Anda di halaman 1dari 21

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
Refarat

MANIFESTASI ORAL PASIEN DIABETES MELLITUS

Oleh:

Nama : St. Maryam

Nim : J014211056

Pembimbing : drg. Ali Yusran, M.Kes

Hari/Tgl Baca : Jumat/ 11 Maret 2022

Tempat : Zoom Meeting

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITRAAN KLINIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul

“Manifestasi Oral pada Pasien Diabetes Mellitus”. Refarat ini disusun sebagai salah

satu tugas persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Penyakit Mulut

RSGM Universitas Hasanuddin.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada drg. Ali Yusran,

M.Kes selaku pembimbing dalam refarat ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis

sampaikan kepada dokter-dokter pembimbing di Bagian Ilmu Penyakit Mulut

RSGM Universitas Hasanuddin.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis menyadari

bahwa dalam pembuatan refarat ini masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan

dalam pembuatan refarat selanjutnya.

Makassar, 2 Februari 2022

Penulis

2
ORAL MANIFESTATIONS IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS

St Maryam
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin

ABSTRACT

Background: Diabetes Mellitus (DM) is an important global health problem that


affects a large number of patients worldwide. Diabetes mellitus is characterized by
the occurrence of hyperglycemia and disturbances of carbohydrate, fat, and protein
metabolism associated with absolute or relative deficiency of insulin action and/or
secretion. Symptoms that people with Diabetes Mellitus complain about are
polydipsia, polyuria, polyphagia, weight loss, and tingling. Diabetes mellitus is
caused by deficiency of insulin secretion or resistance to insulin action or both.
Chronic hyperglycemia causes different complications in different areas of the body
including the oral cavity, so blood glucose control is very important.. Oral
manifestations and complications associated with DM include dry mouth
(xerostomia), tooth decay (including root caries), periapical lesions, gingivitis,
periodontal disease, oral candidiasis, burning mouth (especially glossodynia), taste
changes, geographic tongue, coated and cracked. tongue, oral lichen planus (OLP),
recurrent aphthous stomatitis, increased tendency to infection, and impaired wound
healing. The intensity of diabetic complications is usually proportional to the degree
and duration of hyperglycemia. Purpose: to find out diabetes mellitus and oral
manifestations in patients with diabetes mellitus. Conclusion: Oral manifestations
in patients with diabetes mellitus such as periodontal, dental caries, burning mouth
syndrome, changes in salivary secretion, changes in taste perception, halitosis, and
delayed wound healing are also conditions associated with DM. All these disorders
result in important complications which mainly worsen the existing condition and
can worsen the health status of diabetic patients.

Key Word: Oral Manifestation, Diabetes Mellitus

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

ABSTRAK ............................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 4

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 5

BAB I (PENDAHULUAN)...................................................................................... 5

1. 1 Latar Belakang............................................................................................... 5

1. 2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 6

1. 3 Tujuan ............................................................................................................ 6

1. 4 Manfaat .......................................................................................................... 7

BAB II (PEMBAHASAN) ....................................................................................... 8

2. 1 Defenisi Diabetes Mellitus ............................................................................ 8

2. 2 Klasifikasi Diabetes Mellitus........................................................................ 9

2. 3 Manifestasi Oral pada Pasien Diabetes Mellitus......................................... 12

2. 4 Pencegahan dan Peningkatan Kesehatan Mulut Pada Pasien Diabetes

Mellitus ...................................................................................................... 18

BAB III (PENUTUP) ............................................................................................. 20

3. 1 Kesimpulan .................................................................................................. 20

3. 2 Saran ............................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan global yang


mempengaruhi sebagian besar jumlah pasien di seluruh dunia. Penyakit
diabaetes mellitus ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala
yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Mellitus yaitu polidipsia, polyuria,
polifagia, penurunan berat badan, dan kesemutan (Buraerah, 2010). 1,2
Penyakit diabetes mellitus disebabkan karena defisiensi sekresi insulin atau
resistensi terhadap kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronis
menyebabkan komplikasi yang berbeda di berbagai daerah tubuh termasuk
rongga mulut, sehingga pengendalian glukosa darah sangat penting. Manifestasi
oral dan komplikasi yang berhubungan dengan DM termasuk mulut kering
(xerostomia), kerusakan gigi (termasuk karies akar), lesi periapikal, gingivitis,
penyakit periodontal, kandidiasis oral, mulut terbakar (terutama glossodynia),
perubahan rasa, lidah geografis, dilapisi dan pecah- pecah. lidah, oral lichen
planus (OLP), stomatitis aphthous requrent, peningkatan kecenderungan
infeksi, dan penyembuhan luka yang rusak. Intensitas komplikasi diabetes
biasanya sebanding dengan derajat dan durasi hiperglikemia.3
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, tahun
2016 jumlah penderita DM di Indonesia sudah mencapai angka 9,1 juta jiwa
dan diprediksi jumlah ini akan semakin terus bertambah. Indonesia saat ini
berada di urutan ke 7 negara dengan jumlah penduduk tertinggi mengidap DM
di dunia. Diabetes mellitus memberikan dampak yang sangat besar pada
kesehatan secara umum (terutama yang berasal dari pembuluh darah, jantung,
ginjal, mata, atau neurologis). Hal ini melibatkan tambahan jumlah kematian

5
yang tinggi yang berhubungan langsung dengan penyakit, serta biaya perawatan
kesehatan yang tinggi, diperkirakan mencapai $673 miliar per tahun. Bukti
ilmiah saat ini menunjukkan bahwa DM merupakan konsekuensi dari interaksi
lingkungan, epigenetik, dan faktor genetic. 1,2
Rongga mulut ditemukan tempat manifestasi penyakit di antara organ-organ
yang terkena selama perkembangan DM. Namun demikian, informasi tentang
berbagai penyakit mulut terkait diabetes—yang berhubungan dengan diagnosis,
perawatan, dan pencegahan-terbatas di antara penyedia layanan kesehatan pada
pasien diabetes, terutama ahli endokrin dan dokter keluarga. Begitu juga dengan
ilmu yang dokter gigi memiliki tentang hubungan antara kesehatan rongga
mulut dan DM, dan informasi pada implikasi dari dokter gigi dalam
pengendalian pasien diabetes tampaknya terbatas. Lebih jauh lagi, pengetahuan
tentang aspek-aspek tersebut di atas seringkali didasarkan pada sedikitnya bukti
ilmiah.1

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus?

b. Apa saja klasifikasi diabetes mellitus

c. Apa saja manifestasi oral pada pasien diabetes mellitus?

d. Bagaimana cara pencegahan dan peningkatan kesehatan mulut pada pasien

diabetes mellitus?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus

b. Mengetahui klasifikasi diabetes mellitus

c. Mengetahui manifestasi oral pada pasien diabetes mellitus

6
d. Mengetahui cara pencegahan dan peningkatan kesehatan mulut pada

pasien diabetes mellitus

1.4 Manfaat

a. Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai manifestasi oral

pada pasien diabetes mellitus.

b. Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis terkait manifestasi oral pada

pasien diabetes mellitus.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Mellitus1,2,3,4

Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa),
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting,
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi
diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. (WHO Global
Report, 2016). Diabetes mellitus adalah kelainan endokrin multifaktorial,
kompleks, dan diturunkan secara genetik. Ini adalah sindrom gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan baik oleh
kurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin.
Ini merupakan kelainan metabolisme glukosa karena kekurangan insulin,
gangguan pemanfaatan insulin atau kesalahan dalam metabolisme insulin.
Diabetes mempengaruhi semua kelompok umur, tetapi lebih sering terjadi pada
orang dewasa. 4

Menurut ADA (American Diabetes Assocation) diabetes mellitus (DM)


merupakan penyakit metabolik yang mempunyai karakteristik hiperglikemi dan
terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Gejala umum
yang tampak pada penderita DM adalah poliuria, polidipsia, polifagia serta
penurunan berat badan (Ermawati, 2012). Diabetes adalah perubahan menetap
dalam sistem kimiawi tubuh yang mengakibatkan darah mengandung terlalu
banyak gula. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin. Hormon adalah
unsur kimia yang dibuat oleh tubuh (dalam hal ini pankreas) dan dilepaskan ke
dalam aliran darah untuk digunakan oleh bagian tubuh yang membutuhkannya
(Tandra, 2017). 1,4

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai


dengan hiperglikemia karena defisiensi sekresi insulin atau resistensi terhadap

8
kerja insulin atau keduanya . Hiperglikemia kronis menyebabkan komplikasi
yang berbeda di berbagai daerah tubuh termasuk rongga mulut, sehingga
pengendalian glukosa darah sangat penting. Mekanisme yang mungkin terkait
dengan komplikasi oral diabetes termasuk gangguan fungsi neutrofil,
peningkatan aktivitas kolagenase, dan penurunan sintesis kolagen,
mikroangiopati, dan neuropati. Manifestasi oral dan komplikasi yang
berhubungan dengan DM termasuk mulut kering (xerostomia), kerusakan gigi
(termasuk karies akar), lesi periapikal, gingivitis, penyakit periodontal,
kandidiasis oral, mulut terbakar (terutama glossodynia), perubahan rasa, lidah
geografis, dilapisi dan pecah-pecah. lidah, oral lichen planus (OLP), stomatitis
aphthous berulang, peningkatan kecenderungan infeksi, dan penyembuhan luka
yang rusak. Intensitas komplikasi diabetes biasanya sebanding dengan derajat
dan durasi hiperglikemia.3

2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus.8

Secara umum terdapat 2 tipe diabetes mellitus. Akan tetapi menurut


American Diabetes Association 2018 dibagi menjadi 4:

2.2.1 Diabetes Mellitus Tipe 18

Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin.


Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta
pancreas karena suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin
tidak ada sama sekali sehingga penderita sangat memerlukan tambahan
insulin dari luar.

Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau rusaknya


sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi autoimun yang
merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada pankreas, secara
menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas tidak dapat
memproduksi insulin. Penderita DM untuk bertahan hidup harus diberikan
insulin dengan cara disuntikan pada area tubuh penderita. Apabila insulin
tidak diberikan maka penderita akan tidak sadarkan diri, disebut juga
dengan koma ketoasidosis atau koma diabetic

9
2.2.2 Diabetes Mellitus Tipe 28

Diabetes tipe 2 terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin


atau ketika tubuh tidak menggunakan insulin yang diproduksi secara
efektif. Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin).

Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas


dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh Diabetes mellitus tipe 2
disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas dan resisten insulin.
Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh
kegagalan relatif sel β pankreas dan resisten insulin. Resisten insulin
adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa
oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi relatif insulin. Ketidakmampuan ini
terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,
maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain.

2.2.3 Diabetes Mellitus Gestational8

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang pertama kali dikenali atau
dimulai selama kehamilan. Diabetes Melitus tipe Gestasional adalah
penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula
darah yang terjadi pada wanita hamil, biasanya terjadi pada usia 24
minggu masa kehamilan, dan setelah melahirkan gula darah kembali
normal.

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa


didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester
kedua dan ketiga.

10
2.2.4 Diabetes Tipe lain8

Diabetes melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang


ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM. Diabetes tipe ini
dapat dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).

Table. 2.1 Perbedaan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 dan diabetes monogenik8

DM Tipe 1 DM Tipe 2 DM Tipe Lain


Usia Sebagian besar usia Biasanya pada usia Biasanya <25 tahun;
<25 tahun. Tetapi tidak >25 tahun tetapi insiden diabetes neonates <6
menutup kemungkinan meningkat pada remaja bulan
pada semua usia (tetapi dan berbanding lurus
tidak sebelum usia 6 dengan peningkatan
bulan) obesitas pada anak dan
remaja

Berat Badan Biasanya kurus tetapi >90% kelebihan berat Normal


dengan epidemi badan
obesitas.
Antibodi Ada Tidak ada Tidak ada
Produksi Tidak ada ada Biasanya ada
Insulin

11
Pengobatan Insulin Agen Tergantung pada subtipe
antihiperglikemik
insulin,
ketergantungan
terhadap insulin
Riwayat Jarang (5-10%) Sering (75-90)% pola multigenerasi,
Keluarga DM autosomal dari warisan
DKA umum Langka Langkah (kecuali untuk
diabetes neonatus)

2.3 Manifestasi Oral Pasien Diabetes Mellitus1,5,6

Rongga mulut salah satu organ yang terkena dampak selama perkembangan
DM (Tabel 1). Namun demikian, informasi tentang berbagai penyakit mulut
terkait diabetes yang berhubungan dengan diagnosis, perawatan, dan
pencegahan-terbatas di antara penyedia layanan kesehatan pada pasien diabetes,
terutama ahli endokrin dan dokter keluarga. Begitu juga dengan ilmu
kedokteran gigi memiliki hubungan antara kesehatan rongga mulut dengan
DM.1

Tabel 2.2 Manifestasi Oral Pada Penderita Diabetes Mellitus.1

Manifestasi oral Deskripsi

Periodontitis Periodontitis mengacu pada proses inflamasi kronis yang


berhubungan dengan mikroba, yang ditandai dengan
inflamasi yang dimediasi host yang menghasilkan hilangnya
perlekatan periodontal (yaitu, dengan hilangnya serat
ligamen periodontal marginal), migrasi apikal dari epitel
junctional, dan penyebaran apikal dari biofilm bakteri di
sepanjang permukaan akar gigi). Awalnya, pembentukan
biofilm bakteri dimulai dengan inflamasi gingiva (yaitu,
gingivitis yang diinduksi biofilm gigi)
dengan inisiasi dan perkembangan periodontitis.

12
Selanjutnya, asal multifaktorial dipengaruhi oleh faktor
risiko tambahan, seperti merokok, sekarang didukung dari
dasar imunoinflamasi periodontitis. Hubungan antara
periodontitis dan DM (yaitu, prevalensi tinggi dan besarnya
asosiasi). Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus,
Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di
antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus
adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga
mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya
bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien
mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi
mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong
gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi,
pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.

Kandidiasis oral Infeksi jamur, terutama oleh spesies dari genus Candida sp.
Manifestasi klinis yang umum adalah adanya area
kemerahan yang luas (kandidiasis eritematosa) di sepanjang
mukosa mulut, umumnya terkait dengan depapilasi lingual
yang tidak merata dan cheilitis komisura. Pasien DM dapat
muncul dalam rongga mulutnya berupa benjolan keputihan,
mirip dengan gumpalan susu atau yogurt (kandidiasis
pseudomembran). Kandidiasis oral biasanya bergejala,
menyebabkan ketidaknyamanan, rasa terbakar, atau rasa
sakit yang nyata. Manifestasi klinis umum dari kandidiasis
oral adalah adanya daerah kemerahan (kandidiasis
eritematosa) di sepanjang mukosa mulut, yang umumnya
berhubungan dengan depapilasi lingual yang tidak merata
dan cheilitis komisura. Pasien diabetes dapat juga
mengalami kandidiasis peudomembran yang ditandai
dengan adanya benjolan keputihan, mirip dengan gumpalan
susu atau yogurt, pada mukosa eritematosa. Benjolan ini
mudah lepas ketika dikerok dengan kain kasa dan
meninggalkan mukosa eritematosa. Kandidiasis oral
biasanya simtomatik, menyebabkan ketidaknyamanan, rasa
terbakar, atau nyeri yang nyata. Pemeriksaan mukosa mulut
biasanya mengungkapkan, bersama dengan peristiwa yang
dijelaskan, tidak adanya saliva atau saliva yang kental dan
pucat.

13
Pasien diabetes juga dapat mengalami jenis kandidiasis
terkait dengan penggunaan protesa gigi lepasan yang disebut
stomatitis prostetik. Hal ini ditandai dengan munculnya area
yang memerah di bawah resin protesa. Jenis kandidiasis ini
biasanya asimtomatik, meskipun tingkat ketidaknyamanan
juga kadang-kadang terjadi.

Kanker mulut Kanker mulut adalah neoplasma ganas yang menyerang


bibir, rongga mulut, atau orofaring. Karsinoma sel
skuamosa rongga mulut mewakili sekitar 90% kasus dan
dalam jangka waktu 5 tahun angka kematian sebesar 50%.
Alasan meningkatnya perkembangan kanker mulut di
penderita diabetes belum banyak diketahui, meskipun aspek
klinis, biokimia, dan molekuler telah diusulkan.

Oral potensial OPMD adalah kelompok gangguan mukosa yang signifikan


malignant disorder yang mengalami peningkatan kerentanan untuk
(OPMD) mengembangkan kanker mulut, yang pada dasarnya adalah
leukoplakia oral, lichen planus (OLP), leukoplakia verukosa
proliferatif, eritroplakia dan cheilitis aktinik. Leukoplakia
dan OLP keduanya merupakan OPMD yang lazim, terkait
dengan tingkat transformasi keganasan yang cukup besar
memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada subjek dengan
DM dibandingkan populasi umum.

Karies gigi Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi


kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan
tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan
darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai
substrat kariogenik.

Sindrom mulut BMS adalah nyeri kronis atipikal yang pada dasarnya
terbakar (Burning ditandai dengan adanya sensasi terbakar, menyengat, atau
Mouth Syndrome) rasa sakit yang nyata yang terletak terutama di lidah, bibir,
dan langit-langit, meskipun dapat menyebar ke lokasi lain,
selain itu adalah lesi mukosa yang tampak yang dapat
membenarkan kondisi ini. BMS tampaknya menyajikan
peningkatan prevalensi pada pasien dengan DM
dibandingkan dengan subjek sehat. Hal ini dapat dikaitkan
dengan neuropati perifer yang sering dilaporkan pada
pasien diabetes. Penderita diabetes biasanya mengeluh

14
tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya.
Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati
rasa pada bagian wajah.
Faktor pencetus BMS yang dibagi menjadi tiga yaitu faktor
lokal, faktor sistemik, dan faktor psikologi. Faktor Lokal
meliputi protesa yang tidak pas, kebiasaan parafungsional,
kelainan gigi, reaksi alergi, infeksi, faktor kimia, galvanism,
hilangnya rasa kecap, dan xerostomia. Faktor sistemik
meliputi gangguan endokrin termasuk didalamnya
diabetesmelitus,dan menopause.Defisiensi nutrisi termasuk
defisiensi Fe, Vitamin B complex, zinc, anemia, gangguan
gastrointestinal, obat-obatan, neuropati, Sjogren’s
syndrome, dan esophageal reflux. Faktor psikologi meliputi
kecemasan.

Patogenesis dari BMS pada pasien DM ada beberapa alasan


yang mendukung perkiraan bahwa diabetes menyebabkan
rasa panas dalam mulut. Kurangnya insulin pada pasien DM
mengganggu proses katabolik dalam mukosa mulut sehingg
menyebabkan resistensi jaringan terhadap gesekan normal
menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah karena
adanya xerostomia dan infeksi candida yang merupakan
yang sering terjadi pada pasien DM. Brody dkk menyatakan
mekanisme timbulnya keluhan pada mulut merupakan
neuropati yang ireversibel dan perubahan pada membran
dalam pembuluh darah kecil di jaringan mulut. Adanya
perubahan rasa dan anomali sensorik menunjukkan fakta
bahwa BMS memiliki beberapa dasar neuropatik. Studi
neurofisiologis menunjukkan bahwa sistem saraf pusat
dan/atau perifer terlibat dalam nyeri BMS. Hal ini
menyebabkan hilangnya inhibisi sentral dan akibatnya
hiperaktivitas dari jalur nosiseptif trigeminal, yang pada
gilirannya membawa respon yang lebih intens terhadap
iritasi oral dan akhirnya menyebabkan munculnya nyeri oral
phantom sebagai akibat dari perubahan dalam sistem rasa
ini.

Mekanisme neuropatik sentral telah ditunjukkan setelah


stimulasi termal saraf trigeminal pada pasien dengan BMS.
Pasien dengan BMS menunjukkan pola aktivitas serebral
yang serupa dengan yang muncul pada gangguan nyeri
neuropatik lainnya, menunjukkan bahwa hipoaktivitas
15
serebral bisa menjadi elemen penting dalam patogenesis
BMS.

Xerostomia Perubahan sekresi saliva secara umum dikenal dengan


istilah "mulut kering", yang bagaimanapun mengacu pada
dua proses yang berbeda, yang pertama terkait dengan
tujuan pengurangan aliran saliva karena hipofungsi saliva
(yaitu, laju aliran saliva keseluruhan yang tidak distimulasi
<0,1 mL/menit); dan yang kedua, sensasi subjektif dari
kekurangan saliva tanpa adanya gangguan aliran. Mulut
kering adalah salah satu keluhan yang paling umum pada
pasien diabetes, dengan patofisiologi sebagian tidak
diketahui, yang berhubungan dengan neuropati diabetik
kelenjar parotis, perubahan patologis pada struktur kelenjar
ludah (misalnya, vakuolisasi atau atrofi asinar), atau
hiperglikemia dan DM yang tidak terkontrol. Xerostomia
merupakan kondisi mulut kering yang ditandai adanya
penurunan laju alir saliva. Beberapa faktor dapat memicu
terjadinya kelainan produksi saliva pada pasien DM yaitu
penuaan dan penggunaan obat-obatan. Pada DMT1 dan
DMT2 terjadi penurunan produksi saliva yang disebabkan
kerusakan pada glandula parenkim, perubahan
mikrosirkulasi glandula saliva, kondisi dehidrasi, dan
tingginya glikemik indeks.

Perubahan persepsi Perubahan persepsi rasa, terutama hypogeusia (yaitu,


rasa hilangnya sebagian rasa) telah telah dilaporkan pada pasien
dengan DM. Alasan peningkatan perkembangan perubahan
persepsi rasa di penderita diabetes tidak diketahui dengan
baik, meskipun telah diusulkan bahwa hal tersebut mungkin
terkait dengan neuropati perifer yang sering dilaporkan pada
pasien diabetes.

Halitosis Halitosis adalah gejala dimana seseorang memiliki bau


mulut. Hal ini dapat disebabkan oleh kesehatan mulut yang
buruk, perawatan gigi tunggal, karies, atau periodontitis.
Pasien DM cenderung untuk halitosis, mungkin terkait
dengan prevalensi yang sering dari penyakit ini pada pasien
diabetes. Patogenesis gangguan ini mungkin terkait
dengan presentasi gingivitis yang sering, periodontitis,

16
karies gigi dan xerostomia, yang mencegah self-cleansing
yang memadai dari mukosa mulut. Selain itu, beberapa
bakteri yang sering diisolasi dari infeksi pada pasien
diabetes adalah anaerob yang berkontribusi pada produksi
produk volatile yang meningkatkan halitosis . Dalam hal ini,
di bawah latar belakang periodontitis, pembusukan bakteri
dan pembentukan senyawa volatile sulfur compound dapat
menyebabkan bau senyawa sulfida.

Penyembuhan luka Penyembuhan luka yang lama merupakan komplikasi pada


yang lama penderita diabetes pasca bedah mulut, terutama pada pasien
dengan DM yang tidak terkontrol. Kemungkinan penyebab
penyembuhan luka yang tertunda dikarenakan rusaknya
pembuluh terminal kecil, bertanggung jawab untuk
mengurangi aliran darah, dengan pasokan nutrisi seluler
yang tidak mencukupi melalui sirkulasi darah, penurunan
respon inflamasi dan imun. Untuk alasan ini, disarankan
untuk mendapatkan kontrol yang lebih baik dari angka
hemoglobin glikosilasi. Namun, proses patologis dimana
diduga kehadiran mereka berkontribusi terhadap kontrol
diabetes yang buruk, dan di mana perawatan bedah
diperlukan, tidak boleh ditunda untuk mencapai kontrol
metabolik yang lebih baik dari penyakit. Dalam kasus ini,
perawatan luka pasca operasi harus dimaksimalkan dan
pertimbangan klinis harus dibuat dalam kenyamanan
penggunaan antibiotik dalam setiap kasus tertentu.
Mengenai jenis antibiotik yang akan digunakan pada pasien
diabetes, aturan dasar antibioterapi harus diikuti, yaitu, tes
kultur bakteri harus dilakukan pada pasien ini untuk memilih
antibiotik yang paling efektif. Jika perlu, pemberian
antibiotik spektrum luas harus dimulai sambil menunggu
hasil uji sensitivitas, dan hal ini harus dipertahankan jika
studi menunjukkan kemanjurannya. Akhirnya, DM sering
dikaitkan dengan proses patologis lainnya, seperti
hipertensi, yang membutuhkan obat-obatan yang juga dapat
menyebabkan penurunan aliran saliva.

Gingivitis Gingivitis adalah infeksi bakteri campuran yang


mengakibatkan peradangan dan kerusakan reversible
gingiva tanpa hilangnya perlekatan jaringan ikat. Pada
pasien diabetes tidak terkontrol lebih rentan terhadap

17
gingivitis daripada diabetes yang terkontrol.

Stomatitis Apthous Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun
Requrent penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika
dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat
rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang
kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan.
Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang
seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur
penderita diabetes.

2.3 Cara Pencegahan Dan Peningkatan Kesehatan Mulut Pada Pasien


Diabetes Mellitus.1

Berikut hal-hal yang perlu dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus agar
dapat menjaga atau mengupayakan supaya kesehatan rongga mulut tetap terjaga
dengan baik :

1. Mengontrol kadar gula darah.


2. Merawat gigi dan gusi, serta ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin
setiap enam bulan.
3. Mengontrol sariawan dan infeksi jamur, serta hindari merokok.
4. Kontrol gula darah yang baik juga dapat membantu mencegah atau
meringankan mulut kering yang disebabkan oleh diabetes.
5. Menggunakan dental floss paling tidak sekali sehari untuk mencegah plak
muncul di gigi
6. Menggunakan pembersih mulut anti bakteri untuk mengurangi jumlah
bakteri penyebab sakit gigi pada mulut.
7. Menggosok gigi, terutama setelah makan.
8. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut.
9. Perbaiki pola hidup, jauhkan dari penyebab stres.
10. Bila ada gigi yang tanggal harus segera ''diganti''.

18
11. Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke
dokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi.
12. Sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi.
13. Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu
mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan
sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan
kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak
terjaga.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manifestasi oral pada pasien diabetes mellitus seperti periodontal, karies

gigi, sindrom mulut terbakar, perubahan sekresi saliva, perubahan persepsi

rasa, halitosis, dan penyembuhan luka yang tertunda juga merupakan kondisi

yang terkait dengan DM. Semua gangguan ini menghasilkan komplikasi

penting yang terutama memperburuk kondisi yang sudah ada dan dapat

memperburuk status kesehatan pasien diabetes. Keterlibatan rongga mulut

yang sering pada pasien ini memerlukan pendekatan interdisipliner untuk

pengelolaannya dan pedoman untuk menginformasikan pasien tentang aspek-

aspek ini.

3.2 Saran

Diperlukan pengkajian lebih mendalam mengenai manifestasi oral dari

pasien diabetes mellitus secara lebih spesifik serta memperbanyak referensi

dalam penulisan karya tulis selanjutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. González-Moles, Miguel Ángel; Ramos-García, Pablo. State Of Evidence

On Oral Health Problems In Diabetic Patients: A Critical Review Of The

Literature. Journal Of Clinical Medicine, 2021(10)22. p. 5383.

2. Rahmasari, Ikrima; Wahyuni, Endah Sri. Efektivitas Memordoca Carantia

(Pare) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Infokes: Jurnal Ilmiah

Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 2019, 9(1): 57-64.

3. Rohani, Bita. Oral manifestation in patient with diabetes mellitus. World J

Diabetes. 2019; 10(9). P. 485

4. Babu, Krishnanjali, Et Al. Oral Manifestations In Diabetes Mellitus.

Dentist, 2019, 1(2): 028-030.

5. Kurniawan, Aris Aji, Et Al. Laporan Kasus: Xerostomia Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2. Stomatognatic-Jurnal Kedokteran Gigi, 2020,

17.1: 33-36.

6. Robert P. Lesi Mulut yang Sering Ditemukan. Edisi 4. EGC. 2002. P. 84

7. Edgar, Natalie Rose; Saleh, Dahlia; Miller, Richard A. Recurrent Aphthous


Stomatitis: A Review. The Journal Of Clinical And Aesthetic Dermatology,
2017, 10.3: 26.
8. Punthakee, Zubin; Goldenberg, Ronald; Katz, Pamela. Definition,
Classification And Diagnosis Of Diabetes, Prediabetes And Metabolic
Syndrome. Canadian Journal Of Diabetes, 2018, 42: S10-S15.

21

Anda mungkin juga menyukai