Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM IPA DI SD

PDGK4107 MODUL 4
MEKANIKA

KEGIATAN PRAKTIKUM 2: GERAK A.  


Judul Percobaan

Gerak  Lurus  Beraturan  (GLB)  dan  Gerak  Lurus  Berubah  Beraturan


(GLBB).

B.     Tujuan Percobaan

Mengetahui gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

C.     Alat dan Bahan

1.      Katrol gantung tunggal.

2.      Stop watch.

3.      Penggaris.

4.      Beban gantung 100gr (2 buah).

5.      Statif dan klem.

6.      Benang Kasur.

7.      Plastisin.

8.      Beban tambahan.

D.     Landasan Teori

1.      Pengertian Gerak

Secara umum, gerak merupakan suatu perubahan. Dalam arti klasik,


gerakan (kinesis), mencakup semua bentuk perubahan dalam kualitas,
kuantitas, posisi, bentuk, dan potensi. Sedangkan secara khusus, gerakan 
adalah  perubahan  lokasi  spasial  dari  benda-benda  yang
berhubungan   satu   sama   lain.   Proses   (tindakan   atau   keadaan)
perubahan tempat (Bagus, 2005).

Dengan demikian yang dimaksud gerak adalah perubahan kedudukan atau


tempat suatu benda terhadap titik acuan atau titik asal tertentu. Jadi  bila 
suatu  benda  kedudukannya  berubah  setiap  saat  terhadap suatu titik
acuan maka benda dikatakan sedang bergerak (Daryanto,
2003).

2.      Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan adalah suatu benda yang bergerak dengan laju tetap
pada lintasan yang lurus (Tim Penerbit, 2009). Syarat yang harus dipenuhi
agar benda bergerak lurus beraturan adalah:
a.      Arah gerak benda tetap sehingga lintasannya lurus b.   
Kelajuan benda selalu tetap tidak berubah

Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam
selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, sebuah sepeda motor yang
sedang melaju, dalam waktu satu detik dapat menempuh jarak dua meter,
maka pada satu detik berikutnya motor tersebut menempuh jarak   dua  
meter   lagi,   begitu   seterusnya.   Dengan   kata   lain perbandingan jarak
dengan selang waktu selalu konstan atau tetap. Jadi benda yang bergerak
lurus beraturan mempunyai kecepatan gerak yang besarnya selalu tetap.

3.      Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan dalah suatu gerak lurus yang memiliki
kecepatan selalu berubah disetiap saat dan perubahan kecepatan tersebut di
setiap saat selalu sama, tetap atau konstan (Ishaq, 2007). Contoh, pada saat
bola dilempar ke atas dengan kecepatan awal, kecepatannya semakin lama
semakin berkurang karena pengaruh gaya gravitasi bumi.

Hingga suatu saat bola akan mencapai ketinggian maksimal dan jatuh
kembali ke bawah karena kecepatannya sama dengan nol. Jadi gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dapat diartikan sebagai gerak benda dalam
lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan
percepatan tetap adalah perubahan percepatan gerak benda yang
berlangsung secara tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan
diam, benda mulai bergerak, semakin lama semakin cepat dan kecepatan
gerak benda tersebut berubah secara teratur. Ingat, perubahan kecepatan
bisa berarti terjadi pertambahan kecepatan atau pengurangan  
kecepatan.Pengurangan   kecepatan   tetap   kita   sebut dengan percepatan
tetapi bernilai negatif

E.     Prosedur Percobaan

1.      Gerak Lurus Beraturan (GLB)


a. Rakitlah alat dan bahan.
b. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan
M2 naik.
c.  Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A.
d.  Ukur panjang BC.
e. Biarkan  sistem  bergerak  m +  M1  turun  dan  M2 naik.  Catat waktu yang
diperlukan M1 untuk bergerak dari B ke C
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda- beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah)
g.   Catat datanya pada Tabel 1.1.

2.      Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLB)

a.      Menyusun alat.

b.      Tentukan dan ukur jarak AB dan BC (usahakan AB > BC)

c.      Biarkan  sistem  bergerak  (M1    dan  m)  turun  dan  M2    naik, usahakan agar
beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B.

c. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1


untuk bergerak dari B ke C (tBC).

e.      Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B


berubah) dan catat datanya pada Tabel 1.2.

F.      Hasil Pengamatan

1.      Hasil Pengamatan Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Tabel 1.1. Pengamatan GLB

NO Jarak BC s (m) Waktu t (Sec)


1 0,10 0,2
2 0,14 0,28
3 0,18 0,36
4 0,22 0,44
5 0,26 0,52

2.      Hasil Pengamatan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLbB)

Tabel 1.2. Pengamatan GLB


NO Beban (gr) SAB (cm) tAB (sec) SBC (cm) tBC (sek)
1. 100 25 05 3 0,173
2. 100 23 0,480 5 0,224
3. 100 21 0,458 7 0,265
4. 100 19 0,436 9 0,3
5. 100 17 0,412 11 0,332

G.     Pertanyaan-Pertanyaan

1. Buatlah  grafik  hubungn  antara  jarak  (s)  sebagai  fungsi  waktu  (t)
berdasarkan data percobaan GLB (S sumbu vertikal dan t sumbu horizontal)!
2.      Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!

3.      Buatlah kesimpulannya!

4.      Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu
(tAB) pada percobaan GLBB!

5.      Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas!

6.      Buatlah kesimpulannya!

7.      Jelaskan  perbedaan  grafik  itu  dengan  grafik  percobaan  GLBB  (S


fungsi t)!

Jawab:

1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertikal dan sumbu horizontal).
Grafik 1.1.

Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)

2. Kecepatan benda berdasarkan grafik GLB adalah sebagai berikut :


Percobaan 1:

V = S = 0,1 m         m
t     0,2 s =0,5  s

Percobaan 2:

V = S = 0,14 m         m
t     0,28 s =0,5  s

Percobaan 3:

V = S = 0,18 m         m
t     0,36 s =0,5  s

Percobaan 4:

V = S = 0,22 m         m
t     0,44 s =0,5  s

Percobaan 5:

V = S = 0,26 m         m
t     0,52 s =0,5  s

3. Kesimpulan:  Gerak lurus beraturan (GLB) adalah suatu gerak benda yang 
lintasannya  berupa  garis  lurus  dan  kecepatanya  tetap  (untuk setiap selang
waktu yang sama benda menempuh jarak yang sama)

4.      Grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB)

pada percobaan GLBB.

Grafik 1.2.

Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

5.      Perhitungan percepatan benda berdasarkan grafik GLBB.

Percobaan 1:
m
V =0
0           
s

t 0=0 s

S    0,17 m              m
V 1=
t = 0,412 s =0,412  s
V 1−V 0
a=
t −t
0,412−0 m
= =1
0,412−0

1       0                                              s
2

Percobaan 2:

m
V 1=0,412 
s

t 1=0,412 s

 S    0,19 m              m
V 2=
t = 0,436 s =0,436  s
V 2−V 1
a=

t −t
0,436 −0,412  m
= =1
0,436−0,412

2       1                                                          s
2

Percobaan 3:
m
V =0,436
2                       
s

t 2=0,436 s

 S    0,21 m              m
V 3=
t = 0,458 s =0,458  s

V 3−V 2
a=

t −t
0,458−0,436 m
= =1
0,458−0,436

3        2                                                         s
2
Percobaan 4:
m
V =0,458
3                       
s

t 3=0,458 s

S    0,23 m           m
V 4=
t = 0,48 s =0,48  s
V 4−V 3
a=

t −t
0,48 −0,458 m
= =1
0,48−0,458

4        3                                                       s
2

Percobaan 5:

m
V 4 =0,48 
s

t =0,48 s
4

 S    25 m         m
V 5=
t 0,5 s
= =0,5 
s
V 4−V 3
a=

t −t
0,5 −0,48 m
= =1
0,5−0,48

s
4        3                                                2

6. Kesimpulan  :  Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada
arah mendatar dengan kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan
adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang   melakukan   gerak  
dari   keadaan   diam   atau   mulai   dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a
= +) atau perlambatan (a = -).

Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah,
semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu
ke waktu mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan
positif (+) maka dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.

7.      Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB.

Pada grafik GLB terlihat bahwa semakin besar jarak maka waktu yang
diperlukan akan semakin lama, tetapi kecepaan konstan. Grafik GLB
merupakan grafik linier. Sedangkan pada grafik GLBB terlihat bahwa
semakin besar jarak maka waktu yang diperlukan akan semakin lama,
tetapi kecepatan selalu berubah disetiap saat dan perubahan kecepatan
tersebut di setiap saat selalu sama, tetap atau konstan. Grafik GLBB yang
terbentuk merupakan kurva.

H.     Pembahasan

1.      Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dari kelima percobaan 


dapat  dilihat  bahwa  kecepatan  yang  diperoleh  memiliki nilai yang
sama yaitu 0,5 m/s. Hal tersebut membuktikan bahwa gerak lurus
beraturan merupakan gerak benda yang lintasannya berupa garis
lurus dan kecepatanya tetap (untuk setiap selang waktu yang sama benda
menempuh jarak yang sama).

Selain itu, terlihat bahwa semakin besar jaraknya, maka semakin besar
waktu yang diperlukan. Kemudian, dapat dilihat bahwa grafik hubungan  antara 
jarak  sebagai  fungsi waktu  pada  percobaan  GLB merupakan grafik linier.

2.      Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dari kelima


percobaan  dapat  dilihat  bahwa  kecepatan  yang  diperoleh  memiliki
nilai yang berbeda. Tetapi masing-masing percobaan memiliki nilai
percepatan yang sama/tetap yaitu 1 m/s . Hal ini membuktikan bahwa
2

gerak lurus berubah beraturan dalah suatu gerak lurus yang memiliki
kecepatan selalu berubah disetiap saat dan mempunyai percepatan tetap.
Grafik hubungan antara jarak sebagai fungsi waktu pada percobaan
GLBB berbentuk kurva.

I.      Kesimpulan

Berdasarkan  hasil  percobaan  yang  telah  dilakukan,  dapat  disimpulkan


bahwa:
1. Gerak   lurus   beraturan   (GLB)   adalah   gerak   suatu   benda   yang
lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap.
2. Gerak   Lurus   Berubah   Beraturan   (GLBB)   adalah   gerak   yang lintasannya
berupa garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.

J.      Daftar Pustaka

Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Daryanto. 2003. Fisika Tekhik. Jakarta: Bina Adiaksara

Rumanta,  M.  (2019).  Praktikum  IPA  di  SD.  Jakarta:  PT.  Prata  Sejati
Mandiri.

Tim Penerbit. 2009. Pengayaan Praktis Fisika. Jogjakarta: Ekspresi.

K.     Kesulitan yang Dialami : Saran dan Masukan

1.      Kesulitan yang Dialami

a.      Menyusun alat percobaan yang masih belum familiar.

b.      Mengukur waktu yang dibutuhkan beban untuk bergerak.

2.      Saran dan Masukan

a. Memahami cara menyusun alat dan mempelajari materi yang


bersangkutan sebelum percobaan dimulai.
b. Hati-hati ketika mengukur waktu yang dibutuhkan beban untuk
bergerak agar dapat memperkecil kesalahan pengukuran.
LAPORAN PRAKTIKUM IPA GELOMBANG

A.   JENIS DAN BENTUK GELOMBANG (Kegiatan Praktikum 1)


1.      Judul Percobaan 1: Jenis-Jenis Gelombang
2.      Tujuan
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
3. Dasar Teori
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi,yang dapat di kelompokkan
berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya.Berdasarkan arah
rambatnya,gelombang di bedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang
transversal.Sedangkan medium perambatannya gelombang di bedakan menjadi gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik.Selain itu sifat-sifat umum gelombang dapat di
bedakan menjadi 5 yaitu dapat di biaskan,dapat di pantulkan,dapat di lenturkan,dapat di
padukan dan dapat di kutubkan.sedangkan karakteristik gelombang dapat di badakan yaitu
periodik,terjadi karena getaran,merambat dan dapat di nyatakan dalam bentuk persamaan.
4.      Alat dan Bahan
1. Slinki
2. Kabel listrik, panjang 5 m ¢= 0,5cm
3. Benang kasur panjang 3 cm
4. Karet gelang
5.       Cara Kerja
1.      Percobaan bentuk dan jenis gelombang
a. Ambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin. Kemudian mengikat salah satu
ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh
salah satu teman atau anggota kelompok. Ujung yang lainnya di pegang sendiri.
b. Usikan ujung slinki yang sedang di pegang dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat kekiri dan kekanan seperti gambar.
c. Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Menyelidiki apa yang terjadi pada slink
dan apa gelombang itu? Usikan lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah (b).
Mengamati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang
terjadi ini disebut gelombang tranversal.  Kemudian mengamati bagaimana arah getar
dan arah rambat gelombang tranversal tersebut.
d. Ikatkan karet gelang ditengah-tengah slinki. Lalu mengusikkan lagi ujung slinki yang
sedang dipegang secara berulang-ulang. Kemudian mengamati karet gelang tersebut
ketika gelombang berjalan, apakah ikut berindah karet gelang tersebut? Adakah
energy yang merambat melalui pegas? Dan darimana asalnya?
e. Lakukan percobaan dari langkah (a) sampai dengan langkah (e) sekali lagi. Kemudian
slinki diganti kabel listrik. Menyamakan hasilnya dengan menggunakan slinki.
Menyebutkan perbedaannya jika ada.
f. Ambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin serta mengikatkan salah satu
ujungnya pada tiang yang kokoh dan ujung yang lain dipegang sendiri. Kemudian
mengusikan ujung slinki yang sedang dipegang secara berulang-ulang dengan cara
menggerakan ujung slinki dengan cepat kebelakang dan kedepan. Amati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi adalah gelombang
longitudinal.
g. Apa perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal? 

6.       Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Slinki tanpa Karet Slinki dengan Karet

Slinki diganti Kabel


Hasil Peengamatan menunjukkan, Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-
gerakkan ujung slinki,terlihat adanya suatu rambatan atau gelombang.
Pembahasan
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan
ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang.
Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal
demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak
lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi usikan
diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang
teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik tidak
muncul gelombang.Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang
tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
5. Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah
usikan searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan Gelombang
Longitudinal.
6. Perbedaan antara gelombang transfersal dengan gelombang longitudinal adalah pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.
7. Kesimpulan
1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.
8.

1. Percobaan 2 sifat pemantulan gelombang


2. Tujuan
Untuk mengamati sifat pemantulan gelombang
3. Dasar teori
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan
mengalami perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas
tidak mengubah bentuk/fase.
4. Alat dan bahan
1. Slinki
2. Benang
3. Kerikil
5. Langkah kerja
1. Lakukan percobaan tersebut dikolam, dibak air atau bejana yang berisi air. Jatuhkan
kerikil diatas permukaan air yang ada didalam bak cucian. Kemudian mengamati
gelombang yang terjadi dipermukaan air. Bagaimana bentuk gelombangnya,
kemudian memperhatikan sisi bak yang dikenai gelombang. Dan menentukan apakah
ada gelombang yang dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5m. Ikat ujung slinki pada tiang dimana ujung tidak boleh
bergeser (disebut ujung terikat)
3. Kemudian memegang dan menggetarkan ujung slinki yang lain cukup satu kali
sampai membentuk ½ gelombang. Setelah itu mengamati perambatan ½ gelombang
sampai gelombang hilang.  Apakah gelombang dapat dipantulkan? Mengamati
bagaimana fase gelombang pantul dan gelombang asalnya?
4. Mengikat ujung slinki yang sebelumnya terikat pada tiang dengan benang yang
panjangnya 150cm sehingga ujung slinki dapat bergerak bebas oleh karena itu disebut
dengan slinki ujung bebas.
5. Pegang ujung slinki yang lain dengan tangan, kemudian menggetarkannya sampai
membentuk setengah gelombang. Setelah itu mengamati perambatan setengah
panjajng gelombang, bagaimana fase gelombang pantul dibanding gelombang
asalnya.

6. Hasil pengamatan dan pembahasan


Slinki digerakkan satu arah Batu setelah dimasuk ke air
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang
dihasilkan mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah
rambatannya. Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng dipantulkan
kembali.
Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya
dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan dan
fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki yang salah
satu ujungnya diikat dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak
bebas ternyata fase gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah sama.
7. Kesimpulan
1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
2. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase
gombang berlawanan arah.
3. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang=gelombang pantulnya.
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA DI SD
OPTIK

A. KEGIATAN PRAKTIKUM SIFAT CAHAYA

1. Pemantulan Cahaya
Tujuan
a. Menjelaskan sifat sifat cahaya
b. Menjelskan sifat bayangan yang di hasilkan oleh cermin
c. Menjelaskan sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
d. Menetukan focus cermin cekung
e. Menjelaskan focus cermin cembung
Dasar Teori
Cahaya tergolong gelombang eloktromagnetik kerana cahaya dapat merambat tanpa zat
antars medium, bagaimana cara cahaya merambat ? cahaya merambat menurut garis lurus.
Dalam peristiwa dispresi cahaya poklikromatik dapat di uraikan menjadi cahaya
monokromatik.
Alat dan Bahan

- Cermin datar (3x6 cm


- Cerin cembung
- Cermin cekung
- Lampu senter
- Busur derajat
- Kertas putih
- Lilin
- Layar ( tabir kertas )
- Celah cahaya

Prosedur Percobaan

1. Susunlah lampu senter dan celah cahaya didepan cermin darat


2. Nyalankan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengamati cermin datar
3. Gambarlah berkas jalanya cahaya sinar pada langkah 2 sehingga tampak sudut datang
dan sudut pantulnya
4. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar susdut pantul tersebut (r)
5. letakan sebuah benda dalam hal ini lilin didepan cermin datar dan amati bayanganya
selama benda itu anda geser geserkan di depan cermin datar
6. catatlah bagaimana sifat bayangan dibentuk oleh cermin datar
f. Pemantulan cahaya pada cermin datar
1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
2) Besar sudut datang ( i ) dan sudut pantul (r) i = r
Tabel 7.1

No i (derajat) r (derajat)

1. 30o 30o
2. 45o 45o
3. 55o 55o
4. 60o 60o
5. 75o 75o

3) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


 Sama / maya / tidak nyata
 Sama besar
 Sama tegak
 Jarak benda ke cermin : jarak bayangan ke cermin (S = S1)

g. Pemantulan cahaya pada cermin cembung


Prosedur percobaan
1. Susunlah alat-alat
2. Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalanya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengati cermin cembung
3. Gambarlah jalanya berkas cahaya pada langkah 2, sehingga
1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermim cembung

2) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


 Maya / tidak nyata
 Sama tegak
 Diperkecil
h. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung
 Benda di ruang I

 Benda di ruang II

 Benda di ruang III

 Benda di ruang M

 Benda di ruang F

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung


 Benda di ruang I : maya, tegak, diperbesar
 Benda di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar
 Benda di ruang III : nyata, terbalik, sama besar
 Benda di M : nyata, terbalik, diperkecil
 Benda di F : tidak terjadi bayangan karena berkas sinar pantul merupakan
sinar sejajar atau bayang berada jauh tak terhingga.
2)
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1. 5.5 cm 5 cm
2. 5 cm 5 cm
3. 4 cm 5,5 cm
4. 1,5 cm 3 cm

2. Pembiasan Cahaya

a. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

No Sudut datang (i) Sudut bias (r)

1. 30o 19,47o
2. 53o 30o
3. 60o 35,26o
4. 77,1o 40,53o
b. Sifat bayang yang dibentuk oleh lensa cembung
Nyata, terbalik, diperkecil

c.
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1 3 cm 2 cm
2 2 cm 2 cm
3 2 cm 3 cm
4 1,5 cm 2 cm

Sifat bayang yang dibentuk lensa cembung : nyata, terbalik, diperbesar


d. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung
Nyata, tegak, diperbesar
e. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung
Nyata, terbalik, diperbesar

3. Percobaan Difraksi, Interferensi dan Dispersi


 Pembahasan

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata


dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.[1] Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.

Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum
kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang
studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada
fisika modern. Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik:

1. Intensitas
2. Frekuensi atau panjang gelombang
3. Polarisasi
4. Fasa
dan sifat optik fisis:

1. Interferensi
2. Difraksi
3. Dispersi
4. Polarisasi

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya


halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya
warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

 Kesimpulan

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya


halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya
warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Cahaya adalah
energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang
gelombang sekitar 380–750 nm.[1] Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.

Jawaban Pertanyaan

1. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning
dan violet atau ungu.
2. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan
Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.
B. KEGIATAN PRAKTIKUM II LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

1. Lensa Cembung
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1. 3 cm 2 cm
2. 2 cm 2 cm
3. 2 cm 3 cm
4. 1 cm 2 cm

2. Cermin Cekung
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1. 5,5 cm 5 cm
2. 4,5 cm 5 cm
3. 4 cm 5,5 cm
4. 1,5 cm 3 cm

Jawaban pertanyaan

1. Jarak fokus lensa cembung : 1,5 cm

2. Kekuatan lensa (p)


1
P= f
1 2
=
1,5 3
=

3. Jarak fokus cermin cekung = 2,5 cm


C. KEGIATAN PRAKTIKUM MATA

I. Bintik Buta (1) dan (2)


a. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Bintik Buta (1)

Jarak Gambar A Dengan fokus pada tanda positif


No Keterangan
dari mata anda (+) maka tanda bundaran hitam

1. 60 cm Tampak jelas
2. 59 cm Tampak jelas
3. 58 cm Tampak jelas
4. 57 cm Tampak jelas
5. 56 cm Tampak jelas

Tabel Hasil Pengamatan Bintik Buta (2)

Dengan fokus pada tanda positif (+) maka :


Jarak gambar A dari
No Garis pendek tampak menyatu
mata anda Garis Pendek
dengan garis panjang

1. 60 cm Tampak jelas
2. 59 cm Tampak jelas
3. 58 cm Tampak jelas
4. 57 cm Tampak jelas
5. 56 cm Tampak jelas

b. Penjelasan :
Pada jarak tertentu, tanda bundaran hitam masih tampak terlihat jelas, akan
tetapi jika tanda bundaran hitam tersebut semakin dijauhkan dengan mata dan
tentunya dengan pengaturan jarak yang benar, maka tanda bundaran hitam tersebut
semakin pudar dan hilang. Hal ini terjadi karena lensa mata kita semakin memipih.
Untuk melihat bayangan benda tersebut agar terlihat jelas, maka benda
tersebut harus kita dekatkan lagi dengan mata kita. Demikian juga dengan garis
pendek, semakin terlihat jauh, seolah-olah garis pendek tersebut menyatu dengan
garis panjang. Padahal hal itu tidak terjadi.

c. Kesimpulan
Dalam keadaan mata normal, mata kita masih dapat melihat suatu benda
dengan sangat jelas.

d. Menjawab Pertanyaan
1) Karena lensa mata dengan legimen suspensori yang bertumpu pada otot siliari
mengendur (relaksasi) sehingga legimen suspensori menegang (kontraksi)
yang mengakibatkan lensa mata memipih sehingga mata kita tidak jelas
melihat suatu benda pada jarak tertentu.
2) Pada jarak yang cukup jauh
Hal itu terjadi karena lensa mata yang bersifat transparan dan elastis, akan
melakukan akomodasi (berubah kecembungannya).
 Lensa mata akan berbentuk pipih jika kita melihat objek yang jaraknya
jauh dari mata kita.

Anda mungkin juga menyukai