Anda di halaman 1dari 3

Kemal Nugroho - 2440059343

Sakurai Mikage adalah seorang wanita yang dulunya periang tetapi sekarang memiliki
masalah hidup yang cukup berat karena hidup sebatang kara. Neneknya baru saja meninggal
sehingga tinggal sendiri di rumah. Beberapa hari kemudian, Ia berencana untuk pergi mencari
kediaman baru dengan melihat majalah apartemen. Namun, pada sore itu tiba-tiba saja ada yang
mengetuk pintu rumah. Tak disangka itu adalah Tanabe Yuichi. Mikage tidak begitu dekat
dengan Yuichi, tetapi laki-laki itu setiap dua kali seminggu pasti mengirimkan pot bunga karena
ia kerja paruh waktu di sebuah toko bunga langganan nenek. Maksud dari tujuan Yuichi
berkunjung ke rumah Mikage adalah untuk mengajaknya tinggal di apartemen Keluarga Tanabe.
Wanita itu langsung pertama kali bingung karena ia telah memikirkan untuk pindah ke
apartemen yang diinginkan. Yuichi mengatakan bahwa pukul tujuh malam ini langsung saja
pergi ke kediamannya. Mikage pun langsung menyetujuinya. Ia lalu mengemaskan barang-
barang bawaannya dan menuju lokasi sesuai dengan peta yang diberikan.
Apartemen yang ditempati oleh Keluarga Tanabe ada di lantai 10. Yuichi tinggal bersama
dengan ‘ibu’ sekaligus ayahnya. ‘Ibu’ itu bernama Eriko-san. Ia sebenarnya laki-laki yang
bekerja di restoran berpenampilan selayaknya seorang wanita Jepang. Mikage terkejut setelah
Yuichi menginformasikan identitas yang sesungguhnya karena parasnya memang seperti wanita
lemah gemulai. Eriko-san yang mengetahui bahwa Mikage tinggal sementara di kediamannya
sangat senang. Setiap Yuichi maupun Eriko-san pulang ke apartemen, mereka selalu
membawakan makanan maupun barang elektronik baru untuk digunakan bersama. ‘Ibu’ Yuichi
itu mengharapkan agar Mikage bisa tinggal menetap. Walaupun demikian, Mikage bersikukuh
untuk meninggalkan tempat tersebut karena keinginannya dari dulu adalah mencari habitat baru
dan dihuni sendirian. Ia merasa direpotkan karena tinggal bersama dengan mereka. Selama satu
atap di apartemen Keluarga Watanabe, ia tidur di sofa dekat dapur. Mikage merasa nyaman
karena ia suka sekali dengan dapur. Wanita itu juga pandai memasak. Terkadang jika Eriko-san
pulang larut malam, ia menghidangan makanan untuk Yuichi. Eriko-san pernah mencoba sajian
dari Mikage dan memuji masakan itu. Sakurai awalnya juga berpikir bahwa keluarga tersebut
bisa dikatakan bahagia tetapi ketika Yuichi menceritakan kisah masa lalunya, hal tersebut
membuatnya sedih. Ibu Yuichi meninggal karena kanker sewaktu ia masih kecil. Ia tahu wajah
ibunya hanya dari foto-foto saat bersama ayahnya (Eriko-san). Sebelumnya Eriko-san sangat
maskulin sekali. Tetapi karena berbagai pertimbangan, ia memulai hidup sebagai seorang
pemilik restoran yang berpenampilan wanita.
Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya pada musim gugur, Mikage mendapatkan
kabar bahwa Eriko-san meninggal karena terbunuh. Pelaku berpikir bahwa ia adalah benar-benar
wanita tetapi nyatanya tidak. Ia merasa dipermainkan dan menikam Eriko-san dengan pisau.
Eriko-san sempat membela diri dengan dumbel besi. Sayang, nyawanya tidak tertolong.
Peristiwa tragis ini memberikan pukulan berat bagi Yuichi. Dalam lubuk hatinya, ia ingin
menelepon Mikage karena wanita tersebut telah mendapatkan apartemen baru. Pada suatu
malam, Yuichi menelepon Mikage untuk memintanya menjenguk di apartemen Keluarga
Tanabe. Mikage lalu langsung dengan segera pergi ke alamat apartemen itu. Sesampainya di
kamar apartemen, Yuichi memperkenankan Mikage masuk dan menyampaikan semua apa yang
terjadi. Ia memberikan Sakurai surat wasiat dari Eriko-san sembari meninggalkannya untuk tidur
lebih dulu. Mikage membaca surat tersebut yang isinya tak lain adalah masa lalu Eriko-san dan
ibu Yuichi ketika masih hidup serta harta yang ditinggal oleh Eriko-san telah menjadi Yuichi
sepenuhnya.
Keesokan malamnya Yuichi membeli makanan yang sangat banyak untuk kebutuhan
sehari-hari. Ia juga tak lupa membawa wine agar bisa dinikmati bersama. Saat itu, Mikage
memasak beberapa makanan supaya perut langsung terisi penuh. Setelah makan malam, Yuichi
langsung tertidur karena menenggak satu botol wine sendirian. Paginya, Mikage bekerja di suatu
kantor yang bergerak di bidang kuliner. Ketika itu, sang juru masak mengajaknya untuk ikut ke
Izu untuk mengerjakan proyek dan tanpa berpikir panjang ia menyetujuinya. Di daerah yang
bernama Izu itu pelaksanaan kegiatan kantor berjalan dengan baik. Tak terasa malam pun tiba.
Mikage kelaparan karena itu ia meminta izin kepada sang juru masak untuk pergi keluar sebentar
untuk mencari makan. Lalu ia mendapati suatu restoran tua di pinggir jalan dan memesan
Katsudon. Ia terbersit ingin menelepon Yuichi dan menanyakan apakah ia baik-baik saja. Selesai
menelepon dan makan, ia memesan satu Katsudon untuk Yuichi dan mengantarkan ke
penginapan laki-laki itu. Mikage menggunakan taksi untuk pergi ke Kota I. Sesampainya di
depan penginapan, ia mencari cara agar dapat masuk ke kamar Yuichi sebab jalan masuk di
tempat tersebut sangat sulit. Akhirnya dengan kegigihan yang luar biasa, ia menemukan kamar
Yuichi dan memohon untuk mengizinkannya masuk ke kamar karena membawakan Katsudon.
Yuichi pun menikmati sajian yang dibawa oleh Mikage. Mereka menceritakan aktivitas yang
dilakukan pada hari itu dan saling menguatkan satu sama lain. Setelah Yuichi selesai makan,
Mikage pamit untuk kembali ke penginapannya. Mereka akhirnya senang bisa bertemu sama lain
setelah kematian Eriko-san.

Anda mungkin juga menyukai