Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah Estetika Seni Pertunjukan

KELOMPOK : 1

1. I GEDE ADI SANJAYA (202009031)


2. I KOMANG BUDI ARCANA (202009046)
3. I GEDE ARI WIDANTA (202009049)

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

TAHUN AJARAN 2020/2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
1. "wujud atau rupa" menyangkut bentuk (form) atau unsur yang mendasar dan susunan
atau struktur (structure) .......................................................................................................... 3
2. “bobot" yang menyangkut suasana (mood) ........................................................................ 5
3. "gagasan" (idea) dan pesan (massage) ............................................................................... 5
4. "penampilan" yang meliputi bakat (talent) ......................................................................... 5
5. "keterampilan" (skill) ......................................................................................................... 6
6. sarana media ....................................................................................................................... 6
PENUTUP ................................................................................................................................. 7
3.1 Simpulan........................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

ii
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Gambuh adalah dramatari Bali yang dulu dipentaskan untuk kepentingan


di istana. Gambuh merupakan dramatari klasik dengan gerak yang sudah
distilisasi, pakem-pakem yang baku dan yang paling kaya akan gerak-gerak
tari. Dramatari Gambuh bahkan dianggap sebagai sumber dari segala jenis tari
klasik Bali. Gambuh diperkirakan muncul pada abad ke XV dengan lakon yang
bersumber dari cerita Panji. Umumnya cerita-cerita yang dibawakan dalam
dramatari Gambuh diambil dari puisi malat yang mengisahkan petualangan -
petualangan Pangeran Panji Ini Kerta Pati dan permaisurinya yang bernama
Candra Kirana. Bahasa yang digunakan oleh pada pemain dalam pementasan
dramatari Gambuh adalah bahasa Kawi. Dramatari Gambuh diiringi gamelan
pegambuhan yang berlaras pelog dengan saih Pitu atau tujuh nada. Peran-peran
inti pada gambuh meliputi peran condong, kakan-kakan, putri, arya/kadean-
kadean, Panji (raja atau Patih manis).
Pada awal perkembangannya terdapat banyak kelompok gambuh yang
tersebar di Bali, namun seiring perjalanan waktu hanya terdapat beberapa
kelompok yang masih tetap setia diantaranya kelompok Batuan (Gianyar),
Pedungan (Denpasar), Tumbak Bayuh (Badung), Padang Aji dan Jungsri
(Karangasem), Anturan dan Depaa (Buleleng). Tidak semua dari kelompok
ini aktif bahkan beberapa tahun lagi ada beberapa yang sudah bubar. Dramatari
Gambuh yang masih aktif saat ini adalah g
Dramatari Gambuh yang terdapat di Desa Pedungan. Para penari dan
penabuhnya memang berasal dari daerah Pedungan dan memang sudah dipilih
dan diorganisir dengan baik karena pementasan Gambuh adalah pementasan
wajib dan disakralkan di daerah Pedungan, Denpasar.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana wujud atau rupa dramatari gambuh pedungan?

2. Apa saja bobot dramatari gambuh pedungan?

3. Darimana ide atau gagasan dramatari gambuh pedungan?

4. Bagaimana penampilan dramatari gambuh pedungan?

5. Bagaimana skill atau keterampilan dramatari gambuh pedungan?

6. Apa saja sarana dan media dalam pertunjukan dramatari gambuh pedungan?

2
PEMBAHASAN

1. "wujud atau rupa" menyangkut bentuk (form) atau unsur yang mendasar
dan susunan atau struktur (structure)
Dramatari Gambuh adalah sebuah konsep seni pertunjukan yang dibentuk
oleh dua hal, yakni Dramatari dan Gambuh. Selanjutnya istilah dramatari masih
bisa dipisahkan menjadi drama dan tari. Pada intinya gabungan dari konsep drama
dan tari melahirkan sebuah konsep baru, yaitu dramatari. Batasan pengertiannya
adalah sebuah sajian seni berlakon yang diungkapkan melalui jalinan gerak-gerak
tari dan dialog oleh para penari, hal itu menjadi elemen pokok dalam Dramatari
Gambuh. Sajian ini juga didukung dengan beberapa unsur-unsur lain seperti ragam
gerak, ucapan/dialog, tata rias, busana, properti, cerita/lakon, penokohan, dan
iringan.

- Ragam gerak

Ragam gerak yang dimiliki atau dipergunakan dalam Dramatari Gambuh


Pedungan, antara lain: 1) Ngates rambut, 2) Nepuk kampuh, 3) Metanganan, 4)
Nyambir, 5) Ngutang sambir, 6) Kaye, 7) Ngotes, dan 8) Goyal-goyal.

- Ucapan/dialog

Dialog dalam pegambuhan memakai bahasa Kawi (Jawa Kuno) yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Bali halus maupun bahasa Bali lumrah. Dialog ini
bisa berupa percakapan biasa, tandak, dan palawakia sesuai dengan corak dialog
gambuh. Sebagai contoh pada dialog tari Arya dengan jenis penggunaan vokalnya
yang dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu Arya sebagai kakak atau Arya sebagai
adik.

- Tata rias

Tata rias pada dramatari Gambuh Pedungan memiliki peran yang sangat penting
dalam penampilannya, karena setiap karakter dan penokohan sangat di bedakan dari
teknik tata riasnya. Bahan make up pun sudah mengalami perubahan yang
significan, yaitu yang dulunya penghitam alis terbuat dari mangsi, sekarang sudah
tidak di pergunakan lagi. Di sebabkan banyaknya bahan yang sudah modern.

- Busana

Busana yang dipergunakan para penari baik tokoh putri maupun tokoh putra adalah
sama, yang berbeda terletak pada gelung yang merupakan pembeda tokoh dan
karakternya. Berikut disampaikan jenis busana yang dipakai dalam Dramatari
Gambuh: (1) Baju putih tangan panjang, (2) Kain prada makancut, (3) Sabuk
stagen, (4) Sabuk prada, (5) Lamak prada, (6) Tutup dada beludru mesulam. (7)

3
Badong beludru mesulam, (8) Oncer prada, (9) Gelang kana dari beludru mesulam
atau dari kulit meprada, (10) Ampok-ampok kulit meprada, dan (11) Gelungan
pepudakan berisi rambut panjang dan onggar-onggar jepun putih. Selain tata
busana, yang tidak kalah pentingnya adalah gelung yang dipakai para tokoh dalam
dramatari Gambuh.

- Properti

Properti yang dipergunakan dalam Dramatari Gambuh Pedungan, tergantung pada


cerita yang dipentaskan, seperti dalam lakon atau cerita Ki Dalang Anteban, yang
menggunakan kuda-kudaan sebagai kendaraan Prabu (raja). Karena dalam isi cerita
ini, kuda tersebut adalah Ki Dalang Anteban itu sendiri. Sedangkan untuk properti
lainnya seperti keris sudah merupakan atribut pakaian atau busana penari putra baik
yang kasar maupun halus.

- Lakon/cerita

Lakon/cerita yang sering dimainkan Dramatari Gambuh Pedungan menurut


Mangku Sukana dalam dua dekade ini adalah 1) Ki Dalang Anteban, 2) Ngekeb
Kabalan, 3) Sangging Prabangkara, 4) Puun Pondok, 5) Tuwek Mahesa Jayanti, dan
lainnya.

- Penokohan

Dalam pertunjukan Dramatari Gambuh Pedungan, penokohan terbagi dalam empat


karakter, yaitu 1) karakter putra keras: tokoh Demang Tumenggung, Arya, Kadean-
kadean, prabu keras, prabangsa, dan panakawan kehan, 2) karakter putra halus:
Panji, Patih tua/rangga, prabu Lasem, dan lainnya, 3) karakter putri keras: condong
dan kakan-kakan, 4) karakter putri halus: putri/Rangkesari dengan dukungan syarat
yang perlu diperhatikan adalah: a) bentuk badan langsing dengan tinggi badan
antara 150-160 cm, b) mata tidak besar, dan c) memiliki paras ayu atau cantik.

- Iringan

Dalam sajian Dramatari Gambuh Pedungan dan atau Dramatari Gambuh di daerah
yang lainnya, iringan yang dipergunakan disebut dengan Pagambuhan atau
gambelan untuk mengiringi Gambuh.

4
2. “bobot" yang menyangkut suasana (mood)
Dalam dramatari gambuh pedungan ada beberapa komponen yang
menyangkut suasana (mood), yaitu lakon/cerita dan iringan/gending(lagu). Ada
beberapa lakon-lakon yang sering digunakan dalam pementasan tari gambuh
pedungan yaitu lakon ki Dalang Anteban, ngekep kabalan, sangging prabangkara,
puun pondok prabangsa, tuwek mahesa jayanti dan lainya yang dimana masing-
masing lakon tersebut berisi suasana mood seperti suasana sedih, senang, tegang,
marah. begitu pula dengan iringan tarinya, ada iringan untuk suasana sedih, senang,
tegang, marah, gembira.

3. "gagasan" (idea) dan pesan (massage)


Secara historis, Gambuh Pedungan merupakan seni istana yang erat
kaitannya dengan kerajaan di Kota Denpasar yaitu Puri Satria dan Puri Pemecutan.
Gambuh Pedungan menjadi salah satu kesenian yang disayang oleh seiisi puri serta
masyarakat disekitarnya. Sejak jaman dahulu, Gambuh pedungan telah menjadi
kesenian yang amat dibanggakan oleh kalangan istana. Gambuh pedungan
berbentuk total teater. Meskipun unsur seni tari dominan, terdapat juga unsur-unsur
seni lainnya, seperti seni tabuh, seni sastra, seni dialog, seni rupa, dan seni rias.
Semua unsur itu berpadu secara harmonis dan indah. Dalam pementasan tari
gambuh pedungan biasanya terdapat pesan yang tersirat di dalam cerita Gambuh
Pedungan.

4. "penampilan" yang meliputi bakat (talent)


perjalanan dari awal muncul sampai dengan sekarang Gambuh Pedungan
dahulu merupakan seni istana yang erat kaitannya dengan kerajaan di Kota
Denpasar yaitu Puri Satria dan Puri Pemecutan. Gambuh Pedungan mendapat
perlindungan dan pengayoman dari penguasa kedua puri tersebut. Besarnya
perhatian raja pada kesenian Gambuh pedungan pada waktu tersebut menyebabkan
Gambuh Pedungan tumbuh berkembang dan melahirkan para penari dan pengrawit
yang handal salah satunya I Gede geruh dan I Made lemping. I Gede Geruh yang
merupakan seniman tari Gambuh dan I made lemping merupakan seniman gamelan
pegambuhan. Mereka telah membawa gambuh pedungan pada masa kejayaanya
dan telah melahirkan bibit unggul seniman Tari dan karawitan khususnya dalam
dramatari Gambuh Pedungan.

5
5. "keterampilan" (skill)
Dalam dramatari Gambuh pedungan memiliki keterampilan dalam menari
maupun menabuh, menari dalam tari Gambuh berisi gerak tari dan vokal sedangkan
dalam gamelan pegambuhan beberapa instrumen yang memiliki kerumitan yaitu
suling gambuh yang dimana suling ini memiliki diameter yang panjang dan suling
Gambuh sebagai melodi dalam gamelan pegambuhan pedungan.

6. sarana media
Dalam dramatari Gambuh pedungan memiliki beberapa sarana dan media.
Contohnya seperti wantilan pura puseh pedungan sebagai tempat pentas Gambuh
pedungan dan ditinjau dari sruktur organisasi, keadaan penari, penabuh termasuk
sarana- sarana pendukungnya seperti alat gamelan dan busana tari terbilang cukup
memadai.

6
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemunculan I
Gede Geruh sebagai seorang tokoh panutan dalam dramatari gambuh di Pedungan
ini, dilatar belakangi oleh adanya dramatari gambuh di Pedungan sebagai kesenian
istana yang diayomi pemerintah. Gambuh telah mengalami pasang surut dalam seni
pertunjukan di Bali. Berkat kehadiran tokoh seniman asal Banjar Puseh Desa
Pedungan ini gambuh dapat direkontruksi kembali. Sebagai kesenian klasik yang
merupakan warisan leluhur, maka I Gede Geruh menganggap sebuah keharusan
untuk melesatarikan kesenian tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA
Bandem, I Made. 1975. Panitithalaning Pegambuhan. Denpasar : Proyek
Percetakan/Penerbitan Naskah-naskah Seni Budaya.

Bandem, I Made, dan Fredrik Eugene deBoer. 2004. Kaja dan Kelod : Tarian Bali
dalam Tradisi. Terjemahan I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem.
Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Bungin, Burhan. [2003] 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman


Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai