Modul Pengaturan Dan Konsepsi Keamanan Bendungan
Modul Pengaturan Dan Konsepsi Keamanan Bendungan
BENDUNGAN
MODUL 04
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pengaturan dan Konsepsi Keamanan
Bendungan sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan Perencanaan Bendungan
Tingkat Dasar. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL........................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat..............................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran.......................................................................................2
1.3.1 Hasil Belajar...........................................................................................2
1.3.2 Indikator Hasil Belajar............................................................................2
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok................................................................2
BAB IV PENUTUP......................................................................................................67
4.1 Simpulan.........................................................................................................67
4.2 Tindak Lanjut..................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................69
GLOSARIUM...............................................................................................................70
KUNCI JAWABAN......................................................................................................71
LAMPIRAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Pengaturan dan Konsepsi Keamanan Bendungan ini terdiri dari dua
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas garis besar
pengaturan keamanan bendungan. Kegiatan belajar kedua membahas konsepsi
keamanan bendungan.
Persyaratan
Metode
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan ajar pengaturan dan konsepsi keaman bendungan ini, isinya terdiri dari
dua topik bahasan yaitu:
a) Garis besar pengaturan keamanan bendungan dan
b) Konsepsi keamanan bendungan.
Topik bahasan “garis besar pengaturan keamanan bendungan” isinya
mencakup: pertimbangan perlunya pengaturan, peraturan perundang-
undangan yang terkait, maksud dan tujuan pengaturan keamanan bendungan,
BAB II
GARIS BESAR PENGATURAN KEAMANAN BENDUNGAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan garis besar pengaturan
keamanan bendungan
Dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun setelah mendapat izin
penggunaan sumber daya air, pembangun/pemrakarsa pembangunan
bendungan harus mengajukan permohonan persetujuan prinsip
pembangunan bendungan. Izin dapat diperpanjang dengan mengajukan
permohonan secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka
waktu izin berakhir.
Setiap pembangunan bendungan baru, harus melalui tiga tahapan kajian dan
mendapat 3 macam persetujuan dan izin seperti pada angka 1, 2 dan 3 tabel
tersebut.
Tabel 2.1. Kajian, Persetujuan dan Izin Pembangunan Bendungan Baru
No. Jenis kajian Jenis persetujuan dan izin keamanan
bendungan
1. Kajian desain Persetujuan desain dan izin pelaks
konstruksi
2. Kajian pelaksanaan kons- Izin pengisian awal waduk
truksi (+ kesiapan pengisi- (untuk bendungan limbah tambang izin ini
an awal waduk) dikeluarkan oleh KLH)
3. Kajian pelaksanaan pengi- Izin pengoperasian bendungan,
sian awal waduk (untuk bendungan limbah tambang izin ini
(+ kesiapan pengelolaan dikeluarkan oleh KLH)
bendungan)
a) Persetujuan desain
Persetujuan desain dikeluarkan apabila:
Desain bendungan telah memenuhi kreteria/persyaratan keamanan
struktur bendungan berupa aman terhadap kegagalan struktural,
aman terhadap kegagalan hidraulis, dan aman terhadap kegagalan
rembesan, dan
Dokumen persyaratan administrasi dan persyaratan teknis telah
lengkap.
Pada tahap pengelolaan bendungan, terdapat izin dan persetujuan yang harus
dipenuhi pengelola bendungan, apabila pemilik/pengelola bendungan
melakukan kegiatan: perubahan, rehabilitasi atau penghapusan fungsi
bendungan seperti yang akan dijelaskan dibawah. Disamping izin-izin yang
terkait dengan keamanan bendungan, pembangunan bendungan juga harus
memperoleh izin-izin lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Izin operasi tidak dibatasi waktunya, tetapi selama masa operasi bendungan
pemilik/pengelola bendungan berkewajiban menyampaikan laporan ke Balai
Bendungan yang meliputi:
a) Laporan pemantauan bendungan tengah tahunan;
b) Laporan tahunan pemantauan, operasi dan pemeliharaan;
c) Laporan pemeriksaan besar, yang didahului dengan kegiatan
pemeriksaan besar beserta evaluasi keamanan bendungan secara
menyeluruh;
d) Laporan pemeriksaan luar biasa, bila gerjadi kondisi luar biasa seperti:
hujan badai, banjir besar, gempa bumi, dll.;
e) Laporan pemeriksaan khusus, bila timbul masalah yang mengancam
keamanan bendungan seperti: timbulanya retakan besar, longsoran besar,
amblesan besar, bocoran besar, dll.
Jenis persetujuan dan izin yang harus dipenuhi, akan ditetapkan dalam
sidang Komisi Keamanan Bendungan.
2.9 Latihan
1. Jelaskan kenapa diperlukan adanya pengaturan keamanan bendungan?
2. Apakah maksud dan tujuan pengaturan keamanan bendungan?
3. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap keamanan suatu
bendungan dan sebutkan beberapa kewajiban pemilik bendungan setelah
bendungan beroperasi!
2.10 Rangkuman
2.11 Evaluasi
1. Setiap pembangunan bendungan baru, harus memperoleh persetujuan
dan izin dari Menteri PUPR sebagai berikut.....
a. Izin desain, Izin pelaksanaan konstruksi bendungan dan Izin pengisian
awal waduk
b. Persetujuan desain, Izin pelaksanaan konstruksi bendungan, Izin
pengisian awal waduk
c. Persetujuan desain, Izin pelaksanaan konstruksi bendungan, Izin
operasi
BAB III
KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan prinsip konsepsi keamanan bendungan.
3.1 Umum
Bendungan dianggap aman apabila pembangunan dan pengelolaannya telah
telah dilaksanakan sesuai dengan konsepsi keamanan bendungan dan
kaidah-kaidah keamanan bendungan yang tertuang didalam norma/ peraturan
perundang-undangan, standar (SNI), pedoman dan manual (NSPM) yang
berlaku. Pada gambar 2.1 disajikan bagan Konsepsi Keamanan Bendungan
yang memiliki 3 pilar sebagai berikut:
a) Pilar I : Keamanan struktur
Bendungan harus didesain dan dikonstruksi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, aman terhadap
kegagalan struktural, aman terhadap kegagalan hidraulis dan aman
terhadap kegagalan rembesan.
Keamanan Struktur (Pilar I) akan dapat dicapai apabila desain dan konstruksi
bendungan dilaksanakan dengan benar sesuai Norma, Standar, Pedoman,
dan Manual, dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga desain dan konstruksi layak teknis. Upaya-upaya yang
dilakukan pada Pilar I, adalah merupakan upaya untuk mengurangi risiko
kegagalan bendungan, sehingga risiko kegagalan dapat ditekan sampai
dengan tingkat yang wajar sesuai kreteria yang berlaku.
Agar desain suatu bendungan layak teknis, kegiatan survai dan investigasi
sejak tahap pemilihan lokasi bendungan, harus dilakukan dengan cermat
dengan mematuhi NSPM yang berlaku. Demikian pula dalam penyiapan
desain pendahuluan (basic design) maupun untuk rinci (detil design harus
mematuhi NSPM. Untuk memastikan bahwa penyiapan desain telah
dilaksanakan sesuai NSPM, desain bendungan harus dikaji oleh Balai
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 25
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
Luar biasa: adanya kebuntuan pada system drainasi; surut cepat karena
penggunaan air melebihi kebutuhan; surut cepat karena gawat darurat.
Sebagian besar bendungan yang runtuh, disebabkan oleh peluapan air lewat
puncak tubuh bendungan (overtopping). Kejadian ini biasanya terjadi karena:
a) Kapasitas pelimpah yang tidak mencukupi, sehingga aliran dipelimpah
meluap menimbulkan gerusan pada fondasi di dasar dan samping
pelimpah.
b) Pintu pelimpah gagal dioperasikan karena faktor manusia atau faktor
teknis, sehingga terjadi luapan pada puncak tubuh bendungan.
Tabel 3.1. Persyaratan Angka Keamanan Minimal Untuk Stabilitas
Lereng Bendungan Urugan (SNI)
Kuat FK tnp FK dg
No Kondisi Tekanan Pori
geser gempa Gempa
1. Selesai pembangunan 1. Efektif Peningkatan tek. pori pada 1,30 1,20
tergantung : timbunan dan pondasi
1. Jadual pembangunan dihitung menggunakan
2. Hubungan antara tek. data lab. & pengawasan
pori dengan waktu instrumen
Lereng U/S dan D/S Idem hanya tanpa 1,40 1,20
pengawasan instrumen
Dengan gempa tanpa Hanya pada timbunan 1,30 1,20
kerusakan, digunakan 50% koef. tanpa data lab. &
gempa desain dengan/tanpa
pengawasan instrumen
2. Total 1,30 1,20
2. Rembesan tetap tergantung : 1. Efektif Dari analisis rembesan 1,50 1,20
1. Elevasi muka air
normal sebelah
udik
2. Elevasi muka air sebelah
hilir Lereng U/S dan D/S.
Dengan gempa tanpa
kerusakan digunakan 100%
koef. gempa desain
Kuat FK tnp FK dg
No Kondisi Tekanan Pori
geser gempa Gempa
3. Pengoperasian waduk 1. Efektif Surut cepat dan dari 1,30 1,10
tergantung : elevasi muka air normal
1. Elevasi muka air maks. di udik sampai muka air minimum.
2. Elevasi muka air min. di Lereng U/S dan D/S
udik (dead storage)
Lereng U/S harus dianalisis Surut cepat dari muka air 1,30 -
untuk kondisi surut cepat maks. sampai muka air
min. Pengaruh gempa
diambil 0% dari koef.
Gempa desain
4. Luar biasa tergantung : 1. Efektif Surut cepat dari elevasi 1,20 -
1. Pembuntuan pada muka air maksimum
sistim drainase sampai muka air terendah
2. Surut cepat bangunan pengeluaran.
karena penggunaan Pengaruh gempa
air melebihi kebutuhan diabaikan
3. Surut cepat keperluan
gawat darurat
A B
pemadatan yang baik, inti dilindungi dengan filter dan drainasi yang memadai,
hindari lereng hilir bendungan yang terlalu curam, dll. Walaupun dari hasil
perhitungan desain tidak diperlukan adanya filter namun karena didalam
pelaksanaan akan sangat sulit menghasilkan uruga yang betul-betul
homogeen, hendaknya pada bendungan urugan selalu dilengkapi filter dan
drainasi dengan kapasitasyang cukup.
3.3.1 Pemantauan
Bendungan akan selalu memperoleh ancaman dari fenomena alam, dan
sejalan dengan perjalanan waktu secara alami juga akan terjadi penuaan
(aging) atau perubahan pada karakteristik struktur karena proses kemerosotan
mutu (deterioration). Kemerosotan mutu dapat terjadi karena bendungan dan
bangunan pelengkapnya selalu diterpa dengan perubahan cuaca panas,
dingin, hujan yang silih berganti ataupun karena kondisi internal bendungan.
Biasanya perubahan berjalan dengan lambat dan tidak langsung dapat
diamati secara visual. Dengan pemantauan atau monitoring perilaku
bendungan secara menerus, biasanya gejala perubahan yang merugikan
dapat segera diketahui.
2) Beban luar:
o Elevasi muka air waduk;
o Elevasi sedimen;
o Gempa bumi;
o Data hidro meteorologi (debit inflow dan outflow, hujan, suhu
udara, evaporasi, dll.)
Hasil pembacaan dicatat dan di plot menjadi bentuk grafik oleh petugas
lapangan, kemudian secara berkala dikirim ke kantor pengelola
bendungan untuk dievaluasi oleh pemeriksa/supervisor yang merupakan
engineer atau ahli bendungan yang berpengalaman. Minimal setiap
setengah tahun sekali, Engineer melakukan pemeriksaan lapangan
dengan dibantu oleh petugas lapangan. Pemeriksaan lapangan oleh
engineer juga dilakukan pada saat terjadi penyimpangan perilaku
bendungan, kondisi luar biasa (hujan badai, gempa bumi. puting beliung)
dan kondisi khusus yang mengancam keamanan bendungan. Alur
pembacaan/ pengukuran instrument dan evaluasi datanya disajikan dalam
ilustrasi gambar 3.9.
Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan yang dilakukan dalam
interval waktu yang pendek, meliputi: harian, mingguan dan
bulanan. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas lapangan (juru dan
pengamat) dengan tujuan terutama untuk mengetahui:
kemungkinan adanya perubahan kondisi bendungan dari waktu
kewaktu, tanda-tanda perilaku bendungan, kemungkinan adanya
potensi masalah dan masalah yang sedang berkembang.
Perubahan kondisi bendungan dari waktu kewaktu, sangat penting
untuk mengetahui adanya potensi masalah dan masalah pada
bendungan.
Pemeriksaan besar
Pemeriksaan besar adalah pemeriksaan secara menyeluruh
terhadap aspek teknis dan non teknis dalam rangka evaluasi
keamanan bendungan. Pemeriksaan besar dilakukan oleh Tim
tenaga ahli bendungan yang paling tidak terdiri dari seorang dam
engineer, ahli hidrologi, ahli geotek, ahli geologi, ahli
hidromekanik.
Tujuan pemeriksaan besar, adalah untuk:
Meng-identifikasi problem yang sedang berkembang;
Mengetahui status/ kondisi keamanan bendungan berkaitan
dengan keamanan struktural dan operasional, hidrolis serta
rembesan;
Membuat saran atau usulan tindak lanjut untuk peningkatan
keamanan bendungan yang dapat berupa: pembatasan operasi,
perbaikan, studi lanjutan atau studi khusus
(b) Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh anggota Komisi Keamanan Bendungan dan
Balai Bendungan. Inspeksi dilakukan pada tahap penyiapan desain,
pelaksanaan konstruksi dan tahap pengelolaan bendungan.
Inspeksi oleh Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bendungan
dilakukan untuk:
pengumpulan data lapangan,
3) Uji Operasi
Semua peralatan yang terkait atau mendukung dengan keamanan
bendungan harus selalu siap untuk dioperasikan pada segala kondisi
operasi. Untuk mengetahui kesiapan alat tersebut, minimal sekali dalam
satu tahun perlu dilakukan uji operasi. Uji operasi sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan jadwal pemeliharaan dan disinkronkan dengan pola
operasi waduk. Uji dilakukan terhadap pintu pengeluaran bawah (contoh
Gambar 3.10), pintu pengeluaran darurat, pintu pelimpah, pintu intake,
system gawar darurat (flood warning system,) dan lain-lain.
Pemeriksaan
Tabel 3.3. Besaran Dan Jarak Gempa Untuk Pemeriksaan Luar Biasa
b) Perbaikan
Dengan bertambahnya umur bendungan, juga akan terjadi kerusakan
pada bendungan atau komponen bendungan. Untuk mencegah
berkembangnya kerusakan menjadi lebih parah dan mengembalikan
fungsinya seperti semula, kerusakan yang terjadi perlu segera diperbaiki.
Perbaikan bendungan harus dijadwalkan berdasar: tingkat keparahan
kerusakan, ketersediaan sumber daya (biaya, alat, SDM) yang tersedia
dan kondisi cuaca.
c) Rehabiltiasi
Bila kerusakan terjadi sudah sedemikian parah sehingga berpengaruh
pada keamanan struktur mendasar bendungan, pemilik bendungan perlu
segera mengambil langkah pengamanan bendungan dengan melakukan
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 45
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
3.4.3 Strategi
Seperti dijelaskan sebelumnya, strategi daIam penanganan kondisi darurat
meliputi tiga macam kegiatan, yaitu:
Identifikasi ancaman keamanan bendungan,
Penetapan tingkat keadaan darurat bendungan dan
Tindak penanganan atau pencegahan
2) Kondisi waspada
Kondisi waspada mulai diberlakukan apabila di bendungan telah
terdeteksi adanya problem yang memerlukan pemantauan secara
terus menerus (constant) atau diperlukan tindakan segera untuk
perbaikan. Penanganan problem dilakukan oleh staf pengelola
bendungan. Pada kondisi ini problem yang muncul masih berkembang
52 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
4) Kondisi awas
“Kondisi awas” adalah suatu keadaan yang diperkiran bendungan
akan segera runtuh dan air waduk akan keluar tanpa dapat
dikendalikan, atau telah terjadi keruntuhan atau terjadi ancaman
banjir. Apabila upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pada keadaan
siaga tidak berhasil dan diperkirakan bendungan akan segera runtuh,
atau terjadi ancaman banjir.
Kondisi awas dapat dideteksi dari munculnya indikasi ancaman
keamanan bendungan sebagai berikut:
Berkembangnya didih pasir secara cepat (ukuran/ laju aliran),
munculnya didih pasir baru di dekat didih pasir sebelumnya
khususnya bila ukurannya cukup besar, alirannya mengandung
lumpur.
Berkembangnya rembesan secara cepat, khususnya dengan
aliran mengandung lumpur.
Walikota, BNPB/ BPBD dan Kepolisian sesuai bagan alir laporan dan
pemberitahuan di dalam RTD bendungan.
3.4.4 Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada persiapan, yaitu:
- Planning;
- Penyiapan sistem peringatan dini;
- Penyiapan peralatan dan bahan;
- Pembentukan organisasi penanggulangan bencana;
- Pelatihan dan sosialisasi.
Perbaikan/
1 ev
rehabilitasi
Penurunan m.a.
1 opt
waduk sebagian
Penurunan m.a.
2
waduk sluruhnya
Evakuasi
3 2 1
pencegahan
Evakuasi setelah
2 1 1 1
kejadian
nampak tidak terduga
a) Planning
Kegiatan yang dilakukan meliputi: Penetapan daerah potensi genangan
banjir, dan pembuatan peta rencanan evakuasi.
Pelatihan juga diperlukan bagi para pejabat pemda dan dinas/ instansi
terkait yang terlibat dalam penanganan keadaan darurat atau
penanggulangan bencana. Pelatihan dapat dilakukan dalam bentuk
diskusi atau simulasi pelaksanaan rencana tindak darurat dengan
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 63
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
2) Sosialisasi
Sosialisasi Rencana Tindak Darurat dilakukan terhadap unsur
masyarakat yang terkena risiko banjir potensi keruntuhan bendungan
atau operasi bendungan. Sosialisasi harus dilakukan secara hati-hati
untuk menghindari timbulnya keresahan masyarakat. Sebelum
penyampaian materi RTD, kepada para peserta sosialisasi juga perlu
dijelaskan garis besar materi “pengaturan dan konsepsi keamanan
bendungan” untuk memberi pemahaman menganai latar belakang
yang mendasari perlunya disusun RTD.
3.5 Latihan
1. Konsepsi keamanan bendungan memiliki tiga pilar yang harus dipenuhi
bagi setiap bendungan. Sebutkan dan jelaskan!
2. Agar keamanan struktur bendungan terpenuhi, bendungan harus
memenuhi tiga kreteria pokok desain bendungan. Sebutkan dan jelaskan
ke tiga kreteria pokok desain bendungan tersebut!
3. Jelaskan apa tujuan pemantauan perilaku bendungan!
4. Agar pemilik bendungan memiliki kesiapsiagaan tindak darurat, pemilik
bendungan perlu menyiapkan sistem penanganan tindak darurat.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem tersebut!
3.6 Rangkuman
Bendungan dianggap aman apabila pembangunan dan pengelolaannya telah
memenuhi konsepsi keamanan bendungan dan kaidah-kaidah kaidah-kaidah
keamanan bendungan yang tertuang dalam berbagai NSPM terkait.
Keamanan bendungan harus didukung dengan tiga pilar, yaitu:
Pilar 1 : Keamanan Struktur
Pilar 2 : Pemantauan, Pemeliharaan dan Operasi
Pilar 3 : Kesiapsiagaan Tanggap Darurat
3.7 Evaluasi
1. Konsepsi keamanan bendungan memiliki tiga pilar, yaitu.....
a. Pliar 1: kemanan struktur; Pilar 2: Keamanan hidrolis; Pilar 3:
Keamanan rembesan.
b. Pliar 1: Kemanan struktur; Pilar 2: Operasi, Pemeliharaan dan
Pemantauan; Pilar 3: Kesiapsiagaan tindak darurat.
c. Pliar 1: kemanan struktur; Pilar 2: Operasi, Pemeliharaan dan
Pemantauan; Plilar 3: Keamanan rembesan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan
potensi bahya yang besar pula.
Agar keamanan suatu bendungan terwujud, harus didukung dengan tiga pilar,
yaitu:
Pilar 1 : Keamanan Struktur
Pilar 2 : Pemantauan, Pemeliharaan dan Operasi
68 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
DAFTAR PUSTAKA
H.Pougatsch, R.W. Muller & A.Kobelt, Water Alarm Concept in Swistzerland, Federal
Office for Water and Geology FOWG, Baden Swistzerland, Feb 2003
Rudolf Biederman Dr, Safety concept for dams development for dams
development of the Swiss concept since 1980, Federal Office for Water and
Geology FOWG, Baden Swistzerland, Feb 2003.
Emergency Action Planning for Dams Owners, Federal Guidelines for Dam Safety,
FEMA, 2004.
Hydrologic and Hydraulic Guidelines for Dams in Texas, Dam Safety Program, Texas
Commission on Environmental Quality, January 2007;
Guidelines for Developing Emergency Action Plans for Dams in Texas, Dam Safety
Program, Critical Infrastructure Division, Texas Commission on Environmental
Quality, Revised March 2012.
GLOSARIUM
overtopping : peluapan
scouring : gerusan
up heaving : sembulan
KUNCI JAWABAN