Anda di halaman 1dari 11

Salah satu cara untuk mendapatkan penjelasan mengenai error analysis

adalah dengan menggunakan surface strategy taxonomy. Dulay et al. (1981:150)

menjelaskan bahwa “A surface strategy taxonomy highlights the ways surface

structures are altered: learners may omit necessary items or add unnecesary

ones, they may misform items or misorder them.” Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa surface strategy taxonomy dapat memberikan gambaran

tentang kesalahan gramatikal yang dibuat seseorang. Seseorang menghilangkan

atau menambahkan elemen yang tidak perlu dan tidak sesuai dengan gramatikal,

selain itu juga salah dalam penempatan elemen serta salah dalam menyusun

elemen yang berdasarkan aturan gramatikal.

Dengan adanya penjelasan kesalahan yang di dapat melalui surface

strategy taxonomy, maka akan dengan mudah mengetahui sejauh mana

kemampuan seorang siswa dalam memahami gramatikal bahasa yang sedang

mereka pelajari. Selain itu, dengan adanya deskripsi penjelasan kesalahan yang di

dapat dari surface strategy taxonomy maka para pengajar akan dengan sendirinya

mengetahui solusi atas kesalahan yang dibuat siswa yaitu dengan memberikan

latihan tambahan yang ditekankan kepada penguasaan pemahaman. Jadi, surface

strategy taxonomy dibutuhkan oleh pengajar bahasa kedua guna mengetahui letak

kesalahan siswanya. Berdasarkan letak kesalahannya, surface strategy taxonomy

menganalisis; omission, addition, selection, dan misordering.

 Omission

Salah satu analisis Surface Strategy Taxonomy adalah bentuk omission.

Dulay ,Burt, et al (1981:154) berpendapat bahwa “Omission is a type of errors


which are characterized by the absence of an item that must appear in a well-

formed utterance”. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan error of omission adalah penghilangan elemen yang seharusnya

muncul dalam sebuah tuturan. Para siswa seringkali melakukan kesalahan

tersebut. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang seringkali terjadi:

a. Penghilangan “to be /copular verb”

Kesalahan penghilangan “to be” sangat sering terjadi bahkan hampir

setiap siswa yang belajar Bahasa Inggris pasti melakukan kesalahan ini. Hal ini

sangat wajar terjadi terutama pembelajar Bahasa Inggris yang merupakan penutur

Bahasa Indonesia. Kesalahan ini disebabkan karena tidak adanya “to be / copular

verb” dalam pola kalimat Bahasa Indonesia.

Misalnya: I a student. ( Kalimat ini salah seharusnya I am a student)

b. Penghilangan “article”

Pada kasus penghilangan article, para pembelajar biasanya tidak

mengenal bentuk singular pada sebuah nomina. Kesalahan ini biasanya

terpengaruh struktur Bahasa Indonesia yang tidak terlalu mempermasalahkan

bentuk singular atau plural pada sebuah nomina dalam sebuah kalimat.

Kesalahan bentuk ini terjadi biasanya menghilangkan article a/ansebagai

singular marker pada sebuah kalimat yang memiliki nounsingular form .

Misalnya: I have book. ( Kalimat yang seharusnya I have a book)

c. Penghilangan - s sebagai plural marker


Pada kasus ini biasanya, para siswa belum memahami apabila setelah

plural countable noun maka setelahnya harus diletakan fonem –s yang berfungsi

sebagai plural marker.

Misalnya: There are many car. ( Seharusnya There are many cars)

d. Penghilangan -„s sebagai possessive

Para siswa menghilangkan morfem -s sebagai penanda possessive

(kepemilikan). Ini sangat wajar terjadi terutama di kalangan yang memiliki

Bahasa Pertama yaitu Bahasa Indonesia. Dalam struktur gramatikal Bahasa

Indonesia tidak ditemukan adanya morfem tertentu untuk menyatakan possessive

( kepemilikan). Dengan kata lain, dalam sintaksis Bahasa Indonesia tidak

mengenal morfem –s sebagai penanda possessive (kepemilikan).

Misalnya: Andy house is very big. (Seharusnya Andy‟s house is very big)

e. Penghilangan - s pada verb of the third singular person of Present Tense

Dalam kala Simple Present Tense, setelah subjek she dan he maka verbanya harus

dilekati fonem –s.

Misalnya: He eat rice. ( Seharusnya He eats rice).

Addition

Bentuk error of addition merupakan kesalahan yang menambahkan suatu


item
yang seharusnya tidak ada pada sebuah ujaran. Dulay et al. (1981:156)

menjelaskan bahwa “Addition is a type of errors which are characterized by the

presence of item which must not appear in a well-formed utterance.”

Error of addition merupakan tahapan yang lebih tinggi levelnya

dibandingkan dengan error of omission dalam pemerolehan bahasa kedua. Pada

tataran level ini, para pembelajar telah mendapatkan aturan gramatikal bahasa

kedua, tetapi mereka seringkali salah pemahaman. Sehingga, mereka kemudian

melakukan kesalahan tersebut. Terdapat tiga jenis Error of addition; double

markings, regularization, dan simple additions.

a. Double markings

Double markings sering terjadi karena kesalahan dalam menghapus item

tertentu yang sebenarnya dibutuhkan dalam konstruksi linguistik tetapi tidak

untuk kasus yang lain. Misalnya dalam kalimat, “ She doesn‟t knows his name”

dan “ They didn‟t went here”. Pada kedua kalimat tujuan sudah benar namun

kuarang tepat. Pada kalimat yang pertama kata bantu untuk menegasikan subjek

she adalah sudah benar dengan menambahkan doesn‟t. Namun kesalahannya

terletak pada knows yang merupakan penanda kata kerja orang ketiga tunggal,

seharusnya know saja karena sudah terwakili oleh doesn‟t . Pada kalimat

keduapun sama kesalahannya yaitu dengan menambahkan verba past tense

“went” seharusnya diubah ke dalam bentuk verba present tense “go”. Sehingga,

kesalahan dari contoh kedua kalimat seperti diatas disebut double markings.

b. Regularization
Dulay, et al (1981:157) menjelaskan regularization yaitu “A type of

errors in which a marker that is typically added to a linguistic item is erroneously

added to exceptional items of given class that do not take a marker.” Kesalahan

dari regularization adalah dengan mengubah suatu item dengan cara menyamakan

aturan yang irregular ke dalam yang regular. Misalnya bentuk jamak dari nomina

„mouse‟ menjadi „mouses‟ padahal sharusnya „mice‟ dan pada bentuk

irregular verb „write‟ menjadi „writed‟ dalam past tense padahal seharusnya

wrote. Selinker menyatakan regularization dengan istilah overgeneralization.

c. Simple addition

Simple addition ditandai dengan kesalahan penambahan selain dari double

markings dan regularization. Misalnya pada kalimat “The fishes doesn‟t live in

the water.” Letak kesalahan kalimat tersebut adalah dengan menambahkan fonem

–es pada fish.

 Misformation (Error of selection)

Dulay, et al. (1981:157) menjelaskan misformation yaitu “Misformation

errors are those characterized by the use of the wrong form of the morpheme or

structure.” Dengan demikian, misformation adalah kesalahan penggunaan bentuk

yang salah pada morfem atau struktur. Misformation terbagi ke dalam tiga

bentuk; regularization, archi- forms, dan alternating forms.

a. Regularization
Regularization merupakan penanda yang menyatakan regular yang

ditempatkan pada bentuk irregular, seperti dalam goed untuk went, mousses

untuk mice, childs untuk children.

b. Archi-forms

Dulay et al. (1982:160) menyatakan bahwa “Archi-forms errors are those

of selection of one member of a class of forms to represent others in the class.”

Hal tersebut menyatakan bahwa Archi-forms errors merupakan kesalahan dalam

pemilihan sebuah bentuk untuk menyatakan sesuatu yang lainnya, misalnya

kesalahan pemilihan determiners ( this, that, these, those) dalam sebuah kalimat.

Contohnya “That dogs are naughty” yang seharusnya “Those are naughty dogs”.

c. Alternating forms

Kesalahan ini ditandai dengan kesalahan dalam pemilihan kata yang tepat.

Kesalahan ini terjadi pada saat pembelajar bahasa kedua berada pada level

vocabulary and grammar grow (tahap pemula). Misalnya meletakkan subjek “I”

pada posisi objek yang seharusnya diganti dengan “me”.

 Misordering

Dulay et al. (1982:162) menjelaskan bahwa “Misordering is characterized

by the incorrect placement of a morpheme or group of morpheme in an

utterance.”Misordering merupakan kesalahan dalam penyusunan morfem atau

kelompok morfem dalam kalimat. Misalnya kesalahan dalam embedded questions

seperti dalam “ I don‟t know who is she” seharusnya “I don‟t know who she is”.
Kesalahan berbahasa adalah upaya untuk menginformasikan kesalahan-

kesalahan dalam penggunaan bahasa asing yang memiliki perbedaan dengan

bahasa ibu. Kesalahan diartikan sebagai penyimpangan dari aturan-aturan yang

berlaku atau sebagai pelanggaran terhadap kaidah tata bahasa yang terjadi karena

kesalahpahaman atau kesulian dalam membuat suatu kalimat (James, 1998:123).

Chafe (1982: 87) mengatakan bahwa analisis kesalahan memberikan

tiga keuntungan, yaitu: (1) dosen mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran telah tercapai; (2) analis is kesalahan juga memberikan data

dan bukti bagaimana mahasiswa belajar dan strategi apa yang digunakan; dan

(3) kesalahan yang dibuat dapat juga sebagai sumber atau materi atau bahan

untuk belajar berikutnya yang pada gilira nnya mahasis wa tahu dan memaha

mi mana yang benar dan mana yang salah.

Ling Chen (2006) menambahkan bahwa pembelajaran bahasa asing merupakan

sebuah proses yang kompleks karena pembelajar cenderung terpengaruh bahasa

asli (native language).

Menurut Lyons (1968:54) dalam belajar bahasa Inggris, salah satu masalah
terbesar yang dihadapi pelajar yaitu tata bahasa. Lebih lanjut Lyons menjelaskan
bahwa “tata bahasa adalah bentuk kata-kata dari bahasa itu sendiri dan cara
kombinasi mereka dalam frasa, klausa dan kalimat” atau dapat dikatakan bahwa
tata bahasa memberikan aturan tentang bagaimana mengkombinasikan kata-kata
menjadi kalimat.
Tarigan (1998) menjelaskan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi perlu diketahui dan

dikaji secara mendalam, sebab kesalahan tersebut merupakan bagian dari suatu

proses pembelajaran siswa agar tidak melakukan kesalahan atau eror dalam penulisan

atau mebuatan suatu kalimat.


Dari kesalahan-kesalahan gramatikal di atas dapat dilihat bahwa dalam

proses pembelajaran siswa mengenai bahasa Inggris masih terdapat banyak

kesalahan yang dibuat. Kesalahan ini biasanya dipengaruhi oleh bahasa pertama

atau bahasa ibu yang diterapkan dalam bahasa kedua dan juga kompetensi siswa

dalam menyerap materi yang diberikan oleh pengajar. Melalui kesalahan-

kesalahan yang didapat bisa menjadi proses evaluasi bagi perkembangan

pembelajaran bahasa Inggris entah itu pada minat belajar siswa atau sistem

pembelajaran yang diterapkan oleh pengajar. Kesalahan-kesalahan gramatikal

sering terjadi karena bahasa Inggris merupakan sebagai bahasa asing bagi siswa-

siswa tersebut.

Salah satu penyebabnya terjadinya kesalahan dalam penulisan kalimat

bahasa inggris adalah tata bahasa (English Grammar). Makadari itu tata bahasa

sudah seharusnya diperhatikan kembali oleh para pengajar baik di tingkat dasar

maupun di tingkat atas. Karena tidak menutup kemungkinan kesalahan tata

bahasainilah yang menimbulkan faktor kesalahan yang terjadi. Pemahaman tata

bahasa yang buruk bisa menjadi kelemahan para pembelajar dalam menyajikan

tulisan dalam bahasa Inggris.

Untuk menghindari kesalahan dalam penulisan bahasa inggris siswa dapat

meakukan beberapa hal seperti; Pertama, latihan menulis yang jarang dilakukan

dalam kegiatansehari-hari. Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakmampuan

para pembelajar untuk menyajikan ide dalam bentuk tulisan dan kurang mampu

berpikir kritis karena jarang berargumen dan mengemukakan pendapat secara

tertulis. Kedua, analisis kesalahan gramatikal membuktikan bahwa para

pembelajar kurang menguasai tata bahasa bahkan untuk level yang paling
mendasar seperti penggunaan beyang mendominasi kesalahan dalam penelitian

ini.
Dulay,Heidi, et al.1982. Language Two. New York: Oxford University Press.

Richards, J. 1984. Error Analysis Perspective on Second Language


Acquisition. Singapore: Longman.

James, C. 1998. Errors in language learning and use: Exploring Error


Analysis. London.

Chafe, W. 1982. Integration and Involvement in Speaking, Writing, and Oral


Literature. In Tannen, D. Spoken and Written Language: Exploring
Orality and Literacy. Norwood: Ablex.

Chen, Li-Ling. 2006. Journal of The Effect of L1 and CAI on Grammar Learning:
An Error Analysis of Taiwanese Beginning EFL Learners' English Essays
(www.asian-efl-journal.com/pta_January_06_pk.php).

Lyons, John. 1968. Introduction to Theoretical Linguistic. London: Cambridge


University Press.

Tarigan, H. G. 1998. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Band


ung :
Angkasa.

Anchalee Sattayatham and Somchoen Honsa, Jr. 2008. Journal of Medical


Students’ Most Frequent Errors at Mahidol University, Thailand
(www.asianefljournal.com/March_08_as&sh.php).

Coghill, Jeffrey and Stacy Magendanz. 2003. English Grammar. New York:
Wiley Publishing, Inc. Equivalence. New York: Univ. Press

Harmer, J. 2003. The Practice of English Language Teaching. Harlow: Longman

Anda mungkin juga menyukai