BIOTEKNOLOGI
“PEMBUATAN TEMPE”
Disusun oleh :
Semester III
2020
1. Pendahuluan
Memasuki era globalisasi, Indonesia masih menghadapi masalah kurang gizi, yang
disebabkan banyak faktor, salah satunya yaitu kurangnya persediaan makanan.
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki hasil kedelai yang cukup tinggi,
dengan bentuk olahan yang dikenal tempe, yaitu makanan tradisional yang telah lama di
kenal di Indonesia, yang dibuat dengan cara fermentasi atau peragian menggunakan kapang
Rhizopus oligosporus.
Fermentasi adalah salah satu proses pengolahan bahan makanan dengan memanfaatkan
mikroorganisme. Produk makanan fermentasi sudah dikenal sejak zaman kuno untuk
maksud-maksud tertentu, yang antara lain untuk pengawetan, meningkatkan cita rasa, dan
untuk menghasilkan produk baru.
Tempe yang bermutu tinggi pasti mempunyai kandungan gizi yang tinggi
seperti protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin. Selain itu tempe menjadi lebih larut
dalam air dan mudah dicerna dibanding kedelai (Hermana, 1985) dalam (Ginea
Harvita, 2007). Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak dan karbohidratnya
tidak banyak berubah dibandingkan kedelai. Protein, lemak, dan karbohidrat pada
tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan dengan kedelai. Hal
ini karena selama proses fermentasi terjadi penguraian dan penyederhanaan komponen-
komponen yang terdapat pada kedelai menjadi lebih kecil dan sederhana. Perubahan
tersebut dikatalisis oleh enzim yang diproduksi oleh kapang.
2. Tujuan Praktikum
1. Memahami prinsip fermentasi pada tempe sebagai salah satu dari penerapan bioteknologi.
2. Menganalisis proses fermentasi dari produk awal sampai produk akhir.
3. Alat dan Bahan
No. Alat yang digunakan Bahan yang digunakan
1. Plastik Kedelai
2. Kertas minyak Bibit tempe/ragi tempe
3. Panci Daun waru
4. Baskom dan nampan
5. Kompor
4. Prosedur kerja
1. Biji kedelai yang telah dipilih dibersihkan dari kotoran dengan membuang kemudian
dicuci bersih dengan air mengalir.
2. Setelah bersih kedelai direndam selama 2 jam bertujuan untuk melunakkan kedelai
mengembang.
3. Kedelai kemudian direbus dalam air selama 1 jam yang bertujuan untuk melunakkan
kedelai.
4. Setelah direbus, kembali kedelai direndam selama 1 malam menggunakan air hasil
rebusan.
5. Kemudian kedelai diremas-remas hingga kulit kedelai terkelupas dari bijinya lalu
tiriskan hingga airnya habis menetes.
6. Untuk menghindari tumbuhnya mikroba selama perendaman maka kedelai direbus lagi
selama 1 jam.
7. Kedelai diambil dari dandang, diletakkan diatas tampah, diratakan tipis-tipis dan
dinginkan.
8. Campurkan kedelai bersih dengan ragi sampai rata dengan perbandingan 1 kg kedelai
dengan 50 gram ragi, kemudian aduk-aduk dengan hai-hati sampai merata.
9. Timbanglah kurang lebih 50 gram campuran kedelai dan ragi tersbut, kemudian bungkus
dengan daun waru, plastik dan kertas minyak. Tusuk-tusuk pembungkusnya untuk
ventilasi selama fermentasi.
10. Pemeraman dilakukan pada suhu kamar dengan ruangan gelap selama 2 hari (2 x 24
jam)
11. Amatilah hasilnya dan bandingkan dalam bentuk tabel pengamatan
5. Hasil Praktikum
No Pembungkus Gambar Tempe Kriteria pengamatan
.
1. Plastik Pengamatan dilakukan pada
hari: Sabtu, 11 s.d. 13
September 2020.
Warna: putih
Tekstur: padat
Kadar air: sedikit
Aroma: khas tempe
Jamur: miselium tersebar
merata
2. Daun waru Pengamatan dilakukan pada
hari: Sabtu, 11 s.d. Senin, 13
September 2020.
Warna: agak keruh
Tekstur: lembek
Kadar air: banyak
Aroma: kurang sedap
Jamur: miselium kurang
tersebar