Anda di halaman 1dari 6

MENGENAL MIKROBA PADA LINGKUNGAN

I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari pratikum pengamatan yang telah dilakukan adalah untuk mengamati
pertumbuhan jamur dan bakteri terhadap tomat di 2 kondisi yang berbeda.

II. Tinjauan Pustaka


Mikroba adalah organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai klorofil, dan
produksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel. Bakteri pada umumnya
merupakan makhluk hidup yang juga memiliki DNA, akan tetapi DNA bakteri tidak
berada pada nukleus yang juga tidak mempunyai membran sel. DNA
ekstrakromosomal dari bakteri tergabung menjadi satu plasmid yang berbentuk kecil
dan sirkuler. bakteri pada umumnya mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat atau
kokus, batang atau Bacillus, dan bentuk spiral.

III. Prosedur Percobaan


Siapkan alat dan bahan yang
digunakan yaitu tomat,
mangkuk/wadah, dan pisau.

Kupas kulit satu


buah tomat tersebut hingga
tidak ada kulitnya lagi.

Taruh kedua tomat


tersebut di dalam wadah
atau mangkuk. Kemudian,
taruh di udara terbuka.
Mengamati pertumbuhan jamur
dan bakteri selama satu minggu

Hasil Laporan.

IV. Hasil Percobaan

Hari gambar Pengamatan


ke
1 dilakukan persiapan
pratikum dengan
mempersiapkan alat dan
bahan, kemudian taruh 2
tomat di setiap
wadah/mangkuk yang
berbeda dan ditaruh di
udara yang terbuka.

2 belum ada pertumbuhan


jamur atau bakteri pada
masing – masing tomat.
3 mulai muncul
pertumbuhan bakteri pada
tomat yang kulitnya
dikupas sedangkan tomat
yang utuh/tidak dikupas
kulit itu belum muncul
pertumbuhan bakteri.

4 terjadi perubahan yang


sangat signifikan pada
tomat yang kulitnya
dikupas sedangkan tomat
yang utuh/tidak dikupas
kulit mulai mengeluarkan
cairan

5 tomat yang kulit dikupas


ditumbuhi banyak sekali
jamur dan kapang yang
berwarna putih serta
teksturnya berubah dan
juga berbau yang
menyengat. Sedangkan
pada tomat yang utuh/tidak
dikupas kulit mulai adanya
kapang berwarna putih.
6 tomat yang kulitnya
dikupas sudah berubah
bentuk lagi dan ukurannya
juga menjadi kecil
dibandingkan dengan hari
– hari sebelumnya begitu
juga dengan tomat yang
utuh/tidak dikupas
kulitnya teksturnya sudah
berubah dan kapangnya
pun tetap sama seperti
pada hari kelima
7 tomat yang kulitnya
dikupas sudah tidak
berbentuk lagi dan pada
tomat yang utuh/tidak
dikupas kulitnya itu sudah
mengkerut dan masih
terlihat kapang yang
berwarna putih.

V. Pembahasan
Pada praktikum yang saya lakukan bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bakteri
atau jamur pada tomat selama 7 hari dengan kondisi berbeda. Percobaan yang
dilakukan menggunakan 2 perlakuan, yaitu yang pertama tomat yang utuh atau
kulitnya tidak dikupas dan yang kedua yaitu tomat yang kulitnya sudah dikupas.
Pada percobaan ini terjadi perbedaan pertumbuhan jamur pada masing – masing
tomat. Tomat yang kulitnya dikupas itu lebih cepat ditumbuhi jamur dibanding
dengan tomat yang utuh atau kulitnya tidak dikupas. Hal ini terjadi karena
pembusukan sering terjadi pada keadaan basah atau lembab. Selain itu, kadar air yang
tinggi dalam makanan juga mempercepat proses pembusukan. Sedangkan pada
kondisi tomat yang utuh itu hanya mengalami layu, lembek dan jamur tidak tumbuh
yang sama dengan tomat yang kulitnya dikupas. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur adalah faktor lingkungan, yaitu suhu dan kelembapan.
Natawijaya et al. (2015) menyatakan suhu yang rendah dan kelembapan yang tinggi
sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan jamur baik pada daerah inokulasi
maupun tempat lain.
Pada hari ke-3 sampai hari ke-5 terjadi perubahan warna kulit tomat pada
kondisi tomat yang kulitnya dikupas. Hal ini terjadi karena proses oksidasi sederhana
dimana ketika tomat terkena udara luar enzim oksidatif akan bereaksi sehingga warna
tomat berubah menjadi coklat kehitaman.
Pada hari ke-6 dan ke-7 tomat yang kulitnya tidak dikupas yang semula keras
menjadi lembek dan berair, jamur tumbuh banyak pada permukaan kulit tomat, dan
berbau menyengat. Menurut literatur, hal ini dapat terjadi karena adanya peran bakteri
pengurai dalam menguraikan protein dalam bahan organik dan juga bau menyengat
ini diduga dihasilkan dari proses pembusukan oleh bakteri dan mengeluarkan gas
Amonia (NH3). Kapang putih yang tumbuh di tomat itu dinamakan Penicillium
italicum. Menurut peneliti keberadaan Penicillium italicum dikarenakan adanya
kelembapan namun dapat menyebar secara cepat melalui sporanya sehingga mudah
dalam perkembangbiakan, hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Dya (2011)
dalam Yuniar, dkk (2014). Jamur tersebut dapat merusak epidermis pada kulit buah -
buahan atau sayuran sehingga membuat hasil panen tidak sempurna

VI. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kulit pada sebuah buah sangat berpengaruh dalam perlindungan dari jamur
dibuktikan dengan tomat yang utuh atau tidak dikupas kulitnya lebih lambat
mengalami pembusukan daripada tomat yang kulitnya dikupas.
2. Kondisi tomat yang kulitnya dikupas lebih cepat mengalami pembusukan
karena tidak adanya kulit dalam tomat membuat substrat lembab dan
mempercepat proses tumbuhnya jamur.
3. Perubahan warna kulit tomat dari merah menjadi coklat kehitaman karena
mengalami oksidasi sederhana.

VII. Daftar Pustaka


Destina Arifin, mahasiswi UNLAM Banjarmasin. “Pengaruh Suhu Terhadap
Pembusukan”
https://www.academia.edu/23911577/Pengaruh_Suhu_Terhadap_Pembusukan
Lydia Dwinanda K, mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang. “IDENTIFIKASI JAMUR PADA BUAH TOMAT
(Lycopersicum esculentum) BUSUK DI PASAR PON JOMBANG
https://repo.stikesicme-jbg.ac.id/3794/28/171310062_Lydia Dwinanda K_KTI

Anda mungkin juga menyukai