KELOMPOK : 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
1. "wujud atau rupa" menyangkut bentuk (form) atau unsur yang mendasar dan susunan
atau struktur (structure) .......................................................................................................... 3
2. “bobot" yang menyangkut suasana (mood) ........................................................................ 5
3. "gagasan" (idea) dan pesan (massage) ............................................................................... 5
4. "penampilan" yang meliputi bakat (talent) ......................................................................... 5
5. "keterampilan" (skill) ......................................................................................................... 6
6. sarana media ....................................................................................................................... 6
PENUTUP ................................................................................................................................. 7
3.1 Simpulan........................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8
ii
PEMBAHASAN
1
1.2 Rumusan Masalah
6. Apa saja sarana dan media dalam pertunjukan dramatari gambuh pedungan?
2
PEMBAHASAN
1. "wujud atau rupa" menyangkut bentuk (form) atau unsur yang mendasar
dan susunan atau struktur (structure)
Dramatari Gambuh adalah sebuah konsep seni pertunjukan yang dibentuk
oleh dua hal, yakni Dramatari dan Gambuh. Selanjutnya istilah dramatari masih
bisa dipisahkan menjadi drama dan tari. Pada intinya gabungan dari konsep drama
dan tari melahirkan sebuah konsep baru, yaitu dramatari. Batasan pengertiannya
adalah sebuah sajian seni berlakon yang diungkapkan melalui jalinan gerak-gerak
tari dan dialog oleh para penari, hal itu menjadi elemen pokok dalam Dramatari
Gambuh. Sajian ini juga didukung dengan beberapa unsur-unsur lain seperti ragam
gerak, ucapan/dialog, tata rias, busana, properti, cerita/lakon, penokohan, dan
iringan.
- Ragam gerak
- Ucapan/dialog
Dialog dalam pegambuhan memakai bahasa Kawi (Jawa Kuno) yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Bali halus maupun bahasa Bali lumrah. Dialog ini
bisa berupa percakapan biasa, tandak, dan palawakia sesuai dengan corak dialog
gambuh. Sebagai contoh pada dialog tari Arya dengan jenis penggunaan vokalnya
yang dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu Arya sebagai kakak atau Arya sebagai
adik.
- Tata rias
Tata rias pada dramatari Gambuh Pedungan memiliki peran yang sangat penting
dalam penampilannya, karena setiap karakter dan penokohan sangat di bedakan dari
teknik tata riasnya. Bahan make up pun sudah mengalami perubahan yang
significan, yaitu yang dulunya penghitam alis terbuat dari mangsi, sekarang sudah
tidak di pergunakan lagi. Di sebabkan banyaknya bahan yang sudah modern.
- Busana
Busana yang dipergunakan para penari baik tokoh putri maupun tokoh putra adalah
sama, yang berbeda terletak pada gelung yang merupakan pembeda tokoh dan
karakternya. Berikut disampaikan jenis busana yang dipakai dalam Dramatari
Gambuh: (1) Baju putih tangan panjang, (2) Kain prada makancut, (3) Sabuk
stagen, (4) Sabuk prada, (5) Lamak prada, (6) Tutup dada beludru mesulam. (7)
3
Badong beludru mesulam, (8) Oncer prada, (9) Gelang kana dari beludru mesulam
atau dari kulit meprada, (10) Ampok-ampok kulit meprada, dan (11) Gelungan
pepudakan berisi rambut panjang dan onggar-onggar jepun putih. Selain tata
busana, yang tidak kalah pentingnya adalah gelung yang dipakai para tokoh dalam
dramatari Gambuh.
- Properti
- Lakon/cerita
- Penokohan
- Iringan
Dalam sajian Dramatari Gambuh Pedungan dan atau Dramatari Gambuh di daerah
yang lainnya, iringan yang dipergunakan disebut dengan Pagambuhan atau
gambelan untuk mengiringi Gambuh.
4
2. “bobot" yang menyangkut suasana (mood)
Dalam dramatari gambuh pedungan ada beberapa komponen yang
menyangkut suasana (mood), yaitu lakon/cerita dan iringan/gending(lagu). Ada
beberapa lakon-lakon yang sering digunakan dalam pementasan tari gambuh
pedungan yaitu lakon ki Dalang Anteban, ngekep kabalan, sangging prabangkara,
puun pondok prabangsa, tuwek mahesa jayanti dan lainya yang dimana masing-
masing lakon tersebut berisi suasana mood seperti suasana sedih, senang, tegang,
marah. begitu pula dengan iringan tarinya, ada iringan untuk suasana sedih, senang,
tegang, marah, gembira.
5
5. "keterampilan" (skill)
Dalam dramatari Gambuh pedungan memiliki keterampilan dalam menari
maupun menabuh, menari dalam tari Gambuh berisi gerak tari dan vokal sedangkan
dalam gamelan pegambuhan beberapa instrumen yang memiliki kerumitan yaitu
suling gambuh yang dimana suling ini memiliki diameter yang panjang dan suling
Gambuh sebagai melodi dalam gamelan pegambuhan pedungan.
6. sarana media
Dalam dramatari Gambuh pedungan memiliki beberapa sarana dan media.
Contohnya seperti wantilan pura puseh pedungan sebagai tempat pentas Gambuh
pedungan dan ditinjau dari sruktur organisasi, keadaan penari, penabuh termasuk
sarana- sarana pendukungnya seperti alat gamelan dan busana tari terbilang cukup
memadai.
6
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemunculan I
Gede Geruh sebagai seorang tokoh panutan dalam dramatari gambuh di Pedungan
ini, dilatar belakangi oleh adanya dramatari gambuh di Pedungan sebagai kesenian
istana yang diayomi pemerintah. Gambuh telah mengalami pasang surut dalam seni
pertunjukan di Bali. Berkat kehadiran tokoh seniman asal Banjar Puseh Desa
Pedungan ini gambuh dapat direkontruksi kembali. Sebagai kesenian klasik yang
merupakan warisan leluhur, maka I Gede Geruh menganggap sebuah keharusan
untuk melesatarikan kesenian tersebut.
7
DAFTAR PUSTAKA
Bandem, I Made. 1975. Panitithalaning Pegambuhan. Denpasar : Proyek
Percetakan/Penerbitan Naskah-naskah Seni Budaya.
Bandem, I Made, dan Fredrik Eugene deBoer. 2004. Kaja dan Kelod : Tarian Bali
dalam Tradisi. Terjemahan I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem.
Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.