Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUGAS AKHIR TRANSFORMASI DIGITAL

TELEMONITORING DAN MEDICATION REMINDER PADA TELEMEDICINE

Disusun Oleh:

1. Lindung Ardi W. Sekolah Vokasi (19/44698/SV/16637)


2. Dimas Tramasino Farmasi (20/461280/FA/12851)
3. Anisa Okta M. Farmasi (20/454880/FA/12536)
4. Elsa Miranda K. Teknik (20/456240/TK/50370)
5. Stefanus Lintang Teknik (20/460409/TK/50998)
6. Aditya Nur Barraq Kedokteran (21/473304/KU/22884)
7. Michelle Blessvisia Kedokteran (21/477443/KU/23172)
8. Andrea Zephania Kedokteran (21/481694/KU/23343)

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir yang berjudul “Telemonitoring
dan Medication Reminder pada Telemedicine” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas akhir pada mata kuliah bidang studi Transformasi Digital. Penulisan makalah
ini juga bertujuan untuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang ada di bidang kesehatan
khususnya mengenai distribusi tenaga kesehatan tidak merata dan keterbatasan akses ke
pelayanan kesehatan, serta mengenai masalah banyaknya orang yang terkadang lupa untuk
meminum obat tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku
Dosen Mata Kuliah Transformasi Digital yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah
pengetahuan dan wawasan kami mengenai materi di luar bidang yang kami tekuni masing-
masing. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan
balik berupa kritik dan saran. Penulis berharap makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak serta penulis juga ingin memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini.

1 Desember 2021
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Kepatuhan Minum Obat 3

2.2 Monitoring 3

2.3 Telemedicine 3

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4

3.1 Gambaran Umum 4

3.2 Ekosistem yang Dibutuhkan 4

3.3 Mekanisme Kerja 5

3.4 Kondisi Prasyarat yang Harus Dipenuhi 7

3.5 Asumsi yang Perlu Ditetapkan 7

BAB IV. PENUTUP 9

4.1 Kesimpulan 9

4.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


NKRI merupakan Negara kepulauan dengan jumlah penduduk 272 juta jiwa. Selain
menjadi negara kepulauan, Indonesia merupakan negara berkembang yang masih
menghadapi banyak permasalahan dalam pembangunan yang ada (Kemendagri, 2021).
Masalah tersebut antara lain adalah adanya permasalahan ekonomi, pendidikan, dan juga
kesehatan. Pada hal kesehatan sendiri banyak mengalami masalah yang terjadi, seperti
adanya kesenjangan pelayanan kesehatan dimana distribusi tenaga kesehatan yang tidak
merata, secara khusus tenaga dokter dan dokter spesialis. Ditambah lagi karena Indonesia
merupakan negara kepulauan sehingga dapat mengakibatkan adanya kesulitan dalam
mengakses pelayanan kesehatan, terutama di daerah terluar dan perbatasan. Selain itu, pada
saat kondisi COVID-19 seperti sekarang ini, kebanyakan orang menjadi takut untuk pergi
ke rumah sakit atau ke pelayanan kesehatan lainnya. Selain distribusi tenaga kesehatan
tidak merata dan keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan, banyak orang yang terkadang
lupa untuk meminum obat tepat waktu. Padahal ketidakpatuhan dalam meminum obat
dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan dan bisa memperparah penyakit.
Selain itu dampak lainnya adalah obat menjadi tidak efektif, penurunan hasil dan kualitas
hidup, dan dapat menyebabkan pengeluaran biaya pengobatan menjadi lebih banyak. Oleh
karena itu, dalam menghadapi permasalahan tersebut kita harus dapat memanfaatkan
perkembangan globalisasi, yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan
kemudahan dalam akses digital.
Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini teknologi sangat dibutuhkan dalam
setiap tatanan kehidupan manusia, salah satunya adalah pada bidang kesehatan.
Berdasarkan riset, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta orang hingga
Januari 2021, sedangkan jumlah pengguna internet dari perangkat smartphone di Indonesia
ada 345,3 juta orang atau sekitar 125,6 persen (Novianty dan Prastya, 2021). Dengan
berkembangnya akses digital di Indonesia, kita dapat mengatasi masalah pada bidang
kesehatan serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan
teknologi berupa e-kesehatan yang dapat berupa aplikasi kesehatan telehealth seperti
telemedicine.
Namun, penggunaan telemedicine sekarang ini masih terdapat beberapa kekurangan,
yaitu dokter tidak bisa memeriksa secara fisik atau langsung sehingga mungkin akan

1
mempengaruhi hasil diagnosis. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut mungkin
kita bisa menambah fitur yang bisa mengambil data kesehatan pasien, seperti mengambil
suhu, tensi, dan lain-lain. Selain itu, kita juga bisa menambahkan fitur monitoring, seperti
adanya reminder alarm untuk memonitor kesehatan pasien dan pengingat untuk minum
obat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka diperoleh
beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana gambaran umum mengenai rancangan telemonitoring dan medication
reminder pada telemedicine?
2. Ekosistem apa saja yang diperlukan untuk mendukung realisasi mengenai adanya
telemonitoring dan medication reminder pada telemedicine?
3. Bagaimana mekanisme kerja sistem dari telemonitoring dan medication reminder pada
telemedicine?
4. Apa saja kondisi prasyarat yang harus dipenuhi agar telemonitoring dan medication
reminder pada telemedicine dapat dijalankan sesuai rencana?
5. Apa asumsi yang perlu ditetapkan agar telemonitoring dan medication reminder pada
telemedicine dapat diaplikasikan sebagaimana mestinya?

1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Transformasi Digital. Selain itu, dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan, memberi kemudahan akses kepada masyarakat ke pelayanan kesehatan, dan
dengan teknologi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kepatuhan minum
obat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepatuhan Minum Obat


Kepatuhan penggunaan obat adalah tingkat kesediaan serta sejauh mana upaya dan
perilaku seorang pasien dalam mematuhi instruksi, aturan atau anjuran medis yang
diberikan oleh seorang dokter atau profesional kesehatan lainnya untuk menunjang
kesembuhan pasien tersebut (Kurniati, 2018). Kepatuhan dalam minum obat sangat penting
dalam menunjang kesembuhan pasien, terutama pada terapi jangka pada penyakit kronis
apabila pasien tidak patuh dalam minum obat maka akan timbul beberapa dampak negatif.
Dampak negatif tersebut misalnya adalah masa pengobatan yang semakin lama, penyakit
yang semakin parah, atau bahkan resistensi terhadap antibiotik. Berbagai konsekuensi
negatif tersebut dapat dihindari jika pasien patuh dalam meminum obat. Kepatuhan pasien
dalam meminum obat diperlukan dalam rangka untuk menghilangkan rasa sakit pasien,
mempercepat penyembuhan penyakit pasien, hingga meningkatkan kualitas hidup pasien.
Oleh karena itu, kepatuhan pasien dalam meminum obat merupakan faktor penting dalam
keberhasilan terapi yang dijalani oleh pasien.

2.2 Monitoring
Monitoring adalah pengawasan yang berarti proses pengamatan, pemeriksaan,
pengendalian dan pengoreksian dari seluruh kegiatan organisasi. Tery dan George (2006)
mengartikan pengawasan adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.3 Telemedicine
Telemedicine dapat didefinisikan sebagai pengaplikasian teknologi telekomunikasi
dalam dunia kesehatan untuk menunjang pelayanan kesehatan (Perednia, 1995).
Telemedicine banyak digunakan sebagai konsultasi kesehatan jarak jauh. Ilmu ini sudah
dipelajari sejak tahun 1990. Keberadaan telemedicine membantu interaksi antara pasien
dengan tenaga kesehatan agar menjadi lebih mudah dan fleksibel (Wootton, 2001).

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum


Dalam telemedicine dapat ditambahkan telemonitoring yang dapat mengambil data-
data kesehatan dari pengguna. Dengan menggunakan alat seperti sensor pada kamera dan
sensor yang dapat mendeteksi suhu ketika smartphone dipegang dapat membantu meng
skrining suhu tubuh, serta dapat dengan alat kecil seperti oximeter yang bisa mengambil
data tentang saturasi oksigen dan ritme detak jantung. Kedua alat tersebut disambungkan
ke smartphone sehingga data kesehatan pengguna dapat direkam dan bisa dimonitor
melalui smartphone. Lalu, adanya konsultasi online dengan dokter dapat membantu dokter
dalam mengetahui data-data kesehatan pasien sebelumnya dan bisa menjadi salah satu
bahan pertimbangan yang membantu diagnosis. Data dapat diakses oleh orang yang sudah
diizinkan pengguna. Selain itu, terdapat reminder alarm untuk kesehatan pasien menurun.
Jadi, saat ada salah satu data yang kurang baik, smartphone bisa secara otomatis
memberikan alarm dalam bentuk remainder ataupun dengan suara agar pengguna tahu
bahwa kondisi tubuhnya sedang dalam kondisi kurang sehat dan dalam aplikasinya ini akan
langsung bisa memberikan daftar-daftar rumah sakit yang terdekat beserta nomor
teleponnya.
Dalam telemedicine juga dapat ditambahkan fitur reminder saat waktunya minum obat
untuk memastikan pasien telah mengkonsumsi obat yang telah diberikan. Dengan
smartphone, pasien akan lebih mudah mendapat notifikasi tentang pemakaian obat.
Medication reminder pada telemedicine ini dapat ditunjang juga dengan membuat suatu
wadah pil yang dapat sinkron dengan aplikasi di smartphone maupun desktop akan lebih
mudah pengawasan konsumsi obat dan kesehatan pasien bagi pihak keluarga dan pihak
fasilitas kesehatan.

3.2 Ekosistem yang Dibutuhkan


Ekosistem yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi ini adalah dengan melibatkan
beberapa pihak atau beberapa institusi terkait. Dalam hal ini pihak yang terlibat antara lain
LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) karena pemanfaatan IPTEK
kedirgantaraan merupakan salah satu penggerak pembangunan ekonomi yang dapat
dimanfaatkan untuk telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit pendidikan,
telemedicine, perencanaan pengembangan infrastruktur (LAPAN, 2015a). Lalu ada peran

4
pemerintah seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Komunikasi dan Informatika yang berperan untuk menyediakan layanan yang dibutuhkan,
menetapkan kebijakan, dan mengawasi jalannya aplikasi ini.
Selain itu, untuk mendukung sistem telemedicine diperlukan pihak lain yang dapat
terlibat (Fong et al., 2011), yaitu ada fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,
klinik untuk tempat rujukan pengobatan. Tenaga kesehatan seperti dokter, dokter spesialis
untuk memberikan konsultasi, diagnosis, dan juga saran pengobatan. Apoteker untuk
memberikan saran mengenai resep dan cara penggunaan obat. Produsen peralatan untuk
menyediakan peralatan medis, komputer, sensor, dll. Penyedia layanan telekomunikasi
menyediakan dan memelihara hubungan komunikasi untuk menghubungkan berbagai
pihak secara bersama untuk transfer data yang aman dan handal. Lalu ada pasien atau
masyarakat sebagai pengguna akhir yang merupakan warga yang dirawat dan/atau dipantau
baik bersifat sementara maupun dalam jangka panjang.

3.3 Mekanisme Kerja


Telemonitoring
Mekanisme dari telemonitoring ini adalah pengguna akan menggunakan beberapa alat
pengukur, seperti ada alat yang untuk mengukur suhu, alat pengukur tekanan darah, dan
alat yang dapat mengukur kadar oksigen dan juga detak jantung. Ketiga alat tersebut akan
terkoneksi dengan satu aplikasi sehingga setiap pengguna menggunakan alat-alat tersebut
data yang didapatkan akan secara otomatis terekam ke dalam aplikasi tersebut. Ringkasnya,
ialah menggunakan teknologi untuk memantau kesehatan seseorang dari jarak jauh. Di
aplikasi tersebut akan dibutuhkan beberapa data pengguna untuk melakukan registrasi,
seperti nama, tanggal lahir, alamat tempat tinggal, dan lain-lain. Alamat rumah yang
dimasukan akan menjadi acuan aplikasi untuk memberikan daftar rumah sakit terdekat.
Data yang digunakan untuk login hanya email/username dan password yang telah dibuat
pada saat registrasi. Setelah login ke dalam aplikasi, pengguna dapat memilih fitur
telemonitoring. Pengguna akan dialihkan ke halaman yang terdapat 2 pilihan, yaitu data
kesehatan harian dan daftar rumah sakit. Jika pengguna memilih data kesehatan harian,
maka diperlukan password untuk mengakses data tersebut. Password dapat diatur dalam
fitur settings yang terdapat pada aplikasi. Setelah memasukan password, maka akan terlihat
kalender. Pengguna dapat mengklik tanggal yang diinginkan, maka data kesehatan yang
telah direkam pada tanggal tersebut akan muncul. Jika pengguna memilih daftar rumah
sakit, maka akan muncul daftar-daftar rumah sakit berdasarkan jaraknya dari lokasi

5
pengguna. Kalau pengguna mengklik salah satu rumah sakit, informasi terkait rumah sakit
tersebut seperti nomor telepon dan alamat lengkapnya akan tercantum di sana.
Pada aplikasi ini ada fitur untuk mengingatkan kita saat data kesehatan yang terekam
kurang baik. Aplikasi akan secara otomatis memberikan notifikasi kepada pengguna yang
dapat berupa pop-up ataupun alarm. Ketika pengguna menekan notifikasi tersebut, daftar-
daftar rumah sakit terdekat beserta dengan nomor teleponnya akan muncul dan akan ada
anjuran untuk melakukan penanganan pertama sebelum ke rumah sakit. Selain itu,
pengguna juga bisa memasukan kontak beberapa orang terdekat pengguna sehingga saat
data pengguna kurang baik, orang-orang tersebut juga akan mendapatkan notifikasi melalui
whatsapp.

Medication Reminder
Untuk mekanismenya, setelah pasien mendapatkan diagnosa dari dokter dan telah
mendapatkan resep obat, pasien dapat memproses resep di apotek dengan menyerahkan
resep sehingga dapat mendapatkan obatnya. Dalam hal ini admin akan mengatur jadwal
reminder sesuai dengan resep yang diserahkan. Apabila pasien telah registrasi maka fitur
medication reminder ini akan dapat digunakan. Setelah login akan muncul menu utama dan
reminder minum obat dapat ditemukan di fitur medication reminder. Setelah di klik
medication reminder maka akan menampilkan menu lagi yang berisi list obat, jadwal
reminder, kepatuhan obat, dan konsultasi. Saat di klik list obat, disitu sudah akan muncul
list obat yang akan diminum, dosisnya, aturan pakai, dan cara penggunaan obatnya yang
telah di dimasukkan oleh admin. Dan saat di klik jadwal reminder akan muncul jam yang
menunjukkan kapan alarm akan berbunyi sesuai dengan waktu minum obat pasien pada
resep yang telah diatur oleh admin. Saat sudah waktunya pasien untuk minum obat, alarm
akan berbunyi dan muncul notifikasi motivasi untuk memberikan dukungan pada pasien.
Lalu akan muncul tampilan konfirmasi pengingat minum obat yang merupakan halaman
konfirmasi pengingat minum obat yang muncul 10 menit setelah notifikasi pertama.
Halaman ini berisi list obat yang seharusnya sudah diminum dan pasien diminta
mencentang obat yang telah diminum. Data konfirmasi tersebut akan disimpan dan
ditampilkan pada halaman kepatuhan minum obat dalam bentuk grafik. Apabila pasien
tidak mengkonfirmasi pengingat minum obat setelah 30 menit maka admin dapat
mengirimkan notifikasi. Apabila pasien mengklik halaman konsultasi, maka pasien dapat
menggunakan ini untuk berkonsultasi mengenai obat yang dipakai apabila terjadi efek
samping.

6
Fitur medication reminder pada smartphone ini dapat disinkronkan dengan wadah pil
sehingga lebih mudah dalam pengawasan konsumsi obat dan kesehatan pasien bagi pihak
keluarga dan pihak fasilitas kesehatan. Wadah pil tersebut akan dapat mengeluarkan obat
pada waktu yang telah ditentukan dengan menekan sebuah tombol. Setelah mencapai waktu
yang telah ditentukan, wadah tersebut akan memberikan notifikasi visual dan auditorial
pada selama beberapa detik sebelum tombol tertekan. Pada saat tombol tertekan, notifikasi
juga akan terkirim pada pihak keluarga pasien dan pihak fasilitas kesehatan yang dihadiri
pasien berupa sebuah pesan maupun phone call.

3.4 Kondisi Prasyarat yang Harus Dipenuhi


Ada beberapa kondisi prasyarat yang harus dipenuhi agar telemonitoring dan
medication reminder pada telemedicine dapat berjalan lancar, yaitu
● Komputer, sebagai sarana admin untuk mengakses sistem dan mengelola data.
● Smartphone, sebagai sarana pengguna untuk mengakses aplikasi telemedicine.
● Koneksi internet, untuk memperlancar dalam mengelola data.
● Memiliki alat sensor kesehatan untuk mengecek kesehatan pasien.
● Pemerintah dan fasilitas kesehatan, yang bersedia untuk bekerja sama dalam
menggunakan telemonitoring dan medication reminder pada telemedicine.
● Tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, serta apoteker yang telah diberi pelatihan
dalam menggunakan telemonitoring dan medication reminder pada telemedicine dan
juga pelatihan dalam mengelola data pada sistem.
● Pengguna aplikasi, pengguna aplikasi atau pasien memahami cara penggunaan dari
telemonitoring dan medication reminder pada telemedicine.

3.5 Asumsi yang Perlu Ditetapkan


Dengan adanya alat telemedicine ini dapat membantu mengatasi permasalahan
pelayanan kesehatan yang masih belum merata di Indonesia sehingga untuk setiap daerah
dapat mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan mudah, cepat, dan tepat. Selain itu,
dengan adanya telemedicine ini dapat membantu para pasien untuk dapat patuh dalam
minum obat. Adanya teknologi telemedicine ini juga akan meningkatkan angka kesehatan
meningkat di Indonesia karena dengan memanfaatkan teknologi kita dapat memantau
kesehatan serta dapat berkonsultasi tentang kesehatan secara langsung kepada dokter.
Telemedicine akan mungkin akan menimbulkan dampak positif namun juga dapat
menimbulkan dampak negatif, dengan adanya telemedicine ini bisa saja pasien menjadi

7
malas untuk berobat ke dokter secara langsung mereka hanya akan memanfaatkan
teknologi tersebut dan merasa cukup jika konsultasi kesehatan dengan telemedicine
tersebut. Selain itu, telemedicine jika tidak diberi big data yang luas tentang segala hal yang
terkait tentang kesehatan pasien akan membuat pasien bingung dan semakin membuat
terapi pengobatan memakan waktu yang lama. Jika teknologi telemedicine ini digunakan
secara bijak maka akan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara
cepat dan tepat.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan:
1. Adanya teknologi telemedicine yang juga dilengkapi telemonitoring serta medication
reminder dapat memaksimalkan pemantauan kesehatan masyarakat, tidak terbatas
waktu dan tempat
2. Banyak kondisi prasyarat yang harus dipenuhi sebelum teknologi telemedicine ini dapat
dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi yang baik antar
pihak.

4.2 Saran
Dalam aplikasinya, telemedicine didefinisikan sebagai aplikasi teknologi komunikasi
dalam dunia kesehatan untuk menunjang pelayanan kesehatan. Telemedicine yang
ditawarkan menggunakan aplikasi yang cukup mudah dioperasikan. Akan tetapi perlu
dikembangkan lagi sehingga dapat menjangkau masyarakat di daerah terpencil, mengingat
telemedicine memiliki beberapa kondisi prasyarat yang harus dipenuhi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fong, Bernard., A.C.M. Fong., and C.K. Li., 2011, Telemedicine Technologies: Information
Technologies in Medicine and Telehealth, First published 2011, John Wiley & Sons,
Ltd.

Kemendagri, 2021, Distribusi Penduduk Indonesia per Juni 2021,


https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/809/distribusi-penduduk-indonesia-per-
juni-2021-jabar-terbanyak-kaltara-paling-sedikit, diakses pada 29 November 2021
pukul 09.00 WIB.

Kurniati, D.Y., 2018, Pengaruh Health Education Terhadap Peningkatan Kepatuhan


Menjalankan Pengobatan Medis Pada Pasien dengan Simptom Kanker Payudara di
Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Maluku Utara, SCHEMA (Journal of
Psychological Research), 4 (1).

LAPAN, 2015a, Perka LAPAN No, 3 Tahun 2015 Tentang Renstra LAPAN Tahun 2015- 2019,
Jakarta.

Novianty, D. dan Prastya D, 2021, Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Capai 202,6 Juta
Orang,https://www.suara.com/tekno/2021/02/15/123000/jumlah-pengguna-internet-
di-indonesia-capai-2026-juta-orang, diakses pada 27 Oktober 2021 pukul 13.00 WIB.

Perednia, D.A. and Allen, A., 1995, Telemedicine technology and clinical applications, Jama,
273(6), pp.483-488.

Tery, R. dan George, P.P.M., 2006, Bumi Aksara, Jakarta, 395.

Wootton, R., 2001, Telemedicine, Bmj, 323(7312), pp.557-560.

10

Anda mungkin juga menyukai