PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan sandang dan pangan sangat rendah. Hal ini memberikan kontribusi
adalah tuberkulosis (TB). Apabila penyakit ini tidak diobati sampai tuntas
ini yang paling berbahaya apabila menyerang pada susunan saraf pusat atau
pada sistem saraf pusat (Suriadi, 2001 : 89) merupakan salah satu manifestasi
1
2
Saraf Wanita Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat
TABEL 1
Profil Penyakit Di Ruang 19 A Perawatan Penyakit Saraf Wanita Perjan
RS.Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari - Juli 2005
Angka Angka
No Penyakit % %
kejadian kematian
1 Stroke 176 57,32 38 21,59
2 SOL 46 14,98 4 8,69
3 Meningitis 23 7,49 9 39,13
4 Myelo radikulopati 21 6,84 0 0
5 Radikulopati 17 5,53 0 0
6 Epilepsi 16 5,21 2 12,5
7 Tetanus 3 0,97 3 100
8 Ensepalopati 2 0,65 0 0
9 Ensepalitis 2 0,65 2 100
10 Miastenia Gravis 1 0,32 1 100
Jumlah 307 100%
stroke dan SOL (space occupying lession). Dengan jumlah penderita 23 orang
kompleks terhadap sistem tubuh yang lain, misalnya pada sistem pernafasan,
terhadap sistem tubuh meningitis pun dapat merubah pola hidup seseorang
dampaknya terhadap kehidupan baik fisik, sosial, dan ekonomi klien, maka
SADIKIN BANDUNG".
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan agar penulis
dapat :
telah diberikan.
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode
keperawatan.
a. Wawancara.
langsung dari klien atau allo anamnesa yang didapat dari keluarga
klien.
b. Observasi.
c. Pemeriksaan Fisik.
d. Studi Dokumentasi.
e. Studi Kepustakaan.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
7
1. Pengertian
a. Meningitis Tuberkulosis
2000).
lain.
paru.
b. Tuberkulosis (TB)
8
1995 : 753)
2. Anatomi Fisiologi
a. Meningen
membran yang padat, kuat dan tidak lentur. Berlapis dua sekitar
2) Arakhnoid
9
laba-laba.
fagosit.
sinus-sinus.
merusak.
infeksi pada rongga ini, maka pembuluh darah dan saraf dapat terkena
dari mesensefalon.
sisterna ini.
superior
d. Sistem Ventrikel
12
lateralis (kiri dan kanan), ventrikel III dan ventrikel IV. Kedua rongga
bagian yaitu :
Kornu anterior
Sela media
Kornu posterior
dari luscka dan foramina magendi. Kedua foramen dari luscka terletak
1) Pleksus khoroid
lipatan-lipatan vaskular.
2) Cairan serebrospinal
sinus kavernosus.
lateralis.
b) Arteri vertebralis
lateralis.
16
c) Sirkulus willisi
3. Etiologi
bovis yang biasanya menyebabkan infeksi pada sapi dan jarang pada
manusia.
17
seperti apeks paru, ginjal dan otak. Mycobacterium tidak tampak dengan
disebabkan karena kadar lipid yang tinggi pada dinding selnya. Lipid pada
time dalam 18-24 jam, maka secara klinis kulturnya memerlukan waktu 8
4. Manifestasi Klinik
TB aktif atau riwayat batuk lama, berkeringat malam dan penurunan berat
(malaise), demam yang tidak terlalu tinggi, nyeri kepala yang hilang
minggu timbul gejala nyeri kepala yang persisten dan nyeri tengkuk yang
tekanan intra kranial dan defisit neurulogik fokal (parese pada nervus
akibatnya. Saraf kranial II, III, IV, VI, VII dan VIII sering mengalami
kompresi oleh eksudat yang kental. Pada stadium lanjut terjadi gerakan
hidrosefalus.
rigiditas dengan atau tanpa tanda klinis meningitis atau kelainan cairan
serebrospinalis.
5. Patofisiologi
atau pada debu rumah dan terhirup masuk kedalam paru-paru orang sehat.
Pintu masuk infeksi ini adalah saluran nafas sehingga infeksi pertama
biasanya terjadi pada paru-paru. Transmisi melalui saluran cerna dan kulit
jarang terjadi.
hilus. Lesi primer pada paru-paru berupa lesi eksudatif parenkimal dan
kelenjar limfenya disebut kompleks “Ghon”. Pada fase awal kuman dari
penyebaran hematogen.
yang sehat lesi akan sembuh spontan dengan meninggalkan kalsifikasi dan
jaringan fibrotik. Pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah,
respon host masih cukup efektif tetapi kurang efisien akan timbul fokus
basil yang dorman. Klien dengan infeksi laten memiliki resiko 10% untuk
akan terjadi bila daya tahan tubuh host menurun, maka akan terjadi
hal-hal yang dijelaskan di atas terjadi pada susunan saraf pusat maka akan
dengan ruang sub arakhnoid dan terletak sub ependimal disebut sebagai
“Focus Rich”. Reaktivasi dan ruptur dari fokus rich akan menyebabkan
Inhalasi kuman TB
Paru-paru
Penyebaran limfohematogen
Terjadi peradangan difus pada pia, arakhnoid, LCS, ruang sub arakhnoid dan ventrikulus
Terbentuk eksudat
Beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dalam minggu ke-2
Organisasi di ruang sub arakhnoid superfisial yang dapat menghambat aliran dan absorpsi
LCS
Hidrosefalus komunikan
Bagan 1
Patofisiologi
22
6. Klasifikasi
meningitis dibagi menjadi 3 tipe utama yaitu meningitis asepsis, sepsis dan
tuberkulosis.
influenza.
tuberkulosis.
golongan yaitu :
dan ricketsia.
berikut :
Stadium III : Klien tampak sakit berat, kesadaran stupor atau koma dan
a. Sistem Pernafasan
tekanan intrakranial.
24
b. Sistem Kardiovaskular
c. Sistem Pencernaan
(stress ulcer) maka pada kondisi tersebut asupan nutrisi klien tidak
d. Sistem Perkemihan
Pada sistem urinaria terjadi retensi urine dan inkontinensia urine. Pada
e. Sistem Persarafan
nafas tidak efektif. Pada saraf kranial yaitu nervus vagus yang
ditandai dengan adanya kaku kuduk, kernig positif, brudzinski I dan II,
f. Sistem muskuloskeletal
otot-otot dan terjadi paralise. Hal ini memungkinkan klien tidak dapat
g. Sistem Integumen
yang lama.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
b. Tes Tuberkulin
c. Cairan Serebrospinal
predominan limfosit.
3) Kadar glukosa yang rendah 30-45 mg/dL atau kurang dari 50%
d. Bakteriologi
serebrospinal.
e. Pemeriksaan Biokimia
3) Tuberculostearic Acid
f. Tes Immunologis
9. Penatalaksanaan Medik
a. Perawatan umum
kondisi klien.
bahwa pilihan OAT harus dapat menembus sawar darah otak dalam
tuberkulosis adalah :
Efek samping berat yaitu terjadi hepatitis dan terjadi pada kira-kira
dilaksanakan kembali
nyeri otot
Efek samping utama adalah hepatitis, dapat terjadi nyeri sendi dan
yang saling berkesinambungan dan berkaitan satu sama lain dari mulai
1. Pengkajian
pada tahap ini perawat melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari
a. Pengumpulan data
1) Identitas
a) Identitas klien
32
meningitis adalah:
klien.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
disertai kejang.
P: Provokatif/paliatif
beristirahat.
Q : Quantity / Quality
sangat berat.
R: Region / Radasi
sejauh mana.
S : Scale
kaku kuduk.
T : Timing
mastoiditis.
3) Pemeriksaan fisik
a) Sistem pernafasan
b) Sistem Kardiovaskuler
Pada kasus lebih lanjut akral menjadi dingin, terjadi sianosis dan
c) Sistem Percernaan
protein (KKP).
d) Sistem Perkemihan
e) Sistem Muskuloskeletal
f) Sistem Integumen
g) Sistem persarafan
kranial lain yang umum terkena adalah nervus I, III, IV, VI, VIII.
kernig dan laseque positif. Selain itu gejala awal yang sering
area fokal kortikal yang peka. Alasan yang tidak diketahui, klien
a) Nutrisi
b) Eliminasi
c) Istirahat tidur
d) Personal hygiene
penurunan kesadaran.
5) Data psikologis
Ideal diri klien banyak yang tidak tercapai. Sebagian besar penyakit
6) Data sosial
lingkungan sekitarnya.
7) Data spiritual
8) Data Penunjang
a) Laboratorium
tuberkulosis adalah :
(c) Biokimia:
- Kalium meningkat
- Klorida menurun
- Glukosa menurun
- Protein meningkat
dan medulaspinalis.
b. Analisa Data
tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
c. Diagnosa Keperawatan
adalah:
40
kesadaran
saraf pusat.
neuromuskuler.
saraf.
tingkat kesadaran.
2. Perencanaan
Kriteria :
1 2 3
4. Teliti adanya keluhan dari dada, Infeksi sekunder seperti
berkembangnya nadi yang tidak miokarditis/perikarditis dapat
teratur/disritmia atau demam yang terus berkembang dan memerlukan
menerus. intervensi
lanjut.
Kriteria :
3. Pantau tanda-tanda vital meliputi TD, Peningkatan tekanan darah sistemik yang
Nadi, Respirasi diikuti oleh penurunan tekanan darah
diastolik merupakan tanda adanya
peningkatan TIK nafas yang tidak teratur
dapat menunjukan lokasi gangguan serebral
dan tanda adanya peningkatan serebral.
5 Perhatikan adanya gelisah yang Petunjuk non verbal ini menunjukan adanya
meningkat, peningkatan keluhan dan peningkatan TIK atau adanya nyeri kepala.
tingkah laku yang tidak sesuai.
7 Tinggikan kepala klien 15-45 derajat Meningkatkan aliran balik vena dari kepala
sesuai indikasi yang dapat ditoleransi. sehingga akan mengurangi kongesti dan
oedema atau resiko peningkatan TIK.
pusat.
Kriteria :
1 2 3
3. Dukung untuk menemukan posisi yang Menurunkan iritasi meningeal,
nyaman, seperti kepala agak tinggi resultan ketidak nyamanan lebih
sedikit. lanjut.
4. Berikan latihan rentang gerak Dapat membantu merelaksasikan
aktif/pasif secara tepat dan lakukan ketegangan otot yang meningkatkan
massase otot daerah bahu atau leher. reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman
tersebut.
saraf.
Kriteria :
kesadaran.
Kriteria :
47
proses inflamasi
baring lama.
2. Berikan bantalan pada area tubuh yang Dengan diberikan bantalan pada daerah
menonjol dan berada pada permukaan penekanan akan mengurangi tekanan
tempat tidur. efek sirkulasi yang tidak lancar.
dirumah.
Kriteria :
dan anoreksia.
Kriteria :
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Ahli gizi adalah spesialis nutrisi yang
membantu perencanaan makanan. dapat membantu kebutuhan nutrisi
klien dan langsung mempersiapkan
kebutuhan nurisi kliennya.
1 2 3
sedikit, BB terus menerus turun kalori,asam lemak dan vitamin dapat
selama 5 hari, status diberikan IV bersama-sama larutan
menunjukkan kekurangan NPT, protein, Karbohidrat dan lemak
nutrisi kolaborasi dengan penting untuk fungsi dan
dokter untuk pemberian nutrisi perkembangan sel.
parenteral total (NPT).
Kriteria :
1 2 3
keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan pengganti.
5. Tekankan cairan sedikitnya 2500 Pemenuhan kebutuhan dasar cairan.
ml/hari sesuai kondisi
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
BAB III
A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
1) Data Biografi
a) Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
2) Riwayat kesehatan
rumah sakit mengeluh sakit pada sendi siku yang diduga karena
d) Struktur keluarga
hanya sebagai buruh pabrik dan suami saat ini tidak bekerja,
Jenis
NO Sebelum Masuk RS Saat Sakit
Aktivitas
1 2 3 4
1 Nutrisi
a. Makan
Klien mengatakan Klien mengatakan saat
kebiasaan makan di rumah ini makan sehari tiga
sehari 3 kali dengan jenis kali dengan jenis
makanan nasi, lauk pauk, makanan bubur nasi,
sayur, jarang mengkon- lauk pauk seperti telur,
sumsi buah-buahan. tahu, tempe, daging,
Jumlah yang dimakan sayur dan buah. Porsi
biasanya sedikit. Tidak ada makan klien biasanya
pantangan dalam makan habis tidak lebih dari ½
keluhan tiga bulan terakhir porsi. Klien mengeluh
nafsu makan berkurang. mual dan nafsu makan
kurang.
56
1 2 3 4
b. Minum Klien mengatakan Klien mengatakan saat
kebiasaan minum di rumah ini minum air putih
air putih kira-kira 10 sehari kira-kira 1 botol
gelas/hari Aqua besar (1500cc)
dan 1 gelas susu yang
diberikan dari RS.
2 Eliminasi
a. BAB Klien mengatakan Klien mengatakan saat
kebiasaan BAB di rumah ini tidak ada keluhan
sehari 3 kali, dengan BAB, frekuensi 2 kali
konsistensi lembek. sehari dengan
Jumlah, warna dan bau konsistensi lembek.
normal menurut klien. Jumlah, warna dan bau
Tidak ada keluhan saat normal menurut klien.
BAB, dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan
orang lain. Saat ini klien terpasang
dower kateter sejak
b. BAK Klien mengatakan masuk RS, dengan
kebiasaan BAK di rumah jumlah urine rata-
rata-rata 6 kali/hari, warna rata/hari menurut
kuning jernih, tidak ada keluarga 2000 cc, saat
keluhan saat BAK. Jumlah dimonitor out put urine
urine normal menurut oleh perawat dari
klien. pukul 07.00 s.d 11.00
WIB jumlah urine 400
cc, warna kuning
kemerahan, jernih.
Klien mengatakan ada
keluhan nyeri dan
panas setelah BAK.
3 Personal hygiene
a. Mandi Klien mengatakan Klien mengatakan saat
kebiasaan mandi di rumah ini mandi hanya diseka
3 kali sehari, menggunakan oleh suaminya, 2 kali
sabun. sehari.
Klien mengatakan
b. Mencuci Klien mengatakan selama dirawat belum
rambut kebiasaan mencuci rambut/ pernah mencuci rambut
keramas 2 hari sekali / keramas.
menggunakan shampoo.
Klien mengatakan
selama dirawat belum
c. Gosok Klien mengatakan pernah menggosok
gigi kebiasaan menggosok gigi gigi, hanya dibersihkan
di rumah dilakukan setiap menggunakan kapas
kali mandi dengan lidi oleh perawat.
menggunakan pasta gigi.
4 Istirahat tidur
a. Siang Klien mengatakan di Klien mengatakan di
rumah tidak pernah tidur RS kadang-kadang
siang. tidur siang selama 1
jam.
57
1 2 3 4
b. Malam Klien mengatakan di Klien mengatakan di
rumah biasa tidur mulai RS biasa tidur mulai
pukul 20.00 s.d 05.00 pukul 20.00 s.d 03.00
BBWI. Klien merasa tidak WIB. Klien merasa
ada gangguan tidur. tidak ada gangguan
tidur.
4) Pemeriksaan fisik
a) Sistem Pernafasan
dan kanan, vokal fremitus teraba sama antara dada kiri dan
b) Sistem Kardiovaskular
c) Sistem Pencernaan
d) Sistem Perkemihan
dower kateter.
e) Sistem Muskuloskeletal
Gaya berjalan klien tidak dapat dikaji, bentuk kaki kiri dan
sendi panggul.
f) Sistem Integumen
g) Sistem Endokrin
exoptalmus, tremor).
60
h) Sistem Persarafan
Orientasi
Daya ingat
- Recent memory
kepada suaminya.
yaitu: 8 + 3, 6 + 7, 13 + 5.
Donder.
perawat.
gerakan mengunyah.
“ah”.
perawat.
64
(3) Refleks
Refleks fisiologis
nyeri
- Refleks patella ++ / ++
Refleks patologis
- Refleks babinski - / -
- Refleks chaddock - / -
telapak tangannya.
meningen didapatkan:
negatif.
- Laseque sign
Laseque positif.
- Kernig sign
brudzinski I negatif.
negatif.
5) Data Psikologis
a) Status Emosi
b) Kecemasan
c) Pola Koping
d) Gaya Komunikasi
e) Konsep Diri
bagi anak-anaknya.
Ideal diri klien saat ini adalah ingin segera sembuh dan
teringat anak-anaknya.
6) Data Sosial
7) Data Spiritual
hanya dengan cara berdoa kepada Allah SWT, sebagai Tuhan yang
diyakininya.
8) Data Seksual
menerima keadaan klien saat ini, klien sudah cukup puas dengan
9) Data Penunjang
a) Laboratorium
Nilai
No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan
Normal
1 2 3 4 5 6
1. 28 Juli Glukosa sewaktu 105 < 140 mg/dL
2005 Liquor/transudat/eksudat
Jumlah sel 273 <5 /mm3
Hitung jenis %
PMN 42 %
MN 58
Nonne Positif Negatif
Pandy Positif Negatif mg/dL
Gula liquor 7 45-70 mg/dL
Protein liquor 600 15-45
Warna Bening
Kejernihan Jernih
Hematologi gr/dL
HB 10 12-16 /mm3
Leukosit 8100 3,8-10,6 /mm3
Trombosit 264.000 150-
440rb
2 29 Juli LED 35 – 60 0-20 /mm3
2005 Hitung jenis leukosit %
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-6 %
Batang 1 3-5 %
Segmen 81 40-70 %
Lymfosit 7 30-45 %
monosit 1 2-40
3 1 SGOT 163 s.d 31 U/L
Agustus SGPT 133 s.d 31 U/L
2005 Natrium 138 135-145 mEq/L
kalium 3,0 3,6-5,5 mEq/L
4 5 Mikrobiologi
Agustus Gram Batang Negatif
2005 gram
BTA Liquor (+) Negatif
BTA
(+)
5 6 SGOT 96 s.d 31 U/L
Agustus SGPT 197 s.d 31 U/L
2005 Natrium 131 135-145 mEq/L
Kalium 3,7 3,6-5,5 mEq/L
6 8 Billirubin total 0,59 1,0 mg/dL
Agustus Billiribin direct 0,11 0,25 mg/dL
2005 Billirubin indirect 0,48 0,75 mg/dL
SGPT 327 s.d 31 U/L
70
b) Radiologi
c) Therapi
makan
makan
Rantin 2 x 1 ampul / iv
Dexametason 3 x 1 ampul / iv
b. Analisa Data
1 2 3 4
postur tubuh klien
tinggi kurus Anoreksia
Hb 10 gr/dL
Pemenuhan
kebutuhan ADL
terganggu
73
1 2 3 4
DO :
Saat ini klien terpasang Resiko infeksi
74
1 2 3 4
Dower kateter sejak masuk traktus urinarius
RS, dengan jumlah urine
rata-rata / hari menurut
keluarga 2000 cc, saat
dimonitor out put urine oleh
perawat dari pukul 07.00
s.d 11.00 WIB jumlah urine
400 cc, warna kuning
kemerahan, jernih.
2. PERENCANAAN
Rencana
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Resiko tinggi penyebaran infeksi Tupan :
berhubungan dengan masuk dan Infeksi tuberkulosis tidak menyebar 1. Berikan tindakan isolasi 1. Pada awal fase meningitis,
aktifnya mikroorganisme dalam Tupen : sebagai tindakan pencegahan isolasi mungkin diperlukan
tubuh. Tidak menunjukan tanda-tanda penyebaran untuk menurunkan resiko
DS : infeksi setelah diberikan asuhan penyebaran pada orang lain.
DO: keperawatan selama 5 hari dengan kriteria : 2. Anjurkan klien untuk 2. Mencegah penularan infeksi
Hasil rontgen thorax Vital sign dalam menggunakan masker melalui droplet pada saat klien
tanggal 28/7/05 : batas normal batuk atau bicara.
Tb Milier Kesadaran tetap
Hasil analisa LCS alert/kompos mentis 3. Pertahankan tehnik aseptik 3. Menurunkan resiko klien
tanggal 28/7/2005 : Tidak terdapat tanda- dan cuci tangan yang tepat baik terkena infeksi
Liquor/transudat/eksudat tanda peningkatan tekanan intra kranial klien, pengunjung, maupun staf.
Jumlah sel 273 /mm3
Tanda iritasi Pantau dan batasi pengunjung / staf
Hitung jenis meningen negatif sesuai kebutuhan.
PMN 42 % Nilai analisa LCS 4. Observasi tanda-tanda vital 4. Keadaan infeksi sistemik
MN 58 % berangsur normal klien meliputi : tensi, nadi, suhu dapat mempengaruhi nilai
Nonne positif Tidak menunjukan dan respirasi, setiap 8 jam. normal tanda-tanda vital seperti
Pandy positif adanya proses infeksi tuberkulosis pada peningkatan suhu tubuh,
Glukosa 7 mg/dL organ lain seperti usus dan ginjal peningkatan denyut nadi dan
rotein 600 mg/dL pertnafasan, peningkatan atau
Warna bening penurunan tekanan darah.
Kejernihan jernih 5. Observasi tingkat kesadaran 5. Peradangan pada susunan
Mikrobiologi klien setiap hari. syaraf pusat akan mempengaruhi
tanggal 5/8/2005 tingkat kesadaran. Tingkat
Gram batang positif kesadaran yang baik merupakan
BTALiquor positif indikator adanya perbaikan.
Tes iritasi meningen 6. Observasi terhadap adanya 6. Tanda-tanda peradangan
Laseque positif tanda-tanda peningkatan TIK seperti oedema, adanya eksudat
seperti nyeri kepala. jika terjadi pada SSP akan
mendesak kedalam yang akan
meningkatkan TIK.
7. Observasi tanda-tanda iritasi 7. Menghilangnya tanda-tanda
77
1 2 3 4 5
meningen seperti : kaku kuduk, iritasi meningen merupakan
laseque, brudzinski I dan II, kernig indikator perbaikan klinis pada
sign. klien dengan meningitis.
1 2 3 4 5
dapat menimbulkan mual.
4 Gangguan rasa nyaman : nyeri Tupan : 1. Kaji ulang tingkat 1. Dengan mengetahui tingkat
berhubungan dengan adanya Nyeri hilang nyeri sebelum melakukan tindakan. nyeri dapat menentukan tindakan
proses peradangan pada tulang Tupen : yang tepat.
DS : Setelah diberikan asuhan keperawatan 2. Ajarkan klien tentang 2. Teknik-teknik ini dapat
Klien mengatakan nyeri selama 5 hari, klien dapat beradaptasi teknik mengurangi nyeri seperti : mengurangi nyeri secara fisiologis
tangan sebelah kiri dan tidak dengan nyeri akibat proses peradangan baik dalam menghambat impuls
79
1 2 3 4 5
bisa diangkat, nyeri bertambah dengan kriteria : nyeri maupun dalam
jika digerakan dan berkurang Klien mengungkapkan secara mempersepsikan nyeri.
jika di istirahatkan, nyeri verbal dapat mengendalikan rasa nyeri 3. Klien dapat merasakan
terutama pada daerah sikut, nya. 3. Anjurkan klien untuk langsung manfaat dari teknik-
nyeri dirasakan terus menerus. Klien dapat memilih dan mendemonstrasikan teknik-teknik di teknik manajemen nyeri.
DO : mendemonstrasikan salah satu teknik atas.
Skala nyeri 3 (0-5) manajemen nyeri non farmakologis 4. Meningkatkan toleransi
Terdapat keterbatasan gerak Skala nyeri berkurang dari 3 4. Anjurkan klien untuk klien terhadap nyeri, sehingga
pada tangan kiri, terdapat menjadi 2 (0-5) menggerakan tangannya yang sakit klien dapat beradaptasi dengan
pembengkakan dan klien sesuai dengan kemampuan klien. nyeri secara bertahap, dan dapat
tampak meringis pada saat mencegah terjadinya kontraktur
dilakukan penekanan pada pada sendi-sendi yang tidak sakit
sendi siku yang bengkak. (pergelangan tangan dan jari-jari
Artritis a/r elbow joint sinistra tangan kiri)
e.c suspek TB. 5. Analgetik dapat
5. Jika perlu menurunkan ambang nyeri.
kolaborasikan untuk pemberian
analgetik
5 Resiko infeksi traktus urinarius Tupan : 1. Kaji adanya tanda 1. Mangetahui adanya infeksi
berhubungan dengan terpasangnya Infeksi traktus urinarius tidak terjadi dan gejala infeksi traktus urinarius. sedini mungkin
dower kateter sebagai portal of Tupen :
entry bagi mikro organisme Setelah diberikan asuhan keperawatan
DS : selama 2 hari tidak terdapat tanda-tanda
Klien mengatakan ada keluhan infeksi traktus urinarius dengan kriteria:
nyeri dan panas setelah BAK. Klien tidak mengeluh nyeri dan 2. Lakukan perawatan 2. Perawatan dauer kateter
DO : panas pada saat BAK dower kateter dengan menggunakan dengan menggunakan antiseptik
Saat ini klien terpasang Klien dapat mengontrol keinginan antiseptik dapat mengurangi terjadinya
Dauer catether sejak masuk RS, miksinya resiko infeksi.
dengan jumlah urine rata- Klien dapat BAK tanpa kateter 3. Mengadaptasikan otot-otot
rata/hari menurut keluarga 2000 3. Lakukan blast blast untuk mengontrol miksi
cc, saat dimonitor out put urine trainning. setelah pemasangan kateter.
oleh perawat dari pukul 07.00 4. Untuk memastikan ada
s.d 11.00 WIB jumlah urine tidaknya infeksi traktus urinarius
400 cc, warna kuning 4. Kolaborasikan untuk dengan melihat karakteristik urine
kemerahan, jernih pemeriksaan urine rutin. secara makro dan mikroskopik.
80
1 2 3 4 5
5. Menghilangkan faktor
resiko terjadinya infeksi traktus
5. Kolaborasikan untuk urinarius.
pelepasan dower kateter
6 Resiko drop out pengobatan Tupan : 1. Kaji ulang 1. Mengkaji kebutuhan klien
berhubungan dengan kurangnya Program pengobatan berhasil pengetahuan klien tentang dan keluarga terhadap informasi.
pengetahuan klien tentang Tupen : penyakitnya. 2. Peningkatan pengetahuan
penyakit, perawatan dan aturan Setelah diberikan asuhan keperawatan 2. Berikan informasi klien dan keluarga tentang
pengobatan penyakitnya selama 1 hari, klien bertambah tentang penyakit dan program penyakit, program pengobatan
DS : pengetahuannya tentang penyakit, pengobatannya dihubungkan dengan dan perawatannya akan
Klien mengatakan memiliki perawatan dan aturan pengobatan perawatannya, meliputi : meningkatkan motivasi klien
riwayat sakit paru-paru diakui penyakitnya dengan kriteria : Pengertian untuk berperan aktif dalam
klien sejak 1 ½ bulan sebelum Klien dapat menyebutkan nama Cara perawatan dirinya.
masuk rumah sakit tetapi klien penyakitnya perawatan dan diet
menyangkal sakit TBC Klien dapat menyebutkan cara Program
Klien juga mengatakan 6 perawatan penyakitnya serta program pengobatan
bulan sebelum masuk rumah pengobatannya. Efek
sakit mengeluh sakit pada sendi Klien dapat menyebutkan efek samping obat 3. Mengkaji pengetahuan klien
sikut yang diduga karena asam samping OAT Dampak jika dan keluarga setelah diberikan
urat. Klien dapat menyebutkan dampak pengobatan tidak tuntas penkes.
DO : negatif jika pengobatan tidak tuntas 3. Lakukan evaluasi 4. Dengan adanya PMO
Hasil radiologi dan Terbentuknya PMO terhadap klien dan keluarga setelah diharapkan akan menjadi
laboratorium menunjukan klien diberikan pendidikan kesehatan. motivator bagi klien untuk tetap
terinfeksi Tb 4. Bentuk pendamping menjalankan program pengobatan
Klien mendapatkan minum obat (PMO) hingga tuntas serta menjami klien
therapi OAT meminum obat secara teratur.
1 2 3 4 5
sakit, terutama peran sebagai saat ini dalam masa perawatan dan
ibu rumah tangga yaitu pengobatan dan klien dapat beradaptasi 3. Diskusikan dengan klien 3. Agar klien termotivasi untuk
mengurus anak-anaknya dengan peran dan lingkungan yang baru tentang peran yang dapat dilakukan dapat melakukan peran yang lain
Klien mengatakan sering yaitu sebagai pasien RS, dengan kriteria : selama klien dirawat di RS. selama di RS.
menangis jika ingat anak- Klien mengungkapkan 4. Jelaskan pada klien bahwa RS 4. Agar klien merasa tenang dan
anaknya secara verbal perasaannya saat ini. adalah tempat tinggal klien tidak merasa diasingkan oleh
Klien mengatakan ingin segera Klien dapat menyebutkan sementara. keluarga.
sembuh dan bisa berkumpul alasan dirawat di RS dan tidak boleh 5. Libatkan keluarga dalam 5. Agar keluarga memahami
lagi dengan anak-anaknya. dijenguk anak-anak masalah yang dihadapi klien. perasaan dan kesulitan yang
Keluarga dapat dihadapi klien.
DO : meyakinkan klien bahwa peran klien
Klien dirawat sejak tanggal 27 Juli seperti ini hanya sementara.
2005
82
3. PELAKSANAAN
No Tanggal No DP Implementasi Paraf
1 2 3 4 5
1 08-8-2005 1 Melakukan observasi tanda-tanda vital klien meliputi :
Pukul 08.00 tensi, nadi, suhu dan respirasi
Hasil:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 96 kali / menit
Suhu : 36,7o C
Respirasi : 24 kali / menit
1 2 3 4 5
Vitamin B6 50 mg / oral
Curcuma 1 tablet / oral
Hasil :
Klien mau minum obat, klien masih mengeluhkan adanya
mual setelah minum obat.
1 2 3 4 5
10.00 1 Memberikan injeksi : Dexametason 1 ampul / iv
Hasil :
Klien tidak mengeluh pusing dan nyeri pada daerah obat
injeksi dimasukan
1 2 3 4 5
Program pengobatan
Efek samping obat
Dampak jika pengobatan tidak
tuntas
Hasil :
Klien mengatakan sekarang tahu jika penyakitnya adalah
TBC yang dapat menular, dan mengatakan mau berobat
hingga tuntas, klien juga mengatakan akan memaksakan
makan walaupun mual, takut penyakitnya tidak sembuh.
6
Melibatkan suami klien untuk menjadi support sistem bagi
klien dan menjadi PMO
Hasil :
Suami mengatakan siap untuk mendampingi klien berobat
dan ikut bertanggung jawab selama klien minum obat.
12.10 5
Melakukan pengkajian terhadap adanya tanda dan gejala
infeksi traktus urinarius.
Hasil :
Klien mengatakan tidak terdapat nyeri pinggang, nyeri dan
panas dirasakan setelah perasaan ingin BAK. Warna urine
kuning tua dan jernih, kateter bersih.
5
Melakukan kolaborasi untuk pelepasan dower kateter.
Hasil :
Kepala ruangan mengatakan klien sudah layak dibuka
kateternya tapi sebelumnya harus dilakukan blast training
terlebih dahulu.
86
4. EVALUASI
No
NO Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
DP
1 2 3 4 5
1 10-8-2005 1 S :
- Klien mengatakan tidak
terdapat nyeri kepala, sendi pada siku tangan kiri
masih bengkak dan nyeri.
O:
- Kesadaran klien kompos
mentis/alert
- Tanda iritasi meningen :
lasegue masih +
- Tensi 110/70, N: 88 x / mnt,
S:37oC, R: 24 x / mnt
- Sendi siku klien tampak
bengkak.
A:
- Proses infeksi pada SSP
menunjukan perbaikan
P:
- Melanjutkan intervensi
meliputi:
- Lanjutkan program terapi
dengan OAT
- Kaji efek samping pengobatan
I :
- Memberikan OAT sesuai
dengan program terapi yaitu: INH 400mg/oral,
Rifampicin 450mg/oral, dan Vit.B6 diberikan sebelum
makan. Ethambutol 1000mg/oral, Pyrazinamid
1000mg/oral dan Curcuma diberikan 1jam setelah
makan pagi. Memberikan injeksi Dexametason 1
amp/iv. Mengkaji efek samping dari pemberian obat.
E:
- Klien mau minum obat, efek
samping OAT terhadap fungsi hati, hasil SGPT
tanggal 9-8-2005 : 327 U/L
R:
- Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian obat OAT yang lebih aman.
Hasil :
- Program terapi klien dirubah
- INH, Rifampisin, Pyrazinamid
di stopn diganti dengan Streptomisin 750mg / im,
Ciprofloksasin 2x500mg/hari.
2 10-8-2005 6 S :
- Klien mengatakan penyakit
klien adalah TBC yang menyerang otak, paru-paru dan
tulang dan bisa menular.
- Klien mengatakan
pengobatannya harus rutin sampai tuntas, karena
87
1 2 3 4 5
kumannya akan kebal dan lebih susah diobatinya lagi.
- Klien mengatakan pengobatan
penyakitnya tidak hanya menggunakan obat tapi harus
dengan daya tahan tubuh yang kuat dengan cara
makan yang banyak mengandung protein dan zat
tenaga seperti telur, ikan, tempe, nasi. Klien juga
mengatakan efek samping dari obatnya bisa membuat
mual, sakit kepala, gangguan hati. Suami klien
mengatakan siap untuk mengantar klien berobat dan
mendampingi minum obat.
O :
- Klien terlihat mau minum obat
yang disiapkan oleh suaminya.
A :
- Masalah teratasi
3 10-8-2005 2 S :
- Klien mengatakan mual
berkurang, nafsu makan mulai meningkat.
O:
- Klien menghabiskan lebih dari
3/4 porsi makanan dari RS, klien tidak terlihat akan
muntah saat makan
A:
- Asupan nutrisi klien berangsur-
angsur meningkat
P:
- Melanjutkan intevensi sesuai
dengan yang direncanakan yaitu:
- Sajikan makanan dalam
keadaan hangat dan menarik.
- Libatkan klien dalam
penyusunan menu makanan sesuai dengan selera.
- Lakukan oral hygiene
- Berikan minum air hangat
sebelum makan.
- Berikan makan minimal 1 jam
setelah minum OAT.
- Lanjutkan pemberian terapi anti
emetik : Ranitidin
I :
- Menyajikan makanana klien
ketika masih hangat
- Memberikan minum air hangat
sebelum makan
- Memberikan makan siang klien
setelah minum OAT
- Mendamping klien saat makan
- Melanjutkan program terapi anti
emetik
E:
- Mual sudah tidak dirasakan lagi
oleh klien
88
1 2 3 4 5
- Nafsu makan klien meningkat
- Klien menghabiskan makan
1porsi
4 10-8-2005 3 S :
- Klien mengatakan lebih segar,
rambut tidak lengket, klien sudah menggosok giginya
sendiri tadi pagi dibantu suami.
O:
- Rambut klien tampak bersih,
rapi, dan tidak lengket.
- Gigi dan mulut klien terlihat
bersih
- Kulit klien terlihat bersih dan
tidak lengket
A:
- Masalah teratasi
5 10-8-2005 4 S :
- Klien mengatakan nyeri masih
ada terutama jika sendi yang bengkak ikut bergerak,
klien mengatakan sekarang mampu menahan nyeri,
klien mengatakan jika nyeri muncul klien menarik
nafas panjang dan ngobrol dengan suaminya nyerinya
berkurang.
O:
- Skala nyeri 2 (0-5)
- Klien mau menggerakan tangan
yang sakit dibantu tangan kanannya, klien tampak
menggerakan sendi pergelangan tangan dan jari-jari
tangan kiri. Klien tampak lebih beradaptasi dengan
nyeri
A:
- masalah teratasi
6 10-8-2005 5 S :
- Klien mengatakan nyeri dan
panas kencing masih ada
- Klien mengatakan selangnya
ingin dicabut
O:
- Dauer kateter masih terpasang,
urine warna kuning,jernih. Klien tampak meringis jika
kateter digerakan.
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan blast trainning
I :
- Melanjutkan blast trainning
sebelum mencabut kateter
Mencabut dower kateter
-
E:
- Klien mengatakan setelah
89
1 2 3 4 5
dicabut kateter lebih nyaman, nyeri dan panas setelah
BAK tidak ada.
R:
S: klien mengatakan setelah dicabut selang lebih
nyaman, nyeri dan panas setelah BAK tidak ada.
O: kateter sudahdi lepas, tidak terlihat tanda-tanda iritasi
saat mencabut kateter.
A : Masalah klien teratasi setelah dicabut kateter
7 10-8-2005 7 S :
- Klien mengatakan merasa
kehilangan perannya selama sakit, terutama peran
sebagai ibu rumah tangga yaitu mengurus anak-
anaknya
- Klien mengatakan sering
menangis jika ingat anak-anaknya
- Klien mengatakan ingin segera
sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan anak-
anaknya.
O:
- Klien dirawat sejak tanggal 27
Juli 2005
A:
- Gangguan konsep diri : peran
berhubungan dengan hospitalisasi
P:
- Jelaskan pada klien tentang
keadaan klien saat ini
- Gali keinginan klien saat ini
- Diskusikan dengan klien
tentang peran yang dapat dilakukan selama klien
dirawat di RS.
- Jelaskan pada klien bahwa RS
adalah tempat tinggal klien sementara.
- Libatkan keluarga dalam
masalah yang dihadapi klien.
I :
- Menjelaskan pada klien tentang
keadaannya saat ini
- Menggali keinginan klien saat
ini
- mendiskusikan dengan klien
tentang peran yang dapat dilakukan di RS
- Menjelaskan pada klien bahwa
di RS klien hanya sementara
- Melibatkan suaminya dalam
menyelesaikan masalah klien
E:
- Klien mengatakan mengerti
tujuan dari perawatan di RS untuk mengobati
penyakitnya, klien ingin segera sembuh dari
penyakitnya, kliem mengerti alasan anaknya tidak
boleh dibawa ke RS karena takut tertular.
8 11-8-2005 1 S :
90
1 2 3 4 5
- Klien mengatakan tidak ada
demam, nyeri kepala
O:
- Kesadaran klien kompos
mentis, tanda vital dalam batas normal TD
110/80mmHg, N: 84 x / menit, R: 20 kali/menit, tanda
iritasi meningen lasegue +
A:
- Infeksi pada SSP berangsur
membaik
P:
- Melanjutkan pemberian obat
sesuai program
I :
- Memberikan obat Ethambutol
1000mg, Curcuma 1tablet/oral, Ciprofloxasin 500
mg / oral sesudah makan, memberikan injeksi
Dexametason 1 ampul / iv, melakukakan skin test obat
Streptomisin, memberikan injeksi streptomisin
750mg / im.
E:
- Klien tidak menunjukan tanda-
tanda alergi seperti gatal-gatal setelah diberikan obat.
9 11-8-2005 2 S :
- Klien sudah tidak mengeluh
mual, nafsu makan meningkat.
O:
- Porsi makan klien selalu habis,
klien terlihat suka makan biskuit yang dibawa dari
keluarganya.
A:
- Masalah teratasi
10 12-8-2005 1 S :
- Klien mengatakan saat ini
O:
- Tanda vital dalam batas normal
- TD: 120/80 N: 88 x / menit S:
36,9oC R: 24 x / menit
- Tidak terdapat tanda-tanda
peningkatan TIK
- Tingkat kesadaran klien
kompos mentis
- Tanda iritasi meningen: lasegue
(-), brudzinski I,II (-), kernig (-), kaku kuduk (-)
A:
- Masalah teratasi sesuai tupen
91
B. PEMBAHASAN
Penyakit Saraf Wanita Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
terdapat pada BAB II dan BAB III, untuk selengkapnya diuraikan di bawah
ini.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
penyakit meningitis.
jaringan tubuh lainnya seperti tulang dan otak. Selain itu faktor
yang padat, selain itu klien bekerja di garmen dalam satu ruangan
2) Riwayat Kesehatan
keluhan pada saat masuk rumah sakit sesuai dengan teori, namun
pada siku tangan sebelah kiri dengan skala nyeri 3 (0-5) disertai
klien Ny. A riwayat sakit TBC dan kontak dengan penderita TBC
klien.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem pernafasan
b) Sistem kardiovaskuler
refil time lebih dari 3 detik. Pada kasus klien Ny. A tidak
selama 12 hari.
c) Sistem pencernaan
dari pengobatan.
d) Sistem perkemihan
e) Sistem muskuloskeletal
selain itu terdapat nyeri pada sendi siku tangan sebelah kiri
f) Sistem integumen
kekanan.
g) Sistem persarafan
laseque, kerusakan nervus kranial II, III, IV, VI,VII, VII. Pada
kasus klien Ny. A tanda iritasi meningen yang masih ada yaitu
tanda yang lainnya tidak ditemukan. Ini terjadi karena pada saat
(a) Nutrisi
tuberkulosis.
(b) Eliminasi
dipantau.
5) Aspek Psikologis
yang tinggi, hal ini karena dukungan dari suami (support system)
keadaan sakitnya.
7) Data Penunjang
meningkat
b. Diagnosa Keperawatan
tingkat kesadaran.
akhir dirumah.
penurunan kesadaran.
penyakitnya.
tirah baring lama. Tidak diangkat karena pada saat dikaji klien
sendiri.
ADL.
2. Perencanaan
dan kondisi dasar temuan dilapangan dengan tetap mengacu pada konsep
teori perencanaan.
aspek kognitifnya.
3. Pelaksanaan
seharusnya klien dilakukan isolasi, hal ini tidak dapat dilakukan karena
klien.
4. Evaluasi
Pada saat melakukan evaluasi akhir, dari tujuh masalah yang diangkat
serta didukung oleh motivasi yang kuat dari klien dan keluarga.
108
BAB IV
A. Kesimpulan
perawatan penyakit saraf wanita Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
1. Pengkajian
2. Perencanaan
kondisi dan sarana yang ada dengan tetap berorientasi pada masalah
akan mengurangi perasaan tidak berdaya pada diri klien dan perawat
3. Pelaksanaan
110
klien Ny.A sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan melibatkan
4. Evaluasi
ini karena adanya kerjasama dengan klien, keluarga dan tim kesehatan
yang lain.
B. Rekomendasi
dower kateter.