Oleh :
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Kegiatan Pembelajaran di SMPN 2 Denpasar.................................................................. 3
2.1.1 Saat Masa Pandemi .................................................................................................... 3
2.1.2 Pasca Pandemi ........................................................................................................... 5
2.2 Problematika yang dihadapi Guru Seni Budaya di SMPN 2 Denpasar saat pandemi
maupun pasca pandemi .......................................................................................................... 6
2.3 Strategi mengajar guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar .............................................. 8
2.4 Metode yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar.................................. 11
2.5 Teori belajar yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar ......................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
3.1 Simpulan......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN DOKUMENTASI WAWANCARA ............................................................... 14
ii
PEMBAHASAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan
masalah yakni :
1. Bagaimana kegiatan belajar di Masa Pandemi dan Pasca Pandemi (awal
kegiatan pertemuan tatap muka)?
2. Problematika apasaja yang dihadapi oleh salah satu guru seni budaya di
SMPN 2 Denpasar saat pandemi maupun pasca pandemi?
3. Bagaimana strategi mengajar salah satu guru seni budaya di SMPN 2
Denpasar baik dimasa pandemi maupun pasca pandemi?
4. Metode apasaja yang diterapkan salah satu guru seni budaya di SMPN 2
Denpasar saat mengajar?
5. Teori belajar apa saja yang diterapkan oleh salah satu guru seni budaya di
SMPN 2 Denpasar?
2
PEMBAHASAN
3
Dari wawancara yang dilakukan bersama Bapak Kompyang Aditya yang
merupakan salah guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar mengatakan bahwa sejak
maraknya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 saat itu para guru tengah kesulitan
dalam menyusun strategi untuk berjalannya kegiatan pembelajaran, dan mulai awal
bulan April 2020 para guru di SMP Negeri 2 Denpasar melakukan kegiatan diklat
dan pelatihan pembelajaran daring sebelum dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran daring.
4
2.1.2 Pasca Pandemi
Pada tahun 2021 terdapat keputusan terbaru dari kepala sekolah SMPN 2
Denpasar dengan menerapkan dua opsi kegiatan pembelajaran yakni pembelajaran
daring dan tatap muka namun tetap dengan menggunakan protokol kesehatan.
Namun kedua opsi tersebut memiliki ketentuannya tersendiri maka diputuskan
bahwa pembelajaran tatap muka dilaksanakan apabila terdapat pembelajaran yang
berkaitan dengan praktik. Kemudian kegiatan lain seperti pengambilan buku LKS
dan lain sebagainya tetap diambilkan oleh orang tua atau wali siswa untuk
menunjang jalannya kegiatan belajar, serta penggunaan buku paket Seni Budaya
yang terbatas, maka peminjaman buku diterapkan secara bergilir agar semuanya
mendapatkan bahan bacaan dan dapat pula dengan melakukan fotocopy buku.
Pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 2 Denpasar saat ini tidak
membahas begitu banyak sub materi seperti tahun-tahun sebelumnya yang begitu
lengkap, melainkan dibahas beberapa materi mengenai seni rupa, seni musik dan
vokal, serta seni tari. Seluruh materi Seni Budaya ini diajarkan melalui daring dan
juga beberapa materi diajarkan secara tatap muka untuk saat ini.
Pada pertengahan bulan ditahun 2021 hingga saat ini di awal tahun 2022
hingga seterusnya, diputuskan bahwa pembelajaran sudah bisa dilaksanakan secara
tatap muka namun tetap dengan protokol kesehatan. Maka itu, bagi guru seni
budaya yang dominan mengajarkan secara praktek, kini sudah bisa melakukan
pembelajaran secara tatap muka. Bukan berarti pembelajaran daring sudah tidak
terlaksana lagi, melainkan saat ini pembelajaran daring dilaksanakan disaat-saat
tertentu saja seperti saat guru ada keperluan mendesak hingga tidak bisa
mengajarkan secara tatap muka maka dilaksanakan secara daring dan semuanya itu
kembali lagi pada guru tersebut.
5
2.2 Problematika yang dihadapi Guru Seni Budaya di SMPN 2 Denpasar
saat pandemi maupun pasca pandemi
Dalam perencanaan pembelajarannya terdapat beberapa problematika yang
dihadapi Bapak Kompyang Aditya sebagai salah satu guru Seni Budaya di SMPN
2 Denpasar seperti :
1. Sebelum adanya diklat atau pelatihan guru, beliau mengakui terdapat kesulitan
dalam membuat RPP pembelajaran Seni Budaya secara daring dikarenakan adanya
beberapa hal yang berbeda dalam RPP daring sehingga harus benar-benar dipahami
secara pasti dalam hal tersebut.
2. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran Seni Budaya yang kurang saat
dilakukannya pembelajaran secara daring.
6
4. Susah menghubungi siswa dan banyaknya alasan siswa saat pembelajaran daring
seperti contohnya tidak ada kuota, kendala sinyal, tidak ada handphone, dan lain
sebagainya sehingga beliau sebagai seorang guru tidak dapat berbuat banyak pada
saat itu.
3. Kerealan anak-anak dalam membuat suatu projek tugas atau menjawab soal juga
menjadi problem yang sangat tidak biasa lagi, bisa saja dia menyontek ataupun
dibuatkan oleh seseorang. Dan tentunya bagi beliau bisa membedakan mana yang
dibuatkan mana yang memang kerja sendiri contohnya dalam hal menggambar
terlihat kerealan dari garis-garisnya.
1. Banyak yang memiliki handphone namun tidak support internet atau aplikasi
yang diperlukan sehingga baik sekolah ataupun guru memerlukan sarana dan
prasarana yang benar-benar mendukung seperti alat peraga guru untuk
menyampaikan materi praktek kepada siswa begitupun siswa itu sendiri.
2. Letak tempat tinggal guru dan siswa berada pada posisi yang susah mendapatkan
jaringan internet, walaupun ada namun sering tidak stabil sehigga menjadi kendala
yang tidak bisa dipisahkan dari pembelajaran daring.
7
3. Problem lainnya yang masih ada hingga sekarang adalah disaat siswa diminta
untuk mengirimkan bukti dalam menonton video pembelajaran yang telah diberikan
Bapak Kompyang terkadang beberapa siswa mengabaikan hal tersebut dan ada pula
yang hanya sekedar mengirimkan bukti foto bahwa dirinya telah menonton video
namun tidak benar-benar disaksikan hingga akhir video.
1. Dalam menyusun RPP beliau sebagai seorang guru berusaha memahami dan
belajar terkait penyusunan RPP secara daring dengan mengikuti beberapa pelatihan
guru dan mencari informasi melalui internet maupun menanyakan kepada
rekannya.
8
Dalam pelaksanaan pembelajarannya tentu Bapak Kompyang Aditya
menyusun strategi didalam penerapannya seperti :
1. Dalam terlaksanakan pembelajaran daring ini hal yang bisa diatasi guru
khususnya untuk siswa yang tidak memenuhi KKM adalah memberikan
kesempatan remidial kepada siswa yang belum memenuhi standar KKM. Namun
apabila siswa tidak memiliki kemampuan terlebih untuk evaluasi praktik, Bapak
Kompyang mengganti nilai praktik dengan menugaskan siswa membuat portofolio
yang kemudian dijelaskan kepada siswa lainnya.
9
2. Untuk mengatasi kurangnya antusiasi siswa selama pembelajaran daring, beliau
mengatasinya dengan menerapkan penyampaian materi dengan animasi dan
membuat video yang menarik perhatian siswa dan melakukan sesi tanya jawab
untuk berinteraksi dengan siswa. Serta beliau memicu siswa dengan memberikan
reward tambahan nilai bagi siswa yang aktif di kelas saat dilakukannya interaksi
untuk mendapatkan feed back dari siswa terkait penyampaian materi.
1. Dengan adanya problem siswa tidak support internet maka pihak sekolah
memfasilitasi hal tersebut dengan memberikan bantuan operasional kuota agar bisa
mengikuti pembelajaran secara daring. Selain itu, saat diadakannya PTM, sekolah
juga menyediakan fasilitas Wifi sekolah.
3. Jikalau alat dan media tidak mendukung saat pembelajaran seni budaya yang
bersifat praktek, beliau memberikan arahan kepada siswa nya untuk memanfaatkan
barang-barang yang ada dan mudah dicari, dan disinilah siswa dianjurkan untuk
dapat membuka daya kreatifitasnya yang nantinya menjadi acuan untuk penilaian.
Contohnya dalam sub mata pelajaran musik ansambel, siswa yang tidak punya alat
musik akan diberikan video pembelajaran oleh beliau dan memberikan tugas musik
dengan cara, siswa membuat video bernyanyi diiringi dengan musik iringan di
Youtube.
10
2.4 Metode yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar
Metode yang diterapkan oleh Bapak Kompyang Aditya selama proses
pembelajaran daring maupun luring adalah metode Saintifik yang merupakan
model pembelajaran yang memuat serangkaian aktivitas melalui 5M yakni
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Dalam
pendekatan 5M ini siswa diberikan sebuah video pembelajaran untuk dipelajari dan
didemonstrasikan dikarenakan materi yang termuat dalam video pembelajaran bisa
disaksikan berulang kali.
2.5 Teori belajar yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar
Teori yang diterapkan Bapak Kompyang Aditya selama mengajar secara
daring adalah Teori Behavioristik. Pada saat diterapkannya teori tersebut seluruh
siswa tidak dilihat prosesnya oleh guru melainkan hanya dilihat hasilnya saja.
Selain itu, Teori humanistik juga diterapkan oleh Bapak Kompyang yang
dimana saat pembelajaran musik salah satunya, terlihat bahwa Beliau tidak
memaksakan peserta didik untuk memainkan alat musik dikarenakan situasi saat itu
ada peserta didik yang tidak memiliki alat musik, maka beliau berstrategi
memberikan mereka opsi dengan mengirimkan video bernyanyi dengan
menggunakan musik iringan atau mines one.
11
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dirangkum dalam pembahasan
sebelumnya dapat diambil simpulan bahwa saat pembelajaran dilaksanakan secara
daring tentunya para guru khususnya guru seni budaya mengalami kesulitan dalam
mengajarkan siswanya dikarenakan adanya beberapa hal seperti tidak dapatnya
mengontrol siswa dengan maksimal disaat pembelajaran dilangsungkan melalui
daring, banyak nya siswa yang kurang antusias dengan pembelajaran seni budaya,
pembelajaran berlangsung secara teoritis saja, dan masih banyak lagi hal-hal yang
menjadi problematika saat pembelajaran daring. Namun hal itu dapat disiasati oleh
Bapak Kompyang Aditya selaku guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar
dikarenakan beliau merupakan salah satu guru muda yang dapat dikatakan memiliki
daya kreativitas yang cukup tinggi sehingga hal-hal yang berkaitan dengan
pemaparan materi bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti membuat video
pembelajaran, menggunakan pendekatan seperti Saintifik dan Project Based
Learning dan beberapa teori teori belajar seperti Behaviouristik, Humanistik dan
Konstruktivistik yang tentunya Beliau sesuaikan pula dengan situasi dan kondisi
peserta didiknya agar pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Indana Zulfa, dkk. (2021). Pembelajaran Daring Seni Budaya Di Kelas
VIII A4 SMP Negeri 1 Singaraja. Jurnal Pendidikan Seni Ruga Undiksha,
Volume 1 Nomor 2, pp.80-90, 2021.
Ayuni, D., Marini, T., Fauziddin, M., & Pahrul, Y. (2020). Kesiapan Guru TK
Menghadapi Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 414–421.
Khair, Muftiya El & Irdhan Epria Darma Putra. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran
Seni Budaya Melalui Daring Di SMP Negeri 26 Padang. E-Jurnal
Sendratasik, Volume 10 Nomor 2, Hal 31-40
13
LAMPIRAN DOKUMENTASI WAWANCARA
14