Anda di halaman 1dari 26

MODUL PRAKTIKUM

ANATOMI DAN IDENTIFIKASI KAYU

NAMA :
NIM :
SEMESTER/ KELAS :

Disusun Oleh: DOSEN PENGAMPU


MATAKULIAH ANATOMI DAN IDENTIFIKASI KAYU

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR
Mata kuliah Anatomi dan Identifikasi Kayu denganbobot 3 SKS yang
diberikan dalam bentuk teori kuliah berlangsung dan dirangkaikan dengan
kegiatan pratikum di laboratorium atau lapangan. Melalui kegiatan praktikum ini
diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang
diperoleh di bangku kuliah sehingga mampu memahami fenomena yang terjadi
tentang anatomi kayu secara lebih nyata.

Panduan praktikum ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa dalam


melaksanakan praktikum, dimana materinya disesuaikan dengan materi yang telah
disampaikan dalam teori dan mengacu pada pustaka – pustaka yang berhubungan
dengan Anatomi dan Identifikasi Kayu. Kedepannya, perbaikan dan peningkatan
kualitas buku panduan ini akan terus kami upayakan. Untuk ini kami
mengharapkan masukan dari semua pihak demi kemajuan kita bersama.

Pontianak, Januari 2018

Pengajar

I. ARAH DAN BIDANG POTONG KAYU


a. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami arah dan Bidang potong kayu
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam–macam arah dan bidang utama
kayu.
3. Mahasiswa dapat menetukan dan membedakan bidang utama kayu
(Bidang Radial, Tangensial, dan Transversal )

b. Dasar Teori
Dari cara menggergaji dapat diketahui umumnya ada tiga arah utama kayu dan
tiga bidang utama kayu, yang memperlihatkan Sifat Fisika dan Sifat Mekanika
yang berbeda.
Kayu dapat disebut sebagai bahan yang bersifat Ortotropis karena ketiga arah
utama tersebut saling tegak lurus satu dengan yang lainnya (Artogonal), yaitu :
1. Arah Longitudinal (L) atau axial adalah arah yang sejajar dengan arah serat
atau sumbu batang.
2. Arah Radial (R) adalah arah yang sejajar dengan arah jari-jari kayu atau tegak
lurus arah serat.
3. Arah Tangensial (T) adalah arah yang tegak lurus arah radial atau salah satu
jari-jari atau searah dengan lingkaran tumbuh.
Untuk lebih jelasnya ketiga arah utama tersebut dapat dilihat pada Gambar
1.

Gambar 1. Tiga arah utama kayu yang berhubungan dengan arah serat dan
lingkaran pertumbuhan

Sedangkan bidang utama kayu adalah bidang melintang (Transversal),


bidang tangensial dan bidang radial. Untuk lebih jelasnya masing masing bidang
tersebut dapat dilihat uraiannya sebagai berikut :
1. Bidang melintang disebut juga dengan bidang transversal, yaitu bidang yang
tegak lurus dengan sumbu pohon atau tegak lurus arah serat (cross section)
atau end grain.
2. Bidang tangensial, untuk jenis kayu daun lebar disebut Flat Sawn / Back Sawn
atau Plainsawn dan untuk jenis daun jarum disebut Flat Grained atau Slash
Grained. Bidang tangensial tersebut bagian lebarnya tegak lurus dengan salah
satu jari-jari atau tangensial terhadap lingkaran tumbuh.
3. Bidang radial untuk jenis kayu daun lebar disebut Quartersawn dan untuk
jenis daun jarum disebut Edge Grained. Bidang radial ini bagian lebarnya
searah dengan jari-jari kayu atau radial terhadap lingkaran tumbuh.
Untuk lebih jelasnya ketiga potongan bidang tersebut dapat dilihat dari
berbagai posisi yang disajikan pada Gambar 2.

II

III
L

R T

Gambar 2. Tiga bidang utama kayu yang dilihat dari berbagai posisi yaitu posisi
ke I, II dan III. Keterangan : L = Bidang Transversal, R = Bidang
Radial dan T = Bidang Tangensial
c. Alat dan Bahan
Alat :
Gergaji/ Chain Saw, Gergaji Tangan, Mikroskop Selphone/ LUP, amplas,
penggari dan cutter

Bahan :
Kayu log dalam kondisi basah/ keringudara (P= 15 cm dand= 15cm).

d. Prosedur Kerja
1. Buat satu potong log kayu dengan 3 arah utama kayu yang berhubungan
dengan arah serat dan lingkaran pertumbuhan. Contoh seperti Gambar 2
(pilih salah satu bentuk potongan kayu )
2. Bagaimana bentuk jari-jari jika dilihat dengan lope atau mikroskop pada
penampang lintang, tangensial dan radial?
3. Bagaimana bentuk gambaran lingkaran tahun setelah dilihat dengan lup atau
mikroskop pada ketiga bidang kayu?
4. Hasil pengamatan dimasukkan kedalam Tabel 1
Tampilan Jari-jari Gambaran Lingkaran Warna
Jenis Kayu pada bidang Tahun pada Bidang pada Kayu
L R T L R T Gubal Teras

                 

Tabel1. Data Pengamatan Tentang Kayu Log


Pembahasan dan Kesimpulan :

Tanggal :
Nilai :
Paraf Dosen :
II. Menetukan Sel Penyusun Kayu Pada Lempengan

a. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami sel penyusun kayu pada lempengan
2. Mahasiswa dapat menentukan dan membedakan (epidermis, floem, xylem,
kambium, lingkaran tahun, kayu juvenil dan empulur)
b. Dasar Teori
1. KULIT
Bagian yang terdapat pada bagian terluar, disini saya bedakan menjadi
dua bagian yaitu
- Kulit luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut jenis
pohon.
- Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis.
Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap
kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim,
serangan serangga, hama, kebakaran serta perusak kayu lainnya. Selain
itu berfungsi sebagai jalan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian
tanaman.
2. KAMBIUM merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening,
melingkari kayu, ke arah luar membentuk kayu yang baru. Dengan
adanya kambium maka pohon lambat laun bertambah besar. Pertumbuhan
meninggi ditentukan oleh jaringan meristem. Kambium terletak antara
kulit dalam dan kayu gubal.
3. KAYU GUBAL adalah bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel
yang masih hidup, terletak di sebelah dalam kambium dan berfungsi
sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan. Tebal
lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon. Umumnya jenis yang
tumbuh cepat mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan
dengan kayu terasnya. Kayu gubal biasanya mempunyai warna terang.
4. KAYU TERAS
Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup
pada lingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi
sebagai penyalur cairan dan lain-lain proses kehidupan. Ruang dalam
kayu teras dapat mengandung berbagai macam zat yang memberi warna
lebih gelap. Tidak mutlak semua kayu teras demikian. Hanya pada jenis-
jenis yang kayu terasnya berisi tiloses. Pada beberapa jenis tertentu kayu
teras banyak mengandung bahan-bahan ekstraktif, yang memberi
keawetan pada kayu tersebut, membuat lebih berat dan lebih awet. Akan
tetapi tidak semua jenis kayu yang memilikizat ekstraktif sudah dapat
dipastikan keawetannya. (Misalnya yang mempunyai kandungan zat gula,
zat tepung dan lain sebagainya).
5. HATI(empulur)
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak
mutlak pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu
yang pertama kali dibentuk oleh kambium. Oleh karena itu umumnya
mempunyai sifat rapuh atau sifat lunak.
6. LINGKARAN TAHUN
Batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu
musim. Melalui lingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur
pohon. Apabila pertumbuhan diameter (membesar) terganggu oleh musim
kering karena pengguguran daun, ataupun serangga/hama, maka lingkaran
tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun (lingkaran tumbuh)
dalam satu musim yang sama. Hal ini disebut lingkaran palsu. Lingkaran
tahun dapat mudah dilihat pada beberapa jenis kayu daun lebar. Pada
jenis- jenis lain, lingkaran tahun ada kalanya sulit dibedakan terutama di
daerah tropic, karena pertumbuhan praktis berlangsung sepanjang tahun.
7. JARI-JARI
Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat
saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan
pohon.
8. Kayu Juvenil kurang tepatnya dibutsebut kayu muda atau kayu remaja,
karena bagian ini justru dibentuk pada tahun-tahun pertama pertumbuhan
pohon. Kayu ini terdapat didekat bagian hati kayu.
9. Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun
hidup. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan bahan mineral dari akar
menuju daun. Jaringan xilem tersusun atas sel-sel yang berbagai macam
yang umumnya merupakan jaringan mati dengan dinding sel yang tebal
dan terlapisi lignin sehingga xilem juga berfungsi sebagai jaringan
penyokong.
10. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur
dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan
kloroid. Jaringan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis (berupa
karbohidrat) ke seluruh bagian tumbuhan. Sel-sel yang menyusun
jaringan floem terdiri dari sel-sel yang hidup dan sel yang mati.
11. Epidermis adalah lapisan jaringan, biasanya setebal satu lapis sel saja,
yang menutupi permukaan organ, seperti daun, batang, akar, dan bunga.
Epidermis biasanya tipis, tidak memiliki klorofil, dan pada permukaan
yang menghadap ke luar terlapisi oleh kutin yang
menghasilkan kutikula atau lapisan malam (wax).

Kayu Juvenil

Gambar 3. sel penyusun kayu pada lempeng

c. Alat dan Bahan


Sel-sel penyusun pada lempengan kayu:
1. Gambarkan bagian dari penyusun kayu yang kalian amati pada
lempengan kayu.
Tanggal :
Nilai :
Paraf Dosen :
III. SERAT, TEKSTUR DAN WARNA KAYU

a. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami serat, tekstur, dan warna kayu
2. Mahasiswa dapat memahami arah serat, macam tekstur, dan macam warna
kayu.
3. Mahasiswa dapat menentukan arah serat membedakan macam-macam
tekstur, macam-macam dan warna kayu
d. Teori Dasar/ Metode Pengenalan
1. Serat (Grain) berarti menyangkut suatu sifat kayu yang menunjukkan arah
umum sel-sel di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon.
2. Sebagian besar serat kayu berbentuk memanjang dan meruncing di
ujungnya dengan panjang yang bervariasi pada daun lebar rata-rata serat
1 mm dan pada kayu daun jarum berkisar antara 3 mm – 8 mm.
3. Arah serat dapat dilihat pada permukaan kayu dan ditentukan oleh arah
alur-alur yang tampak.
4. Serat kayu dapat dibedakan atas 2 macam yaitu
 serat lurus yaitu jika arah sel sejajar dengan sumbu batang (lihat
Gambar 3)
 serat mencong / miring jika arah sel kayu menyimpang atau membentuk
sudut terhadap sumbu batang

Meranti Putih

Gambar 3. Arah serat lurus


Bintangor
Bintangor

Gambar 4. Arah Serat kayu berpadu


u s

Saninten

Gambar 5. Arah Serat kayu berombak

Balau

Gambar 6. Arah Serat kayu terpilin atau terpuntir


5. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-selkayu. Yang dimaksud dengan sel kayu
ialah serat-serat kayu.Tekstur kayu dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :
 Bertekstur halus
 Bertekstur sedang
 Bertekstur kasar

(a) (b) (c)

Gambar 6. (a) kayu kulimber tekstur halus, (b) kayu jati bertekstur sedang,
(c) kayu bintangur bertekstur kasar

6. Warna Kayu
1) Warna kayu yang dijadikan warna standar adalah warna asli dari kayu
keras dalam keadaan kering udara
2) Warna kayu beraneka ragam, yaitu berkisar dari hampir terang sampai
gelap, ada yang polos dan ada yang terdiri dari perpaduan dua warna
atau lebih sehingga tampak seperti ada coraknya.

(a)Agathis, (b) kulim, (c) sonokeling

Gambar 7. Aneka warna kayu


e. Alat dan Bahan
- Sampel kayu
- Lup
f. Prosedur Kerja
1. Perhatikan dan raba permukaan sampel
2. Cocokan dengan contoh gambar serat, tekstur dan warna pada modul ini
3. Amati serat, tekstur dan warna kayu tersebut serta tentukan hasil pengamatan
anda yang dituangkan pada Tabel.4

Tabel 4: RISALAH KAYU


JENIS KAYU SERAT TEKSTUR WARNA
NO N. N.
Lurus Miring Halus Sedang Kasar Terang Sedang Gelap
Daerah Botanis

1      

2      

3      

4                

 5                

 6                

 7                

 8                

 9                

 10                
Pembahasan dan Kesimpulan :

Tanggal :

Nilai :

Paraf Dosen :
IV. PENGAMATAN SIFAT MAKROSKOPIS KAYU

a. Tujuan Praktikum : Untuk melihat sifat makroskopis kayu (sel-sel penyusun


kayu secara makroskopis)

b. Dasar Teori
Kayu memiliki sifat-sifat yang berbeda, baik itu antar jenis kayu maupun
pada jenis kayu yang sama, bahkan dalam satu pohon pada posisi yang berbeda
sifat fisik dan mekaniknya berbeda. Selain itu kita perlu mengetahui banyak hal
seperti ciri anatomi, ciri umum, sifat dan kegunaan kayu tersebut.
Penampilan sifat makroskopis kayu berbeda-beda menurut bidang orientasi.
Bidang orientasi adalah bidang pembantu yang diperlukan dalam pengenalan kayu
sehingga diperoleh kesan yang sebenarnya dari sifat-sifat atau tanda yang
diperlukan dalam pengenalan. Bidang orientasi terdiri atas tiga bidang, yaitu
bidang lintang (Cross Section), bidang radial (Radial Section) dan tangensial
(Tangensial Section).
A. Bidang Lintang (Cross Section) adalah suatu bidang yang dibuat dengan cara
memotong batang tegak lurus pada sumbu vertikal batang. Sumbu vertikal
adalah garis yang tepat melalui pusat lingkaran dan tegak lurus terhadap bidang
lintang tersebut.
B. Bidang Radial (Radial Section) adalah bidang yang dibuat dengan cara
memotong kayu menurut garis sumbu (searah) vertikal batang dan dipotong
melalui atau sejajar dengan jari-jari kayu dan tegak lurus dengan lingkar
tumbuh.
C. Tangensial (Tangensial Section) adalah bidang yang dihasilkan apabila pohon
dibelah oleh suatu bidang sembarang yang sejajar dengan sumbu batang tetapi
tidak melaluinya dan tegak lurus salah satu jari-jari.

Susunan sel-sel kayu daun lebar berbeda-beda pada tiap jenis kayu, dan
perbedaan inilah yang dapat digunakan dalam identifikasi kayu.
1.    Pembuluh atau Pori
Suatu sel pembuluh pada bidang lintang berbentuk seperti suatu lubang
kecil yang bisa dilihat dengan mata biasa dan karena itu dinamakan juga pori. Ciri
pembuluh dapat berbeda antara satu jenis kayu dengan jenis kayu lainnya, yaitu
meliputi: sebaran, diameter, frekuensi, bentuk bidang perforasi dan isi pori.
2.    Sebaran Pembuluh
Pori tersebar pada permukaan bidang lintang sedemikian rupa sehingga
terdapat zone-zone konsentris yang terdiri atas pori berukuran besar dan kecil
secara bergantian.
3.    Susunan Pembuluh
Pembuluh dapat Soliter atau dapat pula berupa gandaan dua pembuluh atau
lebih. Arah penggandaan dapat radial, tangensial, diagonal atau dapat pula ke
berbagai arah. Pembuluh dikatakan soliter jika berdiri sendiri-sendiri. Pembuluh
dikatakan berganda jika dua atau lebih pembuluh bersinggungan sedemikian rupa,
sehingga dinding singgung tampak datar. Gandaan dua buah pembuluh sering
juga disebut pasangan. Pembuluh dikatakan berpasangan atau berganda radial jika
tersusun searah dengan arah jari-jari, dikatakan pasangan atau gandaan diagonal
jika arah penggandaan membentuk sudut terhadap arah jari-Jari; dikatakan
pasangan atau gandaan tangensial jika arah penggandaan tegak lurus terhadap
arah jari-jari; apabila penggandaan terjadi ke berbagai arah dikatakan bergerombol
(Cluster).
4. Parenkim
Secara garis besar susunan parenkim dibagi atas dua tipe berdasarkan
hubungannya dengan pembuluh, yaitu parenkim paratrakea dan parenkim
apotrakea. Yang termasuk parenkim paratrakea adalah semua bentuk parenkim
yang berhubungan langsung dengan pembuluh. Sedangkan yang termasuk
parenkim apotrakea adalah semua bentuk parenkim yang tidak berhubungan
langsung dengan pembuluh.
5. Jari-Jari Kayu
Dengan mata biasa jari-jari terlihat pada bidang lintang berbentuk garis halus
atau tebal yang berjalan dan pusat empulur kearah luar. Jari-jari nampak dengan
lup pada penampang lintang kayu seperti garis-garis yang sejajar satu dengan
yang lain. Pada bidang radial, jari-jari tampak seperti pita-pita putus kearah
horisontal. Jika tingginya cukup maka jari-jari akan tampak seperti sapuan kuas
kearah horisontal. Pada bidang tangensial berbentuk garis tipis pendek kearah
longitudinal. Pada jenis kayu tertentu jari-jari tersusun bertingkat dalam barisan
teratur yang menimbulkan kesan lipatan-lipatan atau kerinyut pada permukaan
tangensial dan disebut tanda kerinyut.

b. Alat dan Bahan

- Kayu berukuran 3 radial x 3 tangensial x 10 aksial


- Pisau cutter yang tajam
- Microskop cellphone/ Lup dengan perbesaran 10 – 15 kali (15 pc)
c. Pengamatan
A. Kayu Daun Lebar
1. Penampang Lintang/ Transversal
Pengamatan dari pusat ke luar berturut turut
- Empulur
- Bagian kayu/xylem
- Kayu teras
- Kayu gubal
- Lingkaran tahun
- Kayu awal dan kayu akhir
- Jari jari
- Serat Kayu
- Warnakayu
- Parenkim, paratrakea jika bersinggungan dengan pembuluh , apotrakea
jika tidak bersinggungan dengan pembuluh
- Pembuluh (pori) : Pada kayu daun jarum tidak ada pori, tetapi ada saluran
Damar

2. Penampang Radial
Pada penampang radial jari jari kayu terlihat seperti pita pita bersambung
atau atau terputus putus ke arah horizontal. Kayu dengan jari jari lebar ,
jari-jari tampak nyata dan dekoratif.

3. Penampang Tangensial
Jari jari terlihat seperti gelendong dengan ukuran tinggi dan lebar yang
bervariasi. Lingkaran tumbuh seperti garis garis parabola.

4. Sel yang diamati


PEMBULUH : Susunan Pembuluh : Soliter, Berganda
Sebaran Pembuluh : Baur (kedondong), Tata Lingkar(kayu jati), Berkelompok
radial (kayu pasang), Berkelompok Tangensial
(pelawan), berkelompok diagonal (eucalyptus),
dentritik (bidara putih):
PARENKIM : Apotrakea (Baur, kelompok Baur, Pita, Jala, Tangga)
Paratrakea (Selubung, selubung lengkap, Aliform, dankonfluen)
B. Kayu Daun Jarum
 Jari-jari
 Trakeid
 Saluran Resin (Pinus)
 Saluran interseluler dll
Pembahasan dan Kesimpulan :
Tanggal :
Nilai :
Paraf Dosen :
V. PENGAMATAN SIFAT MIKROSKOPIS KAYU
“Pembuatan Mikrotom”

a. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui struktur sel kayu pada bidang cross
section, Radial dan Tangensial

b. Alat dan Bahan


1). Pemotong kayu / Gergaji
3) Alat penangas kayu
4) Alat pemotong mikrotom kayu
5) Mikroskop
6) Pipet tetes
7) Gelas beaker
8) Gunting, tissue, kertas label, balsem canada
9) Alkohol, Safranin, Aquades, Pinset
10) Kayu
c. Prosedur Kerja
1. Kayu dipotong di Wood workshop dengan ukuran 2 x 3 x 4 cm.
2. Kayu direbus selama ± 1 minggu hingga kayu menjadi lunak dan dapat dibuat
potongan mikrotom
3. Membuat potongan mikrotom bidang lintang, radial dan tangensial
4. Selanjutnya potongan direndam dalam larutan alkohol 50% selama 10 menit
5. Setelah itu pindahka dalam larutan alcohol bertingkat 30%, 20% dan 10%,
masing-masing selama 10 menit
6. Rendam dalam aquades selama 2 menit
7. Setelah itu rendam dalam larutan safranin selama 5 menit
8. Cuci dengan larutan alcohol bertingkat 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 70%, 90%
dan 100% masing-masing selama kurang lebih 2 menit.
9. Kemudian pindahkan sayatan ke objek glass
10. Bubuhi cover glass dengan kuteks dan amati di bawah mikroskop ketiga
bidang orientasi kayu tersebut

Pembahasan dan Kesimpulan :


Tanggal :
Nilai :
Paraf Dosen :

VI. PENGAMATAN MIKROSKOPIS KAYU


“Pembuatan Sediaan Maserasi”

a. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui gambaran bentuk-bentul sel secara


utuh.
b. Dasar Teori:

Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan


untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik pembuatan ini
adalah dengan cara memutuskan lamella tengah dari sel kayu/ tumbuhan.
Pemutusan lamella tengah bertujuan memisahkan bagian sel dengan sel lainnya
sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak
pengamatan melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu zat atau bagian
tertentu dari sel tumbuhan.

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan


dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyarian. Cairan penyarian
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk
penyarian simplisia yang mengandung zat aktif mudah larut dalam cairan
penyarian, tidak mengandung zat mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak
mengandung benzoin, stirak dan lain-lain. Keuntungan cara penyarian dengan
Maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan
mudah diusahakan. Kerugian cara Maserasi adalah pengerjaannya lama dan
penyariannya kurang sempurna.

c. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah: Asam asetat glasial (CH 3COOH),
Hidrogen Peroksida (H2O2), Aquades, Alkohol 96%, Safranin, Xylol, Canada
Balsem.
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah: Tabung reaksi, gelas ukur, corong,
penangas, cawan petri, kertas saring, penjepit, kuas kecil, kertas lakmus,
mikroskop, preparat glass, cover glass.

d. Prosedur Kerja
1. Contoh uji dipotog-potong menjadi potongan berukuran kecil sebesar korek api
Agar penetrasi bahan kimia ke dalam kayu menjadi lebih cepat sehingga
serabut mudah lepas.

2. Potongan contoh uji dimasukkan ke tabung reaksi yang telah diberi label untuk
masing-masing contoh uji, agar tidak tertukar, lalu diberi larutan campuran
asam asetat (CH3COOH) dan Hidrogen Peroksida dengan perbandingan 1 : 10
sampai contoh uji terendam seluruhnya.

3. Kemudian tabung reaksi dipanaskan pada suhu 60oC selama kurang lebih 10
jam ke dalam alat penangas.

4. Pemanasan dihentikan apabila terlihat selsel serabut mulai lepas yaitu terlihat
adanya endapan putih dan serabut berwarna keputihan.

5. Tabung reaksi didinginkan dengan menyemprotkan aquadestilata ke dalam


tabung reaksi.

6. Serabut yang terlepas kemudian dicuci dengan bantuan kertas saring yang
diletakkan diatas corong, dicuci hingga benar benar bebas asam (gunakan
kertas lakmus). Selanjutnyacontoh uji yang telah bebas asam tersebut
dipindahkan ke cawan petri dan diberi safranin, kemudian dibiarkan beberapa
jam agar safranin masuk ke dalam serabut

7. Setelah itu dicuci dengan aquades sampai benar benar bebas asam, kemudian
dilakukan dehidrasi menggunakan alkohol bertahap, yaitu 20%., 30%, 50%,
70%, 95% dan 100%. Hal ini dmaksudkan agar tidak ada lagi air yang tersisa
di dalam serabut
8. Kemudian serabut dipindahkan ke gelas objek dengan kuas dan ditetesi larutan
xylol agar serabut mudah dipisahpisahkan. Tetesi dengan canada balsam, lalu
tutup dengan gelas penutup.
9. Amati dibawah mikroskop dan gambar kan.

Pembahasan dan Kesimpulan :


Tanggal :
Nilai :
Paraf Dosen :

Anda mungkin juga menyukai