Anda di halaman 1dari 3

Efek Samping Antipiretik

Penggunaan antipiretik yang terus menurus dapat menyebabkan efek samping pendarahan pada
lambung,sakit perut, mual, kehilangan nafsu makan, dan gastritis. Selain itu, kebanyakan obat
bersifat asam sehingga lebih banyak terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti di lambung,
ginjal dan jaringan inflamasi. Jelas bahwa efek obat maupun efek sampingnya akan lebih nyata
di tempat dengan kadar yang lebih tinggi. Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi
tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat
perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat.

Efek Samping :

1. Efek samping lambung kemungkinan karena penghambatan COX-1, mencegah pembentukan


prostaglandin yang melindungi mukosa lambung. Kerusakan lebih mungkin terjadi pada
pasien yang memiliki riwayat tukak lambung sebelumnya.
2. Efek samping ginjal karena COX-1 dan COX-2 memfasilitasi produksi prostaglandin yang
berperan dalam hemodinamik ginjal. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal,
penghambatan sintesis prostaglandin tidak menimbulkan masalah besar; namun, pada pasien
dengan disfungsi ginjal, prostaglandin ini memainkan peran yang lebih besar dan dapat
menjadi sumber masalah bila dikurangi melalui NSAID. Komplikasi yang dapat terjadi
antara lain disfungsi ginjal akut, gangguan cairan dan elektrolit, nekrosis papiler ginjal, dan
sindrom nefrotik/nefritis interstisial.
3. Efek samping kardiovaskular juga dapat meningkat dengan penggunaan NSAID; kejadian
tromboemboli, dan fibrilasi atrium.
4. Efek samping hati kurang umum; Risiko hepatotoksisitas terkait NSAID (peningkatan kadar
aminotransferase) tidak terlalu umum, dan rawat inap terkait hati sangat jarang.
5. Efek samping hematologi mungkin terjadi, terutama dengan NSAID nonselektif karena
aktivitas antiplateletnya. Efek antiplatelet ini biasanya hanya menimbulkan masalah jika
pasien memiliki riwayat ulkus GI, penyakit yang mengganggu ktivitas trombosit (hemofilia,
trombositopenia, von Willebrand, dll.), dan dalam beberapa kasus perioperatif.
6. Efek samping minor lainnya termasuk reaksi anafilaktoid yang melibatkan kulit dan sistem
paru, seperti urtikaria dan penyakit pernapasan yang diperparah aspirin.

Contoh Obat :
1. Paracetamol
NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) memiliki efek samping serupa karena
didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin. Secara umum NSAID dapat
menyebabkan efek samping pada tiga sistem organ, yaitu saluran cerna, ginjal dan hati.
Terdapat dua mekanisme iritasi lambung, iritasi yang bersifat lokal menimbulkan difusi asam
lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan dan iritasi secara sistemik akan
melepaskan PGE2 dan PGI2 yang akan menghambat sekresi asam lambung dan merangsang
sekresi mukus usus halus. Efek samping pada dosis terapi yaitu kadang terjadi peningkatan
ringan enzim hati tanpa ikterus dan dapat hilang jika pemakaian obat dihentikan. Pada dosis
yang lebih besar dapat timbul gejala pusing, mudah terangsang dan disorientasi. Reaksi alergi
yang ditimbulkan jenis obat ini jarang terjadi, biasanya bermanifestasi eritema atau urtikaria
dan geala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa.
2. Asam Asetil Salisilat (Aspirin)
Aspirin merupakan antipiretik yang efektif namun penggunaannya pada anak dapat
menimbulkan efek samping yang serius. Aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga
meningkatkan resiko ulkus (luka) lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat
terbentuknya lubang di dinding lambung. Aspirin juga dapat menghambat aktivitas trombosit
(berfungsi dalam pembekuan darah) sehingga dapat memicu resiko perdarahan. Pemberian
aspirin pada anak dengan infeksi virus terbukti meningkatkan resiko Sindrome reye yang
ditandai dengan kerusakan hati dan ginjal. Selain itu aspirin dapat menyebabkan peningkatan
enzim hati (sering tapi ringan), hepatitis, penurunan fungsi ginjal, perdarahan, ruam, dan
asma. Aspirin dikontraindikasikan pada penderita hemofilia.
3. Ibuprofen
Efek samping penggunaan ibuprofen adalah dapat terjadi iritasi dan perdarahan saluran
pencernaan, serta ruam, pruritus, tinitus, pusing, nyeri kepala, meningitis aseptik, dan retensi
cairan. Namun efek samping saluran cerna lebih ringan daripada aspirin. Lalu dapat terjadi
efek hematologik seperti agranulositosis dan anemia aplastik, efek terhadap ginjal seperti
gagal ginjal akut, nefritis interstitial dan sindrom nefrotik, serta dapat terjadi hepatitis.
Dapus

Dewi, Dwitya Oktina. 2013. Ketepatan Penggunaan Obat Penurun Panas Oleh Ibu Pada Balita di
Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.Yogyakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia.

Juwita, Dian Ayu., dkk. 2015. Perbandingan Efek Antipiretik antara Ibuprofen dengan Campuran
Ibuprofen dan Kafein. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 7 No. 4. Limau Manis Padang : Fakultas
Farmasi Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai