Mata Kuliah
Disusun Oleh :
Dimas Jaka Arums ( 2020 11 0007 )
Dosen Pengampu :
Ahmad Rojali, M.Pd
Puji syukur kehadirah Allah SWT., karena atas rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENDIDIKAN PASCA ERA-REFORMASI” ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi maupun dengan teknik penulisan. Walaupun
demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dan para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.
Penyusun
Kepayang
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki suatu perkembangan yang dinamis sesuai dengan masa yang
terjadi. Selain itu, pendidikan juga mengikuti pola masyarakat dan system kebudayaan
yang melatar belakanginya. Sehingga tidak jarang, lagu atau pergantian dari suatu system
kekuasaan mengakibatkan pola perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu proses yang bersenang-senang yang mencakup seluruh aspek kehidupan
masyarakat termasuk aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik dengan tujuan utama
yakni meningkatkan kesejahteraan warga bengsa secara menyeluruh.
Dari zaman prasejarah, zaman kuno, zaman pertengahan, sampai pada zaman
modern, pendidikan mengalami suatu perubahan secara dinamis sampai pada rezim orde
baru dibawah kepemimpinan soeharto.
Setelah rezim orde baru mengalami keruntuhan pada tahun 1998, maka dimulailah
suatu zaman perubahan (reformasi) yang akan mengubah tatanan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan dizaman reformasi lahir sebagai koreksi, perbaikan dan
penyempurnaan atas berbagai kelemahan kebijakan pemerintah orde baru yang dilakukan
secara menyeluruh, salah satunya pada pendidikan. Pendidikan pada zaman reformasi
juga telah melahirkan jumlah kebijakan strategi dalam bidang pendidikan yang
pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Pendidikan pada Era Reformasi ?
2. Bagaimana Perkembangan Pendidikan pada Era Reformasi ?
3. Apa Saja Kelebihan Dan Kekurangan Pendidikan Pada Era Reformasi ?
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini ialah untuk
menggali pengetahuan tentang seputar pendidikan pasca era-reformasi yang meliputi :
kondisi pendidikan pada era reformasi, perkembangan pendidikan pada era reformasi,
dan kelebihan dan kekurangan pendidikan pada era reformasi.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Masa reformasi terjadi pada tahun 1998, dimana mahasiswa Indonesia melakukan
Kekuatan Orang-orang (demo besar-besar)untuk menjatuhkan orde baru atau
pemerintahan Soeharto yang sudah berlangsung selama 32 tahun. Demo besar-besaran ini
kemudin menghasilkan, presiden Soeharto yang militeristik dan diktator kemudian
mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998. Tanggal ini kemudian di
tetapkan sebagai puncak terjadinya reformasi.1
Dari segi kualifikasi tenaga guru di Indonesia masih jauh dari harapan. Hal ini
ditunjukkan oleh statistik sebagai berikut : dari jumlah guru SD sebanyak 1.141.161
orang, 53% diantaranya berkualifikasi D-II atau statusnya lebih rendah. Dari jumlah guru
SLTP sebanyak 441.174 orang, 36% berkualifikasi D-II atau lebih rendah, 24,9%
berijasah D-III kemudian dari 346.783 orang guru sekolah menengah, sebanyak 32%
masih berkualifikasi D-III atau lebih rendah statusnya.Sementara itu pengangkatan tenaga
pendidik yang baru setiap tahun hanya dipenuhi 25% dari usulan kebutuhan akan tenaga
pendidik (Soearni, 2003: 396-397).
Dari aspek pendidikan pada era reformasi, Kuantitas dan kualitas guru lebih
meningkat dari pada masa orde baru dan orde lama, karena pemerintah pusat melakukan
1
Eddy Soearni, Pengembangan Tenaga Kependidikan pada Awal Era Reformasi (1998-2001), (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional RI, 2003), h. 4
2
Riant Nugroho, Pendidikan Indonesia: harapan, visi, dan strategi, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008),
h. 15
v
pemerataan jumlah guru dan mengadakan perubahan kurikulum dengan berbasis pada
kompetensi (KBK), selain itu pihak pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan
menjadi 20% dari APB dan 1,56 juta untuksiswa SLTP. Untuk SMTA dan perguruan
tinggi, jumlahnya akan ditentukan kemudian. Pemerintah juga memberikan biaya oper
N.3
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan
pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan
tentang pendidikan yang dibuat para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda
yang satu dari yang lain.
Pendidikan sebagai proses transformasi budaya yakni berfungsi sebagai proses tran
sformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu gener
asi ke generasi yang lain. Pendidikan juga sebagai proses pembentukan pribadi.
Disamping itu ada juga penjelasan yang mengenai bagaimana pengertian reformasi
yakni, perubahan radikal untuk perbaikan dalam bidang sosial, politikatau agama di
dalam suatu masyarakat atau Negara. Orang-orang yang melakukan atau memikirkan
reformasi itu disebut reformis yang tak lain adalah orang yang
menganjurkan adanya usaha perbaikan tersebut tanpa kekerasan.
3
Sam M. Chan dkk, Analisis Swot: Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, (Jakarta:Grafindo,
2007), h. 58
vi
Reformasi berarti perubahan dengan melihat keprluan masa depan, menekankan
kembali pada bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-
penyimpangan dan praktek yang salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik, su
atu perombkan menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi,
hukum, sosial dan tentu saja termasuk bidang pendidikan.
Reformasi juga berarti memperbaiki, membetulkan, menyempurnakan dengan membuat
sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh karena itu, reformasi berimplikasi pada merubah
sesuatu untuk menghilangkan yang tidak sempurna seperti
melalui perubahan kebijakan institusional.
Reformasi secara etimologi yang berasal dari kata formasi, yang berarti susunan
atau bentuk susunan instansi.4 Pendidikan yaitu pengetahuan tentangmendidik. Nasional
yaitu yang berkenaan dengan bangsa sendiri.5
Namun dari pada hal tersebut pendidikan yang ada di Indonesia masih belum
mengalami suatu pemerataan. Ini terlihat dari adanya beberapa sekolahsekolah terutama
di daerah pedalaman masih terdapat keterbatasan dalam berbagai aspek
4
W.J.S. Poerwadarminta, KBBI, edisi ketiga, Balai Pustaka, 2007
5
Amran Chaniago, Kamus lengkap bahasa Indonesia, edisi ke 15, Pustaka Setia, Bandung
vii
penyelenggaraannya. Dinamika sosial politik Indonesia yang juga berdampak pada
perubahan kurikulum merupakan suatu bentuk penyempurnaan dalam bidang pendidikan
untuk meningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Untuk mengubah sistem pendidikan secara radikal juga punya problem, yaitu
tenaga guru yang kita miliki adalah produk dari sistem pendidikan yang tidak tepat.
Dalam konsep IKIP guru adalah instrument pendidikan, bukan tokoh yang bisa
mentransfer kebudayaan kepada anak didiknya. Lingkaran setan inilah yang sulit diputus.
viii
Pendidikan bermutu memang mahal, tetapi kenaikan anggaran pendidikan di APBN
menjadi 20 % pun tidak banyak membantu jika kreatifitas Depdiknas, hanya pada
proyek-proyek pendidikan bukan pada pengembangan pendidikan.
ix
baik sehingga berdampak positif bagi pendidik itu sendiri dalam me-ngembangkan
kemampuan dan pengetahuannya.
Selain itu perkembangan pendidikan di Era Reformasi terjadi karena ada kebijakan
Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kebijakankebijakan yang diambil
pemerintah diantaranya.6
Kebijakan Era Pemerintahan B.J habibie, Pemerintah B.J Habibie mulai 1999
membebaskan SPP untuk SD hingga SMTA. Selain itu pemerintahan juga memberikan
beasisiwa SD kepada 1,16 juta siswa asional untuk SMTA dan perguruan tinggi akan
ditentukan kemudian. Mengenai normalisasi kehidupan kampus, kebijakan NKK-BKK di
zaman Orde Baru, oleh pemerintahan B.J habibie ditinjau kembali dan bahkan aturan-
aturn yang menghambat kreativitas dan kebebasan mahasiswa dicabut. Lembaga ilmiah,
seperi kampus perguruan tinggi, dibebaskan dari intervensi dan pengaruh luar.
6
Suyanto dkk, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III. (Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa,2008), h.34-37
x
Pada tanggal 8 juli 2003 disahkannya Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan dasar hukum untuk membangun
pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi,
keadilan dan menjunjung Hak Asasi Manusia.
xi
menyangkut kemampuan mengendalikan emosi, mengerti perasaan orang lain, senang
bekerja sama dan lain-lain. Cerdas sosial menyangkut senang berkomunikasi, senang
menolong, senang berteman, dan senang bekerja sama. Cerdas intelektual menyangkut
cerdas, pintar, kemampuan membedakan yang baik dan buruk, serta kemampuan
menentukan prioritas yang lebih bermanfaat. Dan cerdas kinestetis menyangkut sehat
secara medis, tahan cuaca, tahan bekerja sama dan tumbuh dari rezeki yang halal.
Pembinaan Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi Umum Negeri maupun Perguruan
Tinggi Swasta (PTAIS). Merancang kurikulum yang terintegrasi sebagai suatu sistem
yang tidak memberi kemungkinan terjadinya pertentangan antara yang satu dengan yang
lainnya. Maka dalam hal ini bahwa kurikulum pendidikan yang dimaksud, sehingga dapat
diperoleh rangka kurikulum sebagai berikut.8
Bidang ajaran/latihan untuk membina jasmani yang sehat dan kuat. Disini jelas
pengajaran olahraga dan kesehatan harus diberikan, juga keterampilan. Bidang
ajaran/latihan untuk membina akal. Disini sekurang-kurangnya ada bidang studi
matematikan dan filsafat atau logika/mantiq atau sejenis itu termasuk sains dan teknologi.
Bidang ajaran/latihan untuk membina hati atau rasa. Disini sekurang-kurangnya diberikan
pengajaran agama dan seni.
Sistem pendidikan yang kaku dan sentralistik. Hal ini mencakup uniformitas dalam
segala bidang, termasuk cara berpakaian (seragam sekolah), kurikulum, materi ujian,
materi ujian system evaluasi , dan sebagainya. Pendek kata, sentralisasi telah dipraktekan
dalam sgala bidang yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan nasional sedetail-
detailnya. Pada aspek kurikulum, asalnya hampir tidak ada ruang sama sekali bagi
8
Rochidin Wahab, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 263
xii
sekolah sebagai garda terdepan penyelenggara pendidikan untuk menambah , apalagi ikut
mendesain kurikulum yang diajarkan di sekolahnya.
Anak tidak pernah didik atau dibiasakan untuk kreatif dan inovatif serta
berorienatsi pada keinginan untuk tahu (curiousity atau hirs). Kurangnya perhatian
terhadap aspek ini menyebabkan anak hanya dipaksa menghafal dan menerima apa yang
dipaketkan guru.
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa reformasi terjadi pada tahun 1998, dimana mahasiswa Indonesia melakukan
Power People (demo besar- besaran) untuk menjatuhkan orde baru atau pemerintahan
Soeharto yang sudah berlangsung selama 32 tahun. Demo besar- besaran ini kemudin
membuahkan hasil, presiden Soeharto yang militeristik dan diktator kemudian
mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998. Tanggal ini kemudian di
tetapkan sebagai puncak terjadinya reformasi Masa reformasi menghendaki adanya
perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik
secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik,
ekonomi, pendidikan, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan
prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
Dalam hal tenaga pendidikan diberlakukan suatu kualifikasi profesional untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. sedangkan sarana prasarana juga sudah
mengalami penigkatan yang baik. Namun, pendidikan yang ada di Indonesia masih belum
merata. Hal ini terjadi, terlihat dari adanya beberapa sekolah yang masih belum
berkembang khusunya di daerah pedalaman. Dinamika sosial dan politik di Indonesia
juga berdampak pada perubahan kurikulum merupakan suatu bentuk penyempurnaan
dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin. 2013. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo, 01 Maret 2022,
jam 09:03 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera
Selatan.
Nugroho, Riant. 2008. Pendidikan Indonesia: Harapan, visi dan strategi, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 01 Maret 2022, jam 09:08 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing, Kab. Ogan
Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Rochidin Wahab. 2004. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: Alfabeta, dikutip
pada hari selasa, 01 Maret 2022, jam 09:12 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing, Kab.
Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Sam M.Chan dkk. 2007. Analisis Swot: Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta:
Grafindo, dikutip pada hari selasa, 01 Maret 2022, jam 09:16 WIB, Kepayang, Kec.
Lempuing, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Soearni, Eddy. 2003. Pengembangan Tenaga Kependidikan pada Awal Era Reformasi (1998-
2001), Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, dikutip pada hari selasa, 01
Maret 2022, jam 09:17 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing, Kab. Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan.
Suyanto dkk. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium
III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, dikutip pada hari selasa, 01 Maret 2022, jam
09:19 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
W.J.S. Poerwadarminta, 2007. KBBI edisi ketiga, Balai Pustaka, dikutip pada hari selasa, 01
Maret 2022, jam 09:22 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing, Kab. Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan.
Chaniago Amran, Kamus lengkap bahasa Indonesia, edisi ke 15, Pustaka Setia, Bandung,
dikutip pada hari selasa, 01 Maret 2022, jam 09:25 WIB, Kepayang, Kec. Lempuing,
Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
xv