Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Pada Mata Kuliah Teknologi


Penanganan & Pegolahan Hasil Pertanian

Disusun Oleh :

APRILIA SALSABILA (1910631200031)

Kelas :

6A – Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Teknologi Penanganan &
Pegolahan Hasil Pertanian.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa berguna dan menjadi tambahan referensi bagi pembaca.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULAN ......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II BAHAN DAN METODE .......................................................................... 6
2.1. Bahan ........................................................................................................... 6
2.2. Metode ......................................................................................................... 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 8
3.1. Hasil.......................................................................................................... 8
3.1. Pembahasan ............................................................................................ 13
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 16
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 16
4.2. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman tomat tergolong tanaman semusim (annual). Artinya, tanaman
berumur pendek yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Secara
taksonomi tanaman tomat digolongkan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum L.

Tanaman tomat merupakan tanaman herba semusim dari keluarga


Solanaceae. Batang tanaman tomat bervariasi ada yang tegak atau menjalar,
padat dan merambat, berwarna hijau, berbentuk silinder dan ditumbuhi
rambut-rambut halus terutama dibagian yang berwarna hijau. Daunnya
berbentuk oval dan bergerigi dan termasuk daun majemuk. Daun tanaman
tomat biasanya berukuran panjang sekitar 20 – 30 cm serta lebarnya 16 – 20
cm. Daun tanaman tomat memiliki jarak yang dekat dengan ujung dahan
sementara tangkai daunnya berbentuk bulat berukuran 7 – 10 cm. Bunga tomat
berwarna kuning cerah, termasuk hermaprodit dan dapat menyerbuk sendiri
(Setiawan, 2015). Tanaman tomat memiliki akar tunggang dengan akar
samping yang menjalar ke samping.
Warna buah tomat bervariasi dari kuning, orange sampai merah
tergantung dari pigmen yang dominan. Buah tomat adalah buah buni, buah
yang masih muda memiliki warna hijau dan memiliki bulu yang keras, setelah
tua buah akan berwarna merah muda, merah atau kuning mengkilat dan relatif

4
lunak. Tomat mengandung vitamin yakni alkaloid solanin, asam malat, asam
sitrat, adenine, vitamin B1, B2, B6, C dan E yang berfungsi untuk mengobati
beberapa penyakit seperti sariawan, beri-beri, radang syaraf dan sebagainya
(Dalimartha, 2011).
Seperti halnya komoditi sayuran lainnya, buah tomat akan mengalami
kerusakan setelah lepas panen. Kerusakan ini terutama disebabkan kelainan
fisiologis, kerusakan mekanis serta gangguan hama dan penyakit. Potensi
kehilangan mutu sayuran termasuk buah tomat selama penanganan
pascapanen berkisar 30-50% (FAO,2013).
Tomat adalah buah yang memiliki pola respirasi klimakterik, yaitu pola
respirasi yang ditandai dengan terjadinya peningkatan laju respirasi dan
produksi etilen secara cepat bersamaan dengan pemasakan. Pola klimaterik ini
dimaksudkan pada buah tomat bahwa, apabila petani memanen tomat setelah
matang sempurna (warna merah 90-100%) maka dapat dipastikan masa segar
buah tomat sangat singkat, rentan dengan kerusakan fisiologis setelah panen,
dan kerusakan mekanik selama masa transportasi dari lapang menuju pasar.
Secara umum penyimpanan sayuran termasuk buah tomat dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu 1) penyimpanan dingin (suhu rendah), 2)
penyimpanan atmosfer terkendali (CAS), dan penyimpanan atmosfer
termodifikasi (MAS). Penelitian ini dilakukan untuk menguji sejauh mana
bahan penelitian saya yaitu tomat dapat bertahan di 3 kondisi yang berbeda.

1.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Masa Simpan Bahan (Tomat) pada 3 Suhu Ruang,
Suhu Dingin, dan Perlakuan khusus.

5
BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pengamatan yaitu sebagai berikut:

a. 3 buah Tomat
b. Plastik ukuran ¼
c. Piring plastik
d. Lemari Pendingin / Kulkas
e. Karet

2.2. Metode

Metode yang digunakan dalam pengamatan yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan yang ingin diamati


2. Untuk pengamatan 1, Tomat dapat langsung disimpan dengan cara
diletakkan diatas piring pada suhu ruang.
3. Untuk pengamatan 2, Tomat dapat disimpan langsung diatas piring, dan
berada di ruangan pendingin/kulkas.
4. Untuk pengamatan 3, tomat diletakan di wadah yang dilapisi plastic yang
berlubang (berpori-pori) , kemudian disimpan didalam ruangan
pendingin.
5. Kemudian diamati setiap hari sampai komoditi itu menunjukkan adanya
kerusakan dan di hari ke berapa Tomat tersebut menunjukkan kerusakan.

6
Gambar 2 Gambar 1

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil pengamatan yang dilakukan cabai merah setelah 3 hari
menyebabkan kerusakan pada cabai merah, kerusakan yang terjadi:

Pengamatan Diruang terbuka

Pengamatan Perubahan Yang Terjadi Keterangan

1 Pada 2 hari pertama pengamatan,


Buah tomat belum mengalami
perubahan yang signifikan. Tomat
masih terlihat segar.

2 Pada pengamatan hari ke-3


Tomat mengalami perubahan
seperti permukaannya yang
menjadi lebih lunak.

3 Pada pengamatan hari ke-5 ,


Tomat mengalami perubahan
warna, terlihat pada gambar
warna perubahannya seperti

8
bercak pada bagian tertentu.
Warna berubah dari merah
menjadi Oranye.

Pada hari ke-7 buah tomat telah


mengalami kerusakan. Terlihat
pada foto, daging tomat pecah
4. membelah jadi 2 bagian, dan
permukan juga terlihat kisut.

Pengamatan Di dalam Pendingin Tanpa Plastik

Pengamatan Perubahan Yang Terjadi Keterangan

Pada 2 hari pertama pengamatan,


tomat belum mengalami
1 perubahan yang signifikan. Tomat
masih terlihat segar.

9
Pada hari ke-4, ada sedikit bagian
2 permukaan tomat yang melunak.

Pada pengamatan hari ke-6 , belum


ada perubahan yang signifikan
yang terlihat dari pengamatan
3
sebelumnya. Hanya saja bagian
yang terasa lebih lunak, sedikit
lebih banyak dari sebelumnya.

Pada hari ke-7 pengamatan ini,


terlihat lebih jelas bahwa
4. permukaan tomat melunak
membentuk lingkaran.

Pada hari ke 9, tomat terpantau


5. masih sama seperti pengamatan
sebelumnya.

10
Pada hari ke 11, terjadi perubahan
6.
warma menjadi lebih orange.

Pada hari ke-12, permukaan tomat


7. sudah semakin banyak yang
mengalami pelunakan,

Pada hari ke-14, terlihat semakin


melebarnya bagian tomat yang
8. melunak dan membentuk garis
seperti pada foto. Selain itu warna
dari tomat juga memudar.

Pengamatan Di dalam Pendingin Dengan Plastik

Pengamatan Perubahan Yang Terjadi Keterangan


Pada 2 hari pertama
pengamatan, tomat
1 belum mengalami
perubahan. Tomat
masih terlihat segar.
Pada pengamatan hari
ke-4, terlihat ada
seperti bolong pada
2
permukaan tomat.

11
Pada pengamatan hari
ke-6, terlihat ada
3
seperti bolong pada
permukaan tomat.

Pada hari ke-8,


terlihat kerusakannya
4.
lebih melebar, dan
menjorok kedalam.

Pada hari ke-10,


terlihat seperti ada 2
5.
biji hitam di samping
kanan

Pada hari ke 12
pengamatan, terlihat
warna biji yang
6. semakin hitam dan
ada bagian-bagian
yang berubah
warnanya

Pada hari ke-14,


selain robekan yang
semakin lebar, juga
7.
terjadi perubahan
warna pada pangkal
tomat menjadi orange

12
dan membentuk
bercak seperti oada
foto.

Pada hari ke-16


terlihat buah tomat
area kerusakan
8. membentuk garis.

3.1. Pembahasan
Seperti halnya komoditi sayuran lainnya, buah tomat akan mengalami
kerusakan setelah lepas panen. Kerusakan ini terutama disebabkan kelainan
fisiologis, kerusakan mekanis serta gangguan hama dan penyakit. Potensi
kehilangan mutu sayuran termasuk buah tomat selama penanganan pascapanen
berkisar 30-50% (FAO,2013).

Setelah dipetik, buah-buahan akan kehilangan suplai air dari pohon


induknya, sedangkan proses respirasi masih terus berlangsung dengan kadar
air yang cukup tinggi berkisar 75-95%.

Tomat adalah buah yang memiliki pola respirasi klimakterik, yaitu pola
respirasi yang ditandai dengan terjadinya peningkatan laju respirasi dan
produksi etilen secara cepat bersamaan dengan pemasakan. (Winarno dan
Wirakartakusumah, 1981). Pola klimaterik ini dimaksudkan pada buah tomat
bahwa, apabila petani memanen tomat setelah matang sempurna (warna merah
90-100%) maka dapat dipastikan masa segar buah tomat sangat singkat, rentan
dengan kerusakan fisiologis setelah panen, dan kerusakan mekanik selama
masa transportasi dari lapang menuju pasar.

Secara umum penyimpanan sayuran termasuk buah tomat dapat


dilakukan dengan tiga cara yaitu 1) penyimpanan dingin (suhu rendah), 2)

13
penyimpanan atmosfer terkendali CAS), dan penyimpanan atmosfer
termodifikasi (MAS).

Selain penyimpanan, juga diperlukan pengemasan. Pengemasan


bertujuan melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis, memudahkan saat
pengangkutan. Pengemasan tomat yang baik harus bisa melindungi tomat dari
pengaruh lingkungan (sinar matahari, dan kelembababan), atau hal lainnya.
Kemasan yang bisa digunakan adalah kemasan styrofoam, kemasan mika,
kemasan plastik polyethilene (PE), dan plastik saran/film untuk membalut
sterofoam dan mika (polypropylene) tomat tahan selama 8 hari, sedangkan
tanpa kemasan plastik tahan selama 7 hari dalam suhu ruang (Lila, 2015).

Namun pada hasil pengamatan yang saya lakukan, saat berumur 7 hari,
tomat yang disimpan pada suhu ruang sudah mengalami kerusakan yang cukup
parah, hal ini juga mungkin dapat disebabkan oleh proses pengamatan tomat
yang dimulai saat tomat sudah sangat masak, sehingga masa segar buah tomat
sudah sangat singkat, ditambah lagi pada saat sebelum pengamatan terjadi
benturan seperti adanya penumpukan dalam pendistribusiannya.

Buah tomat sebaiknya dibungkus dengan kertas koran atau dengan


plastik berlubang dan disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 11–13 0C
selama penyimpanan skala rumah tangga. Dengan cara ini buah tomat bisa
bertahan sampai dua minggu, dengan syarat tidak ada pencampuran produk lain
selama masa simpan (Risni, 2015).

Pada tomat yang saya simpan di suhu rendah, baik itu yang tanpa
menggunakan dan menggunakan plastik berlubang, masa simpannya relatif
lebih lama. Namun sayangnya pada tomat yang menggunakan plastik
berlubang ternyata juga mengalami kerusakan yang cukup terlihat sebelum
berumur 2 minggu. Meskipun tidak ada pencampuran dengan produk lain, akan
tetapi Hal ini juga bisa terjadi karena disebabkan oleh suhu yang terlampau
dingin atau bisa dikatakan suhunya tidak optimum sehingga mengakibatkan
buah tomat pecah, dan atau juga bisa disebabkan oleh adanya benturan saat
pendistribusiannya. Akan tetapi meskipun demikian, proses kerusakan yang

14
terjadi jauh lebih lambat dibandingkan proses kerusakan pada tomat di suhu
ruang

15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tomat adalah buah yang memiliki pola respirasi klimakterik,. Pola
klimaterik ini dimaksudkan pada buah tomat bahwa, apabila petani
memanen tomat setelah matang sempurna (warna merah 90-100%). maka
dapat dipastikan masa segar buah tomat sangat singkat.

Penyimpanan buah tomat di suhu rendah, dapat memperpanjang


masa simpan sehingga buah tomat dapat bertahan lebih lama dibandingkan
buah tomat yang disimpan di suhu ruang. Selain itu kebusukan juga bisa
bisa lebih cepat terjadi apabila pada proses distribusi, pengangkutan dan
penyimpanan terjadi benturan yang menyebabkan bahan menjadi memar.
Hal ini karena ketika terjadi luka pada bahan, akan menjadi pintu masuknya
mikroba pada bahan yang menyebabkan buah mengalami kebusukan.

4.2. Saran
Saran dari laporan praktikum ini yaitu perlu adanya pengamatan
lebih lanjut untuk mengetahui seberapa lama tomat mampu bertahan setelah
dipanen.. serta saya berharap untuk mendapatlan kritik yang bersifat
membangun agar di kedepannya akan menjadi lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arrahma R. 2010. Perlakuan Pendahuluan Buah Tomat ycopersicum esculentum Mill) Segar
untuk Transportasi Jarak Jauh (Antar Pulau). Skripsi. TIP. IPB.

Cahyono, B. 2002. Tomat ,Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.

Manurung, S. 2015. Penanganan Pascapanen Tomat (Lycopercum Escusien Mill) Untuk


Meningkatkan Keuntungan Di Mitra Tani Parahyangan Kabupaten Cianjur Provinsi
Jawa Barat. Laporan Tugas Akhir. Program Studi Agribisnis. Jurusan Budidaya
Tanaman Pangan. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Risni, I.I.A. 2015. Penanganan Panen dan Pasca Panen Tomat. Diakses dari
:http://kompasiana.com/blogs pot.co.id/penanganan-panenpascapanen-tomat. Tanggal
: 23 November 2018.

Winarno, F. G dan K. Wirakartakusumah , M. A . 1981. Buku. Fisiologi Lepas Panen . Sastra


Hudaya, Jakarta. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

17

Anda mungkin juga menyukai