Anda di halaman 1dari 22

1.

Definisi

Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui
defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi
internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.
Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan   
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang
untuk gizi kurang pada anak.

Stunting  dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur
yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan
indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau
kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi
genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit.

Stunting  didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang
dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh
anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO,
2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan
gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.

2. Etiologi

Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya


asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya
kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi
pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang
akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001).

Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti yang
telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut
saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu
sebagai berikut :

a. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan
yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
b. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
c. Riwayat penyakit.

3. Patofisiologi

Terjadinya  stunting pada balita seringkali tidak disadari, masalah gizi yang


kronis pada balita disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama
akibat orang tua/keluarga tidak tahu atau belum sadar untuk memberikan makanan yang
sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya. Riskesdas 2010 menemukan bahwa ada 21,5% balita
usia 2-4 tahun yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal dan 16% yang
mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal. Dan bila ini berlangsung dalam waktu
lama, maka akan mengganggu pertumbuhan berat dan tinggi badan.

Pada ibu hamil juga terdapat 44,4% yang mengonsumsi energi di bawah kebutuhan
minimal dan 49,5% wanita hamil yang mengkonsumsi protein dibawah
kebutuhan minimal yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan janin yang di kandung.
Selain asupan yang kurang, seringnya anak sakit juga menjadi penyebab terjadinya gangguan
pertumbuhan. Sanitasi lingkungan mempengaruhi tumbuh kembang anak melalui
peningkatan kerawanan anak terhadap penyakit infeksi. Anak yang sering sakit akibat
rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
kronis dan berdampak anak menjadi pendek.

4. Tanda dan gejala


a. Berat badan dan panjang badan lahir bisa normal,atau BBLR(berat ba pada keterlambatan
tumbuh intra uterine, umumnya tumbuh kelenjarnya tidak sempurna.
b. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun.
c. Pada kecepatan tumbuh tinggi badan < 4cm/ tahun kemungkinan ada kelainan hormonal.
d. Umur tulang (bone age) bisa normal atau terlambat untuk umurnya.
e. Pertumbuhan tanda tanda pubertas terlambat

5. Dampak

1) Dampak Jangka Pendek.

a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;


b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal; dan
c. Peningkatan biaya kesehatan

2) Dampak Jangka Panjang.

a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
umumnya);
b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;
c. Menurunnya kesehatan reproduksi;
d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan
e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.

6. Penatalaksanaan
Pengobatan pada stunting antara lain :
a. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi
otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju,
kacang-kacangan
b. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk mencegah gondok
dan kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang
c. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka,fungsi kekebalan dan
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang,
telur dan kacang-kacangan.
d. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme
energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur,ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
buah-buahan.
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel,
memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain :
bayam, lobak, kacang-kacangan, sereal dan sayur-sayuran.

7. Pathway
Intake nutrisi kurang
Gizi kurang

Kegagalan melakukan perbaikan gizi


yang terjadi dalam waktu lama

Stunting

Intake kurang dari kebutuhan


tubuh defisit protein dan kalori

Daya tahan tubuh menurun Asam amino dan produksi albumin


menurun

Keadaan umum lemah Gangguan pertumbuhan dan imun


tubuh rendah

Keletihan

Resiko infeksi Resiko infeksi saluran pencernaan


Defisit perawatan
diri : makan
Anoreksia

Desifit nutrisi
A. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. Riwayat Keperawatan, Kemungkinan Data Fokus


I. Data Umum
1) Identitas Kepala Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga :
b. Umur :
c. Agama :
d. Pekerjaan :
e. Pendidikan :
f. Telepon :
g. SukuBangsa :
h. Alamat :
2) Komposisi
NO. Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan Imunisasi Ket.

I. P

II. L

III. P

IV. L

3) Genogram
Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan simbol-
simbol khusus untuk menjelaskan hubungan, peristiwa penting, dan dinamika
keluarga dalam beberapa generasi. Bayangkan genogram sebagai "pohon
keluarga" yang sangat terperinci.
4) Tipe keluarga :
A. Jenis tipe keluarga
B. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
C. Suku Bangsa
D. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
III. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
1) Riwayat keluarga sebelumnya
2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
kesehatan (BCG/Polio/D kesehatan yang telah
PT/Campak) dilakukan

3) Sumber kesehatan yang telah dimanfaatkan


IV. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
a. Gambaran tipe tempat tinggal
b. Denah rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
a. Komunikasi keluarga
b. Stuktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d. Nilai dan norma keluarga
V. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
a. Tugas perawatan keluarga
b. Mengenal masalah keluarga
c. Mengambil keputusan
d. Merawat anggota keluarga yang sakit
e. Memelihara lingkungan
f. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
VI. Stress dan koping keluarga
1) Stessor jangka pendek dan panjang
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
3) Strategi koping yang digunakan
2. Kemungkinan data focus hasil pemeriksaan fisik
a) Periksa keadaan umum anak.
Badan kecil dan kurus
1) Kesadaran
compos mentis (sadar penuh)
2) Perhatikan ekspresi dan penampilan anak apakah terlihat kesakitan. Anak tidak
terlihat kesakitan 40
3) Perhatikan tangisan anak.
4) Perhatikan gerakan anak, bergerak aktif.
5) Perhatikan kebersihan anak, bau badan, keadaan kulit kepala, rambut, leher, kuku,
gigi dan pakaian anak. Anak terlihat cukup bersih, tidak bau badan, kulit kepala,
rambut, kuku, gigi, dan pakaian anak cukup bersih.
b) Tanda-tanda vital.
Tekanan darah
Suhu
Nadi
Respirasi
c) Pemeriksaan kepala leher.
1) Kepala : Kepala normal, kebersihan kepala juga bersih
2) Mata : Normal
3) Telinga : Bentuk telinga simetris
4) Hidung : simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, lubang hidung lengkap
(dua)
5) Mulut : Tidak ada pembengkakan pada gusi, gigi terlihat ada sedikit karang.
6) Leher : Tidak adanya pembesaran kelenjar, tidak teraba kelenjar tiroid
d) Pemeriksaan integumen.
1) Inspeksi : Warna kulit sawo matang, adanya bintik-bintik seperti keringat
dingin pada kulit, kuku tidak sianosis, tidak ada odem.
2) Palpasi : Turgor kulit normal
e) Pemeriksaan dada dan thorax
1) Inspeksi : Ukuran dada normal, tidak ada kesulitan bernafas.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Suara sonor/resonan.
4) Auskultasi : Tidak ada suara napas tambahan
f) Abdomen.
1) Inspeksi : Bentuk abdomen normal
2) Palpasi :Tidak menagalami nyeri tekan, tidak asites
3) Perkusi : Terdengar bunyi tympani/kembung.
4) Auskultasi : Terdengar bising usus/peristaltik.
g) Genetalia dan Anus. Tidak terkaji
h) Ekstremitas.
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada oedem,
2) Palpasi : Akral dingin, terjadi nyeri otot dan sendi serta tulang.
i) Pemeriksaan tingkat perkembangan (KPSP) Pada pemeriksaan tingkat perkembangan
menggunakan parameter termasuk berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar
kepala, perkembangan motoring dengan hasil interpretasi perkembangan (normal /
meragukan / penyimpangan) (Kemenkes RI, 2016).
TB : 80 cm BB : 9,4 kg
LK : 47 cm
LLA : 14cm
j) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan berupa hasil pengukuran lingkar kepala, lingkar lengan atas, tinggi badan,
berat badan dan nilai z-score TB/U. Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan
nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht, transferin
VII.Pengkajian Keperawatan Keluarga dengan Menggunakan Tingkat Kemandirian
Keluarga
Kriteria Tingkat kemandirian

Menerima petugas 1 2 3 4

Meerima pelayanan kesehatan sesuai dengan


rencanas keperawatan

Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan


secara benar

Mengetahui dan dapat mengetahui tentang masalah


kesehatan

Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai


anuran

Melakan tidakan pencegahan secara aktif

Melakukan tindakan peningkatan kesehatan


(promotif) secara aktif

VIII. Kemungkinan Data Fokus Hasil Pemeriksaan Klinis


a. Berat badan tidak naik atau cenderung turun. Selain itu berat badan lebih
rendah dibanding anak seusianya juga merupakan gejalanya.
b. Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya.
c. Pertumbuhan tulang tertunda.
d. Perkembangan tumbuh terhambat.
e. Anak lebih mudah terkena infeksi.
IX. Kemungkinan Data Fokus Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht,


transferrin.

X. Diagnosa Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul

a. Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah stunting

b. Deficit perawatan diri : makan b.d Ketidakmampuan keluarga mengambil


keputusan

c. Resiko infeksi b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau


memodifikasi lingkungan yang aman bagi anak penderita stunting
XI. Perencanaan Tujuan dan Kriteria Hasil

Tgl Dx Kep Tujuan Umum Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


No Khusus Respon Standar
Setelah Verbal dan Tanda dan gejala dari Intervensi
dilakukan psikomotor masalang hilang mengikuti
asuhan T.U.K
keperawatan
selama 1 minggu
diharapkan
keluarga dapat
mengenal
masalah
kesehatan anak
Stunting
TUK 1 : Verbal Keluarga mampu a. Jelaskan/
Setelah menjelaskan kembali diskusikan
dilakukan tentang anak dengan
tindakan Stunting : keluarga
dan a. Definisi tentang
kunjungan b. Penyebab anak
keperawata c. Tanda dan gejala Stunting
n selama 1- d. Penanganan yaitu:
2x e. Pencegahan definisi,
kunjungan penyebab,
selama 45 tanda dan
menit, gejala,
keluarga penanganan
mampu
b. Motivasi
mengenal
keluarga
masalah
untuk
pada
mengulang
anggota
penjelasan
keluarga
anak c. Berikan
Stunting pujian atas
. kemampuan
keluarga
mengenal
masalah

d. Evaluasi
penjelasan
perawat

TUK 2 : Verbal Keluarga mengatakan : a. Kaji


Setelah a. Membawa anggota tindakan
dilakukan keluarga yang yang
tindakan sakit ke yankes dilakukan
dan b. Mengatakan keluarga
kunjungan dampak bila tidak baik sesuai
1-2x dbawa ke yankes dan yang
kunjungan tidak
selama 45 dengan
menit, solusi
keluarga menurut
mampu kesehatan
mengambil
b. Jelaskan
keputusan
solusi yang
yang tepat
benar
untuk
menurut
mengatasi
kesehatan
masalah
yaitu ........
pada
anggota c. Diskusikan
keluarga dg klg
dengan akibat bila
anak tidak
Stunting melakukan
tindakan
yaitu ..........
.....

d. Motivasi
keluarga
untuk
mengambil
tindakan
yang sesuai
dg solusi
yaitu........

e. Evaluasi
sejauh
mana
keluarga
sudah
mengambil
tindakan

TUK 3 : Verbal dan Keluarga mampu: a. Jelaskan


Setelah psikomotor a. Menyebutkan cara
dilakukan kembali cara perawatan
tindakan perawatan pada anggota klg
dan anggota keluarga dengan
kunjungan dengan anak anak
3-4x Stunting Stunting
kunjungan 1) Terapi klinis :
1) Terapi
selama 45 2) Terapi
klinis :
menit modalitas :
2) Terapi
menit, 3) Terapi
modalit
keluarga komplementer
as :
mampu :
3) Terapi
merawat b. Mendemonstrasik
komple
pada an perawatan
menter :
anggota anggota klg
b. Jelaskan
keluarga dengan anak
dan
dengan Stunting yaitu: demonstras
anak 1) Terapi klinis : ikan
Stunting 2) Terapi perawatan:
modalita:
1) Terapi
3) Terapi
klinis :
komplementer
2) Terapi
:
modalit
as :
3) Terapi
komple
menter :

c. Berikan
kesempatan
pada
anggota
keluarga
untuk
mendemon
strasikan
prosedur
perawatan

d. Berikan
pujian atas
pelaksanaa
n yg
dilakukan
klg

e. Evaluasi
keberhasila
n klg dalam
melakukan
perawatan

TUK 4 : Verbal dan Keluarga mampu: a. Jelaskan


Setelah psikomotor a. Menyebutkan ling fisik
dilakukan kembali cara rumah
tindakan menciptakan/mem yaitu:
dan elihara lingkungan kriteria
kunjungan rumah yang dapat rumah
1-2x menunjang sehat
kunjungan kesehatan pada
b. Jelaskan
selama 45 anggota klg
ling
menit dengan anak
psikologis
keluarga Stunting
rumah
mampu b. Mendemonstrasik
yaitu:
menciptaka an lingkungan
hubungan
n/memeliha rumah yang dapat
yang
ra menunjang
harmonis
lingkungan kesehatan pada
antar
yang dapat anggota klg
anggota
menunjang dengan hipertensi
klg
kesehatan pada ibu hamil ,
pada yaitu lingkungan c. Bantu &
anggota yang bersih dan demonstras
keluarga sehat ikan
dengan menciptaka
anak n/memelih
Stunting ara
lingkungan
rumah
yang dapat
menunjang
kesehatan
pada angg
klg dengan
anak
Stunting

d. Motivasi
klg untuk
menciptaka
n/memelih
ara
lingkungan
rumah yg
dapat
menunjang
kesehatan
pd angg
klg dengan
anak
Stunting

e. Berikan
pujian atas
pelaksanaa
n yg
dilakukan
klg

f. Evaluasi
keberhasila
n klg
dalam
menciptaka
n/memelih
ara
lingkungan
rumah yg
dapat
menunjang
kesehatan
pd angg
klg dengan
anak
Stunting

TUK 5 : Verbal dan Keluarga mampu: a. Jelaskan


Setelah psikomotor 1. Menyebutkan fungsi dan
dilakukan kembali fungsi dan macam-
tindakan macam-macam macam
dan layanan dari pelayanan
kunjungan pelyankes yg
keperawata 2. Membawa anggota diberikan
n selama 1- klg yg sakit ke kpada
2x pelyankes masyaraka
kunjungan t
selama 45
b. Motivasi
menit
klg untuk
keluarga
mengguna
mampu
kan
menggunak
yankes
an
pelayanan c. Evaluasi
kesehatan penggunaa
untuk n yankes
mengobati oleh klg
anggota klg
dengan
hipertensi
pada ibu
hami
dengan
anak
Stunting

XII.Kemungkinan Prioritas Intervensi dengan Menggunakan Skoring

No Kriteria Skor Bobot Skor x bobot


1 Sifat masalah 1
a. Aktual 3 SKOR
xBOBOT=NILAI AKHIR
NILAI TERTINGGI
b. Potensial 2
c. Sejahteraan 1
2 Kemungkinan masalah dapat 2
diubah SKOR
xBOBOT=NILAI AKHIR
NILAI TERTINGGI
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk 1
dicegah SKOR
xBOBOT=NILAI AKHIR
NILAI TERTINGGI
a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
a. Masalah berat, harus 2 SKOR
xBOBOT=NILAI AKHIR
NILAI TERTINGGI
segera ditangani
b. Ada masalah tetapi
tidak perlu segera 1
ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan 0

Jumlah NILAI AKHIR DARI


KESELURUHAN

XIII. Tindakan Keperawatan Keluarga Berdasarkan Prioritas

Diagnosa keperawatan I
Intervensi:
 Jelaskan pengertian tentang Stunting.
 Diskusikan tanda-tanda dan penyebab stunting pada anak
 Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
Diagnosa keperawatan II
Intervensi:
 Diskusikan tentang akibat kurangnya nutrisi pada Anak dengan penderita stunting
 Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
menderita anemia pada anak
Diagnosa Keperawatan III
Intervensi:
 Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang
tajam.
 Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
 Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
 Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

XIV. Evaluasi Keperawatan Keluarga dengan Menggunakan Tingkat


Kemandirian Keluarga

TINGKAT KEMANDIRIAN 1 2 3 4

Menerima petugas  

Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana  


keperawatan

Tahu dan dapat mengungkapkan masalah 


kesehatan secara benar

Memanfaatkan fasilitas kesehatan masyarakat 

Melakukan tindakan keperawatan sederhana 


sesuai anjuran

Melakukan tindakan pencegahan sesuai asertif

Melakukan tindakan peningkatan / promotif


secara asertif

BUKU SUMBER
Suriadi,S.Kp dan Yuliani Rita,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak (edisi 1). Jakarta :
CV. Sagung Seto

Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC (jilid 2). Yogyakarta : Media Action Publishing

http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-pada-anak.html

Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI ISSN 2442-765

Anda mungkin juga menyukai