Anda di halaman 1dari 3

Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas pengecoh soal biologi kelas XI IPA semester genap tahun
pelajaran 2021/2022?
2. Bagaimana tingkat validitas soal biologi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran
2021/2022?
3. Bagaimana tingkat reliabilitas soal biologi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran
2021/2022?
Tujuan
1. Untuk mengetahui efektivitas pengecoh soal biologi kelas XI IPA semester genap tahun
pelajaran 2021/2022.
2. Untuk mengetahui validitas soal biologi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran
2021/2022.
3. Untuk mengetahui reliabilitas soal biologi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran
2021/2022.
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
1. Secara teoritis
Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan
khususnya dalam evaluasi hasil belajar.
2. Secara praktis
a) Bagi mahasiswa, sebagai bahan materi mata pelajaran evaluasi, referensi serta dapat
menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dalam
membuat soal tes biologi yang baik.
b) Bagi guru, diharapkan dapat sebagai alat atau cara untuk mengetahui apakah soal
yang dibuat berkualitas baik yang dilihat dari efektivitas pengecoh, validitas, dan
keandalan serta sebagai bahan rujukan.
c) Bagi siswa, bermanfaat untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajarnya tinggi
atau rendah.

VALIDITAS
Validitas berasal dari bahasa Inggris “validity” yang artinya seberapa jauh ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Anas Sudijono
(2015: 163) menentukan suatu tes hasil belajar telah memiliki validitas atau ketepatan
mengukur dapat dilakukan menjadi dua macam, yaitu:
A. Validitas Tes
Validitas tes digunakan untuk mengukur soal secara keseluruhan. Tes hasil belajar
dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut dengan cara tepat, benar, sahih atau
absah bisa mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa,
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi jika alat tersebut dapat menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Adapun alat yang digunakan dalam hal ini adalah kisi-kisi soal ujian dan Garis-garis
Besar Program Pengajaran (GBPP) yang berlaku serta sesuai dengan yang diajarkan.
Secara garis besar ada dua macam validitas tes, yaitu validitas logis dan validitas
empiris.
1. Validitas logis
Istilah lain untuk validitas logis adalah: validitas rasional, validitas ideal, atau
validitas das sollen. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjukkan pada
kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran.
Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen yaitu:
a. Validitas Isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena
materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut
validitas kurikuler.
b. Validitas Konstruksi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan
dalam tujuan instruktusional khusus, dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur
aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan
instruktusional.
2. Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya pengalaman.
Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan
ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman.
Validitas empirik biasanya menggunakan teknik statistik berupa analisis korelasi karena
validitas empirik mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang
merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan (Zainal Arifin, 2013: 249). Ada
dua macam validitas empiris:
a. Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris tes. Dikatakan memiliki
validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Dalam hal ini hasil tes
dipasangkan dengan hasil pengalaman.
b. Validitas prediksi (predictive validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila
mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang.

Validitas suatu tes ditanyakan dengan angka korelasi koefisien (r). Menurut
Purwanto (2009: 139) menyatakan bahwa penafsiran terhadap besar kecilnya koefisien
korelasi dapat dengan mendasarkan diri pada ketentuan berikut :
a. Koefisien 0.90 sampai dengan 1.00 = sangat tinggi
b. Koefisien 0.70 sampai dengan 0.90 = tinggi
c. Koefisien 0.40 sampai dengan 0.70 = cukup
d. Koefisien 0.20 sampai dengan 0.40 = rendah
e. Koefisien 0.00 sampai dengan 0.20 = sangat rendah
Dari tingkatan koefisien di atas dapat dijelaskan bahwa semakin besar koefisien
korelasinya maka semakin tinggi pula tingkat validitas alat tes yang diuji. Selain itu juga,
untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan tabel. Penggunaan tabel akan
lebih akurat, sebab berdasar ketentuan interval di atas ada angka kembar dalam dua
interval (0,20; 0,40; 0,70;0,90) sehingga akan membingungkan bila kita memperoleh
indeks angka tersebut.

B. Validitas Item
Menurut Anas Sudijono (2015: 182) validitas item adalah ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian yang tak terpisah dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Untuk
menghitung validitas item dapat menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
rxy=
√{( N ∑ X )−(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2 2 2

Cara lain untuk menghitung validitas item adalah dengan menggunakan rumus Ypbi sebagai
berikut.
M −M t
Y pbi = p √ p
q
St
Keterangan:
Ypbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
banyaknya siswa yang menjawab benar
p=
jumlah seluruh siswa
Q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
(Suharsimi Arikunto, 2013: 93)

Indeks korelasi point biserial (Ypbi) yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut
dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% sesuai dengan jumlah siswa yang
diteliti. Apabila Ypbi > rtabel maka butir soal tersebut valid.

Anda mungkin juga menyukai