Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizka Yudha Abdi Utama

NIM : 201710230311077

AIK III Gerakan Sosial


Muhammadiyah sebagai gerakan sosial adalah wujud dakwah Islam yang dilaksanakan sejak awal
oleh KH. Ahmad Dahlan. Sedari awal KH. Ahmad Dahlan memilih dakwah Islam dengan
mengimplementasikan ayat-ayat Al Qur’an yang mempunyai dimensi sosial. Ayat-ayat tersebut
yang utama dan pertama dilaksanakan oleh KH. Ahmad Dahlan adalah surat Al Ma’un ayat 1-7.
1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2) Itulah orang yang menghardik anak yatim
3) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4) Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat
5) (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6) orang-orang yang berbuat riya,
7) dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Surat Al Ma’un mengandung pembelajaran yang dalam tentang pentingnya beragama dengan
melaksanakan gerakan sosial, sehingga agama tidak hanya berupa ritual ibadah mahdloh saja
seperti sholat, puasa dan haji namun juga mempunyai dimensi sosial. Beragama dalam wujud
ritual saja masih belum dianggap oleh Allah SWT bahkan dianggap sebagai tindakan dusta
manakala tidak diikuti tindakan sosial yaitu menyantuni orang-orang miskin dan anak yatim.
Orang yang shalat pun masih dianggap lalai dalam shalatnya karena masih mempunyai sifat riya’
dan enggan menolong dengan barang berguna.

Al Ma’un mementahkan ritual-ritual ibadah umat Islam yang tidak dibarengi dengan gerakan
sosial untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di sekitarnya. Islam sedari awal bukan agama
yang mementingkan aspek ritual ibadah individu saja, namun juga menuntut umatnya untuk
beribadah secara sosial dengan menolong sesamanya. Ada sekitar 27 ayat dalam Al Qur’an yang
mensejajarkan perintah sholat dengan menunaikan zakat. Itu artinya sholat harus dibarengi
dengan gerakan melaksanakan zakat sebagai gerakan sosial untuk menolong sesama menusia.

Teologi Al Ma’un
Surat Al Ma’un ini menjadi terkenal karena kisah KH. Ahmad Dahlan yang berkali-kali mengajak
para muridnya untuk mempelajarinya hingga mereka bertanya mengapa tidak mengaji surat yang
lainnya. Pertanyaan para muridnya itupun dijawab oleh KH. Ahmad Dahlan “Kalian sudah hafal
surat al-Maun, tapi bukan itu yang saya maksud. Amalkan! Diamalkan, artinya dipraktekkan,
dikerjakan! Rupanya, saudara-saudara belum mengamalkannya,” ucap Ahmad Dahlan seperti
dikutip Junus Salam dalam K.H. Ahmad Dahlan: Amal dan Perjuangannya (2009).
Nama : Rizka Yudha Abdi Utama
NIM : 201710230311077

Setelah itu KH. Ahmad Dahlan memerintahkan para muridnya untuk mencari orang-orang miskin
di sekitar kampung Kauman untuk mengamalkan Surat Al Ma’un tersebut. Kepada para muridnya
KH. Ahmad Dahlan memerintahkan para muridnya jika sudah dapat orang-orang miskin untuk
membawa mereka pulang, memandikan dengan sabun yang baik, memberi mereka pakaian yang
bersih, memberi makan dan minum, serta tempat tidur di rumah masing-masing. (Republika.co.id)
Kala itu, tidak ada satupun ulama atau kyai yang memberi pelajaran agama model KH. Ahmad
Dahlan yaitu dengan menterjemahkan ayat-ayat Al Qur’an dengan tindakan nyata seperti itu. Al
Qur’an diajarkan sekedar untuk dihafalkan tanpa pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Surat Al Ma’un diajarkan KH. Ahmad Dahlan dengan melakukan gerakan nyata menyantuni fakir
miskin dan anak-anak yatim. Dalam perjalanannya pengajaran KH. Ahmad Dahlan tersebut
dikenal dengan sebutan Teologi Al Ma’un.

Anda mungkin juga menyukai