MANUAL PLASENTA
Kapan kita manual plasenta ? ketika manejemen aktif kala III plasenta belum lahir dalam
30 menit
Informed consent
Persiapkan diri: cuci tangan dan gunakan APD : handscoen obstetri yang panjang, spatu
boot, apron,
Teknik :
1. kosongkan kandung kemih
2. Ibu dalam posisi litotomi
3. Aseptik dan antiseptik dengan sabun klorheksidil untuk mencuci
vagina bagian luar, kemudian bilas vagina bagian luar. Bersihkan
vagina bagian dalam dengan kassa betadine dari dalam ke luar
4. Regangkan tali pusat dengan bantuan asisten, tangan akan masuk
kevagina secara obstetri menyusuri tali pusat sampai kedepan portio
sambil memberikan anastesi verbal
5. Lakukan fiksasi pada bagian fundus agar uterus tidak dapat lari ke kiri
dan ke kanan sehingga tanggan bisa masuk
6. Tangan kiri mengangkat fundus uteri ke atas agar tangan dapat
masuk mencapai fundus
7. Lepaskan plasenta mulai dari bagian sisa plasenta yang terlepas
dengan menggunakan sisi ulnaris
8. Sebelum mengeluarkan tangan lakukan eksplorasi ulang pada daerah
fundus apakah sudah bersih atau tidak , kalau sudah bersih
9. Tangan kiri yang tadi mengangkat fundur berubah arah menjadi
dorsokranial sambil menarik plasenta keluar dan memberikan anastesi
verbal (tarik nafas, lepas, tarik nafas lepas, sudah lepas, sudah
berhasil)
PELVIMETRI
Usia kehamilan 35-36 minggu
Saat inpartu
Hamil anak pertama atau pada wanita hamil yang belum teruji panggulnyadengan
melahirkan bayi >2500 (viable)
Persiapan :
Handscoon steril
Kapas yang dibasahi air DTT
pengaris
Informed consent :
Catatan :
Kosongkan kandung kemih,
ibu diposisikan litotomi
Sebelum melakukan pemeriksaan lakukan pengukuran pada jari terlebih dahulu
Cuci tangan, pakai handscoon
Teknik :
1. Masukan tangan secara obstetri kedalam vagina
2. Lakukan Pemeriksaan PintuAtasPanggul dengan meraba promontorium dan
linea innominata, normalnya promontorium tidak teraba dan linea innominata hanya
teraba 1/3 bagian kiri dan kanan
3. Lakukan pemeriksaan Bidang tengah panggul yaitu dinding samping panggul
yang normalnya akan teraba lurus dan lakukan perabaan pada sakrum normalnya
sakrum berbentuk konkav
4. Lakukan pemeriksaan Pintu bawah panggul dengan meraba spina ischiadika
yang normalnyasedikitmenonjol, dan lakukan pemeriksaan pada arkus pubisyang
normalnya berbentuk sudut >90 derajat.
5. Sebelum mengeluarkan tangan lakukan pemeriksaan kembali pada promontorium
dan tandai batas jari pada bagian depan simpisis pubis
Interpretasi
Panggul sempit absolut : <8,5 cm
Panggul sempit Relatif : 8,5-10 cm
Kesan Panggul luas : >10 cm
DISTOSIA
Tidak lahirnya bahu setelah tiga kali ibu meneran dan kepala bayi tertarik masuk kedalam
dan dagu menempel di perineum yang dikenal dengan turtle sign
TATALAKSANA :
- Posisikan ibu ke pinggir tempat tidur
- TERIAK,,,, TOLONG-TOLONG ada distosia bahu
-
Hindari4 P !!
- Panic
- Pulling
- Pushing
- Pivoting
akan mengalami adduksi sehingga diameter bahu anterior pada janin akan menjadi lebih
kecil. Kemudian sambil memegang kepalacoba lahirkan bayi
KOMPLIKASI :
IBU :
- perdarahan post partum
- laserasi derajat III-IV
- fistula recto vagina
- ruptur uteri
JANIN
- brachialis pleksus injury
Erbs palsy : kerusakan pada C5-C6
Klumpke’s palsy : kerusakan pada C8-T1
- fetal death
- hipoksia janin dengan atau tanpa kerusakan
- fraktur humerus dan klafikula
PERSALINAN SUNGSANG
Salam sapa perkenalkan diri
Diagnosis persalinan sungsang : pembukaan lengkap sakrum kiri/ kanan melintang
Informed consent
Pada persalinan sungsang terjadi 3 kali putaran paksi dalam dengan diameter terbesar
yaitu BI INTERTROCHANTER MAYOR, BIACROMION, DAN BIPARIETAL
Pada persalinan sungsang terdiri dari 3 fase yaitu : fase lambat, fase cepat dan fase lambat
Pada persalinan sungsang juga dapat terjadi kesulitan dalam melahirkan bokong seperti
pada bayi makrosemia sehingga kita perlu membantu melahirkan kaki
1. Fase lambat titik penentu pada fase ini ialah lahirnya bokong sampai dengan
umbilikus, dengan diameter terbesar adalah BI INTERTROCHANTER MAYOR.
Pada fase ini kita tidak perlu tergesa-gesa kita tunggu sampai bokong tampak di
vulva dan bokong akan meninggi kemudian kita dapat membantu dengan
melahirkan kaki dengan memegang maleolus medialis dan lateralis . Setelah kaki
lahir, longgarkan tali pusat semaksimal mungkin. Setelah melonggarkan tali pusat
Kita memiliki waktu selama 8 menit sampai lahirnya bayi Kemudian kita akan
masuk ke dalam fase cepat.
2. Fase cepat mulai dari umbilukus sampai lahirnya bahu dengan diameter terbesar
ialah BIACROMION, bila ibu mengedan 2-3 kali namum tidak adan kemajuan
dan bayi diam saja maka terjadi kemacetan bahu sehingga harus dibantu dengan
MANUAL AID. Titik penentu pada fase ini adalah angulus scapularis inferior.
Jika ujung angulus scapularis inferior belum lahir, bahu masih tinggi maka
gunakan manuver love set untuk lahirkan bahu. Saya memegang bayi
dengan cara femuropelvic yaitu jari jempol sejajar dengan painggul dan
jari-jari lainnya memegang paha bayi kemudian lakukan putaran 180
derajat 2-3 kali hingga bahu pasterior akan lahir di bawah simpisis,
kemudian bantu lahirkan lengan dengan tangan yang sepihak masuk
menelusuri skapula hingga fossa cubiti dan lahirkan lengan, setelah lengan
lahir jari telunjuk menahan lengan dan lakukan putaran 180 derajat untuk
melahirkan lengan yang satunya (kontralateral)
Jika angulus skapularis inferior dari bahu posterior lebih terlihat dekat
dengan vulva, gunakan manuver deventer atau klasik untuk melahirkan
bahu posterior, tangan yang berlawanan memegang kaki bayi dan tangan
yang sepihak masuk menelusuri skapula hingga fossa cubiti dan lahirkan
bahu posterior. Kemudian ganti tangan dan tarik kaki ke arah kontralateral
ke bawah untuk melahirkan bahu anterior
Jika angulus skapularis inferior dari bahu anterior lebih terlihat dekat
dengan vulva, gunakan manuver muller untuk melahirkan bahu anterior,
pengang bayi dengan cara femuropelvik tarik curam ke bawah, kemudian
tangan yang sepihak masuk menelusuri skapula hingga fossa cubiti dan
lahirkan bahu anterior. Kemudian ganti tangan dan tarik kaki ke arah
kontralateral ke atas untuk melahirkan bahu posterior
3. Fase lambat dimulai dari bahu sampai lahirnya kepala, dengan diameter terbesar
adalah BIPARIETAL. Titik penentu pada fase ini adalah hair line. Fase ini adalah
penentu untuk apgar skor bayi baik, kita tidak perlu menarik kepala bayi kita
hanya perlu menunggu bayi akan melakukan putaran paksi dalam dengan bantuan
gaya gravitasi sehingga akan tampak kaki bayi bergerak. Penolong hanya perlu
membuka vulva untuk melihat hair line. Jika hair line sudah tampak maka lakukan
manuver mauriceau yaitu posisi bayi seperti menunggang kuda. Tangan kiri
penolong yaitu jari telunjuk dan jari tengah berada pada fossa kanina, sedangan
tangan kanan memegang punggung bayi dengan jari tengah berada di suboksiput
dan lakukan penekanan untuk memfleksikan kepala bayi kemudian
hiperlordosiskan bayi ke perut ibu.
EKTRAKSI VAKUM
INDIKASI : Ekstraksi vakum dilakukan apabila dalam persalinan kala II bayi tidak lahir dalam
waktu 1 jam
SYARAT:
TEKNIK :
1. Inspeksi bentuk cap apakah utuh atau tidak, kemudian cek tekanan pada cap dengan meminta
bantuan asisten naikan pompa secara bertahap mulai pada tekanan 20 tahan 1-2 menit
kemudian naikan tekanan pompa sampai 600
2. Masukan cap vakum kedalam vagina dengan arah cap dimiringkan kemudian lakukan
eksplorasi untuk melihat apakah cap sudah melekat pada UUK janin
3. Cap vakum harus dipegang atau ditahan dengan tangan, sehingga ketika cap mau terlepas
dapat ditempelkan lagi
4. Minta ibu untuk mengedan dan Lakukan penarikan ringan pada cap vakum dengan posisi
duduk sampai dagu bayi sudah melewati vulva, kemudian turunkan tekanan negatif pada cap
dan lepaskan cap pada kepala bayi
5. Kemudian tarik kepala ke arah atas mengikuti arah jalan lahir sambil penolong berdiri secara
perlahan dan lahirkan bayi
KONTRAINDIKASI :
- Panggul sempit (CPD)
- Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka, bokong)
- Premature
GAGAL : Apabila dalam waktu 30 menit sejak aplikasi vakum ekstraksi terjadi :
- 3 kali tarikan kepala bayi tidak lahir
- Cap vakum 3 kali terlepas ,
- Peralatan tidak berfungsi baik atau kebocoran tekanan vakum
Langkah-langkah Vakum :
A : Anastesi, hubungi perinatologi
B : kosongkan kandung kemih
C : pembukaan serviks lengkap, ketuban pecah
D :posisi kepala, station +3, pelvis adekuat, tidak ada CPD, tidak ada distosia bahu
E : cek alat; inspeksi cap vakum, pompa dan tabung, serta cek tekanannya
F : letakan cap pada UUK atau fontanela posterior
G : lakukan traksi dengan gantle, tekanan awal 100 mmhg dan diantara kontraksi, Naikkan
tekanan sampai 600 mmHg lakukan traksi untuk melahirkan kepala
H : 3x traksi tidak ada kemajuan , selama 30 menit tidak ada penurunan kepala, 3x cap terlepas
I :episiotomi
J : jika dagu sudah terlihat di perineum turunkan tekanan negatif dan lepaskan vakum
PREEKLEMSIA
DEFINISI
Preeklamsia jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHgtanpa
memperhitungkanproteinuria pada seorang perempuan hamil yang tadinya
normotensi.
KLASIFIKASI
ANAMNESIS
- Tanda inpartu: mules-mules, keluar darah & lendir, keluar air-air, gerakan janin ?
- HPHT ?
- ANC
- Mual, muntah, pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri uluh hati
- Umur >35 tahun
- Riwayat Preeklamsia Sebelumnya
- Riwayat Preeklamsia Dalam Keluarga
- Riwayat Hipertensi Kronis
- Riwayat Pernikahan
- Riwayat DM
- Riwayat penyakit ginjal
- Riwayat Obesitas sebelum hamil
- Riwayat kejang
PEMERIKSAAN FISIK : KU, TTV, BB, TB, head to toe (CA, edema tungkai)
Pemeriksaan OBSTETRI :
- Pemerksaan luar : leopold 1-4= TFU, letak anak, letak punggung, penurunan
kepala, DJJ, HIS, TBBA
- Pemeriksaan Dalam : V/V, portio, pembukaan, ketuban, presentasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA
- pasang O2, pasang infus, pasang kateter
Pemberian MgSO4
• Ada tanda-tanda intoksikasi : distress nafas, bradipnea <16x/m, refleks patella (-),
urin <20cc/jam, penurunan kesadaran → VENTILATOR
• Setelah 24 jam pascasalin
• Dalam 6 jam pascasalin terjadi perbaikan (normotensi)
ANTIHIPERTENSI
- Nifedipin 10 mg diulang tiap 15 – 30 menit, dosis maks 120 mg (Tidak boleh diberikan
sublingual → HIPOTENSI)
- Metildopa 250-500 mg per oral 2-3 kali sehari, dosis maksimum 3 g/hari
PENCEGAHAN
Rekomendasi WHO (2011)
● Diet rendah garam
● kalsium 1,5-2,0 g/hari
● aspirin dosis rendah 75 mg/hari, dimulai sebelum usia kehamilan 20 minggu
● Pemberian MgSO4IV untuk mencegah kejang eklamsia
● rujuk ke RS yang ada dr Sp.OG setelah pemberian MgSO4
INDIKASI SC
- Eklampsia
- Edema paru
- DIC
- HT berat, tidak terkontrol
- Gawat janin
- Solusio plasenta
- IUFD
- Janin tidak viabel
- Sindrom HELLP
- Pertumbuhan janin terhambat
BAKTERIAL VAGINOSIS
TERAPI :
- Metronidazol 3x500 mg per oral selama 7 hari.
- Clindamisin 2x300 per oral selama 7 hari.
PERSALINAN PRETERM
DEFINISI
– Persalinan preterm ialah usia kehamilan <37 minggu dengan adanya kontraksi yang
teratur, setidaknya sekali setiap 10 menit, yang dapat berhubungan dengan dilatasi
atau penipisan dari serviks.
– Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37
minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir
MAYOR
• Kehamilan multipel
• Polihidramnion
• Anomali uterus
• Dilatasi serviks> 2 cm pada kehamilan 32 minggu
• Riwayat persalinan preterm sebelumnya
• Riwayat menjalani proseduroperasi pada serviks (cone biopsy, loop
electrosurgical excision procedure)
• Penggunaan cocaine atau amphetamine
• Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
• Operasi besar pada abdomen setelah trimester pertama.
MINOR
• Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu
• Riwayat pielonefritis
• Merokok lebih dari 10 batang perhari
TATALAKSANA
1. TOKOLITIK :
o Nifedipin Initial Dose 30 mg , 8 Jam Kemudian 20 mg, Maintenance
10 mg/ 8 Jam (Max 190 mg)
Kontraindikasi Tokolitik
o HDK
o Korioamnionitis ( Infeksi Intrauterine )
o Kematian Janin Dalam Uterus
o Ibu Sensitif Terhadap Obat Tokolisis
3. BRAIN PROTECTOR
Pemberian MgSO4
– Dosis Awal – 4 gr Mgso40 % (10 Cc) Dilarutkan Ke Dalam 100 Cc Cairan RL
Selama 15-20 Menit (70tpm)
– Dosis Maintanance – 6 gr Mgso4 40% (15 Cc) Dilarutkan Ke Dalam 500 Cc
Cairan RL Selama 6 Jam (28 Tpm) Secara Intravenous
– Dilanjutkan 10 G Mgso4 40% (25 Cc) Dalam Larutan 500 Cc Rl Selama 10 Jam
(17 Tpm)
4. TERAPI PENYEBABNYA
ANTIBIOTIK BV
- Metronidazol 3x500 mg per oral selama 7 hari.
- Clindamisin 2x300 per oral selama 7 hari.
ANTIBIOTIK KPD
- Ampisilin 3x500 mg per oral selama 7 hari
- Eritromisin 3x500 mg per oral selama 7 hari
ATONIA UTERI
Anamnesis :
- Perdarahan brp byk ? brp underpad ?
- Sisa plasenta ?
- Ada robekan jalan lahir ?
- Kontraksinya baik atau tidak ?
Pemeriksa kontraksi
Tatalaksana :
- KBI dan Evaluasi kontraksi uterus dalam waktu 1-2 menit bila kontraksi (-) minta
bantuan asisten memberikan oksitosin 20 IU dalam RL 500 cc dan ergometrin 0,2
IV/IM kemudian evaluasi kontraksi uterus bila kontraksi (-) minta asisten
mempersiapkan pemasangan kondom kateter, kemudian saya memasang kondom
kateter dan masukan tampon. Lakukan evaluasi kontraksi uterus jika kontraksi uterus
membaik maka tampon akan terlepas dengan sendirinya dan kondom kateter akan
keluar
Lakukan pemeriksaan laboratorium jika Hb rendah <7 gr maka lakukan transfusi PRC ,
kemudian berikan triple antibiotik yaitu:
o Ampisilin 2 gr IV, dilanjutkan 1 gr/ 6 jam
o Gentamisin 5 mg/kgbb/hr IV singgle doses
o Metronidazol 500 mg / 8 jam IV
Pemasangan kondom kateter ialah lanjutan dari kompresi bimanual pada perdarahan post
partum.
4. Persiapkan diri
- APD: handscoon steril, apron,sepatu bot
5. Persiapan pasien
Cara pasang:
Catatan :Kalau uterusnya kembali seperti semula, tampon akan terlepas atau keluar
dengan sendirinya (cukup tau)
KB IMPLAN
1. Lokasi : subdermal lengan atas medial, pilih lengan yang jarang digunakan
2. Implant mengandung progestin jadi tidak menganggu produksi ASI
3. Indikasi :
Menunda kehamilan 3-5 tahun
Grande multipara yang belum siap untuk kontap
Ingin menyusui/ASI eksklusif -> 2 tahun
Sulit ingat jadwal minum pil
yang punya efek samping terhadap KB hormonal (estrogen-progestin)
4. kontraindikasi :
hamil
riwayat KET
Ca Mammae
Hepatitis,
Hipertensi
5. Waktu pemasangan :
Hari 1-5 dari siklus haid
Sebelum hari ke 21 post partus
Sebelum hari ke 5 post abortus
Memberi ASI > 6 minggu post partus, sebelum 6 bulan
LANGKAH PEMASANGAN
3. Persiapanpasien
Pertama-tama minta pasien untuk mencuci lengan (cuci dengan sabun +
air) lalu keringkan
Posisikan lengan atas pasien pada penyangga dengan siku fleksi
Tentukan titik insisi -> 6-8 cm diatas fossa cubiti
Buat tanda untuk menempatkan kapsul subdermal; gambar
4. Persiapanpemeriksa
Cuci tangan
Pakai handscoon steril
Aseptic & antiseptic lengan atas pasien
Injeksi anastesi local (intrakutan) pada 1 titik dan subdermal pada alur
untuk tempat kapsul
Tunggu 3-5 menit -> sambal siapkan bisturi, 2 kapsul implant yang ada di
dalam trocar, dan pendorong khusus untuk dorong kapsul
Buatin sisikecil ( ± 1 cm) dengan ujung scalpel pada titik insersi trocar
Pasang pendorong kedalam trocar -> cari akses masuk dengan kedalaman
yang cukup (jangan jatuhkan kapsul/menyentuh kapsul)
Masukan ujung trocar ke subdermal melalui luka insisi yang telah dibuat
sebelumnya dengan kemiringan 30’-45’ hingga mencapai tanda I pada
trocar
Angkat trocar sedikit, lalu dorong sampaiI, putar pendorong 180’, tahan
trocar agar tetap pada posisinya, lalu dorong pendorong sampai terdengar /
terasabunyi “klek” ->untuk pastikan kapsul sudah terpasang pada
tempatnya.
Tahan ujung kapsul yang sudah terpasang (pastika nujung kapsul jauh dari
luka insisi)
Tarik trocar dan pendorong keluar hingga tanda strip 2
Arahkan ujungnya kealur kapsul 2 untuk menempatkan kapsul yang ke-2
(jarak 0.5cm) dengan pola huruf V di subdermal
Dorong trocar sampai mencapai tanda I
Putar pendorong 180’ hingga pendorong (Ujungnya) mencapai alur kapsul
Tarik trocar hingga menyentuh pangksi pendorong -> tekan ke-2 kapsul
implant
Tutup luka insisi dengan band aid
Control polik kebidanan 1 minggu kemudian untuk melihat luka insisinya
Waktu pemasangan :
saat haid selesai
7 hari pertama setelah haid
Post-partus spontan segera setelah plasenta lahit
40 hari post partum
Post SC
Post abortus
Menyusui/ASI eksklusif: 6 bulan kemudian
Informed consent
Persiapanalat dan bahan:
Speculum sims 2 buah atau Kasa steril
spekulum cocor bebek Kom steril
Tenaculum Povidine
Sonde Handscoon steril
AKDR Underpad
Forsep klem
Gunting
Persiapanpasien :
- Kosongkan kandung kemih
- Persilahkan pasien naik ke meja gynekologi dengan posisi litotomi
Persiapanpemeriksa :
Cuci tangan
Buka bungkusan plastik IUD 1/3
Pakai handscoon steril
Asepsis dan antisepsis vulva, vagina dan sekitarnya
Pasang speculum sims atau spekulum cocor bebek
Jepit portio dengan tenakulum pada arah jam 11 kemudian tarik agar uterus
yang tadinya antefleksi atau retrofleksi menjadi lurus
Lepaskan tangan yang tadi memegang spekulum,
Masukkan sonde uterus dengan prinsip no touch tecnique masukan sonde
secara perlahan, tandai berapa cm panjangnya
AKDR yang ada pada kemasan disesuaikan dengan sonde yang sudah ditandai
Masukkan IUD perlahan melalui introitus vagina, Ikuti alur portio hingga
melewati OUE ->memasuki cavum uteri ->arahkan ke fundus uteri
Tarik inserter 3-5 cm dengan withdrawel tecnique hingga lengan AKDR yang
terlipat menjadi mengembang dan tarik inserter keluar
Gunting benang AKDR ± 2 cm didepan portio kemudian lipat sisa benang
keforniks posterior mengunakan forsep
Lepaskan tenakulum
Lepaskan spekulum
CACATAN :
- Kontrol Satu minggu setelah pemasangan untuk melihat benang apakah
bertambah panjang/tidak
- 1 minggu tidak boleh koitus
- Biasanya 3-4 hari post pemasangan timbul flek
- Jika ibu merasa kesakitan, lebih baik dilepas
- Jika setelah pemasangan ada keputihan dan infeksi segara kembali ke PKM
KEHAMILAN MOLA
DEFINISI
Kehamilan Mola adalah bagian dari penyakit tropoblastik gestasional, yang
disebabkan olleh kelainan pada villi chorionic yang disebabkan oleh proliferasi
tropoblastik dan edema
- SALAM DAN PERKENALAN DIRI
ANAMNESIS :
- Aminore ? berapa lama ? hamil brp bln ?
- Mual dan muntah ? brp banyak ?
- Perdarahan pervaginam ? warna ? brp banyak ? sejak kapan ? apakah ada gelembung
yang ikut keluar ? apakah ada jaringan ?
- Nyeri perut ?
- Apakah dada berdebar” ?
- Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya ?
- Riwayat kuret ?
PEMERIKSAAN FISIK :
- KU, Kes, VS
- Abdomen tampak cembung
- Status obstetri : TFU >> besar dari usia kehamilan
- DJJ –
- Leoupld tidak ditemukan adanya janin
- Inspekulo : portio : pucat/ tidak ?, OUE tertutup, dinding vagina ada lesi atau tidak ?
- Ada gelumbung yang keluar di OUE ?
- VT : pembukaan?, nyeri goyang portio (-), masa adneksa (-), cavum doglas tidak
menonjol (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
- Lab : cek Hb, WBC,PLT, T3,T4TSH, beta HCG > 10 5 (100.000), PP test (+),
- USG : gambaran vesikuler appereance, kista lutein uni/ bilateral
TATALAKSANA :
1. Perbaikan KU atau stabilisasi
IVFD, jika HB rendah transfusi, jika ada tiroksikosis berikan anti tiroid PTU 3X
200 mg, lugol 3X10 tetes 6 jam sebelum dikuret
2. Periksa Beta HCG setiap kali kontrol kadar beta HCG yang dapat dideteksi PP test
adalah 25-100
3. kuretase vakum , atau histerektomi untuk usia > 35 tahun dan cukup anak
bila pasien > 35 tahun dan tidak mau dilakukan histrektomi atau <35 tahun hasil
PA susp ganas , maka berikan kemoterapi profilaksis :
MTX 20 mg selama 5 hari IM
ACT D1 flacon IV selama 5 hari
4. follow up dilakukan selama 1 tahun
a. 3 bulan pertama : setiap 2 minggu
b. 3 bulan kedua : setiap bulan
c. 6 bulan berikutnya : setiap 2 bulan sekali
5. Tidak boleh hamil selama 1 tahun
6. Gunakan kondom atau KB oral
7. , rujuk ke RS bila kadar beta HCG tidak turun dalam 12 minggu rujuk ke RS
untuk melakukan pemeriksaan PA untuk deteksi keganasan dan deteksi adanya
HBES menurut kriteria ACOSTA
H : having of conception
B : bleedding
C : enlargement
S : Softness
KEHAMILAN EKTOPIK
SKENARIO : Ny. Tuti, seorang wanita nulipara berusia 30 tahun datang ke klinik dengan
gejala aminore 3 bulan dengan bercak darah. Pada pemeriksaan ditemukan tanda vital stabil
dan abdomen teraba lunak serta terasa nyeri ketika ditekan. Pemeriksaan fisik : TD 110/80
mmhg, RR 18x per menit, nadi 88x/menit , suhu 38. Pemeriksaan dalam mengungkapkan
uterus yang lebih kecil dengan masa adneksa kiri yang nyeri ketika digerakan. Test urin
untuk kehamilan memberikan hasil positif.
VT :
V/V : tidak ada kelainan
Nyeri tekan adneksa (+) karena ada massa
Nyeri goyang portio (+)
Cavum doglas menonjol
USG Transvaginal :
- tidak ditemukan adanya kehamilan intrauterin
- Adanya massa kompleks adneksa
- Adanya cairan pada cavum doglas
- Ditemukan adanya Ring of fire pada dopler
Pengukuran kadar beta HCG >1500 IU/L
Terapi :
- Oksigenisasi
- IVFD NaCl/ RL 500 cc
- Rujuk ke RS untuk terapi lanjutan untuk :
o Bila hemodinamik stabil, ukuran massa < 4 cm tidak ada perdarahan
intraabdominal berikan MTX 50 mg,
o Observasi penurunan Beta HCG 3 hari setelah injeksi
o Bila hari ke -7 tidak ada pengisutan kantong gestasi dan terdeteksi pulsasi
internal berikan dosis ke 2
Terapi gagal bila kantong gestasi membesar, kadar beta HCG meningkat 2 kali
lipat dalam 3 hari
METRITIS
Ibu S umur 25 tahun bersalin 3 hari yang lalu ditolong dukun. Anaknya meninggal. Segera
setelah lahir, plasenta lahir 20 menit setelah bayi lahir. Ia melahirkan selama 2 hari 1 malam
dimana sebelumnya mengalami perdarahan pervaginam. Anda sebagai dokter puskesmas,
memeriksa ibu S yang pucat dan suhu 39 C nadi 120x/menit TD 120/70mmHg uterus setinggi
pusat, agak nyeri pada perut bawah, lokia merah atau purulenta dan berbau.
a. Diagnosis ?
Jawaban : Metritis (endometritis/endomertiosis)
b. Kemungkinan diagnosis lainnya
Jawaban :
- abses pelvik
- peritonitis
- ISK
- Malaria
- Sisa plasenta
- Selulitis pada luka (perianal atau abdominal)
c. 3 langka awal yang harus dilakukan ?
1. Hentikan perdarahan dengan cara :
o Identifikasi dan bersihkan jalan lahir
o Nilai apakah ada kasa yang tertinggal
2. Berikan antipiretik : paracetamol 500 mg / 8 jam
3. Berikan triple Antibiotik :
o Ampisilin 2 gr IV, dilanjutkan 1 gr/ 6 jam
o Gentamisin 5 mg/kgbb/hr IV singgle doses
o Metronidazol 500 mg / 8 jam IV
Lanjutkan hingga bebas demam 2x 24 jam
4. Pertimbangkan pemberian TT dan ATS
Sebutkan langka-langka selanjutnya bila terapi gagal ? pro HISTEREKTOMI
d. Bila terdapat gejala dan tanda-tanda syok bagaimana tatalaksana awal ?
- Resusitasi cairan 20 cc/kgbb/jam
- Pasang infus 2 jalur
- Priksa darah lengkap dan kimia darah UR, CR, Alb, El, OT, PT, UL
e. Setelah perbaiklan atau stabilisasi awal, prosedur lain yang diperlukan untuk menangani
kasus ini adalah ?
RUJUK ke RS yang ada Sp.OG
ABORTUS
DEFINISI
Keluarnya hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20 mgg dengan berat badan bayi <2500
JENIS-JENIS ABORTUS
ANAMNESIS
- HPHT ? riwayat ANC ?
- Apakah ada perdarahan? sejak kapan ? brp banyak ? warna ? bau ? ada
- jaringan yang keluar ?
- nyeri pada perut ? atau kram ?
- apakah habis berhubungan seksual ?
- riwayat obat-obatan ? jamu ? benda asing ?
- riwayat trauma ?
- riwayat keguguran sebelumnya?
- Riwayat obstetri ?
- Riwayat sosial ekonomi dan pekerjaan ?
PEMERIKSAAN FISIK
- KU, TTV (Nilai Tanda” syok TD ↓, akral hangat, CRT >2 dtk, takipnea, nadi ↑)
TATALAKSANA
Tergantung dari jenis abortus
- Abortus iminens : tirah baring saja
- Abortus insipien : kuretase atau AVM
- Abortus inkomplit ; kuretase atau AVM
- Abortus komplit : tirah baring
- Missed Abortus : kuretase