Anda di halaman 1dari 26

Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

MANUAL PLASENTA

 Kapan kita manual plasenta ? ketika manejemen aktif kala III plasenta belum lahir dalam
30 menit
 Informed consent
 Persiapkan diri: cuci tangan dan gunakan APD : handscoen obstetri yang panjang, spatu
boot, apron,

Teknik :
1. kosongkan kandung kemih
2. Ibu dalam posisi litotomi
3. Aseptik dan antiseptik dengan sabun klorheksidil untuk mencuci
vagina bagian luar, kemudian bilas vagina bagian luar. Bersihkan
vagina bagian dalam dengan kassa betadine dari dalam ke luar
4. Regangkan tali pusat dengan bantuan asisten, tangan akan masuk
kevagina secara obstetri menyusuri tali pusat sampai kedepan portio
sambil memberikan anastesi verbal
5. Lakukan fiksasi pada bagian fundus agar uterus tidak dapat lari ke kiri
dan ke kanan sehingga tanggan bisa masuk
6. Tangan kiri mengangkat fundus uteri ke atas agar tangan dapat
masuk mencapai fundus
7. Lepaskan plasenta mulai dari bagian sisa plasenta yang terlepas
dengan menggunakan sisi ulnaris
8. Sebelum mengeluarkan tangan lakukan eksplorasi ulang pada daerah
fundus apakah sudah bersih atau tidak , kalau sudah bersih
9. Tangan kiri yang tadi mengangkat fundur berubah arah menjadi
dorsokranial sambil menarik plasenta keluar dan memberikan anastesi
verbal (tarik nafas, lepas, tarik nafas lepas, sudah lepas, sudah
berhasil)

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

PELVIMETRI
 Usia kehamilan 35-36 minggu
 Saat inpartu
 Hamil anak pertama atau pada wanita hamil yang belum teruji panggulnyadengan
melahirkan bayi >2500 (viable)
Persiapan :
 Handscoon steril
 Kapas yang dibasahi air DTT
 pengaris

Informed consent :
Catatan :
 Kosongkan kandung kemih,
 ibu diposisikan litotomi
 Sebelum melakukan pemeriksaan lakukan pengukuran pada jari terlebih dahulu
 Cuci tangan, pakai handscoon

Teknik :
1. Masukan tangan secara obstetri kedalam vagina
2. Lakukan Pemeriksaan PintuAtasPanggul dengan meraba promontorium dan
linea innominata, normalnya promontorium tidak teraba dan linea innominata hanya
teraba 1/3 bagian kiri dan kanan
3. Lakukan pemeriksaan Bidang tengah panggul yaitu dinding samping panggul
yang normalnya akan teraba lurus dan lakukan perabaan pada sakrum normalnya
sakrum berbentuk konkav
4. Lakukan pemeriksaan Pintu bawah panggul dengan meraba spina ischiadika
yang normalnyasedikitmenonjol, dan lakukan pemeriksaan pada arkus pubisyang
normalnya berbentuk sudut >90 derajat.
5. Sebelum mengeluarkan tangan lakukan pemeriksaan kembali pada promontorium
dan tandai batas jari pada bagian depan simpisis pubis

Hitung : batas jari yang ditandai (cm)- 1,5 cm

Interpretasi
Panggul sempit absolut : <8,5 cm
Panggul sempit Relatif : 8,5-10 cm
Kesan Panggul luas : >10 cm

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

DISTOSIA
Tidak lahirnya bahu setelah tiga kali ibu meneran dan kepala bayi tertarik masuk kedalam
dan dagu menempel di perineum yang dikenal dengan turtle sign

TATALAKSANA :
- Posisikan ibu ke pinggir tempat tidur
- TERIAK,,,, TOLONG-TOLONG ada distosia bahu
-

Hindari4 P !!
- Panic
- Pulling
- Pushing
- Pivoting

A: ask for help


Lift the leg and buttocks : Mac’ Robert
Anterior shoulder dysimpaction : manuver masanti dan Rubin
Rotation of posterior shoulder : manuver woods corkscrew kombinasi Rubin
Manual Remover posterior arm : manuver schwartz - Dixon
Episiotomi
Roll of over onto 2-4 or knee chast : manuver gaskin

ask for help : Dimana saya membutuhkan 6 orang :


- 2 asisten,
- 1 resusitasi,
- 1 informed consent,
- 1 mencatat waktu,
- 1 mobile

Lift the legs and the buttocks : MAC ROBERT


ke 2 paha di fleksikan ke arah dada dan rotasi kedua kaki kearah Luar
tujuannya adalah agar sakrum menjadi lurus dan jalan lahir terbuka
- kemudian lihat perineum apabila perineum tampak kaku dan pucat maka lakukan
episiotomi mediolateral

Anterior shoulder dysimpaction :


manuver MASANTI (eksternal) : dengan bantuan asisten
asisten yang berada sepihak dengan punggung janin melakukan pendorongan bahu
anterior dari luar dengan cara menekan ringan diatas supra pubis, maka bahu anterior
janin akan mengalami adduksi sehingga diameter bahu anterior pada janin akan menjadi
lebih kecil.
Kemudian penolong memegang kepala bayi dengan tangan biparietal dan memandu
asisten dengan menghitung 123, dan secara bersamaan cobalahirkan bayi

manuver RUBIN (internal) : tanpa bantuan asisten


penolong akan melahirkan bahu dengan cara memasukan 2 jari menyusuri bahu belakang
dan lakukan tekanan pada bahu anterior kearah dada maka diharapkan bahu anterior janin

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

akan mengalami adduksi sehingga diameter bahu anterior pada janin akan menjadi lebih
kecil. Kemudian sambil memegang kepalacoba lahirkan bayi

Rotation of posterior shoulder : manuver WOODS CORKSCREW kombinasi


Rubin
Posisi bahu kanan ibu :
Tangan kanan manuver Rubin, Tangan kiri berada pada bagian depan bahu posterior,
lakukan putaran pada bahu belakang 180 derajat sehingga diharapkan bahu posterior akan
lahir.

Manual Remover posterior arm : manuver SCHWARTZ - DIXON


Posisi bayi kanan ibu
Tangan kiri memfleksikan kepala bayi, kemudian tangan yang sesisi masuk menyusuri
bahu belakang sampai mencapai fossa cubiti, tangan penolong menjadi spalak dan
fleksikan tangan bayi ke arah dada dan usapkan tangan ke arah muka (prinsip sendi
peluru memutar 180 derajat) sehingga diharapkan bahu belakang bisa dilahirkan

Roll of over onto 2-4 or knee chast : manuver GASKIN


Pasien diposisikan knee chest position (nungging) kemudian tarik curam kepala kearah
bawah kemudian lahirkan bahu posterior dengan bantuan gaya gravitasi

JIKA ALARMER GAGAL maka dapat dilakukan :


Kleidotomi : memotong clavicula janin dilakukan pada janin yang mati
Simpisiotomi : mematahkan tulang simpisis ibu
Manuver Zavenelii : memasukan kepala bayi kedalam uterus dan persiapkan SC segera

KOMPLIKASI :
IBU :
- perdarahan post partum
- laserasi derajat III-IV
- fistula recto vagina
- ruptur uteri
JANIN
- brachialis pleksus injury
Erbs palsy : kerusakan pada C5-C6
Klumpke’s palsy : kerusakan pada C8-T1
- fetal death
- hipoksia janin dengan atau tanpa kerusakan
- fraktur humerus dan klafikula

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

PERSALINAN SUNGSANG
Salam sapa perkenalkan diri
Diagnosis persalinan sungsang : pembukaan lengkap sakrum kiri/ kanan melintang
Informed consent

- Posisi pasien di pinggir tempat tidur


- Pada persalinan sungsang kita dapat melahirkan bayi dengan cara SPONTAN
BRACHT
- Spontan brach :
Persalinan dengan spontan brach berlangsung cepat yaitu 30 detik – 1 menit kita
tidak perlu tergesa-gesa tunggu sampai pembukaan lengkap, lalu pimpin ibu
mengedan. Apabila bokong sudah tampak di vulva kita pegang bokong dengan cara
brach (sambil jongkok) kemudian ikuti putaran paksi dalam dari bayi tanpa
melakukan tarikan sama skali dan tunggu sampai hair lainnya kelihatan, bila sudah
kelihatan kita hiperlordosiskan bayi ke atas perut ibu sehingga lahir dagu, mulut,
hidung dan kepala.

Pada persalinan sungsang terjadi 3 kali putaran paksi dalam dengan diameter terbesar
yaitu BI INTERTROCHANTER MAYOR, BIACROMION, DAN BIPARIETAL
Pada persalinan sungsang terdiri dari 3 fase yaitu : fase lambat, fase cepat dan fase lambat

Pada persalinan sungsang juga dapat terjadi kesulitan dalam melahirkan bokong seperti
pada bayi makrosemia sehingga kita perlu membantu melahirkan kaki

1. Fase lambat titik penentu pada fase ini ialah lahirnya bokong sampai dengan
umbilikus, dengan diameter terbesar adalah BI INTERTROCHANTER MAYOR.
Pada fase ini kita tidak perlu tergesa-gesa kita tunggu sampai bokong tampak di
vulva dan bokong akan meninggi kemudian kita dapat membantu dengan
melahirkan kaki dengan memegang maleolus medialis dan lateralis . Setelah kaki
lahir, longgarkan tali pusat semaksimal mungkin. Setelah melonggarkan tali pusat
Kita memiliki waktu selama 8 menit sampai lahirnya bayi Kemudian kita akan
masuk ke dalam fase cepat.
2. Fase cepat mulai dari umbilukus sampai lahirnya bahu dengan diameter terbesar
ialah BIACROMION, bila ibu mengedan 2-3 kali namum tidak adan kemajuan
dan bayi diam saja maka terjadi kemacetan bahu sehingga harus dibantu dengan
MANUAL AID. Titik penentu pada fase ini adalah angulus scapularis inferior.
 Jika ujung angulus scapularis inferior belum lahir, bahu masih tinggi maka
gunakan manuver love set untuk lahirkan bahu. Saya memegang bayi
dengan cara femuropelvic yaitu jari jempol sejajar dengan painggul dan
jari-jari lainnya memegang paha bayi kemudian lakukan putaran 180
derajat 2-3 kali hingga bahu pasterior akan lahir di bawah simpisis,
kemudian bantu lahirkan lengan dengan tangan yang sepihak masuk
menelusuri skapula hingga fossa cubiti dan lahirkan lengan, setelah lengan
lahir jari telunjuk menahan lengan dan lakukan putaran 180 derajat untuk
melahirkan lengan yang satunya (kontralateral)
 Jika angulus skapularis inferior dari bahu posterior lebih terlihat dekat
dengan vulva, gunakan manuver deventer atau klasik untuk melahirkan

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

bahu posterior, tangan yang berlawanan memegang kaki bayi dan tangan
yang sepihak masuk menelusuri skapula hingga fossa cubiti dan lahirkan
bahu posterior. Kemudian ganti tangan dan tarik kaki ke arah kontralateral
ke bawah untuk melahirkan bahu anterior
 Jika angulus skapularis inferior dari bahu anterior lebih terlihat dekat
dengan vulva, gunakan manuver muller untuk melahirkan bahu anterior,
pengang bayi dengan cara femuropelvik tarik curam ke bawah, kemudian
tangan yang sepihak masuk menelusuri skapula hingga fossa cubiti dan
lahirkan bahu anterior. Kemudian ganti tangan dan tarik kaki ke arah
kontralateral ke atas untuk melahirkan bahu posterior

3. Fase lambat dimulai dari bahu sampai lahirnya kepala, dengan diameter terbesar
adalah BIPARIETAL. Titik penentu pada fase ini adalah hair line. Fase ini adalah
penentu untuk apgar skor bayi baik, kita tidak perlu menarik kepala bayi kita
hanya perlu menunggu bayi akan melakukan putaran paksi dalam dengan bantuan
gaya gravitasi sehingga akan tampak kaki bayi bergerak. Penolong hanya perlu
membuka vulva untuk melihat hair line. Jika hair line sudah tampak maka lakukan
manuver mauriceau yaitu posisi bayi seperti menunggang kuda. Tangan kiri
penolong yaitu jari telunjuk dan jari tengah berada pada fossa kanina, sedangan
tangan kanan memegang punggung bayi dengan jari tengah berada di suboksiput
dan lakukan penekanan untuk memfleksikan kepala bayi kemudian
hiperlordosiskan bayi ke perut ibu.

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

EKTRAKSI VAKUM
INDIKASI : Ekstraksi vakum dilakukan apabila dalam persalinan kala II bayi tidak lahir dalam
waktu 1 jam

SYARAT:

- Kehamilan aterm - Posisi UUK sdh diketahui


- Presentasi kepala - Tidak ada kesempitan panggul
- Pembukaan serviks lengkap - Anak hidup
- Ketuban sudah pecah - Ibu kooperatif dan masih mampu
- His adekuat mengejan
- Kepala station +3

Informed consent : ibu harus mengeluarkan tenaga sisa


 dapat dibantu dengan drip oksitosin 5 IU 40 tpm
 kosongkan kandung kemih

TEKNIK :

1. Inspeksi bentuk cap apakah utuh atau tidak, kemudian cek tekanan pada cap dengan meminta
bantuan asisten naikan pompa secara bertahap mulai pada tekanan 20 tahan 1-2 menit
kemudian naikan tekanan pompa sampai 600
2. Masukan cap vakum kedalam vagina dengan arah cap dimiringkan kemudian lakukan
eksplorasi untuk melihat apakah cap sudah melekat pada UUK janin
3. Cap vakum harus dipegang atau ditahan dengan tangan, sehingga ketika cap mau terlepas
dapat ditempelkan lagi
4. Minta ibu untuk mengedan dan Lakukan penarikan ringan pada cap vakum dengan posisi
duduk sampai dagu bayi sudah melewati vulva, kemudian turunkan tekanan negatif pada cap
dan lepaskan cap pada kepala bayi
5. Kemudian tarik kepala ke arah atas mengikuti arah jalan lahir sambil penolong berdiri secara
perlahan dan lahirkan bayi

KONTRAINDIKASI :
- Panggul sempit (CPD)
- Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka, bokong)
- Premature

GAGAL : Apabila dalam waktu 30 menit sejak aplikasi vakum ekstraksi terjadi :
- 3 kali tarikan kepala bayi tidak lahir
- Cap vakum 3 kali terlepas ,
- Peralatan tidak berfungsi baik atau kebocoran tekanan vakum

Langkah-langkah Vakum :
A : Anastesi, hubungi perinatologi
B : kosongkan kandung kemih
C : pembukaan serviks lengkap, ketuban pecah
D :posisi kepala, station +3, pelvis adekuat, tidak ada CPD, tidak ada distosia bahu
E : cek alat; inspeksi cap vakum, pompa dan tabung, serta cek tekanannya
F : letakan cap pada UUK atau fontanela posterior
G : lakukan traksi dengan gantle, tekanan awal 100 mmhg dan diantara kontraksi, Naikkan
tekanan sampai 600 mmHg lakukan traksi untuk melahirkan kepala
H : 3x traksi tidak ada kemajuan , selama 30 menit tidak ada penurunan kepala, 3x cap terlepas
I :episiotomi
J : jika dagu sudah terlihat di perineum turunkan tekanan negatif dan lepaskan vakum

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

PREEKLEMSIA
DEFINISI

Preeklamsia jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHgtanpa
memperhitungkanproteinuria pada seorang perempuan hamil yang tadinya
normotensi.

KLASIFIKASI

1. Preeklamsia early onset ( UK <34 minggu)


2. Preeklamsia late onset (UK ≥34 minggu)

ANAMNESIS
- Tanda inpartu: mules-mules, keluar darah & lendir, keluar air-air, gerakan janin ?
- HPHT ?
- ANC
- Mual, muntah, pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri uluh hati
- Umur >35 tahun
- Riwayat Preeklamsia Sebelumnya
- Riwayat Preeklamsia Dalam Keluarga
- Riwayat Hipertensi Kronis
- Riwayat Pernikahan
- Riwayat DM
- Riwayat penyakit ginjal
- Riwayat Obesitas sebelum hamil
- Riwayat kejang

PEMERIKSAAN FISIK : KU, TTV, BB, TB, head to toe (CA, edema tungkai)
Pemeriksaan OBSTETRI :
- Pemerksaan luar : leopold 1-4= TFU, letak anak, letak punggung, penurunan
kepala, DJJ, HIS, TBBA
- Pemeriksaan Dalam : V/V, portio, pembukaan, ketuban, presentasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Indeks masa tubuh > 35


• sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90
• Proteinuria: >300 mg /24 jam atau dipstick urin > +1
• Trombositopenia: <100.000/uL
• ↑ transaminase (SGOT-SGPT)
• Hemolisis &↑ LDH
• Kreatinin serum >1,2 mg/dl
• USG : air ketuban, letak plasenta, IUGR dll

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

TATALAKSANA
- pasang O2, pasang infus, pasang kateter

Pemberian MgSO4

– Dosis awal – 4 g MgSO40 % (10 cc) dilarutkan ke dalam 100 cc cairan RL


selama 15-20 menit secara intravenous (70tpm)
– Dosis Maintanance – 6 gr MgSo4 40% (15 cc) dilarutkan ke dalam 500 cc cairan
RL selama 6 jam (28 tpm)
– Dilanjutkan 10 g MgSO4 40% (25 cc) dalam larutan 500 cc RL selama 10 jam (17
tpm)

Syarat pemberian MgSO4

• Tersedia antidotum  Ca glukonas 10% (1 g dalam 10 cc)


• RR ≥16 x/menit
• Produksi urine ≥30 cc/jam (≥ 0,5 cc/kgbb/jam)
• Refkels patella (+)

MgSO4 dihentikan apabila

• Ada tanda-tanda intoksikasi : distress nafas, bradipnea <16x/m, refleks patella (-),
urin <20cc/jam, penurunan kesadaran → VENTILATOR
• Setelah 24 jam pascasalin
• Dalam 6 jam pascasalin terjadi perbaikan (normotensi)

ANTIHIPERTENSI

- Nifedipin 10 mg diulang tiap 15 – 30 menit, dosis maks 120 mg (Tidak boleh diberikan
sublingual → HIPOTENSI)
- Metildopa 250-500 mg per oral 2-3 kali sehari, dosis maksimum 3 g/hari

PENCEGAHAN
Rekomendasi WHO (2011)
● Diet rendah garam
● kalsium 1,5-2,0 g/hari
● aspirin dosis rendah 75 mg/hari, dimulai sebelum usia kehamilan 20 minggu
● Pemberian MgSO4IV untuk mencegah kejang eklamsia
● rujuk ke RS yang ada dr Sp.OG setelah pemberian MgSO4

MANAJEMEN EKSPEKTATIF UK <34 minggu (kondisi ibu& janin stabil)


• pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru
• perawatan ekspektatif di fasilitas kesehatan yang adekuat dan rawat inap

KEJANG → diasepam 10 mg IV dalam 2 menit,


Maintenance 40 mg dalam RL 500 cc tdk boleh lebih dari 100 mg/24 jam

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

INDIKASI SC
- Eklampsia
- Edema paru
- DIC
- HT berat, tidak terkontrol
- Gawat janin
- Solusio plasenta
- IUFD
- Janin tidak viabel
- Sindrom HELLP
- Pertumbuhan janin terhambat

INPARTU: Pembukaan (+)


- Induksi dengan oksitosin 5 IU atau
- Dextrose 5% 500 ml atau
- Prostaglandin 25-50 mcg

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

BAKTERIAL VAGINOSIS

Pergeseran komposisi flora normal vagina yaitu Lactobacillus spp


Penyebab lainnya : Gardrenella vaginalis, Mycoplasma hominis, Prevotella sp,
bakterioides mobilunkus .

Salam dan perkenalan diri


ANAMNESIS :
- Keputihan ? sejak kapan ? kuantitas ? konsistensi ? warna ? nyeri ? Gatal ?Bau ?
- Riwayat pasangan ? Oral seks? Multipartner ? seks usia muda ?
- Penggunaan kontrasepsi ?(IUD)
- Douching ?

PEMERIKSAAN FISIK DAN STATUS GENERALIS


PEMERIKSAAN OBSTETRI :
- Inspekulo :cuci tangan, APD, pasien posisi litotomi
nilai dinding vagina, sekret ? massa ? portio : licin ? erosi ? pemeriksaan lakmus
test?

DIAGNOSIS (KRITERIA AMSEL)


1. Cairan vagina homogen berwarna putih keabuan pada dinding vagina
2. PH vagina > 4,5
3. Sekret vagina berbau amis sebelum atau sesudah penambahan KOH 10% (whiff test+)
4. Pada pewarnaan gram ditemukan clue cells pada pemeriksaan makroskopis

TERAPI :
- Metronidazol 3x500 mg per oral selama 7 hari.
- Clindamisin 2x300 per oral selama 7 hari.

Komplikasih dalam kehamilan :


- Korioamnionitis
- Infeksi nifas
- PID
- Prematur

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

PERSALINAN PRETERM

DEFINISI
– Persalinan preterm ialah usia kehamilan <37 minggu dengan adanya kontraksi yang
teratur, setidaknya sekali setiap 10 menit, yang dapat berhubungan dengan dilatasi
atau penipisan dari serviks.
– Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37
minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir

FAKTOR RISIKO (kriteria creasi) 1 mayor 2 minor atau 2 minor

MAYOR
• Kehamilan multipel
• Polihidramnion
• Anomali uterus
• Dilatasi serviks> 2 cm pada kehamilan 32 minggu
• Riwayat persalinan preterm sebelumnya
• Riwayat menjalani proseduroperasi pada serviks (cone biopsy, loop
electrosurgical excision procedure)
• Penggunaan cocaine atau amphetamine
• Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
• Operasi besar pada abdomen setelah trimester pertama.
MINOR
• Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu
• Riwayat pielonefritis
• Merokok lebih dari 10 batang perhari

TATALAKSANA
1. TOKOLITIK :
o Nifedipin Initial Dose 30 mg , 8 Jam Kemudian 20 mg, Maintenance
10 mg/ 8 Jam (Max 190 mg)
Kontraindikasi Tokolitik
o HDK
o Korioamnionitis ( Infeksi Intrauterine )
o Kematian Janin Dalam Uterus
o Ibu Sensitif Terhadap Obat Tokolisis

2. KORTIKOSTEROID Diberikan Pada UK 24-34 Minggu


o Betamethason : 1x12 Mg Im Selama 2 Hari
o Dexamethason :2x6 Mg Iv Selama 2 Hari

3. BRAIN PROTECTOR
Pemberian MgSO4
– Dosis Awal – 4 gr Mgso40 % (10 Cc) Dilarutkan Ke Dalam 100 Cc Cairan RL
Selama 15-20 Menit (70tpm)
– Dosis Maintanance – 6 gr Mgso4 40% (15 Cc) Dilarutkan Ke Dalam 500 Cc
Cairan RL Selama 6 Jam (28 Tpm) Secara Intravenous
– Dilanjutkan 10 G Mgso4 40% (25 Cc) Dalam Larutan 500 Cc Rl Selama 10 Jam
(17 Tpm)

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

4. TERAPI PENYEBABNYA

ANTIBIOTIK BV
- Metronidazol 3x500 mg per oral selama 7 hari.
- Clindamisin 2x300 per oral selama 7 hari.

ANTIBIOTIK KPD
- Ampisilin 3x500 mg per oral selama 7 hari
- Eritromisin 3x500 mg per oral selama 7 hari

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

ATONIA UTERI
Anamnesis :
- Perdarahan brp byk ? brp underpad ?
- Sisa plasenta ?
- Ada robekan jalan lahir ?
- Kontraksinya baik atau tidak ?

Pemeriksa kontraksi
Tatalaksana :
- KBI dan Evaluasi kontraksi uterus dalam waktu 1-2 menit bila kontraksi (-) minta
bantuan asisten memberikan oksitosin 20 IU dalam RL 500 cc dan ergometrin 0,2
IV/IM kemudian evaluasi kontraksi uterus bila kontraksi (-) minta asisten
mempersiapkan pemasangan kondom kateter, kemudian saya memasang kondom
kateter dan masukan tampon. Lakukan evaluasi kontraksi uterus jika kontraksi uterus
membaik maka tampon akan terlepas dengan sendirinya dan kondom kateter akan
keluar

Lakukan pemeriksaan laboratorium jika Hb rendah <7 gr maka lakukan transfusi PRC ,
kemudian berikan triple antibiotik yaitu:
o Ampisilin 2 gr IV, dilanjutkan 1 gr/ 6 jam
o Gentamisin 5 mg/kgbb/hr IV singgle doses
o Metronidazol 500 mg / 8 jam IV

PEMASANGAN KONDOM KATETER

Pemasangan kondom kateter ialah lanjutan dari kompresi bimanual pada perdarahan post
partum.

1. Salam dan perkenalan diri


2. Inform consent
3. Persiapkan alat
- Kateter RASH NO 24 two way
- Kondom sutra
- Infus set tidak boleh bersayap
- Cairan Nacl 0,9%
- Vicril (benang hecting)
- Gunting .
- Korentang
- Ovum tang
- Speculum sims
- Tampon (kassa gulung)
- Povidin

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

4. Persiapkan diri
- APD: handscoon steril, apron,sepatu bot
5. Persiapan pasien

Cara pasang:

- Pasien tidur terlentang diatas meja ginekologi dalam posisi litotomi


- Kosongkan kandung kemih
- Aseptik dan antiseptik
- Pasang infus set dan pada NaCl 500cc gantung pada tiang infus dan sambungkan
pada kateter 24, potong ujung kateter jalur
- Masukan kondom ke kateter dengan bantuan asisten, kondom jangan terlalu rapat
dengan ujung kateter, sisakan ± 2 cm.
- Ambil vicril, potong jarumnya kemudian ikat kondom dan kateter, ikat pada ujung
kondom sisakan ± 1 cm.
- Pasang spekulum sim atas dan bawah, minta tolong asisten untuk menahan
spekulum sim atas.
- Jepit porsio (tangan kanan) dengan korentang kemudian tarik dengan tujuan uterus
yang tadinya antefleksi atau retrofleksi menjadi lurus dan mudah memasukan
kateter.
- Kateter dimasukan dengan menggunakan korentang (tangan kiri) sampai kedalam
vagina. Guyur cairan Nacl sampai kondom mengembang maksimal. jangan lupa
tahan ujung kateter dengan tampon tang agar saat terisi cairan, kateter tidak keluar
dari vagina.
- Setelah kondom sudah mengembang maksimal, lepaskan fenster klem kemudian
masukan tampon sampai penuh.
- Observasi TTV, Kontraksi dan perdarahan
- Oksitosin 20 IU dalam RL 40 tpm
- Antibiotik :
 Ampisilin 2 gr IV/IM, lanjutkan 1 gr setiap 6 jam
 Gentamisin 5 mg/kgbb IV setiap 2 jam
 Metronidazol 3x500mg

- Rujuk ke fasilitas pelayanan sekunder

Catatan :Kalau uterusnya kembali seperti semula, tampon akan terlepas atau keluar
dengan sendirinya (cukup tau)

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

KB IMPLAN

1. Lokasi : subdermal lengan atas medial, pilih lengan yang jarang digunakan
2. Implant mengandung progestin jadi tidak menganggu produksi ASI
3. Indikasi :
 Menunda kehamilan 3-5 tahun
 Grande multipara yang belum siap untuk kontap
 Ingin menyusui/ASI eksklusif -> 2 tahun
 Sulit ingat jadwal minum pil
 yang punya efek samping terhadap KB hormonal (estrogen-progestin)

4. kontraindikasi :
 hamil
 riwayat KET
 Ca Mammae
 Hepatitis,
 Hipertensi

5. Waktu pemasangan :
 Hari 1-5 dari siklus haid
 Sebelum hari ke 21 post partus
 Sebelum hari ke 5 post abortus
 Memberi ASI > 6 minggu post partus, sebelum 6 bulan

LANGKAH PEMASANGAN

1. Informed consent : ‘Permisi ibu, saya akan memasang KB di lengan sebelah


kirinya ibu, mohon maaf sebelumnya mungkin agak sakit dan sedikit tidak
nyaman, apakah ibu ingin saya melanjutkan pemasangan KB?

2. Persiapanalat dan bahan (diatasmejasteril)


 1 set KB implant (isi 2 kapsul)
 Antiseptic (alcohol + betadine)
 Kasasteril
 Mangkok / kom untuk tempat alcohol + betadine
 Duk steril
 Spuit 3cc
 Lidocaine 2%
 Band aid -> 1 set dengan KB
 Handscoon steril

3. Persiapanpasien
 Pertama-tama minta pasien untuk mencuci lengan (cuci dengan sabun +
air) lalu keringkan
 Posisikan lengan atas pasien pada penyangga dengan siku fleksi
 Tentukan titik insisi -> 6-8 cm diatas fossa cubiti
 Buat tanda untuk menempatkan kapsul subdermal; gambar

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

4. Persiapanpemeriksa
 Cuci tangan
 Pakai handscoon steril
 Aseptic & antiseptic lengan atas pasien
 Injeksi anastesi local (intrakutan) pada 1 titik dan subdermal pada alur
untuk tempat kapsul
 Tunggu 3-5 menit -> sambal siapkan bisturi, 2 kapsul implant yang ada di
dalam trocar, dan pendorong khusus untuk dorong kapsul
 Buatin sisikecil ( ± 1 cm) dengan ujung scalpel pada titik insersi trocar
 Pasang pendorong kedalam trocar -> cari akses masuk dengan kedalaman
yang cukup (jangan jatuhkan kapsul/menyentuh kapsul)
 Masukan ujung trocar ke subdermal melalui luka insisi yang telah dibuat
sebelumnya dengan kemiringan 30’-45’ hingga mencapai tanda I pada
trocar
 Angkat trocar sedikit, lalu dorong sampaiI, putar pendorong 180’, tahan
trocar agar tetap pada posisinya, lalu dorong pendorong sampai terdengar /
terasabunyi “klek” ->untuk pastikan kapsul sudah terpasang pada
tempatnya.
 Tahan ujung kapsul yang sudah terpasang (pastika nujung kapsul jauh dari
luka insisi)
 Tarik trocar dan pendorong keluar hingga tanda strip 2
 Arahkan ujungnya kealur kapsul 2 untuk menempatkan kapsul yang ke-2
(jarak 0.5cm) dengan pola huruf V di subdermal
 Dorong trocar sampai mencapai tanda I
 Putar pendorong 180’ hingga pendorong (Ujungnya) mencapai alur kapsul
 Tarik trocar hingga menyentuh pangksi pendorong -> tekan ke-2 kapsul
implant
 Tutup luka insisi dengan band aid
 Control polik kebidanan 1 minggu kemudian untuk melihat luka insisinya

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

KB IUD (INTRA UTERINE DEVICE)

Efektifitasnya :99% mencegah kehamilan , angka kegagalannya : 0,6-1%


Mekanisme :
- kerja tembaga pada IUD adalah melambatkan atau melumpuhkan sperma
- membentuk reaksi radang sehingga dinding rahim menjadi tebal dan terjadi
perdarahan >>
- mengentalkan lendir serviks
Indikasi :
 sebagai kontrasepsi
 menunda kehamilan selama 5 tahun dan untuk KB seterusnya
 menjarangkan kehamilan
 mengatur kehamilan
 tidak cocok dengan kontrasepsi hormonal
 pelupa minum pil
Kontraindikasi :
 hamil
 riwayat PID
 mioma , polip
 Amenore
 infeksi saluran genital (vaginitis, servisitis)
 perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
 kanker ginekologi
 pasangan>1 orang misalnya PSK
 abortus sepsis

Waktu pemasangan :
 saat haid selesai
 7 hari pertama setelah haid
 Post-partus spontan segera setelah plasenta lahit
 40 hari post partum
 Post SC
 Post abortus
 Menyusui/ASI eksklusif: 6 bulan kemudian

Informed consent
Persiapanalat dan bahan:
 Speculum sims 2 buah atau  Kasa steril
spekulum cocor bebek  Kom steril
 Tenaculum  Povidine
 Sonde  Handscoon steril
 AKDR  Underpad
 Forsep klem
 Gunting

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

Persiapanpasien :
- Kosongkan kandung kemih
- Persilahkan pasien naik ke meja gynekologi dengan posisi litotomi
 Persiapanpemeriksa :
 Cuci tangan
 Buka bungkusan plastik IUD 1/3
 Pakai handscoon steril
 Asepsis dan antisepsis vulva, vagina dan sekitarnya
 Pasang speculum sims atau spekulum cocor bebek
 Jepit portio dengan tenakulum pada arah jam 11 kemudian tarik agar uterus
yang tadinya antefleksi atau retrofleksi menjadi lurus
 Lepaskan tangan yang tadi memegang spekulum,
 Masukkan sonde uterus dengan prinsip no touch tecnique masukan sonde
secara perlahan, tandai berapa cm panjangnya
 AKDR yang ada pada kemasan disesuaikan dengan sonde yang sudah ditandai
 Masukkan IUD perlahan melalui introitus vagina, Ikuti alur portio hingga
melewati OUE ->memasuki cavum uteri ->arahkan ke fundus uteri
 Tarik inserter 3-5 cm dengan withdrawel tecnique hingga lengan AKDR yang
terlipat menjadi mengembang dan tarik inserter keluar
 Gunting benang AKDR ± 2 cm didepan portio kemudian lipat sisa benang
keforniks posterior mengunakan forsep
 Lepaskan tenakulum
 Lepaskan spekulum

CACATAN :
- Kontrol Satu minggu setelah pemasangan untuk melihat benang apakah
bertambah panjang/tidak
- 1 minggu tidak boleh koitus
- Biasanya 3-4 hari post pemasangan timbul flek
- Jika ibu merasa kesakitan, lebih baik dilepas
- Jika setelah pemasangan ada keputihan dan infeksi segara kembali ke PKM

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

KEHAMILAN MOLA
DEFINISI
Kehamilan Mola adalah bagian dari penyakit tropoblastik gestasional, yang
disebabkan olleh kelainan pada villi chorionic yang disebabkan oleh proliferasi
tropoblastik dan edema
- SALAM DAN PERKENALAN DIRI
ANAMNESIS :
- Aminore ? berapa lama ? hamil brp bln ?
- Mual dan muntah ? brp banyak ?
- Perdarahan pervaginam ? warna ? brp banyak ? sejak kapan ? apakah ada gelembung
yang ikut keluar ? apakah ada jaringan ?
- Nyeri perut ?
- Apakah dada berdebar” ?
- Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya ?
- Riwayat kuret ?

PEMERIKSAAN FISIK :
- KU, Kes, VS
- Abdomen tampak cembung
- Status obstetri : TFU >> besar dari usia kehamilan
- DJJ –
- Leoupld tidak ditemukan adanya janin
- Inspekulo : portio : pucat/ tidak ?, OUE tertutup, dinding vagina ada lesi atau tidak ?
- Ada gelumbung yang keluar di OUE ?
- VT : pembukaan?, nyeri goyang portio (-), masa adneksa (-), cavum doglas tidak
menonjol (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
- Lab : cek Hb, WBC,PLT, T3,T4TSH, beta HCG > 10 5 (100.000), PP test (+),
- USG : gambaran vesikuler appereance, kista lutein uni/ bilateral

TATALAKSANA :
1. Perbaikan KU atau stabilisasi
IVFD, jika HB rendah transfusi, jika ada tiroksikosis berikan anti tiroid PTU 3X
200 mg, lugol 3X10 tetes 6 jam sebelum dikuret
2. Periksa Beta HCG setiap kali kontrol kadar beta HCG yang dapat dideteksi PP test
adalah 25-100
3. kuretase vakum , atau histerektomi untuk usia > 35 tahun dan cukup anak
bila pasien > 35 tahun dan tidak mau dilakukan histrektomi atau <35 tahun hasil
PA susp ganas , maka berikan kemoterapi profilaksis :
MTX 20 mg selama 5 hari IM
ACT D1 flacon IV selama 5 hari
4. follow up dilakukan selama 1 tahun
a. 3 bulan pertama : setiap 2 minggu
b. 3 bulan kedua : setiap bulan
c. 6 bulan berikutnya : setiap 2 bulan sekali
5. Tidak boleh hamil selama 1 tahun
6. Gunakan kondom atau KB oral

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

7. , rujuk ke RS bila kadar beta HCG tidak turun dalam 12 minggu rujuk ke RS
untuk melakukan pemeriksaan PA untuk deteksi keganasan dan deteksi adanya
HBES menurut kriteria ACOSTA
H : having of conception
B : bleedding
C : enlargement
S : Softness

8. Apabila dalam 1 tahun Beta HCG < 5IU dinyatakan sembuh

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

KEHAMILAN EKTOPIK

SKENARIO : Ny. Tuti, seorang wanita nulipara berusia 30 tahun datang ke klinik dengan
gejala aminore 3 bulan dengan bercak darah. Pada pemeriksaan ditemukan tanda vital stabil
dan abdomen teraba lunak serta terasa nyeri ketika ditekan. Pemeriksaan fisik : TD 110/80
mmhg, RR 18x per menit, nadi 88x/menit , suhu 38. Pemeriksaan dalam mengungkapkan
uterus yang lebih kecil dengan masa adneksa kiri yang nyeri ketika digerakan. Test urin
untuk kehamilan memberikan hasil positif.

- Salam dan perkenalkan diri


Anamnesis :
- Aminore ? berapa lama ?
- Mual dan muntah ? brp banyak ?
- Perdarahan pervaginam ? warna ? brp banyak ? sejak kapan ?
- Nyeri perut bagian bawah ?
- Apakah ada keluar jaringan ?
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya ?
- Riwayat obortus ?
- Riwayat AKDR
- Riwayat APP
- Riwayat radang panggul ?
- Riwayat operasi tuba ?
- Riwayat merokok
- Riwayat KB suntik 3 bulan
Pemeriksaan Fisik
- KU, Kes, TTV ?
- Pemeriksaan abdomen teraba lunak dan nyeri tekan pada perut bagian bawah, tanda
perdarahan intraperitoneal : defans muscular, serta nyeri tekan lepas
Pemeriksaan dalam dengan spekulum :
V/V : tidak ada kelainan
Dinding vagina : ada atau tidaknya massa “tidak ada massa”
Portio : Licin, pucat, OUE terbuka/tertutup
Cavum doglas : menonjol atau tidak
Perdarahan sedikit

VT :
V/V : tidak ada kelainan
Nyeri tekan adneksa (+) karena ada massa
Nyeri goyang portio (+)
Cavum doglas menonjol

Pemeriksaan lab : darah : HB↓


Pemerikssan penunjang : KULDOSINTESIS (Pungsi doglas)
Pasang spekulum sims atas oleh asisten dan bawah oleh pemeriksa, jepit portio dengan
tenakulum pada arah jam 6 kemudian angkat tenakulum ke bagian atas, lakukan aspirasi pada
cavum doglas dengan spuit 5 cc, kemudian seprotkan cairan darah pada kasa maka terluhat
gumpalan darah atau bekuan darah kecil karena terjadi fibrinolitik yang menunjukan adanya
hematom retrouterina .

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

USG Transvaginal :
- tidak ditemukan adanya kehamilan intrauterin
- Adanya massa kompleks adneksa
- Adanya cairan pada cavum doglas
- Ditemukan adanya Ring of fire pada dopler
Pengukuran kadar beta HCG >1500 IU/L

Terapi :
- Oksigenisasi
- IVFD NaCl/ RL 500 cc
- Rujuk ke RS untuk terapi lanjutan untuk :
o Bila hemodinamik stabil, ukuran massa < 4 cm tidak ada perdarahan
intraabdominal berikan MTX 50 mg,
o Observasi penurunan Beta HCG 3 hari setelah injeksi
o Bila hari ke -7 tidak ada pengisutan kantong gestasi dan terdeteksi pulsasi
internal berikan dosis ke 2
Terapi gagal bila kantong gestasi membesar, kadar beta HCG meningkat 2 kali
lipat dalam 3 hari

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

METRITIS

Ibu S umur 25 tahun bersalin 3 hari yang lalu ditolong dukun. Anaknya meninggal. Segera
setelah lahir, plasenta lahir 20 menit setelah bayi lahir. Ia melahirkan selama 2 hari 1 malam
dimana sebelumnya mengalami perdarahan pervaginam. Anda sebagai dokter puskesmas,
memeriksa ibu S yang pucat dan suhu 39 C nadi 120x/menit TD 120/70mmHg uterus setinggi
pusat, agak nyeri pada perut bawah, lokia merah atau purulenta dan berbau.
a. Diagnosis ?
Jawaban : Metritis (endometritis/endomertiosis)
b. Kemungkinan diagnosis lainnya
Jawaban :
- abses pelvik
- peritonitis
- ISK
- Malaria
- Sisa plasenta
- Selulitis pada luka (perianal atau abdominal)
c. 3 langka awal yang harus dilakukan ?
1. Hentikan perdarahan dengan cara :
o Identifikasi dan bersihkan jalan lahir
o Nilai apakah ada kasa yang tertinggal
2. Berikan antipiretik : paracetamol 500 mg / 8 jam
3. Berikan triple Antibiotik :
o Ampisilin 2 gr IV, dilanjutkan 1 gr/ 6 jam
o Gentamisin 5 mg/kgbb/hr IV singgle doses
o Metronidazol 500 mg / 8 jam IV
Lanjutkan hingga bebas demam 2x 24 jam
4. Pertimbangkan pemberian TT dan ATS
Sebutkan langka-langka selanjutnya bila terapi gagal ? pro HISTEREKTOMI
d. Bila terdapat gejala dan tanda-tanda syok bagaimana tatalaksana awal ?
- Resusitasi cairan 20 cc/kgbb/jam
- Pasang infus 2 jalur
- Priksa darah lengkap dan kimia darah UR, CR, Alb, El, OT, PT, UL
e. Setelah perbaiklan atau stabilisasi awal, prosedur lain yang diperlukan untuk menangani
kasus ini adalah ?
RUJUK ke RS yang ada Sp.OG

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

ABORTUS
DEFINISI
Keluarnya hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20 mgg dengan berat badan bayi <2500

JENIS-JENIS ABORTUS

ANAMNESIS
- HPHT ? riwayat ANC ?
- Apakah ada perdarahan? sejak kapan ? brp banyak ? warna ? bau ? ada
- jaringan yang keluar ?
- nyeri pada perut ? atau kram ?
- apakah habis berhubungan seksual ?
- riwayat obat-obatan ? jamu ? benda asing ?
- riwayat trauma ?
- riwayat keguguran sebelumnya?
- Riwayat obstetri ?
- Riwayat sosial ekonomi dan pekerjaan ?

PEMERIKSAAN FISIK
- KU, TTV (Nilai Tanda” syok TD ↓, akral hangat, CRT >2 dtk, takipnea, nadi ↑)

STATUS GENERALIS : Head to toe (CA, nyeri tekan,)


PEMERIKSAAN OBSTETRI
- Pemeriksaan Luar : leupold 1, TFU, DJJ
- Inspekulo : V/V, dinding vagina ada masa atau tidak, fulling (genakan darah atau
cairan) nyeri goyang portio, nyeri tekan parametrium kiri dan kanan?, nyeri goyang
adneksa ? cavum doglas menonjol atau tidak ?

PEMERIKSAAN PENUNJANG : pemeriksaan Lab DL, dan PP test

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar


Kelompok obgyn periode 9 desember 2019 - 16 februari 2020

TATALAKSANA
Tergantung dari jenis abortus
- Abortus iminens : tirah baring saja
- Abortus insipien : kuretase atau AVM
- Abortus inkomplit ; kuretase atau AVM
- Abortus komplit : tirah baring
- Missed Abortus : kuretase

By : Siti Loji, Suirina Saraan, Eva siregar

Anda mungkin juga menyukai