Staf LAPAS/RUTAN
.
1 HIV/AIDS Dalam Lapas/Rutan
- Situasi HIV/AIDS di Lapas/Rutan
2
2
3
- Mengapa HIV/AIDS merupakan
Masalah di dalam Lapas/Rutan
- Pengetahuan dasar HIV/AIDS 5
3.
- Tuberkulosis (TB) 24
- Penyakit kulit 26
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap 30
Narkoba di Lapas/Rutan
-Narkoba di Lapas/Rutan 30
- Penanganan melalui Program Harm 31
Reduction
- Payung hukum 33
5. - Benzodiazepin
- Metadon
Overdosis
- Apa itu OD
52
53
58
58
- Siapa yang bisa OD 58
6.
- Gejala OD 59
- Jangan lakukan terhadap orang OD 60
Modifikasi alat kelamin 62
- Pierching/anting 62
- Penggunaan duri ikan/benda lain 63
- Biji Tasbih 65
- Ring karet/ Bulu babi 66
8.
- Mengapa memakai jarum tatto bisa 71
berbahaya
Konseling dan Testing HIV Sukarela 74
(KTS) atau VCT Voluntary Counselling
and Testing)
- Tahapan KTS 74
9.
-Tujuan KTS 75
-Manfaat KTS 76
Kewaspadaan Umum di Lapas 78
- 4 kegiatan pokok kewaspadaan universal 78
- Situasi berisiko di Lapas/Rutan 78
- Penanganan luka tertusuk jarum suntik 79
- Penanganan tumpahan/percikan darah 79
dan cairan tubuh
- Penanganan napi/tahanan yang
meninggal di Lapas/Rutan untuk kasus
kematian yang disebabkan oleh berbagai
sebab 80
- Penanganan perkelahian yang melibatkan 81
luka berdarah
Daftar Pustaka 91
.
sistem kekebalan tubuhnya menurun.
•
HIV terdapat dalam:
Darah
• Cairan sperma (air mani)
• Cairan vagina
• ASI (Air Susu Ibu) dari ibu yang tertular HIV
.
•
HIV tidak dapat hidup dalam :
Darah yang mengering lebih dari 1 jam.
• Dalam air mendidih, atau panas kering, dengan suhu 56°C selama
10 – 20 menit.
• Bahan kimia seperti Nonoxynol-9 (untuk mencegah kehamilan),
sodium klorida (bahan pemutih/bleach/byclean), dan sodium
hidroksida.
. Penularan HIV
HIV terdapat dalam cairan tubuh manusia, akan tetapi yang
potensial sebagai media penularan hanya:
• Darah.
• Air mani.
• Cairan vagina.
• Air susu Ibu.
1. Hubungan seks
Risiko penularan HIV melalui hubungan seks karena faktor:
• Adanya infeksi menular seksual (IMS), meningkatkan risiko
tertular karena luka atau terbukanya pembuluh darah akibat IMS.
• Hubungan seks tanpa kondom memiliki risiko yang lebih besar.
• Seks anal tanpa pelicin dan kondom yang memudahkan terjadi
luka karena kulit anus sangat tipis dan tidak ada pelicinnya.
• Penularan bisa terjadi melalui melalui sex vaginal, oral dan anal.
• Adanya darah mentruasi.
3. Ibu ke bayi
Penularan dari ibu ke bayi dapat terjadi
Kehamilan
selama masa kehamilan,waktu
melahirkan, atau selama proses
menyusui. Penelitian menyatakan
Melahirkan
bahwa risiko penularan dari ibu yang
terinfeksi kebayinya rata-rata 30%.
Menyusui
10 Buku Saku Staff Lapas/Rutan
Risiko akan meningkat jika:
• Perempuan yang tertular HIV pada masa kehamilan.
• Ada infeksi selama kehamilan, terutama IMS.
• Karena kurang gizi selama masa kehamilan.
• Bayi lahir prematur.
• Bayi disusui dari ibu yang tertular HIV.
4. Transfusi darah
Penularan HIV melalui transfusi darah akan terjadi bila:
• Darah yang didonorkan tidak diskrining terlebih dahulu sebelum
ditransfusikan.
• Pendonor yang terinfeksi HIV pada periode jendela bisa jadi belum
terdeteksi keberadaan virus HIV nya. Maka darahnya berpotensi
menularkan HIV
.
•
HIV tidak menular melalui:
Hidup serumah.
• Berjabatan tangan, sentuhan, keringat, ludah..
• Berpelukan, ciuman atau merawat orang yang terinfeksi HIV.
• Gigitan nyamuk, kutu kasur, atau serangga lainnya.
5
6 7
. IMS di Lapas/Rutan
Infeksi Menular Seksual (IMS), dulu disebut penyakit kelamin adalah
penyakit yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual.
IMS juga bisa terjadi di lapas/rutan, karena kemungkinan napi telah
terinfeksi IMS sebelum masuk dan/atau melaui hubungan seks di
dalam lapas/rutan.
.
IMS dan HIV/AIDS merupakan suatu realitas bagi para napi.
Jenis-jenis IMS
Penyakit-penyakit yang bisa ditularkan melalui hubungan seks
• 5-10 tahun, akan muncul gejala AIDS dan bisa berakibat kematian.
• Obat Anti Retroviral (ARV) hanya menghambat virus HIV dan
memperpanjang usia.
2. Hepatitis/Sakit Kuning
• Peradangan hati yang merusak
fungsi hati.
• Kulit, mata dan air seni berwarna
kuning.
• Kurang gairah, badan lemas.
• Hilang nafsu makan.
Mata jadi Kuning
• Berat badan menurun.
• Mual dan sakit perut.
• Demam.
5. Herpes
• Muncul bintil berisi cairan.
• Terasa panas dan gatal.
• Bila bintil pecah terasa sangat sakit.
• Belum ada obatnya.Obat dokter
Pada Anus
7. Klamidia
• Keluarnya cairan bening dan bau dari
kemaluan.
• Sakit pada saat kencing.
• Timbul bercak-bercak darah setelah
bersenggama.
• Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
• Bila tambah parah, akan keluar cairan
bercampur darah.
berdarah.
• Virus jengger ayam menular melalui: kontak kulit, handuk, jari
tangan yang meraba bagian yang terinfeksi.
Pada laki-laki:
• Rasa sakit atau panas saat kencing.
• Keluarnya darah pada saat kencing atau
ejakulasi.
• Keluarnya cairan keputihan (nanah) dari
penis bukan pada saat ejakulasi.
• Adanya luka atau koreng pada alat
kelamin.
• Rasa gatal yang tidak wajar pada penis,
.
anus, dan sekitarnya.
Penularan Tuberkulosis
Gejala-gejala Tuberkulosis
Ada beberapa gejala yang menunjukkan infeksi TB:
• Batuk yang berkepanjangan yang seringkali berakhir lebih
dari tiga minggu.
• Sakit di dada.
• Batuk yang disertai demam dan berkeringat di malam hari.
• Kehilangan berat badan.
• Susah napas.
• Kehilangan selera makan.
• Cepat lelah.
Pencegahan TB di LP/Rutan
Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, upaya pencegahan
TB adalah dengan memberikan pengobatan efektif pada kasus-
kasus TB yang dapat menular. Dengan cara ini, rantai penularan
dapat dihentikan. Jadi, program pengobatan yang baik merupakan
program pencegahan yang baik pula.
2. Penyakit Kulit
Kulit adalah salah satu organ yang paling sering mengalami
gangguan, apalagi bila dikaitkan dengan sanitasi yang kurang dan
hunian yang sesak di Lapas/ Rutan.
Skabies,
penyakit ini bisa terjadi di lapas/rutan karena faktor hunian yang
padat.
Penyakit ini disebabkan oleh tungau dan bisa sangat menular.
Penyakit ini bisa dikenali karena biasanya si penderita
mengeluhkan rasa gatal yang teramat sangat yang biasanya
memburuk pada malam hari. Gatal-gatal ini terjadi pada lipatan-
lipatan kulit, seringkali terjadi pada sekitar jari, ketiak, siku, perut
bagian bawah, pantat, dan daerah pubik/rambut kemaluan.
. Narkoba di Lapas/Rutan
Pengamanan yang ketat tetap saja memungkinkan penyelundupan
narkoba dalam lapas/rutan. Narkoba yang beredar beragam jenis,
dari ganja, ekstasi, shabu-shabu sampai heroin.
Tujuan
• Untuk mempertahankan hidup dan produktivitas penasun
hingga mereka bisa melakukan pemulihan atau keluar dari
penggunaan narkobanya.
• Untuk melindungi masyarakat dari penularan HIV melalui cara
seksual atau vertikal (ibu ke anak).
.
•
Payung Hukum:
Rencana Aksi Nasional (RAN) 2007-2010 KPAN.
• Komitmen Sentani (2003) yang awalnya ditandatangani oleh 6
Propinsi dan akhirnya diperluas menjadi 14 Propinsi. Komitmen
ini ditindaklanjuti dengan Komitmen beberapa Pemda Kab/
kota di beberapa propinsi.
• Nota kesepakatan (Des 2003) antara BNN and KPA dalam
upaya terpadu penanggulangan HIV/AIDS dan napza.
• Kertas Posisi BNN terhadap permasalahan HIV/AIDS pada
kelompok pengguna narkoba suntik (2003).
• Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
RI Selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional No:
02 /PER/MENKO/KESRA/I/2007
• Pedoman Pelaksana Program Pengurangan Dampak Buruk
Napza, Departemen Kesehatan.
• Strategi Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan
Narkoba pada Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah
Tahanan Negara di Indonesia 2005-2009.
. Heroin
Heroin atau diasetilmorfin adalah ikatan unsur aktif opium, yaitu
morfin (yang diambil dari bunga opium), dengan asam industri
umum, anhidra asetat. Heroin dahulu dianggap sebagai pengganti
morfin yang “aman dan tidak adiktif”.
• Menyebabkan kecanduan
fisik dan ketergantungan
psikologis.
• Dipakai dengan cara
disuntikkan, diendus atau
dihisap.
• Narkoba ini biasanya
disuntikkan kurang-lebih tiga kali sehari (setiap 8jam).
• Efeknya bertahan tiga hingga enam jam.
• Rasa euforia dan kantuk yang sangat segera setelah disuntikkan,
lesu, wajah yang memelas dan mungkin juga berjalan dengan
kaki diseret.
• Gejala putus zat akut dimulai dalam 8-12 jam setelah dosis
.
•
Opium
Satu-satunya sumber opium adalah
poppy opium (Papaver somniferum).
• Dengan menoreh kepala bunga poppy
menyadap getah lengket berwarna
coklat dari ubi-ubian berbentuk telur.
.
•
Ecstasy
Pertama kali dipatenkan di Jerman pada 1914 untuk menekan
nafsu makan. Pada 1990-an ecstasy umumnya dihubungkan
dengan pesta dansa dan kegiatan sosial lainnya.
.
•
Pelarut, Penghirup dan Zat Volatil
Sejak jaman purbakala manusia telah menghirup asap wangi-
wangian, obat salep dan rempah-rempah .
.
•
Alkohol
Alkohol adalah narkoba psikoaktif yang paling umum dipakai
di dunia dan paling lama dikenal.
• Benzodiazepin biasanya
diberikan dalam bentuk
tablet, kapsul atau cairan.
Biasanya ditelan atau
disuntikkan.Efek
menenangkan dirasakan
setelah kira-kira 45 menit
dan beberapa kadar sedasi
dapat bertahan selama 24 jam.
.
•
Metadon
Metadon pertama dibuat oleh ahli kimia Jerman pada awal
abad 20-an dan itu sudah
dipakai secara klinis sejak
akhir Perang Dunia I.
• Efek samping lain yang dapat terjadi tetapi tidak terkait dengan
tingkat dosis yang diberikan, dapat termasuk berkeringat,
sembelit, otot dan tulang sendi sakit, nafsu seks berkurang,
ketahanan cairan, hilang nafsu makan dan gigi membusuk.
. Apa itu OD
Overdosis terjadi ketika seseorang menggunakan terlalu banyak
obat (kombinasi dari sejumlah obat), dan akan mempengaruhi otak,
hati, jantung, paru-paru dan ginjal. Jika ini terjadi maka tubuh akan
kehilangan kemampuan untuk mengantisipasi obat yang
bersangkutan, dan mengakibatkan pingsan, berhenti bernapas, atau
kegagalan jantung bahkan kematian.
.
maka bisa terjadi OD.
Gejala Overdosis
a. Akibat jenis obat depressan (obat yang membuat efek
lambat)
• Bangun tetapi tidak bisa bicara.
• Tubuh sangat lemah.
• Muka sangat pucat.
• Detak jantung sangat pelan atau tidak teratur atau tidak ada
sama sekali.
• Pernapasan berat dan lambat atau tidak teratur atau berhenti.
• Pingsan.
• Menggelepar-gelepar.
. Menggelepar-gelepar
. Assesories Penis.
Usaha manusia untuk meningkatkan kepuasan seks telah ada sejak
jaman dulu. Saat ini, selain upaya-upaya yang dilakukan secara
alami, juga banyak yang mengupayakan cara lain. Salah satunya
adalah menggunakan asesoris yang dipasangkan.
.
dalam LP/Rutan.
1. Pierching/ Anting/
Tindik
Sebagian kalangan ada yang menyukai
penggunaan asesoris penis seperti anting/
giwang atau terkadang benda lainnya, yang
dipasangkan dengan cara ditindik atau
melubangi kulit. Tempatnya seperti: di kulit bagian bawah pangkal
penis, kulit bagian bawah leher penis, di kepala penis, bahkan di
lubang kencing.
• Karena kepercayaan.
Faktanya:
Jika tidak dilakukan dengan benar, pembuatan lubang untuk anting/
giwang pada penis ini dapat menyebabkan infeksi dan bernanah.
IMS dan HIV serta bakteri sangat mudah ditularkan karena
peralatan yang tidak steril dan luka akibat tindik.
.
lecet akibat gesekan.
2. Penggunaan Duri
ikan/ Tulang / Benda
lainnya
Sebagian orang juga ada yang
menggunakan duri ikan/ tulang atau
benda kecil lainnya sebagai pengganti
anting/giwang. Alasan mereka yang
menggunakannya adalah untuk
memuaskan pasangan seksnya ketika
berhubungan seks. Penggunaan
tulang / duri ikan
Faktanya:
Bisa menimbulkan luka pada liang senggama. Jadi bukanlah
kenikmatan dan kepuasan yang di dapat melainkan kesakitan.
Pasangan seks justru akan menghindari mereka yang
menggunakan benda-benda seperti ini.
Ada juga yang mengganti dengan “gotri”, yaitu logam bulat (seperti
kelereng ukuran kecil biasanya digunakan pada as roda sepeda).
Jumlah yang dimasukkan tergantung keinginan.
Faktanya:
Sangat sering terjadi alergi jaringan tubuh terhadap benda asing.
Hal ini mengakibatkan infeksi serius dari pemasangan tidak bersih
atau tidak steril.
Adanya biji tasbih ini akan mengakibatkan gesekan yang lebih
besar antara kulit batang kemaluan dengan liang senggama.
Faktanya
Tidak semua wanita dapat
menerima penggunaan ring
karet karena alergi liang
senggama.
Bulu Babi Bulu babi atau ring karet dapat
terlepas ketika berhubungan
.
juga mulai beragam tidak hanya warna hitam.
Mengapa memakai
jarum tatto bisa
berbahaya?
Perilaku berisiko tinggi tertular HIV bisa saja terjadi pada warga
binaan di lapas /rutan. Perilaku itu bisa juga terjadi sebelum mereka
di LP/Rutan. Untuk mengetahui apakah sudah terinfeksi atau belum
dari HIV maka di perlukan adanya tes darah yang merupakan paket
dari proses konseling dan testing HIV sukarela (KTS) melalui
prosedur –prosedur tertentu. KTS dikenal juga dengan istilah VCT
(voluntary counselling & testing HIV sukarela)
. Tahapan KTS
1. Konseling pre testing HIV
Konseling pre testing HIV akan memberikan penjelasan mengenai:
Proses Konseling dan Testing HIV Sukarela, Informasi tentang HIV/
AIDS dan keuntungan melakukan Testing HIV.
.
•
Tujuan KTS
Membantu mengenali perilaku atau kegiatan yang dapat
menjadi sarana penularan virus HIV/AIDS.
• Menyediakan informasi tentang HIV/AIDS, testing HIV,
pencegahan dan pengobatannya.
• Memberikan dukungan moril untuk perubahan perilaku.
.
status infeksi.
.
4. Mengelola limbah dan sanitasi ruangan
. prosedur Lapas/Rutan.
. penanganan.
Amphet = amphetamin
BB = barang bukti
BD = bandar, pengedar
Betrik = dicolong/nyolong
Boat = obat
Cimeng = ganja
Coke = kokain
Gelek = ganja
Cimeng/rasta/gelek = ganja
Jokul = jual
KW = kualitas
Pedauw/badai = fly/teler/mabok
Ubas = shabu
Wakap = pakai
Wakas = ketagihan