Anda di halaman 1dari 37

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

F.1 Pendekatan Umum

Pada dasarnya tujuan pekerjaan jasa konsultan ini adalah untuk


melaksanakan pekerjaan Pengawasan/Supervisi Peningkatan Jalan
Bojong - Pemda.
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, Konsultan
membuat pendekatan dan metodologi berdasarkan pengalaman dalam
mengerjakan proyek-proyek sebelumnya serta memenuhi persyaratan
pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan hasil rapat penjelasan
(Aanwijzing).
Konsultan dalam proses penyelesaian Pekerjaan Pengawasan Pekerjaan
Jalan Lingkungan dan Drainase - Politeknik Keselamatan Transportasi
Jalan Tegalakan melakukan beberapa pendekatan, sebagai berikut :

Ketepatan Waktu Pelaksanaan


Pendekatan Mutu melalui Quality Assurance dan Quality Control
Keamanan Pelaksanaan Pekerjaan (Safety Work)
Pelaporan

Hal. F - 1
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

A. Ketepatan Waktu Pelaksanaan


Ketepatan waktu pelaksanaan sangat dibutuhkan dalam Pekerjaan
Pengawasan/Supervisi Peningkatan Jalan Bojong - Pemda,
disebabkan waktu pelaksanaan hanya 120 (seratus dua puluh) hari
kalender. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya schedule
pelaksanaan yaitu:
- Time schedule yaitu schedule pelaksanaan secara keseluruhan
dari pelaksanaan proyek.
- Network schedule yaitu schedule untuk menunjukan
hubungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya
dalam sebuah proyek, termasuk jalur-jalur kritisnya.
- Kurva S yaitu suatu kurva yang menunjukkan progress dari
pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan progress
pembayaran kontraktor.
- Shedule material
B. Pendekatan Mutu melalui Qualitiy Assurance dan Quality Control
- Quality Assurance (QA) adalah suatu kegiatan pengawasan
yang dilaksanakan untuk memastikan suatu pekerjaan
dilakukan sesuai dengan tahapan pekerjaan, sehingga antara
satu pekerjaan dengan pekerjaan lain terdapat saling
kesinambungan. Hal ini untuk mencegah terjadinya bongkar
pasang akibat suatu pekerjaan belum dilaksanakan tapi
pekerjaan yang mendahului sudah dilaksanakan. Utnuk
Pelaksanaan Quality Assurance akan disediakan formulir-
formulir pengawasan untuk setiap tahapan pekerjaan.
- Quality Control (QC) adalah suatu kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan untuk mendapatkan hasil pekerjaan (mutu) yang
sesuai dengan spesifikasi yang terdapat di dalam kontrak
pekerjaan. Pengawasan yang dilakukan sealain pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan, juga dilakukan pengawasan

Hal. F - 2
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

mutu material dengan pengujian di laboratorium dan sertifikat


mutu dari material yang bersangkutan.
Untuk menunjang konsep Quality Assurance dan Quality Control ini
selain didukung dengan formulir-formulir pengawasan maka
kontraktor harus menyediakan QA/QC Engineer selama
pelaksanaan proyek.

C. Keamanan Pekerjaan (Safety Work)


Dari pengalaman konsultan, pekerjaan konstruksi memiliki resiko
yang cukup tinggi, sehingga diperlukan kesadaran dari semua pihak
yang terkait untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan serta penggunaan alat-alat kerja
yang telah distandarisasi guna meminimalkan timbulnya bahaya.

F.2 Pendekatan Pelaksanaan

A. Azas-Azas Pengawasan
Dalam pelaksanaan pekerjan, Konsultan Pengawas harus
memperhitungkan pula azas-azas pengawasan antara lain sebagai
berikut :
 Fact Finding, bahwa pengawasan harus menemukan fakta-
fakta tentang bagaimana kontraktor menjalankan tugasnya.
 Preventif, dalam arti bahwa pengawasan dilaksanakan untuk
mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaan rencana.
 Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang, dalam arti
bahwa pengawasan hanya ditujukan terhadap kegiatan-
kegiatan yang sedang dilaksanakan.
 Pengawasan hanya merupakan alat untuk meningkatkan
efisiensi.
 Pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan.
 Pengawasan harus lebih bersifat membimbing.

Hal. F - 3
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

B. Kriteria Umum.
Kriteria umum yang dimaksud oleh Konsultan Pengawasan adalah
dengan spesifikasi umum sebagai berikut:
 Persyaratan Keandalan yang ditinjau dari segi :
- Ketahanan jalan dalam menerima beban, baik yang berasal
dari beban kendaraan.
- Ketahanan terhadap penggunaan bahan, sifat dari pada
bahan dan cuaca.
- Keselamatan penghuni pada waktu terjadi bencana, baik
karena manusia, alam atau pencemaran kendaraan.
 Persyaratan guna dimana kontruksi dapat secara efisien
sesuai dengan fungsinya. Selain kriteria diatas berlaku juga
ketentuan - ketentuan dan peraturan - peraturan administrasi
teknis yang tercantum dalam Standard, pedoman dan
peraturan yang berlaku seperti :
- Peraturan jalan dan jembatan yang berlaku didaerah
setempat;
- Normalisasi teknis yang berlaku ( SNI, SKSNI,SKB dll ).

F.3 Pendekatan Kondisi Eksisting Proyek

Kondisi Eksisting proyek Pekerjaan Pengawasan Jalan Lingkungan dan


Drainase – Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal yang akan
dilaksanakan secara keseluruhan terletak di Kabupaten Tangerang,
sehingga hampir keseluruhan rencana badan jalan yang akan
dilaksanakan merupakan pelebaran dan rehabilitasi jalan yang sudah
ada.
Masalah atau kendala-kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan
pekerjaan perlu diantisipasi lebih awal agar pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu dengan hasil kerja/pencapaian mutu yang
optimal, sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak, adalah
sebagai berikut :

Hal. F - 4
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

a. Kontraktor perlu mencari lahan yang luas untuk penempatan :


1. Base camp/workshop untuk kegiatan pencampuran aspal.
2. Peralatan berat seperti Dumptruck, Roller, Bulldozer,
Motorgrader, dan lain-lain yang jumlahnya relatif banyak.
3. Tempat penimbunan material bahan jalan.
b. Perkuatan konstruksi jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan
lokal yang akan digunakan untuk keperluan lalu lintas kendaraan
berat Kontraktor.
c. Izin dari Pemda setempat dan instansi terkait, seperti :
1. Izin penambangan material untuk bahan timbunan agregat
batu, pasir, dan air.
2. Izin melalui jalan yang kelas muatannya lebih rendah dari
kendaraan berat (Dumptruck, Trailer) Kontraktor.
3. Izin mengalihkan untuk sementara air pada sungai-sungai
yang berfungsi juga sebagai air irigasi/keperluan umum.
4. Izin bekerja siang dan malam.
d. Persiapan Gambar Kerja
1. Shop drawing pekerjaan pelebaran jalan.
2. Shop drawing pekerjaan marka dan perambuan jalan.
e. Pemeliharaan rutin bahu luar existing di lokasi proyek, jika perlu
dilakukan perkuatan tambahan, mengingat pada saat terjadi
macet, maka pemakai kendaraan akan melintas di bahu luar di
lokasi proyek.
f. Pemeliharaan pagar pengaman/pembatas proyek harus dilakukan
secara rutin, sehingga diharapkan semimal mungkin terjadi
hambatan lalu lintas.
g. Kondisi lalu lintas pada ruas jalan yang sedang beroperasi,
sehingga pengendalian lalu lintas pada saat konstruksi menjadi hal
yang sangat penting agar tidak terjadi kemacetan.

Hal. F - 5
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

F.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan yang dapat dipertanggung


jawabkan, efektif dan efisien pada proyek ini, maka disusunlah detail
pendekatan masalah dan metodologi kerja berikut, dengan tujuan :
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan metode yang benar,
dalam pengertian memenuhi standar pelaksanaan yang ditetapkan
yaitu Spesifikasi, sehingga terjamin kualitas pekerjaan kontruksi
yang telah dilaksanakan di lapangan.
2. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadual yang
telah ditetapkan, dalam pengertian bahwa Kontraktor harus tetap
menjaga progres pekerjaannya.
3. Pengawasan yang baik akan menghindarkan Kontraktor dari cara
pelaksanaan yang menyimpang, yang dapat mengakibatkan
berbagai keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Penghitungan kuantitas (volume) pekerjaan dilakukan dengan
teliti, sehingga tidak terdapat klaim dari Kontraktor.
5. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam batasan jumlah
Kontrak yang disepakati, dalam pengertian bahwa Kontraktor
dibayar secara benar sesuai dengan nilai pekerjaan yang telah
dilaksanakannya, dan secara menyeluruh nilai kontrak tidak
dilampaui.
6. Agar pelaksanaan pekerjaan tercatat secara memadai, dalam
pengertian bahwa selama masa pelaksanaan harus dijaga agar
catatan-catatan (record) yang diperlukan selalu dibuat seperti
hasil pengukuran kemajuan pekerjaan, berbagai jenis laporan, dan
lain-lain.
7. Pengarsipan dokumen administrasi proyek yang baku, sehingga
memudahkan Pemberi Tugas jika ada pemeriksaan.
8. Guna tercapainya komunikasi yang lancar, maka perlu dilakukan
koordinasi yang dinamis.

Hal. F - 6
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Dalam pelaksanaan tugasnya Konsultan akan berpijak pada hakekat


tugas pengawasan di atas, dan berpedoman pada ketentuan- ketentuan
yang tertuang dalam Kerangka Acuan Tugas, Kondisi Umum Kontrak,
Spesifikasi Umum serta pengalaman Konsultan sendiri dalam menangani
pekerjaan pengawasan lainnya yang sejenis, Konsultan menyusun suatu
rencana kerja sebagaimana diuraikan pada bagian-bagian berikut dari
Proposal ini dan bagan dari metodologi kerja.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, pelaksanaan kegiatan diharapkan
dapat diselesaikan sampai hasil rencana dalam waktu 120 (seratus dua
puluh) hari kalender. Untuk itu diperlukan adanya rencana kerja sesuai
dengan pendekatan penanganan, selain diperlukan adanya standarisasi
kerja yang tepat dalam menangani pekerjaan ini. Pelaksanaan
pekerjaan ini meliputi beberapa tahapan kegiatan.
Konsultan membagi aktivitas tim Konsultan dalam 3 (tiga) tahap sebagai
berikut:
Tahap Aktivitas Pra Konstruksi.
Tahap Aktivitas Konstruksi.
Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.

Tahap Aktivitas Pra Konstruksi


Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi:
- Mobilisasi Tim Konsultan.
- Pengumpulan dan Review Data / Dokumen Kontrak.
- Pemeriksaan Lapangan.
- Kaji Ulang Perencanaan.
- Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor.
- Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor.
- Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu - Lintas.
- Pre Construction Meeting.

Hal. F - 7
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Tahap Aktivitas Konstruksi.


Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi:
- Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja.
- Survai dan Pengukuran.
- Pengujian Material.
- Pengawasan Teknik Pekerjaan Konstruksi.
- Pengendalian Mutu / Quality Control.
- Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan.
- Pemantauan Kemajuan Pekerjaan (Progress Monitoring).
- Pengendalian Keuangan dan Biaya Konstruksi.
- Pengendalian Proyek.
- Rapat Koordinasi.
- Sistem Pencatatan.
- Sistem Pelaporan.

Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.


Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi:
- Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pekerjaan.
- Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana.
- Penyiapan Laporan Akhir.
- Penyusunan Petunjuk / Manual Pemeliharaan.

A. Tahap Aktifitas Pra Konstruksi


Pada tahap ini Konsultan akan membantu pihak Pemberi Tugas
dalam mempersiapkan aktivitas selama konstruksi agar aktivitas
konstruksi dapat berjalan sesuai dengan rencana dari segi kualitas
maupun kuantitasnya.

1. Mobilisasi Tim Konsultan


Segera setelah Konsultan ditunjuk untuk menangani
pekerjaan ini, mobilisasipun akan segera dimulai yang

Hal. F - 8
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

meliputi mobilisasi personil inti dan peralatan pokok yang


diperlukan. Mobilisasi personil akan disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan.
Rencana Kerja yang lebih terperinci dari Tim Konsultan akan
disusun dan dibicarakan dengan Pemberi Tugas / Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Fisik.
Kontak-kontak dan pembahasan pelaksanaan pekerjaan akan
segeradilakukan dengan Pemberi Tugas guna tercapainya
koordinasi kerja yang baik antara berbagai pihak yang
terlibat dalam penanganan pekerjaan ini.
Konsultan juga akan menyiapkan sistem dan prosedur kerja
serta format-format standar yang akan diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis ini yang meliputi
antara lain:
- Format Pengujian Mutu Beton dan Pekerjaan.
- Format Pengukuran dan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan.
- Format Instruksi kepada Kontraktor.
- Format Laporan Harian dan Mingguan Inspector.
- Format Pembayaran dan Sertifikat Pembayaran.
- Format Monitoring Kemajuan Pekerjaan.
- Format Laporan Bulanan.
- Dan lain-lain.

2. Pengumpulan Dan Kaji Ulang Data/Dokumen Kontrak


Berbagai data dan laporan perencanaan pembangunan
jembatan dan pemeliharaan jembatan pada proyek ini akan
dikumpulkan dan segera dikaji ulang oleh Tim Konsultan.
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail
terhadap seluruh kelengkapan data yang ada dan akan
dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi, antara
lain:

Hal. F - 9
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

- Persyaratan Kontrak;
- Spesifikasi Teknis; dan
- Gambar Rencana.
Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang
mungkin masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi.

3. Pemeriksaan Lapangan
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data
perencanaan dan laporan - laporan teknis lainnya, maka Site
Engineer dan Staff Profesionalnya akan mengunjungi dan
memeriksa lokasi proyek.
Pemeriksaan ini antara lain meliputi:
- Kesesuaian kondisi lapangan dengan Gambar Rencana.
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data dan
perencanaan detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan
minor yang diperlukan.
- Identifikasi atas masalah-masalah yang diperkirakan akan
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Hasil pemeriksaan Lapangan ini kemudian akan disusun,
dilaporkan, dan dibahas dengan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Fisik.
Diharapkan hasil pemeriksaaan lapangan ini sudah dapat
diselesaikan sebelum Kontraktor melakukan mobilisasi agar
berdasarkan temuan-temuan ini mereka dapat menyesuaikan
Program Mobilisasi yang disiapkannya.

4. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor


Sebelum melakukan mobilisasi, Kontraktor harus menyiapkan,
menyerahkan dan mendapatkan persetujuan dari Pejabat

Hal. F - 10
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pembuat Komitmen (PPK) Fisik suatu Program Mobilisasi yang


terdiri dari:
- Daftar Alat Berat yang akan digunakan.
- Daftar Peralatan Laboratorium.
- Lokasi Quarry, untuk pembuatan oprit jembatan, dan
lain-lain.
- Daftar Tenaga Kerja Kontraktor.
- Construction Schedule dan Financial Schedule.
- Network Planning, Construction Project Management.
- Vector Diagram.
- Material Schedule.
- Data lain-lain.
Tim Konsultan Supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi
Kontraktor ini guna meyakinkan bahwa:
- Program Kontraktor tersebut cukup praktis.
- Program Kontraktor tersebut cukup memadai.
- Program Kontraktor sesuai dengan kemampuannya.
- Program Kontraktor tidak bertentangan dengan sesuatu
peraturan Pemerintah.
- Program Kontraktor tidak ditentang oleh sesuatu pihak
luar manapun.

5. Pre Construction Meeting


Sebelum memulai kegiatan di lapangan, ketiga pihak pelaku
proyek yaitu Direksi, Konsultan dan Kontraktor mengadakan
koordinasi awal. Koordinasi kerja diperlukan untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan serta mencapai hasil
kerja yang sebaik - baiknya. Untuk itu diperlukan kejelasan
mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing -
masing pihak. Dalam hal ini Konsultan Supervisi bertugas

Hal. F - 11
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik dalam


Pengawasan Teknik, memberi nasehat dan saran
penyelesaian masalah serta administrasi proyek. Selanjutnya
koordinasi terpadu selama periode pelaksanaan konstruksi
dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara
teratur. Hal penting dalam koordinasi awal adalah mencakup
semua persiapan yang akan dilakukan oleh masing - masing
pihak. Pekerjaan persiapan tersebut mencakup:
- Organisasi dari masing - masing pelaku proyek (Direksi,
Konsultan dan Kontraktor);
- Pembahasan mengenai spesifikasi teknik yang kurang
jelas dan kurang dimengerti;
- Bentuk serta jenis / macam pelaporan dan sistem serta
batas waktu pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam
pertemuan awal;
- Wewenang dan tanggung jawab serta segala sangsi yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan di bahas dengan
jelas dan;
- Menentukan waktu kunjungan bersama ke lokasi
menentukan batas awal serta akhir proyek serta survei
lapangan dengan kondisi saat ini sebagai bahan dalam
diskusi lanjutan dan menentukan metode kerja
selanjutnya.

6. Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor


Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor perlu dilakukan agar
pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan secara efektif,
selesai tepat waktu dengan biaya seperti tercantum dalam
kontrak.

Hal. F - 12
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pada tahap ini, Konsultan akan memeriksa jadual kerja yang


diajukan oleh Kontraktor dan akan meninjau jadual kerja dari
berbagai aspek, antara lain:
- Waktu Pelaksanaan;
- Metode Konstruksi;
- Pengadaan dan Penyiapan material;
- Mobilisasi dan penggunaan peralatan;
- Organisasi kerja;
- Sub Kontraktor (apabila ada);
- Sumber daya manusia;
- Sistem dokumentasi, dan lain - lain.
Setelah mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, Konsultan
akan memberikan kesempatan kepada Kontraktor untuk
melakukan perbaikan dari rencana kerjanya. Garis besar
proses pembuatan Rencana Kerja Kontraktor.

7. Rencana Pengaturan Lalu Lintas


Mengingat lokasi pekerjaan berada di jalan site di sekitar
jalan Abdul Syukur Kelurahan Margadana Kota Tegal, dan
Rute lalu lintas melewati jalan-jalan utama di Kota Tegal,
maka pengaturan lalu - lintas selama masa konstruksi akan
disesuaikan terhadap masalah yang di masing daerah sesuai
dengan lokasi pekerjaan, masalah-masalah yang sangat
penting dan harus sangat diperhatikan dan direncanakan
secara baik dan efektif, sehingga lalu-lintas dapat tetap
bergerak secara lancar.
Detail disain/rencana teknis jalan saat ini telah ada dan
Konsultan Supervisi perlu untuk memeriksa dan mengkaji
kembali disain tersebut disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di lapangan.

Hal. F - 13
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Selain itu juga diperlukan perambuan yang memadai guna


memberi informasi pada pemakai jalan tentang adanya
pekerjaan konstruksi pada lokasi jalan yang akan mereka
lalui, disamping tersedianya barikade yang cukup untuk
memisahkan secara jelas dan tegas antara yang melayani
lalu-lintas dengan lokasi pekerjaan.
Pengaturan lalu-lintas yang penting untuk dilaksanakan
dengan cermat adalah lalu-lintas kendaraan Proyek yang
membawa material konstruksi.
Sejauh memungkinkan harus diupayakan agar transportasi
material ini dilakukan pada waktu jam lenggang (malam
hari).
Pada lokasi sebelum keluar masuknya kendaraan Proyek harus
ditempatkan rambu yang cukup guna memberi peringatan
atas adanya aktifitas kendaraan ini, di samping
ditempatkannya petugas bendera (flagman) guna mengatur
lalu-lintas pada potongan kritis ini.
Pada malam hari perambuan ini juga harus dilengkapi dengan
lampu kedap - kedip lalu- lintas berwarna kuning guna
memberi peringatan pada pemakai jalan tentang adanya
aktifitas konstruksi pada lokasi tersebut yang menuntut
kehati-hatian dari mereka.

B. Tahap Aktifitas Konstruksi


Dalam tahap ini Konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan
teknis terhadap pekerjaan Konraktor agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan rencana meliputi
aspek mutu, waktu dan biaya.

1. Pemeriksaan Shop Drawings / Gambar Kerja

Hal. F - 14
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi, Kontraktor


harus menyiapkan Gambar Kerja secara detail berdasarkan
Gambar Rencana yang telah dikaji ulang (review).
Gambar Kerja tersebut akan memuat semua informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Team Konsultan akan memeriksa secara cermat Gambar
Kerja tersebut dan melakukan koreksi - koreksi yang
diperlukan.
Kontraktor akan melakukan revisi Gambar Kerja sesuai
dengan koreksi - koreksi yang diberikan oleh Team Konsultan
tersebut.
Perbaikan / Revisi Gambar Kerja tersebut akan diperiksa
kembali oleh Team Konsultan dan bila telah sesuai Site
Engineer akan memberikan persetujuan untuk dapat
dilaksanakan. Prosedur pengajuan Gambar Kerja

2. Survey dan Pengukuran


Dalam pekerjaan Supervisi pekerjaan survai dan pengukuran
(measurement) meliputi:
- Pengechekan disain.
- Pengukuran stock piles.
- Pengukuran pre - Construction.
- Pengukuran pekerjaan yang sedang berjalan.
- Pengukuran pekerjaan yang telah selesai.

Pengechekan disain
Diharapkan crew survai Kontraktor sudah dimobilisasi di Site
terlebih dahulu sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya,
dan mereka dapat segera memulai aktivitasnya di site. Hal -
hal yang perlu dicek antara lain meliputi:
- Datum Point.

Hal. F - 15
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

- Right of Way.
- Alignment Horizontal.
- Alignment Vertikal.
- Drainase.

Pengukuran stock piles


Pengukuran ini terutama dimaksudkan guna verifikasi atas
ketersediaan dan kebutuhan angkutan dan material, seperti
gravel, agregat, pasir, batu pecah dan lain - lain ke site.

Pengukuran Pre - Construction


Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada
Kontraktor dihitung berdasarkan kuantitas dari pada
pekerjaan yang diselesaikan. Untuk ini diperlukan sejumlah
pengukuran yang meliputi pengukuran kondisi existing dan
lain - lainnya, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai sehingga
kualitas pekerjaan dapat dihitung dari survai selanjutnya
yang akan diadakan setelah pekerjaan yang dimaksud selesai.

Pengukuran Pekerjaan sedang Berjalan


Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan
guna:
- tersedianya catatan yang lengkap tentang kemajuan
pekerjaan.
- tersedianya data yang cukup jika timbul ketidak
sepakatan.

Pengukuran Pekerjaan yang telah selesai


Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam
penagihan Kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai
dikerjakannya.

Hal. F - 16
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

3. Pengujian Material
Pengujian material konstruksi dilakukan oleh Kontraktor
dengan menggunakan peralatan test di lapangan maupun di
laboratorium yang disediakan Kontraktor serta mengikuti
standar prosedur pengujian seperti yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak. Pengujian mutu dilakukan secara rutin
dengan mengambil contoh secara acak pada lokasi - lokasi
yang ditentukan oleh Konsultan. Secara garis besarnya
pengujian akan mencakup:

Pengujian Material Konstruksi


Pengujian Mateiral Konstruksi dilakukan sebelum material
digunakan sebagai komponen struktur seperti beton, apshalt
concrete dan lain - lain.
Pengujian material dilakukan ulang setiap terjadi perubahan
lokasi sumber material / quary.
Pengujian itu antara lain:
- Test keausan agregat.
- Test ekstraksi aspal.
- Test portland cement.
- Test kandungan zat kimia air.
- Test tarik baja.

Pengujian Hasil Pekerjaan


Setelah material digunakan dalam konstruksi, maka perlu
diuji apakah dalam aplikasiya Kontraktor telah menerapkan
cara yang benar sehingga menghasilkan konstruksi yang
sesuai dengan spesifikasi.
Pengujian ini antara lain:

Hal. F - 17
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

- Pengujian kepadatan.
- Pengujian perkerasan.
- Penetrasi aspal.
- Pengujian mutu beton.

Pengujian Job Mix Formula (JMF)


Pengujian ini antara lain berupa test terhadap bahan
campuran untuk pekerjaan jalan, bahan agregat dan beton.
Konsultan akan mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi
pekerjaan pengujian laboratorium dan pengetesan di
lapangan terhadap material konstruksi yang akan
dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
Konsultan akan membuat rekomendasi berupa persetujuan
dan penolakan berikut alasan teknis sesuai dengan
persyaratan teknis dalam spesifikasi.

4. Pengawasan Teknik Pekerjaan Konstruksi


Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus
mengajukan permohonan kerja yang dilampirkan dengan
Gambar Kerja untuk disetujui oleh Konsultan dan Pemberi
Tugas.
Selama pelaksanaan konstruksi Team Konsultan akan
melakukan pengawasan teknis dan pemeriksaan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Pengawasan dan pemeriksaan ini
mencakup seluruh aspek kualitas dan kuantitas.
Team Konsultan harus memberikan petunjuk yang benar
kepada Kontraktor untuk memperoleh unjuk kerja yang lebih
efektif dan efisien dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan dan tepat waktu.

Hal. F - 18
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pekerjaan Pengukuran Lapangan


Tahap awal di lapangan untuk menangani pekerjaan proyek
penggantian jembatan ini adalah pekerjaan pengukuran
(staking out) untuk menentukan titik referensi di lokasi
proyek.
Selain koordinat B.M. tersebut di atas sebagai referensi di
lapangan, terdapat pula koordinat bantu sebagai referensi
tambahan.
Koordinat - koordinat tersebut merupakan titik tetap yang
terpasang permanen di lapangan menggunakan tiang beton
bertulang, sehingga diharapkan tidak akan tergeser.
Setelah dilakukan pematokan as rencana as relokasi
jembatan, dan pematokan sisi tepi batas lereng
embankment, selanjutnya dilakukan pengecekan aktual batas
lahan dengan batas lereng embankment, apabila ternyata
batas lahan R.O.W. berada di sisi dalam, dilanjutkan dengan
konfirmasi batas lahan proyek.
Pengukuran lapangan (staking out) dilaksanakan untuk
menentukan posisi stationing throughway terhadap lokasi
jalur utilitas yang ada di lapangan, lokasi as pier jembatan
dan abutmentl dan drainase yang melintang jalan (cross
drain) dan menentukan elevasi dasar saluran tersebut (inlet
dan outlet).

Pekerjaan Timbunan Tanah


Pekerjaan penimbunan tanah dilaksanakan dengan cara lapis
per - lapis dengan tebal 20 cm, dimana material timbunan
dari lokasi galian tanah yang secara teknis memenuhi
persyaratan spesifikasi. Peralatan yang digunakan untuk
pekerjaan galian timbunan sebagai berikut:

Hal. F - 19
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

- Dump truck : mengangkut / memindahkan


material tanah galian ke lokasi
timbunan.
- Motor Grader : pembentukan dan perataan
hamparan tanah timbunan.
- Bulldozer : mendorong dan mengumpulkan
tanah.
- Excavator : menggali dan memindahkan tanah
ke dump truck.
- Vibro Roller : pemadatan lapisan tanah timbunan.
- Tire Roller : pemadatan akhir lapisan tanah
timbunan.

Untuk pekerjaan timbunan di lokasi penggantian materail


tanah (unsuitable excavation for disposal), maka sebelum
dilakukan penggantian tanah, sebelumnya terlebih dahulu
dilakukan pemadatan tanah sehingga mencapai kepadatan 90
% kepadatan menurut A.A.S.H.T.O. T - 99.
Kepadatan minimum yang harus dicapai pada pekerjaan
timbunan dengan lapis per - lapis adalah 95 %, data
pengendalian mutu pekerjaan pemadatan tanah akan
dilampirkan pada dokumen pengendalian mutu (quality
control).

Penyiapan Tanah Dasar (Sub Grade Preparation)


Pekerjaan ini terdiri dari perataan dan pemadatan tanah
hingga mencapai kepadatan minimum 100 % menurut
A.A.S.H.T.O. T - 99, sehingga pekerjaan penyiapan tanah
dasar ini beresiko tinggi terhadap pengaruh kadar air tanah.

Hal. F - 20
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan dengan


menggunakan Tandem Roller dan Tire Roller, dimana untuk
pengendalian mutu pekerjaan maka dilakukan pula uji coba
pemadatan di lapangan terlebih dahulu, agar dicapai
kepadatan yang disyaratkan minimum 100 %.
Sebelum dilakukan test kepadatan lapangan, terlebih dahulu
dilakukan Proof Rolling Test menggunakan Dump Truck yang
dimuati penuh. Maksud dari pengujian proof. Rolling tersebut
untuk menyelidiki lokasi tanah dasar yang telah disiapkan
tersebut benar - benar stabil dan tidak terjadi lendutan
(sponge), selanjutnya dilakukan test kepadatan lapangan
sesuai persyaratan yang ditentukan menurut A.S.S.H.T.O. T -
99.

Pekerjaan Pemindahan Drainage


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan saluran drainage melintang
jalan (gorong - gorong pipa maupun gorong - gorong persegi),
pekerjaan saluran samping tanpa pasangan batu, saluran
samping dengan perkuatan pasangan batu / beton dan
mencakup bangunan pelengkap lainnya.
- Pekerjaan Gorong - gorong pipa beton (Reinforced
Concrete Pipe)
Prosedur pemasangan gorong - gorong adalah sebagai
berikut :
o Pengukuran lokasi dan posisi pipa dan staking out
elevasi rencana inlet dan outlet.
o Penggalian tanah sampai elevasi rencana,
selanjutnya tanah dasar dipadatkan.
o Hamparkan pasir urug (sand bedding) tebal 10 cm
padat.

Hal. F - 21
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

o Pasang bekisting (form work) untuk pemasangan


lantai kerja.
o Dilanjutkan dengan pengecoran lantai kerja t = 5 -
10 cm.
o Pengecoran concrete block pada posisi sambungan
pipa R.C.P., dengan beton kelas D.
o Setting gorong - gorong menggunakan alat
Excavator, sesuai posisi pipa gorong - gorong.
o Pasang bekisting (form work) untuk pemasangan
beton sambungan antara pipa R.C.P.
o Lakukan pengecoran sambungan pipa sisi atas,
menggunakan beton kelas D.
o Apabila elevasi sisi atas pipa kurang dari 50 cm,
maka pipa beton tersebut secara menyeluruh
ditutup beton kelas C dengan perkuatan pembesian.
o Lakukan penimbunan kembali dengan material
timbunan pilihan, untuk disesuaikan dengan elevasi
sub grade, dengan pamadatan yang sempurna.

- Pekerjaan Saluran Samping (D.S.)


Sistem drainase untuk saluran samping pada proyek ini,
dapat menggunakan sistem saluran terbuka (D.S. - 6)
tanpa pasangan batu, khusus untuk lokasi yang terdapat
aliran air secara rutin digunakan saluran pasangan batu
dan untuk lokasi inlet / out let gorong - gorong dipasang
saluran pasangan batu. Selain itu ada juga sistem
drainase tertutup menggunakan R.C.P. untuk
mengalirkan air drainase saluran samping throughway.

Perkerasan Fleksibel
- Lapis Pondasi Agregat Bawah

Hal. F - 22
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penghamparan


material agregat sub base kelas B sebagai lapis pondasi
bawah, di mana material tersebut didatangkan dari
Quarry. Penghamparan agregat ini dilaksanakan dengan
menggunakan Motor Grader dan selanjutnya dilakukan
pemadatan dengan Vibratory Roller.
Agar diperoleh kepadatan agregat sub base dengan baik
(sesuai ketentuan spesifikasi), maka pelaksanaan
pemadatan dilaksanakan pada kondisi kadar air
mendekati optimum. Apabila material sub base tersebut
terlalu kering, maka dilakukan penyiraman dengan
penambahan air, menggunakan Water Tank Truck,
sebaliknya apabila kadar air material agregat sub base
tersebut terlalu tinggi (misal; akibat curah hujan), maka
material tersebut harus digaruk kembali menggunakan
motor grader, untuk selanjutnya dijemur agar kadar air
tersebut turun hingga mendekati kadar optimum.
Seperti halnya pekerjaan penyiapan tanah dasar (sub
grade preparation), maka untuk meyakinkan bahwa
telah dilakukan pemadatan dengan baik dan secara
merata di seluruh permukaan agregat sub base, maka
dilakukan proof rolling test, dengan menggunakan truck
bermuatan penuh yang melintas di lokasi tersebut.
Apabila telah terbukti tidak ada lokasi yang terjadi
deformasi (lendutan), maka dilakukan pengujian
kepadatan lapangan menggunakan alat sand cone.

Lapis Pondasi Atas


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penghamparan material
agregat sub base kelas A sebagai lapis pondasi atas , dimana
material tersebut didatangkan dari Quarry. Penghamparan

Hal. F - 23
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

agregat ini dilaksanakan dengan menggunakan Motor Grader


dan selanjutnya dilakukan pemadatan dengan Vibratory
Roller.
Agar diperoleh kepadatan agregat sub base dengan baik
(sesuai ketentuan spesifikasi), maka pelaksanaan pemadatan
dilaksanakan pada kondisi kadar air mendekati optimum.
Apabila material sub base tersebut terlalu kering, maka
dilakukan penyiraman dengan penambahan air, menggunakan
Water Tank Truck, sebaliknya apabila kadar air material
agregat sub base tersebut terlalu tinggi (misal; akibat curah
hujan), maka material tersebut harus digaruk kembali
menggunakan motor grader, untuk selanjutnya dijemur agar
kadar air tersebut turun hingga mendekati kadar optimum.

Bitumenious Prime Coat


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan lapis pondasi
agregat, dimana fungsi dari prime coat ini sebagai lapis
peresap, dengan menggunakan aspal cair type M.C. - 70
(medium curing).
Dalam pelaksanaan di lapangan, penghamparan lapis resap
perekat menggunakan Asphalt Sprayer, dengan pemakaian
berkisar 1,3 kg / m2 (Spec. 1,00 - 2,50 kg / m2).
Penghamparan prime coat, dilaksanakan pada kondisi kadar
air permukaan lapis pondasi atas mendekati optimum, dan
apabila permukaan lapis pondasi atas tersebut terlalu kering,
maka diperlukan penambahan air dengan penyiraman /
penambahan air.

Bitumenious Tack Coat


Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pengikat antara
permukaan campuran aspal lama dengan permukaan aspal

Hal. F - 24
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

baru atau sebagai lapis pengikat antara dua lapis campuran


aspal, dengan menggunakan aspal cair type R.C. - 250 (rapid
curing).
Dalam pelaksanaan di lapangan, penghamparan lapis pengikat
menggunakan Asphalt Sprayer, dengan pemakaian berkisar
0,50 kg / m2 (Spec. 0,40 - 0,80 kg / m2).

Asphalt Treated Base Course


Pekerjaan Asphalt Treated Base Course (A.T.B.) merupakan
lapis perkerasan dari campuran agregat dengan kadar aspal
tertentu, di mana proses pencampuran dilakukan pada
keadaan panas.
Lapis Asphalt Treated Base (A.T.B.) ini dihampar di lapangan
per - lapis tebal 5 cm padat, sehingga pada lokasi dengan
ketebalan A.T.B. 10 cm, dikerjakan bertahap. Lapis A.T.B. ini
ditempatkan pada bagian jalur utama jalan.
Untuk pelaksanaan lapis A.T.B. ini menggunakan aspal
produksi Shell, dengan kadar aspal yang disetujui sesuai
ketentuan job mix formula yaitu 5 %.

Asphalt Concrete Surface Course


Pekerjaan Asphalt Concrete Surface Course (A.C.) merupakan
lapis campuran aspal yang ditempatkan setelah lapis Asphalt
Treated Base Course (A.T.B.), sekaligus sebagai lapis
permukaan jalan. Campuran ini mempunyai gradasi yang
lebih halus dibandingkan dengan campuran Asphalt Treated
Base Course, di mana kadar aspal yang digunakan lebih
tinggi, di mana kadar aspal yang digunakan berkisar 5,7 %.
Untuk pelaksanaan lapis A.C. Surface Course ini menggunakan
aspal produksi Shell, dengan kadar aspal yang disetujui sesuai
ketentuan job mix formula.

Hal. F - 25
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pada tahap pekerjaan lapis A.C. Surface Course,


menggunakan Asphalt Finisher dengan sensor, sehingga
elevasi penghamparan dan kemiringan penghamparan sesuai
dengan rencana elevasi finished grade yang telah ditentukan.
Selama pelaksanaan penghamparan lapis A.C. dilakukan
secara kontinyu, hal ini untuk mendapatkan elevasi
permukaan aspal yang rata (smooth). Sehingga perbaikan
lapis A.T.B. dilakukan sebelum dimulai pekerjaan lapis A.C.
Surface Course.
Pelaksanaan penghamparan lapis asphalt concrete surface
course di lokasi ujung pelat injak, dilakukan dengan
memperhitungkan elevasi finished grade antara pelat injak
dengan memperhatikan tidak terjadinya kerusakan pada tepi
beton pada saat pemadatan sambungan tersebut.
Kegiatan pokok Konsultan Pengawas dalam melakukan tugas
supervise pekerjaan produksi campuran aspal sebagaimana
terlihat pada table berikut.

Pengendalian Mutu (Quality Control)


Ada 2 (dua) hal pokok yang dapat menjamin quality control
(pengendalian mutu) dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan mutu pelaksanaan proyek yang baik pula.
Ke 2 (dua) hal pokok yang dimaksud adalah:

F.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Berdasarkan pemahaman terhadap tujuan studi, ruang lingkup


pekerjaan serta produk yang diharapkan, maka Konsultan mengusulkan
metode pendekatan dalam menangani studi ini agar tercapai hasil yang
maksimal. Secara skematik metodologi kerja Pekerjaan Pengawasan

Hal. F - 26
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase - Politeknik Keselamatan


Transportasi Jalan Tegaldapat dilihat pada Gambar F.1.
Garis besar metode pendekatan yang akan diterapkan dibedakan
menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu ;

A. Persiapan
Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan utama yaitu :
 Kajian Terhadap KAK
- Membuat Tanggapan Terhadap Penugasan (TOR)
Melakukan pemahaman terhadap Kerangka Acuan dengan
tujuan mempelajari maksud, tujuan, dan lingkup
permasalahan. Selain itu diharapkan juga dapat
mempelajari tugas dan tanggung jawab konsultan dan
pihak-pihak yang berkaitan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini.
- Menyusun Metodologi Pekerjaan
Penyempurnaan metodologi pekerjaan akan dilakukan
setelah adanya koordinasi internal dan pihak-pihak terkait.
Hasil dari kegiatan ini akan menjadi acuan konsultan
bekerja
- Menyusun Jadwal Kegiatan
Koordinasi Tenaga Ahli, yaitu menyiapkan sejumlah tenaga
yang dibutuhkan beserta kualifikasi kemampuannya sesuai
dengan KAK, menjelaskan job description masing-masing
tenaga yang terlibat dalam kegiatan, dan menjelaskan
hubungan kerja antara masing-masing tenaga dengan
seluruh pihak yang terkait dalam proyek ini. Selanjutnya
menyusun dan menteapkan Rencana Kerja, Jadwal
Pelaksanaan, dan Lingkup pekerjaan.

Hal. F - 27
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

 Orientasi Proyek yaitu peninjauan lapangan, analisa kondisi


eksisting dan lingkungan proyek.
 Mobilisasi tenaga ahli dan peralatan kantor.
B. Pengawasan Teknik
 Persiapan
- Memeriksa data survei yang akan digunakan.
- Menyediakan untuk Kontraktor titik data survey tersebut.
- Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas di dalam
tahapan kegiatan pelaksanaan.

Hal. F - 28
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Gambar F.1
Bagan Alir Pelaksanan Pekerjaan

Hal. F - 29
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

- Membantu Pemberi Tugas utnuk memeriksa dan


memecahkan masalah yang mungkin akan muncul, serta
bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari
Kontraktor.
- Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan
personil yang akan didatangkan, fasiltas Base Camp, dan
lokasi penempatan peralatan.
- Mengecek dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas,
polis dan batas lingkup asuransi dari Kontraktor.
- Mengecek dan mempersiapkan cara penghitungan
kuantitas dan prosedur pemeriksaan mutu (quality
control).
- Mengecek pemasangan patok/bouwplank.
- Mengecek dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu
material yang disediakan oleh Kontraktor.
- Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam
pengawasan pekerjaan.
 Testing
- Menyelenggarakan laboratorium dan test lapangan untuk
pekerjaan tanah, material yang akan digunakan dan
metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai
dengan persyaratan.
- Mengawasi dan mengevaluasi semua, laboratorium, gudang
peralatan, dan barang-barang lain agar sesuai dengan
acuan dan kondisi dari dokumen kontrak.
 Pelaksanaan Konstruksi
 Pelaporan
- Laporan Pendahuluan.
- Laporan Mingguan
- Laporan Bulanan
- Laporan Akhir

Hal. F - 30
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

C. Serah Terima
 Pemeriksaan Serah Terima Sementara termasuk penyiapan
laporan dan Berita Acara Serah Terima Sementara yang
diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Penerimaan Sementara
(Certificate of Provisional Acceptance).
 Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan
dan Berita Acara Serah Terima Akhir yang diperlukan dan
menerbitkan Sertifikat Penerimaan Akhir (Certificate of Final
Acceptance).
 Memeriksa dan menyetujui gambar terbangun (As Buit
Drawing) dan manual pemeliharaan yang disiapkan oleh
Kontraktor.
D. Pemeliharaan
 Pemeliharaan hasil pekerjaan konstruksi jalan akan
dilaksanakan selama 180 hari oleh pihak kontraktor setelah
berita acara serah terima ditandatangani.
Metodologi pengawasan akan tercakup dalam syarat-syarat teknis
yang akan dikeluarkan oleh Dinas Bina Marga. Metodologi
pengawasan mencakup terhadap:
1. Pengawasan administrasi
2. Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan
3. Pengawasan terhadap pengendalian mutu dan teknis
pelaksanaan pekerjaan
4. Pengawasan terhadap pengendalian biaya pekerjaan
5. Penyelesaian kontrak pekerjaan
6. Pelaporan

Hal. F - 31
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

F.4 Metode Pendekatan Project Administrasi Prosedur

Selain Itu kegiatan Pengawasan juga dilengakapi dengan manjemen


prosedur seperti Tahapan Standart Opersional Prosedur dan Form
Standart Operasional Prosedur, seperti Berikut :

A. Alur Standart Operasional Prosedur :


1. S–1 : Prosedur permasalahan; kepada siapa harus
memberikan surat dan tembusan.
2. S–2 : Prosedur Struktur komunikasi permasalahan
kontrak; kepada siapa harus memberikan surat dan
tembusan.
3. S–3 : Prosedur Koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan
4. S–4 : Prosedur Progres pencairan Dana
5. S–5 : Prosedur Perubahan Pelaksanaan Pekerjaan
6. S–6 : Prosedur Penyerahan Pekerjaan tahap Pertama
7. S-7 : Prosedur Penyerahan Pekerjaan Tahap dua
8. S–8 : Prosedur Penyerahan Pekerjaan Tahap ke-n
9. S–9 : Prosedur Pengambaran pelaksanaan Pekerjaan
10. S – 10 : Prosedur Perizinan untuk pelaksanaan pekerjaan
11. S – 11 : Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan

B. Format Standart Opersional Prosedur :


1. R–1 : Format undangan Rapat Pra Kontruksi
2. R–2 : Format Daftar Hadir
3. R–3 : Format Berita acara hasil rapat
4. R–4 : Format laporan harian
5. R–5 : Format Laporan Mingguan
6. R–6 : Format Penilaian kinerja kontraktor mingguan
7. R–7 : Format Laporan mingguan Supervisi kepada
Pemberi Kerja.

Hal. F - 32
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

8. R–8 : Format Laporan bulanan supervisi kepada


pemberi kerja
9. R–9 : Format catatan tetang volume bahan matrial
12. R – 10 : Format catatan tanda bukti pembelian material.
13. R – 11 : Format daftar masalah yang muncul
14. R – 12 : Format surat penugasan
15. R – 13 : Format berita acara negosiasi
16. R – 14 : Format berita acara tentang pemeriksaan
perubahaan
17. R – 15 : Format berita acara pemeriksaan untuk
penyerahan pertama
18. R – 16 : Format berita acara penyerahan pertama
19. R – 17 : Format daftar permasalahan pekerjaan
20. R – 18 : Format berita acara penyerahan pekerjaan kedua
21. R – 19 : Format penyerahan shop drawing and brosur
22. R – 20 : Format instruksi shop drawing
23. R – 21 : Format izin untuk melaksanakan
24. R – 22 : Format izin untuk pengecoran
25. R – 23 : Format pemeriksaan pekerjaan yang harus
mendapatkan persetujuan
26. R – 24 : Format pengajuan material dan peralatan
27. R – 25 : Format pemeriksaan mutu beton
28. R – 26 : Format evaluasi penyedian stok barang/material

F.5 Metodologi Untuk Pengendalian Waktu

Metodologi untuk pengendalian waktu pekerjaan dilapangan adalah


suatu metoda pengawasan dengan mengacu kepada waktu pelaksanaan
pekerjaan dilapangan, sehingga waktu yang tersedia dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan jadwal penyelesaian
pekerjaan dapat sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.

Hal. F - 33
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Untuk itu Konsultan akan memperhatikan secara seksama terhadap hal-


hal yang akan mempengaruhi terhadap pelaksanaan pekerjaan seperti:

- Setiap kontraktor diwajibkan untuk menyusun rencana kerja dan


dipasang disetiap direksi keet dan inspektor diwajibkan untuk
mengisi kemajuan kerja setiap harinya.
- Setiap kontraktor wajib untuk menambah Tenaga Kerja bila
dirasakan tenaga kerja yang telah ada tidak akan dapat memenuhi
target waktu yang telah ditentukan.
- Mengganti peralatan-peralatan yang kiranya kurang baik sehingga
dapat mempercepat pelaksanaan pekerjaan.
- Memberi arahan kepada kontraktor untuk mengirimkan material
sesuai dengan kebutuhan sebelum pekerjaan akan dimulai.
- Memberikan persetujuan terhadap Addendum pelaksanaan
pekerjaan bila terpaksa pekerjaan harus berubah dengan cepat.
- Pihak konsultan akan mempelajari dan memperhatikan terhadap
laporan prestasi pekerjaan yang dituangkan dalam laporan harian,
mingguan dan bulanan untuk digunakan sebagai acuan dalam
menentukan progres kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
- Menyusun dan menjadwalkan rapat koordinasi dilapangan yang
dihadiri oleh pihak Direksi, Konsultan dan Kontraktor. Dan rapat
koordinasi akan dituangkan dalam berita acara untuk digunakan
sebagai laporan kepada pemimpin proyek.
- Akan memberikan teguran secara tertulis bila kontraktor lalai
dalam pelaksanaan pekerjaan selama 3 hari berturut-turut.
- Memberikan keterangan kepada pihak Direksi terhadap
pengunduran waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Memberi arahan kepada Kontraktor untuk mempercepat
pelaksanaan dilapangan.

Hal. F - 34
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Dengan menjalankan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, diharapkan


pihak konsultan akan dapat mengendalikan para kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

F.6 Metodologi Pengendalian Mutu dan Syarat Teknis Pekerjaan


Dilapangan

Pengawasan pengendalian mutu dan syarat-syarat teknis pelaksanaan


dilapangan akan diperhatikan oleh konsultan selama pengawasannya
dilapangan. Untuk mencapai mutu pelaksanaan pekerjaan maka tugas
konsultan adalah sebagai berikut:

- Memeriksa kualitas pekerjaan setiap harinya dan dituangkan dalam


laporan harian.
- Melakukan pengujian dilapangan setiap harinya dan selanjutnya
bila perlu pengujian dilaboratorium.
- Memeriksa mutu bahan yang akan digunakan setiap harinya.
- Memeriksa cacat mutu dan menyarankan untuk segera diperbaiki
kepada kontraktor.
- Memeriksa daftar kuantitas dan kualitas pekerjaan.
- Memeriksa perubahan kuantitas dan kualitas pekerjaan
dilapangan.
- Melakukan perintah perubahan bahan yang digunakan bila tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis dan memberikan conoth material
yang akan digunakan.
- Melakukan pemeriksaan kualitas pekerjaan dan dikompensasikan
dengan pembayaran terhadap perubahan pelaksanaan pekerjaan.
- Memeriksa dan menyetujui berita acara pembayaran dengan
memperhatikan kompensasi terhadap peningkatan kuantitas
pekerjaan, pajak-pajak dan penyesuaian harga yang berlaku.
- Melakukan usulan kepada Direksi atas denda keterlambatan
pekerjaan.

Hal. F - 35
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

Dalam hal pengawasan masalah teknis, konsultan akan memperhatikan


masalah-masalah seperti uraian berikut ini:

- Mengawasi volume bahan yang akan digunakan harus cukup untuk


digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tidak
mengurangi kualitas pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Mengawasi penempatan material harus baik dan tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya.
- Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas dari bahan material
yang akan digunakan, apakah sudah seuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan.
- Mengawasi terhadap pengiriman barang dan dibuatkan berita
acaranya dan tidak diperkenankan untuk mengirim barang pada
malam hari.
- Menghitung secara keseluruhan tentang volume pengiriman
pekerjaan dan disesuaikan dengan kebutuhan material dilapangan.

F.7 Metodologi Pengawasan Terhadap Biaya Pelaksanaan Pekerjaan

Pengawasan terhadap biaya pelaksanaan, yaitu metode pengawasan


untuk mengendalikan biaya pelaksanaan sehingga kualitas pekerjaan
dapat sesuai dengan spesifikasi yang telah digariskan oleh Pemberi
Tugas sesuai dengan harga yang telah ditentukan.
Dalam hal ini Konsultan akan melakukan pengawasan sebagai berikut:

- Pengawasan terhadap kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.


- Pengawasan terhadap perubahan kuantitas pekerjaan.
- Menentukan perubahan pekerjaan dengan seizin Direksi
dilapangan.
- Mengawasi terhadap perhitungan pembayaran untuk perubahan
pekerjaan.
- Mengawasi dan memeriksa terhadap Berita Acara Pembayaran.

Hal. F - 36
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Usulan Teknis
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI
JALAN LHO

- Mengawasi dan mengusulkan nilai kompensasi pekerjaan.


- Mengawasi dan mengusulkan terhadap penyesuaian harga.
- Mengawasi dan mengusulkan terhadap denda keterlambatan
pekerjaan.
- Mengawasi dan mengusulkan biaya perbaikan.

F.8 Metodologi Pengawasan Terhadap Penyelesaian Kontrak Pekerjaan

Pengawasan penyelesaian pekerjaan, dimaksudkan untuk mengawasi


Kontraktor pada saat penyelesaian pekerjaan. Hal-hal yang perlu
diawasi oleh Konsultan adalah sebagai berikut:

- Pengawasan penerbitan berita acara penyelesaian pekerjaan.


- Pengawasan terhadap berita acara penyerahan pekerjaan.
- Pengawasan dan perhitungan akhir terhadap kuantitas dan bobot
pekerjaan.
- Penyerahan buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan
konstruksi jalan.
- Memeriksa terhadap pekerjaan penggambaran kembali (As Built
Drawing’s).

Hal. F - 37
Pengawasan Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Drainase ◊◊◊◊◊◊◊ CV. Citra Vastu Vidya

Anda mungkin juga menyukai