id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
argumen dan analisis dari hasil penelitian. Landasan teori yang digunakan berasal
sebagaimana penelitian ini yang terdiri dari 3 (tiga) variabel, yaitu budaya
Berbicara tentang budaya dan iklim organisasi dan didalam artikel Denison
(1996) yang berjudul What is The Difference between Organizational Culture and
membahas tentang perdebatan antara budaya dan iklim organisasi karena memiliki
bahwa bahwa pada tigkat permukaan perbedaan antara budaya dan iklim organisasi
akan tampak dengan sangat jelas karena perbedaan aspek interaksi yang terjadi
antar individunya. Tetapi pada tingkat yang lebih dalam ketika seseorang mulai
membandingkan studi pada tiap individu yang membentuk kedua literatur tersebut,
perbedaan ini mulai menghilang. Namun, Denison (1996) ini berpendapat bahwa
salah satu perbedaan paling abadi antara budaya organisasi dan iklim organisasi
bahwa tradisi dan paradigma tentang penelitian ini harus dilihat sebagai perbedaan
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Organizational Performance: Are They Two Sides of the Same Coin? (Idowu, 2017)
membahas ide dan pemahaman konsep budaya organisasi dan kinerja organisasi.
Disebutkan bahwa jika kita dapat mendefinisikan dan memahami konsep budaya
organisasi, maka kita dapat memahami bagaimana hal itu dapat berdampak pada
diterangkan bahwa kinerja merupakan tingkat pencapaian misi di tempat kerja yang
dibangun dari pekerjaan para pegawainya, karena kinerja dari sebuah organisasi
Idowu (2017)) menemukan bahwa tingkat kinerja organisasi yang tinggi paling erat
Setyadi, & Khumaedi, 2017), mereka meneliti tentang pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja pada organisasi kampus atau sektor pendidikan. Dimensi budaya
organisasi yang digunakan adalah model milik Denison (1990) yaitu adaptasi, misi,
peran penting pada kinerja karyawan. Sehingga berdasarkan uraian tersebut maka
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Skvarciany, & Sarkane, 2015), telah meneliti tentang pengaruh budaya organisasi
terhadap iklim organisasi selama proses perubahan. Organisasi yang diteliti adalah
karena pergeseran pasar. Metode analisis yang dipakai menggunakan metode dari
iklim organisasi telah dinilai dan model teoritis telah dikembangkan dari berbagai
pandangan menurut para ahli. Dimensi tersebut adalah adaptasi, misi, konsistensi,
proses perubahan, dimana tiap indikator dalam dimensi budaya organisasi memiliki
adalah indikator budaya organisasi yang paling penting yang dapat memengaruhi
iklim organisasi.
mengkaji tentang faktor – faktor budaya organisasi apa saja yang memengaruhi
iklim organisasi tanpa menilai tentang bagaimana hasil dari kinerja pegawai. Di lain
sisi penelitian dilakukam oleh Radianto dan Sunuharyo (2017) yang berjudul
(Studi pada PT. PG Krebet Baru Malang)” penelitian ini menganalisis pengaruh
iklim organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja, dimana yang menjadi
poinnya adalah bahwa iklim organisasi yang menggunakan model yang digunakan
oleh Litwin dan Stringer (1968) sebagaimana digunakan pula dalam penelitian ini
pegawai serta kondisi tempat mereka bekerja terbentuk melalui budaya organisasi.
Dan juga menyebutkan bahwa adanya budaya dalam suatu organisasi diharapkan
dalam buku yang memiliki judul “Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan
Baik budaya organsasi dan juga iklim organisasi dapat memengaruhi perilaku
Dari uraian tulisan dan penelitian tersebut maka penulis mengambil variabel
“iklim organisasi” yang nantinya digunakan sebagai variabel mediasi atau mediasi
antara budaya budaya organisasi dan kinerja. Dengan variabel bebas atau
kinerja, dan variabel mediasinya adalah iklim organisasi. Landasan teori baik dari
skripsi ini, dan selanjutnya secara singkat dapat dijabarkan dalam matriks berikut:
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Tabel 2.1
Matriks Penelitian Terdahulu
2. A Critical Studi ini menguji Jurnal ini meneliti Jika jurnal ini
Review of pengaruh budaya tentang budaya meneliti tentang
Organizational organisasi terhadap kinerja organisasi yang aspek performansi
Culture on pegawai beserta mempengaruhi kinerja pegawai
Employee evaluasinya yang aspek aspek dari apa yang
Performance menggunakan acuan dari performansi kinerja dipengaruhi oleh
(Narayana, penelitian terdahulu. pegawai, dimana budaya organisasi
2017) Tujuan utama dari terdapat komitmen, secara kritis
penelitian ini untuk efisiensi kelompok, dengan metode
mengidentifikasi dan dan kinerja para evaluasi. Maka
menentukan hubungan pegawainya. dalam skripsi ini
yang kuat antara budaya Seperti halnya hanya meneliti
organisasi dan kinerja dengan skripsi ini tentang pengaruh
pegawai. Hasil dari jurnal meneliti tentang dari budaya
penelitian ini yaitu dari pengaruh dari organisasi pada
sebuah budaya organisasi budaya organisasi kinerja
dapat memainkan peran terhadap kinerja. pegawainya
penting dalam dalam suatu
meningkatkan kinerja instansi organisasi
pegawai, karena budaya dengan
organisasi mengikat semua menambahkan
anggota dan pegawai efek mediasi yaitu
dalam organisasi, dan iklim organisasi.
terbukti dapat
meningkatkan komitmen,
efisiensi kelompok, dan
kinerja para pegawainya.
3. Effect of Jurnal ini meneliti tentang Kajian utama jurnal Apabila jurnal
Organisation pengaruh dari budaya ini adalah tentang penelitian ini
Culture on organisasi terhadap kinerja budaya organisasi hanya melihat
Employee pegawai pada organisasi yang dapat budaya organisasi
Performance in non pemerintah atau mempengaruhi yang dapat
Non organisasi independen, kinerja pegawai, mempengaruhi
Govermental serta memiliki orientasi senada dengan kinerja, maka
Organizations terhadap pelayanan publik skripsi ini dimana dalam skripsi ini
(Anne & khususnya lembaga budaya organisasi penelitian
Lumwagi, 2014) swadaya masyarakat di yang menjadi dilakukan dengan
Kenya. Kesimpulan dari highlight dalam menambahkan
jurnal penelitian ini adalah melihat pengaruh efek mediasi atau
commit to user
budaya organisasi yang ditimbulkan variabel mediasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
dasar dari pandangan serta teori para ahli yang telah dikemukakan, dalam penelitian
ini penulis membuat kerangka baru dimana iklim organisasi dijadikan mediasi
diantara budaya organisasi dan kinerja para pegawai. Yang selanjutnya akan diuji
dari pengaruh langsung diantara ketiga variabel tersebut serta pengaruh tidak
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
B. Tinjauan Pustaka
1. Budaya Organisasi
a. Pengertian
ini diusulkan oleh para sarjana Amerika pada 1980-an. Pettigrew (1979) adalah
dalam teori organisasi (Zhang & Li, 2016). Pettigrew (1979) menunjukkan
kepercayaan, ritual, dan mitos. Tetapi dalam penelitian ini unsur budaya
sebagai komplesitas dari seperangkat nilai, keyakinan, asumsi, dan simbol, yang
Sehingga hal yang baik yang telah dilakukan dalam bekerja cukup dan dianggap
valid, dan oleh karena itu kepada anggota baru dijadikan sebagai bahan
kaitannya dengan masalah yang ada pada organisasi (Schein, 1984). Budaya
organisasi mengacu pada nilai – nilai dan keyakinan yang menyediakan norma
– norma perilaku yang diharapkan akan diikuti oleh pegawai (Schein, 1992).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
seperangkat asumsi implisit yang dibagikan serta diterima dan dipegang oleh
budaya organisasi sendiri adalah seperangkat sistem atau makna bersama yang
dianut, serta ciri yang membedakan dari setiap suatu organisasi terhadap
organisasi lain. Seperangkat sistem atau makna bersama ini, apabila diamati
dihargai dari suatu organisasi. Bagaimana persepsi dari para pegawai sangat
apakah budaya disukai atau tidak dari para pegawai. Sehingga budaya yang terus
tumbuh dan menjadi kuat akan memacu perkembangan kearah lebih baik untuk
organisasi merupakan suatu sistem atau nilai mendasar yang secara bersama
mengatasi masalah eksternal dan internal dalam organisasi, yang nantinya akan
digunakan untuk pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan
organisasi.
b. Fungsi
berkelanjutan jika budaya itu berharga, langka, dan tidak dapat ditiru secara
kekuatan sosial yang sebagian besar tidak terlihat namun sangat kuat. Budaya
koordinasi dan stabilitas (Martin, 1992 dalam (Mueller, 2012)). Ini dapat
sumber daya kritis dan dapat mengefisiensi jika serasi dengan organisasi di mana
ia berakar atau cocok dengan tugas-tugas yang dilakukan. Disamping itu dalam
iklim organisasi.
et al., 1990; Hofstede et al., 2010). Kerangka kerja ini telah secara luas
1995).
sebagai berikut:
2. Misi (Mission) adalah karakterisasi pada tujuan dan arah organisasi dalam
dikembangkan oleh organisasi guna orientasi untuk masa depan. Misi ini
aktivitas mereka sangat terkait dengan tujuan dri organisasi, bahwa mereka
merasa telah diberdayakan, kerja tim harus dihargai dan prioritas dibrikan
penjabaran tentang ke-empat dimensi dari Denison (2012) tersebut, akan dilihat
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Gambar 2.1
Model Kerangka Denison
dari berbagai unsur budaya organisasi yang terjadi, serta dengan mendukung
kinerja organisasi yang baik. Karena ketika pasar atau perubahan eksternal yang
yang baik dan mudah diatur seringakali mengalami kerumitan untuk beradaptasi
Denison (1990). Ada lima elemen utama yang menunjukkan arah utama untuk
berikut:
Tabel 2.2
Dimensi Budaya Organisasi
Parameter Pengarang
Mission:
Arah dan niat strategis; tujuan, sasaran Denison et al. (2004)
dan visi.
Farokhi and Murty (2014);
Involvement:
Shahzad et al. (2013); Jarmillo et
Pemberdayaan; orientasi tim;
pengembangan kemampuan; partisipasi al. (2012); Schiuma (2012);
karyawan dalam proses pengambilan Wang et al. (2011); Denison et
keputusan; otonomi kerja. al. (2004).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
kondisi lokasi penelitian yaitu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo peneliti
akan menggunakan model budaya organisasi dari Iljins et al., (2015) yang
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo sendiri memiliki 3 budaya organisasi yang
1. Service culture
satuan kerja yang didasari oleh arah, tujuan, dan komitmen organisasi.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
service excellent.
2. Risk culture
langkah mitigasi untuk setiap potensi risiko yang dapat terjadi dalam
organisasi.
3. Performance culture
Jika ditelaah lebih lanjut, budaya organisasi yang ada di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Solo dapat diklasifikasi dengan 5 dimensi budaya organisasi yang
digunakan, yaitu:
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Tabel 2.3
Klasifikasi Dimensi dan Aspek Budaya Organisasi di KPw BI Solo
1. Service Culture
a. Adaptability (Adaptasi)
Budaya yang adaptif memilki ciri dimana setiap orang berani mengambil
organisasi, selalu percaya satu dengan yang lain baik tentang kemampuan diri
b. Mission (Misi)
dari fungsi dan tujaun bersama organisasi yang diberikan oleh budaya
tersebut. Aritnya ada dua argumen yang didapat. Pertama, perasaan tentang
misi ini muncul karena ada dan jelasnya harapan kepada pegawai dari
alasan materil. Kedua, karena timbulnya kejelasan arah serta tujuan akhir dari
organisasi yang disebabkan oleh perasaan akan misi ini, akan mempermudah
2. Risk Culture
a. Involvement (Keterlibatan)
berfungsi untuk kebaikan dan keefektifan organisasi itu sendiri. Dari para
dengan tim yang dibangun dalam organisasi, dan sumber daya manusia yang
informal ataupun juga bisa secara formal dna terstruktur. Rasa kepemilikian
dan tanggung jawab diciptakan dari tingkat keterlibatan dan partisipasi yang
b. Consistency (Konsistensi)
integrasi yang bagus pasti akan dimiliki oleh organisasi yang cenderung baik
dan efektif karena didalamnya terdapat budaya yang kuat. Dasar yang efektif
sistem keperacayaan bersama, nilai – nilai dasar, dan simbol dari sebuah
dan situasi yang tidak lazim dapat pula memfasilitasi keefektifan dari
organisasi tersebut.
3. Performance Culture
bekerja. Sehingga para pegawai akan berorientasi pada standar kinerja yang
ditetapkan dan kepercayaan antar tingkatan hirarki akan tumbuh dengan baik.
2. Iklim Organisasi
a. Pengertian
tentang iklim organisasi, belum ada suara bulat pada definisi dan dimensi
(Madhukar & Sharma, 2017). Keragaman pendapat ini telah membuat iklim
organisasi bisa ditelusuri dari tahun 1930-an, yang dimulai dengan gerakan
perhatian mereka dari lingkungan fisik atau perbandingan dari dalam individu
menggunakan teori iklim organisasi harus berasal dari teoretis masing – masing
fenomena sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang skripsi ini.
Peneliti pertama yang memulai studi di bidang ini adalah Kurt Lewin
commit
(1939) pendiri dinamika kelompok to user
yang dalam studinya yang terkenal adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
konsep tentang iklim organisasi, tetapi iklim tersebut gagal dia definisikan.
Lewin, Lippit dan White (1939) membuat referensi dari iklim organisasi dalam
penelitian eksperimental mereka pada iklim sosial meskipun hampir tidak ada
hal apa pun yang mereka kemukakan mengenai kerangka kerja konsepsi atau
fisik seperti bagan hirarki tiap organisasi tetapi juga dalam sikap dan perilaku
sebagai “sekelompok karakteristik yang dapat diukur yang dapat dirasakan oleh
anggota secara langsung atau tidak langsung di lingkungan kerja,” dan sebagai
gambaran faktor lingkungan, ini dapat membantu para peneliti memastikan efek
lingkungan terhadap motivasi karyawan dan kinerja (Jianwei & Yuxin, 2010).
sebuah harapan maupun tentang stereotipe positif dan negatif. Karena pada
baik secara individu maupun kelompok yang tercermin dari sikap dan perilaku
adalah suatu kualitas yang relatif terus menerus berlangsung dari sebuah
mendefinisikan iklim organisasi adalah sebuah konsep yang dilukiskan dari sifat
subyektif atau kualitas dalam internal organisasi. Sementara itu Wirawan (2007)
membuat definisi secara lebih luas dari iklim organisasi, yaitu persepsi tiap
berhubungan dalam mengenai apa yang terjadi secara rutin pada lingkungan
internal organisasi, yang mana hal tersebut dapat memengaruhi sikap dan
perilaku serta kinerja tiap anggota yang kemudian menentukan kinerja dari
organisasi tersebut.
perasaan pegawai yang bekerja dalam organisasi tersebut yang diukur dari
lingkungan kerjanya baik secara langsung ataupun tidak langsung yang mana hal
disimpulkan bahwa, iklim organisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terus menerus, yang mana hal tersebut dapat memengaruhi perilaku mereka
cara dalam organisasi yang telah diterapkan. Selain itu, pada atmosfer
pegawai.
performansinya.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
perlu dilegitimasi ulang oleh orang lain. Tanggung jawab yang tinggi
lebih pede dan percaya diri. Sementara, tanggung jawab yang rendah
4. Support (Dukungan)
dalam organisasi, dan ketika pegawai merasa jika ia akan mudah dalam
5. Identity (Identitas)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
tujuan organisasi.
6. Reward (Penghargaan)
7. Warmth (Keakraban)
8. Conflict (Konflik)
bagaimana menenangkannya.
9. Risk (Risiko)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
jawab.
(1976) dianggap sesuai dengan dengan objek yang akan diteliti. Hal ini
dengan objek penelitian ini yaitu lingkup organisasi dan jenis organisasi, yaitu
3. Kinerja Pegawai
a. Pengertian
kontribusi positif melalui standar kinerja yang baik, mengingat kinerja pegawai
ini sangat tergantung terhadap hasil atau output untuk kinerja organisasinya
(Gibson, Ivancevich, & Donnely, 1995). Karena kinerja organisasi adalah hasil
kerja secara keseluruhan dari kinerja para pegawai, sehingga tinggi rendahnya
kinerja organisasi berasal dari hasil kinerja pegawai (Sinambela, 2012). Kinerja
tersebut berkaitan pada tugas yang telah ditetapkan oleh organisasi (Amir, 2015).
hasil para pegawai dalam sebuah organisasi yang dalam mencapai persyaratan
hasil kerja yang didapat dan dilihat nyata dengan standar kerja yang telah
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
ditetapkan, sehingga dari para pegawai tadi merupakan cerminan dari kinerja
mana aktivitas yang dilaksanakan oleh pegawai dalam bertugas dan berusaha
pegawai dalam mencapai capaian yang optimal dan akan selalu dijadikan
perhatian oleh para pemimpin organisasi. Oleh karena itu penetapan atau
penilaian dari sebuah kinerja organisasi akan dilihat dari tinggi rendahnya
ialah capaian dari para pegawai dalam melaksanakan tugas dan hasil kerja, baik
dari secara kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan tanggung jawab yang
adalah sebuah kesediaan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
pengertian kinerja pegawai yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk
capaian dari hasil kerja, baik itu secara kualitas ataupun kuantitas dan hasil kerja
kriteria atau standar kinerja pegawai yang berlaku dalam organisasi. Sehingga
pada akhirnya kinerja dari seluruh pegawai ini dapat mempresentasikan output
daripada kinerja sebuah organisasi itu sendiri, karena kinerja dari para pegawai
kinerja pegawai.
konsisten dalam konteks organisasi maka akan menjadi strategi yang kuat untuk
akan menjadikan suatu strategi akan ampuh untuk meningkatkan kinerja para
standar kinerja yang digunakan untuk penilaian kinerja pegawai dalam kaitannya
b. Indikator
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
4. Efektifitas
5. Kemandirian
indikator dalam kinerja akan dibahas lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:
1. Kualitas kerja
cara yang ideal dan sesuai dengan harapan dari tujuan yang telah
2. Kuantitas
terdiri tentang sebarapa jumlah unit dan siklus aktivitas yang telah
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
3. Ketepatan waktu
4. Efektifitas
5. Kemandirian
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2
Model kerangka berpikir
Iklim
Organisasi
(M)
Budaya Kinerja
Organisasi Pegawai
(X) (Y)
Keterangan:
D. Hipotesis
H.1. Ada pengaruh yang ѕіgnіfіkan antara budaya organisasi (X) terhadap
H.2. Ada pengaruh yang ѕіgnіfіkan antara budaya organisasi (X) terhadap
H.3. Ada pengaruh yang ѕіgnіfіkan antara iklim organisasi (M) terhadap
H.4. Ada pengaruh yang signifikan secara tidak langsung antara budaya