Anda di halaman 1dari 16

UAS Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Laporan Hasil Wawancara Pembelajaran Seni Budaya di SMPN 2 Denpasar

Oleh :

Putu Gde Chaksu Raditya Uttama


(202009041)

Pendidikan Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar

Tahun Ajaran 2020/2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Kegiatan Pembelajaran di SMPN 2 Denpasar.................................................................. 3
2.1.1 Saat Masa Pandemi .................................................................................................... 3
2.1.2 Pasca Pandemi ........................................................................................................... 5
2.2 Problematika yang dihadapi Guru Seni Budaya di SMPN 2 Denpasar saat pandemi
maupun pasca pandemi .......................................................................................................... 6
2.3 Strategi mengajar guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar .............................................. 8
2.4 Metode yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar.................................. 11
2.5 Teori belajar yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar ......................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
3.1 Simpulan......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN DOKUMENTASI WAWANCARA ............................................................... 14

ii
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu kegiatan ataupun aktivitas yang berperan
sangat penting dalam suatu kehidupan guna meningkatkan daya pikir,
keterampilan, kecerdasan, bakat seseorang, dan menjadikan seseorang
bertanggung jawab terhadap sekitar. Saat ini masih banyak kondisi di lapangan
yang kurang aktif maupun terdapat kendala dalam melakukan suatu proses
pembelajaran dikarenakan beberapa masalah yang terjadi. Salah satunya
dikarenakan pandemic saat ini yang sangat memiliki dampak terhadap suatu
aktivitas seluruh dunia khususnya Indonesia. Akibatnya, pendidikan di
Indonesia memberhentikan pembelajaran secara tatap muka (konvensional)
dan berganti dengan pembelajaran secara daring (online), selain itu juga
kendala seperti kualitas guru dan sarana prasarana pembelajaran, serta
kemungkinan besar jaringan internet yang tidak stabil.
Dengan begitu, suatu tantangan bagi seluruh guru adalah harus
mengikuti perintah pemerintah yakni dengan pembelajaran daring tersebut.
Menurut R. Gilang K. (2020:11) menyatakan bahwa pengertian pembelajaran
merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu, belajar
tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada
apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Pembelajaran
daring merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan secara online (tidak
langsung) yang menggunakan jaringan internet ataupun platform yang telah
tersedia seperti Google Meet, Zoom Meeting, Whatsapp, Telegram, dan lain
sebagainya.
Salah satu pembelajaran yang ada di seluruh sekolah yaitu seni
budaya. Seni budaya merupakan pendidikan yang berbasis budaya yang
menampilkan suatu karya dari peserta didik dengan berbagai keterampilan,
inovasi, maupun kreativitas mereka. Pembelajaran seni budaya secara daring
harus dilakukan dengan berbagai ketersediaan platform yang ada, sehingga
dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemic Covid-19 dapat terus
berjalan tanpa adanya hambatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan
masalah yakni :
1. Bagaimana kegiatan belajar di Masa Pandemi dan Pasca Pandemi (awal
kegiatan pertemuan tatap muka)?
2. Problematika apasaja yang dihadapi oleh salah satu guru seni budaya di
SMPN 2 Denpasar saat pandemi maupun pasca pandemi?
3. Bagaimana strategi mengajar salah satu guru seni budaya di SMPN 2
Denpasar baik dimasa pandemi maupun pasca pandemi?
4. Metode apasaja yang diterapkan salah satu guru seni budaya di SMPN 2
Denpasar saat mengajar?
5. Teori belajar apa saja yang diterapkan oleh salah satu guru seni budaya di
SMPN 2 Denpasar?

2
PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Pembelajaran di SMPN 2 Denpasar


2.1.1 Saat Masa Pandemi
Himbauan dari Pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan tentang
prosedur pencegahan penyebaran virus Covid-19 semua kegiatan sekolah harus
ditiadakan dan anak-anak belajar dari rumah dan semua guru harus bekerja dari
rumah. Dengan penerapan Work From Home (WFH) maka semua pihak harus
mematuhi aturan yang diberikan. Dengan adanya himbauan ini, guru agar tetap
memantau dan memberikan kegiatan kepada murid melalui pembelajaran dalam
jaringan (daring) maka setiap lembaga sekolah dituntut untuk berinovasi dalam
kegiatan belajar mengajar tanpa melakukan tatap muka terhadap peserta didiknya.
Penerapan teknologi dan komunikasi dalam dalam dunia pendidikan menjadi tidak
asing lagi.

Diberlakukannya libur sekolah dimasa pandemi virus Covid-19 mulai dari


jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi maka setiap satuan pendidikan
menerapkan pembelajaran jarak jauh demi menjaga dan memutus mata rantai
penyebaran virus Covid-19. Semua kebiasaan berubah, begitu juga dengan
pembelajaran-pembelajaran yang harus diterapkan dan tentunya harus tetap
berjalan agar anak-anak sekolah tetap bisa belajar dan meningkatkan kemampuan
akademiknya. Namun dengan adanya Teknologi yang semakin canggih, guru-guru
yang pintar IT dan orang tua yang semakin mengikuti perkembangan IT.

Pembelajaran daring yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik


saat adanya pandemic Covid-19 sudah berbeda dengan sebelumnya, dikarenakan
pembatasan protokol kesehatan, sehingga mau tidak mau pembelajaran jarah jauh
harus dilakukan baik dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga perkuliahan. Sehingga
pendidik pun juga harus bersedia dengan pelaksanaan sistem pembelajaran daring
tersebut, tak terkecuali di SMP Negeri 2 Denpasar.

3
Dari wawancara yang dilakukan bersama Bapak Kompyang Aditya yang
merupakan salah guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar mengatakan bahwa sejak
maraknya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 saat itu para guru tengah kesulitan
dalam menyusun strategi untuk berjalannya kegiatan pembelajaran, dan mulai awal
bulan April 2020 para guru di SMP Negeri 2 Denpasar melakukan kegiatan diklat
dan pelatihan pembelajaran daring sebelum dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran daring.

Dari hasil diklat tersebut disusunlah strategi dengan memanfaatkan


teknologi yang mana pelaksanaan pembelajaran daring (jarak jauh) dapat
menggunakan aplikasi-aplikasi atau situs web yang tersedia, mulai dari Google
Classroom, Google Form, Google Meet, Zoom Meeting, Whatsapp, Telegram,
Youtube, dan lain sebagainya sehingga guru menjadi siap dalam mempersiapkan
pembelajaran kedepannya. Serta sistem penilaian dalam pembelajaran daring pula
dibahas dalam beberapa pelatihan guru yang diikuti beliau.

4
2.1.2 Pasca Pandemi
Pada tahun 2021 terdapat keputusan terbaru dari kepala sekolah SMPN 2
Denpasar dengan menerapkan dua opsi kegiatan pembelajaran yakni pembelajaran
daring dan tatap muka namun tetap dengan menggunakan protokol kesehatan.
Namun kedua opsi tersebut memiliki ketentuannya tersendiri maka diputuskan
bahwa pembelajaran tatap muka dilaksanakan apabila terdapat pembelajaran yang
berkaitan dengan praktik. Kemudian kegiatan lain seperti pengambilan buku LKS
dan lain sebagainya tetap diambilkan oleh orang tua atau wali siswa untuk
menunjang jalannya kegiatan belajar, serta penggunaan buku paket Seni Budaya
yang terbatas, maka peminjaman buku diterapkan secara bergilir agar semuanya
mendapatkan bahan bacaan dan dapat pula dengan melakukan fotocopy buku.
Pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 2 Denpasar saat ini tidak
membahas begitu banyak sub materi seperti tahun-tahun sebelumnya yang begitu
lengkap, melainkan dibahas beberapa materi mengenai seni rupa, seni musik dan
vokal, serta seni tari. Seluruh materi Seni Budaya ini diajarkan melalui daring dan
juga beberapa materi diajarkan secara tatap muka untuk saat ini.
Pada pertengahan bulan ditahun 2021 hingga saat ini di awal tahun 2022
hingga seterusnya, diputuskan bahwa pembelajaran sudah bisa dilaksanakan secara
tatap muka namun tetap dengan protokol kesehatan. Maka itu, bagi guru seni
budaya yang dominan mengajarkan secara praktek, kini sudah bisa melakukan
pembelajaran secara tatap muka. Bukan berarti pembelajaran daring sudah tidak
terlaksana lagi, melainkan saat ini pembelajaran daring dilaksanakan disaat-saat
tertentu saja seperti saat guru ada keperluan mendesak hingga tidak bisa
mengajarkan secara tatap muka maka dilaksanakan secara daring dan semuanya itu
kembali lagi pada guru tersebut.

5
2.2 Problematika yang dihadapi Guru Seni Budaya di SMPN 2 Denpasar
saat pandemi maupun pasca pandemi
Dalam perencanaan pembelajarannya terdapat beberapa problematika yang
dihadapi Bapak Kompyang Aditya sebagai salah satu guru Seni Budaya di SMPN
2 Denpasar seperti :

1. Sebelum adanya diklat atau pelatihan guru, beliau mengakui terdapat kesulitan
dalam membuat RPP pembelajaran Seni Budaya secara daring dikarenakan adanya
beberapa hal yang berbeda dalam RPP daring sehingga harus benar-benar dipahami
secara pasti dalam hal tersebut.

2. Tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dalam pembelajaran secara daring ini


yang mengalami perubahan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan
beliau mengalami pula kesulitan dalam hal tersebut jika pembelajaran dilaksanakan
secara daring.

3. Kesulitan dalam menentukan materi pembelajaran, khususnya materi yang


berkaitan dengan praktek yang memang sangat sulit disampaikan melalui
pembelajaran secara daring dan beliau harus memikirkan media yang tepat dan
mendukung dalam pembelajaran tersebut.

Dalam pelaksanaan pembelajarannya terdapat pula beberapa problematika


yang dihadapi Bapak Kompyang Aditya sebagai salah satu guru Seni Budaya di
SMPN 2 Denpasar dan tentu melebihi dari perencanaannya seperti :

1. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda dikarenakan kurangnya alokasi


waktu, dan beliau mengatakan bahwa dirinya harus lebih detai dalam penyampaian
materi kepada siswanya agar dapat dipahami dengan jelas.

2. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran Seni Budaya yang kurang saat
dilakukannya pembelajaran secara daring.

3. Sulitnya berinteraksi dan menyampaikan materi khususnya praktik yang tentunya


Beliau sebagai guru mengalami kesulitan berupa tidak dapat secara langsung
memberikan arahan kepada siswa saat pembelajaran daring.

6
4. Susah menghubungi siswa dan banyaknya alasan siswa saat pembelajaran daring
seperti contohnya tidak ada kuota, kendala sinyal, tidak ada handphone, dan lain
sebagainya sehingga beliau sebagai seorang guru tidak dapat berbuat banyak pada
saat itu.

Dalam evaluasi pembelajarannya terdapat pula beberapa problematika yang


dihadapi Bapak Kompyang Aditya sebagai salah satu guru Seni Budaya di SMPN
2 Denpasar seperti :

1. Dalam penilaiannya beliau mengakui bahwa sebenarnya kebanyakan siswa tidak


memenuhi standar kriteria ketuntasan (KKM) dikarenakan pembelajaran daring
namun beliau berusaha untuk mengimbangi nilai tersebut dengan kehadiran, proses,
serta keaktifan dari siswa tersebut.

2. Kurangnya antusias siswa dalam melaksanakan pembelajaran daring dan terlebih


ada beberapa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dan terkadang
siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui apakah siswa
paham atas materi yang diberikan beliau.

3. Kerealan anak-anak dalam membuat suatu projek tugas atau menjawab soal juga
menjadi problem yang sangat tidak biasa lagi, bisa saja dia menyontek ataupun
dibuatkan oleh seseorang. Dan tentunya bagi beliau bisa membedakan mana yang
dibuatkan mana yang memang kerja sendiri contohnya dalam hal menggambar
terlihat kerealan dari garis-garisnya.

Problem lainnya yang dirasakan Bapak Kompyang Aditya terdapat


dibeberapa hal saat mengajar seperti :

1. Banyak yang memiliki handphone namun tidak support internet atau aplikasi
yang diperlukan sehingga baik sekolah ataupun guru memerlukan sarana dan
prasarana yang benar-benar mendukung seperti alat peraga guru untuk
menyampaikan materi praktek kepada siswa begitupun siswa itu sendiri.

2. Letak tempat tinggal guru dan siswa berada pada posisi yang susah mendapatkan
jaringan internet, walaupun ada namun sering tidak stabil sehigga menjadi kendala
yang tidak bisa dipisahkan dari pembelajaran daring.

7
3. Problem lainnya yang masih ada hingga sekarang adalah disaat siswa diminta
untuk mengirimkan bukti dalam menonton video pembelajaran yang telah diberikan
Bapak Kompyang terkadang beberapa siswa mengabaikan hal tersebut dan ada pula
yang hanya sekedar mengirimkan bukti foto bahwa dirinya telah menonton video
namun tidak benar-benar disaksikan hingga akhir video.

2.3 Strategi mengajar guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar


Saat ini seluruh guru harus bisa berpikir kreatif dan dinamis khususnya
dalam hal mengajar Seni Budaya dikarenakan mata pelajaran Seni Budaya terkait
dengan teori, praktek, dan interaksi. Oleh karena dilaksanakan pembelajaran daring
saat ini maka guru tidak bisa berbuat banyak dan harus mengandalkan media dan
teknologi yang memadai.

Dengan begitu, terdapat strategi yang diterapkan oleh Bapak Kompyang


Aditya saat mengajarkan mata pelajaran Seni Budaya dalam perencanaan
pembelajaran Seni Budaya adalah :

1. Dalam menyusun RPP beliau sebagai seorang guru berusaha memahami dan
belajar terkait penyusunan RPP secara daring dengan mengikuti beberapa pelatihan
guru dan mencari informasi melalui internet maupun menanyakan kepada
rekannya.

2. Dalam tujuan pembelajaran yang dilaksanakan daring ini mengalami perubahan


yang sebelumnya guru dapat menentukan tujuan dalam ranah kogitif, afektif dan
psikomotorik. Namun dengan adanya pembelajaran daring ini guru lebih
ditekankan pada ranah kognitif saja, dikarenakan situasi dan kondisi.

3. Kesulitan dalam menentukan materi dikarenakan siswa tidak mempunyai alat


pendukung pembelajaran secara daring maka dengan ini beliau berstrategi dengan
menentukan materi yang disesuaikan dengan keadaan siswa yang tidak memiliki
alat atau media praktek. Misalnya dalam sub bidang musik dalam materi ansambel,
beliau harus menyesuaikan dengan RPP karena harus bermain dengan alat musik.

8
Dalam pelaksanaan pembelajarannya tentu Bapak Kompyang Aditya
menyusun strategi didalam penerapannya seperti :

1. Beliau menyusun strategi dalam menghadapi siswa yang memiliki tingkat


pemahaman yang berbeda karena kurangnya alokasi waktu maka dapat beliau atasi
dengan menjelaskan lebih fokus dalam menentukan materi untuk siswa dan
memperbanyak diskusi dan tanya jawab agar siswa dapat menanyakan bagian
materi yang tidak dimengerti khususnya siswa yang tidak berbicara, beliau sebutkan
dan mengajak untuk interaksi, baik di grup whatsapp maupun di google meet/zoom.

2. Dalam halnya mengenai ketertarikan siswa yang kurang saat mengikuti


pembelajara Seni Budaya, beliau siasati dengan menggunakan strategi membuat
power point dengan tampilan yang menarik, dan juga memberikan video saat
mengajar untuk menarik perhatian siswa.

3. Dalam menyampaikan materi praktik beliau membuatkan siswa sebuah video


pembelajaran yang dikirimkan melalui link di grup whatsapp ataupun Google
Classroom kemudian siswa mendemonstrasikan di rumah secara mandiri.
Kemudian hasil tersebut dikoreksi oleh beliau sebagai guru secara mandiri dan
memberikan penekanan dengan penjelasan melalui chat personal diWhatsapp.

4. Dalam halnya dengan mengumpulkan tugas dan menjawab soal-soal ulangan,


Beliau menerapkannya dengan menggunakan pengiriman video melalui google
classroom dan juga melaksanakan ulangan melalui google form.

Strategi yang diterapkan oleh Bapak Kompyang Aditya dalam evaluasi


pembelajarannya seperti :

1. Dalam terlaksanakan pembelajaran daring ini hal yang bisa diatasi guru
khususnya untuk siswa yang tidak memenuhi KKM adalah memberikan
kesempatan remidial kepada siswa yang belum memenuhi standar KKM. Namun
apabila siswa tidak memiliki kemampuan terlebih untuk evaluasi praktik, Bapak
Kompyang mengganti nilai praktik dengan menugaskan siswa membuat portofolio
yang kemudian dijelaskan kepada siswa lainnya.

9
2. Untuk mengatasi kurangnya antusiasi siswa selama pembelajaran daring, beliau
mengatasinya dengan menerapkan penyampaian materi dengan animasi dan
membuat video yang menarik perhatian siswa dan melakukan sesi tanya jawab
untuk berinteraksi dengan siswa. Serta beliau memicu siswa dengan memberikan
reward tambahan nilai bagi siswa yang aktif di kelas saat dilakukannya interaksi
untuk mendapatkan feed back dari siswa terkait penyampaian materi.

Adapun strategi lainnya yang dilakukan Bapak Kompyang Aditya untuk


mengatasi problematika pembelajaran daring tersebut yakni :

1. Dengan adanya problem siswa tidak support internet maka pihak sekolah
memfasilitasi hal tersebut dengan memberikan bantuan operasional kuota agar bisa
mengikuti pembelajaran secara daring. Selain itu, saat diadakannya PTM, sekolah
juga menyediakan fasilitas Wifi sekolah.

2. Terkait dengan tidak terjangkaunya jaringan internet, siswa di anjurkan beliau


untuk sementara waktu pindah lokasi yang terjangkau internet agar tetap dapat
mengikuti pembelajaran dan sesekali menggunakan aplikasi minim kuota.

3. Jikalau alat dan media tidak mendukung saat pembelajaran seni budaya yang
bersifat praktek, beliau memberikan arahan kepada siswa nya untuk memanfaatkan
barang-barang yang ada dan mudah dicari, dan disinilah siswa dianjurkan untuk
dapat membuka daya kreatifitasnya yang nantinya menjadi acuan untuk penilaian.
Contohnya dalam sub mata pelajaran musik ansambel, siswa yang tidak punya alat
musik akan diberikan video pembelajaran oleh beliau dan memberikan tugas musik
dengan cara, siswa membuat video bernyanyi diiringi dengan musik iringan di
Youtube.

4. Bagi siswa yang mengabaikan hal-hal dalam menonton video pembelajaran


misalnya. Beliau selalu berinteraksi dengan menanyakan ulang mengenai materi
yang Beliau paparkan melalui video pembelajaran dan juga mencatat materi yang
diberikan dalam video pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa
mempunyai kesadaran untuk menonton video pembelajaran ataupun materi yang
diberikan dan ini pula menjadi penilaian bagi siswa nantinya.

10
2.4 Metode yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar
Metode yang diterapkan oleh Bapak Kompyang Aditya selama proses
pembelajaran daring maupun luring adalah metode Saintifik yang merupakan
model pembelajaran yang memuat serangkaian aktivitas melalui 5M yakni
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Dalam
pendekatan 5M ini siswa diberikan sebuah video pembelajaran untuk dipelajari dan
didemonstrasikan dikarenakan materi yang termuat dalam video pembelajaran bisa
disaksikan berulang kali.

Selain metode Saintifik, Beliau juga menerapkan metode Project Based


Learning disaat pembelajaran pasca pandemi dengan memberikan siswa ruang
untuk berkreativitas membuat suatu karya-karya seni seperti menggambar flora
fauna dan menggambar ragam hias di atas kain, diatas kayu dan lainnya.

2.5 Teori belajar yang diterapkan guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar
Teori yang diterapkan Bapak Kompyang Aditya selama mengajar secara
daring adalah Teori Behavioristik. Pada saat diterapkannya teori tersebut seluruh
siswa tidak dilihat prosesnya oleh guru melainkan hanya dilihat hasilnya saja.

Teori lainnya yang diterapkan Beliau adalah teori konstruktivistik yang


mana teori ini memerlukan peran aktif siswa dalam merekonstruksi pemahaman
atas pengalaman yang pernah dialaminya. Hal ini dapat dilihat ketika Bapak
Kompyang menerapkan pendekatan Project Based Learning dengan memberikan
ruang berkreativitas untuk siswanya dalam membuat suatu karya seni.

Selain itu, Teori humanistik juga diterapkan oleh Bapak Kompyang yang
dimana saat pembelajaran musik salah satunya, terlihat bahwa Beliau tidak
memaksakan peserta didik untuk memainkan alat musik dikarenakan situasi saat itu
ada peserta didik yang tidak memiliki alat musik, maka beliau berstrategi
memberikan mereka opsi dengan mengirimkan video bernyanyi dengan
menggunakan musik iringan atau mines one.

11
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dirangkum dalam pembahasan
sebelumnya dapat diambil simpulan bahwa saat pembelajaran dilaksanakan secara
daring tentunya para guru khususnya guru seni budaya mengalami kesulitan dalam
mengajarkan siswanya dikarenakan adanya beberapa hal seperti tidak dapatnya
mengontrol siswa dengan maksimal disaat pembelajaran dilangsungkan melalui
daring, banyak nya siswa yang kurang antusias dengan pembelajaran seni budaya,
pembelajaran berlangsung secara teoritis saja, dan masih banyak lagi hal-hal yang
menjadi problematika saat pembelajaran daring. Namun hal itu dapat disiasati oleh
Bapak Kompyang Aditya selaku guru seni budaya di SMPN 2 Denpasar
dikarenakan beliau merupakan salah satu guru muda yang dapat dikatakan memiliki
daya kreativitas yang cukup tinggi sehingga hal-hal yang berkaitan dengan
pemaparan materi bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti membuat video
pembelajaran, menggunakan pendekatan seperti Saintifik dan Project Based
Learning dan beberapa teori teori belajar seperti Behaviouristik, Humanistik dan
Konstruktivistik yang tentunya Beliau sesuaikan pula dengan situasi dan kondisi
peserta didiknya agar pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Indana Zulfa, dkk. (2021). Pembelajaran Daring Seni Budaya Di Kelas
VIII A4 SMP Negeri 1 Singaraja. Jurnal Pendidikan Seni Ruga Undiksha,
Volume 1 Nomor 2, pp.80-90, 2021.

Ayuni, D., Marini, T., Fauziddin, M., & Pahrul, Y. (2020). Kesiapan Guru TK
Menghadapi Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 414–421.

Dewi, Wahyu, Aji, F.(2020). “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmu Pendidikan.Volume
2.Nomor 1.(51-56).

Ekantini, Anika.(2020).”Efektivitas Pembelajaran daring pada Masa Pelajaran IPA


di Masa Pandemi Covid-19 : Studi Komprasi Pembelajaran Luring dan
Daring pada Mata Pelajaran IPA SMP”.Jurnal Pendidikan Madrasah.
Volume 5. (E-ISSN:2527-4287).

Fatria Fita Listari.(2017). ”Penerapan Media Pembelajaran Google Drive Dalam


Pembalajaran Bahasa Indonesia”. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa
Indonesia.Volume 2. Nomor 1.(hlm 142).

K., R. Gilang. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19.


Penerbit Lutfi Gilang. Banyumas.

Khair, Muftiya El & Irdhan Epria Darma Putra. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran
Seni Budaya Melalui Daring Di SMP Negeri 26 Padang. E-Jurnal
Sendratasik, Volume 10 Nomor 2, Hal 31-40

Suparmi, Ketut, Ni.(2021).”Kemandirian Belajar Seni Budaya Siswa SMP di Masa


Pandemi Covid-19”.Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni. Volume 6.

Triyanto, T. (2016). Paradigma Humanistik dalam Pendidikan Seni. Imajinasi:


Jurnal Seni, 10(1), 1–10.

13
LAMPIRAN DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara : 19 Januari 2022

Tempat Wawancara : SMPN 2 Denpasar

Narasumber : Kompyang Gede Aditya Dharma Putra S.Pd

Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 24 Juli 1996

Alamat : Jalan Kalimantan No.24 Denpasar

14

Anda mungkin juga menyukai