Saat Hikari membuka mata, ia terkejut karena berada di rumah sakit dan seketika ia
mengingat kembali apa yang telah terjadi padanya. Tiba-tiba Ibunya masuk dan berlari ke
arah Hikari dan menangis sambil bersyukur. Ternyata Hikari telah koma selama 2 bulan
lamanya.
Hikari hanya butuh terapi untuk memulihkan keadaannya. Saat Hikari dibawa ke rumah
sakit, keadannya sangat parah. Ia membutuhkan darah hingga berkantong-kantong, dokter
memutuskan untuk mengoperasi Hikari dan mendapati bahwa ginjal Hikari sobek. Kedua
tangannya patah dan kaki kirinya nyaris diamputasi.
Hikari teringat dengan Takeru dan menanyakan kepada Ibu keberadaan Takeru. Ibu
berkata bahwa Takeru sedang sibuk sehingga tidak sempat menjenguk Hikari. Hikari agak
sedikit curiga dengan perkataan Ibu. Dan Ibu menyuruh Hikari istirahat karena Ibu akan ke
ruangan dokter.
Yayoi datang menjenguk Hikari. Takeru sempat bertanya kepada Yayoi apakah dirinya
masih bersama Hikari saat kecelakaan itu terjadi dan Yayoi menjawab tidak, karena Yayoi
tidak memiliki janji dengan Hikari hari itu. Hikari merasa bersalah telah membohongi
Takeru. Hikari kembali menanyakan keberadaan Takeru kepada Yayoi dan Yayoi tidak tahu
apa-apa karena Takeru sudah sebulan belakangan tidak ke sekolah. Setelah Yayoi pulang,
Hikari menelepon Takeru tetapi tidak aktif lagi dan mengirim email tetapi tidak terkirim.
Hikari gelisah dengan keberadaan Takeru.
Satu minggu berlalu dan Hikari berada di atap rumah sakit memikirkan Takeru yang
masih tak dapat dihubungi. Hikari menatap langit, berkeluh kesah, dan bercerita. Hikari
menangis hingga pipinya basah. Setelah lega menumpahkan semua isi hatinya, Hikari
memutuskan untuk kembali ke ruang rawat dengan menelepon Ibunya meminta perawat
datang menjemputnya.
Hikari menjalani terapi hari pertama. Hikari disuruh untuk melipat tangannya, walaupun
sakit, Hikari tetap berusaha agar cepat sembuh. Dokter mengatakan bahwa Hikari dapat
benar-benar pulih satu bulan lagi dan dua minggu ke depan Hikari telah dapat rawat jalan
yang penting kaki kirinya harus pulih. Perawat membawa Hikari ke ruang CT scan dan
dokter mengamati kaki kiri Hikari. Dokter mengatakan bahwa ia tidak akan bisa
menggunakan kakinya untuk olahraga-olahraga berat.
Setelah itu, aku di bawa ke ruang rawat. Perawat mengatakan bahwa ada seorang laki-
laki yang selalu datang menemani Hikari, tetapi setelah Hikari sadar laki-laki itu tidak pernah
lagi dilihat olehnya. Hikari sontak kaget, menelepon Yayoi dan menceritakan apa yang
perawat itu katakan. Yayoi berkata bahwa lelaki itu sungguh pasti Takeru dan menyuruh
Hikari untuk percaya bahwa Takeru pasti akan kembali kepadanya. Yayoi mengatakan bahwa
orang tuanya ingin mencabut support life Hikari tetapi Takeru percaya bahwa Hikari akan
sadar suatu hari nanti dan memohon kepada orang tua Takeru agar tidak mencabutnya. Hikari
kecewa dengan sikap orang tuanya dan keesokan harinya, Hikari menanyakan Ibu kenapa
menyembunyikan ini semua.
Tiga bulan berlalu dan Hikari mengisi tiga bulan ini dengan mengerjakan latihan-latihan
soal masuk universitas dan memikirkan Takeru. Sebulan setelah pulang dari rumah sakit,
Hikari mengikuti ujian akhir di sekolah dengan persiapan seadanya. Syukurlah Hikari
dinyatakan lulus oleh sekolahnya. Selanjutnya, Hikari fokus belajar untuk ujian masuk
perguruan tinggi negeri melalui public test. Hikari diterima di Fakultas Sastra dan Bahasa,
Jurusan Sastra Jerman.
Hikari belum menemukan kabar Takeru. Hikari sempat ke rumah Takeru tetapi
rumahnya kosong, bertanya kepada tetangga dan mereka tidak tahu keberadaan keluarga
Takeru tersebut. Hari ini, gladi bersih untuk upacara kelulusan mereka yang akan
dilaksanakan minggu depan. Yayoi telah memiliki pacar baru yaitu Kenichi-kun.
Keadaan Takeru kadang sehat dan kadang menderita karena penyakitnya. Hikari bebar-
benar kehilangan jejaknya. Tapi, Takeru setiap hari menelpon Ibu Hikari untuk menanyakan
kabar Hikari. Ibu Hikari mengirimkan surat yang isinya tentang hari kelulusan mereka yang
akan diadakan satu minggu lagi dan ada geladi resik besok. Takeru membujuk Ibu dan
Ayahnya agar mengizinkannya menemui Hikari besok di sekolah setelah itu kembali lagi ke
rumah sakit.
Keesokan paginya, Takeru bergegas pergi ke sekolah menggunakan pakaian yang
menutupi identitasnya. Ia melihat Hikari sedang berjalan dengan Yayoi. Takeru pun
memutuskan untuk menunggu geladi resik di atap. Di sana, ia melepaskan semua
penyamarannya. Dua jam kemudian, seseoang membuka pintu atap dan Takeru terkejut,
mengambil semua penyamarnya serta bersembunyi di gudang kecil. Ternyata itu adalah
Hikari dan untung saja Takeru tidak ketahuan.
Setelah gladi bersih, Hikari bergegas ke atap sekolah. Di sana ia mengenang
peristiwanya bersama Takeru. Saat akan pulang ke rumah, kaki Hikari melangkah menuju
taman dekat rumah Takeru, ia duduk di ayunan dan menulis surat untuk Takeru, lalu ke
rumahnya dan memasukkan surat itu di kotak surat.
Hari ini acara kelulusan. Hikari dan Yayoi tak berhenti menumpahkan air mata karena
mereka akan berpisah. Mereka berkumpul di kelas dan berfoto-foto bersama. Guru mereka
memberi sepatah dua patah kata. Setelah itu, ia menulis surat kembali untuk Takeru,
walaupun tak pernah dibalas olehnya.
Sahabat lama Takeru datang menemui Takeru setelah sejak lama kehilangan kontak
dengan Ryuu. Ternyata Ryuu satu kampus dan jurusan dengan Hikari. Takeru meminta Ryuu
untuk mengawasi Hikari selama di kampus. Takeru pun menceritakan semuanya kepada
Ryuu.
Dua tahun berlalu, tak terasa sudah dua tahun ia meninggalkan masa SMA dan tanpa
sosok Takeru, ia masih menghilang. Hikari selalu mengirim surat setiap minggunya. Di
kampus ada seorang laki-laki yang sering mendekati Hikari yaitu Ryuu-kun. Ryuu-kun selalu
ada dihadapan Hikari. Hingga suatu saat, Ryuu-kun menyatakan cinta pada Hikari, tetapi
Hikari tidak menanggapinya karena ia masih mencintai Takeru. Ryuu-kun adalah lelaki
populer dan tampan di kampus.
Hikari sedang berada di taman dekat rumah Takeru dan ia mendengar seseorang memetik
gitar. Karena penasaran Hikari menghampirinya dan betapa kagetnya bahwa orang itu adalah
Takeru. Tetapi anehnya Takeru menyuruh Hikari pergi dengan alasan bahwa dirinya tidak
pantas untuk Hikari. Dengan perasaan kecewa Hikari pergi meninggalkan Takeru. Ia pun
terbangun dan ternyata itu semua hanyalah mimpi. Malam itu, Ibu Hikari memberikan sebuah
buku bewarna cokelat seperti buku agenda. Ternyata buku itui adalah milik Takeru dan saat
ia membacanya, ia terus-terusan menangis kesedihan.
Belakangan ini, Takeru sering menulis buku harian walaupun keadaannya masih labil.
Buku ini berisi balasan-balasan surat yang Hikari kirimkan. Mungkin suatu hari buku ini akan
Takeru berikan ke Hikari. Ryuu datang menjenguk Takeru, Ryuu bercerita bahwa dirinya
mencoba untuk mendekati Hikari dan Hikari membalasnya dengan wajah dingin dan acuh.
Ternyata Ryuu jatuh cinta dengan Hikari dan Takeru sangat mendukungnya. Saat Ryuu
menyatakan perasaan suka kepadanya, Hikari membanting meja lalu pergi. Takru menitipkan
buku hariannya dan menyuruh Ryuu untuk memberikannya pada Ibu Hikari dan
memberikannya pada Hikari jika terjadi sesuatu pada Takeru.
Takeru dan Ibunya sedang berada di taman rumah sakit. Takeru berkata bahwa ia ingin
pulang ke rumah dan merindukan rumah. Awalnya Ibunya tidak mengizinkan, tetapi setelah
Takeru meyakinkan, akhirnya Ibu mengizinkan. Hari ini juga Takeru ingin pulang. Takeru
pun bersiap-siap dan langsung pulang menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, Sayaka sudah menunggu di depan pintu dan lansung membantu
Takeru turun dari mobil. Sayaka sudah remaja sekarang. Sayaka mengantar Takeru ke
kamarnya. Setelah sampai di kamar Takeru, Sayaka memberikan amplop dan menyuruh
Takeru untuk membacanya nanti. Ternyata Sayaka telah memiliki kekasih. Takeru membaca
surat dari Sayaka, air matanya hampir terjatuh. Ternyata, Sayaka sangat menyayangi Takeru.
Sayaka menyuruh Takeru untuk menemui Hikari. Ternyata Ryuu tidak benar-benar mencintai
Hikari. Tujuan Ryuu berbohong adalah agar Takeru cemburu. Yang lebih membuatku
terkejut adalah Ryuu dan Sayaka adalah sepasang kekasih.
Takeru menelepon Ibu Hikari. Setelah itu, Takeru mengganti pakaian dan keluar lewat
pintu belakang. Hikari tak kunjung datang dan membuat Takeru sedikit tidak tenang. Takeru
lupa membawa ponsel dan jam tangan. Seseorang memanggil nama Takeru. Rambutnya
berantakan, matanya bengkak dan merah, pipinya basah, dahinya meneteskan keringat-
keringkat kecil. Gadis itu datang dan memeluk Takeru.
Saat Ibu Hikari mengatakan bahwa Takeru tunggu di taman jam enam sore, Hikari
langsung berlari menuju ke taman. Ia telah telat tiga jam. Sesampainya di taman, Hikari tidak
menemukan siapa pun disana. Hikari pun memutuskan untuk pergi ke rumah Takeru. Hikari
menekan bel berkali-kali tetapi hasilnya nihil. Saat merenung di depan rumah Takeru, sebuah
suara yang sangat Hikari kenal menyapanya. Itu adalah Ryuu-kun dan Sayaka. Sayaka
memeluk Hikari. Ryuu-kun mengatakan bahwa Takeru ambruk dan mengalami koma.
Hikari langsung bergegas ke rumah sakit. Hikari meminta maaf kepada Ibu Takeru.
setelah itu, Hikari meminta izin untuk menemui Takeru. Saat melihat Takeru, penampilannya
sangat berbeda. Sekarang ia adalah seorang lelaki berkepala plontos dengan alis yang hampir
tak terlihat dan tubuhnya kurus seperti orang busung lapar. Hikari duduk di kursi sebelah
ranjang Takeru, menanyakan kabarnya dan mengatakan bahwa Hikari merindukannya.
Memohon untuk sadar, ingin sekali Takeru memanggil namanya sambil berkata “aku
mencintaimu”. Tiba-tiba saja mata Hikari menjadi gelap.
Seseorang bertanya bahwa Hikari sudah bangun. Orang itu adalah Ryuu-kun. Ia
mengajak Hikari makan di kafetaria. Setelah makan, Ryuu-kun menceritakan semua hal
tentang hubungan dirinya dan Takeru. Ryuu-kun berkata bahwa Takeru selalu berjuang untuk
sembuh melawan penyakitnya. Seketika, Hikari menjatuhkan air matanya.
Setelah pembicaraan dengan Ryuu-kun, ia menyuruh Hikari untuk pulang rumah untuk
mandi dan mengganti pakaian serta mengerjakan tugas. Setelah mandi dan berganti pakaian,
Hikari malah menggenggam buku harian Takeru. Hikarin mulai membaca halaman demi
halaman. Ia menceritakan tentang kisah cinta mereka. Hingga halaman agak akhir, isinya
tentang penyakit yang dialaminya.
Tiba-tiba saja ponsel Hikari berdering. Sayaka menyuruh Hikari untuk membukakan
pintu rumahnya sekarang. Sayaka meminta maaf atas kebodohan Takeru selama ini yang
membuat Hikari menderita. Hikari berkata bahwa ini bukan salah Sayaka dan Takeru. sayaka
lari memeluk Hikari dan mengatakan bahwa jangan menyerah untung mendukung Takeru.
Hikari pun berjanji.
Satu minggu berlalu, Hikari mengembalikan buku harian Takeru dengan cara meletakkan
buku itu di bawah bantal. Karena buku itu Hikari merasa dirinya dan Takeru selalu bersama.
Hikari sering bolos mata kuliah dan menitipkan absen pada Ryuu-kun. Hikari selalu
menemani Takeru dan menceritakan banyak hal kepadanya. Ryuu-kun dan Sayaka datang
untuk mengunjungi Takeru. Sayaka mnyuruh Hikari untuk pulang beristirahat dan aku
menurutinya, memang Hikari sedang tidak enak badan. Saat hendak keluar dari pintu ruan
rawat Takeru, tiba-tiba saja kepala Hikari pening dan semuanya menjadi gelap.
Hikari bangun dan terkejut karena ia sedang berada di kamarnya sendiri, Ibu masuk ke
kamar Hikari dan berkata bahwa Hikari membuatnya cemas. Ibu menyuruhnya makan dan
minum obat, setelah itu beristirahat dan tidak boleh beranjak kemana-mana. Tiba-tiba Ryuu-
kun menelepon Hikari dan mengatakan agar Hikari segera ke rumah sakit karena Takeru
sudah siuman. Hikari menjatuhkan ponselnya, kepalanya langsung baik-baik saja. Ia cepat-
cepat mengganti pakaian dan langsung pergi.
Sesampainya di ruang rawat Takeru, semua orang langsung keluar dari ruangan itu.
Membiarkan aku dan Takeru hanya berdua saja. Takeru tersenyum dan menanyakan kabar
Hikari. Hikari langsung berlari memeluk Takeru dan menangis bahagia. Takeru merindukan
Hikari dan sebaliknya. Hikari meminta Takeru untuk berjanji dan tak boleh melanggarnya
yaitu janji untuk tidak meninggalkan Hikari sampai maut menjemput salah satu di antara kita.
Takeru mengangguk kemudian mencium bibirku. Hikari sangat bahagia hari ini. Hikari akan
selalu mencintai Takeru sampai kapan pun, tak akan pernah hilang rasa cinta ini.