oleh:
KELOMPOK 2B
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kesehatan tidak hanya meliputi aspek
medis, tetapi juga aspek mental dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan. Kesehatan secara kompleks sebagai kesehatan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Kesehatan merupakan suatu alat untuk hidup secara produktif (Maulana, 2015).
Menurut undang-undang RI. No. 23 tahun 2012 tentang kesehatan, sehat adalah suatu
keadaan sejahtera mulai dari jasmani, rohani dan sosial ekonomi yang memungkinkan untuk
setiap orang hidup produktif. Status kesehatan menjadi indikator pembangunan nasional yang
diupayakan oleh pemerintah. Pengertian sehat lebih mengutamakan pada konsep sehat-
produktif, yaitu sehat sebagai sarana untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya
kesehatan harus diarahkan agar setiap penduduk dapat memiliki kesehatan yang cukup dan
dapat hidup produktif (Gazali, 2014)
Lanjut usia adalah bagian proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tibatiba menjadi
tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini
normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada
semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
Lansia merupakan suatu proses alamiah yang ditentukan oleh Tuhan Maha Esa. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hitup manusia yang
terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami keuduran fisik, mental dan social secara bertahap.
(Azizah, 2011)
Salah satu penyakit atau keluhan yang saat ini mengganggu produktivitas masyarakat adalah
penyakit hiperkolesterolemia, yaitu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar lemak
dalam darah. Penyakit hiperkolesterolemia menimbulkan rasa nyeri kepala, nyeri punggung,
dan kesemutan pada ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Nyeri yang disebabkan
penyakit hiperkolesterolemia dapat mengganggu aktivitas seharihari dan produktivitas kerja,
tak jarang penderita mengalami depresi karena kualitas dan produktivitasnya menurun drastis
(Khomsan dan Harlinawati, 2016).
Menurut Dian (2017) Kolesterol merupakan faktor risiko hipertensi yang dapat diubah, maka
semakin tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya
hipertensi.Kadar kolesterol darah tinggi banyak dialami oleh penderita hipertensi. Pernyataan
ini diperkuat oleh berbagai penelitian di Amerika yang menyatakan hubungan antara kadar
kolesterol dan tekanan darah tinggi( Harefa, et al., 2009). Tekanan darah meningkat
dikarenakan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang berlebihan (Susilo, et
al., 2011).
Terlalu banyak kolesterol dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung,
terutamam serangan jantung atau strok. Proses transportasi kolesterol dalam darah akan
mengalami gangguan saat kadar kolesterol terlalu tinggi. Kolesterol yang berlebihan dapat
menumpuk pada saluran pembuluh darah sehingga menganggu kelancaran distribusi darah
kebagian- bagian tubuh yang membutuhkanya (Wulandari, 2013) Kolesterol dan hipertensi
banyak diderita oleh para lansia dikarenakan faktor usia yang semakin lama badan akan
semakin malas digerakkan, sehingga kolesterol didalam tubuh akan menumpuk dihati, oleh
sebab itu dibutuhkan gerak yang seimbang antara pola makanan dan olahraga agar para
lansia terhindar dari kolesterol berlebih, terutama penyakit yang dapat membunuh manusia
dalam sekejap yaitu penyakit jantung dan lain lain (Sutanto, 2012).
Kadar kolesterol darah cenderung meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Hal inilah
yang menyebabkan lansia sangat rentan mengalami peningkatan kadar kolesterol. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol lansia antara lain pola makan yang tidak dijaga
seperti sering mengonsumsi makanan mengandung gorengan dan makanan berlemak tinggi.
Kadar kolesterol juga dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga, gaya hidup
seperti merokok juga dapat menjadi penyebab meningkatnya kadar kolesterol jahat.
(Bangun,2010)
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
pemberdayaan masyarakat poksus lansia di Desa Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang.
Bagaimana proses pemberdayaan manusia lanjut usia dalam kemandirian melalui posyandu
lansia di kelurahan plalangan Desa Kendalpayak?
1.1.1 Bagaimana hasil pengkajian data (tabulasi dan visualisasi data) Desa Kendalpayak?
1.1.2 Bagaimana diagnose masalah (analisis data, masalah kesehatan, skala prioritas) dari data
yang didapatkan di Desa Kendalpayak?
1.1.3 Bagaimana perencanaan pemberdayaan masyarakat poksus lansia di Desa Kendalpayak?
1.1.4 Bagaimana pelaksanaan untuk pemberdayaan masyarakat poksus lansia di Desa
Kendalpayak?
1.1.5 Bagaimana pelaksanaan dari pemberdayaan masyarakat poksus lansia di Desa
Kendalpayak?
1.1.6 Bagaimana rencana tindak lanjut (RTL) dari pemberdayaan masyarakat poksus lansia di
Desa Kendalpayak?
1.3.1 Untuk mengetahui hasil pengkajian data (tabulasi dan visualisasi data) di Desa
Kendalpayak
1.3.2 Untuk mengetahui diagnose masalah (analisis data, masalah kesehatan, skala
prioritas) dari data yang didapatkan di Desa Kendalpayak
1.3.6 Untuk mengetahui rencana tindak lanjut (RTL) dari pemberdayaan masyarakat
poksus lansia di Desa Kendalpayak
Secara teoristis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan
sumbangsih pemikiran pada pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan lanjut usia
dalam upaya mencapai kemandirian lanjut usia.
a. Bagi lansia
Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi lansia mengenai program pemberdayaan
lanjut usia di posyandu lansia.
Dari penelitian ini dapat memberi informasi kepada posyandu mengenai program pemberdayaan
lanjut usia yang dibutuhkan untuk lanjut usia.
c. Bagi Mahasiswa
Dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan juga referensi tentang pemberdayaan lanjut
usia melalui posyandu lansia.
1.5 Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini, penegasan istilah dalam dimaksudkan agar langkah selanjutnya tidak
menyimpang dari obyek penelitian dan menimbulkan salah pengertian terhadap penelitian yang
dilakukan. Penulis membatasi ruang lingkup dalam penelitian sebagai berikut:
Lanjut usia di definisikan sebagai bagian dari proses tumbuh kembang dan merupakan proses
berkelanjutan secara ilmiah. Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lansia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Kelurahan Plalangan
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Proses pembelajaran masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat
berperan aktif dalam pembangunan dan bertujuan menemukan alternatif baru dalam
pembangunan. Didorong untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan kehidupan
mereka.
Posyandu Lansia di definisikan sebagai pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut yang
berada disuatu wilayah tertentu yang telah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka dapat pelayanan kesehatan. kegiatan dari posyandu lansia meliputi preventif,promotif,
kuratif, dan rehabilitative. yang dimaksudkan kesehatan yang bersumberdaya dari masyarakat
oleh masyarakat dan inisiatif kebutuhan masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh
masyarakat yang dikhususnya untuk kesehatan lansia. Posyandu lansia lestari yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah tempat terjadinya pemberdayaan lanjut usia, yang berada di Desa
Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang.
BAB II
PEMBAHASAN
B. MASALAH KESEHATAN
Riwayat
Penyakit 1th Penyakit Saat Ini
No Nama Penyakit
Terakhir (Keluhan)
Keturunan
1. Azwar Effendi Kolesterol Hipertensi Sulit tidur
2. Harri Priyatno Jantung - Jantung
3. Tasmiah Kolesterol - Nyeri Sendi
R.Gatot Setyo Kolesterol
4. - -
Budi
Atim Kolesterol Nyeri sendi dan Pusing
5. -
Hipertensi
Slamet Kaki dan tangan sering
6. Kolesterol -
kesemutan,
Sutiah Kolesterol Kolesterol Kolesterol dan Gastritis
7. Anemia
Hipertensi
8. Boiman - - Penglihatan mulai kabur
9. Moch. Holis A. Liver - Liver
10. Poniran Diabetes - Pusing
11. Giman - - Lutut sakit
C. POLA PERILAKU KESEHATAN
NO NAMA Makan Asin Makan atau Makan Berlemak Makan Tinggi Minum Kopi >1
Minum Manis atau Gorengan Purin Gelas Sehari
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 A. √ √ √ √ √
Effendi
2 Hari √ √ √ √ √
Priyatno
3 Tasmiah √ √ √ √ √
4 R. Gatot √ √ √ √ √
5 Atim √ √ √ √ √
6 Slamet √ √ √ √ √
7 Sutiah √ √ √ √ √
8 Boiman √ √ √ √ √
9 M. √ √ √ √ √
Holis
10 Poniran √ √ √ √ √
11 Giman √ √ √ √ √
∑ 8 3 7 4 9 2 6 5 7 4
8/11 3/11 7/11 4/11 9/11 2/11 6/11 5/11 7/11 4/11
X100% X100% X100% X100% X100% X100% X100% X100% X100% X100%
% 73% 27% 64% 36% 82% 18% 55% 45% 64% 36%
Lanjutan
Ket B C K B C K B C K B C K B C K B C K
1 A. Effendi
2 Hari Priyatno
3 Tasmiah
4 R. Gatot
5 Atim
6 Slamet
7 Sutiah
8 Boiman
9 M. Holis
10 Poniran
11 Giman
∑ 6 5 6 4 1 7 4 7 4 5 6 2 3 6
4 3 6 3 5 5
55 55 9 64 36 45 18 27
% 5 6 4 6 5 5
% % % % % % % %
% % % % % %
Tabel distribusi frekuensi pola perilaku konsumsi makanan manis kelompok khusus lansia
tingkat 2B, kelompok 2B.
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Mengkonsumsi 7 64% 7
2. Tidak Mengkonsumsi 4 36% 4
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola perilaku konsumsi makanan berlemak kelompok khusus lansia
tingkat 2B, kelompok 2B.
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Mengkonsumsi 9 82% 9
2. Tidak Mengkonsumsi 2 18% 2
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola perilaku konsumsi makanan tinggi purin kelompok khusus
lansia tingkat 2B, kelompok 2B.
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Mengkonsumsi 6 55% 6
2. Tidak Mengkonsumsi 5 45% 5
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola perilaku konsumsi minum kopi kelompok khusus lansia
tingkat 2B, kelompok 2B.
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Mengkonsumsi 7 64% 7
2. Tidak Mengkonsumsi 4 36% 4
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola perilaku merokok kelompok khusus lansia tingkat 2B,
kelompok 2B .
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Mengkonsumsi 6 55% 6
2. Tidak Mengkonsumsi 5 45% 5
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola pemanfaatan pelayanan kesehatan kelompok khusus lansia
tingkat 2B, kelompok 2B .
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Periksa ke Puskesmas/RS 6 6% 9
2. Periksa ke Posyandu Lansia 5 5% 2
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola perilaku mengkonsumsi obat-obatan bebas kelompok khusus
lansia tingkat 2B, kelompok 2B .
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Mengkonsumsi 1 9% 1
2. Tidak Mengkonsumsi 10 91% 10
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola minum kelompok khusus lansia tingkat 2B, Kelompok 2B.
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Baik 6 55% 6
2. Cukup 4 36% 4
3. Kurang 1 9% 1
Total 11 100% 11
Tabel distribusi frekuensi pola BAB kelompok khusus lansia tingkat 2B, Kelompok 2B.
Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Baik 7 64% 7
2. Cukup 4 36% 4
3. Kurang 0 0% 0
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola BAK kelompok khusus lansia tingkat 2B, Kelompok
2B. Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Baik 7 64 % 7
2. Cukup 4 36% 4
3. Kurang 0 0% 0
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola tidur kelompok khusus lansia tingkat 2B, Kelompok
2B. Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Baik 5 45% 5
2. Cukup 6 55% 6
3. Kurang 0 0% 0
Total 11 100 % 11
Tabel distribusi frekuensi pola olahraga kelompok khusus lansia tingkat 2B, Kelompok
2B. Total anggota kelompok lansia : 11 lansia
No. Kategori Frekuensi Presentase (%) Jumlah
1. Baik 2 18% 7
2. Cukup 3 27% 3
3. Kurang 6 55% 6
Total 11 100 % 11
FORMAT ANALISIS DATA PRAKTIK PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT POKSUS LANSIA
Nama Masyarakat : Posyandu Lansia, Desa Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab.
Lampiran :
Keterangan :
2. Skor yang diperoleh dikalikan ke kanan : skor perhatian masyarakat x skor poin prevalensi
x skor tingkat bahaya x store kemungkinan untuk di kelola = Nilai total
A. Latar belakang
Seiring bertambahnya usia berbagai permasalahan muncul tanpa dapat di cegah. Salah
satunya merupakan masalah kesehatan yaitu panca indera yang terganggu, daya ingat yang
semakin berkurang, dan berbagai masalah penyakit mulai muncul. Faktor kurangnya
aktivitas fisik seperti berolahraga menyebabkan mulainya muncul permasalahan kesehatan
seperti obestitas, hipertensi, kolesterol, dsb.
Penimbunan lemak yang berlebih tanpa diselingi dengan pergerakan yang teratur
menyebabkan kekurangan energi pada tubuh sehingga kinerja otot didalam tubuh akan
berkurang. Maka dari itu, faktor kurangnya berolahraga nyatanya mempengaruhi kadar
kolesterol dari dalam tubuh. Karena banyak lansia yang mengalami gangguan sirkulasi
darah yang tidak lancar serta gangguan metabolisme yang berakibat pada kolesterol tinggi.
Masyarakat umumnya masih menganggap kolesterol tinggi pada lansia itu hal yang
biasa. Kolesterol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan pada berbagai fungsi tubuh. Selain itu juga kolesterol diduga
bertanggung jawab atas peningkatan stress. Salah satu masalah utama pada pengidap
kolesterol adalah bahwa dampak yang di temukan 80% pasien meninggal mendadak akibat
serangan jantung, dan 50%-nya tidak menampakkan gejala sebelumnya.
Kejadian kolesterol pada kelompok lansia selain berhubungan dengan karena faktor
usia, juga karena jenis kelamin, adanya riwayat kolesterol sebelumnya, asupan makanan
berlemak dan berkolesterol tinggi (pola makan), aktivitas fisik, tingkat pendidikan,
pekerjaan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan juga status merokok yang masih aktif pada usia
lanjut.
B. Tujuan :
1. Tujuan umum
Untuk menurunkan angka penderita kolesterol khususnya pada lansia di daerah
Kendalpayak, kec Pakisaji. maka diperlukan pembentukan program Pengawasan dan
Edukasi Keluarga Lansia Penderita Kolesterol dalam keluarga. dengan harapan dapat
mendukung tercapainya kegiatan pemberdayaan pada keluarga terutama pada lansia
penderita kolsterol.
2. Tujuan khusus
a.) Untuk Mengetahui, program kegiatan diposyandu lansia di daerah Kendalpayak,
Kec. Pakisaji
b.) Untuk Mengetahui, tingkat kepahaman keluarga mengenai penyakit kolesterol di
daerah Kendalpayak, Kec. Pakisaji.
c.) Untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan
Pengawas Keluarga Lansia Penderita Kolesterol di daerah Kendalpayak, Kec.
Pakisaji.
d.) Untuk Mendukung program kegiatan diposyandu lansia di daerah Kendalpayak,
Kec, Pakisaji.
C. Kegiatan :
: Pengawas dan Edukasi Keluarga Lansia Penderita
1. Nama Kegiatan Kolesterol.
2. Melakukan rapat bersama kader terpilih untuk dapat membentuk susunan dan sistem
kerja
7. Merencanakan program dari hasil wawancara dengan para lansia dan kader
8. Melaksanakan program
E. Lampiran :
1.) Materi
a.) Definisi Kolesterol
Kolesterol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya
di dalam tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan
mengganggu aliran darah. Kolesterol merupakan zat yang diproduksi secara alami
oleh organ hati, tetapi juga bisa ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan,
seperti daging dan susu. Kolesterol diperlukan oleh tubuh untuk membentuk sel-sel
sehat, memproduksi sejumlah hormon, dan menghasilkan vitamin D. Meskipun
penting bagi tubuh, kolesterol dapat mengganggu kesehatan jika kadarnya terlalu
tinggi.
b.) Jenis Kolesterol
1. LDL (Low Density Lipoprotein)Koleterol Jahat
Kolestrol LDL adalah lemak yang disebut lemak jahat karena bisa
menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah
kecil yang menyuplai makanan ke jantung dan otak. Nilai kolestrol LDL yang
optimal dalam darah adalah di bawah 100 mg/dl. Nilai kolestrol LDL 100-129
mg/dl dimasukkan kategori borderline, dan jika di atas 130 mg/dl yang disertai
afktor risiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak berolah raga, dan
atau 160 mg/dl atau lebih, maka segera ke dokter untuk diobati.
2. HDL (High Density Lipoprotein); Kolesterol Baik
Kolestrol HDL disebut lemak yang baik karena bisa membersihkan dan
mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Nilai
kolestrol HDL yang ideal adalah lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk laki-laki,
atau di atas 50 mg/dl untuk perempuan. Penyebab kolestrol HDL yang rendah
adalah kurangnya aktifitas fisik, obesitas, serta kebiasaan merokok dan gaya
hidup yang tidak sehat.
Metode yang kelompok kami pilih untuk melakukan pengawasan serta edukasi
keluarga lansia penderia kolesterol adalah metode ceramah dan tanya jawab.
Ceramah adalah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar,
mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan metode ceramah dan
tanya jawab ini di rasa dapat menjangkau kalangan lansia khususnya pada penderita
kolesterol untuk dapat mengurangi gejala yang dirasa.
2.) Undangan
Kades Kendalpayak
Kepala Puskesmas Pakisaji
Ketua RW
Bidan dan dokter desa Kendalpayak
Kader
3.) Susunan Panitia
- Pengarah : Kepala Desa
- Penanggung Jawab : Kepala Kader Posyandu Lansia
- Ketua Panitia : Aisyah Rohma Mufida
- Wakil : Meilinda Roifa Fatma
- Sekretaris : Wafiatul Fuaddiyah
- Bendahara : Wina Akmila Priyatno
- Seksi Acara : Muhammad Khoirul Mu’adib, Kamiliatun Nisa’
- Seksi Humas : Amallia Al Fitri Yeni
- Seksi Keamanan : Is Ramadhani Septianda
- Seksi Dokumentasi : Titania Eha Aurellia
- Seksi Perlenkapan : Kevin Fitrawan Wiharta
- Seksi Konsumsi : Putri Trisna Rizki
FORMAT PLANNING OF ACTION
(RENCANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT POKUS LANSIA)
Nama Komunitas : Posyandu Lansia, Desa Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab.
Malang
3.1 KESIMPULAN
Seiring bertambahnya usia berbagai permasalahan muncul tanpa dapat di cegah. Salah
satunya merupakan masalah kesehatan yaitu panca indera yang terganggu, daya ingat
yang semakin berkurang, dan berbagai masalah penyakit mulai muncul. Faktor
kurangnya aktivitas fisik seperti berolahraga menyebabkan mulainya muncul
permasalahan kesehatan seperti obestitas, hipertensi, kolesterol, dsb.
Masyarakat umumnya masih menganggap kolesterol tinggi pada lansia itu hal yang biasa.
Kolesterol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan pada berbagai fungsi tubuh. Selain itu juga kolesterol diduga
bertanggung jawab atas peningkatan stress. Salah satu masalah utama pada pengidap
kolesterol adalah bahwa dampak yang di temukan 80% pasien meninggal mendadak
akibat serangan jantung, dan 50%-nya tidak menampakkan gejala sebelumnya.
3.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber terbukti bahwa angka penderita
kolesterol khususnya pada lansia di daerah Kendalpayak, kec Pakisaji masih sangat
tinggi, oleh sebab itu diperlukan pembentukan program Pengawasan dan Edukasi
Keluarga Lansia Penderita Kolesterol dalam keluarga, dengan harapan dapat mendukung
tercapainya kegiatan pemberdayaan pada keluarga terutama pada lansia penderita
kolesterol. Dan juga masyarakat harus lebih memperhatikan cara pencegahan kolestrol
seperti menerapkan pola makan sehat, perbanyak makan sayur, buah-buahan dan
konsumsi ikan, menurunkan berat badan berlebih, berolahraga secara teratur,
menghentikan kebiasaan merokok, dan juga mengonsumsi multivitamin atau suplemen
makanan.
DAFTAR PUSTAKA
JUHARI, 2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Pada Pra Lansia Di
Rt:02/Rw:02 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. 11 MARET 2022
(https://repo.stikesicme-jbg.ac.id/5011/1/Skripsi%20Jamhuri.pdf)
Fadli rizal, 23 Desember 2021, inilah Gejala Kolesterol Tinggi yang Perlu Diwaspadai. 11
MARET 2022(https://www.halodoc.com/artikel/inilah-gejala-kolesterol-tinggi-yang-perlu-
diwaspadai)
Halodok kemenkesri, 2021 Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
(https://www.alodokter.com/kolesterolhttps://krakataumedika.com/info-media/artikel/kolesterol-
tinggi-gejala-penyebab-dan-pencegahan)