Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

MANAJEMN NYERI PADA KELUARGA PASIEN DAN PASIEN DI


RUANG VK PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:
1. Hendra Gustika Saputra ( 2021-01-14901-026 )
2. Istiyani Lotinia Lilit ( 2021-01-14901-029 )
3. Jefri Rosadi ( 2021-01-14901-032 )
4. Krisevi Handayani ( 2021-01-14901-037 )
5. M.Aldi Wiranto ( 2021-01-14901-040 )
6. Mariani ( 2021-01-14901-041 )
7. Maulana Reza Mahendra ( 2021-01-14901-043 )
8. Nedya Cristyana Axnes.S ( 2021-01-14901-045 )
9. Siska ( 2021-01-14901-068 )
KELOMPOK 2

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendidikan kesehatan ini disusun oleh kami yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama :

1. Hendra Gustika Saputr ( 2021-01-14901-026 )


2. Istiyani Lotinia Lilit ( 2021-01-14901-029 )
3. Jefri Rosadi ( 2021-01-14901-032 )
4. Krisevi Handayani ( 2021-01-14901-037 )
5. M.Aldi Wiranto ( 2021-01-14901-040 )
6. Mariani ( 2021-01-14901-041 )
7. Maulana Reza Mahendra ( 2021-01-14901-043 )
8. Nedya Cristyana Axnes.S ( 2021-01-14901-045 )
9. Siska ( 2021-01-14901-068 )

Judul : Kegiatan Pendidikan Kesehatan Pada Pasien dan Keluarga


Tentang Manajemen Nyeri Di VK Puskesmas Pahandut Palangka
Raya
Telah melaksanakan laporan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan
untuk menyelesaikan tugas Praktik Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Eka Harap Palangka Raya

PEMBIMBING PRAKTIK PENYULUHAN

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ayu Puspita, Ners.,M.Kep. Siti Faridah, S.Tr.Keb.


BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan
menggunakan antiseptik pencuci tangan 6 langkah. WHO mencetuskan global
patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi
strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moment
for hand hygiene adalah melakukan cuci tangan, sebelum bersentuhan dengan
pasien, sebelum melakukan prosedur bersih/steril, setelah bersentuhan dengan
pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan
dengan lingkungan sekitar pasien. (WHO 2016) sebuah penelitian pada 40 rumah
sakit melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan hand hygiene
sebelum dan setelah pasien bervariasi antara 24% sampai 89% (rata-rata 56,6%).
Penelitian ini dilakukan setelah dipromosikannya program WHO dalam
pengendalian infeksi seperti tersebut diatas.
Kesadaran cuci tangan (hand hygiene) pada petugas kesehatan merupakan
perilaku yang mendasar dalam upaya mencegah infeksi silang. Cuci tangan
mempunyai pengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial
di rumah sakit dan perawat mempunyai andil besar karena berinteraksi dengan
pasien selama 24 jam. (Neila Fauzia 2014). Mencuci tangan adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersikan jari-jemari menggunakan air atau pun
cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual
keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Antiseptik merupakan bahan kimia
untuk mencegah multiplikasi mikroorganisme pada permukaan tubuh, dengan
cara membunuh mikroorganisme tersebut atau menghambat pertumbuhan dan
aktivitas metaboliknya. Hand sanitizer antiseptik yang sering digunakan adalah
alkohol. Alkohol telah digunakan secara luas sebagai obat antiseptik kulit karena
mempunyai efek menghambat pertumbuhan bakteri. 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Nyeri ?
2. Apa Tujuan Manajemen Nyeri ?
3. Apa Penyebab Nyeri ?
4. Apa Tanda dan Gejala Nyeri ?
5. Bagaimana Cara Mengatasi Nyeri ?

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui apa itu nyeri
2. Untuk mengetahui tujujan manajemen nyeri
3. Untuk mengetahui penyebab nyeri
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala nyeri
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi nyeri
BAB 2
MATERI PENYULUHAN
2.1 Definisi Nyeri
The International Association for the Study of Pain memberikan defenisi
nyeri, yaitu: suatu perasaan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan suatu jaringan yang nyata atau yang
berpotensi rusak atau tergambarkan seperti itu.
Dari definisi ini dapat ditarik tiga kesimpulan, yakni: nyeri merupakan
suatu pengalaman emosional berupa sensasi yang tidak menyenangkan. Nyeri
terjadi karena adanya suatu kerusakan jaringan yang nyata seperti luka pasca
bedah atau trauma akut, dan nyeri terjadi tanpa adanya kerusakan jaringan yang
nyata seperti nyeri kronik atau proses penyembuhan trauma lama, nyeri post
herpetic, phantom atau trigeminal.
Dengan demikian pada prinsipnya nyeri terjadi karena ketidakseimbangan
antara aktivitas supressor dibandingkan dengan depressor pada fase tertentu
akibat gangguan suatu jaringan tertentu. Ujung dari permasalahan
muskuloskeletal yang sangat mengganggu seorang individu adalah timbulnya
nyeri dengan segala deviasinya. Umumnya penderita baru akan merasa dirinya
sakit dan tidak nyaman dalam hidupnya, kemudian mencari pertolongan bila
rasa nyeri sudah terasa mengganggu.

2.2 Tujuan Manajemen Nyeri


1) Mengetahui kuantitas nyeri
2) Menuntun menyusun pemilihan modalitas dan metode
fisioterapi nyeri
3) Alat evaluasi
4) Membantu menegakkan diganosa fisioterapi
Intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan numerical rating scale
(NRS), verbal rating scale (VRS), visual analog scale (VAS) dan faces rating
scale. VAS (Visual Analogue Scale) telah digunakan sangat luas dalam
beberapa dasawarsa belakangan ini dalam penelitian terkait dengan nyeri
dengan hasil yang handal, valid dan konsisten.VAS adalah suatu instrumen yang
digunakan untuk menilai intensitas nyeri dengan menggunakan sebuah tabel
garis 10 cm dengan pembacaan skala 0–100 mm dengan rentangan makna:
Skala VAS Interpretasi
>0 - <10 mm Tidak Nyeri
≥10 – 30 mm Nyeri Ringan
≥30 – 70 mm Nyeri sedang
≥ 70 – 90 mm Nyeri berat
≥ 90 – 100 mm Nyeri sangat berat
Cara penilaiannya adalah penderita menandai sendiri dengan pensil pada
nilai skala yang sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakannya setelah
diberi penjelasan dari peneliti tentang makna dari setiap skala tersebut.
Penentuan skor VAS dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung garis yang
menunjukkan tidak nyeri hingga ke titik yang ditunjukkan pasien.

2.3 Klasifikasi Nyeri


Berdasarkan durasi terjadinya, nyeri dibagi menjadi:
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
3) Referred pain
Berdasarkan sifatnya, nyeri dibagi menjadi:
1) Nyeri fisiologis adalah sensor normal yang berfungsi sebagai alat proteksi
tubuh b.
2) Nyeri patologis adalah sensor abnormal yang menderitakan seseorang.
Berdasarkan sumbernya, nyeri dibagi menjadi:
1) Nyeri Kutan (Cutaneus Pain). Nyeri berasal dari kulit dan jaringan
subkutan. Lokasi sumber nyeri biasanya diketahui dengan pasti dan nyeri
biasanya tajam serta rasa terbakar.
2) Nyeri Somatis Dalam (Deep Somatic Pain). Nyeri berasal dari otot,
tendon, sendi, pembuluh darah atau tulang. Sifat nyeri biasanya menyebar.
3) Nyeri Visera (Visceral Pain). Nyeri berasal dari organ internal, misalnya:
Ulser pada lambung, appendicitis atau batu ginjal. Sensasi nyeri disalurkan
dari organ melalui saraf simpatis atau parasimpatis ke susunan saraf pusat.
4) Psychogenic Pain; dipengaruhi oleh pengalaman fisik dan mental seseorang.
Berdasarkan penyebabnya, nyeri dibagi menjadi:
1) Neuropatik, berkaitan dengan adanya gangguan/masalah pada sistem
saraf baik pusat maupun perifer, contohnya post-stroke pain
2) Nosciceptive, berkaitan dengan adanya gangguan/masalah pada
jaringan tubuh
3) (musculoskeletal, kutaneus, atau visceral), contohnya nyeri inflamasi
4) Campuran, berkaitan dengan komponen neuropati dan nosciceptive,
contohnya LBP disertai radiculopathy.

2.4 Teknik Manajemen Nyeri


1) Teknik Distraksi (pengalihan)
Pengalihan pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang sedang
dirasakan.
Terbagi menjadi beberapa :
(1) Pengalihan visual
Contoh :
Menonton tv, membaca koran

(2) Distraksi pendengaran


Contoh :
(a) Mendengarkan musik, radio, dll
(b) Berbincang – bincang dengan orang lain

(3) Distraksi Intelektual


Contohnya :
Mengisi TTS
(4) distraksi Pernapasan
Cara :
1) Fokus pada 1 objek
2) Hirup napas melalui hidung, dalam hitungan 1 – 4 (dalam hati).
3) Keluarkan napas melalui mulut, sambil berhitung (1 – 4 dalam hati)

2.5 Tekni Relaksasi

Tiga hal penting dalam teknik relaksasi :


1) Posisi yang tepat
2) Pikiran beristirahat
3) Lingkungan yang tenang
Langkah relaksasi :
1) Anjurkan menarik nafas dalam
2) Perlahan lahan udara dihembuskan sambil melemaskan otot-otot tangan,
kaki, perut, dan punggung,
3) Ulangi hal yang sama sambil berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman,
tenang, dan rileks.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
The International Association for the Study of Pain memberikan defenisi
nyeri, yaitu: suatu perasaan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan suatu jaringan yang nyata atau yang
berpotensi rusak atau tergambarkan seperti itu.
Dari definisi ini dapat ditarik tiga kesimpulan, yakni: nyeri merupakan suatu
pengalaman emosional berupa sensasi yang tidak menyenangkan. Nyeri
terjadi karena adanya suatu kerusakan jaringan yang nyata seperti luka pasca
bedah atau trauma akut, dan nyeri terjadi tanpa adanya kerusakan jaringan yang
nyata seperti nyeri kronik atau proses penyembuhan trauma lama, nyeri post
herpetic, phantom atau trigeminal.
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik
B. Sasaran
1. Program : Ibu Post Partum
2. Penyuluhan : Di Ruang VK Puskesmas Pahandut
C. Tujuan
1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan atau penyuluhan
kesehatan selama 5 menit di harapkan klien dapat
mengetahui dan memahami tentang Nyeri
2. Tujuan Khusus : Mampu memahami pengertian Nyeri
Mampu memahami Penyebab Nyeri
Mampu memahami tanda dan gejalaNyeri
Mampu memahami cara mengatasi Nyeri
D. Materi : Manajemen nyeri
E. Metode : Ceramah, dan tanya jawab.
F. Media : Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan : 5 Menit
1. Hari/Tanggal : Jumat, 29 September 2021
2. Pukul : 14-00 WIB - selesai
3. Alokasi Waktu : 5 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan : 1 Menit Ceramah
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan dari
tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
4. Kontrak waktu penyampaian
materi
2 Pelaksanaan : 3 Menit Ceramah
Menjelaskan tentang :
1. Pengertian Nyeri
2. Penyebab Nyeri
3. Tanda dan gejala Nyeri
4. Cara mengatasi Nyeri
3 Tanya Jawab : 1 Menit Ceramah
1. Mengevaluasai kembali
materi yang sudah dijelaskan
dengan bertanya kepada
peserta penyuluhan.
4 Penutup : 1 Menit Ceramah
1. Mengucapkan terimakasih
2. Membagikan leaflet

H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Maulana Reza Mahendra
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Jeffri Rosadi
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Memperagakan cara memotong kuku yang baik dan benar
4. Mengucapkan salam penutup
3) Dokumentasi : Istiyani Lotina Lilit
1. Mengambil foto saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan
2. Bertanggung jawab menyimpan semua data dokumentasi yang berupa
gambar atau foto
H. TEMPAT
Setting Tempat
1. Setting Tempat :

Keterangan:

: Moderator dan Leader

: Peserta

: Dokumentasi
PENGERTIAN NYERI  Biasanya brlnsung hingga 6 bulan
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, atau lebih
Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
baik ringan maupun berat. 1. Usia
2. Jenis kelamin
(6) Distraksi Intelektual
3. Kultur (budaya)
Contohnya :
4. Makna Nyeri
 Mengisi TTS
5. Ansietas
6. Pengalaman masa lalu
7. Pola koping
8. Support keluarga dan social
Tipe Nyeri
1. Nyeri akut Teknik Manejemen nyeri
(7) distraksi Pernapasan
 Biasaya diikuti kerusakan
2) Teknik Distraksi (pengalihan) Cara :
jaringan,  Pengalihan pada hal-hal lain 4) Fokus pada 1 objek
 seperti kecelakaan, patah sehingga lupa terhadap nyeri 5) Hirup napas melalui
yang sedang dirasakan. hidung, dalam hitungan 1
tulang,dll
Terbagi menjadi beberapa : – 4 (dalam hati).
 Jangka waktunya pendek (kurang
(5) pengalihan visual 6) Keluarkan napas melalui
dari 6 bulan) Contoh : mulut, sambil berhitung
2. Nyeri kronis (c) menonton tv, membaca koran (1 – 4 dalam hati)

 biasanya kpenyakit trus menerus


(d) Distraksi pendengaran 7) Bisa dilakuak bersamaan
Contoh : dengan masase/pijitan.
spti kanker, peradangan pada (e) Mendengarkan musik, radio,
sendi, dll. dll
(f) Berbincang – bincang dengan
 Bersifat : kadang2 , terbatas,
orang lain
dan menetap.
3) TEKNIK RELAKSASI 10 : Nyeri sangat berat.

Menejemen Nyeri

3 Hal penting dalam teknik


relaksasi :
 Posisi yang tepat
Cara mengatasi Nyeri
 Pikiran beristirahat
 Lingkungan yang tenang 1. Mengurangi factor yg dapat
Langkah relaksasi : menambah nyeri :
 Anjurkan menarik nafas dalam
a. Ketidak percayaan orang lain
 Perlahan lahan udara dihembuskan
sambil melemaskan otot-otot tangan, b. Kesalahpahaman pasien
Disusun Oleh :
kaki, perut, dan punggung, tentang nyerinya
 ulangi hal yang sama sambil Kelompok 2
c. Ketakutan terhadap bahaya
berkonsentrasi hingga didapat rasa
nyaman, tenang, dan rileks. nyeri

d. Kelelahan
Skala Nyeri e. Kebosanan
0 : tidak nyeri
2. Pemberian obat analgetik
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
1-3 : Nyeri Rngan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI
3. Pemberian simulator listrik
PROFESI NERS
4-6 : nyeri sedang TA 2021/2022
7-9 : Nyeri berat
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai