Anda di halaman 1dari 16

AKTUALISASI DIRI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Academic Writing


DOSEN PENGAMPU: AGENG WIDODO

Disusun Oleh :

1. LUTFI MAULANA 214110102035


2. MUHAMMAD FATHURROHMAN 214110102200
3. RIZQA RANA WIDYANI 214110102191
4. MARCHELLA WAHYU NABILAH 214110102191
5. ZAHRAH NUR FITRI 214110102108

FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“AKTUALISASI DIRI” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Academic Writing.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Aktualisasi Diri, baik
untuk pembaca maupun penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ageng Widodo. selaku dosen Mata Kuliah Academic Writing.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna dan menambah
wawasan untuk teman-teman sekalian. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami dapatkan. Oleh karena itu, kami meminta maaf sebesar-
besarnya dan berharap mendapatkan kritik, saran, dan usulan agar makalah ini menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini dapat dipahami oleh teman-teman yang membacanya.
Jazakumullahu Khairan Katsiran.

Purwokerto, 17 November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. i
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... i
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. i
C. Tujuan................................................................................................................ ii
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 1
A. Pengertian Aktualisasi Diri................................................................................1
B. Kebutuhan Beraktualisasi Diri.......................................................................... 1
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri........................................3
D. Karakteristik Aktualisasi Diri............................................................................3
E. Langkah-Langkah Beraktualisasi Diri...............................................................8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Kritik dan Saran...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang memiliki kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk


mengembangkan seluruh potensinya. Kebutuhan akan aktualisasi diri dalam hierarki
piramida Maslow menempati posisi paling tinggi atau teratas. Di saat seseorang telah
berhasil memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, dan juga
penghargaan, maka ia akan butuh untuk menunjukkan dirinya kepada orang lain.
Aktualisasi diri ini sangat dibutuhkan karena akan membuat seseorang lebih
terbuka, tidak kaku, dan spontan dalam menjalankan norma-norma yang ada di
sekitarnya. Namun, mereka juga mampu menunjukkan perilaku yang luhur dan tidak
menyinggung adat-istiadat setempat.
Menurut Rogers (1995 dalam Ginting, 2011) aktualisasi diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti Pemeliharaan (maintenance), Peningkatan diri (enhancement)
dan Penerimaan positif dari diri sendiri (self regard).
Dari pernyataan diatas bahwa aktualisasi diri sangat penting maka dari itu
makalah ini dibuat untuk menguraikan konsep aktualisasi diri, faktor apa saja yang
mempengaruhi aktualisasi diri dan bagaimana langkah beraktualisasi diri dan
karakteristiknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep aktualisasi diri?


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi aktualisasi diri?
3. Bagaimana langkah-langkah aktualisasi diri?
4. Apa saja kebutuhan beraktualisasi diri?
5. Apa yang dimaksud karakteristik aktualisasi diri?

i
C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
konsep aktualisasi diri, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi
diri, untuk mengetahui langkah-langkah mengaktualisasi diri, untuk mengetahui apa
saja kebutuhan beraktualisasi diri, dan untuk mengetahui karakteristik aktualisasi diri.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktualisasi Diri

Carl Rogers dan Abraham Maslow adalah tokoh dalam aliran psikologi
pertumbuhan yang menyebutkan aktualisasi diri sebagai tingkatan dalam menuju
kepribadian yang sehat. Rogers percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang telah
dibawa sejak lahir untuk menciptakan, dan hasil ciptaan yang sangat penting adalah
menjadi diri sendiri (Schlutz, 1991). Abraham Maslow juga mendasarkan teorinya
yang dikutip oleh Hasyim Muhammad bahwa aktualisasi diri pada sebuah asumsi
dasar, yaitu manusia pada hakekatnya memiliki nila intrinsik berupa kebaikan. Dari
sinilah manusia memiliki peluang untuk dapat mengembangkan dirinya.

Dari uraian di atas maka aktualisasi diri merupakan kebutuhan puncak dari setiap
manusia ketika semua kebutuhan dasarnya telah terpenuhi. Namun apabila kebutuhan
dasar lainya tidak dapat terpenuhi maka aktualisasi diri akan mengalami hambatan.

B. Kebutuhan Beraktualisasi Diri

Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) kebutuhan manusia dapat


digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Ranking kebutuhan yang dikemukakan Maslow (1943 dalam Naisaban, 2004) sebagai
berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasaannya karena
berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup
manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan makan, minum, oksigen,

1
kegiatan, istirahat, seks, proteksi dari cuaca yang ekstrem, dan rangsangan-
rangsangan sensoris.

2. Kebutuhan Rasa Aman


Kebutuhan yang mendorong manusia untuk memperoleh ketentraman,
kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya.

3. Kebutuhan Sosial
suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan
hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan
sesama jenis maupun lawan jenis, dalam keluarga maupun dalam kelompok
masyarakat. Kebutuhan ini muncul dalam bentuk merasa diterima dalam
keanggotaan kelompok, mengalami rasa kekeluargaan, persahabatan,
kekaguman, dan kepercayaan.

4. Kebutuhan akan harga diri


Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua. Pertama, penghargaan
diri sendiri yang menyangkut hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa
percaya diri, kekuatan pribadi, edukasi, kemandirian, dan kebebasan. Kedua,
adalah penghargaan dari orang lain, yaitu pengakuan dari orang lain karena
prestasi yang telah diraihnya dan kebutuhan untuk dihormati dan dihargai orang
lain. Kebutuhan harga diri diikuti oleh kebutuhan berkompetensi, kepercayaan
diri, kekuatan pribadi, prestasi, independensi, dan kebebasan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri


Kebutuhan yang muncul setelah semua kebutuhan terpenuhi.
Aktualisasi adalah kebutuhan manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan
keinginan dan potensi yang dimiliki atau hasrat dari individu untuk

2
menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang
dimilikinya.

C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Menurut Rogers (1995 dalam Ginting, 2011). faktor-faktor yang


mempengaruhi aktualisasi diri antara lain:

1. Pemeliharaan (maintenance)
Kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar
seperti makan, udara dan keamanan, serta kecenderungan untuk menolak
perubahan dan mempertahankan keadaan sekarang. Pemeliharaan bersifat
konservatif, dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan konsep diri yang
dirasa nyaman.

2. Peningkatan diri (enhancement)


Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan
tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan berubah.

3. Penerimaan positif dari diri sendiri ( self regard)


Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan,
dimana seseorang akan mampu menerima kelemahan dirinya namun tetap
berusaha melakukan yang terbaik. Penerimaan positif dari diri sendiri
merupakan bagian dari dimensi harga diri.

D. Karakteristik Aktualisasi Diri

Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) ada beberapa karakteristik yang
menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri, yaitu sebagai berikut :

3
1. Mampu melihat realita secara lebih efisien.
Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk mampu menganalisis
berbagai persoalan kehidupan menusia secara kritis dan mendalam.
Kemampuan melihat realitas kehidupan apa adanya akan menumbuhkan sikap
tidak emosional dan lebih objektif. Individu akan mendengar apa yang
seharusnya ia dengar, bukan mendengar apa yang diinginkan atau ditakuti oleh
orang lain. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup akan menghasilkan
pola pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke depan tanpa dipengaruhi oleh
kepentingan atau keuntungan sesaat.

2. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.


Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima
diri sendiri dan orang lain apa adanya. Ia akan melihat orang lain seperti melihat
dirinya sendiri, yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat ini akan
menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain dan juga kesabaran yang
tinggi didalam menerima diri sendiri dan lapang dada menerima kritikan, saran
serta nasehat orang lain.

3. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran.


Inividu yang mengaktualisaikan dirinya dengan benar akan
memanifestasikannya disegala tindakan, prilaku, dan gagasan yang ia
tunjukkan spontan, tidak dibuat-buat dan wajar. Sifat ini akan melahirkan sikap
lapang dada terhadap apa yang menjadi kebiasaan masyarakat selama hal
tersebut tidak bertentangan dengan prinsip utamanya. Akan tetapi, jika
kebiasaan lingkungan/masyarakat sudah bertentangan dengan prinsip yang
diyakininya, ia tidak segan-segan menentangnya, misalnya : adat istiadat yang
amoral, kebohongan, kehidupan sosial yang tidak manusiawi.

4. Terpusat pada persoalan.

4
Bagi individu yang telah mencapai aktualisasi diri, seluruh pikiran,
prilaku, dan gagasan individu berpusat pada persoalan yang tengah dihadapi
umat manusia, bukan pada persoalan yang sifatnya egoistis.
5. Memisahkan diri : kebutuhan akan kesendirian.
Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri
cenderung memisahkan diri dari lingkungan, sikap ini didasarkan atas
persepsinya mengenai sesuatu yang dianggap benar tanpa perlu menunjukkan
sikap egois, dimana seorang individu merasa tidak bergantung atas pikiran
orang lain, sikap yang demikian membuatnya tenang dan tentram dalam
menghadapi hujatan dari orang lain. Individu ini senantiasa menjaga martabat
dan harga dirinya meski berada dilingkungan yang kurang terhormat. Sifat
memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi pengambilan keputusan,
keputusan yang ia ambil tidak dipengaruhi orang lain, dan ia akan bertanggung
jawab atas segala keputusan/kebijakan yang diambilnya.

6. Otonomi : kemandirian terhadap budaya dan lingkungan


Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak akan
menggantungkan dirinya pada lingkungan. Ia dapat melakukan apa saja, kapan
saja, dimana saja, tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi)
disekitarnya. Kemandirian ini menunjukkan pertahanan diri individu terhadap
segala persoalan yang mengguncang, tanpa harus merasa putus asa apalagi
sampai bunuh diri.

7. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan.


Pada individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan
manifestasi rasa syukur atas segala potensi yang dimiliiki. Individu akan
diliputi perasaan senang, kagum, yang tidak bosan terhadap apa yang ia miliki
meskipun hal tersebut biasa saja. Implikasinya, individu akan mampu
mengapresiasikan segala yang ia miliki. Kegagalan seseorang dalam

5
mengapresiasikan dirinya dapat membuatnya menjadi manusia yang serakah
dan berprilaku melanggar hak asasi orang lain.

8. Kesadaran sosial.
Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya cenderung memiliki
perasaan simpati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain walaupun
orang tersebut berprilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan
memunculkan kesadaran sosial yang membuat individu memiliki rasa
bermasyarakat.

9. Hubungan interpersonal.
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung memiliki
hubungan yang baik dengan orang lain. Meskipun ia tidak cocok dengan prilaku
orang-orang disekitarnya.

10. Demokratis.
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.
Sifat ini dimanifestasikan dengan prilaku yang tidak membedakan orang lain
berdasarkan golongan, etnis, agama, suku, ras, status, sosial-ekonomi, partai,
dan lain-lain. Sikap demokratis ini lahir karena individu yang mampu
mengaktualisasikan diri tidak memiliki perasaan risih bergaul dengan orang
lain, rendah hati, dan senantiasa menghormati orang lain.

11. Rasa humor yang bermakna dan etis.


Rasa humor orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda
dengan humor kebanyakan orang, ia tidak akan tertawa terhadap humor yang
menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain. Humor yang ia
tunjukkan tidak hanya memancing tawa, tetapi memiliki makna dan nilai

6
pendidikan. Humornya benar-benar mencerminkan hakikat manusiawi-
menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

12. Kreativitas.
Kreatif merupakan karakteristik yang dimiliki oleh individu yang
mampu mengaktualisasikan dirinya. Kreativitas ini tanpa pengaruh dari pihak
manapun dan diwujudkan dalam kemampuan individu melakukan inovasi
spontan, asli, dan tidak dibatasi oleh lingkungan ataupun orang lain. misalnya
yaitu seseorang mampu memberikan pendapat dan mengembangkan potensi
yang ia miliki tanpa bantuan orang lain dan percaya diri dengan kemampuan
yang ia miliki.

13. Kemandirian.
Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu
mempertahankan pendirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan goyah
atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau kepentingan.

14. Pengalaman puncak.


Individu yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan
yang menyatu dengan alam, ia merasa tidak ada batas atau sekat antara dirinya
dan alam semesta. Artinya individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya
akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku, bahasa, agama, ketakutan,
keraguan, dan sekat sekat lainnya. Dengan demikian, individu akan memilikki
sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati, alami, sederhana, dan terbuka. Karakter
inilah yang mencerminkan seseorang berada pada pengalaman puncak.

7
E. Langkah-langkah Mengaktualisasi Diri

Menurut Asmadi ada beberapa langkha sederhana untuk mengaktualisasi diri


dalam mencapai sukses, yaitu:
1. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri, jangan pernah
menyembunyikan bakat karena bakat diciptakan untuk digunakan. Oleh
karena itu harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang ada
dalam diri. Itu adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah
masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa.
Tugas kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan
potensi apa sajakah yang kita miliki.
2. Asah kemampuan unik setiap hari. Orang sukses adalah orang yang
senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang
membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak perlu malu,
kemampuan sekecil apapun yang dimiliki sekarang adalah modal untuk
menciptakan kesuksesan dimasa depan.
3. Buat diri menjadi berbeda dan jadilah “One in a million kind of person”
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan
hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Maka
buatlah diri berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda,
tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup
anda merupakan berkah dan anugerah bagi orang lain.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Carl Rogers dan Abraham Maslow adalah tokoh dalam aliran psikologi
pertumbuhan yang menyebutkan aktualisasi diri sebagai tingkatan dalam menuju
kepribadian yang sehat. Abraham Maslow juga mendasarkan teorinya yang dikutip
oleh Hasyim Muhammad bahwa aktualisasi diri pada sebuah asumsi dasar, yaitu
manusia pada hakekatnya memiliki nila intrinsik berupa kebaikan. Dari sinilah
manusia memiliki peluang untuk dapat mengembangkan dirinya.

Kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasaannya karena berkaitan


langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan
yang mendorong manusia untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan
dari lingkungannya. Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua. Kebutuhan yang
muncul setelah semua kebutuhan terpenuhi.

Pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk


mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman. Walaupun ada keinginan yang kuat
untuk mempertahankan keadaan tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan
berubah. Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk mampu menganalisis
berbagai persoalan kehidupan menusia secara kritis dan mendalam. Kemampuan
melihat realitas kehidupan apa adanya akan menumbuhkan sikap tidak emosional dan
lebih objektif. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup akan menghasilkan pola
pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan
atau keuntungan sesaat. terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya. Individu ini
senantiasa menjaga martabat dan harga dirinya meski berada dilingkungan yang kurang
terhormat. dan apresiasi yang berkelanjutan. Implikasinya, individu akan mampu

9
mengapresiasikan segala yang ia miliki. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran
sosial yang membuat individu memiliki rasa bermasyarakat.

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Rasa


humor yang bermakna dan etis. Humor yang ia tunjukkan tidak hanya memancing
tawa, tetapi memiliki makna dan nilai pendidikan. Kreativitas ini tanpa pengaruh dari
pihak manapun dan diwujudkan dalam kemampuan individu melakukan inovasi
spontan, asli, dan tidak dibatasi oleh lingkungan ataupun orang lain. Dengan
demikian, individu akan memilikki sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus
hati, alami, sederhana, dan terbuka. Karakter inilah yang mencerminkan seseorang
berada pada pengalaman puncak. Oleh karena itu harus dan wajib mengenali bakat dan
potensi unik yang ada dalam diri.

2. Kritik dan Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fitra, R. (2015). Hubungan Harga Diri Mahasiswa Dengan Kemampuan Aktualisasi


Diri Dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah jakarta. 115.
Husna, H. I. (2020). Aktualisasi diri Pustakawan dalam Meningkatkan Produktivitas
Karya Tulis Ilmiah Pustakawan di universitas Islam Negeri Yogyakarta. 72.
Nuraini, S. (2019). Tingkat Aktualisasi Diri Mahasiswa Aktivis Kampus. 105.
Puspitadewi, E. P. (2014). Aktualisasi Diri dan Persepsi Terhadap Pelaksanaan
Pelatihan Pada Karyawan PT. Pelindo. Psikologi Teori &Terapan, Vol. 5, No.1,
7.

Anda mungkin juga menyukai