Disusun Oleh :
Kelas :
6A – Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULAN
4
lunak. Tomat mengandung vitamin yakni alkaloid solanin, asam malat, asam
sitrat, adenine, vitamin B1, B2, B6, C dan E yang berfungsi untuk mengobati
beberapa penyakit seperti sariawan, beri-beri, radang syaraf dan sebagainya
(Dalimartha, 2011).
Seperti halnya komoditi sayuran lainnya, buah tomat akan mengalami
kerusakan setelah lepas panen. Kerusakan ini terutama disebabkan kelainan
fisiologis, kerusakan mekanis serta gangguan hama dan penyakit. Potensi
kehilangan mutu sayuran termasuk buah tomat selama penanganan
pascapanen berkisar 30-50% (FAO,2013).
Tomat adalah buah yang memiliki pola respirasi klimakterik, yaitu pola
respirasi yang ditandai dengan terjadinya peningkatan laju respirasi dan
produksi etilen secara cepat bersamaan dengan pemasakan. Pola klimaterik ini
dimaksudkan pada buah tomat bahwa, apabila petani memanen tomat setelah
matang sempurna (warna merah 90-100%) maka dapat dipastikan masa segar
buah tomat sangat singkat, rentan dengan kerusakan fisiologis setelah panen,
dan kerusakan mekanik selama masa transportasi dari lapang menuju pasar.
Secara umum penyimpanan sayuran termasuk buah tomat dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu 1) penyimpanan dingin (suhu rendah), 2)
penyimpanan atmosfer terkendali (CAS), dan penyimpanan atmosfer
termodifikasi (MAS). Penelitian ini dilakukan untuk menguji sejauh mana
bahan penelitian saya yaitu tomat dapat bertahan di 3 kondisi yang berbeda.
1.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Masa Simpan Bahan (Tomat) pada 3 Suhu Ruang,
Suhu Dingin, dan Perlakuan khusus.
5
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pengamatan yaitu sebagai berikut:
a. 3 buah Tomat
b. Plastik ukuran ¼
c. Piring plastik
d. Lemari Pendingin / Kulkas
e. Karet
2.2. Metode
6
Gambar 2 Gambar 1
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Hasil pengamatan yang dilakukan cabai merah setelah 3 hari
menyebabkan kerusakan pada cabai merah, kerusakan yang terjadi:
8
bercak pada bagian tertentu.
Warna berubah dari merah
menjadi Oranye.
9
Pada hari ke-4, ada sedikit bagian
2 permukaan tomat yang melunak.
10
Pada hari ke 11, terjadi perubahan
6.
warma menjadi lebih orange.
11
Pada pengamatan hari
ke-6, terlihat ada
3
seperti bolong pada
permukaan tomat.
Pada hari ke 12
pengamatan, terlihat
warna biji yang
6. semakin hitam dan
ada bagian-bagian
yang berubah
warnanya
12
dan membentuk
bercak seperti oada
foto.
3.1. Pembahasan
Seperti halnya komoditi sayuran lainnya, buah tomat akan mengalami
kerusakan setelah lepas panen. Kerusakan ini terutama disebabkan kelainan
fisiologis, kerusakan mekanis serta gangguan hama dan penyakit. Potensi
kehilangan mutu sayuran termasuk buah tomat selama penanganan pascapanen
berkisar 30-50% (FAO,2013).
Tomat adalah buah yang memiliki pola respirasi klimakterik, yaitu pola
respirasi yang ditandai dengan terjadinya peningkatan laju respirasi dan
produksi etilen secara cepat bersamaan dengan pemasakan. (Winarno dan
Wirakartakusumah, 1981). Pola klimaterik ini dimaksudkan pada buah tomat
bahwa, apabila petani memanen tomat setelah matang sempurna (warna merah
90-100%) maka dapat dipastikan masa segar buah tomat sangat singkat, rentan
dengan kerusakan fisiologis setelah panen, dan kerusakan mekanik selama
masa transportasi dari lapang menuju pasar.
13
penyimpanan atmosfer terkendali CAS), dan penyimpanan atmosfer
termodifikasi (MAS).
Namun pada hasil pengamatan yang saya lakukan, saat berumur 7 hari,
tomat yang disimpan pada suhu ruang sudah mengalami kerusakan yang cukup
parah, hal ini juga mungkin dapat disebabkan oleh proses pengamatan tomat
yang dimulai saat tomat sudah sangat masak, sehingga masa segar buah tomat
sudah sangat singkat, ditambah lagi pada saat sebelum pengamatan terjadi
benturan seperti adanya penumpukan dalam pendistribusiannya.
Pada tomat yang saya simpan di suhu rendah, baik itu yang tanpa
menggunakan dan menggunakan plastik berlubang, masa simpannya relatif
lebih lama. Namun sayangnya pada tomat yang menggunakan plastik
berlubang ternyata juga mengalami kerusakan yang cukup terlihat sebelum
berumur 2 minggu. Meskipun tidak ada pencampuran dengan produk lain, akan
tetapi Hal ini juga bisa terjadi karena disebabkan oleh suhu yang terlampau
dingin atau bisa dikatakan suhunya tidak optimum sehingga mengakibatkan
buah tomat pecah, dan atau juga bisa disebabkan oleh adanya benturan saat
pendistribusiannya. Akan tetapi meskipun demikian, proses kerusakan yang
14
terjadi jauh lebih lambat dibandingkan proses kerusakan pada tomat di suhu
ruang
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tomat adalah buah yang memiliki pola respirasi klimakterik,. Pola
klimaterik ini dimaksudkan pada buah tomat bahwa, apabila petani
memanen tomat setelah matang sempurna (warna merah 90-100%). maka
dapat dipastikan masa segar buah tomat sangat singkat.
4.2. Saran
Saran dari laporan praktikum ini yaitu perlu adanya pengamatan
lebih lanjut untuk mengetahui seberapa lama tomat mampu bertahan setelah
dipanen.. serta saya berharap untuk mendapatlan kritik yang bersifat
membangun agar di kedepannya akan menjadi lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arrahma R. 2010. Perlakuan Pendahuluan Buah Tomat ycopersicum esculentum Mill) Segar
untuk Transportasi Jarak Jauh (Antar Pulau). Skripsi. TIP. IPB.
Cahyono, B. 2002. Tomat ,Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
Risni, I.I.A. 2015. Penanganan Panen dan Pasca Panen Tomat. Diakses dari
:http://kompasiana.com/blogs pot.co.id/penanganan-panenpascapanen-tomat. Tanggal
: 23 November 2018.
17