Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

Pertemuan 3: Kehilangan & Berduka

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang pasien mengeluh menangis dan sedih karena ditinggalkan suaminya 6 bulan
yang lalu. Pasien merasa suaminya masih hidup dan hanya pergi untuk sementara
waktu saja. Pasien mengatakan dunia terasa hampa dan kebahagiannya dari dirinya
ikut pergi.
b. Diagnosa Keperawatan
Berduka b.d kehilangan d.d merasa sedih, tidak menerima kehilangan, pola tidur
berubah, fungsi imunitas terganggu, merasa tidak berguna, menangis.
c. Tujuan
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka klien verbalisasi perasaan sedih
menurun.
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka klien menangis menurun.
d. Rencana Keperawatan
1. Memotivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan.
2. Memfasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (Mis.
Membaca buku, menulis,dll).
3. Mengajarkan melewati proses berduka secara bertahap.

2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi


a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya ...... saya biasanya dipanggil ...... Nama ibu
siapa? Biasanya dipanggil siapa?”
Evaluasi dan Validasi
Bagaimana ibu, apakah ibu sudah memiliki keinginan untuk melakukan aktifitas? baik
tadi pagi ibu sudah melakukan aktifitas apa saja dan kemarin gimana sudah ikut
kegiatan dengan teman-teman, boleh diceritakan? Wah bagus ibu sudah melakukan
aktifitas dan sudah mulai berinteraksi dengan keluarga dan orang lain. “Tetapi saya
lihat ibu sekarang tampak sedih ada sesuatu yang ibu pikirkan? “Ibu akan baik baik
saja kok, ada keluarga ibu yang siap menemani dan mendengarkan ibu juga” “Ibu
boleh bercerita dengan saya. Saya siap kapanpun mendengarkan cerita ibu, mungkin
dengan menceritakan masalah yang ibu hadapi kepada saya, ibu menjadi lebih
tenang.”
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
Topik: “Apakah ibu tidak keberatan untuk berbicara dengan saya? Bagaimana kalau
kita berbicara untuk lebih saling mengenal. Saya disini ingin memotivasi agar ibu
mau mengungkapkan perasaan kehilangan, memfasilitasi mengekspresikan perasaan
dengan cara yang nyaman kepada ibu (Mis. Membaca buku, menulis,dll), serta
mengajarkan ibu melewati proses berduka secara bertahap. Tujuannya yaitu agar ibu
merasa lebih tenang, tidak menangis dan tidak bersedih lagi.”
Waktu: Ibu kita akan kontrak ini jam berapa? dan berapa lama? Bagaimana jika jam
08.00-08.30?
Tempat: Dimana kita akan melakukan aktifitas pagi ini bu? bagaimana kalau kita
akan melakukannya dihalaman depan (Taman poliklinik)?

b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)


“Ibu, ini saya sudah siap mendengarkan cerita ibu. Bagaimana, apakah ibu sudah bisa
bercerita?” “Bagaimana kalau kita mulai dari alasan mengapa ibu sering menangis
dan sedih, ibu juga bilang bahwa masih tidak yakin bahwa suami ibu sudah meninggal
?” “Saya bisa merasakan apa yang yang ibu alami, pasti sangat sedih dan berat, tetapi
ibu harus bisa menerima kondisi saat ini, setiap orang di dunia ini pasti akan datang
dan pergi sesuai waktu yang telah ditakdirkan, jadi Ibu tidak usah bersedih secara
berlebihan. Ibu juga bisa melanjutkan hidup seperti biasanya dan nanti sedikit demi
sedikit pasti akan mulai terbiasa.” “Saya tahu ibu ini orang yang luar biasa kuat, ibu
juga orang yang sangat baik. Jadi ibu tidak perlu khawatir semua orang sayang sama
ibu, ibu sangat hebat mampu mengurus semua anaknya. Saya yakin jika ibu fokus
menatap ke arah depan akan banyak hal indah yang menunggu Ibu” (sambil
memegang tangan klien) “Ibu tidak perlu khawatir, Ibu dapat bisa bersemangat lagi
dengan mengingat penyemangat ibu seperti anak-anak ibu yang masih membutuhkan
ibu, ibu juga dapat mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman seperti
membaca, menulis, berinteraksi dengan orang-orang disekitar ibu dengan baik, dari
situ ibu akan mendapat banyak sekali kesibukan dan juga dukungan yang bisa
membuat Ibu merasa lebih berarti atau berguna dan percaya diri.” “Saya harap ibu
bisa iklas dengan kepergian suami ibu dan ibu bisa melewati masa derduka ini secara
bertahap.”

c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif : Bagaiman perasaan ibu setelah bercerita dengan saya?
Evaluasi obyektif: “Alhamdulillah. Saya senang mendengarnya, bu. Sesuai yang saya
anjurkan, boleh diulangi sekali lagi bagaimana jika ibu nanti mulai merasa sedih atau
menangis, apa yang harus ibu lakukan?” “Wah benar sekali bu.”
Rencana Tindak Lanjut “Bu, waktu yang kita sepakati tadi sudah selesai. Jadi
apabila Ibu menangis dan merasa sedih teringat suami ibu, ibu bisa mengingat tujuan
yang ingin dicapai tadi. Nanti kalau ibu di rumah, ibu bisa melakukan aktifitas seperti
membaca buku, menulis, bermain dengan anak, jalan-jalan atau mengikuti kegiatan
dengan teman-teman, dan berkunjung ke rumah kerabat agar ibu tidak menangis atau
sedih dan ibu akan dapat terhibur.” “ Ibu pasti bisa melewati proses berduka secara
bertahap ya.”
Kontrak yang akan datang:
Topik: “Baik ibu bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat
perkembangan kondisi dan kita bisa saling bercerita lagi seperti tadi ya bu,
Bagaimana apakah Ibu bersedia untuk berbicara lagi?
Tempat: Besok kita berbicara dimana? Bagaimana kalau kita berbicara di ruang
kamar perawatan ibu?
Waktu: Bagaimana kalau besok kita berbicara kembali dengan waktu yang sama
seperti sekarang pada pukul 08.00 – 08.30? Apakah ibu setuju? Baik karena ibu setuju
saya akhiri pertemuan ketiga ini dan saya ijin kembali keruangan. Saya juga
berterimakasih karena ibu sudah mempercayai saya untuk tempat cerita, saya juga
sangat senang”. Assalamualaikum, saya pamit bu..”

Anda mungkin juga menyukai