Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

(SPK)

Nomor: B-2219/DJ.IV/Dt.IV.2/KS.01.7/10/2021

Tanggal: 25 Oktober 2021

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN II

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN

KEMENTERIAN AGAMA RI

DENGAN

LEMBAGA PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA

GEREJAWI DAERAH (LPPD) PROVINSI SULAWESI SELATAN

TENTANG

BANTUAN PEMERINTAH UNTUK OPERASIONAL LEMBAGA

TAHUN 2021
Pada hari ini Senin tanggal 25 Oktober 2021 (dua ribu dua puluh satu), bertempat di Kantor
Kementerian Agama Jl.M.H. Thamrin No.6 Jakarta. Kami yang bertandatangan di bawah ini:

I. Nama : Jannus Pangaribuan


NIP : 196212221992031002
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen II
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Kristen, Kementerian Agama RI
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran,
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI,
Nomor SP DIPA -025.05.1.308056/2021 yang berkedudukan di Jl.M.H.
Thamrin No.6, Jakarta, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama Lembaga : LPPD Provinsi Sulawesi Selatan


Nama : Ellong Tjandra, SE., MM
Jabatan : Ketua Umum
Nomor Rekening : 130-003-000032322-1

Nama Rekening : LPPD PROVINSI SULAWESI SELATAN

Nama Bank : Bank SULSELBAR

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Lembaga Pengembangan Pesta
Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang
berkedudukan di Jalan Gunung Batu Putih No.10B Makassar, selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengikatkan diri dalam sebuah
Perjanjian Kerjasama pelaksanaan Bantuan Pemerintah, dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Yang dimaksud dengan Surat Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian dimana Pihak
Pertama mengikat Pihak Kedua, dan Pihak Kedua telah sepakat untuk melaksanakan
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini dengan mengacu pada Petunjuk
Teknis Pemberian Bantuan Pemerintah Tahun 2021 Direktorat Urusan Agama Kristen
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI;
2. Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan Pihak
Pertama dan Pihak Kedua tanpa ada unsur paksaan.

Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA:
a. Berhak membuat ketentuan bantuan /aturan (Petunjuk Teknis) untuk
pelaksanaan Bantuan Pemerintah Tahun Anggaran 2021 serta
menyampaikannya kepada PIHAK KEDUA;
b. Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan Pemerintah Tahun
Anggaran 2021 dari PIHAK KEDUA;
c. Berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan
dana Bantuan Pemerintah Tahun Anggaran 2021 yang dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA;
d. Berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan dana Bantuan
Pemerintah Tahun Anggaran 2021 kepada PIHAK KEDUA apabila ternyata
kegiatan bantuan tersebut tidak sesuai dengan pemanfaatan dana bantuan yang
telah ditentukan;
e. Berkewajiban membayar nilai bantuan yang telah ditetapkan apabila PIHAK
KEDUA telah memenuhi semua persyaratan pencairan.

2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA:


a. Berkewajiban mengelola bantuan untuk kegiatan Bantuan Pemerintah Tahun
Anggaran 2021 yang diterima dari Pihak Pertama secara efisien, efektif dan
akuntabel serta sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan
Bantuan dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
b. Berkewajiban melaksanakan kegiatan Bantuan Pemerintah Tahun Anggaran
2021 selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah Perjanjian ini
ditandatangani;
c. Jika tidak dapat mempertanggungjawabkan dana bantuan sebagaimana
dimaksud pada point ( a ) bersedia mengembalikan ke Kas Negara dan
menerima sanksi yuridis berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
d. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Pihak Pertama setelah
pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

Pasal 3
NILAI BANTUAN
1. Nilai Bantuan Pemerintah Operasional Lembaga Tahun Anggaran 2021 tersebut
dalam pasal 1 sebesar Rp. 40.000.000 (Empat Puluh Juta Rupiah)
2. Bantuan Pemerintah Operasional Lembaga Tahun Anggaran 2021 sebagaimana
tercantum dalam ayat ( 1 ) merupakan nilai yang telah ditetapkan dengan pasti
sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan pemerintah yang mengakibatkan adanya
perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Agama Ditjen Bimas
Kristen Tahun Anggaran 2021.

Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Bantuan Pemerintah Operasional Lembaga Tahun Anggaran 2021 dilaksanakan dalam


jangka waktu 90 (Sembilan Puluh) hari kalender sejak ditandatangani perjanjian ini;
2. Jangka waktu pelaksanaan dapat diperpanjang atas persetujuan Pihak Pertama,
didasarkan pada surat permohonan perpanjangan dari Pihak Kedua dengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 5
TATA CARA DAN SYARAT PENCAIRAN
1. Pencairan bantuan dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening
Pihak Kedua melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS);
2. Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada Pihak Kedua dilakukan dengan
sekaligus;
3. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Surat Perjanjian Kerjasama telah ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak
Kedua;
b. Pihak Kedua telah menandatangani kwitansi buku penerimaan uang bantuan
pemerintah dan disahkan oleh Pihak Pertama;
Pasal 6
KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN
1. Pihak kedua siap dan sanggup melaksanakan Bantuan Pemerintah Operasional
Lembaga sesuai Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI;
2. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan Bantuan Pemerintah Operasional
Lembaga sesuai dengan nilai bantuan, jenis dan pemanfaatan dana sebagaimana
tercantum dalam Petunjuk Teknis.

Pasal 7
SISA DANA BANTUAN

1. Pihak Kedua siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara yang
tidak digunakan sampai akhir tahun anggaran 2021 paling
lambat Januari 2022.
Pasal 8
SANKSI

1. Pihak Kedua siap menerima sanksi hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku jika pelanggarannya bersifat pidana dan/atau perdata, jika pelanggarannya
bersifat administrative, Pihak Kedua siap dikenakan sanksi berupa tidak akan
mendapatkan program bantuan pada tahun yang akan datang;
2. Pihak Kedua siap mengembalikan Dana Bantuan Pemerintah jika tidak dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Petunjuk Teknis.

Pasal 9
LAPORAN

1. Pihak Kedua siap dan sanggup memberikan laporan penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan kepada Pihak Pertama sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis;
2. Pihak Kedua siap dan sanggup memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun 2021.
Pasal 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. PIHAK PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan
dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan
atau diakibatkan oleh kejadian diluar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan
sebagai force majeure;
2. Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure adalah antara lain sebagai berikut:
adanya bencana alam: seperti gempa bumi, taufan banjir atau hujan terus menerus,
wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-
hara, adanya tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara
nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini;
3. Apabila terjadi force majeure maka pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib
memberitahukan kepada pihak lainnya selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat
belas) hari setelah terjadi force majeure;
4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian ini tidak
menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir
dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK
akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
perjanjian ini.
Pasal 11
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat setelah melalui
konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK, dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian;
2. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai cukup dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama;
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara
musyawarah diantara PARA PIHAK.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
keadaan cakap menurut hukum, bermeterai cukup, dibubuhi cap dinas, dihadapan 2 (dua)
orang saksi, asli rangkap- 2 (dua) dan mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
PARA PIHAK YANG MENGAJUKAN KERJASAMA

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Pimpinan Pejabat Pembuat Komitmen II

Ellong Tjandra, SE., MM Jannus Pangaribuan


Ketua Umum NIP. 196212221992031002

Saksi – Saksi:

1. …………… ……………........ ……………………………………..


2. ……………………………… ……………………………………...

Mengetahui
Kuasa Pengguna Anggaran

Prof.Dr. Thomas Pentury, M.Si


NIP. 196305171991031001

Anda mungkin juga menyukai