Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH ABILITY DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP

PERILAKU INOVATIF DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP


BEHAVIOR (Studi pada Tenaga Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)
di Politeknik Negeri Malang)

Candra Riani, Endang Siti Astuti, Hamidah Nayati Utami


Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
Email: anikmoelyo@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji pengaruh ability dan iklim organisasi terhadap perilaku inovatif dan
organizational citizenship behavior. Variabel bebas dalam peneltian ini adalah variabel abilty (X1) dan
variabel iklim organisasi (X2) sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku inovatif
(Y1), organizational citizenship mbehavior (Y2). Lima hipotesis diformulasikan terkait dengan tujuan
penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif data dan merupakan jenis penelitian
eksplanatori. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dari 26 kuesioner yang
disebar dan semuanya kembali. Untuk menguji hipotesis dilakukan pengujian analisis jalur dengan
menggunakan SmartPartial Least Square. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan pengujian uji
validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa abilty berpengaruh signifikan terhadap
organizational citizenship behavior selainp itu ability juga berpengaruh signifikan terhadap perilaku
inovatif. Sementara ditemukan bahwa iklim organisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap perilaku
inovatif dan juga organizational citizenship behavior. Sedangkan untuk perilaku inovatif juga
berpengaruh tidak signifikan terhadap organizational citizenship behavior.

Kata Kunci: Ability, Iklim Organisasi, Perilaku Inovatif, Organizational Citizenship Behavior.

ABSTRACT

This study examines the influence of ability and organizational climate and organizational innovative
behaviour towards citizenship behavior. Free variables in the peneltian this is the abilty of the variable
(X 1) and organizational climate variables (X2) while the variable is bound in this research are
innovative behaviour (Y1), organizational citizenship behavior (Y2). The five hypotheses formulated
related research objectives. This research uses a quantitative approach to data and research is a kind
of eksplanatori. Data collection is done using questionnaires, from 26 questionnaires presented and
everything back. To test the hypothesis testing done path analysis using Least Square SmartPartial.
Before the test is done hypothesis testing test validity and reliability. The results of this research show
that abilty influential significantly to organizational citizenship behavior in addition to this ability also
has significantly to innovative behavior. While it was found that the Organization's influential climate
not significantly to innovative behavior and also organizational citizenship behavior. As for innovative
behaviour also has not significantly to organizational citizenship behavior.

Keywords: Ability, Organizational Climate, Innovative Behavior, Organizational Citizenship


Behavior.

24
A. PENDAHULUAN
Kemampuana merupakan kapasitas kebijakan sumber daya manusia (SDM) yang
seseorang dalam pekerjaan yang terbentuk diterima oleh anggota organisasi. Perlu
antara lain mengeluarkan ide-ide kreatif, diketahui bahwa setiap organisasi akan
berkomunikasi, being a team player, memiliki iklim organisasi yang berbeda.
kecakapan, perencanaan kerja, analyzing Keanegaraman pekerjaan yang dirancang
problem dan self management (Byham, 1996:5- didalam organisasi, atau sifat individu yang
19). Kemampuan ini diduga sebagai proses ada akan menggambarkan perbedaan tersebut.
memperkaya kemampuan seseorang untuk De Jong (2007) menyatakan perilaku
bekerja. Oleh karena itu, organisasi perlu untuk inovatif bekerja di tiga tingkat yaitu "tingkat
mengidentifikasi kunci kemampuan karyawan individu, kerja kelompok tingkat, tingkat
yang akan mengarah ke keberhasilan dan harus organisasi" dan kategori faktor lingkungan
memiliki kemampuan tertentu yang akan (iklim). Manajemen organisasi memiliki
membuat karyawan memiliki nilai tambah yang kekuatan yang berpengaruh pada karakteristik
berharga untuk organisasi. organisasi dan kelompok fitur antara kategori
Inovasi itu sendiri merupakan proses ini. Välimäki, Niskanen, Tervonen dan Laurila
pengembangan ide-ide baru yang dapat (2004) menyatakan bahwa inovasi "strategis,
dilaksanakan oleh sebuah organisasi, misalnya budaya, sosial dan managerial issue." Yeung,
sebagai produk baru atau proses baru. Sebagai Lai dan Yee (2007) menjelaskan dua
dasar dari proses ini terletak pada penciptaan pendekatan yang berbeda dalam manajemen
ide. Organisasi harus kreatif untuk organisasi. Sementara satu menekankan aspek-
menghasilkan ide-ide asli dan organisasi hanya aspek yang nyata, yang lain menekankan
bisa melakukan itu, dengan memberikan aspek-aspek tidak berwujud yang termasuk
karyawan iklim yang mengakui kebutuhan inovasi. Karena memastikan bahwa pekerja
untuk terus-menerus melahirkan ide dan menunjukkan perilaku inovasi dalam
memungkinkan karyawan untuk menjadi organisasi dalam lingkup pengaruh
kreatif. Amabile et al (1996) tersedia model manajemen, yang mana manajemen harus
konseptual penilaian yang mendasari persepsi melaksanakannya dengan menciptakan iklim
lingkungan kerja untuk kreativitas. organisasi yang tepat untuk berinovasi.
Inovasi tidak hanya dipengaruhi oleh Hal ini diperlukan agar iklim organisasi
kemampuan dari karyawan tersebut, namun dapat mendorong karyawan untuk
juga dipengaruhi oleh iklim organisasi. menunjukkan perilaku inovasi. Memotivasi
Manajer harus membuat iklim organisasi yang untuk menjaga inovasi karyawan adalah
mempromosikan perkembangan kemampuan penting untuk mengaktifkan dan
yang diperlukan untuk berinovasi. Literatur mempertahankan iklim inovasi. Memberikan
manajemen melaporkan bahwa beberapa kesempatan belajar yang berbeda untuk
praktek manajerial mendukung pengembangan menjadi produktif dan mengembangkan ide-
kemampuan dan memiliki efek positif pada ide baru dan toleransi kegagalan dan
inovasi dan kinerja organisasi. Secara khusus, memberdayakan karyawan dalam praktek
para peneliti menunjukkan bahwa administratif yang penting dan berguna dalam
pemberdayaan karyawan adalah faktor kunci organisasi untuk menciptakan iklim organisasi
untuk inovasi (Brunetto dan Farr-Wharton, yang cocok untuk membina perilaku inovasi
2007; Ertürk, 2012; Fernandez dan (Solomon, Winslow dan Tarabishy, 1998).
Moldogaziev, 2013). Praktek ini memotivasi Crespell (2007:58) menyimpulkan manajer
karyawan untuk berbagi ide-ide inovatif dapat memupuk inovasi melalui iklim yang
mereka dan menggunakan keterampilan mendukung inovasi. Untuk memupuk inovasi
mereka untuk memberikan kontribusi bagi melalui iklim organisasi, iklim tersebut harus
keberhasilan perusahaan. memiliki beberapa karakteristik seperti
Iklim organisasi merupakan lingkungan "kekompakan tim (alignment), pengawas
yang dihadapi organisasi dan harus dorongan dan otonomi." Çekmecelioğlu
dipertimbangkan dalam pengambilan (2006) menentukan bahwa variabel iklim
keputusan organisasi. Simamora (2004:81) organisasi yang mana terdapat dorongan
disebutkan bahwa iklim organisasi adalah organisasi, dukungan manajemen, dukungan
lingkungan internal atau psikologi organisasi. dari tim dan tantangan pekerjaan memiliki efek
Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan positif pada perilaku inovasi karyawan.

25
Pengetahuan tentang Organizational antara variabel iklim organisasi dan OCB
Citizenship Behaviour (OCB) telah menjadi Pranata Laboratorium Pendidikan di
keharusan dan semakin prioritas bagi Politeknik Negeri Malang.
organisasi. Dari zaman Katz dan Kahn (1966) Iklim organisasi sekolah (institusi
yang memperkenalkan konsep akan perilaku pendidikan) yang kondusif sangat dibutuhkan.
yang positif, kemudian dilanjutkan dengan Apabila iklim sekolah (institusi pendidikan)
penelitian akan kebutuhan terhadap sifat positif, maka OCB akan lebih mudah terwujud
perilaku tersebut dan efeknya pada kinerja sehingga visi dan misi sekolah (institusi
organisasi (Organ, 1988, Podskakoff et al, pendidikan) juga lebih mudah tercapai
2000). Pandangan ini didukung oleh Chaitanya (Aisyah,2009). Selain itu juga guru dan tenaga
dan Tripathi (2001) yang berpendapat, kependidikan yang terlibat di dalamnya
organisasi semakin menyadari bahwa perilaku berperan sebagai suri tauladan bagi para murid
karyawan yang berada di luar ukuran – murid (mahasiswa) di lingkungan sekolah
tradisional kinerja kerja, seperti OCB, (institusi pendidikan) tersebut. Sebagaimana
memegang janji untuk kesuksesan organisasi. tercantum dalam undang – undang sistem
Selain itu, ada bukti bahwa OCB memberikan pendidikan nasional tahun 2003, pasal 40 ayat
kontribusi tidak hanya manfaat bagi organisasi 2 poin c bahwa pendidik dan tenaga
tetapi juga individu karyawan (Podsakoff et al. kependidikan berkewajiban memberi teladan
2009). dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan
Kebutuhan yang semakin berkembang kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
telah memunculkan penyelidikan akan faktor diberikan kepadanya.
yang berkontribusi terhadap OCB. Meskipun Mengacu pada latar belakang di atas
kreativitas dan OCB telah secara langsung peneliti memilih Politeknik Negeri Malang
diukur oleh Alge, et al. (2006), namun secara sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui
spesifik mengenai hubungan antara ability, iklim organisasi, inovasi individu dan
kesempatan untuk berinovasi (yang berbeda Organizational Citizenship Behavior.
dengan kreativitas) dan OCB tetap harus Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat
diidentifikasi. Perilaku inovatif merupakan judul: Pengaruh Ability dan Iklim
salah satu perilaku yang mempengaruhi OCB. organisasi terhadap perilaku inovatif dan
Organizational Citizenship Behavior Organizational Citizenship Behavior (Studi
(OCB) tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pada Tenaga Pranata Laboratorium
inovasi individu saja. Kemampuan kerja Pendidikan (PLP) di Politeknik Negeri
mampu mempengaruhi OCB. Hal ini Malang).
dbuktikan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Oemar (2013) bahwa kemampuan kerja B. LATAR BELAKANG TEORI DAN
berpengaruh positif dan signifikan terhadap HIPOTESIS
OCB karyawan pada Bappeda Kota Kemampuan (Ability)
Pekanbaru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t-test Kemampuan berasal dari kata mampu
sebesar 4,086 dan probabilitas Sig. 0,000, yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan
sedangkan nilai t-tabel sebesar 2,395 dengan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti
signifikansi 0,01. Nilai Korelasi yang kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim
disumbangkan oleh variabel kemampuan kerja Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
terhadap OCB sebesar 0,364 atau 36,4 %. 1989: 552-553). Kemampuan (ability) adalah
Kemudian OCB pula dapat dipengaruhi karakteristik stabil yang berkaitan dengan
oleh iklim organisasi (lingkungan kerja). kemampuan maksimum phisik mental
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015) seseorang (Kreitner, 2005:185). Kemampuan
menunjukan adanya pengaruh positif dan (ability) adalah sifat yang dibawa lahir atau
signifikan terhadap OCB akan lingkungan dipelajari yang memungkinkan seseorang yang
kerja dengan nilai Sig. (0.000<0.050). Namun dapat menyelesaikan pekerjaanya, baik secara
penelitian yang dilakukan oleh Soentoro mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu
(2013) menunjukan sebaliknya. Lingkungan organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik,
kerja berpengaruh tidak siknifikan terhadap tetapi tidak semua memiliki kemampuan untuk
OCB karena memiliki nilai t-value 0,96 < 1,96. bekerja dengan baik. Kemampuan dan
Ini menjadi permasalahan peneliti melakukan ketrampilan memainkan peranan utama dalam
penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh perilaku dan kinerja individu (Soelaiman,

26
2007:112). Kemampuan (ability) adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk
kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas menghasilkan, memperkenalkan dan
dipelajari yang diperlukan untuk mengaplikasikan hal-hal baru, yang
menyelesaikan suatu tugas (Mc Shane dan bermanfaat dalam berbagai level organisasi.
Glinow, 2007:37). Stephen P. Robbins dan De Jong (2007) mendefinisikan perilaku
Timonthy A. Judge (2009: 57) menerangkan inovasi sebagai aktivitas individu yang
bahwa kemampuan (ability) berarti kapasitas bertujuan untuk memperkenalkan ide-ide baru
seorang individu untuk melakukan beragam dan berguna yang berhubungan dengan proses,
tugas dalam suatu pekerjaan. Pernyataan produk ataupun prosedur. Beberapa peneliti
tersebut diperkuat kembali oleh Stephen P. menyebutnya sebagai shop-floor
Robbins dan Timonthy A. Judge (2013: 87) innovation (e.g., Axtell et al., 2000 dalam De
bahwa kemampuan intellegent adalah Jong dan Den Hartog, 2003). Berdasarkan
kemampuan yang dibutuhkan untuk beberapa pengertian di atas maka dapat
melakukan aktivitas mental berpikir, disimpulkan perilaku inovasi merupakan
pertimbangan, dan solusi masalah. Dari serangkaian aktivitas individu berkaitan
beberapa pendapat pengertian yang dengan generasi ide, menciptakan dukungan
dikemukakan oleh para ahli tersebut maka bagi organisasi dan membantu pelaksanaan
dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah organisasi. Karyawan yang inovatif memiliki
kesanggupan atau kecakapan dan kapasitas unggul dalam bekerja. Hal tersebut menjadi
seorang individu dalam melakukan aktivitas nilai tambah karyawan di dalam organisasi.
mental berfikir, memberikan pertimbangan Organizational Citizenship Behavior (OCB)
serta memberikan solusi atas masalah yang Castro et al. (2004) menyimpulkan
terjadi. bahwa OCB merupakan suatu perilaku
Iklim Organisasi karyawan yang dikerjakan diluar dari yang
Simamora (2004:81) disebutkan bahwa iklim disyaratkan oleh organisasi, OCB merupakan
organisasi adalah lingkungan internal atau suatu perilaku secara sukarela yang dilakukan
psikologi organisasi. Luthans (2008:132) karyawan, OCB merupakan perilaku yang
menjelaskan bahwa iklim organisasi adalah secara langsung tidak mendapat imbalan
lingkungan internal organisasi. Litwin dan secara formal, OCB merupakan perilaku untuk
Stringer (dalam Wirawan, 2007: 121), iklim meningkatkan kinerja organisasi dan
organisasi merupakan suatu konsep yang mewujudkan keberhasilan organisasi. Robbins
melukiskan sifat subjektif atau kualitas iklim (2009) mendefinisikan OCB sebagai perilaku
organisasi. Donnelly (dalam Hendrawati kebebasan untuk memilih perilaku yang tidak
2002:6) iklim organisasi adalah serangkaian menjadi bagian dari kewajiban formal seorang
sifat lingkungan kerja yang dinilai langsung karyawan dan tidak diatur oleh sistem
tidak langsung oleh karyawan yang dianggap penghargaan formal namun mendukung tujuan
menjadi kekuatan utama dalam organisasi secara efektif. Maka dapat ditarik
menmpengaruhi perilaku karyawan. Menurut kesimpulan bahwa OCB merupakan perilaku
Schneider (2012) iklim organisasi menunjuk individu yang tidak secara langsung atau
pada gaya material yang mempengaruhi eksplisit dapat dikenali dalam suatu sistem
pandangan anggota mengenai nilai dan tujuan kerja yang formal, dan yang secara agregat
organisasi.Berdasarkan beberapa pendapat di mampu meningkatkan efektivitas fungsi
atas mengenai iklim organisasi, maka dapat organisasi.
ditarik kesimpulan bahwa iklim organisasi Hipotesis
merupakan merupakan suatu konsep yang H1 : Terdapat pengaruh Ability PLP (X1)
menunjuk pada gaya material yang terhadap Inovasi Individu PLP(Y1).
mempengaruhi pandangan anggota mengenai H2 : Terdapat pengaruh Iklim Organisasi
nilai dan tujuan organisasi. (X2) terhadap Inovasi Individu PLP
Perilaku Inovatif (Y1).
Pengertian perilaku inovatif menurut H3 : Terdapat pengaruh Ability PLP (X1)
Jansen (2000) merupakan serangkaian perilaku terhadap Organizational Citizenship
yang berkaitan dengan generasi ide, Behavior (OCB) (Y2).
menciptakan dukungan bagi organisasi dan H4 : Terdapat pengaruh Inovasi Individu
membantu pelaksanaan organisasi. Wess dan PLP (Y1) terhadap Organizational
Farr (dalam De Jong dan Kemp, 2003) adalah Citizenship Behavior (OCB) (Y2).

27
H5 : Terdapat pengaruh Iklim Organisasi D. HASIL DAN PEMBAHASAN
(X2) terhadap Organizational 1. Path Coefficient
Citizenship Behavior (OCB) (Y2). koefisien jalur dari ability ke perilaku inovasi
memiliki koefisien positif sebesar 0,486.
Koefisien jalur dari ability ke OCB memiliki
koefisien positif sebesar 0,713. Koefisien
jalur dari iklim organisasi ke perilaku inovasi
memiliki koefisien positif sebesar 0,296.
Koefisien jalur dari iklim organisasi ke OCB
memiliki koefisien positif sebesar 0,210,
Sedangkan Koefisien jalur dari perilaku
organisasi ke OCB memiliki koefisien positif
sebesar 0,049.
2. Indirect Effect
Efek tidak langsung dari variabel Ability ke
variabel OCB adalah 0,024. Pengaruh
Gambar 1. Model Hipotesis langsung sebesar 0,713. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
Ability ke OCB memiliki pengaruh tidak
C. METODE PENELITIAN langsung yang lebih kecil dibandingkan
Jenis, Lokasi, Populasi , Sampel Penelitian pengaruh langsung. Efek tidak langsung dari
dan Teknik Pengumpulan Data variabel iklim organisasi ke variabel OCB
Berdasarkan tujuannya, maka penelitian ini adalah 0,015. Pengaruh langsung yang
merupakan penelitian penjelasan sebesar 0,210. Berdasarkan hal tersebut dapat
(explanatory research) dengan menggunakan disimpulkan bahwa variabel iklim organisasi
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini ke OCB memiliki pengaruh tidak langsung
dilaksanakan pada Tenaga Pranata yang lebih kecil dibandingkan pengaruh
Laboratorium Pendidikan (PLP) di langsung.
Politeknik Negeri Malang. populasi yang 3. Total Effect
diambil adalah semua Pranata Laboratorium Efek total dari variabel ability ke OCB adalah
Pendidikan (PLP) Politeknik Negeri Malang 0,737. Nilai Indirect Effect menunjukkan
yang berjumlah 45 orang. Peneliti hasil yang lebih kecil dari pengaruh langsung,
menggunakan teknik sampling jenuh dan kemudian nilai efek total menunjukkan hasil
melakukan teknik pengumpulan data lebih besar dari nilai pengaruh langsung
menggunakan kuesioner dan dokumentasi. (0,737>0,713). Maka dapat dikatakan bahwa
Metode Analisis Data ability memiliki pengaruh yang lebih besar
1. Analisis Deskriptif terhadap OCB secara langsung. efek total dari
Analisis Deskriptif digunakan untuk variabel iklim organisasi ke OCB adalah
menggambarkan karakteristik data yang 0,225. Nilai Indirect Effect (IE) menunjukkan
telah terkumpul. Data tersebut disajikan hasil yang lebih kecil dari pengaruh langsung,
dalam bentuk tabel dan persentase. kemudian nilai efek total menunjukkan hasil
2. Analisis Inferensial lebih besar dari nilai pengaruh langsung
Sugiyono (2004:67) menyatakan (0,225>0,210). Maka dapat dikatakan bahwa
statistik inferensial adalah teknik iklim organisasi memiliki pengaruh yang
statistik yang digunakan untuk lebih besar terhadap OCB secara langsung.
menganalisis data sampel dan hasilnya 4. Evaluasi Model Pengukuran
diberlakukan untuk populasi. Nilai Estimated Model pada uji kecocokan
Analisis Partial Least Square (PLS) model SRMR adalah sebesar 0,141. Hasil
1. PLS Path Model tersebut memberikan indeks kesesuian yang
2. Evaluasi outer model kurang sesuai dengan nilai yang
3. Evaluasi Inner model direkomendasikan yaitu sebesar 0,08. Maka
a. Uji t dapat dikatakan bahwa model pengukuran
b. Koefesien Determinasi (R2) penelitian ini fit model namun bukan dari
c. Predictive Relevance atau Q2 kategori SRMR. Nilai Estimated Model pada
d. Effect Size (f2) uji kecocokan model d_ULS adalah sebesar

28
13,998 p value ≤ 0,05 yaitu sebesar 0,000. memiliki masalah dalam multikolinieritas.
Maka, dapat dikatakan bahwa model Nilai varians faktor inflasi (VIF) pada
pengukuran dalam penelitian ini fit model variabel perilaku inovasi terhadap OCB
dalam kategori d_ULS. memiliki nilai toleransi ≤ 4,0 yaitu sebesar
Nilai Estimated Model pada uji kecocokan 2,088. Maka dapat dinyatakan bahwa
model d_G adalah sebesar 1,323 dan p value hubungan antara variabel perilaku inovasi
≤ 0,05 yaitu sebesar 0,000. Maka, dapat terhadap OCB tidak memiliki masalah dalam
dikatakan bahwa model pengukuran dalam multikolinieritas.
penelitian ini fit model dalam kategori d_G. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Estimated Model pada uji kecocokan Nilai R2 dari variabel Perilaku Inovasi adalah
model NFI tidak diketahui sehingga dapat 0,521 (Moderat) dan Variabel Organizational
disimpulkan bahwa model pengukuran NFI Citizenship Behavior adalah 0,821
tidak sesuai dalam penelitian ini. (Substansial). Hubungan antara Ability dan
Nilai Estimated Model pada uji kecocokan Iklim Organisasi dengan Perilaku Inovasi
model rms Theta adalah sebesar 0,239. bernilai moderat yaitu sebesar 0,521 (52,1%),
Karena nilai yang diperoleh semakin sedangkan antara variabel Ability dan Iklim
mendekati 0, maka dapt dikatakan bahwa Organisasi terhadap OCB bernilai substansial
model pengukuran dalam penelitian ini fit yaitu sebesar 0,821 (82,1%). Sementara
model dalam kategori rms theta. Model sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
pengukuran dalam penelitian ini diketahui tidak diteliti dalam penelitian ini.
telah lulus dalam uji kecocokan model Effect Size (f2)
d_ULS, d_G dan Rms Theta maka dapat Nilai effect size dari variabel Ability terhadap
dinyatakan bahwa model pengukuran dalam Perilaku Inovasi memiliki nilai sebesar 0,261,
konstruk penelitian ini masuk ke dalam atau bisa dikatakan besarnya hubungan antar
kategori fit model atau memiliki model variabel memiliki nilai efek yang besar. Nilai
pengukuran yang sesuai. effect size dari variabel Ability terhadap OCB
Multicollinearity in Reflective Models (VIF) memiliki nilai sebesar 1,195, atau bisa
Nilai varians faktor inflasi (VIF) pada dikatakan besarnya hubungan antar variabel
variabel Ability terhadap variabel perilaku memiliki nilai efek yang besar. Nilai effect
inovasi memiliki nilai toleransi ≤ 4,0 yaitu size dari variabel Iklim Organisasi terhadap
sebesar 1,890. Garson (2016:71) menyatakan Perilaku Inovasi memiliki nilai sebesar
bahwa adalah masalah multikolinieritas jika 0,097,atau bisa dikatakan besarnya hubungan
nilai koefisien faktor varians (VIF) lebih antar variabel memiliki nilai efek yang lemah.
tinggi dari 4,0, Maka dapat dinyatakan bahwa Nilai effect size dari variabel Iklim Organisasi
hubungan antara variabel ablity terhadap terhadap OCB memiliki nilai sebesar 0,119,
perilaku inovasi tidak memiliki masalah atau bisa dikatakan besarnya hubungan antar
dalam multikolinieritas. Nilai varians faktor variabel memiliki efek yang lemah. Serta nilai
inflasi (VIF) pada variabel iklim organisasi effect size dari variabel Perilaku Inovasi
terhadap perilaku inovasi memiliki nilai terhadap OCB memiliki nilai sebesar 0,006,
toleransi ≤ 4,0 yaitu sebesar 1,890. Maka atau bisa dikatakan besarnya hubungan antar
dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel memiliki nilai efek yang sangat
variabel iklim organisasi terhadap perilaku lemah.
inovasi tidak memiliki masalah dalam Predictive Relevance (Q2)
multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai predictive relevance
Nilai varians faktor inflasi (VIF) pada (Q2) sebesar 0,914 atau 91,4 %, sehingga
variabel ability terhadap OCB memiliki nilai model dikatakan memiliki prediktif yang
toleransi ≤ 4,0 yaitu sebesar 2,382. Maka relevan. Nilai predictive relevance
dapat dinyatakan bahwa hubungan antara mengindikasikan bahwa keragaman data yang
variabel ability terhadap OCB tidak memiliki dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar
masalah dalam multikolinieritas. Nilai varians 91,4 %. Sebesar 8,6% dijelaskan oleh variabel
faktor inflasi (VIF) pada variabel iklim lain yang belum terkandung dalam model dan
organisasi terhadap OCB memiliki nilai error.
toleransi ≤ 4,0 yaitu sebesar 2,073. Maka Inner Model Hasil Analisis PLS
dapat dinyatakan bahwa hubungan antara Pengujian inner model bertujuan untuk menguji
variabel iklim organisasi terhadap OCB tidak hipotesis dalam penelitian. Pengujian hipotesis

29
dilakukan dengan menggunakan uji t (tstatistic) Hii, 1998; Patterson et al., 2009). Kemauan dan
pada masing-masing jalur secara parsial. kemampuan individu untuk berinovasi
Pengujian pengaruh antara Ability terhadap memastikan aliran inovasi organisasi.
OCB diperoleh nilai inner loading sebesar Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap
0,713 dengan nilai t-statistic sebesar 3,622 dan Perilaku Inovasi
p-value sebesar 0,000. Nilai t-statistic>1,96 dan Hasil dari penelitian ini menunjukan variabel
p-value <0,05, maka terdapat pengaruh yang Iklim Organisasi berpengaruh tidak signifikan
signifikan antara Ability terhadap terhadap Perilaku Inovasi. Nilai inner loading
Organizational Citizenship Behavior. sebesar 0,296 dengan nilai t-statistic sebesar
Pengujian pengaruh Ability terhadap Perilaku 1,239 dan p-value sebesar 0,210. Nilai t-
Inovasi diperoleh nilai inner loading sebesar statistic >1,96 dan p-value <0,05, maka terdapat
0,486 dengan nilai t-statistic sebesar 1,973 dan pengaruh yang tidak signifikan antara Iklim
p-value sebesar 0,193. Nilai t-statistic > 1,96 Organisasi terhadap Perilaku Inovasi. Hasil
dan p-value <0,05, maka terdapat pengaruh penelitian ini bertentangan dengan pernyataan
yang signifikan antara Ability terhadap dari De Jong (2007:30) yang menyatakan
Perilaku Inovasi. Pengujian pengaruh Iklim bahwa perilaku inovatif bekerja di tiga tingkat
Organisasi terhadap OCB diperoleh nilai inner yaitu "tingkat individu, tingkat kerja kelompok,
loading sebesar 0,210 dengan nilai t-statistic tingkat organisasi" dan kategori faktor
sebesar 1,302 dan p-value sebesar 0,193. Nilai lingkungan. Manajemen organisasi memiliki
t-statistic >1,96 dan p-value <0,05, maka kekuatan yang berpengaruh pada karakteristik
terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara organisasi dan kelompok fitur antara kategori
Iklim Organisasi terhadap OCB. Pengujian ini. Manajemen memastikan bahwa pekerja
pengaruh Iklim Organisasi terhadap Perilaku menunjukkan perilaku inovasi dalam organisasi
Inovasi diperoleh nilai inner loading sebesar serta harus melaksanakannya dengan
0,296 dengan nilai t-statistic sebesar 1,239 dan menciptakan iklim organisasi yang tepat untuk
p-value sebesar 0,210. Nilai t-statistic >1,96 berinovasi.
dan p-value <0,05, maka terdapat pengaruh Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian
yang tidak signifikan antara Iklim Organisasi sebelumnya ialah iklim organisasi. Pada
terhadap Perilaku Inovasi.Pengujian pengaruh penelitian sebelumnya para peneliti mengambil
Perilaku Inovasi terhadap OCB diperoleh nilai lokasi perusahan yang dijadikan sampel adalah
inner loading sebesar 0,049 dengan nilai t- perusahaan yang bergerak dibidang bisnis atau
statistic sebesar 0,239 dan p-value sebesar dengan kata lain perusahaan mencari
0,811. Nilai t-statistic >1,96 dan p-value <0,05, keuntungan (laba). Sedangkan pada penelitian
maka terdapat pengaruh yang tidak signifikan ini, lokasi yang dijadikan sampel adalah
antara Perilaku Inovasi terhadap OCB. organisasi yang bergerak dibidang publik atau
Pembahasan pelayanan. Di dalam organisasi publik terdapat
Pengaruh Ability Terhadap Perilaku Inovasi peraturan dari pemerintah atau stakeholder
Hasil dari penelitian ini menunjukan variable mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) bagi
Ability berpengaruh secara signifikan terhadap setiap pegawai negeri sipil maupun non-
Perilaku Inovasi. Nilai pengaruh Ability pegawai negeri sipil (yang bekerja di dalam
terhadap Perilaku Inovasi diperoleh nilai inner organisasi pemerintah). Karena adanya
loading sebesar 0,486 dengan nilai t-statistic peraturan tersebut, maka perilaku inovasi
sebesar 1,973 dan p-value sebesar 0,193. Hal ini individu dari organisasi pemerintah tidak dapat
diperkuat dengan pendapat bahwa Inovasi sebebas di organisasi yang mencari keuntungan
dipandang sebagai penentu utama keberhasilan (laba). Perilau inovasi yang dapat dilakukan
organisasi dan daya saing (Calantone et al., hanya sebatas pada peraturan dan tupoksi
2002; Neely dan Hii, 1998; Palangkaraya et al., masing-masing individu.
2010; Salaman dan Storey, 2002; Thornhill, Pengaruh Ability Terhadap Organizational
2006). Baru-baru ini organisasi membayar Citizenship Behavior
perhatian mereka dengan sumber daya manusia Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
untuk menghasilkan inovatif perilaku dan antara variable Ability terhadap OCB dengan
akibatnya inovasi (Carmeli et al., 2006; nilai inner loading sebesar 0,713 dengan nilai t-
Patterson et al., 2009; Scott dan Bruce, 1994) statistic sebesar 3,622 dan p-value sebesar
karena inovasi berasal dari ide-ide yang datang 0,000. Nilai t-statistic>1,96 dan p-value <0,05,
dari orang-orang di tempat kerja (Neely dan terdapat pengaruh yang signifikan antara

30
Ability terhadap Organizational Citizenship antara Perilaku Inovasi terhadap OCB. Hasil ini
Behavior. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini bertentangan dengan hasil
hasil penelitian yang dilakukan Aulawi, penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2015)
Govindaraju, Suryadi, dan Sudirman (2009) bahwa perilaku inovatif memiliki perngaruh
menunjukan kemampuan karyawan untuk yang signifikan terhadap OCB. Besar pengaruh
selalu menghasilkan inovasi, merupakan faktor perilaku inovatif terhadap OCB karyawan Bank
kunci bagi suatu perusahaan untuk dapat Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di
bertahan dalam kondisi persaingan yang ketat. Yogyakarta adalh sebesar 86,1%. Sementara itu
Kabasheva, Rudaleva, Bulnina dan Askhtova sisanya merupakan sebesar 13,9% dipengaruhi
(2015) hasil penelitian mengkonfirmasi oleh variabel-variabel lain selain perilaku
kebutuhan sistem pembentukan bahan dan inovatif. Perilaku inovasi di lingkungan
moral stimulasi staf untuk mengambil bagian organisasi publik hanya sebatas pada tupoksi
dalam penciptaan dan realisasi inovasi. Atau para pegawainya. Sehingga para pegawai untuk
dapat dikatakan kemampuan karyawan dapat melakukan OCB cenderung tidak ingin
mempengaruhi inovasi individu. dilakukan. Tidak adanya tunjangan untuk
Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap melakukan OCB yang membuat para pegawai
Organizational Citizenship Behavior kurang memberikan ide inovatif akan
Hasil dari penelitian ini menunjukan variable pekerjaanya. Serta terbatasnya ruang gerak
Iklim Organisasi berpengaruh secara signifikan pegawai dikarenakan adanya peraturan
terhadap Organizational Citizenship Behavior. pemerintah sehingga para pegawai tidak bisa
Nilai inner loading sebesar 0,210 dengan nilai terlepas dari tupoksi masing-masing pegawai.
t-statistic sebesar 1,302 dan p-value sebesar
0,193. Maka terdapat pengaruh yang tidak E. KESIMPULAN DAN SARAN
signifikan antara Iklim Organisasi terhadap Kesimpulan
OCB. Hasil penelitian ini bertolak belakang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan yang diutarakan oleh Organ, Podsakof, dilakukan pada Tenaga Pranata Laboratorium
dan Mackenzie (2006) yang mengatakan bahwa Pendidikan (PLP) di Politeknik Negeri Malang
budaya dan iklim organisasi pada suatu tentang pengaruh ability dan iklim organisasi
organisasi dapat menjadi salah satu faktor terhadap perilaku inovasi dan organizational
penyebab berkembangnya OCB dalam suatu citizenship behavior maka dapat ditarik
organisasi. Budaya dan iklim organisasi dalam beberapa kesimpulan sebagai berikut:
organisasi yang positif mendorong karyawan 1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan
untuk mendukung tujuan organisasi dan menunjukkan bahwa pengaruh antara
mentuntaskan pekejaannya melebihi apa yang Ability terhadap OCB diperoleh nilai inner
telah distandarkan pada uraian deskripsi loading sebesar 0,713 dengan nilai t-statistic
pekerjaan. Variabel iklim organisasi tidak sebesar 3,622 dan p-value sebesar 0,000.
hanya mempengaruhi perilaku inovasi secara Nilai t-statistic>1,96 dan p-value <0,05,
tidak signifikan saja namun juga terjadi pada maka terdapat pengaruh yang signifikan
hasil variabel iklim organisasi terhadap OCB. antara Ability terhadap Organizational
Iklim organisasi yang tidak mendukung pula Citizenship Behavior.
mempengaruhi PLP untuk tidak melakukan 2. Berdasarkan pengujian yang dilakukan
OCB di organisasi. Iklim organisasi yang menunjukkan bahwa pengaruh Ability
bergerak dibidang publik cenderung melakukan terhadap Perilaku Inovasi diperoleh nilai
tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya saja tanpa inner loading sebesar 0,486 dengan nilai t-
melakukan OCB (tugas diluar tupoksi). statistic sebesar 1,973 dan p-value sebesar
Pengaruh Perilaku Inovatif Organisasi 0,193. Nilai t-statistic > 1,96 dan p-value
Terhadap Organizational Citizenship <0,05, maka terdapat pengaruh yang
Behavior signifikan antara Ability terhadap Perilaku
Hasil dari penelitian ini menunjukan variabel Inovasi.
perilaku inovatif berpengaruh tidak signifikan 3. Berdasarkan pengujian yang dilakukan
terhadap Organizational Citizenship Behavior. menunjukkan bahwa pengaruh Iklim
Nilai inner loading sebesar 0,049 dengan nilai Organisasi terhadap OCB diperoleh nilai
t-statistic sebesar 0,239 dan p-value sebesar inner loading sebesar 0,210 dengan nilai t-
0,811. Nilai t-statistic >1,96 dan p-value <0,05, statistic sebesar 1,302 dan p-value sebesar
maka terdapat pengaruh yang tidak signifikan 0,193. Nilai t-statistic >1,96 dan p-value

31
<0,05, maka terdapat pengaruh yang tidak dengan melakukan penelitian di organisasi
signifikan antara Iklim Organisasi terhadap publik dalam jumlah sampel yang lebih banyak
OCB. lagi dan melakukan metode penelitian yang
4. Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperbarui. Dengan demikian hasil yang
menunjukkan bahwa pengaruh Iklim diharapkan dapat mengungkap lebih banyak
Organisasi terhadap Perilaku Inovasi permasalahan dan memberikan temuan-temuan
diperoleh nilai inner loading sebesar 0,296 penelitian yang lebih berarti dan bermanfaat
dengan nilai t-statistic sebesar 1,239 dan p- bagi banyak pihak.
value sebesar 0,210. Nilai t-statistic >1,96
dan p-value <0,05, maka terdapat pengaruh DAFTAR PUSTAKA
yang tidak signifikan antara Iklim Byham. 1996. Competency and
Organisasi terhadap Perilaku Inovasi. Organizational Succes. Pitburg: Monograph
5. Berdasarkan pengujian yang dilakukan Development Dimensions International Press
menunjukkan bahwa pengaruh Perilaku
Inovasi terhadap OCB diperoleh nilai inner Brunetto, Y., and Farr-Wharton, R. 2007. The
loading sebesar 0,049 dengan nilai t-statistic moderating role of trust in SME
sebesar 0,239 dan p-value sebesar 0,811. owner/managers decision-making about
Nilai t-statistic >1,96 dan p-value <0,05, collaboration. Journal of Small Business
maka terdapat pengaruh yang tidak Management, 45(3), 362-387.
signifikan antara Perilaku Inovasi terhadap http://dx.doi.org/10.1111/j.1540-
OCB. 627X.2007.00218.x.
Castro, B.C,. Armario, M.E., And Ruiz, M.D.
Saran 2004. “The Influence Of Employe
Diharapkan dari pihak Tenaga Pranata Organizational Citizenship Behavior On
Laboratorium Pendidikan (PLP) dapat Customer Loyalty. “International Journal Of
mempertahankan serta meningkatkan perilaku Service Industry Management”. Vol. 15 No.
inovatif dengan menciptakan inovasi baik 1, pp.27-53. Emerald Group Publishing
berupa gagasan, ide, produk sehingga akan Limited
meningkatkan perilaku organizational
citizenship behavior dalam Laboratorium Çekmecelioğlu, H.G. 2006. Assessment of
Pendidikan di Politeknik Negeri Malang, relationships between organizational climate,
sehingga pekerjaan tidak hanya terikat pada emotional attachment and creativity: A
tupoksi dan peraturan-peraturan yang diberikan research. Atatürk University Journal of
karena ocb dapat meningkatkan produktivitas Economics and Administrative Sciences, 20
kinerja sebuah organisasi. Diharapkan dari (2), 295-310.
pihak instansi Laboratorium Pendidikan di Ertürk, A. 2012. Linking Psychological
Politeknik Negeri Malang menciptakan iklim Empowerment to Innovation Capability:
organisasi yang bersifat produktif dan kegiatan Investigating the moderating Effect of
birokrasi yang tidak terlalu rumit sehingga Supervisory Trust. International Journal of
membuat iklim organisasi yang bersifat flexibel Business and Social Science, 3(14), 153-165.
namun tetap dalam standar operasional
Fernandez, S., and Moldogaziev, T. 2013.
prosedur sebuah organisasi untuk mencapai
Using employee empowerment to encourage
tujuan organisasi tersebut, karena iklim
Innovative behavior in the public sector.
organisasi yang kaku dan tidak dinamis akan
Journal of Public Administration Research
menyebabkan Tenaga Pranata Laboratorium
and Theory, 23(1),155-187.
Pendidikan (PLP) kurang melakukan kegiatan
http://dx.doi.org/10.1093/jopart/mus008.
organizatinal citizenship behavior. Diharapkan
dari pihak instansi Laboratorium Pendidikan di Organ, D. W., Podsakof, P. M., and Mackenzie,
Politeknik Negeri Malang menciptakan iklim S. B. 2006. Organizational citizenship
organisasi yang terbuka, adil, fleksibel behavior: Its nature, antecedents, and
sehingga Tenaga Pranata Laboratorium consequences. California: Sage Publication
Pendidikan (PLP) dapat menciptakan inovasi-
Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J.
inovasi dalam bekerja untuk mencapai tujuan
B., and Bacharach, D. G. 2000
organisasi agar tercapai. Diharapkan peneliti
Organizational Citizenship Behaviors: A
selanjutnya untuk mengembangkan penelitian

32
Critical Review of the Theoretical and
Empirical Literature and Suggestions for
Future Research, Journal of Management, 26,
513–563.
_______________, Whiting, S. W., Podsakoff,
N. P., and Blume, B. D. 2009. Individual- and
organizational-level consequences of
organizational citizenship behaviors: A meta-
analysis. Journal of Applied Psychology,
94(1), 122-141.
Robbins, Stephen P. 1996. Organizational
Behavior, Concepts, Controversies,
Aplications. 7th Ed, Prentice Hall Inc, New
Jersey, USA.
_______________, and Judge, Timothy A.
2009. Organizational Behavior. 13rd Ed.
USA: Pearson International Edition, Prentice
-Hall.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Ed 3. STIE YKPN.
Yogyakarta.
_______________, 2007. Individual
Innovation: The Connection Between
Leadership And Employees’ Innovative
Work Behavior. Dissertation Faculty of
Economics and Business. University of
Amsterdam.
Yeung, A.C.L., Lai, K-h., and Yee, R.W.Y.
2007. Organizational learning,
innovativeness, and organizational
performance: A qualitative investigation.
International Journal of Production
Research, 45(11), 2459-2477.
doi:10.1080/00207540601020460.

33

Anda mungkin juga menyukai