Anda di halaman 1dari 7

Dalam kajian pemerolehan bahasa kedua terdapat istilah transfer dan interference atau lebih dikenal interferensi.

Dalam hal ini Weinrich dalam Dulay et al. (1982:99) menjelaskan bahwa: The terms transfer and interference are not synonymous: Transfer usually refers to the influence of L1 on L2 in both positive and negative way, whereas interference is usually used in negative sense, so it corresponds to negative transfer. Interference supports this idea: Interferences are those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of languages in contact.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa transfer merujuk kepada pengaruh bahasa pertama (L1) pada bahasa kedua (L2) baik transfer positif atau pun transfer negatif. Dalam hal ini, interferensi adalah transfer negatif yang merupakan terbawanya unsur atau aturan bahasa pertama (L1) kepada bahasa kedua (L2) sebagai ketidak tahuan seorang pemebelajar bahasa kedua (L2).

Surface Strategy Taxonomy Salah satu cara untuk mendapatkan penjelasan mengenai error analysis adalah dengan menggunakan surface strategy taxonomy. Dulay et al. (1981:150) menjelaskan bahwa A surface strategy taxonomy highlights the ways surface structures are altered: learners may omit necessary items or add unnecesary ones, they may misform items or misorder them. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa surface strategy taxonomy dapat memberikan gambaran tentang kesalahan gramatikal yang dibuat seseorang. Seseorang menghilangkan atau menambahkan elemen yang tidak perlu dan tidak sesuai dengan gramatikal, selain itu juga salah dalam penempatan elemen serta

salah dalam menyusun elemen yang berdasarkan aturan gramatikal. Dengan adanya penjelasan kesalahan yang di dapat melalui surface strategy taxonomy, maka akan dengan mudah mengetahui sejauh mana kemampuan seorang siswa dalam memahami gramatikal bahasa yang sedang mereka pelajari. Selain itu, dengan adanya deskripsi penjelasan kesalahan yang di dapat dari surface strategy taxonomy maka para pengajar akan dengan sendirinya mengetahui solusi atas kesalahan yang dibuat siswa yaitu dengan memberikan latihan tambahan yang ditekankan kepada penguasaan pemahaman. Jadi, surface strategy taxonomy dibutuhkan oleh pengajar bahasa kedua guna mengetahui letak kesalahan siswanya. Berdasarkan letak kesalahannya, surface strategy taxonomy menganalisis; omission, addition, selection, dan misordering.

Omission Salah satu analisis Surface Strategy Taxonomy adalah bentuk omission. Dulay , Burt, et al (1981:154) berpendapat bahwa Omission is a type of errors which are characterized by the absence of an item that must appear in a well-formed utterance. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan error of omission adalah penghilangan elemen yang seharusnya muncul dalam sebuah tuturan. Para siswa seringkali melakukan kesalahan tersebut. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang seringkali terjadi: a. Penghilangan to be /copular verb Kesalahan penghilangan to be sangat sering terjadi bahkan hampir setiap siswa yang belajar Bahasa Inggris pasti melakukan kesalahan ini. Hal ini sangat wajar terjadi terutama pembelajar Bahasa Inggris yang merupakan penutur Bahasa Indonesia. Kesalahan ini disebabkan karena tidak adanya to be / copular verb dalam pola kalimat

Bahasa Indonesia. Misalnya: I a student. ( Kalimat ini salah seharusnya I am a student) b. Penghilangan article Pada kasus penghilangan article, para pembelajar biasanya tidak mengenal bentuk singular pada sebuah nomina. Kesalahan ini biasanya terpengaruh struktur Bahasa Indonesia yang tidak terlalu mempermasalahkan bentuk singular atau plural pada sebuah nomina dalam sebuah kalimat. Kesalahan bentuk ini terjadi biasanya menghilangkan article a/ansebagai singular marker pada sebuah kalimat yang memiliki nounsingular form . Misalnya: I have book. ( Kalimat yang seharusnya I have a book) c. Penghilangan - s sebagai plural marker Pada kasus ini biasanya, para siswa belum memahami apabila setelah plural countable noun maka setelahnya harus diletakan fonem s yang berfungsi sebagai plural marker. Misalnya: There are many car. ( Seharusnya There are many cars) d. Penghilangan -s sebagai possessive Para siswa menghilangkan morfem -s sebagai penanda possessive ( kepemilikan). Ini sangat wajar terjadi terutama di kalangan yang memiliki Bahasa Pertama yaitu Bahasa Indonesia. Dalam struktur gramatikal Bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya morfem tertentu untuk menyatakan possessive ( kepemilikan). Dengan kata lain, dalam sintaksis Bahasa Indonesia tidak mengenal morfem s sebagai penanda possessive (kepemilikan). Misalnya: Andy house is very big. (Seharusnya Andys house is very big) e. Penghilangan - s pada verb of the third singular person of Present Tense Dalam kala Simple Present Tense, setelah subjek she dan he maka verbanya harus dilekati fonem s.

Misalnya: He eat rice. ( Seharusnya He eats rice).

Addition Bentuk error of addition merupakan kesalahan yang menambahkan suatu item yang seharusnya tidak ada pada sebuah ujaran. Dulay et al. (1981:156) menjelaskan bahwa Addition is a type of errors which are characterized by the presence of item which must not appear in a well-formed utterance. Error of addition merupakan tahapan yang lebih tinggi levelnya dibandingkan dengan error of omission dalam pemerolehan bahasa kedua. Pada tataran level ini, para pembelajar telah mendapatkan aturan gramatikal bahasa kedua, tetapi mereka seringkali salah pemahaman. Sehingga, mereka kemudian melakukan kesalahan tersebut. Terdapat tiga jenis Error of addition; double markings, regularization, dan simple additions. a. Double markings Double markings sering terjadi karena kesalahan dalam menghapus item tertentu yang sebenarnya dibutuhkan dalam konstruksi linguistik tetapi tidak untuk kasus yang lain. Misalnya dalam kalimat, She doesnt knows his name dan They didnt went here. Pada kedua kalimat tujuan sudah benar namun kuarang tepat. Pada kalimat yang pertama kata bantu untuk menegasikan subjek she adalah sudah benar dengan menambahkan doesnt. Namun kesalahannya terletak pada knows yang merupakan penanda kata kerja orang ketiga tunggal, seharusnya know saja karena sudah terwakili oleh doesnt . Pada kalimat keduapun sama kesalahannya yaitu dengan menambahkan verba past tense went seharusnya diubah ke dalam bentuk verba present tense go. Sehingga, kesalahan dari contoh kedua kalimat seperti diatas disebut double markings. b. Regularization Dulay, et al (1981:157) menjelaskan regularization yaitu A type of errors in

which a marker that is typically added to a linguistic item is erroneously added to exceptional items of given class that do not take a marker. Kesalahan dari regularization adalah dengan mengubah suatu item dengan cara menyamakan aturan yang irregular ke dalam yang regular. Misalnya bentuk jamak dari nomina mouse menjadi mouses padahal sharusnya mice dan pada bentuk irregular verb write menjadi writed dalam past tense padahal seharusnya wrote. Selinker menyatakan regularization dengan istilah overgeneralization. c. Simple addition Simple addition ditandai dengan kesalahan penambahan selain dari double markings dan regularization. Misalnya pada kalimat The fishes doesnt live in the water. Letak kesalahan kalimat tersebut adalah dengan menambahkan fonem es pada fish.

Misformation (Error of selection) Dulay, et al. (1981:157) menjelaskan misformation yaitu Misformation errors are those characterized by the use of the wrong form of the morpheme or structure. Dengan demikian, misformation adalah kesalahan penggunaan bentuk yang salah pada morfem atau struktur. Misformation terbagi ke dalam tiga bentuk; regularization, archi-forms, dan alternating forms. a. Regularization Regularization merupakan penanda yang menyatakan regular yang ditempatkan pada bentuk irregular, seperti dalam goed untuk went, mousses untuk mice, childs untuk children. b. Archi-forms Dulay et al. (1982:160) menyatakan bahwa Archi-forms errors are those of selection of one member of a class of forms to represent others in the class. Hal tersebut

menyatakan bahwa Archi-forms errors merupakan kesalahan dalam pemilihan sebuah bentuk untuk menyatakan sesuatu yang lainnya, misalnya kesalahan pemilihan determiners ( this, that, these, those) dalam sebuah kalimat. Contohnya That dogs are naughty yang seharusnya Those are naughty dogs. c. Alternating forms Kesalahan ini ditandai dengan kesalahan dalam pemilihan kata yang tepat. Kesalahan ini terjadi pada saat pembelajar bahasa kedua berada pada level vocabulary and grammar grow (tahap pemula). Misalnya meletakkan subjek I pada posisi objek yang seharusnya diganti dengan me.

Misordering Dulay et al. (1982:162) menjelaskan bahwa Misordering is characterized by the incorrect placement of a morpheme or group of morpheme in an utterance.Misordering merupakan kesalahan dalam penyusunan morfem atau kelompok morfem dalam kalimat. Misalnya kesalahan dalam embedded questions seperti dalam I dont know who is she seharusnya I dont know who she is.

C. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan kesalahan Bahasa Inggris yang dipengaruhi oleh pengaruh Bahasa Pertama (Bahasa Inggris) yaitu: a. Error of omission, merupakan kesalahan dengan penghilangan elemen yang seharusnya tidak terjadi berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris. b. Error of ordering, merupakan kesalahan dengan ketidaktepatan susunan pola kalimat yang seharusnya berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris. 2. Berdasarkan kesalahan Bahasa Inggris yang tidak dipengaruhi oleh pengaruh Bahasa Pertama (Bahasa Inggris) yaitu: a. Error of addition, merupakan kesalahan dengan penambahan elemen yang seharusnya tidak muncul berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris. b. Error of selection, merupakan kesalahan dengan pemilihan kelas kata yang seharusnya tidak muncul berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris.

Anda mungkin juga menyukai