklus I dan
siklus II. Kegiatan membentuk,
menggunting, menggulung dan
menempel pada siklus I menggunakan
Tabel 4.15. Perbandingan Tingkat kertas kokoru hasilnya banyak anak
Pencapaian Tindakan yang mengalami peningkatan
kreativitas. Kegiatan membentuk, pada siklus II dikarenakan kegiatan
menggunting, menggulung dan menggulung kertas dilakukan selama 5
menempel pada siklus II dilakukan kali pertemuan dimulai dari kegiatan
menggunakan media kertas kokoru menggulung kertas yang mudah ke sulit.
hasilnya kreativitas anak dapat Selain itu, kegiatan menggulung
berkembang sangat baik dan sesuai dilaksanakan secara berulang-ulang
indikator keberhasilan yang ditetapkan. untuk mencapai hasil yang maksimal
dan disesuaikan dengan perkembangan
Kemampuan kreativitas anak
anak. Pada akhir tindakan diperoleh
ketika siklus I memasuki kriteria cukup
hasil bahwa kreativitas anak di RA
atau 72,92 % tetapi pada siklus II dapat
Nurul Fadillah Kecamatan Binjai
kembali mencapai kriteria baik atau
Kabupaten Langkat telah meningkat
95,83 %. Hal tersebut disebabkan
dengan baik sesuai dengan ketentuan
karena kreativitas anak dalam
yang diinginkan.
membentuk, menggunting, menggulung
dan menempel kertas menggunakan
kertas kokoru mengalami peningkatan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa 5. SIMPULAN DAN SARAN
kreativitas anak dalam menerima hal Simpulan
yang baru memerlukan waktu yang
lebih lama, tetapi ketika fokus pada satu Dari hasil tindakan yang telah
kegiatan yang sama anak cepat untuk dilakukan dan pembahasan penelitian,
menerima stimulasi yang diberikan. maka dapat dimbil kesimpulan bahwa:

Berdasarkan pernyataan diatas 1. Kreativitas anak sebelum


dapat disimpulkan bahwa kreativitas
anak untuk mencapai kreativitas yang menggunakan kertas kokoru di
maksimal berbeda-berbeda sesuai
kelompok B RA Nurul Fadillah
dengan tahap perkembangannya
sehingga pada hasil pengamatan yang Kecamatan Binjai Kabupaten
dilakukan pada siklus I dan siklus II
setiap hasil yang dicapai oleh anak juga Langkat Tahun Ajaran 2020/2021
berbeda-beda. Hal tersebut sesuai
dengan teori perkembangan anak bahwa belim berkembang secara optimal.
perkembangan dan pembelajaran
memperhatikan perbedaan individual 2. Kreativitas anak sesudah
setiap anak-anak yang berbeda-beda.
Oleh karena itu tidak adil apabila menggunakan kertas kokoru di
menyamakan kemampuan anak dalam
menerima stimulasi yang diberikan. kelompok B RA Nurul Fadillah

Indikator keberhasilan yang Kecamatan Binjai Kabupaten


tercapai serta peningkatan persentase
yang terjadi dari siklus I dan dilanjutkan
Langkat Tahun Ajaran 2020/2021 1. Bagi pihak sekolah, diharapkan

berkembang dengan sangat baik kepada kepala sekolah agar dapat

3. Peningkatan kreatifitas anak memberikan dukungan kepada guru

dengan menggunakan kertas untuk menggunakan media kertas

kokoru di kelompok B RA Nurul kokoru dalam meningkatkan

Fadillah Kecamatan Binjai kreativitas anak didik.

Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2. Bagi guru, agar dapat

2020/2021 terjadi peningkatan menggunakan media pembelajaran

secara signifikan pada tiap dengan bantuan media kertas

siklusnya dimana pada kegiatan kokoru untuk meningkatkan

prasiklus hanya diperoleh kreativitas anak usia dini,

ketuntasan klasikal sebesar 37,50 % membimbing atau memotivasi

dengan kriteria kurang, kemudian kepada anak baik secara individual

meningkat pada siklus I yang atau kelompok dilaksanakan

mencapai 72,92 % dengan kategori dengan penuh kesabaran,

cukup, kemudian meningkat kreativitas guru dalam

kembali pada siklus II sebesar mengembangkan media

95,83 % dengan kriteria baik. pembelajaran perlu di tingkatkan

Saran dari waktu ke waktu.


Setelah mengetahui hasil
tindakan yang dilakukan maka saran
yang dikemukakan adalah: DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai