Kelas/semester : IX/Dua
Materi Pokok : Teks Diskusi
Guru Mapel : Shinta N. Anggraini, S.Pd.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian teks diskusi
Peserta didik mampu menjelaskan fungsi teks diskusi
Peserta didik mampu menyebutkan pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual
dalam teks diskusi yang dibaca
Peserta didik mampu menyimpulkan isi gagasan, pendapat, argumen yang
mendukung dan yang kontra atas permasalahan aktual dalam teks diskusi yang dibaca
Peserta didik mampu menemukan solusi atas permasalahan teks yang dibaca
A. Mengidentifikasi Informasi Teks Diskusi
AYO MEMBACA!
Kemajuan teknologi adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindari di era ini. Hal ini berdampak
komunikasi kita yang semakin maju. Dulu, kita harus menunggu barhari-hari untuk berkomunikasi jarak
jauh lewat surat. Sekarang, kita bahkan dengan mudah bertukar kabar melalui jejaring sosial seperti
facebook, twitter, Instagram, dan masih banyak jejaring sosial lain yang digunakan oleh orang-orang dari
berbagai usia. Penggunaan jejaring sosial ini akan menimbulkan dampak munculnya ragam bahasa yang
baru. Bahasa yang digunakan kadang tidak sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
Penggunaan jejaring sosial biasanya beranggapan bahwa kata-kata yang mereka gunakan
adalah kata-kata dalam ragam santai. Oleh karena itu, saat mereka mengetik kata-kata, mereka tidak
berpikir kaidah berbahasa, justru hal yang terpikirkan adalah agar pesan mereka cepat terkirim. Karena
itulah banyak penyingkatan kata seperti yang disingkat menjadi yg, aku disingkat menjadi q, kamu
disingkat menjadi u, dan masih banyak lagi. Banyak juga penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai,
misalnya menulis ingin menjadi iNGin.
Secara tidak sadar, ini akan membiasakan kita untuk menggunakan bahasa seperti itu dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak jarang siswa ketika di sekolah kesulitan untuk menulis sesuai dengan
kaidah karena telah terbiasa dengan ragam bahasa jejaring sosial. Tidak hanya siswa, orang yang sudah
bekerja pun akan kesulitan menulis sesuai dengan kaidah kalau sudah terbiasa dengan bahasa yang alay.
Padahal kegiatan seperti menulis surat dinas, surat perjanjian, dan surat lamaran pekerjaan, kita harus
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada jejaring sosial karena semua hal juga
bergantung pada penggunanya. Ketika kita dapat membagi dengan baik penggunaan bahasa di jejaring
sosial dan di situasi resmi, tentunya tak aka nada masalah. Akan lebih baik lagi bila kita juga
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah di jejaring sosial karena tidak ada aturan bahasa di
jejaring sosial harus bagaimana.
Ragam bahasa jejaring sosial sebenarnya juga memiliki manfaat. Misalnya, Ketika kita membuat
suatu catatan pelajaran atau catatan rapat di mana pembicara berbicara terlalu cepat, kita bisa
mencatat dengan kata-kata yang singkat. Hal terpenting adalah kita paham dengan apa yang sudah kita
tulis.
Pada akhirnya, apakah jejaring sosial merusak bahasa Indonesia yang kita gunakan atau tidak,
itu semua kembali pada pengguna. Jejaring sosial akan merusak jika itu sudah menjadi candu dan kita
secara tidak sadar menggunakan ragam bahasa jejaring sosial dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
ketika kita bisa memposisikan diri ketika menggunakan bahasa yang berbeda ketika di situasi resmi dan
tidak resmi, jejaring sosial sama sekali bukan suatu masalah besar.
Pengetahuan
Perhatikan teks diskusi berikut!
Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah?
Banyak sekolah, terutama di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama,
melarang siswanya membawa telepon seluler, tetapi banyak juga sekolah yang membolehkan
siswanya membawa telepon seluler dengan berbagai persyaratan. Sebagian orang
menganggap bahwa membawa telepon seluler ke sekolah diperbolehkan, tetapi banyak juga
yang menganggap bahwa membawa telepon seluler ke sekolah tidak diperbolehkan. Dengan
demikian, pelarangan siswa membawa telepon seluler ke sekolah menuai perdebatan.
Masyarakat yang setuju bahwa siswa boleh membawa telepon seluler ke sekolah
memiliki alasan, yaitu agar orang tua dapat menghubungi anaknya, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dengan membawa telepon seluler, setidaknya orang tua merasa
nyaman karena dapat berkomunikasi dengan anaknya jika terjadi perubahan jadwal, kondisi
darurat, dan sejenisnya.
Jika siswa tidak membawa telepon seluler sedangkan orang tua perlu segera
menghubungi, orang tua harus menghubungi kantor sekolah. Akibatnya, waktu yang berharga
bisa hilang. Apalagi, saluran telepon di kantor sekolah sedang sibuk. Sekolah juga harus
mengirim seseorang untuk menghubungi siswa yang bersangkutan dan menyampaikan pesan
atau memanggilnya ke kantor untuk menerima telepon.
Di samping itu, salah satu keuntungan dari penggunaan telepon seluler di sekolah adalah
telepon seluler dapat digunakan sebagai alat bantu, terutama telepon seluler yang dilengkapi
dengan beberapa aksesoris, seperti kalkulator, kamera, dan internet. Aplikasi ini dapat
dimanfaatkan untuk membantu dalam bidang akademik.
Sementara itu, masyarakat yang tidak setuju siswa membawa telepon seluler ke sekolah
mengatakan bahwa aplikasi yang tersedia di telepon seluler dapat memengaruhi konsentrasi
siswa dalam pembelajaran. Ketika telepon seluler berdering di kelas, meskipun hanya mode
getar, kegiatan pembelajaran akan terganggu. Hal itu akan merugikan seluruh siswa. Di
samping itu, siswa dapat menggunakan telepon seluler untuk kegiatan melawan hukum
seperti transaksi narkoba, pencurian, dan sejenisnya.
Aplikasi internet di telepon seluler memberikan kesempatan untuk melakukan
kecurangan. Siswa dapat merujuk ke internet untuk mencari jawaban pada saat ulangan.
Siswa bisa membawa teks contekan dalam telepon seluler. Kadang-kadang, hanya anak-anak
dari keluarga mampu yang memiliki telepon seluler. Hal ini dapat menyebabkan banyak
masalah sosial muncul, seperti kecemburuan, pencurian, dan pelecehan. Proses penyesuaian
di sekolah menjadi agak sulit karena adanya kesenjangan sosial.
Cara untuk mengatasi masalah ini adalah pihak sekolah berdiskusi dan bermusyawarah
dengan orang tua agar menghasilkan kebijakan yang tepat. Yang paling penting adalah
apakah telepon seluler berdampak positif bagi Pendidikan atau berdampak negatif.
b. Sebutkan pendapat pro dan pendapat kontra yang terdapat dalam teks di
atas!
Keterampilan
Perhatikan kembali teks diskusi “Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke
Sekolah” di atas!
1. Simpulkanlah isi teks diskusi di atas!
2. Temukanlah solusi dari teks di atas!
Selamat Mengerjakan 😊 😊