MENINGITIS TUBERKULOSIS
Oleh:
1740312406
Pembimbing:
2019
Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan case report
session yang berjudul “Meningitis Tuberkulosis”.
Dengan demikian, penulis berharap agar case report session ini dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai meningitis
tuberkulosis.
Penulis
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Definisi 3
2.2 Epidemiologi 3
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko 3
2.4 Patofisiologi 4
2.5 Manifestasi Klinik 5
2.6 Diagnosis 8
2.7 Penatalaksanaan 11
2.8 Prognosis 11
BAB 3. ILUSTRASI KASUS 12
BAB 4. DISKUSI 28
DAFTAR PUSTAKA 30
Tabel 2.1 Gejala, manifestasi klinis, dan hasil css pada anak dan 8
dewasa
PENDAHULUAN
Penulisan case report ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, etiologi, faktor
resiko, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, dan prognosis dari meningitis
tuberkulosis.
a. Sebagai salah satu syarat dalam menjalani kepaniteraan klinik di bagian ilmu
penyakit saraf RSUP dr. M. Djamil Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
b. Menembah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai definisi,
epidemiologi, etiologi, faktor resiko, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, dan
prognosis meningitis tuberkulosis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.4 Patofisiologi
Manifestasi klinis yang terjadi pada anak-anak dan dewasa berbeda. Pada
anak-anak biasanya gejala awal tidak khas seperti demam, batuk, muntah, malaise,
dan penurunan berat badan. Durasi dari gejala tersebut biasanya lebih dari enam hari.
Kejang pada anak lebih sering daripada dewasa. Sedangkan pada dewasa biasanya
gejala prodromal bersifat gradual selama + 1-2 minggu dan bisa memburuk dengan
adanya sakit kepala yang meningkat, kaku kuduk, muntah, kebingungan, dan
koma.10,13
2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Laboratorium14
Dari pemriksaan darah rutin dapat ditemukan peningkatan LED hingga
80%
Untuk Diagnostik, cairan LCS dapat diperiksa dengan melakukan pun
ksi lumbal
- Warna: biasanya xanthochrom atau juga dapat ditemukan dalam
bentuk jernih
- Jumlah Sel: terjadi peningkatan sel 100 hingga 500 sel/μl. Sel mo
nonuclear lebih banyak dibandingkan sel polimorfonuklear
- Protein: terjadi peningkatan proterin hingga 200 mg/mm3
- Glukosa: Glukosa menurun pada pemeriksaan LCS meningitis tu
berkulosa. Untuk nilai normal gula darah LCS ±60% gula darah pl
asma
- Untuk kultur dengan BTA dapat ditemukan kuman Mycobacteriu
m tuberculosis
d. Radiologi 15
Foto toraks: dapat digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
tuberkulosis paru sebelumnya atau yang masih aktif. Dapat juga menu
njukkan gambaran limfadenopati dan infiltrate.
CT Scan kepala dan MRI pada daerah basal otak : gambaran penyenga
tan pada basal meningeal dan adanya hidrosefalus.
2.8 Prognosis
1.
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nomor RM : 01.13.94.54
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Alloanamnesis:
Seorang pasien laki-laki 42 tahun dirawat di bangsal Neurologi RSUP dr. M. Djamil
Padang pada tanggal April 2022 dengan:
Keluhan utama:
Penurunan kesadaran sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Terjadi secara
berangsur-angsur, awalnya pasien dapat diajak komunikasi, lalu menjadi tidak
bisa berbicara.
Keluhan diawali dengan kaku seluruh tubuh. Pasien lemas, namun tidak
gelisah dan meracau.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dengan keluhan seperti
ini.
I. Umum
Pernafasan : 26x/menit
Suhu : 37,5oC
Berat badan : 40 Kg
Thorak:
Paru:
Jantung:
Abdomen:
Korpus vertebrae:
GCS E1 M1 V1
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
N.I (olfaktorius):
N. II (optikus)
Kanan Kiri
Bola mata Ortho Ortho
Ptosis - -
Gerakan bulbus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Strabismus - -
Nystagmus - -
Ekso/endophtalmus - -
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Reflex cahaya + +
Reflex akomodasi + +
Reflex konvergensi + +
N. IV (troklearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Sikap bulbus Ortho Ortho
Diplopia Tidak ada Tidak ada
N. VI (abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan bola mata ke Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
lateral
Sikap bulbus Ortho Ortho
Diplopia Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Menggerakan rahang Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Menggigit Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Mengunyah Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Sensorik
Divisi ophtalmika
Reflek kornea + +
Sensibilitas + +
Divisi maksila
Reflex maseter Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Sensibilitas Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Divisi mandibular
Sensibilitas - -
N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Simetris Simetris
Sekresi air mata + +
Fisura palpebra Kelopak mata dapat Kelopak mata dapat
menutup menutup
Menggerakan dahi - -
Menutup mata + +
Mencibir/ bersiul - -
Memperlihatkan gigi - -
Sensasi lidah 2/3 depan
N. VIII (vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Detik arloji Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Rinne test Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Weber test Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Swabach test Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Nystagmus Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Pengaruh posisi kepala - -
N. IX (glossofaringeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 Tidak dapat dinilai
belakang
Reflex muntah +
N. X (vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Simetris
Uvula Di tengah
Menelan -
Suara -
Nadi Regular
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan -
Menoleh ke kiri -
Mengangkat bahu -
kanan
Mengangkat bahu kiri -
N. XII (hipoglossus)
4. Koordinasi
Keseimbangan Koordinasi
Stepping gait Tidak dapat dinilai Tes tumit lutut Tidak dapat dinilai
Romberg test Tidak dapat dinilai Rebound
Tidak dapat dinilai
phenomen
Romberg test Tidak dapat dinilai Supinasi pronasi
Tidak dapat dinilai
dipertajam
Tandem gait Tidak dapat dinilai Tes hidung-jari Tidak dapat dinilai
Tes jari-jari Tidak dapat dinilai
6. Sensibilitas
8. Fungsi otonom
Keringat : Normal
Darah:
Leukosit : 8.530/mm3
Hematokrit : 31%
AGD : pH : 6,0
SO2% : 97,5%
Diagnosis:
Rencana Pemeriksaan :
- Pemeriksaan Lumbal Pungsi
- Kultur sputum/ TCM
Prognosis:
Terapi:
Umum:
Khusus:
R/H/Z/E 600/300/1000/750
Dexametason 3x50 mg IV tap off/minggu
Ranitidine 2x50 mg IV
Lansoprazol 4x30mg
Sukralfat 3x10mg
Ceftriakson 2x2 g IV
Levofloxacin 1x750mg
Levetiracetam 2x500mg
N Asetilsistein 2x200mg
UDCA 3x250mg
Acetazolamide 3x250mg
KSR 3x600mg
Meropenem 3x1 gram
Fluimucil 2x1
PCT 3x500 mg
S/ pasien tidak sadar, demam (-), sesak (-), kejang (-) sesak (+)
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T SpO2
Status Internus : suara napas kanan melemah, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Status Neurologikus :
- GCS 3 (E1M1V1)
- TIK (-), TRM: kaku kuduk (+) kernig (+) brudzinsky I dan II (-) Pupil
isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya +/+, Refleks kornea +/+
++ ++ - -
++ ++ - -
Lumbal punksi
Makroskopis :
Volume : 2ml
Warna : Bening
Kekeruhan : Negatif
Khusus:
R/H/Z/E 600/300/1000/750
Dexametason 3x50 mg IV tap off/minggu
Ranitidine 2x50 mg IV
Lansoprazol 4x30mg
Sukralfat 3x10mg
Ceftriakson 2x2 g IV
BAB 4
DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya trias meningitis yaitu, demam, sakit
kepala, dan kaku kuduk. Pasien masuk ke IGD RSUP DR. M Djamil Padang dengan
GCS 3 dan ditemukan tanda rangsangan meningeal yang positif berupa kaku kuduk.
Tidak terdapat tanda peningkatan TIK dan kelumpuhan dari nervus kranialis. Adanya
tanda rangsang meningeal menunjukan bahwa adanya peradangan pada selaput otak.