DISUSUN OLEH :
FARISKA : (11725050)
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LATAR BELAKANG
PENGERTIAN ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU INDIVIDU
KINERJA INDIVIDU
PENGERTIAN KELOMPOK
KLARIFIKASI KELOMPOK
KARAKTERISTIK KELOMPOK
TIM KERJA
TIPE TIM
STRUKTUR KELOMPOK
DIMENSI KEPERCAYAAN
BAB V KONFLIK
PENGERTIAN KONFLIK
PROSES KONFLIK
PENGERTIAN STRESS
PENYEBAB STRESS
AKIBAT DISTRESS
Pengertian kekuasaan
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam ciptaannya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita nabiyyulah Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus, sehingga kita bisa
menikmati islam, iman, dan ihsan.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami
diwaktu-waktu mendatang.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
A. PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Menurut Kohler
Organisasi adalah system hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi
usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Veithzal Rivai
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih
hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua
orang,berfungsi sebagai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.
3. Menurut Schein
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuaan umum melalui hirarki otoritas dan tanggung
jawab.
Jadi dapat kami simpulkan bahwa, organisasi adalah struktur tata pembagian
kerja dan struktur hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang
posisi.
B. PERILAKU ORGANISASI
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).
1. Menurut Veithzal Rivai
Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang
interaksi antar manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis
tentang perilaku,struktur, dan proses di dalam organisasi. Perilaku organisasi
merupakan suatu ilmu perilaku terapan yang dibangun atas sumbangan-
sumbangan dari sejumlah disiplin ilmu (Psikologi, Sosiologi, Antropologi,
Ilmu politik, dll )
2. Menurut Stephen P. Robbins
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu kelompok tertentu.
Dapat disimpulkan Perilaku organisasi adalah salah satu studi yang
mencakup aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau
suatu kelompok tertentu.
C. Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi memiliki tingkatan analisis, diantaranya :
1. Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan individu.
Individu merupakan salah satu komponen dalam organisasi. kumpulan dari
individu itulah yang nantinya saling bekerjasama dalam satu tujuan yang
kemudian disebut dengan organisasi. Setiap individu memiliki ciri, karakter
serta watak masing-masing. Karena keseragaman itulah sering terjadi
perbedaan pendapat didalam organisasi.
Walaupun berbeda namun tujuan setiap individu adalah sama dalam suatu
organisasi, karena setiap individu dituntut untuk menjalankan tugasnya di
bidang masing-masing untuk tercapainya rencana yang telah di rancang dan di
sepakati sebelumnya dalam organisasi.
2. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat kelompok.
Tingkatan analisis kedua yaitu perilaku organisasi kelompok. Kelompok
adalah kumpulan dari individu. Meski demikian, sifat yang muncul dalam
suatu kelompok belum tentu menggambarkan sifat dari kumpulan individu
tersebut.
Dikatakan demikian karena didalam kelompok memiliki tugas, wewenang,
budaya, norma, etika, sikap, dan keyakinan masing-masing yang kemudian
membentuk pola perilaku kelompok. Dengan terbentuknya pola perilaku
kelompok, besar kemungkinan akan terjadi gesekan antara kelompok yang
satu dengan yang lainnya.
3. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkatan organisasi
Tingkatan ketiga dalam menganalisis perilaku organisasi adalah tingkatan
organisasi. Seperti pernyataan pada awal, bahwa perilaku organisasi bukanlah
kumpulan dari perilaku individu maupun perilaku kelompok. Setiap organisasi
memiliki, visi, misi, struktur, anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
kebijakan, program kerja, tujuan, norma, strategi, serta adat atau budaya
masing-masing.
D. Sumbangan beberapa disiplin ilmu terhadap perilaku organisasional
1. Psikologi
Psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
mengukur, menjelaskan, dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia.
Sumbangan psikologi yang nyata dirasakan dalam perilaku organisional yang
berkaitan dengan proses belajar, kepribadian, konseling. Secara pesipik,
sumbangan psikologi terhadap perilaku organisional berkenaan dengan
masalah-masalah kebosanan, kelelahan, kondisi kerja, persepsi, kepribdian,
latihan, emosi, efektipitas pengambilan keputusan, kepemimpinan, motivasi,
pengambilan keputusan dan pengukuran sikap.
Sumbangan penting dari ilmu psikologi terhadap ilmu organisasi adalah
kajian mengenai strees kerja. Istilah stress kerja yang digunakan untuk
menunjukan keadaan tertekan yang dialami oleh indidu yang disebabkan oleh
kondisi atau situasi tertentu yang terjadi dilingkungan kerjanya. Istialh itu
membedakan nya dengan jenis residu lainnya yang bersumber dari lingkungan
keluarga dan social ( Robbyns, 1990)
Menurut selye perubahan-perubahan itu terjadi dalam serangkayan raksi
pisoligik atau yang disebut general adaptaytion syndrome atau sindrom
adaptasi umum yang terdiri atas tiga tahap yaitu :
Tahap reaksi alarm
Tahap perlawanan
Tahap keletihan
Stimulus merupakan peristiwa eksternal yang menyebabkan munculnya
tuntunan terhadap individu untuk beradaptasi, mengatasi atau menyesuaikan
diri ( Sowa, dkk 1986 ) menurut pendekatan ini, banyak pristiwa eksternal
yang berpotensial menyebabkan strees memiliki sifat-sifat berikut :
a. Mempunyai pengaruh yang sangat kuat sehingga bisa menyebabkan
individu mengalami kelebihan beban fisik maupun mental
b. Fotensial terhadap timbulnya keadaan yang tidak serasi pada individu
c. Berada diluar pengendalian individu ( Baron&Greenberg 1990 )
2. Sosiologi
Menurut J, Fitcher ( 1957) sosiologi adalah sebagai studi keilmuan
mengenai interaksi manusia. Maka dengan demikian, sosiologi lebih menitik
beratkan kepada kelompok-kelompok. Jika dilihat dari segi perilaku organisasi
sosiologi memeberikan sumbangan dalam membahas interaksi kelompok dan
dalam menyusun sebuah organisasi.
Dari kajian mengenai dinamika kelompok ditemukan sejumlah dalil yang
membantu memahami perilaku manusia dalam organisasi. Dalil-dalil tersebut
dikemukakan oleh shaw ( 1976 ) dalam beberapa domain kajian dinamika
kelompok dalam kaitan antara individu dan kelompok, terdapat beberapa dalil
pentimg antara lain
1. Kelompok biasanya menghasilkan pemecahan masalah lebih bnyak dan
lebih baik dibandinng individu
2. Kelompok belajar leih cepat dibandingkan individu
3. Individu akan bergabung dengan kelompok apabila menganggap kegiatan
dalam kelompok menarik dam terhargai, dan interaksi dalam kelompok
memberikan peluang bagi individu memenuhi kepuasan melalui atiliasinya
dengan orang lain.
3. Psikologi social
Psikologi social adalah suatu bidang psikologi, yang memadukan antara
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi. Psikologi social
memfokuskan kajiannya kepada pengaruh seseorang terhadap yang lain. Salah
satu bidang utama yang banuak diteliti adalah perubahan, bagaimana cara
mnegurangi hambatan terhadap penerimannya.
Menurut Stepen P Robins psikologi social memberikan sambungan
signifikan dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan
sikap, pola komunikasi, pembangunan kepercayaan, cara kegiatan kelompok
memuaskan kebutuhan individu, serta proses-proses pengambilan keputusan
kelompok.
Kajian psikologi social misalnya dalam pengambilan keputusan kelompok
merupakan salah satu yang terpenting. Hal ini disebabkan karena organisasi
pendiidkan dicirikan oleh kesejawatan yang tinggi yang karenanya relevan
menggunakan proses pengambilan keputusan kelompok. Salah satu bentuk
pengambilan keputusan kelompok adalah dengan melibatkan anggota dalam
pengambilan keputusan. Partisipan bertujuan untuk melibatkan mental dan
emosional individu dalam situasi kelompok yang mengdorong individu
berkontribusi kepada tujuan-tujuan kelompok yang mendorong individu
berkontribusi kepada tanggung jawab anggota lainnya.
4. Antropologi
Disiplin lain yang mempengaruhi perilaku organisasi adlah antropologi.
Antropologi adalah studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusia dan
kegiatan mereka, karya antopolog tentang budaya dan lingkungan telah
membantu dalam memahami perbedaan nilai-nilai Fundamental, sikap, dan
perilaku antaea orang-orang pada organisasi dan Negara berbeda. Merupakan
fungsi lain dari kebudayaan. Hal ini merupan contoh kontribusi antropologi
terhadap perilaku keorganisasian, kontribusi lainnya adalah terhadap masalah
nillai, sikap, norma, dan perilaku yang dapat kita teima, yang mempengaruhi
cara orangbertindak, perbedaan antara bangsa dengan bangsa, antara kota
dengan kota, desa dengan desa.
Sumbangam terpenting antropologi terhadap perilaku organisasi adalah
kajian tentang nilai komperatif, sikap kompratif, analisis linatas-budaya,
budaya organisasi, dan lingkungan organisasi. Budaya organisasi merupakan
topic kajian terpenting perilaku organisasi
5. Ilmu Politik
Perilaku organisasi juga dikembangkan dari siplin ilmu politik. Ilmu
politik mempelajari perilaku individu dan kelompok, politik intraorganisasi,
dan kekuasaan, termasuk bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk
kepentingan individu.
Salah satu tipologi kekuasaan yang sering digunakan dalam organisasi adalah
yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ( 1982 ) Menurut mereka,
terdapat tujuh bassi kekuasaan yaitu
1. Kekuasaan paksaan
2. Kekuasaan koneksi
3. Kekuasaan penghargaan
4. Kekuasaan legitimasi
5. Kekuasaan personal
6. Kekuasaan informasi
7. Kekuasaan keahlian
B. Klasifikasi Kelompok
Kelompok dapat dibedakan berdasarkan klasifikasinya. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, maka
ada jenis kelompok primer dan kelompok sekunder.
Kelompok primer (primary group)
Charles H. Cooley
adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara
anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi.
George Homans
merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering
berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu
berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-
lain.
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya
kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih
objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
C. Karateristik Kelompok
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal
maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya
dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga
anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang
sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama
lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota
kelompoknya.
D. Tim Kerja
Tim ialah sekelompok orang dengan keahlian yang saling melengkapi
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang bertanggung jawab
dengan memberikan yang terbaik. Tim kerja adalah kelompok yang upaya-
upaya individunya menghasilkan suatu kinerja yang lebih besar daripada
jumlah dari masukan- masukan individual.
H. TIPE TIM
D. PROSES KONFLIK
Proses konflik terdiri dari lima tahap berikut.
1. potensi oposisi dan ketidak cocokan Tahap pertama dalam proses konflik
adalah adanya kondisi yang menciptakan kesempurnaan munculnya
konflik. Pada tahap ini, kondisi yang memengaruh timbulnya onflik adalah
variable komunikasi, struktur, dan variable individu, sepertipada
penjelasan pada sumber konflik. variable variabel tersebut mendorong
terjadinya konflik.
2. kognisi dan ersonalisasi Tahap kedua merupakan wujud adanya oposisi
dan ketidak cocokan pada kondisi antesedan. Pada tahap ini terdapat dua
macam konflik, yaitu konflik yang dipersepsikan dan konflik yang
dirasakan. kesadaran individu diperlukan untuk dapat memersepsikan
adanya konflik.
3. Menentukan Maksud (keinginan, niat) merupakan keputusan untuk
bertindak dalam cara tertentu guna menangani konflik yang dirasakan.
Penanganan konflik yang dirasakan dan sengaja dimunculkan untuk dicari
solusinya dapat dilakukan dengan cara bersaing, kerja sama, berkompromi,
menghindar, atau mengakomodasi.
4. Perilaku Tahap ini merupakan upaya-upaya nyata dari individu-individu
yang mengalami konflik. Upaya ini dapat berupa pernyataan, tindakan,
atau juga reaksi terhadapterjadinya konflik.
5. Hasil Tahap ini menghasilkan konsekuensi yang telah dibuat oleh pihak
yang terlibat konflik. Hasil yang diperoleh dapat bersifat fungsional
(meningkatkan kinerja) atau disfungsional (merintangi kinerja kelompok).
G. DEFINISI NEGOSIASI
Negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara beberapa pihak yang
bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama yang dianggap
menguntungkan pihak-pihak yang bernegosiasi. Orang yang melakukan
kegiatan negosiasi disebut dengan negosiator..
TUJUAN NEGOSIASI
Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis, yaitu antara lain :
1. Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung
kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan.
2. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar
dari masalah yang dihadapi bersama.
3. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana
masing-masing pihak merasa menang (win-win solution).
MANFAAT NEGOSIASI
Selain mempunyai tujuan, negosiasi juga mempunyai manfaat. Manfaat yang
diperoleh dari sebuah proses negosiasi di dalam pengertian bisnis resmi antara
lain adalah :
1. Terciptanya suatu jalinan kerjasama antara satu pihak dengan pihak
lainnya untuk mencapai tujuan masing-masing.
2. Adanya saling pengertian antara masing-masing pihak yang bernegosiasi
mengenai kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi semua
pihak.
3. Negosiasi bermanfaat bagi terciptanya suatu kesepakatan bersama yang
saling menguntungkan bagi semua pihak yang bernegosiasi.
4. Terciptanya suatu interaksi yang positif antara pihak-pihak yang
bernegosiasi sehingga jalinan kerjasama akan menghasilkan dampak yang
lebih luas bagi banyak orang.
Sebagai contoh, kegiatan negosiasi bisnis antara suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya sangat bermanfaat dalam mengembangkan pasar dimana
tujuannya adalah untuk meningkatkan angka penjualan. Contoh lain, proses
negosiasi juga terjadi ketika produsen dan konsumen melakukan tawar-
menawar harga suatu produk untuk menetapkan harga yang disepakati.
Dengan adanya kegiatan negosiasi maka penjual dan pembeli dapat
menentukan harga yang dianggap setara dengan nilai suatu produk.
BAB VI
Stres dan Penyebab Stres
Untuk lebih jelas mengenai Stres, berikut ini adalah beberapa definisi dan
pengertian stress menurut para ahli di bidangnya.
Kita merasa bahwa sumber daya kita seperti pengetahuan, waktu, finansial
maupun kemampuan kita tidak cukup untuk menangani situasi yang sedang
kita hadapi. Contohnya, saat kita dihadapi dengan pekerjaan yang menumpuk
yang harus dikerjakan dalam waktu 1 hari, padahal kita menyadari bahwa kita
memerlukan 3 hari untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ini berarti sumber
daya kita yang berupa waktu ini tidak mencukupi sehingga kita merasa
tertekan atau stres.
Hans Selye menemukan bahwa terdapat tiga fase yang berbeda dalam
mengatasi stres. Ketiga fase tersebut adalah sebagai berikut :
Fase Alarm (Alarm Phase), yaitu reaksi kita pada saat menghadapi Stressor.
Stressor adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak mengenakkan bagi
seseorang.
Fase Resistansi (Resistance Phase), yaitu fase dimana kita berusaha untuk
beradaptasi dan mengatasi stressor. Tubuh kita tidak dapat mempertahankan
resistansi tanpa batas sehingga sumber daya fisik dan emosional kita secara
bertahap akan habis.
Fase Kelelahan (Exhaustion Phase), yaitu fase dimana kita merasa lelah
sehingga tubuh dan pikiran kita tidak dapat berfungsi secara normal.
B. PENYEBAB STRESS
Tingkat kriminalitas
Pola hidup masyarakat
Situasi politik
Bencana alam yang terjadi (banjir, kebakaran, dan lainnya)
Kemajuan teknologi
D. AKIBAT DISTRES
Distres Internal
Ini merupakan jenis stress yang memberikan dampak buruk bagi orang
yang mengalaminya. Distress adalah jenis stress yang bersumber dari
pengalaman buruk, ancaman, perubahan situasi yang tak terduga dan tidak
nyaman. Tubuh manusia secara alami membutuhkan perasaan aman dan
nyaman. Ketika timbul pengalaman buruk atau situasi yang membuat tidak
nyaman, maka tubuh akan mengalami distres.
Distress Akut
Jenis stress ini terjadi saat seseorang mengalami peristiwa buruk yang
berlalu dengan cepat. Sedangkan stres kronik terjadi saat seseorang
berusaha menahan rasa stress dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kedua jenis stress ini dapat memicu timbulnya hiperstress.
E. STRATEGI MANAJEMEN STRESS
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada
sekedar mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan
efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh
dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat
kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras
yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan
apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah
lebih jauh.
BAB VII
Kekuasaan
A. Pengertian kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok orang dalam
mempengaruhi pihak lain agar mereka dapat menuruti keinginan atau maksud
memberikan pengaruh.
Adapun pengertian kekuasaan menurut para ahli antara lain :
1. Walter Nord Kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mencapai
suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
2. Miriam Budiardjo Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain
sesuai dengan keinginan dari pelaku.
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
B. SIFAT KEPEMIMPINAN
1. Bersifat setia dengan hati yang tulus ikhlas dengan misi yang ing8n di
capai bersama. Dengan sifat setia dengan hati yang tulus ikhlas yang
mendarah daging seorang mampu menjalankan tugasnya sesuai tujuan apa
yang diinginkan bersama.
2. Bijaksana dalam kepemimpinannya, pemimpin mampu bersifat bijaksana
ketika ada masalah yang harus diputuskan. Misalnya pemecatan anggota
yang kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan maupun tidak
selaras dengan tujuan yang diinginkan bersama.
3. Pandai berbicara dan mampu berhubungan baik dengan orang lain. Dengan
adanya sikap seperti itu, seorang oemimpin mampu merndapatkan hati dari
orang lain, maksudnya mendapatkan kepercayaan oleh orang lain guna
mencapai tujuan yang ingin di capai bersama.
C. MENGIDENFIKASIKAN CIRI KEPEMIMPINAN
Pandangan baru ini membawa pembahasan besar. Cara bekerja dan sikap
seorang pemimpin yang dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan
melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik
berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencana, berfikir
dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah
kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada
tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya.
D. PERILAKU PIMPINAN
1. Seorang pemimpin itu harus terus belajar
Tidak ada kata puas untuk sebuah ilmu, itu artinya kita harus terus
belajar. Begitu juga dengan seorang pemimpin besar. Mereka akan
membagi waktu untuk lebih akrab dengan ilmu-ilmu baru, bai pada bisnis
mereka ataupun yang lainnya. Mereka memahami bahwa belajar adalah
cara terbaik untuk keluar dari setiap masalah apapun.
4. Seorang pemimpin harus bisa melihat gambaran besar dari sebuah masalah
Tidak ada pemimpin besar yang lahir secara instan. Ada banyak
materi yang harus mereka pelajari, ada banyak pengalaman yang harus
mereka lalui. Sukses bahkan merugi adalah hal yang wajar. Pemimpin
yang besar harus bisa menjadikan pengalaman sebagai guru yang paling
berharga. Tujuannya agar ia kuat untuk melangkah mencapai mimpi
mereka.
E. FUNGSI KEPEMIMPINAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1. Instruksi
Fungsi ini memiliki sifat satu arah komunikasi dimana pemimpin sebagai
komunikator yang berperan untuk menentukan bagaimana, bilamana, dimana
perintah tersebut dikerjakan agar keputusan dapat dijalankan dengan efektif.
2. Fungsi Konsultasi
Di dalam fungsi ini, komunikasi bersifat dua arah. Tujuan dari konsultasi itu
adalah mendapatkan masukan berupa feedback dalam memperbaik dan
menyempurnakna keputusan-keputusan yang telah ditepapkan.
3. Partisipasi
4. Delegasi
5. Pengendalian
4. Pseudo Demokratis
Gaya kepemimpinan ini sering disebut juga dengan demokrasi semu. Tipe
pemimpin seperti ini akan terlihat seperti seorang pemimpin yang demokrasi
namun pada kenyatannya dia adalah seorang pemimpin yang otoriter atau
absolut.
2. Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas
memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan
gaya itu.
D. Persyaratan tugas
Persyaratan dalam bentuk cara kerja bagi bawahan akan mempengaruhi
gaya kepeminpinan, misalnya : pekerjaan yang memerlukan intruksi yang
tepat seperti penerapan/ciri pemberian data dalam bentuk data konputer
menuntut suatu gaya yang lebih berorientasi.
H. Macam-macam kepemimpinan
Pemimpin memiliki wewenang untuk memimpin dan memiliki ciri khusus
dalam kepemimpinannya. Tipe kepemimpinan ada banyak. Macam- macam
kepemimpinan yang disebut juga dengan gaya kepemimpinan bermacam-
macam bentuknya. berikut ini mengenai macam macam tipe kepemimpinan.
1. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional terjadi ketika pola relasi ada, yaitu antara
pemimpin dengan konstituen atau oemimpin dengan elit politik dilandasi
semangat pertukaran kepentingan ekonomi atau politik. Pemimpin fokus
perhatiannya pada hubungan pertukaran atau transaksi. Transaksi dilakukan
dengan karyawannya secara interpersonal untuk pencapaian tertentu. Misalnya
dalam melakukan suatu proyek, pimpinan menawarkan imbalan terhadap
karyawan terhadap kontribusi yang sudah diberikan.
2. Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik ini memiliki kemampuan lebih untuk menarik
orang dan membuat orang lain terpesona dengan cara bicaranya termasuk
mampu membangkitkan semangat dan motivasi. Biasanya pemimpin yang
memiliki gaya ini punya kepribadian idealis dan visionaris dimana menyukai
tantangan dan perubahan. Namun kekurangngan dari tipe pemimpin seperti ini
kadangkala hanya bisa berbicara namun tidak ada perbuatan berarti yang
pernah dia lakukan. Setelah beberapa waktu orang akan menyadari bahwa
ucapannya ternyata tidak dilkaukan oleh dirinya sendiri. Ketika diminta
pertanggung jawaban, banyak alasan dan permintaan maaf yang dikeluarkan.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner merupakan kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberikan arti pada usaha yang dilakukan bersama sama dan memberikan
arahan bermakna pada usaha atau kerja keras berdasarkan visi yang jelas.
4. Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis yaitu kemampuan mempengaruhi orang
lain agar mau diajak bekerja sama dan mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama- sama oleh pimpinan dan atasan sebagai sutu tujuan bersama.
Kepemimpinan tipe ini menjunjung tinggi kesederajatan, dan partisipatif.
Pemimpin berkonsultasi pada bawahan dan meminta saran solutif untuk
tindakan keputusan. Anak buah memberikan masukan terhadap kesulitas yang
dialami dan juga penyelesaian solutif yang kemudian didiskusikan bersama
pimpinan untuk pengambilan keputusan terbaik bersama- sama
5. Kepemimpinan Militer
Kepemimpinan ini hampir mirip seperti kepemimpinan otoriter namun
beberapa sifat karakteristik militer antara lain:
lebih banyak menggunakan sistem perintah kaku, otoriter, dan kurang
bijaksana,
menghendaki kepatuhan dari bawahan secara mutlak,
menyebrangi formalitas, upacara, ritual militer,
menuntut disiplin yang kaku,
Budaya Organisasi
Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi yaitu:
2. Maskulin vs feminim
3. Individu vs kebersamaan
1. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak
dapat diartikan, misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara
berpakaian. Analisis pada tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh
tetapi sulit ditafsirkan.
2. Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak.
Nilai ini sulit diamati secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya
seringkali diperlukan wawancara dengan anggota organisasi yang
mempunyai posisi kunci atau dengan menganalisis kandungan artefak
seperti dokumen.
D. Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan
1. Ceritera-ceritera
2. Ritual / Upacara-upacara
3. Simbol-simbol material
4. Bahasa
Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan
gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini
dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak
untuk saling mengerti. Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi
antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi.
Komunikasi secara umum bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
orang lain.
2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi yang pertama adalah sebagai alat kendali atau kontrol.
Dalam hal ini alat kendali berarti dengan komunikasi maka perilaku individu
dapat dikontrol dengan penyampaian aturan yang harus dipatuhi.
a. Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan
dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator adalah seseorang
atau sekelompok orang yang memiliki inisiatif untuk menjadi sumber dalam
sebuah hubungan atau interaksi.
Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja. Akan tetapi
juga memberikan sebuah respon atau tanggapan dan menjawab dari proses
komunikasi yang sedang berlangsung.Baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Pesan atau Informasi
Pesan atau informasi merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan bisa berupa sebuah kata-kata, tulisan, gambaran, atau
sebuah perantara lainnya.
Pesan ini mempunyai inti, yaitu mengarah pada usaha untuk mengubah sikap
dan tingkah laku orang lain.
c. Sarana Komunikasi atau Channel
Sarana komunikasi atau channel dapat disebut dengan media yang
digunakan sebagai penyalur pesan dalam sebuah proses komunikasi.
Pemilihan sarana atau media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat
berita yang akan disampaikan.
d. Komunikan atau Receiver
Komunikan adalah sebutan bagi orang yang menerima pesan atau berita
yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan dapat terdiri dari satu roang
atau lebih dan bisa pula dalam bentuk kelompok.
4. Arah Komunikasi
Berikut adalah 4 jenis arah komunikasi yang dapat membantu Anda dalam
menyampaikan informasi :
a. Komunikasi Ke Bawah
b. Komunikasi Ke Atas
c. Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal (horizontal communication) adalah komunikasi
yang melibatkan antar individu atau kelompok pada level yang sama. Contoh
arah komunikasi ini adalah diskusi antar staff akuntan, diskusi antar manajer,
diskusi direktur dengan kolega. Konteks dari komunikasi ini bersifat
koordinasi sehingga satu dengan yang lain saling memberikan informasi.
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi formal
a. Komunikasi yang berlangsung antara staff atau bawahan dengan atasan
maupun bos didalam organisasi atau perusahaan.
b. Komunikasi non verbal seperti email, dari satu organisasi kepada
organisasi lain juga harus menggunakan komunikasi formal dan bahasa
yang formal.
c. Komunikasi yang digunakan saat pertemuan resmi
dan meeting berlangsung.
Komunikasi informal
a. Komunikasi yang berlangsung antara para staff
b. Komunikasi yang berlangsung di luar aktivitas resmi organisasi
c. Komunikasi yang berlangsung antara anggota organisasi yang
memiliki hubungan dekat.
Adapun arti yang lainnya dari komunikasi verbal yaitu sebuah proses
penyampaian pikiran, pesan ataupun perasaan seseorang kepada orang lain
dengan memakai simbol-simbol yang menggunakan satu kata ataupun lebih
sebagai medianya, dan media yang umumnya digunakan yaitu bahasa, karena
bahasa dapat menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain
Hambatan personal
Hambatan fisik
Hambatan lingkungan
BAB XIII
Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
juaga dapat diartikan suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Arti
motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semua hal yang menimbulkan
dorongan atau semangat di dalam diri seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
1. Faktor Individu
4. Pengawasan/ Penyeliaan
6. Kondisi Kerja
Faktor ini meliputi situasi dan kondisi kerja, ventilasi, kantin, tempat
parkir, dan lain-lain. Keamanan kerja juga menjadi faktor penting dalam
menunjang kepuasan kerja karena mempengaruhi perasaan selama bekerja di
suatu tempat.
E. Teori-teori Motivasi
3. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan
organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai
mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Makalah ini bermaksud untuk setiap individu atau mahasiwa selalu berprilaku organisasi
untukmencapai tujuan bersama secara cepat, tepat dan efisien. Adapun saran yang yang
lain semoga makalah ini berguna bagi individu atau kelompok dalam kehidupan
berorganisasi dan segala krtik dan saran tentang makalah ini kami terima dengan lapang
dada