Anda di halaman 1dari 3

Siti Maisaroh (12 IPA 2)

FIKIH

Tugas Takhsis dan mukhosis :

1. Tulislah definisi dengan benar dari taksis dan mukhosis dalam ushul fikih !
Takhsis ialah menyebut sebagian benda dari yang umum atau mengeluarkan
satuan-satuan materi dari yang umum, sedangkan satuan lainnya  belum atau
tidak disebutkan. Dengan demikian, keumumannya masih berlaku  bagi
satuan yang tersisa.

Menurut Khudari Bik dalam bukunya Ushul al-Fiqh, takhshish adalah


penjelasan sebagian lafadh ‘am bukan seluruhnya. Atau dengan kata lain,
menjelaskan sebagian dari satuan-satuan yang dicakup oleh lafadh ‘am
dengan dalil.

2. Sebutkan pembagian mukhasis ( mukhashis muttasil dan munfasil ) ada


berapa jelaskan serta berikan contohnya masing masing satu contoh !
a. Mukhasis ialah dalil dalil yang menjai dasar atau hujjah di keluarkanya
satuan dari yang umum. Kaitannya dengan khas, takhsis, dan mukhassis,

Hanafi menjelaskan melalui satu contoh, sebagaimana tertuang dalam Surah


Al – A’raf ayat 32 :
"Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari
Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang
baik- baik? Katakanlah, Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.
Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang
mengetahui."

b. Munfasil
Takhsish munfasil yaitu takhsis yang dapat berdiri
sendiri.Pengertiannya ayat atau hadis satu akan ditakhsish oleh ayat
atau hadis yang lain dalam kondisi terpisah, artinya bukan pada satu
potongan ayat ataupun satu potongan hadis.
c. Muttasil
Takhsish muttasil adalah takhsish yang tidak dapat berdiri sendiri;
tetapi pengertiannya bersambung, dari potongan ayat awal
disambung oleh potongan ayat berikutnya dalam satu ayat. Beberapa
ketentuannay sebagai berikut :
1) Istisna
Istisna dari kalimat ingkar (nafi) menjadi positif. Contoh: tidak ada
tuhan kecuali Allah. Tidak adatuhan adalah kalimat ingkar,
pengecualianya di tetapkan (istisna) menetapkan adanya tuhan
yaitu Allah.

2)

Syarat
Syarat di bagi dua:
a.       Syarat tunggal, seperti jika telah wudu’ kamu bersih dari
najis.
b.       Syarat berbilang, yaitu suatu hal yang harus menyatu, jika
kamu rajin belajar dan bekerja, kamu akan pintar, jika kamu
beriman dan beramal saleh, kamu akan masuk surga. Atau
masing-masing dapat berdiri sendiri. Misalnya, kalau
berwudhu dan mandi janabah harus memakai niat. Contoh
syarat yaitu terdapat dalam surah An -Nisa : 11

“Kalau perempuan itu lebih baik dari dua orang, maka mereka
mendapat dua pertiga dari peninggalan. Jika seseorang itu
seseorang saja, maka ia mendapat seperdua.”

3) Sifat
Sifat disebut dibelakang dengan satu lafazh atau beberapa lafazh.

4) Ghayah
Ghayah ialah penghabisan sesuatu yang mengharuskan tetapnya
(ghayah) dan tidak adanya hukum bagi sesudahnya. Adapun
mughayah ialah lafazh yang jatuh sesudah ghayah. Ghayah ada dua,
yaitu hatta (sehingga) dan ila
(sampai). Misalnya: “tidak ada dosa bagimu berbuat sesuatu,
sehingga kamu mendurhakai.”

5) Badal Ba’dul Min Kulli


Dalam ilmu nahwu badal  (pengganti) yang biasa men-thaksis-kan
hanya badal badhi minkullin.

Anda mungkin juga menyukai