Anda di halaman 1dari 7

Judul : Don’t Cry

Pengarang : Adytya Fitriani


Tokoh utama : Takeru, Hikari
Jumlah halaman : 242
Novel ini berkisah tentang seorang laki-laki bernama Takeru yang menyukai seorang
gadis saat pertama kali melihatnya. Waktu itu upacara penerimaan siswa baru dan Takeru
yang bangun terlambat mengayuh sepeda secepat mungkin sampai tanpa sengaja Takeru
menabrak gadis itu. Takeru satu sekolah dengan gadis itu setelah melihat seragam yang
digunakannya. Takeru dengan perasaan bersalah mendudukkan gadis itu di jok belakang
sepedanya. Tiba-tiba Ken datang dan menanyakan apakah Takeru suka dengan gadis tersebut.
Ken tak sengaja menyebutkan nama gadis itu. Ternyata namanya Hikari dan Ken satu sejolah
. Ken menyuruh Takeru untuk menyatakan perasaan kepada gadis itu.
Akhirnya, Takeru memutuskan untuk mengutarakan perasaan kepada Hikari. Takeru
menuju kelas Hikari dan memanggil gadis itu keluar. Hikari keluar dengan wajah
kebingungan. Takeru langsung mengutarakan perasaannya dan Hikari menganggukkan
kepala. Jadi, Takeru dan Hikari resmi berpacaran.
Takeru dan Hikari berjalan di lorong sekolah saat pulang sekolah. Banyak teman-teman
yang iri melihat hubungan mereka. Takeru mengantar Hikari di depan les tambahannya dan
Takeru sendiri tidak mengikuti les tambahan, ia yakin bahwa dirinya bisa belajar sendiri di
rumah.
Besok lusa Takeru dan Hikari meresmikan hubungan mereka yang kedua tahun. Takeru
memikirkan tema kencan yang istimewa dan tak akan terlupakan seumur hidupnya. Setelah
berpikir keras malam itu, ia menuliskan rencana kencan mereka di sebuah buku agenda
berwarna cokelat. Judul kencan itu adalah Menyusuri Jalan Kenangan.
Sabtu yang mereka tunggu-tunggu telah tiba. Hikari bangun pagi dan bersiap-siap untuk
pergi kencan tahun kedua mereka berpacaran. Takeru sudah sampai di rumah Hikari. Saat
melihat Hikari, Takeru terkejut dengan penampilannya yang seperti tuan putri dan ia merasa
penampialnnya seperti itik buruk rupa. Hikari meyakinkan Takeru akan penampilannya dan
akhirnya mereka pun berangkat.
Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah taman kecil dekat rumah Hikari. Taman
ini adalah tempat pertama kali Takeru dan hikari berciuman. Mereka masuk ke taman dan
duduk di ayunan. Sebenarnya Hikari tidak mengetahui apa-apa tentang rencana kencan kali
ini dan Takeru menyuruhnya untuk diam-diam saja.
Setengah jam kemudian, Takeru mengajak Hikari untuk ke tempat berikutnya. Mereka
berhenti di rumah Takeru. Takeru mengambil sepeda pasangan dalam garasi rumahnya.
Sepeda pasangan itu pernah mereka gunakan saat karyawisata dua tahun lalu. Mereka
berangkat dan akhirnya tiba disebuah taman besar dekat sekolah mereka. Taman itu tempat
pertama kali mereka bertemu dan pertama kali mereka menyaksikan bunga Sakura
berguguran bersama-sama. Mereka bersandar pada batang pohon Sakura, mereka berdua
berjanji akan selalu memiliki dengan mengacungkan jari kelingking mereka.
Sepeda Takeru dititipkan di sekolah, mereka naik bus untuk ke kawasan Shibuya. Dan
mereka sampai di restoran cepat saji, McD. Mereka makan siang di restoran ini dan memesan
makanan mereka. Setelah makan Takeru mengajak Hikari untuk pergi ke tempat terakhir
mereka. Takeru berhenti di pinggir sungai dan menurunkan tasnya mengeluarkan kembang
api. Dinyalakannya kembang api tersebut dan mereka bermain kembang api tersebut hingga
habis.
Setelah itu, Takeru mengajak Hikari menginap di rumahnya karena Sayaka adik
perempuan Takeru pasti akan senang sekali. Orang tua Takeru dan Sayaka sedang keluar kota
sehingga Sayaka merasa kesepian. Takeru mempersiapkan api unggun dan bekal makan
malam untuk mereka. Hari itu menjadi hari yang paling menyenangkan dan tak dapat
dilupakan bagi mereka.
Sayaka terlihat sangat senang sekali saat Hikari datang ke rumah Takeru dan menginap
disana. Sayaka tidur bersama Hikari. Pagi harinya, mereka sarapan pagi bersama. Takeru pun
mengantar Hikari pulang ke rumahnya. Hikari mengajak Takeru masuk ke rumahnya dan
mereka bercakap-cakap dengan Ibu Hikari.
Beberapa hari lagi Takeru ulang tahun dan Hikari kebingungan ingin memberikan apa
untuk Takeru. Yayoi sahabat Hikari sejak duduk dibangku SMP menyuruh Hikari untuk
menanyakan apa yang Takeru butuhkan saat ini, tetapi Takeru selalu menjawab hanya Hikari
yang selalu dibutuhkannya. Takeru datang di depan kelas dan mengajak Hikari untuk pulang.
Terlihat wajah Takeru yang pucat tidak seperti biasanya. Hikari menanyakan tentang keadaan
Takeru, dan ia menjawab bahwa dirinya tidak apa-apa hanya pusing-pusing biasa.
Hikari berencana mencari kado untuk Takeru. Tetapi Takeru tiba-tiba saja menelepon di
hari Sabtu ini dan mengajak Hikari untuk ketemuan. Terpaksa Hikari berbohong kepada
Takeru dengan memberi alasan bahwa ia telah mempunyai janji dengan Yayoi yang baru
putus dengan pacarnya. Takeru akan menjemput Hikari jika telah selesai menemani Yayoi.
Hikari langsung bergegas pergi mencari kado untuk Takeru.
Takeru merasa kecewa karena tidak dapat ketemuan dengan Hikari. Karena bosan,
Takeru memutuskan untuk menonton beberapa DVD. Setelah itu, Takeru merasa haus dan
mengambil jus jeruk di kulkas. Saat ingin menuangkan jus jeruk itu ke gelas tangannya
bergetar hebat, selang beberapa detik tangannya kembali normal dan dapat menuangkan jus
itu kembali. Belakangan ini, Takeru sering sekali sakit kepala, dan sering memuntahkan
makanan yang sudah masuk ke dalam tubuhnya. Takeru tetap berpikir positif dengan keadaan
ini. Takeru tertidur di ruang keluarga.
Sesampainya di pusat pembelajaan dan berkeliling dua jam lamanya ia tidak kunjung
mendapatkan kado untuk Takeru. Ia memutuskan untuk pergi ke pusat pembelajaan yang
lebih besar dan akhirnya ia menemukan toko dan masuk ke dalam toko tersebut. Belakangan
ini Takeru sedang tergila-gila pada sepak bola. Akhirnya ia memberikan gantungan kunci tim
Jerman. Tim kesukaan Takeru.
Saat ingin pulang, keadaan di luar sedang hujan deras dan Hikari lupa membawa payung.
Takeru menyuruh Hikari untuk membeli payung. Setelah mendapatkan payung tersebut
Hikari disuruh untuk menunggu di Anjing Hachiko. Saat ingin menyeberang jalan Hikari
tidak melihat lampu untuk penyeberangan jalan sudah berwarna merah. Sebuah truk melaju
kencang dan menabrak Hikari dan dirinya terlempar cukup jauh. Hikari langsung dibawa ke
rumah sakit.
Takeru baru terbangun saat Sayaka pulang dan Takeru langsung bergegas menjemput
Hikari. Sesampainya di patung Hachiko, Hikari belum datang.takeru menunggunya hingga
satu jam lamanya. Tiba-tiba saja, Ken-san, kakak Hikari menelepon Takeru dan
menyuruhnya pergi ke Rumah Sakit Aoyama dan mengatakan bahwa Hikari kecelakaan.
Takeru terkejut, panik, dan menyalahkan dirinya.
Di rumah sakit terlihat orang tua Hikari sedang menangis. Saat dokter melaporkan
tentang keadaan Hikari, Takeru langsung lemas dan menangis. Yayoi berusaha menenangkan
Takeru. Ternyata, Yayoi dan Hikari tidak memilki janji. Takeru agak kecewa karena Hikari
tela membohonginya. Saat masa-masa koma Hikari, Takeru sering menjenguknya dan
bercerita. Takeru juga sudah menerima kado dari Hikari. Ibu Hikari menyuruh Takeru pulang
dan saat Takeru berdiri, tiba-tiba saja kepalanya pusing dan terjatuh.
Saat Takeru terbangun, ia sedang ada di kamar rumah sakit. Dokter berkata bahwa
Takeru kurang istirahat dan kelelahan. Malam itu, kepalanya berdenyut kencang dan muntah-
muntah. Perawat mengatakan bahwa Takeru harus melakukan pemeriksaan. Ternyata Takeru
terkena kanker otak dan tidak dapat dioperasi lagi. Di sana Takeru tampak hancur, Ibunya
menangis, dan Ayahnya memberikan semangat untuk Takeru agar bertahan hidup melawan
penyakit ini. Takeru hanya akan menjalani kemoterapi.
Hikari masih belum sadarkan diri, Takeru mencoba tenang. Takeru memutuskan untuk
pergi selama-lamanya dari hidup Hikari. Takeru tidak akan menemui Hikari lagi dan tidak
menghubungi Hikari lagi. Takeru akan membuat Hikari menganggap seakan Takeru sudah
tidak ada di dunia ini. Takeru minta maaf karena telah mengkhianati janji mereka. Ia tidak
mau Hikari menderita karena penyakitnya ini. Takeru memberi tahu kepada Ibu Hikari bahwa
dirinya akan pindah ke rumah sakit kanker. Takeru juga meminta untuk tidak memberi tahu
Hikari kalau Takeru pergi. Untuk terakhir kalinya Takeru bertemu Hikari dan menmgucapkan
terima kasih atas kado yang diberikannya, mengucapkan kata perpisahan.

Saat Hikari membuka mata, ia terkejut karena berada di rumah sakit dan seketika ia
mengingat kembali apa yang telah terjadi padanya. Tiba-tiba Ibunya masuk dan berlari ke
arah Hikari dan menangis sambil bersyukur. Ternyata Hikari telah koma selama 2 bulan
lamanya.
Hikari hanya butuh terapi untuk memulihkan keadaannya. Saat Hikari dibawa ke rumah
sakit, keadannya sangat parah. Ia membutuhkan darah hingga berkantong-kantong, dokter
memutuskan untuk mengoperasi Hikari dan mendapati bahwa ginjal Hikari sobek. Kedua
tangannya patah dan kaki kirinya nyaris diamputasi.
Hikari teringat dengan Takeru dan menanyakan kepada Ibu keberadaan Takeru. Ibu
berkata bahwa Takeru sedang sibuk sehingga tidak sempat menjenguk Hikari. Hikari agak
sedikit curiga dengan perkataan Ibu. Dan Ibu menyuruh Hikari istirahat karena Ibu akan ke
ruangan dokter.
Yayoi datang menjenguk Hikari. Takeru sempat bertanya kepada Yayoi apakah dirinya
masih bersama Hikari saat kecelakaan itu terjadi dan Yayoi menjawab tidak, karena Yayoi
tidak memiliki janji dengan Hikari hari itu. Hikari merasa bersalah telah membohongi
Takeru. Hikari kembali menanyakan keberadaan Takeru kepada Yayoi dan Yayoi tidak tahu
apa-apa karena Takeru sudah sebulan belakangan tidak ke sekolah. Setelah Yayoi pulang,
Hikari menelepon Takeru tetapi tidak aktif lagi dan mengirim email tetapi tidak terkirim.
Hikari gelisah dengan keberadaan Takeru.
Satu minggu berlalu dan Hikari berada di atap rumah sakit memikirkan Takeru yang
masih tak dapat dihubungi. Hikari menatap langit, berkeluh kesah, dan bercerita. Hikari
menangis hingga pipinya basah. Setelah lega menumpahkan semua isi hatinya, Hikari
memutuskan untuk kembali ke ruang rawat dengan menelepon Ibunya meminta perawat
datang menjemputnya.
Hikari menjalani terapi hari pertama. Hikari disuruh untuk melipat tangannya, walaupun
sakit, Hikari tetap berusaha agar cepat sembuh. Dokter mengatakan bahwa Hikari dapat
benar-benar pulih satu bulan lagi dan dua minggu ke depan Hikari telah dapat rawat jalan
yang penting kaki kirinya harus pulih. Perawat membawa Hikari ke ruang CT scan dan
dokter mengamati kaki kiri Hikari. Dokter mengatakan bahwa ia tidak akan bisa
menggunakan kakinya untuk olahraga-olahraga berat.
Setelah itu, aku di bawa ke ruang rawat. Perawat mengatakan bahwa ada seorang laki-
laki yang selalu datang menemani Hikari, tetapi setelah Hikari sadar laki-laki itu tidak pernah
lagi dilihat olehnya. Hikari sontak kaget, menelepon Yayoi dan menceritakan apa yang
perawat itu katakan. Yayoi berkata bahwa lelaki itu sungguh pasti Takeru dan menyuruh
Hikari untuk percaya bahwa Takeru pasti akan kembali kepadanya. Yayoi mengatakan bahwa
orang tuanya ingin mencabut support life Hikari tetapi Takeru percaya bahwa Hikari akan
sadar suatu hari nanti dan memohon kepada orang tua Takeru agar tidak mencabutnya. Hikari
kecewa dengan sikap orang tuanya dan keesokan harinya, Hikari menanyakan Ibu kenapa
menyembunyikan ini semua.
Tiga bulan berlalu dan Hikari mengisi tiga bulan ini dengan mengerjakan latihan-latihan
soal masuk universitas dan memikirkan Takeru. Sebulan setelah pulang dari rumah sakit,
Hikari mengikuti ujian akhir di sekolah dengan persiapan seadanya. Syukurlah Hikari
dinyatakan lulus oleh sekolahnya. Selanjutnya, Hikari fokus belajar untuk ujian masuk
perguruan tinggi negeri melalui public test. Hikari diterima di Fakultas Sastra dan Bahasa,
Jurusan Sastra Jerman.
Hikari belum menemukan kabar Takeru. Hikari sempat ke rumah Takeru tetapi
rumahnya kosong, bertanya kepada tetangga dan mereka tidak tahu keberadaan keluarga
Takeru tersebut. Hari ini, gladi bersih untuk upacara kelulusan mereka yang akan
dilaksanakan minggu depan. Yayoi telah memiliki pacar baru yaitu Kenichi-kun.
Keadaan Takeru kadang sehat dan kadang menderita karena penyakitnya. Hikari bebar-
benar kehilangan jejaknya. Tapi, Takeru setiap hari menelpon Ibu Hikari untuk menanyakan
kabar Hikari. Ibu Hikari mengirimkan surat yang isinya tentang hari kelulusan mereka yang
akan diadakan satu minggu lagi dan ada geladi resik besok. Takeru membujuk Ibu dan
Ayahnya agar mengizinkannya menemui Hikari besok di sekolah setelah itu kembali lagi ke
rumah sakit.
Keesokan paginya, Takeru bergegas pergi ke sekolah menggunakan pakaian yang
menutupi identitasnya. Ia melihat Hikari sedang berjalan dengan Yayoi. Takeru pun
memutuskan untuk menunggu geladi resik di atap. Di sana, ia melepaskan semua
penyamarannya. Dua jam kemudian, seseoang membuka pintu atap dan Takeru terkejut,
mengambil semua penyamarnya serta bersembunyi di gudang kecil. Ternyata itu adalah
Hikari dan untung saja Takeru tidak ketahuan.
Setelah gladi bersih, Hikari bergegas ke atap sekolah. Di sana ia mengenang
peristiwanya bersama Takeru. Saat akan pulang ke rumah, kaki Hikari melangkah menuju
taman dekat rumah Takeru, ia duduk di ayunan dan menulis surat untuk Takeru, lalu ke
rumahnya dan memasukkan surat itu di kotak surat.
Hari ini acara kelulusan. Hikari dan Yayoi tak berhenti menumpahkan air mata karena
mereka akan berpisah. Mereka berkumpul di kelas dan berfoto-foto bersama. Guru mereka
memberi sepatah dua patah kata. Setelah itu, ia menulis surat kembali untuk Takeru,
walaupun tak pernah dibalas olehnya.
Sahabat lama Takeru datang menemui Takeru setelah sejak lama kehilangan kontak
dengan Ryuu. Ternyata Ryuu satu kampus dan jurusan dengan Hikari. Takeru meminta Ryuu
untuk mengawasi Hikari selama di kampus. Takeru pun menceritakan semuanya kepada
Ryuu.
Dua tahun berlalu, tak terasa sudah dua tahun ia meninggalkan masa SMA dan tanpa
sosok Takeru, ia masih menghilang. Hikari selalu mengirim surat setiap minggunya. Di
kampus ada seorang laki-laki yang sering mendekati Hikari yaitu Ryuu-kun. Ryuu-kun selalu
ada dihadapan Hikari. Hingga suatu saat, Ryuu-kun menyatakan cinta pada Hikari, tetapi
Hikari tidak menanggapinya karena ia masih mencintai Takeru. Ryuu-kun adalah lelaki
populer dan tampan di kampus.
Hikari sedang berada di taman dekat rumah Takeru dan ia mendengar seseorang memetik
gitar. Karena penasaran Hikari menghampirinya dan betapa kagetnya bahwa orang itu adalah
Takeru. Tetapi anehnya Takeru menyuruh Hikari pergi dengan alasan bahwa dirinya tidak
pantas untuk Hikari. Dengan perasaan kecewa Hikari pergi meninggalkan Takeru. Ia pun
terbangun dan ternyata itu semua hanyalah mimpi. Malam itu, Ibu Hikari memberikan sebuah
buku bewarna cokelat seperti buku agenda. Ternyata buku itui adalah milik Takeru dan saat
ia membacanya, ia terus-terusan menangis kesedihan.
Belakangan ini, Takeru sering menulis buku harian walaupun keadaannya masih labil.
Buku ini berisi balasan-balasan surat yang Hikari kirimkan. Mungkin suatu hari buku ini akan
Takeru berikan ke Hikari. Ryuu datang menjenguk Takeru, Ryuu bercerita bahwa dirinya
mencoba untuk mendekati Hikari dan Hikari membalasnya dengan wajah dingin dan acuh.
Ternyata Ryuu jatuh cinta dengan Hikari dan Takeru sangat mendukungnya. Saat Ryuu
menyatakan perasaan suka kepadanya, Hikari membanting meja lalu pergi. Takru menitipkan
buku hariannya dan menyuruh Ryuu untuk memberikannya pada Ibu Hikari dan
memberikannya pada Hikari jika terjadi sesuatu pada Takeru.
Takeru dan Ibunya sedang berada di taman rumah sakit. Takeru berkata bahwa ia ingin
pulang ke rumah dan merindukan rumah. Awalnya Ibunya tidak mengizinkan, tetapi setelah
Takeru meyakinkan, akhirnya Ibu mengizinkan. Hari ini juga Takeru ingin pulang. Takeru
pun bersiap-siap dan langsung pulang menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, Sayaka sudah menunggu di depan pintu dan lansung membantu
Takeru turun dari mobil. Sayaka sudah remaja sekarang. Sayaka mengantar Takeru ke
kamarnya. Setelah sampai di kamar Takeru, Sayaka memberikan amplop dan menyuruh
Takeru untuk membacanya nanti. Ternyata Sayaka telah memiliki kekasih. Takeru membaca
surat dari Sayaka, air matanya hampir terjatuh. Ternyata, Sayaka sangat menyayangi Takeru.
Sayaka menyuruh Takeru untuk menemui Hikari. Ternyata Ryuu tidak benar-benar mencintai
Hikari. Tujuan Ryuu berbohong adalah agar Takeru cemburu. Yang lebih membuatku
terkejut adalah Ryuu dan Sayaka adalah sepasang kekasih.
Takeru menelepon Ibu Hikari. Setelah itu, Takeru mengganti pakaian dan keluar lewat
pintu belakang. Hikari tak kunjung datang dan membuat Takeru sedikit tidak tenang. Takeru
lupa membawa ponsel dan jam tangan. Seseorang memanggil nama Takeru. Rambutnya
berantakan, matanya bengkak dan merah, pipinya basah, dahinya meneteskan keringat-
keringkat kecil. Gadis itu datang dan memeluk Takeru.
Saat Ibu Hikari mengatakan bahwa Takeru tunggu di taman jam enam sore, Hikari
langsung berlari menuju ke taman. Ia telah telat tiga jam. Sesampainya di taman, Hikari tidak
menemukan siapa pun disana. Hikari pun memutuskan untuk pergi ke rumah Takeru. Hikari
menekan bel berkali-kali tetapi hasilnya nihil. Saat merenung di depan rumah Takeru, sebuah
suara yang sangat Hikari kenal menyapanya. Itu adalah Ryuu-kun dan Sayaka. Sayaka
memeluk Hikari. Ryuu-kun mengatakan bahwa Takeru ambruk dan mengalami koma.
Hikari langsung bergegas ke rumah sakit. Hikari meminta maaf kepada Ibu Takeru.
setelah itu, Hikari meminta izin untuk menemui Takeru. Saat melihat Takeru, penampilannya
sangat berbeda. Sekarang ia adalah seorang lelaki berkepala plontos dengan alis yang hampir
tak terlihat dan tubuhnya kurus seperti orang busung lapar. Hikari duduk di kursi sebelah
ranjang Takeru, menanyakan kabarnya dan mengatakan bahwa Hikari merindukannya.
Memohon untuk sadar, ingin sekali Takeru memanggil namanya sambil berkata “aku
mencintaimu”. Tiba-tiba saja mata Hikari menjadi gelap.
Seseorang bertanya bahwa Hikari sudah bangun. Orang itu adalah Ryuu-kun. Ia
mengajak Hikari makan di kafetaria. Setelah makan, Ryuu-kun menceritakan semua hal
tentang hubungan dirinya dan Takeru. Ryuu-kun berkata bahwa Takeru selalu berjuang untuk
sembuh melawan penyakitnya. Seketika, Hikari menjatuhkan air matanya.
Setelah pembicaraan dengan Ryuu-kun, ia menyuruh Hikari untuk pulang rumah untuk
mandi dan mengganti pakaian serta mengerjakan tugas. Setelah mandi dan berganti pakaian,
Hikari malah menggenggam buku harian Takeru. Hikarin mulai membaca halaman demi
halaman. Ia menceritakan tentang kisah cinta mereka. Hingga halaman agak akhir, isinya
tentang penyakit yang dialaminya.
Tiba-tiba saja ponsel Hikari berdering. Sayaka menyuruh Hikari untuk membukakan
pintu rumahnya sekarang. Sayaka meminta maaf atas kebodohan Takeru selama ini yang
membuat Hikari menderita. Hikari berkata bahwa ini bukan salah Sayaka dan Takeru. sayaka
lari memeluk Hikari dan mengatakan bahwa jangan menyerah untung mendukung Takeru.
Hikari pun berjanji.
Satu minggu berlalu, Hikari mengembalikan buku harian Takeru dengan cara meletakkan
buku itu di bawah bantal. Karena buku itu Hikari merasa dirinya dan Takeru selalu bersama.
Hikari sering bolos mata kuliah dan menitipkan absen pada Ryuu-kun. Hikari selalu
menemani Takeru dan menceritakan banyak hal kepadanya. Ryuu-kun dan Sayaka datang
untuk mengunjungi Takeru. Sayaka mnyuruh Hikari untuk pulang beristirahat dan aku
menurutinya, memang Hikari sedang tidak enak badan. Saat hendak keluar dari pintu ruan
rawat Takeru, tiba-tiba saja kepala Hikari pening dan semuanya menjadi gelap.
Hikari bangun dan terkejut karena ia sedang berada di kamarnya sendiri, Ibu masuk ke
kamar Hikari dan berkata bahwa Hikari membuatnya cemas. Ibu menyuruhnya makan dan
minum obat, setelah itu beristirahat dan tidak boleh beranjak kemana-mana. Tiba-tiba Ryuu-
kun menelepon Hikari dan mengatakan agar Hikari segera ke rumah sakit karena Takeru
sudah siuman. Hikari menjatuhkan ponselnya, kepalanya langsung baik-baik saja. Ia cepat-
cepat mengganti pakaian dan langsung pergi.
Sesampainya di ruang rawat Takeru, semua orang langsung keluar dari ruangan itu.
Membiarkan aku dan Takeru hanya berdua saja. Takeru tersenyum dan menanyakan kabar
Hikari. Hikari langsung berlari memeluk Takeru dan menangis bahagia. Takeru merindukan
Hikari dan sebaliknya. Hikari meminta Takeru untuk berjanji dan tak boleh melanggarnya
yaitu janji untuk tidak meninggalkan Hikari sampai maut menjemput salah satu di antara kita.
Takeru mengangguk kemudian mencium bibirku. Hikari sangat bahagia hari ini. Hikari akan
selalu mencintai Takeru sampai kapan pun, tak akan pernah hilang rasa cinta ini.

Anda mungkin juga menyukai