Anda di halaman 1dari 34

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.3 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Para ahli mengartikan sistem secara berbeda-beda. Adapun

pengertian sistem menurut para ahli yang berbeda-beda adalah sebagai

berikut:

Menurut O’Brien (2005, p22), sistem adalah sekumpulan

komponen yang berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan

tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui

proses transformasi yang terorganisasi.

Menurut McLeod (2001, p9), sistem merupakan sekumpulan

elemen yang terintegrasi dalam maksud yang sama untuk mencapai suatu

tujuan.

Jadi, dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah cara pandang terhadap dunia nyata yang terdiri dari elemen-

elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan atau sasaran

bersama dalam lingkungan yang kompleks.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2005, p27), informasi adalah data yang telah

dikonversi menjadi lebih berarti dan berarti bagi user khusus.

Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang sudah

diproses atau data yang memiliki arti.



 
Jadi, dapat disimpulkan informasi adalah analisis dan sistematis

terhadap data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh

penerimanya.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Laundon(2004, P8),Sistem Informasi adalah komponen-

komponen yang saling terhubung yang bekerja sama untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan penyebaran informasi untuk

mengambil keputusan, koordinasi, dan mengontrol atau mengendalikan

suatu organisasi

Menurut O’Brien(2005, P5), sistem informasi adalah kombinasi

yang diorganisasi oleh manusia, perangkat keras (hardware) , perangkat

lunak (software), jaringan komunikasi, sumber-sumber data yang

dikumpulkan, dibentuk dan informasi yang disebarkan dalam organisasi

Sistem informasi adalah entity (kesatuan) formal yang terdiri dari

berbagai sumberdaya fisik maupun logika. Dari organisasi ke organisasi ,

sumberdaya-sumberdaya ini disusun atau distrukturkan dengan beberapa

cara yang berlainan karena organisasi dan sistem informasi merupakan

sumberdaya-sumberdaya yang bersifat dinamis

2.2 Sistem Informasi Geografi

2.2.1 Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa yunani, yaitu geos dan graphein.

Geos berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan graphein adalah



 
menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya, geografi dapat

diiartikan pencitraan bumi atau pelukisan bumi.

Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan

yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan

timbale balik antara keduanya. Permukaan bumi ialah tempat makhluk

hidup yang meliputi daratan, air atau perairan, dan udara atau lapisan

udara.

2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan

gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografis.

Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan

sangat membantudalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur

pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi, seperti

yang telah dibahas dimuka, dengan tambahan unsur “Geografis”. SIG

juga merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur “informasi

geografis”.

Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG

merupakan satu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya

fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat

dipermukaan bumi. Jadi, SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak

yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,

menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-

atributnya.

 
Berikut merupakan sebagian kecil dari definisi SIG yang telah

beredar di berbagai pustaka:

1. Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer yang digunakan

untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan

menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan

permukaan bumi (Demers, 1997).

2. Sistem Informasi Geografi adalah kumpulan yang terorganisir dari

perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil

yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,

mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan mmenampilkan semua

bentuk informasi yang bereferensi geografi (Esri, 1990).

3. Sistem Informasi Geografi merupakan suatu fasilitas untuk

mempersiapkan, mempresentasikan, dan menginterpretasikan fakta-

fakta (kenyataan) yang terdapat di permukaan bumi (definisi umum).

Untuk definisi yang lebih sempit, SIG adalah konfigurasi perangkat

keras dan perangkat lunak komputer yang secara khusus dirancang

untuk proses-proses akusisi, pengelolaan, dan penggunaan data

kartografi (Tomlin, 1990).

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem yang

menggabungkan hardware, software, dan brainware yang mengumpulkan,

menganalisa, memanipulasi, dan mengimplementasikan data.


10 
 
2.2.3 Komponen-komponen yang membentuk sistem informasi geografi

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi merupakan sistem kompleks yang

biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang

lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa

komponen sebagai berikut:

1. Perangkat Keras

Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat

keras mulai dari PC, desktop, workstation, hingga multiuser host

yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam

jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang

penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas

memori (RAM) yang besar.

Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat

terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga


11 
 
keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapun perangkat

keras yang sering digunakan untuk SiG adalah komputer (PC),

mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.

2. Perangkat lunak

Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem

perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata

memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan

dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa

modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang

terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing

dapat dieksekusi sendiri.

3. Data dan informasi geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi

yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara

mengimportnya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain

maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari

peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan

dengan menggunakan keyboard. Basis data yang berupa data spasial

(grafis) dan data atribut (non grafis) merupakan komponen utama

Sistem Informasi geografi, selain menentukan kualitas Sistem

Informasi geografis basis data memerlukan biaya investasi yang

besar untuk pemeliharaan dan perawatannya.

Basis data yang ada harus dikelola sehingga dapat dimanipulasi,

dianalisa, dan disajikan secara grafis. Untuk itu diperlukan perangkat


12 
 
teknologi yang berkaitan dengan pengelolaan basis data, perangkat

analisa spasial dan perangkat display. Pengelolaan basis data harus

dapat menangani data spasial dan perangkat display. Pengelolaan

basis data harus dapat menangani data spasial maupun data non

spasial.

Perangkat analisa spasial adalah perangkkat lunak yang bertumpu

pada algoritma-algoritma dan teknik-teknik untuk melakukan analisis

yang bersifat spasial, sedangkan perangkat display adalah berupa

kombinasi perangkat keras maupun lunak untuk pemanipulasian dan

penyajian data secara grafis.

4. Manajemen

Komponen pelaksana menyangkut sumber daya manusia serta

perangkat organisasi yang akan menjalankan dan mengelola sistem

informasi geografis secara berkesinambungan. Karena suatu proyek

SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh

orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua

tingkatan.

2.2.4 Kemampuan SIG

Kemampuan Sistem Informasi Geografi berbeda dengan

kemampuan sistem informasi pada umumnya. Kemampuan SIG dapat

digunakan oleh berbagai kalangan untuk menjelaskan suatu kejadian,

merencanakan suatu strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi pada

kenyataan geografis di waktu yang akan dating. Pada dasarnya, dengan


13 
 
memperhatikan definisi dan fungsi-fungsi analisis spasial dan atribut

yang dilakukan, kemampuan-kemampuan SIG sudah dapat dikenali.

Kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG

(Prahasta,2005,p72), yaitu:

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi.

2. Mengintegrasikan data geografi.

3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografi.

4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi.

5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi.

6. Mengelola data geografi.

7. Memanipulasi data geografi.

8. Menganalisa data geografi.

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk-bentuk:

peta tematik (view dan layout), table, grafik (chart) laporan (report),

dan lainnya dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

Kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis

yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi

analisis; fungsi analisis spasial dan fungsi analisis atribut.

Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem

pengelolaan basisdata (DBMS) :

1. Operasi dasar basisdata mencakup:

• Membuat basisdata baru.

• Menghapus basisdata.
14 
 
• Membuat table basisdata.

• Menghapus table basisdata.

• Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam table.

• Membaca dan mencari data dari table basisdata.

• Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam

table basisdata.

• Menghapus data dari table basisdata.

• Membuat index untuk setiap table basisdata.

2. Perluasan operasi basisdata:

• Membaca dan menulis basisdata ke dalam sistem basisdata

yang lain.

• Dapat berkomunikasi dengan sistem basisdata yang lain.

• Dapat menggunakan bahasa basisdata standard SQL.

• Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin

digunakan di dalam sistem basisdata.

Fungsi analisis spasial terdiri dari:

1. Klasifikasi

Fungsi ini mengklasifikasikan atau reclassify suatu data

spasial menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan

criteria tertentu. Misalnya, dengan menggunakan data spasial

ketinggian permukaanbumi (topografi), dapat diturunkan data

spasial kemiringan. Nilai-nilai persentase kemiringan ini dapat


15 
 
diklasifikasikan hingga menjadi data spasial baru yang dapat

digunakan untuk merancang perencanaan pengembangan

suatu wilayah.

2. Network

Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik atau garis-garis

sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. Fungsi ini

sering digunakan di dalam bidang-bidang transportasi dan

utility (misalnya jaringan kabel listrik, jaringan pipa air

minum, saluran drainase, DAS).

Sebagai contoh, dengan fungsi analisis spasial network,

untuk menghitung jarak terdekat antara dua titik tidak

menggunakan selisih absis dan ordinat titik awal dan titik

akhirnya. Caranya yaitu, pertama kali mencari seluruh

kombinasi jalan-jalan yang menghubungkan titik awal dan

akhir yang dimaksud. Pada setiap kombinasi, hitung jarak titik

awal dan akhir dengan mengakumulasi jarak-jarak segmen-

segmen yang membentuknya. Pilih jarak terpendek (terkecil)

dari kombinasi-kombinasi yang ada.

3. Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal

dua data spasial yang menjadi masukkannya.

4. Buffering

Buffering akan menghasilkan data spasial baru yang

berbentuk polygon atau zona dengan jarak tertentu dari data


16 
 
spasial yang menjadi masukannya. Data spasial titik akan

menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran-lingkaran

yang mengelilingi titik pusatnya.

Untuk data spasial garis akan menghasilkan data spasial

baru yang berupa polygon-polygon yang melingkupi garis-

garis. Demikian pula dengan data spasial polygon, akan

menghasilkan data spasial baru yang berupa polygon-polygon

yang lebih besar.

5. 3D analysis

Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan

dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi. Fungsi

analisis spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi.

Sebagai contoh, untuk menampilkan data spasial ketinggian,

tataguna lahan, jaringan jalan dan utility dalam bentuk model

3 dimensi, fungsi analisis ini banyak digunakan.

6. Digital image processing

Pada fungsi ini hanya perangkat yang berbasiskan raster

yang memilikinya. Karena data spasial permukaan bumi

banyak didapat dari perekaman data satelit yang berformat

raster, maka banyak SIG raster yang juga dilengkapi dengan

fungsi analisis ini. Fungsi analisis spasial ini terdiri dari

banyak sub-sub fungsi analisis pengolahan citra digital.


17 
 
2.3 Pemetaan

2.3.1 Pengertian Peta

Peta adalah sekumpulan titik, garis, dan wilayah yang digunakan

untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem

koordinat peta. Peta biasanya direpresentasikan ke dalam dua dimensi,

tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk dapat direpresentasikan

dalam bentuk tiga dimensi (Burrough, 1986, p13).

Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer

memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya

dikenali sebagai gambar pada kertas tetapi juga penyimpanan,

pengelolaan, pengolahan, analisa, dan penyajiannya dalam bentuk digital

terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang dikelola dalam model

digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara

konvensional peta garis cetakan (hard copy) dan keluwesan, kemudahan

penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajian secara

interaktif bahkan real time pada media komputer (soft copy).

2.3.2 Jenis Peta

Pada umumnya, peta dibedakan atas dua jenis yaitu peta tematik

(thematic map) dan peta topografi (topographic map). Peta tematik

menunjukkan data yang berhubungan dengan tema atau topik tertentu,

seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan lahan, populasi atau

transportasi. Peta topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi

dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan,


18 
 
relief, dan fitur kultural dapat ditampilkan semuanya dalam peta topografi

yang sama.

Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta

penggunaannya.

A. Peta berdasarkan isinya:

1. Peta Geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis

suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dan lain-lain.

Peta geologi umumnya juga menyajikan peta unsur geografi.

2. Peta Geografi: memuat informasi tentang pusat peta, dibuat

berwarna dengan skala lebih kecil dari 1:100000.

3. Peta Topografi: memuat informasi tentang keadaan

permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya

menggunakan garis kontur. Peta topografi disebyt juga peta

dasar.

4. Peta Jalan: memuat informasi tentang jaringan jalan pada

suatu wilayah.

5. Peta Kota: memuat informasi tentang jaringan tranformasi,

drainase, sarana kota.

6. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang keadaan

permukaan bumi yang mencakup kawasan yang tidak luas.

Peta ini dibuat untuk pekerjaan perancangan teknis skala

1:10000 atau lebih besar.

B. Peta berdasarkan skala:

1. Peta skala besar: skala peta 1:10 000 atau lebih besar.
19 
 
2. Peta skala sedang: skala peta 1:10 000 - 1:100 000.

3. Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1:100 000.

2.4 Data

2.4.1 Pengertian Data

Data adalah aliran sejumlah fakta yang menggambarkan peristiwa

yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik, sebelum

diorganisasikan dan diatur ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan

digunakan oleh user (Laundon, 2004, p8).

Data adalah sejumlah fakta atau dasar penjelasan dari pemikiran,

peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang menangkap, merekam, menyimpan,

dan mengklarifikasi, tetapi tidak diorganisasikan untuk menyampaikan

pengertian khusus (Turban, 2003, p15).

Istilah informasi dan data sering digunakan secara bergantian dan

saling tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada

masing-masing konsep yang berbeda. Data merupakan bahasa,

mathematical, dan symbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh

umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep,

dan objek-objek penting lainnya. Singkatnya, data merupakan suatu

kenyataan apa adanya. Sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan

pada konteks yang penuh dalam arti oleh penerimanya.


20 
 
2.4.2 Jenis Data

Data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi dua jenis,

yaitu:

1. Data Non-Spasial

Data non-spasial (data atribut) merupakan data yang

menjelaskan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada satu

objek data dalam peta dan tidak menggambarkan posisi geografinya.

Data non-spasial dapat dijelaskan secara kualitatif dan

kuantitatif. Pada penjelasan secara kualitatif, kita menjelaskan tipe,

klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan

dengan objek yang lain, missal taman nasional, suaka margasatwa,

dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat

diukur/dinilai berdasarkan skala tingkatan interval dan ratio dari

suatu titik tertentu. Misalnya, jumlah penduduk dalam satu kelurahan

ada 1000 jiwa.

2. Data Spasial

Data spasial merupakan data sistem informasi yang terpaut

pada dimensi ruang. Data spasial memiliki komponen-komponen

sebagai berikut :

a. Titik (tanpa dimensi)

Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana

untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi

tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan

pada layar monitor dengan menggunakan symbol-simbol.


21 
 
Titik dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang

ditentukan, missal : taman nasional pada peta yang berskala

besar.

b. Garis (satu dimensi)

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan

paling sedikit dua titik dan digunakan untuk

merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas

polygon merupakan garis-garis, demikian pula dengan

jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran

buangan, dan utility lainnya. Di lain pihak, entity jalan dan

sungai, dapat direpresentasikan baik sebagai garis maupun

polygon tergantung dari skala peta.

c. Poligon (dua dimensi)

Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-

objek dua dimensi. Suatu danau, batas provinsi, batas kota,

batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entity yang

pada umumnya direpresentasikan sebagai polygon. Suatu

polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling

terhubung di antara ketiga titik tersebut. Di dalam basisdata,

semua bentuk area dua dimensi akan direpresentasikan oleh

bentuk poligon.
22 
 
2.4.3 Model Data Spasial

Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster

dan vektor. Dengan demikian untuk menyajikan entity spasial digunakan

model data raster atau model data vektor.

1. Model Data Raster

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan

data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel

yang membentuk grid. Model data raster memberikan informasi

spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang

digeneralisir.

Dengan model ini, dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks

atau sel-sel grid yang homogen. Maka dapat dikatakan bahwa model

data raster adalah model data spasial yang paling sederhana.

2. Model Data Vektor

Model data vector menampilkan, menempatkan , dan menyimpan

data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva,

atau polygon beserta atribut-atributnya. Model data vector terdiri dari

garis biasa atau garis lengkung, yang didefinisikan dengan titik awal

dan akhir, yang bertemu pada sebuah titik yang didefinisikan oleh

sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Lokasi dari node

tersebut dan struktur topologi biasa disimpan secara jelas.


23 
 
Ada beberapa cara dalam mengorganisasikan dua database.

Biasanya sistem vector dari dua komponen, yaitu untu mengelola

data spasial dan yang lain untuk mengelola data tematik.

2.5 Basis Data

2.5.1 Pengertian Basis Data

Konsep mengenai basisdata dapat dipandang dari beberapa sudut.

Dari sisi sistem, basisdata merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang

saling berelasi. Sementara dari sisi manajemen, basisdata dapat dipandang

sebagai kumpulan data yang memodelkan aktivitas-aktivitas yang terdapat

didalam enterprise-nya. Selain itu basisdata juga mengandung pengertian

kumpulan data non-redundant yang dapat digunakan bersama oleh sistem-

sistem aplikasi yang berbeda. Atau dengan kata lain, basisdata adalah

kumpulan data-data (file) non-redundant yang saling terkait satu sama

lainnya yang dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya atau

struktur data dan relasi-relasi di dalam usaha membentuk bangunan

informasi yang penting (enterprise).

Menurut Connoly&Begg (2002, p14), basis data adalah

sekumpulan koleksi data yang dapat digunakan secara bersamaan atau

simultan oleh lebih dari satu user atau department. Data-data yang terdapat

di dalam database saling terkait secara logikal, artinya objek-objek terpisah

(person, place, thing, concept, event) di dalam suatu organisasi yang

disebut sebagai entity dan memiliki atribute yang menggambarkan aspek-

aspek tertentu dari objek, dihubungkan satu sama lain melalui suatu
24 
 
asosiasi yang disebut sebagai relationship. Database tidak hanya

menyimpan data operasional, tetapi juga menyimpan data yang

menggambarkan data di dalamnya atau yang disebut sebagai data

dictionary (data about data).

Dengan basisdata, perubahan, editing, dan updating data dapat

dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam

sistem yang bersangkutan. Perubahan ini mencakup perubahan format data

(konversi), struktur file, atau relokasi data dari satu perangkat ke

perangkat-perangkat lainnya.

2.5.2 Basis Data Terelasi (Relational Database)

Connoly (2002, p74) Basis data terelasi adalah kumpulan

relasi/relational yang ternormalisasi dimana masing-masing relasi

memiliki nama sendiri.

2.5.3 Entity Relationship

Merupakan gambaran dari hubungan antar data berdasarkan

persepsi dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yang disebut

entity, dan hubungan (relationship) antara objek-objek tersebut.

Entity adalah benda/objek pada dunia nyata yang dapat dibedakan

dari objek lain. Entity digambarkan dalam database sebagai atribut.

Relationship adalah hubungan di antara beberapa entity. Model Entity

Relationship merepresentasikan kendala dimana isi dari database harus

dibentuk. Salah satu kendala yang penting adalah Mapping Cardinalities


25 
 
yang mengekspresikan jumlah entity ke entity lain yang bisa diasosiasikan

melalui relationship set.

Jenis-jenis Mapping Cardinalities :

1. One to one : sebuah entity di A hanya dapat diasosiasikan dengan

paling banyak satu entity di B dan sebaliknya.

2. One to many : sebuah entity di A dapat diasosiasikan dengan nol

atau lebih entity di B, namun entity di B hanya dapat diasosiasikan

dengan paling banyak satu entity di A.

3. Many to one : sebuah entity di A dapat diasosiasikan dengan paling

banyak satu entity di B, namun entity di B dapat diasosiasikan

dengan nol atau lebih entity di A.

4. Many to many : sebuah entity di A dapat diasosiasikan dengan nol

atau lebih entity di B, namun entity di B dapat diasosiasikan

dengan nol atau lebih entity di A.

2.5.4 Diagram Hubungan Entitas (ERD / Entity Relational Diagram)

Diagram Hubungan Entitas (ERD) adalah diagram yang

digunakan untuk menggambarkan struktur logical dari database secara

keseluruhan.

2.6 Diagram Alir Data (DFD)

Diagram Alir Data (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem

yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk symbol untuk menggambarkan

bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walaupun
26 
 
nama diagram ini menekankan pada data, namun justru sebaliknya, penekanannya

ada pada proses (McLeod, 2001, p316).

DFD digunakan untuk mempresentasikan sistem sebagai berikut:

1. Proses

Proses menunjukkan hal-hal yang dilakukan oleh sistem, setiap proses dapat

mempunyai satu atau lebih input dan satu atau lebih output.

Dalam DFD, proses dilambangkan dengan sebuah lingkaran. 

2. Entity Eksternal

Merupakan entitas yang berada diluar sistem, dapat berupa organisasi atau

perorangan. Entity Eksternal dapat menyediakan input bagi sistem atau

sebagai tujuan output.

Entity Eksternal ini dilambangkan dengan persegi panjang.

3. Data Store

Penyimpanan data yang digunakan dalam sistem, menyediakan input atau

output bagi suatu proses. Yang menjadi input disebut data source, sedangkan

yang menjadi output disebut sink.

Data store ini dilambangkan dengan dua garis horizontal.

 
27 
 
4. Aliran Data

Menunjukkan perjalanan data di dalam sistem yang arahnya ditunjukkan

dengan anak panah. Aliran data bisa terjadi antara dua proses atau dari data

store ke proses dan sebaliknya ataupun dari entity eksternal ke proses

sebaliknya. Sedangkan aliran data tidak boleh dilakukan dari entity eksternal

ke entity eksternal atau dari data store ke data store.

Aliran data ini dilambangkan dengan anak panah

2.7 State Trantition Diagram (STD)

Menurut Pressman(2001,p302), STD mengindikasikan bagaimana sebuah

sistem berperilaku sebagai sebuah konsekuensi dari kejadian (event) eksternal.

Untuk itu, STD mewakili sejumlah mode dari behaviour yang disebut juga

sebagai kondisi (state) dari sistem dan cara dalam perubahan yang dihasilkan

dari suatu kondisi ke kondisi lainnya.

STD adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk menggambarkan

node dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antara node. Satu atau

lebih aksi mungkin dapat berasosiasi dengan setiap transisi.

STD memiliki komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili

sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state

dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut

atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.


28 
 
STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan

bagaimana sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan bagaimana

kejadian merubah state suatu sistem.

Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan

serangkaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antara state,

menunjukkan bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state yang lain dan

mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state.

2.8 Sistem Drainase

2.8.1 Pengertian Genangan

Menurut Badan Pengendalian Banjir, genangan adalah air yang

antri (memenuhi) jalan dengan ketinggian air mencapai 30 sampai 50

sentimeter. Lamanya genangan untuk sebuah sebutan genangan air adalah

berkisar 30 sampai 40 menit atau tidak mencapai satu jam. Selama

ketinggian air di bawah 100 sentimeter atau satu meter, itu bukanlah

banjir.

Menurut PEMDA DKI jakarta, genangan adalah ketinggian air

yang mencapai 30 sentimeter dari permukaan laut.

2.8.2 Pengertian Curah Hujan

Menurut Badan meteorologi dan Geofisika (BMG), curah hujan

adalah air yang jatuh sampai ke permukaan tanah. Butiran-butiran air

yang tidak sampai ke permukaan tanah disebut virga. Satuan curah hujan

adalah mm (milimeter). 1 mm maksudanya adalah hujan yang jatuh ke


29 
 
permukaan tanah, apabila di ukur tingginya adalah 1 mm tanpa ada yang

meresap atau mengalir ataupun menguap. Curah hujan 1 mm adalah


2
banyaknya air yang tertampung dalam luasan 1 m jumlahnya adalah 1

liter.

Menurut BAKOSURTANAL, curah hujan adalah volume hujan

rata-rata yang jatuh pada suatu wilayah, dihitung setiap periode waktu

tertentu (per bulan atau per tahun).

2.8.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengaliran Air Hujan

1. Curah hujan (precipitation) adalah faktor tunggal yang paling

penting, yang mempengaruhi debit dari suatu pengaliran air hujan.

Meskipun jumlah curah hujan penting, tetapi distribusi air hujan

menurut waktu dan ruang juga sama pentingnya. Hujan yang terjadi

selama musim tanam (growing season), mungkin kontribusinya pada

aliran air hujan sangat kecil, dan hujan dengan intensitas rendah dapat

meresap kedalam tanah dan menghasilkan aliran permukaan yang

sangat kecil.

2. Radiasi matahari (solar radiation) mempengaruhi penguapan

(evaporasi) melalui pengaruhnya terhadap temperatur. Temperatur

rendah mengakibatkan akumulasi es dan salju yang selama musim

panas dapat menjadi aliran air permukaan yang sangat deras. Lebih

lanjut tanah yang membeku (bersifat kedap air) akan mencair agak
30 
 
lambat, dan aliran permukaan yang sangat besar dapat terjadi sebagai

akibat hujan yang turun setelah suatu periode temperatur yang rendah.

3. Topografi dan geologi setempat mempengaruhi kecepatan dan jumlah

aliran permukaan. Kemiringan tanah yang curam (steep slopes) dan

lapisan kedap air meningkatkan kecepatan dan debit pengaliran,

sementara lapisan tanah yang tembus air (pervious) dan rata (flat)

memperbesar kemungkinan terjadinya peresapan (infiltration).

Pengaruh kedap air (impervious) maupun tembus air (pervious) dari

tanah terhadap pangaliran air permukaan dinyatakan dalam “angka

pengaliran”, yaitu presentase jumlah air hujan yang masuk kedalam

selokan terhadap jumlah air hujan yang jatuh.

Angka pengaliran ini dipengaruhi oleh:

a. Jenis permukaan yang dilalui air hujan.

b. Kemiringan tanah atau tempat yang dilalui air hujan

Semakin besar kemiringan, semakin cepat air mengalir dan

semakin sedikit air yang meresap. Jenis tanah yang sama dengan

kemiringan yang berbeda akan memberikan angka pengaliran

yang berbeda pula.

c. Iklim

Pada awal musim hujan yang panjang, angka pengaliran lebih

kecil daripada akhir musim penghujan. Karena pada akhir musim

penghujan tanah telah jenuh dengan air.

4. Penguapan (evaporation) adalah fungsi dari temperature, kecepatan

angin, dan kelembaban relatif. Kecepatan penguapan diukur dengan


31 
 
menggunakan suatu panci standar (standardized pan) yang terbuka di

udara. Kecepatan penguapan dinyatakan dalam kehilangan kedalaman

air per unit waktu, dan hasilnya dikorelasikan pada penguapan air

dalam kolam yang ekivalen dengan mengalikan terhadap faktor yang

berubah-ubah menurut waktu dan tempat, tetapi yang secara tipikal

sekitar 0,7.

Penguapan dari permukaan tanah sangat jauh kurang

dibandingkan dengan penguapan air terbuka, yang berkurang oleh

bayangan tanaman dan jumlah terbatas dari air di dalam tanah.

Transpirasi dapat menjadi cukup besar dalam bulan-bulan tertentu,

sehingga sering disatukan dengan evaporasi menjadi evapotranspirasi.

Pengaruh kedua hal ini sulit diukur secara terpisah pendekatan

konservatif untuk memperkirakan evapotranspirasi yang potensial,

paling tidak selama setahun, adalah dalam menyamakannya dengan

penguapan (evaporasi) air dari muka air bebas.

5. Pencegatan (interception) yaitu air hujan dicegat sebelum jatuh ke

atas tanah, termasuk air hujan yang tertahan di atas daun-daun

tanaman dan permukaan yang lain, dan tidak pernah jatuh ke tanah.

Jumlahnya dapat cukup berarti dalam setahun, pada daerah-daerah

yang tertutup vegetasi yang cukup rapat, namun karena air yang

tertahan ini akhirnya menguap, dimasukkan kedalam katagori

evapotranspirasi.

Dalam jangka pendek, interception dapat mengurangi puncak

pengaliran permukaan(run-off peaks) cukup besar, karena


32 
 
kebanyakan penghambatan terjadi pada awal hujan. Dalam hidrologi

perkotaan(urban hydrology), interception kadang-kadang dianggap

sebagai pengurangan awal(initial abstaction) dari curah hujan, atau

penampung di daerah cadangan, atau peresapan.

6. Penampungan di cekungan (depression storage) yaitu air yang

tertahan di tempat yang rendah selama terjadi pengaliran di

permukaan tanah. Air ini selanjutnya akan menguap akan meresap ke

dalam tanah. Seperti halnya interception maka depression storage

mempunyai pengaruh mengurangi jumlah pengaliran permukaan pada

awal curah hujan. Pengaruhnya pada luas daerah

pengaliran(catchment area) dan aliran puncak(peak flow) relative

kecil.

Hubungan antara depression storage dan waktu tidak dapat

ditentukan secara umum. Dalam beberapa kasus dianggap sebagai

pengurangan awal yang harus dipenuhi sebelum terjadi pengaliran.

Tetapi pada umumnya dianggap bahwa pengurangan tersebut

didistribusikan secara non-linear. Besarnya depression storage

berhubungan dengan topografi, penutupan tanah(ground cover) dan

faktor-faktor lain.

7. Perserapan (infiltration), dipengaruhi oleh jenis tanah, intensitas

curah hujan, kondisi permukaan, tumbuh-tumbuhan atau vegetasi

(yang dapat mengubah porositas tanah). Pengukurannya sulit dan

dapat terjadi kesalahan yang bermacam-macam.


33 
 
2.8.4 Pengertian Resapan

Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

(KIMPRASWIL), resapan adalah proses penambahan air ke dalam

lapisan air tanah dari sebagian air hujan, yang dapat menaikkan muka air

tanah.

Menurut BAKOSURTANAL, kawasan resapan adalah suatu

kawasan dari mana sesuatu dikumpulkan atau suatu kawasan daratan dari

mana air hujan yang jatuh ke kawasan itu meniris melalui suatu jaringan

drainase tunggal (catchment area).

Resapan air adalah kawasan sumber bagi aliran larian/limpasan

(run-off) yang mengalir ke suatu titik tertentu. Atau dapat juga diartikan

sebagai kawasan yang ditentukan oleh kenampakan/ciri istimewa

topografi yang di dalamnya curah hujan menyumbang pada air limpasan

di suatu titik tertentu (catchment).

2.8.5 Pengertian Drainase

Menurut John S.Scot (2001, p202), drainase adalah pemindahan

air dengan pengaliran atau pemompaan dari dalam tanah, permukaan

tanah atau dari dalam bangunan/gedung-gedung. Bisa juga termasuk

penyaluran kotoran (sewerage).

Jadi drainase adalah suatu ilmu tentang pengeringan air

(mengosongkan air).
34 
 
2.8.6 Jenis-jenis Drainase

Menurut Ray K.Linsey (1992, p616-639), ada tiga jenis drainase

yang utama, yaitu:

1. Urban Storm Drainage biasanya digunakan untuk mengendalikan air

hujan yang terkumpul di jalan dan dialirkan melalui suatu saluran

yang membawanya ke suatu titik dimana air tersebut dapat dialirkan

dengan aman ke sungai, danau, atau laut.

2. Land Drainage adalah drainase yang memindahkan genangan air dari

permukaan tanah atau drainase yang menyerap genangan air menuju

daerah akar tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman atau

untuk mengurangi bertambahnya kadar garam tanah.

3. Highway drainage adalah saluran drainase yang terdapat pada jalan

raya yang panjang. Jalan raya ini menyebabkan penyempitan

permukaan bidang tanah. Bidang tanah yang menyempit

menimbulkan masalah drainase, yaitu kumpulan genangan air di

jalan raya dan daerah sekitarnya. Genangan ini harus dibuang tanpa

menimbulkan banjir atau merusak jalan dan daerah sekitar. Genangan

air pada jalan raya yang banyak dilintasi oleh jalur drainase harus

disalurkan melintasi jalan yang benar tanpa menghambat aliran di

hulu jalan yang dapat menyebabkan kerusakan properti dari jalan

tersebut
35 
 
2.8.7 Jenis-jenis Saluran

1. Saluran terbuka

Bentuk-bentuk saluran terbuka:

a. Segitiga :

- Bila debit kecil

- Ekonomi jika sudut kemiringan dinding saluran = 450, ujung

bawah tidak perlu dibulatkan.

- Sebaiknya saluran diperkeras (diberi lapisan dinding dari

pasangan batu muka atau beton tipis) untuk mencegah erosi,

terutama jika kemiringan dasar saluran cukup besar. Pelaksaan

perkerasan harus dari ujung bawah ke atas (dari hilir ke hulu),

agar setiap saat hujan, saluran sudah bisa berfungsi.

b. Trapesium

- Bentuk ini ekonomis jika sudut kemiringan dinding saluran =

600.

- Dinding saluran diperkeras dengan pasangan batu muka atau

beton tipis (tidak ada tekanan tanah dari samping).

- Pada dinding saluran perlu diberi lubang-lubang drainase

(wheep holes) untuk mengalirkan air tanah, guna mengurangi

tekanan air tanah. Di belakang lubang-lubang tersebut diberi

lapisan ijuk untuk mencegah butiran tanah terbawa keluar

yang bisa menyebabkan rongga-rongga di belakang dinding

saluran, sehingga saluran bisa retak/pecah.


36 
 
- Bila dinding saluran dibuat dari beton, perlu ada sambungan

muai-susut (sambungan dilatasi) tiap panjang 5 sampai 10

meter. bila digunakan beton bertulang, sambungan tiap 15

sampai 20 meter.

c. Setengah lingkaran

- Dibuat dari beton tumbuk dengan panjang 1 meter

- Untuk debit kecil

d. Empat persegi panjang

- Permukaan air maksimum dalam saluran harus berjarak 5 cm

dari tepi atas saluran (untuk saluran besar) dan 10 cm dari tepi

atas saluran (saluran kecil).

- Saluran dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang. Untuk

saluran besar, bagian dasar saluran tidak diperkeras, tetap

berupa tanah.

- Pada dinding saluran dibuat lubang-lubang drainase (wheep

holes) yang diberi lapisan ijuk di bagian belakang dinding.

2. Saluran tertutup

a. Pipa

Dapat berbentuk penampang lingkaran, ellips, atau bulat

telur, yang dicetak sebelumnya (prefabricated) dari bahan

beton tumbuk atau tanah liat yang dibakar (khusus untuk pipa

berpenampang lingkaran), dengan panjang ± 1 meter setiap

bagian. Sekarang dapat pula digunakan pipa pralon, dengan

ukuran batang yang lebih panjang (> 1 meter).


37 
 
Sambungan-sambungan pipa harus kedap air dan tidak

boleh bocor, agar air kotor tidak mencemari air tanah.

Mengingat pipa terdiri dari bagian-bagian pendek (1m),

pemasangan pipa harus teliti dan berhati-hati, agar diperoleh

kemiringan saluran yang lurus (tidak naik turun), sehingga

pengaliran air lancar dan tidak terhambat serta menghindari

terjadinya endapan-endapan.

Untuk daerah dengan tanah lunak (rawa-rawa, dan

sebagainya) serta daerah rawan gempa, lebih dianjurkan

menggunakan pipa baja, guna menghindari patah akibat daya

dukung tanah yang tidak sama, atau yang terlalu lemah, atau

terjadinya gerakan akibat gempa.

b. Boks (kotak) :

Bentuk ini digunakan untuk saluran pembuang tertutup

dengan debit besar. Jenis boks atau kotak ini dibuat langsung

di tempat pekerjaan (cash in place), biasanya dari pasangan

batu dengan pelat penutup dari beton bertulang, atau dari

beton bertulang seluruhnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan saluran tertutup bentuk boks adalah :

- Lebar dan tinggi yang tersedia

- Perubahan debit (debit pengaliran tidak konstan)

- Keadaan dan sifat tanah dasar

- Ketersediaan bahan dan tenaga kerja


38 
 
2.8.8 Bangunan Pengendali Banjir

Bangunan pengendali banjir ( flood control structures) adalah

bangunan yang direncana untuk mengendalikan banjir. Misalkan

bendungan, waduk, tanggul, saluran pengelak / banjir kanal / floodway,

pintu air, dan pompa.

2.8.9 Pompa

Pompa adalah mesin hidrolik yang mengkonversi energi mekanik

ke energi fluida. Pompa diperlukan apabila letak selokan pembuangan

lebih rendah dari sungai, sehingga air buangan harus dinaikkan dengan

pompa dan dimasukkan kedalam kolam penampungan sebelum dibuang ke

sungai.

2.8.10 Pengertian Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sungai merupakan jalan air alami. Laluan melalui sungai

merupakan cara biasa air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke

laut atau takungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari

beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai.

Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama.

Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan

tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai

bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.

Kebanyakan pinggir sungai di Jepang dipakai untuk tempat

bermain, rekreasi dan pesta akhir pekan. Kemanfaatan terbesar sebuah


39 
 
sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai

saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial

untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950

daerah aliran sungai (DAS).

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah geografi mengenai

sebatang sungai, anak sungai dan area tanah yang dipengaruhinya.

Anda mungkin juga menyukai